Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA IDE

MK. STATISTIKA

PRODI S1 GIZI - FT

Skor Nilai:

TUGAS REKAYASA IDE


(Distribusi Frekuensi)

KELOMPOK : 6 (Enam)
NAMA MAHASISWA : AMIRA ARAZILLA T. (5183240006)
SYARAFINA (5183240005)
SYARAH SAHIRA (5181240003)
TRIOLA CHAIRUNNISA (5183240004)
KELAS :A
DOSEN PENGAMPU : Elmanani Simamora, M. Si.
MATA KULIAH : STATISTIK

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Mei 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas Rekayasa
Ide guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Statistika dan memenuhi tugas pada
semester 4. Dalam penulisan Rekayasa Ide, tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, segenap hati mengucapkan terimakasih kepada
kedua orang tua yang selalu mendoakan dan kepada pihak yang senantiasa membantu dan
juga kepada dosen pengampu.

Sangat menyadari bahwa Rekayasa Ide ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati memohon maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.

Akhir kata ditutup dengan mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
di dalam Rekayasa Ide ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 17 Mei 2020

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I MASALAH

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2. Tujuan......................................................................................... 1

1.3. Rumusan Masalah ....................................................................... 1

BAB II ALTERNATIF METODE YANG SUDAH ADA

2.1 Paparan Metode ........................................................................... 3

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode .............................................. 7

BAB III IDE BARU/ IDE KREATIF

3.1 Paparan Ide .................................................................................. 8

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Ide................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11

ii
BAB I

MASALAH

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam pengerjaan suatu penelitian seluruh data baik yang kuantitaif dan bahkan
kualitatif dihadapkan dengan mengolah data, yang dimana pengumpulan dan pengolahan data
berkaitan erat dengan statistika. Maka pada umumnya kegiatan tersebut akan menghasilkan
kumpulan data sebuah angka yang bentuk nya tidak teratur, tidak tersusun dan merupakan
sebuah data yang sifatnya kasar dan mentah. Dikatakan demikian, sebab kumpulan angka
dengan kondisi yang belum diolah berarti data belum dapat memberikan sebuah informasii
secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat yang dimiliki oleh kumpulan angka-angka
tersebut.

Oleh karena itu, agar data angka yang belum diolah dan belum memiliki makna
tersebut dapat memberikan informasi yang diingat oleh sipengolah data dan bermanfaat bagi
khalayak ramai, maka data harus diolah yang pengolahan nya di atur dalam ilmu statistika.
Yang dimana salah satu Ilmu pengetahuan, ilmu statistik meyajikan atau mendeskripsikan
data angka yang telah dikumpulkan menjadi lebih teratur, ringkas, terartur dan lebih dapat
memberikan gambaran yang jelas. Salah satu penyajian data adalah tabel. Adanya tabel dapat
memudahkan dalam membaca informasi dari data yang disajikan. Karena data tersebut telah
disusun secara teratur atau sistematis.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari tugas Rekayasa Ide yang dapat dituliskan adalah sebagai berikut:

1. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam berdiskusi suatu permasalahan


2. Untuk melatih mahasiswa dalam memimpin dan mengorganisir suatu kegiatan yang
berbentuk proyek (event)
3. Agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan sistematis.
4. Dapat mengetahui tentang statistik terkhusus topik Integral
5. Untuk mengetahui analisis pemilihan yang tepat terkait variabel penelitian.
6. Untuk mengetahui peluang keterwujudan inovasi
7. Untuk Mengetahui dampak yang terjadi pada inovasi

1.3 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam rekayasa ide ini adalah:
1
1. Apa yang dimaksud dengan Statistik?
2. Apa yang dimaksud dengan Integral?
3. Bagaimana solusi penyelesaian masalah terkait Topik materi?
4. Apa dampak yang terjadi jika inovasi ini diwujudkan?

2
BAB II

ALTERNATIF METODE YANG SUDAH ADA

2.1 Paparan Metode

Distribusi frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari terkecil sampai terbesar
yang membagi banyaknya data kedalam beberapa kelas. Kegunaan data yang masuk dalam
distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan data dalam penyajian, mudah dipahami dan
mudah dibaca sebagai bahan informasi, pada gilirannya digunakan untuk perhitungan
membuat gambar statistic dalam berbagai bentuk penyajian data.

Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu bentuk penyajian data. Tabeldistribusi
frekuensi dibuat agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah yangsangat banyak dapat
disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Dengan katalain, tabel distribusi frekuensi dibuat
untuk menyederhanakan bentuk dan jumlahdata sehingga ketika disajikan kepada para
pembaca dapat dengan mudahdipahami atau dinilai.

Data pertama yang diperoleh pada suatu observasi disebut dengan data mentah (raw
data). Data ini belum tersusun secara numeric, sebagai contoh data mengenai tinggi badan
siswa yang penyajiannya masih dalam bentuk presensi kehadiran yang biasanya hanya
diurutkan berdasarkan alphabet nama siswa. Terkadang data mentah disajikan berdasarkan
urutan naik (ascending) atau urutan turun (descending). Bentuk penyajian seperti ini disebut
array. Selisih antara nilai data terbesar dan terkecil disebut rentang (range).

Dalam bekerja dengan jumlah data yang cukup besar, biasanya lebih menguntungkan
jika data ini disajikan dalam kelas-kelas atau kategori tertentu bersamaan dengan frekuensi
yang bersesuaian. Frekuensi yang dimaksud adalah banyaknya kejadian yang ada pada kelas-
kelas tertentu. Suatu tabel yang menyajikan kelas-kelas data beserta frekuensinya, disebut
distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.

Contoh: Berikut distribusi frekuensi (tabel frekuensi) tinggi badan 100 mahasiswa
STKIP Surya:

Tinggi badan (Cm) Frekuensi

160-162 5

163-165 18

166-168 42

3
169-171 27

172-174 8

Berdasarkan tabel di atas, banyak mahasiswa yang tingginya berada dalam rentang
166 cm dan 168 cm adalah 42 orang. Salah satu kelemahan penyajian data dalam tabel
frekuensi adalah tidak terlihatnya data asli atau data mentahnya. Istilah Dasar pada Tabel
Frekuensi Interval Kelas adalah interval yang diberikan untuk menetapkan kelas-kelas dalam
distribusi.

Pada table diatas, interval kelasnya adalah 160-162, 163-165, 166-168, 169-171 dan
172-174. Interval kelas 166-168 secara matematis merupakan interval tertutup [166, 168], ia
memuat semua bilangan dari 166 sampai dengan 168. Bilangan 160 dan 162 pada interval
160-162 disebut limit kelas, dimana angka 160 disebut limit kelas bawah dan angka 162
disebut limit kelas atas.

Batas Kelas adalah bilangan terkecil dan terbesar sesungguhnya yang masuk dalam
kelas interval tertentu. Misalnya jika dalam pengukuran tinggi badan di atas dilakukan dengan
ketelitian 0.5 cm maka tinggi badan 159.5 cm dan 162.5 cm dimasukkan ke dalam kelas 160–
162. Bilangan 159.5 dan 162.5 ini disebut batas kelas atau limit kelas sesungguhnya, dimana
bilangan 159.5 disebut batas kelas bawah dan 162.5 disebut batas kelas atas.

Pada prakteknya batas kelas interval ini ditentukan berdasarkan rata-rata limit kelas
atas suatu interval kelas dan limit kelas bawah interval kelas berikutnya. Misalnya batas kelas
162.5 diperoleh dari (162+163)/2. Pemahaman yang sama untuk interval kelas lainnya. Lebar
Interval Kelas adalah selisih antara batas atas dan batas bawah batas kelas. Misalnya lebar
interval kelas 160-162 adalah 162.5–159.5 = 3. Tanda Kelas adalah titik tengah interval kelas.
Ia diperoleh dengan cara membagi dua jumlah dari limit bawah dan limit atas suatu interval
kelas. Contoh tanda kelas untuk kelas interval 166-168 adalah (166+168)/2 = 167.

Prosedur Membuat Tabel Frekuensi Berikut ini langkah-langkah untuk membuat tabel
frekuensi:

1. Tetapkan data terbesar dan data terkecil, kemudian tentukan range-nya.


2. Bagilah range ini ke dalam sejumlah interval kelas yang mempunyai ukuran sama.
Jika tidak mungkin, gunakan interval kelas dengan ukuran berbeda. Biasanya banyak
interval kelas yang digunakan antara 5 dan 20, bergantung pada data mentahnya.

4
Diupayakan agar tanda kelas merupakan data observasi sesungguhnya. Hal ini untuk
mengurangi apa yang disebut dengan grouping-error. Namun batas kelas sebaiknya
tidak sama dengan data observasi.
3. Hitung lebar interval kelas banyak intervalkelas range d  . Kalau diperlukan dapat
dibulatkan.
4. Starting point: mulailah dengan bilangan limit bawah untuk kelas interval pertama.
Dapat dipilih sebagai data terkecil dari observasi atau bilangan di bawahnya.
5. Dengan menggunakan limit bawah interval kelas pertama dan lebar interval kelas,
tentukan limit bawah interval kelas lainnya.
6. Susunlah semua limit bawah interval kelas secara vertikal, kemudian tentukan limit
atas yang bersesuaian.
7. Kembalilah ke data mentah dan gunakan turus untuk memasukkan data pada interval
kelas yang ada.

Contoh: Berikut nilai 80 siswa pada ujian akhir mata pelajaran matematika:

Langkah-langkah untuk membuat tabel distribusi frekuensi dilakukan sebagai berikut:

1. Nilai tertinggi = 97 dan nilai terendah 53. Jadi range = 97-53 = 44.
2. Tetapkan jumlah kelas; dalam hal ini diambil 10.
3. Lebar interval kelas d = 44/10 = 4.4 dibulatkan menjadi 5.
4. Diambil bilangan 50 sebagai limit bawah untuk kelas pertama.
5. Selanjutnya, limit bawah untuk kelas kedua adalah 50+5 = 55, limit bawah kelas
ketiga 55+5 = 60 dan seterusnya.
6. Limit atas kelas interval yang bersesuaian adalah 54 untuk kelas pertama, 59 untuk
kelas kedua, dan seterusnya.
7. Gunakan system coret, untuk memasukkan data ke dalam interval kelas, agar
memperkecil resiko memasukkan data ganda.

5
Hasilnya seperti terlihat pada Gambar Tabel berikut:

Akhirnya diperoleh tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Melalui tabel ini kita dapat mengetahui pola penyebaran nilai siswa. Paling banyak
nilai siswa mengumpul pada interval 75-79, paling sedikit data termuat dalam interval 50-54.
Sedangkan siswa yang mendapat nilai istimewa atau di atas 90 hanya ada 8 orang.

Penyajian data lebih mudah dan terlihat bagus untuk dibaca ketika dibuat dalam
bentuk histogram. Histogram merupakan representasi grafik untuk distribusi frekuensi.
Histogram berupa sekumpulan persegi panjang dengan alas pada sumbu X, dimana pusat
alasnya adalah tanda kelas dan lebar alasnya adalah lebar kelas interval. Sedangkan, tinggi
atau lebar merupakan frekuensi pada kelas yang bersangkutan.

6
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode
Kelebihan metode yang dipaparkan diatas ialah cara yang banyak orang sudah pahami
dan pakai dalam mengerjakan berbagai soal distribusi frekuensi pada umumnya. Yang dimana
ditetapkan data yang terkecil dan terbesar lalu ditentukan range nya. Tujuan nya agar
mengetahui nilai pola penyebaran nya lebih cepat.

Walau demikian, dalam sebuah cara atau metode dengan sebaik apapun pasti ada saja
kelemahan nya. Kelemahan salah satu dalam penyajian data dalam tabel frekuensi adalah
tidak terlihatnya data asli atau data mentahnya. Kemudian, pada metode ini membuat lebih
lambat mengetahui hasil dari interval nya karena proses pengerjaan nya yang lambat
walaupun akurat.

7
BAB III
IDE BARU / IDE KREATIF
3.1 Paparan Ide

Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi, yaitu cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas tertentu.

Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut.

 Langkah ke-1 menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K= 1 +
3,3 log n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat
positif hasil pembulatan.
 Langkah ke-2 menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:
I = J/K
 Langkah ke-3 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas
bawah interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas
terakhir.
 Langkah ke-4 memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan
nilai frekuensi setiap kelas dengan sistem turus.
 Menuliskan turus-turus dalam bilangan yang bersesuaian dengan banyak turus.

Dalam Menentukan banyak kelas interval dengan aturan Sturges dimaksudkan agar
interval tidak terlalu besar sebab hasilnya akan menyimpang dari keadaan sesungguhnya.
Sebaiknya, jika interval terlalu kecil, hasilnya tidak menggambarkan keadaan yang
diharapkan.

Contoh Soal

Seorang peneliti mengadakan penelitian tentang berat badan dari 35 orang. Data hasil
penelitian itu (dalam kg) diberikan berikut ini:

48 32 46 27 43 46 25 41 40 58 16 36

21 42 47 55 60 58 46 44 63 66 28 56

50 21 56 55 25 74 43 37 51 53 39

Sajikan data tersebut ke dalam tabel distribusi frekuensi.!

8
Jawaban

1. Jangkauan (J) = Xm- Xn = 74 – 16 = 58.

2. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 6,095. Banyak kelas dibulatkan
menjadi "6".

3. Panjang interval kelas (I) adalah I = J/K = 58/6 = 9,67. Panjang interval kelas dibulatkan
menjadi "10".

Dengan panjang interval kelas = 10 dan banyak kelas = 6, diperoleh tabel distribusi
frekuensi seperti pada Tabel 1. atau Tabel 2

Cara I. Batas bawah kelas pertama diambil datum terkecil. Amati Tabel dibawah ini.

Dari tabel tersebut tampak bahwa frekuensi paling banyak dalam interval 46–55.
Artinya, berat badan kebanyakan berkisar antara 46 kg dan 55 kg.

Interval Kelas Turus Frekuensi

16–25 E 5

26–35 C 3

36–45 ED 9

46–55 EE 10

56–65 EA 6

66–75 B 2

Jumlah 35

Cara II: Batas atas kelas terakhir diambil datum terbesar. Amati Tabel 2.

Interval Kelas Turus Frekuensi

15–24 C 3

25–34 E 5

35–44 ED 9

9
45–54 EC 8

55–64 EC 8

65–74 B 2

Jumlah 35

Dari tabel tampak frekuensi paling sedikit dalam interval 65–74. Artinya, berat badan
antara 65 kg dan 74 kg ada 2 orang. Perhatikan interval kelas yang pertama, yaitu 15–24. 15
disebut batas bawah dan 24 disebut batas atas. Ukuran 15–24 adalah hasil pembulatan, ukuran
yang sebenarnya terletak pada 14,5–24,5. 14,5 disebut tepi bawah kelas (batas bawah nyata)
dan 24,5 disebut tepi atas kelas (batas atas nyata) pada interval kelas 15–24.

Dalam menentukan tepi bawah kelas dan tepi atas kelas pada setiap interval kelas,
harus diketahui satuan yang dipakai. Dengan demikian, untuk tepi bawah kelas adalah batas
bawah kelas dikurangi 1/2 satuan ukuran. Jadi, tepi kelas dari interval kelas 15–24 menjadi
14,5–24,5.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode


Kelebihan metode ini, dalam menentukan banyak kelas interval dengan aturan Sturges
membuat tujuan lebih jelas yang dimana agar interval tidak terlalu besar sebab hasilnya akan
menyimpang dari keadaan sesungguhnya. Dan hasil interval akan lebih keliatan dengan aturan
sturges. Seperti jika interval terlalu kecil, hasilnya tidak menggambarkan keadaan yang
diharapkan. Jadi dapat ditarik kesimpulan lebih cepat.

Kelemahan metode dengan aturan sturges dalam menentukan kelas interval ialah tidak
semua orang dapat mengerjakan soal dengan metode ini, karena metode ini terbilang sedikit
rumit yang dimana mengandalkan rumus dan jalan yang rumit. Namun demikian jika sudah
memahami maka metode ini lebih mudah dipakai dan penyelesaian nya lebih cepat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djumanta, W. 2008. Mahir Mengembangkan Kemampuan Matematika 2 : untuk Kelas XI


Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta. p. 250.

Muin, A & Mulyana, D. (2017). Statistik Terapan. Medan

P.I.C Rully. 2012. Statistika Dasar. STKIP Surya: Tanggerang

11

Anda mungkin juga menyukai