Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. ( Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan. ( Towsend,2008)
Harga diri rendah merupakan semua pemikiran, penilaian, keyakinan dan
kepercayaan individu terhadap dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan
orang lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil
pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri dengan orang terdekat dan realitas
dunia. (Stuart, 2007)
Harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri termasuk
hilangnya kepercayaan diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara
situasional (trauma) atau kronis (kritik diri yang berlangsung lama) dan dapat
diekspresikan secara langsung atau tidak langsung. (Stuart dan Sudden, 2006)
2. Jenis atau macam
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi
merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga. Gangguan harga diri rendah
merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan
yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif
membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah
dapat terjadi secara :
a. Situasional Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan.
Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit,
perlakuan petugas yang tidak menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
b. Kronik Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien
gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D &
Iskandar, 2012)
3. Tanda dan gejala
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit.Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi
sinar pada kanker
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera
ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat.
Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-
apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan
orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien ingin mengakhiri hidupnya.
4. Psikopatologi
Menurut struart dan laria (2001). Model stress adaptasi “ struat” berhubungan dengan
konsep diri.
Stressor presipitasi
Stressor penilaian
trauma ketergantungan
kekuatan diri
mekanisme koping
jangka pendek jangka panjang orientasi
konstruktif destruktif
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
I. Identitas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama
panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan,
topik yang akan dibicarakan. Tanya dan catat usia klien dengan nomer RM,
tanggal pegkajian dan sumber data yang didapat.
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,
apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang sudah tahu peenyakit
sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
Pada klien dengan harga diri rendah klien menyendiri, tidak mau menatap lawan
bicara, merasa tidak mampu.
Memeriksa tanda-tanda vital, TB, BB, dan tanyakan apakah ada keluhan fisik yang
dirasakan klien. Memerikssa apakah ada kekurangan pada kondisi fisiknya. Pada
klien harga diri rendah terjadi penigkatan TD, peningkatan frekuensi nadi.
V. Psikososial
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian
tubuh yang disukai. Pada klien dengan harga diri rendah klien cenderung
merendahkan dirinya sendiri, perasaan tidak mampur dan rasa bersalah
terhadap diri sendiri
b. Identitas diri : status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien
terhadap status dan posisinya, keputusan klien sebagai laki-laki atau
perempuan, keunikan yang dimiliki sesuai jenis kelaminya dan posisinya.
Klien dengan harga diri rendah klien lebih banyak menunduk, kurang percaya
diri, dan tidak berani menatap lawan bicaranya.
c. Fungsi peran : tugas atau peran klien dalam keluarga/pekerjaan /kempok
masyarakan, kemampuan klien dalam melaksanaan fungsi atau perannya,
perubahan yang terjadi saat klien sakit dirawat, bagaimana perasaan klien
akibat perubahan tersebut. Pada klien HDR tidak mampu melakukan perannya
secara maksimal hal ini ditandai dengan kurang percaya diri dan motivasi yang
kurang dari individu tersebut.
d. Ideal diri : harapa klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas,
peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap
lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan
tidak sesuai dengan harapannya. Pada klien dengan harga diri rendah klien
cenderung percaya diri kurang, selalu merendahkan martabat, dan penolakan
terhadap kemampua dirinya.
e. Harga diri : yaitu penilaian tentang nilai personal yang diperoleh denga
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal dirinya.
Pada klien dengan harga diri rendah merasa malu terhadap dirinnya sendiri,
merendahkan martabat, pandangan hidup yang pesimis, penolakan terhadap
kemampuan diri, dan percaya diri kurang.
3. Hubungan sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya yang
biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang diikuti
dalam masyarakat, keterlibatan/peran serta dalam kelompok/masyarakat,
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, ,minat dalam berinteraksi
dengan orang lain. Dalam hal ini orang yang mengalami harga diri rendah
cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya dan klien merasa malu.
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakianan. Pada klien harga diri rendah cenderung berdiam diri
dan tidak melaksanakan fungsi spiritualnya
VI. Status mental
1. Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada
yang tidak rapih, penggunaan pakaian yang tidak sesuai, cara berpakaian tidak
seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak
ketidakmampuan berpenampilan baik/berpakaian terhadap status psikologis
klien. Pada klien dengan harga diri rendah klien kurang memerhatikan
perawatan diri, klien dengan harga diri rendah rambut tampak kotor dan lusuh,
kuku panjang dan hitam, kulit kotor dan gigi kuning .
2. Pembicaraan
Klien dengan harga diri rendah bicaranya cenderung gagap, sering
berhenti/blocking, lambat, membisu, menghindar, dan tidak mampu memulai
pembicaraan.
3. Aktivitas motorik
Pada klien dengan harga diri rendah klien lebih serin g menunduk, tidak
berani menatap lawan bicara, dan merasa malu.
4. Afek dan emosi
Klien cenderung datar ( tidak ada perubahan roman muka pada saat ada
stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan )
5. Interaksi selama wawancara
Pada klien dengan harga diri rendah klien kontak kurang ( tidak mau menatap
lawan bicara )
6. Proses pikir
a. Aris fikir
Klien dengan HDR cenderung blocking ( pembicaraan terhenti tiba-tiba
tanpa gangguan dari luar kemudian dilanjutkan kembali )
b. Bentuk pikir
Otistik: bentuk pemikira yang bentuknya fantasia atau lamunan untuk
memuaskan keinginann yang tidak dapat dicapainya
c. Isi fikir
- Pikiran rendah diri : selalu merasa bersalah pada dirinya dan penolakan
terhadap kemampuan diri. Klien menyalahkan, menghina dirinya
terhadap hal-hal yang pernah dilakuakn maupun belum pernah dia
lakukan
- Rasa bersalah : pengungkapan diri negatif
- Pesimis : berpandangan bahwa masa depan dirinya yang suram tentang
banyak hal di dalam kehidupannya.
7. Tingkat kesadaran
Klien dengan harga diri rendah tingkat kesadarannya komposmentis, namun
ada gangguan orientasi terhadap orang lain.
8. Memori
klien dengan harga diri rendah mampu mengingat memori jangka panjang
ataupun jangka pendek
9. tingkat konsentrasi
tingkat konsentrasi klien dengan harga diri rendah menurun karena pemikiran
dirinya sendiri merasa tidak mampu
10. kemampuan pengambilan penilaian/ pengambilan keputusan
klien harga diri rendah sulit menentukan tujuan dan mengambil keputusan
karena selalu terbayang ketidakmampuan untuk dirinya sendiri.
11. daya titik
mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala penyakit
( perubahan fisik dan emosional ). pada dirinya dan merasa tidak perlu minta
pertolongan/ klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita
tentang penyakitnya. menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang
lain atau lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit atau masalah
sekarang.
VII. ketubuhan perencanaan pulang
1. kemampuan klien memenuhi kebutuhan
2. kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
VIII. Mekanisme koping
bagaimana dan jelaskan reaksi klien bila menghadapi suatu permasalahan,
apakah menggunakan cara-cara adaptif seperti bicara dengan orang lain,
mampu menyelesaikan masalah, teknik relaksasi, aktivitas konstruktif,
olahraga, dll ataukah menggunakan cara-cara yang maladaptif seperti
minum alkohol, merokok, reaksi lambat/berlebihan, menghindar,
mencederai diri atau lainnya.
pada proses pengkajian, data penting dan masalah yang perlu dikaji
adalah :
no Masalah keperawatan DO DS
1 Masalah utama : a. mengungkapkan igin a. merusak jati diri
gangguan konsep diakui jati dirinya b. ekspresi malu
diri : harga diri rendah b. mengungkapkan tidak c. menarik diri dari
ada lagi yang ppeduli hubungan sosial
c. mengungkapkan tidak d. tampak mudah
bisa apa-apa tersinggung
d. mengungkapkan dirinya e. tidak mau makan dan
tidak berguna tidak tidur
e. mengkritik diri sendiri,
perasan tidak mampu
2 MK : a. mengungkapkan a. tampak
Koping individu tidak ketidakmampuan dan ketergantungan
efektif meminta bantuan orang terhadap orang lain
lain b. tampak sedih dan
b. mengungkapkan malu tidak melakukan
dan tidak bisa ketika ativitas yang
diajak melakukan seharusya dapat
sesuatu dilakukan
c. mengungkapkan tidak c. wajah tampak
berdaya dan tidak ingin murung
hidup lagi
3 MK : a. mengungkapkan enggan a. ekspresi wajah
Menarik diri : isolasi bicara dengan orang lain kosong tidak ada
sosial b. klien mengatakan malu kontak mata
bertemu dan berhadapan b. ketika diajak bicara
dengan orang lain suara pelan dan tidak
jelas hanya memberi
jawaban singkat
( iya/tidak)
c. menghindar ketika
didekati
a. pohon masalah
isolasi sosial : menarik diri ( akibat )
Rencana Keperawatan
Refika Aditama.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika,
Yogyakarta
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Hawari, Dadang. 2001. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Fakultas
Maramis, F.W. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University
Press
Stuart , Sudeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 3. Alih Bahasa Akhir Yani S.
Jakarta : EGC.