Anda di halaman 1dari 6

1.

Definisi
Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada membran mukosa saluran
pencernaan dan ditandai dengan diare dan muntah (Chow et al., 2010).
Gastroenteritis adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair dengan kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
gram atau 200 ml/24 jam (Simadibrata: 2006).
Gastroenteritis didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi, volume,dan
kandungan fluida dari tinja. Propulsi yang cepat dari isi usus melalui hasil usus kecil
diare dan dapat menyebabkan defisit volume cairan serius. Penyebab umum adalah
infeksi, sindrom malabsorpsi, obat, alergi, dan penyakit sistemik. (Black Joyce,
Hawks Jane, 2010)

2. Klasifikasi
Beberapa klasifikasi diare, antara lain :
Berdasarkan ada tidaknya infeksi :
a) Diare infeksi spesifik : tifus abdomen dan paratifus, disentri hasil (Shigella),
enterokolitis stafilokokus
b) Diare non spesifik : diare dietetik
Berdasarkan organ yang terkena infeksi :
a) Diare infeksi enteral karena infeksi saluran pencernaan yang terjadi di usus
b) Diare infeksi parenteral karena infeksi diluar usus (OMA)
Berdasarkan lamnya diare :
a) Diare akut karena infeksi usus yang bersifat mendadak. Umumnya kurang
lebih berlangsung 7 hari. Akibat dari daire akut adalah dehidrasi.
b) Diare kronik yang umumnya bersifat menahun, diantara diare akut dan diare
kronik disebut subakut/diare persisten. Diare kronik adalah diare hilang timbul
atau berlangsung lama dengan penyebab non infeksi, seperti : penyakit
sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama
diare kronik lebih dari 30 hari.

3. Epidemiologi
Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit yang sangat sering
ditemui. Penyakit ini lebih sering mengenai anak-anak. Anak-anak di negara
berkembang lebih beresiko baik dari segi morbiditas maupun mortalitasnya.Penyakit
ini mengenai 3-5 miliar anak setiap tahun dan menyebabkan sekitar 1,5-2,5 juta
kematian per tahun atau merupakan 12 % dari seluruh penyebab kematian pada
anak-anak pada usia di bawah 5 tahun (Chow et al., 2010).
Pada orang dewasa, diperkirakan 179 juta kasus gastroenteritis akut terjadi
setiap tahun, dengan angka rawat inap 500.000 dan lebih dari 5000 mengalami
kematian (Al-Thani et al., 2013).
Secara umum , negara berkembang memiliki angka rawat inap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan negara maju. Ini dimungkinkan berdasarkan fakta bahwa
anak-anak di negara maju memiliki status gizi dan layanan kesehatan primer yang
lebih baik (chow et al., 2010).
Di Indonesia pada tahun 2010 diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi
tertentu masih menduduki peringkat pertama penyakit terbanyak pada pasien rawat
inap di Indonesia yaitu sebanyak 96.278 kasus dengan angka kematian (Case
Fatality Rate/CFR) sebesar 1,92% (kemenkes RI, 2012).

4. Faktor Risiko
Penyakit gastroenteritis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
4.1 Faktor infeksi
a. Faktor Eneteral atau infeksi saluran pencernaan :
a) Infeksi bakteri : E. Coli, Salmonella, Shigella
b) Infeksi virus : Enterovirus, Rotavirus
c) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongiloides )
d) infeksi protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Thrichomonas
hominis
e) infeksi jamur : Candida albicans
b. Faktor Parenteral atau infeksi diluar saluran pencernaan :
a) Otitis Media Akut
b) Infeksi saluran pernafasan
4.2 Faktor Malabsorpsi
a) Malabsorpsi karbohidrat : disakarida (intoleran laktosa, maltosa, sukrosa)
Monosakarida (intoleran glukosa, fruktosa, galaktosa)
b) Malabsorpsi lemak
c) Malabsorpsi protein
4.3 Faktor Makanan
Faktor Makanan seperti : makanan basi, makanan beracun, atau alergi terhadap
makanan.
4.4 Faktor Psikologis
Faktor Psikologis seperti : rasa takut dan cemas
4.5 Faktor Lingkungan
Dua faktor dominan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja
4.6 Faktor Gizi
Dehidrasi dan malnutrisi
4.7 Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat
4.8 Faktor Makanan dan Minuman yang dikonsumsi
Melalui air yang tercemar, kontaminasi alat-alat makan dan dapur

5. Patofisiologi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor di
antaranya faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan
merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya
terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
menyebabkan sistem transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi
yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat kemudian menyebabkan
diare. Iritasi mukosa usus dapat menyebabkan peristaltik usus meningkat. Kerusakan
pada mukosa usus juga dapat menyebabkan malabsorbsi merupakan kegagalan dalam
melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus
sehingga terjadilah diare. (Simadibrata: 2006)

6. Manifestasi Klinis
Ditandai dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses , pasien terlihat
sangat lemas, kesadaran menurun, kram perut, demam, muntah, gemuruh usus
(borborigimus), anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan
yang tidak efektif pada anus, dapat terjadi setiap defekasi.
Perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi cepat, tekanan darah
turun, serta denyut jantung cepat. Pada kondisi lanjut akan didapatkan tanda dan gejala
dehidrasi, meliputi: Turgor kulit menurun <3 detik, pada anak-anak ubun-ubun dan mata
cekung membran mukosa kering dan di sertai penurunan berat badan akut, keluar
keringat dingin.(Muttaqin: 2011)

7. Penegakan Diagnosa
Anamnesa
Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu mual,
muntah, nyeri abdomen, demam dan tinja yang sering, bisa air, malabsorbtif, atau
berdarah tergantung bakteri yang menyebabkan (Simadibrata K et al., 2009).
Curiga terjadinya gastroenteritis apabila terjadi perubahan tiba-tiba
konsistensi tinja menjadi lebih berair, dan/atau muntah yang terjadi tiba-tiba.
Pada anak biasanya diare berlangsung selama 5-7 hari dan kebanyakan
berhenti dalam 2 minggu. Muntah biasanya berlangsung selama 1-2 hari, dan
kebanyakan berhenti dalam 3 hari.
Tanyakan :
a) Kontak terakhir dengan seseorang yang mengalami diare akut dan/atau muntah
b) Pajanan terhadap sumber infeksi enterik yang diketahui (mungkin dari makanan atau
air yang terkontaminasi)
c) Perjalanan atau bepergian
Pemeriksaan fisik
Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna
dalam menentukan keparahan penyakit. Status volume dinilai dengan menilai
perubahan pada tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda toksisitas.
Pemeriksaan abdomen yang seksama juga merupakan hal yang penting dilakukan
(Simadibrata K et al., 2009).
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Davey (2005) pemeriksaan gastroenterititis yang dapat dilakukan yaitu:
a) Tes darah lengkap, anemia atau trombositosis mengarahkan dugaan adanya
penyakit kronis. Albumim yang rendah bisa menjadi patokan untuk tingkat keparahan
penyakit namun tidak spesifik.
b) Kultur tinja bisa mengidentifikasi organisme penyebab. Bakteri C.difficile ditemukan
pada 5% orang sehat. Oleh karenanya diagnosis di tegakan berdasarkan adanya
gejala disertai ditemukanya toksin, bukan berdasar ditemukanya organisme saja.
c) Foto polos abdomen, pada foto polos abdomen bisa terlhat kalsifikasi pankreas,
walaupun diduga terjadi insufiensi pankreas, sebaiknya diperiksa dengan endoscopic
retrograde cholangiopancreatography (ERCP) atau CT pancreas.

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang kita lakukan pada pasien dewasa berdasarkan WGO
Guideline (2012), yaitu :
1) Melakukan penilaian awal

2) Tangani dehidrasi

3) Cegah dehidrasi pada pasien yang tidak terdapat gejala dehidrasi


menggunakan cairan rehidrasi oral, menggunakan cairan yang dibuat sendiri
atau larutan oralit.

4) Rehidrasi pasien dengan dehidrasi sedang menggunakan larutan oralit, dan


pasien dengan dehidrasi berat dengan terapi cairan intravena yang sesuai

5) Pertahankan hidrasi dengan larutan rehidrasi oral


6) Atasi gejala-gejala lain

7) Lakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk analisis

8) Pertimbangkan terapi antimikroba untuk patogen spesifik

DAFTAR PUSTAKA

Al-Thani et al. 2013. Nursing Diagnosis : Procces and Application. Ed : 3rd

Chow et al..2010. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : Diva Press

Hawks Jane, 2010. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among Adult

Visiting Emergency Departments in the united States. The Journal of Infection

Disease. 205 : 1374-1381

Kemenkes RI.2012. Epidemiologi Gastroenteritis.

Muttaqin. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam.

Yogyakarta : Nuha Medika

Simadibrata: 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed : 9. Jakarta : EGC

WHO. 2012. Guidline of Gastroenteritis


PATHWAY

Anda mungkin juga menyukai