2. Pengertian
Ukuran penyebaran data merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa jauh
data menyebar dari nilai rata-ratanya. pengertian lain ukuran penyebaran data
adalah berbagai macam ukuran statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui
luas penyebaran data, atau variasi data, atau homogenitas data, atau stabilitas
data.
3. Jenis Ukuran Penyebaran Data
Dalam dunia statistik, dikenal berbagai macam ukuran penyebaran data, antara
lain:
1. range,
2. deviasi (devasi kuartil, deviasi rata-rata, dan deviasi standar),
3. variance, dan
4. ukuran penyebaran relatif.
B. Range
Range merupakan ukuran penyebaran data yang paling sederhana sehingga
kadang disebut ukuran data yang kasar, karena tingkat ketelitian dan
kecermatannya masih rendah. Range (diberi lambang R) adalah ukuran statistik
yang menunjukkan jarak penyebaran data antara skor (nilai) terendah dengan skor
(nilai) yang tertinggi. Dengan rumus matematika, sebagai berikut:
𝑅 = 𝐻−𝐿
Keterangan:
R : Range
H : Skor tertinggi
L : Skor terendah
Sebagai contoh, cermati data hasil belajar siswa pada tabel di bawah ini.
35 45 55
20 20 20
45 35 65
40 40 40
45 35 70
60 60 65
65 45 70
80 55 75
90 75 65
Dari pengamatan data di atas, diperoleh nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai
terendah sebesar 20, sehingga diperoleh nilai Range sebesar 70.
C. Deviasi
1. Pengertian Deviasi
Deviasi adalah selisih atau simpangan dari masing-masing skor atau interval, dari
nilai rata-rata hitungnya. Berbagai jenis deviasi yang akan dibahan pada buku ini
adalah:
1. deviasi rata-rata (mean deviation), dan
2. simpangan baku atau standar deviasi (standar deviation)
2. Deviasi Rata-rata (Mean Deviation)
Berdasarkan sumber data pada kolom 1 dan 2 (X dan f) selanjutnya dapat dihitung
kolom 3, 4, dan 5, dengan cara sebagai berikut:
1) Hitung jumlah sampel (N) pada kolom 2 bagian jumlah, sehingga diperoleh
N = 40
2) Kolom 3, dengan cara: hitung f kali X pada masing-masing baris, lalu
jumlahkan (fX)
3) Hitung mean, dengan rumus:
∑ 𝑓𝑋 2465
𝑀𝑋 = = = 𝟔𝟏, 𝟔𝟑
𝑁 40
4) Kolom 4, dengan cara: Hitung deviasi masing-masing skor pada kolom 4,
dengan rumus
𝑥 = X − 𝑀𝑋
5) Kolom 5, dengan cara: Hiitung f kali x pada setiap baris, lalu Jumlahkan
hasilnya (fx)
Sehingga dengan menggunakan rumus deviasi rata-rata untuk data tunggal,
diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ 𝑓𝑥 431,30
𝐴𝐷 = = = 𝟏𝟎, 𝟕𝟖
𝑁 40
Dengan bantuan tabel distribusi frekuensi, diperoleh hasil seperti di bawah ini:
Tabel 5.4. Tabel bantuan menghitung deviasi rata-rata untuk data kelompokan
i f X fX x fx
1 2 3 4 5 6
86 – 90 3 88 264 23.81 71.43
81 – 85 4 83 332 18.81 75.24
76 – 80 5 78 390 13.81 69.05
71 – 75 7 73 511 8.81 61.67
66 – 70 9 68 612 3.81 34.29
61 – 65 12 63 756 -1.19 -14.28
56 – 60 8 58 464 -6.19 -49.52
51 – 55 6 53 318 -11.19 -67.14
46 – 50 4 48 192 -16.19 -64.76
41 – 45 3 43 129 -21.19 -63.57
36 – 40 2 38 76 -26.19 -52.38
Jumlah 63 - 4044 - 623.33
Mx 64,19 AD 9,89
Berdasarkan sumber data pada kolom 1 dan 2 (i dan f) selanjutnya dapat dihitung
kolom 3, 4, 5, dan 6 dengan cara sebagai berikut:
1. Kolom 3, dengan cara menghitung midpoint untuk masing-masing interval
skor dengan rumus Xi= (Nilai batas atas + nilai batas bawah)/2
2. Kolom 4, dengan cara kali f dengan X, lalu jumlahkan hasilnya (fX)
3. Hitung mean (rata-rata) dengan rumus
∑ 𝑓𝑋 4044
𝑀𝑋 = = = 64,19
𝑁 64
4. Kolom 5, dengan cara mengitung selisih dengan rumus xi = X - MX
5. Kolom 6, dengan cara kali f dengan x, lalu jumlahkan hasilnya (fx) tanpa
memperhatikan tanda minus (-)
Sehingga dengan menggunakan rumus deviasi rata-rata untuk data kelompokan,
diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ 𝑓𝑥 623,33
𝐴𝐷 = = = 𝟗, 𝟖𝟗
𝑁 63
Bahwa untuk memperoleh deviasi rata-rata, maka semua deviasi yang ada kita
jumlahkan lalu setelah itu dibagi dengan N. dalam menjumlahkan deviasi masing-
masing skor atau deviasi masing-masing interval tersebut, tanda-tanda aljabar
yang terdapat didepan angka diabaikan (semua deviasi dianggap bernlai plus).
Cara seperti itu, secara matematika kurang dapat dipertanggungjawabkan, inilah
kelemahan daripada deviasi rata-rata.
3. Deviasi Standar (Standart Deviation)
∑ 𝑓𝑥 2
𝑆𝐷 = √
𝑁
Keterangan:
SD : Deviasi standar
fx : Jumlah semua deviasi, setelah proses penguadratan
N : Jumlah sampel/populasi
∑ 𝑓𝑥 2
𝑆𝐷 = √
𝑁
Keterangan:
MD : Deviasi rata-rata
fx : Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing skor dengan deviasi
skor yang telah dikuadratkan.
N : Jumlah sampel/populasi
Misalkan data yang dianalisis untuk mencari deviasi standar untuk data tunggal
sama dengan tabel 5.1., dengan menggunakan bantuan tabel distribusi frekuensi
diperoleh hasil analisis sebagai berikut:
Tabel 5.5. Tabel bantuan menghitung deviasi standar untuk data tunggal
X f fX x X^2 fx^2
90 2 180 28.38 805.42 1610.84
80 5 400 18.38 337.82 1689.10
70 8 560 8.38 70.22 561.76
60 11 660 -1.63 2.66 29.26
50 8 400 -11.63 135.26 1082.08
45 5 225 -16.63 276.56 1382.80
40 1 40 -21.63 467.86 467.86
Jumlah 40 2465 - - 6823.70
Mx 61,63 SD 13,05
Berdasarkan sumber data pada kolom 1 dan 2 (X dan f) selanjutnya dapat dihitung
kolom 3, 4, 5, dan 6 dengan cara sebagai berikut:
1. Kolom 3, dengan cara: f kali X untuk masing-masing baris, lalu jumlahkan
hasilnya (fX)
2. Hitung mean (rata-rata) dengan rumus
∑ 𝑓𝑋 2465
𝑀𝑋 = = = 61,63
𝑁 40
3. Kolom 4, dengan cara: mengitung selisih dengan rumus xi = X - MX, untuk
masing-masing baris
4. Kolom 5, dengan cara: x pada kolom 4 berpangkat 2
5. Kolom 6, dengan cara: f (kolom 2) kali x2 (kolom 5), lalu jumlahkan hasilnya
fx2)
Sehingga dengan menggunakan rumus deviasi standar untuk data tunggal,
diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ 𝑓𝑥 6823,70
𝑆𝐷 = √ =√ = 𝟏𝟑, 𝟎𝟓
𝑁 40
Amati perbedaan antara hasil hitung deviasi rata-rata untuk data tunggal dengan
deviasi standar untuk data tunggal.
b. Deviasi standar untuk data kelompokan
Deviasi standar untuk data kelompokan, rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
∑ 𝑓𝑥 2
𝑆𝐷 = √
𝑁
Keterangan:
MD : Deviasi rata-rata
fx : Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing skor dengan deviasi
skor yang telah dikuadratkan.
N : Jumlah sampel/populasi
Misalkan data yang dianalisis untuk mencari deviasi standar untuk data
kelompokan sama dengan tabel 5.3., dengan menggunakan bantuan tabel
distribusi frekuensi diperoleh hasil analisis sebagai berikut:
Tabel 5.6. Tabel bantuan menghitung deviasi standar untuk data kelompokan
i f X fX x x2 fx2
86 – 90 3 88 264 23.81 566.92 1700.76
81 – 85 4 83 332 18.81 353.82 1415.28
76 – 80 5 78 390 13.81 190.72 953.60
71 – 75 7 73 511 8.81 77.62 543.34
66 – 70 9 68 612 3.81 14.52 130.68
61 – 65 12 63 756 -1.19 1.42 17.04
56 – 60 8 58 464 -6.19 38.32 306.56
51 – 55 6 53 318 -11.19 125.22 751.32
46 – 50 4 48 192 -16.19 262.12 1048.48
41 – 45 3 43 129 -21.19 449.02 1347.06
36 – 40 2 38 76 -26.19 685.92 1371.84
Jumlah 63 4044 9585.96 9585.96
Mx 64,19 SD 12,233
Berdasarkan sumber data pada kolom 1 dan 2 (i dan f) selanjutnya dapat dihitung
kolom 3, 4, 5, 6, dan 7 dengan cara sebagai berikut:
1. Kolom 3, dengan cara menghitung midpoint untuk masing-masing interval
skor dengan rumus Xi= (Nilai batas atas + nilai batas bawah)/2
2. Kolom 4, dengan cara kali f dengan X, lalu jumlahkan hasilnya (fX)
3. Hitung mean (rata-rata) dengan rumus
∑ 𝑓𝑋 4044
𝑀𝑋 = = = 64,19
𝑁 64
4. Kolom 5, dengan cara: mengitung selisih dengan rumus xi = X - MX
5. Kolom 6, dengan cara: menghitung x pangkat 2 (x2)
6. Kolom 7, dengan cara kali f dengan x2, lalu jumlahkan hasilnya (fx2)
Sehingga dengan menggunakan rumus deviasi standar untuk data kelompokan,
diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ 𝑓𝑥 2 9585,96
𝑆𝐷 = √ =√ = 𝟏𝟐, 𝟑𝟑
𝑁 63
𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑋 )2
𝑆𝐷 = √
𝑁(𝑁 − 1)
Keterangan:
SD : Deviasi standar
X : Nilai baku hasil belajar siswa
x : skor atau nilai masing-masing skor dengan deviasi skor yang telah
dikuadratkan.
N : Jumlah sampel/populasi
Sebagai contoh simak data hasil belajar siswa pada tabel 5.7. berikut ini:
Tabel 5.7. Tabel bantuan menghitung deviasi standar
No X x2
1 55 3025
2 60 3600
3 60 3600
4 75 5625
5 60 3600
6 65 4225
7 75 5625
8 85 7225
9 55 3025
10 90 8100
X = 680 x = 47650
2
-
X2 = 462400 -
𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑋 )2 10(47650) − (462400)
𝑆𝐷 = √ = √ = 𝟏𝟐, 𝟓𝟐
𝑁(𝑁 − 1) 10(10 − 1)
Nilai yang diperoleh dengan menggunakan rumus manual dengan fungsi Stdev
diperoleh hasil yang sama, yaitu 12,52
Catatan: penggunaan fungsi Stdev pada aplikasi excel tersebut di atas tidak perlu
mempertimbangkan data tunggal maupun kelompokan, yang penting semua data
yang dianalisis dimasukkan dalam seleksi fungsi Stdev.