UKL-UPL PT. Indocentral Mining Service & Supplier 14.12.2019

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 137

Nomor : Cianjur, November 2019

Lamp. : 1 bundel
Perihal : Permohonan Persetujuan UKL-UPL Yth. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Cianjur
Di CIANJUR

Dengan hormat,
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL
dan SPPL, dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Rekomendasi/Pengesahan
UKL-UPL dengan data sebagai berikut :

I. KETERANGAN PEMOHON :
Nama pemohon/kuasa : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Alamat pemohon/kuasa : Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa
Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
Direktur : Pudjiono
Bidang usaha/kegiatan : Industri pembuatan logam dasar bukan besi (Pengolahan Batu
Tembaga)
Kapasitas produksi : 4.000 ton/bulan

II. KETERANGAN TENTANG LOKASI


Luas lahan/tanah : 9.450 m2
Luas bangunan : 3.856 m2
Alamat lokasi kegiatan : Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa
Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur

III. KELENGKAPAN SYARAT *) : BUKU DOKUMEN UKL-UPL YANG BERISIKAN


1. PERNYATAAN PELAKSANA PEMRAKARSA BERMETERAI Rp. 6000,-
2. BAB I : IDENTITAS PEMRAKARSA
3. BAB II : RENCANA USAHA/KEGIATAN
4. BAB III : DAMPAK YANG AKAN TERJADI DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
5. BAB IV : JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH
6. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terimakasih.

Cianjur, November 2019


PT. Indocentral Mining Service and Supplier

PUDJIONO
Direktur
Nomor : Kepada:
Lamp. : 3 bundel dokumen Yth. Kepala DPMPTSP Kabupaten Cianjur
Perihal : Permohonan Izin Lingkungan di
CIANJUR
Dengan Hormat,
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan, dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Lingkungan dengan
data sebagai berikut :

I. KETERANGAN TENTANG PEMOHON:


Nama pemohon/kuasa : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Alamat pemohon/kuasa : Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa
Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
Direktur : Pudjiono
Bidang usaha/kegiatan : Industri pembuatan logam dasar bukan besi (Pengolahan Batu
Tembaga)
Kapasitas produksi : 4.000 ton/bulan

II. KETERANGAN TENTANG LOKASI


Luas lahan/tanah : 9.450 m2
Luas bangunan : 3.856 m2
Alamat lokasi kegiatan : Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa
Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur

III. KELENGKAPAN SYARAT *) :


1. Dokumen Amdal/Dokumen UKL-UPL;
2. Dokumen pendirian Usaha dan/atau Kegiatan;
3. Profil Usaha dan/atau Kegiatan ;
4. Laporan Semester Dokumen RKL-RPL/Dokumen UKL-UPL tahun terakhir*.
Catatan : * Untuk kegiatan yang sudah berjalan.

Demikian Permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih

Cianjur, November 2019


PT. Indocentral Mining Service and Supplier

PUDJIONO
Direktur
Tembusan :
1. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
2. Arsip
SURAT PERNYATAAN PELAKSANA UKL-UPL

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : PUDJIONO
Jabatan : Direktur
Alamat usaha/kegiatan : Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp. Batukurung RT. 04/05
Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur
Telp./Fax./HP/Email : -

Selanjutnya bertindak atas nama PT. INDOCENTRAL MINING SERVICE AND SUPPLIER,
dengan ini menyatakan bahwa :
1. Data UKL-UPL dari kegiatan tersebut di atas telah disusun dengan benar sesuai
dengan peraturan yang berlaku,
2. Kami bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan
yang tercantum didalam dokumen UKL-UPL serta bersedia dipantau dampaknya oleh
instansi yang berwenang selama kegiatan berlangsung dan mengirimkan laporan
setiap 6 (enam) bulan sekali ke Dinas Lingkungan Hidup,
3. Apabila kami tidak melakukan apa yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL dan
terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan, kami bersedia menghentikan
kegiatan usaha dan bersedia menanggung semua kerugian serta resiko yang
ditimbulkan oleh pencemaran atau kerusakan lingkungan yang terjadi.
4. Kami bersedia merevisi dokumen UKL-UPL jika terdapat perubahan dalam
kegiatan/usaha baik luasan lahan, kapasitas maupun desain dan lain-lain sesuai
peraturan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, sebagai komitmen perusahaan
kami dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Cianjur, November 2019


Penanggung Jawab UKL-UPL
PT. Indocentral Mining Service and Supplier

Materai 6000 dan cap

PUDJIONO
DIREKTUR
LAMPIRAN – LAMPIRAN
PT. Indocentral Mining Service and Supplier

K ATA PENGANTAR
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) ini kami susun sesuai dengan ketentuan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup pasal 34 secara tegas menyatakan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) wajib
memiliki UKL-UPL.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 38 tahun 2019 poin H
Bidang Perindustrian No. 8. Kegiatan industri yang tidak termasuk angka 1 sampai dengan
angka 7 yang menggunakan areal ≥ 10 ha (Kota Besar) termasuk kegiatan yang wajib
memiliki Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), sedangkan Kegiatan Industri
Pengolahan Batu Tembaga PT. Indocentral Mining Service and Supplier terletak di
Cianjur yang termasuk dalam kategori Kota Besar, dengan luas lahan 9.450 m2 tergolong
dan wajib melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Format penyusunan dokumen mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yang
selanjutnya disebut UKL-UPL.
Kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan arahan, petunjuk, dan
saran-sarannya hingga terwujudnya dokumen ini, kami sampaikan terima kasih.

Cianjur, November 2019


PT. Indocentral Mining Service and Supplier

i
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN UKL – UPL
PERNYATAAN PELAKSANA
UKL – UPL KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
GAMBAR

BAB 1 IDENTITAS PEMRAKARSA


1.1. Identitas pemrakarsa.......................................................................................i-1
1.2. Identitas penyusun ...................................................................................... i-1
1.3. Tujuan dan kegunaan ................................................................................. i-2
1.4. Metode penelitian ........................................................................................ i-2

BAB 2 RENCANA KEGIATAN


3.1. Nama kegiatan ............................................................................................. ii-1
3.2. Lokasi kegiatan ............................................................................................ ii-1
3.3. Skala kegiatan ............................................................................................. ii-4
3.4. Kesesuaian tata ruang ................................................................................ ii-10
3.5. Rona lingkungan awal ................................................................................. ii-11
3.6. Tahap pra konstruksi ................................................................................... ii-16
2.6.1 Sosialisasi kepada masyarakat ...................................................... ii-16
2.6.2 Pembebasan lahan .......................................................................... ii-17
2.6.3 Pengurusan perizinan ...................................................................... ii-17
3.7. Tahap konstruksi .......................................................................................... ii-18
2.7.1 Rekrutmen tenaga kerja konstruksi ............................................... ii-18 2.7.2
Pematangan lahan ........................................................................... ii-19
2.7.3 Mobilisasi peralatan dan material .................................................. ii-19
2.7.4 Pembangunan sarana dan prasarana............................................. ii-20 3.8.
Tahap operasi .............................................................................................. ii-24
2.8.1 Mobilisasi tenaga kerja........................................................................i-24
2.8.2 Kegiatan produksi............................................................................. ii-25

BAB 3 DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
MATRIKS UKL – UPL
3.1. Tahap pra konstruksi ................................................................................... iii-3
3.2. Tahap konstruksi ......................................................................................... iii-5
3.3. Tahap operasi .............................................................................................. iii-16

BAB 4 JUMLAH DAN JENIS PPLH YANG

DIBUTUHKAN DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Pertimbangan Teknis Dari BPN

LAMPIRAN 2 Legalitas Perusahaan (Akte Pendirian Perusahaan, Keterangan Domisili


Perusahaan, KTP dan NPWP)

LAMPIRAN 3 Sertifikat Tanah dan Surat Pernyataan Pemakaian Tanah

LAMPIRAN 4 Surat Perjanjian Jasa Pengangkut Limbah B3

LAMPIRAN 5 Hasil Laboratorium

LAMPIRAN 6 MOU pengambilan Sumber Bahan Baku

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penggunaan lahan......................................................................................i-4
Tabel 2.2. Bahan baku dan bahan penolong ........................................................ ii-5
Tabel 2.3. Alat dan mesin produksi ........................................................................ ii-5
Tabel 2.4. Kebutuhan air bersih ............................................................................. ii-9
Tabel 2.5. Kebutuhan kendaraan angkut .............................................................. ii-9
Tabel 2.6. Kebutuhan tenaga Kerja ....................................................................... ii-10
Tabel 2.7. Jadwal rencana kegiatan ...................................................................... ii-10
Tabel 2.8. Hasil pengukuran kualitas udara ......................................................... ii-11
Tabel 2.9. Hasil pengukuran tingkat kebisingan.................................................... ii-12
Tabel 2.10. Hasil pengukuran kualitas air permukaan ........................................ ii-12 Tabel
2.11. Jenis flora di lokasi .............................................................................. ii-13
Tabel 2.12. Jenis fauna di lokasi ............................................................................ ii-14
Tabel 2.13. Perizinan yang dimiliki ........................................................................ ii-17
Tabel 2.14. Tenaga kerja konstruksi ..................................................................... ii-18
Tabel 2.15. Material yang digunakan .................................................................... ii-19
Tabel 2.16. Jenis tanaman RTH ............................................................................. ii-23
Tabel 2.17. Kebutuhan tenaga kerja tahap operasi ............................................. ii-24
Tabel 2.18. Timbulan limbah padat/sampah ........................................................ ii-25
Tabel 2.19. Alat angkut dan kendaraan operasional ........................................... ii-27 Tabel
2.20. Koefisien limpasan .............................................................................. ii-27
Tabel 3.1. Keterkaitan rencana kegiatan dengan komponen lingkungan ........... iii-2
Tabel 3.2. Perubahan debit limpasan air hujan tahap konstruksi ...................... iii-9

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta orientasi..........................................................................................i-2
Gambar 2.2. Pra siteplan ........................................................................................ ii-3
Gambar 2.3. Bagan alir proses produksi ............................................................... ii-8
Gambar 2.4. Lahan eksisting ................................................................................. ii-19
Gambar 2.5. Pipa asap dan cerobong ................................................................... ii-21
Gambar 2.6. Model lubang biopori ........................................................................ ii-24

v
Identitas
Pemrakarsa

Bab 1
Identitas Pemrakarsa

1.1. Identitas Pemrakarsa


Nama Perusahaan : PT. INDOCENTRAL MINING SERVICE AND
SUPPLIER
Alamat Perusahaan : Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp. Batukurung RT.
04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat
Penanggung Jawab UKL-UPL
- Nama : Pudjiono
- Jabatan : Direktur
Jenis Usaha : Industri pembuatan logam dasar bukan besi
(Pengolahan Batu Tembaga)
Alamat Kegiatan : Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp. Batukurung RT.
04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat
Nilai investasi : Rp. 15.000.000.000,- (Lima Belas Miliyar Rupiah)
Luas Tanah : 593 m2
Luas Bangunan : 279 m2 Kapasitas
Produksi : 4.000 ton/bulan

1.2. Identitas Penyusun


Nama Perusahaan : PT. Teisar Cipta Sarana
Alamat Perusahaan : Komplek Margahayu Kencana Blok F 7 No.12
Kopo Sayati, Bandung 40226
Telpon/fax : (022) 5433946, 61818102 / (022) 5433946
Tim penyusun : 1. Mulki Mubarok, ST
2. Astri, ST
3. Angga Aditia, ST

PT. Indocentral Mining Service and Supplier-1


1.3. Tujuan dan Kegunaan
a. Tujuan :
1. Merumuskan berbagai kebijakan pengelolaan lingkungan dalam rangka
pencegahan, penanggulangan, dan pengendalian dampak lingkungan negatif
serta meningkatkan dampak positif yang ditimbulkan.
2. Merumuskan upaya pemantauan lingkungan terhadap perilaku dampak serta
efektivitas dari upaya pengelolaan yang telah dilakukan, sebagai bagian yang
terintegrasi dalam kegiatan usaha.

b. Kegunaan :
1. Bagi Perusahaan
Sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup agar kegiatan dapat dilaksanakan secara
environment friendly, dan merupakan wujud taat terhadap peraturan dan
perundangan yang berlaku.

2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi kelayakan lingkungan kegiatan/usaha sejak tahap
persiapan/pra konstruksi dan sampai dengan tahap operasi, sehingga dapat
dihindari adanya kesalahpahaman yang berujung pada konflik antara
perusahaan dengan warga setempat. Selain itu, diharapkan juga dapat membina
kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak perusahaan dengan
masyarakat di sekitarnya.

3. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan informasi kelayakan lingkungan yang dapat dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan pengendalian, pengawasan, dan pembinaan dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan khususnya di sekitar lokasi rencana kegiatan.

1.4. Perizinan dan Dokumen Pendukung Lainnnya


Rencana Kegiatan

Bab 2
Rencana Kegiatan

2.1. Nama Kegiatan


Kegiatan ini adalah rencana pembangunan industri pembuatan logam dasar
bukan besi di fokuskan untuk industri pengolahan batu tembaga (Cu). Kapasitas
produksi tembaga yang dihasilkan sebanyak 4.000 ton/bulan menggunakan mesin
pembakaran utama yaitu furnace kapasitas 150 ton. Untuk melaksanakan kegiatan
tersebut pemrakarsa berinvestasi sekitar 15.000.000.000,- (lima belas miliyar rupiah)
termasuk nilai tanah dan bangunan pabrik serta modal kerja.

2.2. Lokasi Kegiatan


Lokasi rencana kegiatan berada di Jl. Raya Cinangsi (Aria Wiratanudatar) Km.
12 Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur Provinsi Jawa Barat. Lokasi kegiatan berada pada titik koordinat 6°43'52.67"S
dan 107°12'2.19"E elevasi 316 mdpl. Kesampaian lokasi kegiatan dapat ditempuh
dengan menggunakan segala jenis kendaraan kecuali Countainer dikarenakan berada di
jalan arteri. Dari pertigaan jalan Aria Wiratanudatar – Cinangsi (kantor Desa Cinangsi)
menuju arah Mande sejauh 1,4 Km tepat di pintu gerbang lokasi kegiatan bersebelahan
dengan industri pengolahan batu tembaga milik PT. Setjava Globalindo.
Adapun lokasi rencana kegiatan industri berbatasan langsung dengan kegiatan
sekitarnya antara lain :
Sebelah utara : Tanah darat dan kebun campuran
Sebelah timur : PT. Setjava Globalindo
Sebelah selatan : Jalan Aria Wiratanudatar
Sebelah barat : Tanah darat dan kebun campuran

PT. Indocentral Mining Service and Supplier ii - 1


Rencana Kegiatan

Gambar 2.1. Peta Lokasi


Kegiatan

PT. Indocentral Mining Service and Supplier ii - 2


Gambar 2.2. Peta Situasi
Rencana Kegiatan

2.3. Skala Kegiatan

2.3.1. Penggunaan Lahan


Luas lahan untuk rencana pembangunan industri pengolahan batu tembaga PT.
Indocentral Mining Service and Supplier berada di atas lahan seluas 593 m2. Lahan
tersebut akan dimanfaatkan untuk bangunan industri dengan sarana prasarana lainnya.
Untuk penggunaan lahan baik lahan tertutup bangunan dan lahan terbuka dijelaskan
pada table di bawah ini.

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan


No Luas Area BCR (m²)
Jenis Penggunaan
. m² % Terbangun % Terbuka %
1 Lahan Tertutup Bangunan
A Bangunan Kantor 15 2.53 15 100 0 0
B Bangunan Kamar 15 2.53 15 100 0 0
C Bangunan Lab 20 3.37 20 100 0 0
D Bangunan Lab II 36 6.07 36 100 0 0
E Blok Kolam Ikan 20 3.37 20 100 0 0
F Hanggar Mesin 20 3.37 20 100 0 0
G Tapak Pipa 28 4.72 28 100 0 0
H Ruang Tungku 15 2.53 15 100 0 0
I Tapak Cerobong 10 1.69 10 100 0 0
J Ruang Limbah (B3) 40 6.75 40 100 0 0
K Hanggar Jemur 60 10.12 60 100 0 0
  Sub Total 1 279 47.05 279   0  
2 Lahan Terbuka
  Ruang Terbuka Hijau (RTH) 314 52.95 0 0 314 52.95
  Sub Total 2 314 52.95 0   314  
  Total 1 & 2 593 100.00 279 47.05 314 52.95
  BCR 47.05
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier

PT. Indocentral Mining Service and Supplier ii - 4


2.3.2. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Bahan baku berupa batu tembaga dan abu tembaga didapatkan dari
pertambangan batu tembaga yang telah memiliki izin operasional eksplorasi di
Singapur (MOU seller Bahan Baku terlampir di lampiran 6). Sedangkan bahan
penolong seperti semen dan batu kapur juga didapatkan di wilayah Provinsi Jawa Barat
dan sekitarnya.

Tabel 2.2. Bahan Baku dan Bahan Penolong


Bahan Jumlah Satuan Fisik
Utama
Batu tembaga 60.000 Ton/tahun Padat
Abu tembaga 60.000 Ton/tahun Serbuk
Penolong
Air 50 M3 Cairan
Semen 24.000 Ton/tahun Serbuk
Batu kapur 24.000 Ton/tahun Padat
Batu besi 12.000 Ton/tahun Padat
Bata api 15.600 Buah/tahun Padat
S umber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier

2.3.3. Alat dan Mesin Produksi


Untuk menunjang kegiatan produksi pengolahan dan pemurnian tembaga
dibutuhkan peralatan dan mesin produksi diantaranya :

Tabel 2.3. Alat dan Mesin Produksi


No Jenis Alat Jumla Mer Asal
h k
1. Furnace (tanur) 1 unit - Lokal
2. Kompresor 1 unit - Lokal
3. Jaw crusher 1 unit - Lokal
4. Mesin mixer 2 unit - Lokal
5. Filter exhause 1 set - Lokal
6. Fan cerobong 1 set - Lokal
7. Pompa air 3 unit - Lokal
8. Peralatan lainnya 1 set - Lokal
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
2.3.4. Proses Produksi
Mesin utama untuk pengolahan batu tembaga adalah Furnace, yaitu tanur atau
tungku pembakaran yang berbentuk tabung/molen berdiri. Di bagian dalam sekeliling
Furnace di isi dengan bata api yang fungsinya untuk meningkatkan suhu panas.
Kemudian Furnace disambungkan pipa besi yang lebar dan panjang berbentuk zigzag
yang fungsinya untuk mengantarkan asap pembakaran ke cerobong. Pada saat
pembakaran, digunakan kompresor untuk menghembus api untuk menjaga kestabilan
kekuatan api yang membakar. Pada bagian luar Furnace dikelilingi oleh pipa saluran
air, yang fungsinya untuk menurun suhu di bagian luar Furnace. Air yang disalurkan
melalui pipa, berasal dari bak air yang dipompa agar mengalir pada pipa pendingin dan
terus berulang-ulang atau sirkulasi, antara lain :
Batu tembaga, baik yang hanya mengandung unsur tembaga yang tinggi
maupun batu yang mengandung unsur tembaga lebih rendah tetapi sekaligus
mengandung unsur besi yang cukup tinggi, atau sejenisnya yang selanjutnya disebut
bahan baku, dihancurkan terlebih dahulu (dicrusher) sehingga berbentuk bubuk/abu.
Jika bahan baku berupa Abu tembaga, maka tidak perlu dilakukan crusher lagi;

Gambar 2.3. Jaw Crusher ( Penghancur Bahan Baku)

Bubuk tersebut dicampur dengan semen, batu kalsium, batu kapur, dengan
composisi bahan baku 60%, semen 20%, batu kalsium/kapur 20%, diaduk dan dicetak
bentuknya menjadi bentuk bola/bulat atau bentuk bata. Jika
batu tembaga yang unsur besinya terlalu rendah, maka
akan dicampur juga dengan batu besi kira-kira 10%.
Fungsi unsur besi adalah untuk meningkatkan suhu saat
pembakaran sehingga unsur tembaga lebih mudah
ditarik/terpisah;
Gambar 2.4. Hasil Cetakan

Hasil campuran berbentuk bata dijemur di tempat penjemuran selama 2 s/d 4


hari sampai kering dan keras tergantung teriknya matahari;
Bata dan bahan bakar (kokas) bersama-sama dimasukkan ke dalam furnace
untuk dibakar.
Pembakaran beberapa jam menunggu sampai mencapai suhu sekitar 1.400
derajat celcius, dan menjadi cairan panas berwarna merah, pada saat itu cairan akan
terpisah menjadi dua bagian, bagian yang mengandung lebih banyak unsur tembaga
dan bagian yang mengandung lebih banyak ampas dari semen dan batu kapur, batu
besi dan kokas.
Kemudian mengeluarkan hasil pembakaran dari furnace dan memisahkan dua bagian
tersebut.
Bagian yang lebih banyak mengandung tembaga itulah barang jadi hasil
produksi,dimana hasil produksi/barang jadi tersebut mengandung unsur tembaga
berkisar 20 sampai 40 persen dari keseluruhan bagian tersebut.
Bagian yang lebih banyak mengandung unsur semen, batu kapur, batu besi dan kokas
itu disebut slag atau limbah.
Ketika dikeluarkan dari Furnace, dibiarkan mendingin dan mengeras. Karena
mendingin dan mengeras, sehingga sering terbentuk kepingan yang lebih besar
bentuknya. Itu harus dipukul dengan palu untuk membuat kepingan itu menjadi lebih
kecil, baru dapat diekspor/dijual.
Pada saat pembakaran, asap dan debu akan berjalan melalui pipa besi yang
berdiameter sekitar 2,5 meter. Pipa besi dipasang dan disambung berbentuk zigzag.
Pada saat asap dan debu berjalan melalui pipa tersebut, debu akan jatuh dan
mengendap di dasar sepanjang pipa, sehingga asap akan tersaring debunya secara
otomatis sebelum sampai ke cerobong, Sehingga asap saat keluar dari cerobong akan
kelihatan lebih jernih (berwarna putih) dan ringan;
Dasar sepanjang pipa zigzag dapat dibuka tutupnya, sehingga debu yang mengendap
pada dasar sepanjang pipa dapat dikeluarkan/dibersihkan ketika selesai produksi. Debu
yang dikeluarkan dari pipa tersebut tidak segera dibuang, akan tetapi dibakar ulang lagi
sebagai bahan baku (Recycle), karena unsur tembaga yang didapat pada saat pertama
kali bahan baku dibakar tidak akan maksimal 100%, sehingga debu tersebut biasanya
masih memiliki sisa unsur tembaga sekitar 1 sampai 3%. Debu tersebut dibakar kedua
kalinya, sisa debu setelah pembakaran kedua kali biasanya tersisa unsur tembaga di
bawah 1%. Pada saat itu debu tersebut barulah dibuang;
Batu tembaga

Jaw crusher debu


Sirkulasi

Abu tembaga Uji kandungan


logam
10% batu besi jika kadar besi rendah
20% semen
Campuran adonan
20% batu kapur Uap

Pengeringan
Filter Cerobong
Asap
Tandon Air Furnace (tanur) Sludge

Pendinginan Industri semen


Sisa produksi (64%)

Gudang produksi (36%)

Gambar 2.5. Bagan Alir Proses Produksi

2.3.5. Kapasitas Produksi


Hasil produksi kegiatan PT. Indocentral Mining Service and Supplier adalah
lempengan tembaga untuk dijadikan material logam untuk bahan baku barang
terbuat dari tembaga. Hasil produksi diperkirakan mencapai 40 % dari bahan baku
sebanyak 120.000 ton/tahun adalah 48.000 ton/tahun atau sekitar 4.000 ton/bulan.

2.3.6. Kebutuhan Air Bersih


Air bersih bersumber dari dua sumur bor eksisting dengan kedalaman 20
meter. Penggunaan air mayoritas untuk kegiatan domestik karyawan dan kebutuhan
air untuk pendingin mesin furnace pada proses produksi. Untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dari kegiatan PT. Indocentral Mining Service and Supplier
dengan rincian kebutuhan air sebagai berikut :
1. Untuk kebutuhan air minum karyawan diperkirakan 1,5 liter/orang/hari maka
71 orang x 1,5 liter = 106,5 liter/hari ≈ 5,6 galon (isi 19 liter) ≈ 0,1065 m3/hari
(air minum membeli air galon dari industri AMDK).

2. Air untuk kebutuhan MCK karyawan sebanyak 71 orang x 15 liter = 1.065


liter/hari ≈ 1,065 m3/hari;

3. Untuk pendingin mesin furnace pada proses produksi sebanyak 50 m3 yang


digunakan secara sirkulasi.

Volume air yang diperlukan untuk kegiatan sebagai berikut :

Tabel 2.4. Kebutuhan Air Bersih


Kebutuhan Keterangan
No Peruntukkan Jumlah
Air/Hari (m3) Sumber
1. Air minum 0,1065 0,1065 AMDK
2. MCK 1,065 1,065 Sumur
3. Proses produksi 50 50 Sumur/air hujan
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier

2.3.7. Kebutuhan Kendaraan Angkut


Kendaraan angkut yang dibutuhkan untuk pengangkutan bahan baku dan hasil
produksi serta limbah batu tembaga antara lain menggunakan truk dan trailer.

Tabel 2.5. Kebutuhan Kendaraan Angkut


No Jenis Kendaraan Jumla Satuan Durasi Peruntukan
h
1. Truk 2-3 Unit Harian Bahan baku dan limbah
batu tembaga
2. Trailer 2 Unit Bulanan Hasil produksi
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier

2.3.8. Kebutuhan Tenaga Kerja


Untuk dapat menjalankan industri pengolahan batu tembaga PT. Indocentral
Mining Service and Supplier dibutuhkan tenaga kerja kasar dan perkantoran, antara
lain :
Tabel 2.6. Kebutuhan Tenaga Kerja
Jenis Kelamin
No Jabatan Jumlah Pendidikan Asal
L P
1 Kepala Pabrik 1 1 - Sarjana Lokal
2 Teknik 3 3 - Sarjana WNA
3 Produksi 60 58 2 SMA Warga sekitar
4 Admin 2 2 - Sarjana Warga sekitar
5 OB, keamanan 5 2 3 SMA Warga sekitar
Jumlah 71 66 5 - -
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier

Jam kerja karyawan setiap hari senin – sabtu dalam 8 jam dari pukul 08:00
– 16:00 WIB dengan waktu istirahat dari pukul 12:00 – 14:00 WIB.

2.3.9. Jadwal Kegiatan


Jadwal rencana kegiatan pembangunan industri pengolahan batu tembaga
PT. Indocentral Mining Service and Supplier dimulai dengan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat hingga tahap operasional industri. Adapun rencana
kegiatan terangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.7. Jadwal Rencana Kegiatan


Tahun 2019 Tahun 2020
No Kegiatan Bulan
VIII IX X XI XII I II III IV
I Pra Konstruksi
1 Sosialisasi kepada masyarakat
2 Pembebasan lahan
3 pengurusan perizinan
II Konstruksi
1 rekrutmen tenaga kerja konstruksi
2 pematangan lahan
3 mobilisasi alat dan material
4 pembangunan sarana dan prasarana
III Operasi
1 rekrutmen tenaga kerja operasional
2 kegiatan produksi
2.4. Kesesuaian Tata Ruang
Berdasarkan Risalah pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka
persetujuan atau penolakan izin lokasi Nomor 144/2019 tanggal 8 Oktober 2019,
bahwa dari luas lahan yang dimohon sebesar 9.450 m2 yang diizinkan untuk
membuat industri pembuatan dasar logam bukan besi hanya 593 m2. Sehingga saat
ini PT. INDOCENTRAL MINING SERVICE AND SUPPLIER akan
memanfaatkan luas tanah tersebut .

Berdasarkan Peraturan Daerah Kab. Cianjur No. 17 Tahun 2012 Tentang


rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur lokasi kegiatan
termasuk pada kawasan permukiman perdesaan dan pertanian tanaman pangan.
(Surat pertimbangan teknis terlampir), Namun pada tahun 2020 akan ada rencana
perubahan/revisi RTRW pada lokasi yang dimohon, perubahan tersebut adalah
menambah Kawasan Industri di lokasi kegiatan.
Gambar 2.7. Peta Overlay Lokasi Kegiatan dengan Peta RTRW Kabupaten Cianjur
2.5. Rona Lingkungan Awal
1. Iklim
Cuaca adalah keadaan atmosfir pada waktu tertentu yang berubah – ubah,
sedangkan iklim adalah keadaan rata – rata cuaca dalam waktu relatif lama dan
tetap. Keadaan iklim di sekitar daerah lokasi studi secara umum dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah curah hujan, lama penyinaran matahari,
temperatur, kelembaban relative dan dataran sedang. Berdasarkan hasil survey
lokasi pada tanggal 5 September 2018 pukul 11:56 WIB keadaan cuaca cerah
berawan temperatur 32°C (rendah 21°C – tinggi 34°C). Tekanan atmosfir 1.012
mb, kelembaban 38%, arah angin 6,4 Km/jam ke timur timur laut, visibilitas 16,1
km, curah hujan 0 mm, tingkat UV sangat tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit
dan mata dapat terbakar sinar matahari dengan cepat, dan jenis tanah latosol dan
andisol.

2. Kualitas Udara
Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim
kemarau banyak terdapat debu dari jalan dan sekitarnya. Oleh karena itu dilakukan
uji kadar debu rona lingkungan awal terlampir. Kualitas udara harus memenuhi
baku mutu untuk areal industri sesuai peraturan pemerintah.

Tabel 2.8. Hasil Pengukuran Kualitas Udara


No Parameter Satuan Konsentrasi Hasil Pemeriksaan
Maksimal
1 Amonia (NH3) mg/m3 35 3,5
2 Sulfur Dioksida mg/m3 13 13
(SO2)
4 Debu (TSP) µg/Nm3 230 50
Sumber : sampling di lokasi kegiatan pada tanggal 05/09/2018 dengan alat khusus dan pengujian di
laboratorium.

Pada saat uji kualitas udara di lakukan di tengah-tengah lokasi kegiatan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas udara sekitar pada rona awal yang
dekat dengan daerah aktivitas yang berkelanjutan. Sedangkan untuk di lokasi tapak
proyek yang rona awalnya merupakan bekas kandang peternakan ayam. Dari hasil
uji laboratorium kualitas udara di lokasi tapak proyek masih di bawah baku mutu.

3. Kebisingan
Keadaan di lokasi studi mempunyai tingkat kebisingan relatif kurang baik,
karena berada di areal jalan arteri yang dilalui banyak kendaraan umum maupun
pribadi serta kegiatan industri pengolahan batu tembaga milik PT. Setjava
Globalindo. Namun dari hasil pengukuran tingkat kebisingan dilokasi kegiatan
masih berada di bawah baku mutu Pemerintah.

Tabel 2.9. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan


No Parameter Satuan Konsentrasi Hasil Pemeriksaan
Maksimal
1 Kebisingan dB 70 57,6
Sumber : sampling langsung di lokasi dengan alat sound level meter; Kepmen LH. No. 48/1996

4. Perairan
Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh
tofografi dan kondisi bentang alam daerah. Secara alami air akan mengalir ke
tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia dan biologi air
maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan dan pengambilan sampel
badan air penerima sekitar lokasi yang berada di sebelah utara lokasi kegiatan
untuk dianalisis kadar unsur dan senyawa baik secara Fisika-Kimia dan biologi.

Tabel 2.10. Hasil Pengukuran Kualitas Air Permukaan


Batas Syarat PP. No. 82 /2001 Hasil
No Parameter Satuan
Kls I Kls II Kls Kls IV Pemeriksaan
III
A. FISIKA
1 Suhu ºC Suhu Suhu Suhu Suhu 25,5
udara udara udara + udara +
+3 +3 3 5
B KIMIA
1 pH - 6-9 6-9 6-9 5-9 7,65
2 Nitrit mg/L 0,06 0,06 0,06 - 0,00258
3 Nitrat mg/L 10 10 20 20 2,10
4 Besi (Fe) mg/L 0,3 - - - 0,0222
5 Flouroda (F) mg/L 0,5 1,5 1,5 - <0,0100
6 Chromium, V6 mg/L 0,05 0,05 0,05 1 <0,0100
7 Amonia mg/L 0,5 - - - <0,0100
8 Tembaga (Cu) mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2 0,36
9 Sulfat (SO4) mg/L 400 - - - 1
10 BOD mg/L 2 3 6 12 7
11 COD mg/L 10 25 50 100 21
C. Mikrobiologi
1 Fecal coliform Jml/100ml 100 1000 2000 2000 400
2 Total coliform Jml/100ml 1000 5000 10000 10000 1400
Sumber : Sampel air diambil dari kolam pembuangan sanitasi lingkungan PT. Setjava Globalindo
pada tanggal 05/09/2018 nomor 1398.06/Kim/Lab/IX/2018

Dari hasil pengukuran perairan sekitar lokasi yang menjadi tempat pembuangan
limbah cair dari kegiatan PT. Setjava Globalindo dan warga sekitar lokasi kegiatan
terdapat parameter yang diatas ambang batas baku mutu yaitu kandungan tembaga
(Cu). Limpasan air tersebut dimungkinkan adanya pelarutan batu/serbuk tembaga
dari kegiatan PT. Setjava Globalindo. Hal tersebut dapat diakibatkan dari serpihan
debu (bahan baku) yang masuk ke sanitasi lingkungan sekitar.

5. Flora dan Fauna


Flora dan fauna endemik merupakan tumbuhan dan hewan yang di lindungi
karena khawatir akan punah. Sehingga flora dan fauna endemik harus terjaga
kelestariannya di alam bebas. Data lapangan mengenai flora darat yang
dikumpulkan berdasarkan hasil survey di areal lokasi kegiatan antara lain sebagai
berikut :

Tabel 2.11. Jenis Flora di Lokasi


No Jenis Flora Nama Latin Status
1 Putri malu Mimosa pudica Non endemik
2 Babadotan Ageratum conyzoides Non endemik
3 Rumput Gramineae Non endemik
4 Belimbing Averrhoa carambola Non endemik
5 Durian Durio zibethinus Non endemik
6 Beringin Ficus benjamina Non endemik
7 Terembesi Samanea saman Non endemik
8 Jeungjing Albizia falcataria Non endemik
Sumber : Pengamatan dilapangan

Sedangkan fauna darat yang terdapat di sekitar areal studi antara lain
sebagai berikut :

Tabel 2.12. Jenis Fauna di Lokasi


No Jenis Fauna Nama Latin Status
1 Nyamuk Cuicidae Non endemik
2 Lalat Diptera Non endemik
3 Laba-laba Araneae Non endemik
4 Semut Formicidae Non endemik
5 Belalang Caelifera Non endemik
6 Kupu-kupu Rhopalocera Non endemik
7 Kadal Lacertilian Non endemik
8 Cacing tanah Lumbricina Non endemik
9 Kaki seribu Diplopoda Non endemik
10 Bekicot Achatina fulica Non endemik
11 Congcorang Acromantis Sp Non endemik
Sumber : pengamatan di lapangan

6. Kependudukan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur
Pelaporan tahun 2017 bahwa Desa Cinangsi yang memiliki wilayah 1,5 Km 2
dengan luas lahan sawah 1.696 Ha dan bukan sawah 4.167 Ha. Jumlah penduduk
di sebanyak 6.425 jiwa dengan kepadatan 4.283 orang/Km2. Sebanyak 3.376 jiwa
laki-laki dan 3.049 jiwa perempuan terhimpun dalam 1.958 KK, tersebar dalam 5
RW, 24 RT, dan 3 Kedusunan. Sebagian besar penduduk berprofesi di bidang
insdustri dan sebagai buruh tani sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai PNS,
pegawai swasta, tenaga pengajar, petani, wirausaha, TNI, POLRI, pensiunan, TKI,
dan sebagainya.

7. Data Umum
a. Transportasi
Jarak ke kantor kecamatan 2
Km Jarak ke kantor Bupati 17
Km Jarak ke kantor Gubernur
67 Km

b. Penggunaan Lahan
Tanah sawah : 1.696 Ha

Bukan sawah : 4.167 Ha

c. Sarana Kesehatan
Puskesmas : - Puskesmas pembantu :
-
Posyandu : 5 unit
Pos KB :-
Polides :-
Tenaga medis :-
Praktek Dokter :-
Praktek Bidan : 1 unit
Dokter :-
Bidan : 2 orang
Dukun bersalin : 4 orang
Mantri kesehatan : 1 orang

d. Sarana Pendidikan
Taman kanak-kanak : 1 unit
Sekolah Dasar : 3 unit
SMP/sederajat :-
SMA/sederajat : 1 unit
Madrasah ibtidaiyah : 1 unit

e. Sarana Peribadatan
Masjid : 6 buah
Mushola/langgar/surau: 31
buah Gereja :-
Vihara :-
Kuil :-

f. Sarana Perekonomian
Tukang sol : 2 orang
Tukang cukur : 2 orang
Tukang jahit : 1 orang
Rias pengantin : 1 unit
Tukang service : 1 unit
Bengkel : 3 unit
Bengkel sepeda : 1 unit
Tukang las : 1 orang
Tambal ban : 6 unit
Sopir angkot : 34 orang
Ojeg : 47 orang
Pasar mingguan : 1 unit
Pengusaha truk : 6
orang Pengusaha angkot : 6
orang Pasar hewan : 1
unit
Toko : 18 unit
Warung/kios : 44 unit
Koperasi : 5 unit

2.6. Tahap Pra Konstruksi


Tahap pra konstruksi, meliputi : sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan
lahan dan pengurusan perizinan.

2.6.1. Sosialisasi Kepada Masyarakat


Sosialisasi rencana kegiatan industri pengolahan batu tembaga oleh PT.
Indocentral Mining Service and Supplier dilakukan melalui pertemuan dengan
masyarakat setempat di Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur yang merupakan masyarakat terkena dampak
langsung. Rangkuman hasil sosialisasi kepada masyarakat menghasilkan
kesepakatan/persetujuan masyarakat dengan catatan sebagai berikut :
1. Tempat usaha tersebut tidak mencemari lingkungan yang akan merugikan
warga masyarakat dan harus melaksanakan peraturan dan perundangan
yang berlaku di Pemerintahan Kabupaten Canjur;
2. Penyerapan tenaga kerja harus memprioritaskan warga setempat.
3. Perusahaan akan memberikan CSR kepada masyarakat terkena dampak
dalam bentuk bantuan pembangunan fasilitas umum, bantuan kapada warga
miskin, dan bantuan-bantuan untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya seperti
memperingati hari-hari besar keagamaan, hari-hari besar nasional dan lain-lain;
4. Warga masyarakat terkena dampak langsung pada dasarnya menyetujui
rencana perluasan kegiatan perluasan industri pengolahan batu tembaga
dengan catatan;

2.6.2. Penyediaan Lahan


Lahan seluas 9.450 m2 bersertifikat hak milik (SHM) nomor 242 atas
nama Idah Faridah yang di sewa oleh pemrakarsa dalam durasi 3 tahun
pertama, dengan klausul dapat di perpanjang sewanya. Adapun surat
perjanjian sewa terlampir dalam dokumen ini. Oleh Karena itu, dapat
disimpulkan status lahan lokasi rencana kegiatan tidak sedang dalam keadaan
sengketa lahan.
2.6.3. Pengurusan Perizinan
Pengurusan izin industri pengolahan batu tembaga oleh PT.
Indocentral Mining Service and Supplier termasuk pula didalamnya kegiatan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi untuk mendapatkan persetujuan
tetangga. Secara keseluruhan pengurusan perizinan meliputi :
 Persetujuan warga
 Surat keterangan domisili usaha
 Rekomendasi UKL-UPL
 Izin Lingkungan
 Rekomendasi Andalalin
 Tanda daftar perusahaan (TDP)
 Izin Usaha Industri (IUI/TDI)
 Izin PPLH
 Perizinan lainnya

Adapun izin yang dimiliki PT. Indocentral Mining Service and Supplier
antara lain :

Tabel 2.13. Perizinan yang dimiliki


No. Jenis surat Nomor Instansi
1 Izin tetangga - -
2 Domisili usaha 474/32/IX/2018/Pe. Desa Cinangsi
Pengesahaan AHU-0016226.A.H.01.02.
3 Menkumham
perusahaan TAHUN 2018
4 Akta perusahaan 9 Notaris
5 NPWP 85.583.803.3-406.000 Dirjen Pajak Cianjur
6 SHM 9 BPN Cianjur
7 Arahan ruang Bappeda Cianjur
8 IPPT DPMPTSP Cianjur
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
2.7. Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja, pematangan lahan,
mobilisasi alat dan material, dan pembangunan sarana dan pra sarana.

2.7.1 Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi


Untuk melaksanakan pembangunan industry pengolahan batu tembaga oleh
PT. Indocentral Mining Service and Supplier membutuhkan tenaga kerja
konstruksi sebanyak 25 orang untuk pembangunan pabrik sesuai rencana teknis
yang sudah ditetapkan.

Tabel 2.14. Tenaga Kerja Konstruksi


No. Tenaga Kerja Pendidikan Jumla Asal
h
1 Kepala proyek Sarjana 1 Cianjur
2 Teknik Sarjana 3 WNI-WNA
3 Tukang - 8 Warga sekitar
4 Asisten tukang - 12 Warga sekitar
Jumla 25
h
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier

Untuk tenaga kerja kepala proyek dan tenaga teknik membutuhkan


kemampuan ahli khusus yang didatangkan dari luar Kabupaten Cianjur. Sedangkan
tenaga kerja lainnya direkrut dari lokal dengan memprioritaskan warga sekitar
lokasi sesuai dengan pengalaman dan keahliannya. Jam kerja tahap konstruksi ini
dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB setiap hari kerja dari senin – sabtu dan hari
minggu libur.

2.7.2. Pematangan Lahan


Lahan yang berupa tanah darat bekas kegiatan peternakan ayam
dialihfungsikan menjadi rencana kegiatan industri pengolahan batu tembaga.
Pematangan lahan dilakukan untuk membersihkan dan menata ulang tapak proyek
sesuai dengan rencana teknis pembangunan industri. Dilakukan pembongkaran
bangunan lama, penggalian pondasi dan kolam serta sanitasi, perataan, dan
pemadatan dilokasi kegiatan.
Gambar 2.8. Lahan Eksisting

2.7.3. Mobilisasi Peralatan dan Material


Alat yang digunakan untuk melaksanakan rencana pembangunan industri
pengolahan batu tembaga beserta sarana dan prasarana dasar maupun pekerjaan
finishing sesuai rencana teknis oleh PT. Indocentral Mining Service and Supplier
tiada lain menggunakan peralatan bangunan sederhana seperti cangkul, linggis,
palu, las listrik, dan peralatan bangunan lainnya.
Sedangkan material yang digunakan untuk pengerjaan pada tahap
konstruksi adalah :

Tabel 2.15. Material yang digunkan


No. Jenis Material Fungsi
1 Pasir batu Bahan lapisan base course
2 Pasir Campuran beton
3 Semen Campuran beton
4 Krikil Campuran beton
5 Baja ringan Rangka atap
6 Batu belah Pondasi
7 Baja WF Tiang dan rangka
8 Besi kolom Campuran pondasi dan tiang
9 Bata api Untuk tunur pembakaran
10 Batako Dinding
11 Bahan bangunan lainnya
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier, 2019.

2.7.4. Pembangunan Sarana dan Prasarana


 Bangunan Gedung
Bangunan sebagian besar direncanakan penyimpanan bahan baku dan hasil
produksi disamping bangunan untuk kegiatan proses produksi. Bangunan
berlantai satu di desain secara modern dengan konsep berwawasan lingkungan,
sehingga penempatan ruang bangunan disesuaikan dengan kemudahan
aksesibilitas.

 Pembangunan areal parkir/bongkar muat


Areal parkir dan bongkar muat bahan baku dan hasil produksi dibangun dengan
beralaskan beton untuk menghindari terjadi penurunan badan
permukaan/amblas ketika kendaraan angkut berada di atasnya. Untuk
mencegah kerusakan badan permukaan maka dibuat saluran lindi-lindi pada
permukaan beton agar tidak terjadi genangan air limpasan hujan pada areal
parkir/bongkar muat. Permukaan parkir/bongkar muat harus memiliki
kemiringan tertentu (1 %) untuk memperlancar air hujan masuk ke dalam
saluran/drainase umum. Pengawasan pekerjaan pembentukan badan jalan, areal
parkir dan lindi ini perlu dilakukan dengan baik agar rencana kegiatan industri
berjalan baik dan benar.

 Pembangunan Furnace (Tanur) dan Cerobong


Mesin Furnace yang menjadi “jantung” produksi tembaga didatangkan
langsung dari China. Perakitan dan instalasi mesin Furnace dilokasi kegiatan
beralaskan beton dilengkapi ruang tungku berkapasitas 150 ton yang
tersambung ke pipa berdiameter 0,90 meter menuju cerobong dengan
ketinggian 35 meter. Pipa sebagai aliran asap pembakaran dibuat zigzag
horizontal dengan panjang 100 meter dengan jumlah siku 7 (tujuh) diatas dan 7
(tujuh) siku bawah. Pada siku bawah
dilengkapi kain filter dan byepass untuk
pembuangan padatan abu asap. Pada ujung
saluran pipa terdapat ruang kain filter akhir
sebelum asap di hisap ke cerobong. Pipa
tersebut dibuat dengan plat baja tebal 0,5 inch
dan dilengkapi mesin penghisap udara.

Gambar 2.9. Pipa Asap dan Cerobong


Gambar 2.10. Tanur
 Pembangunan Kolam/Tandon Air
Kolam/tandon air dibuat berukuran 8,8 x 8 meter kedalaman 3 meter dengan
tembok beton terbagi dalam 3 kolam yang saling terhubung satu sama lainnya.
Terdapat pipa untuk mengalirkan air ke mesin furnace dan kembali lagi ke
kolam. Prinsip pipa tersebut seperti kinerja aliran air radiator pada mesin
kendaraan/mobil.

 Pembangunan Sarana Persampahan


Sarana persampahan yang disediakan oleh PT. Indocentral Mining Service and
Supplier adalah sarana persampahan yang dibuat secara non-permanen dan
permanen. Penanganan sampah untuk areal perkantoran dan sekitarnya di
sediakan tong sampah terpilah organik dan anorganik sebanyak 10 unit.
Tempat penampungan sampah sementara atau TPSS dibuat permanen dengan
tembok berukuran 2 x 1 x 1 meter dalam dua ruang untuk menampung sampah
organik dan sampah anorganik.
Sedangkan untuk penangan limbah padat sisa produksi seperti abu, sisa bahan
baku dan bahan penolong, ditempatkan pada TPS B3 atau gudang dengan
ukuran 40 m2.

 Pemasang Jaringan Listrik


Kebutuhan tenaga listrik untuk kegiatan industri tembaga bersumber dari PT.
PLN Canjur sebesar 3.000 KVA. Gardu listrik kemungkinan akan
memanfaatkan gardu yang sudah ada di PT. Setjava Globalindo dengan cara
menjalin kerjasama. Kemudian pemasangan genset sebagai sumber listrik
cadangan dengan kapasitas + 3.000 KVA terdiri dari beberapa unit genset.
Pengadaan genset tersebut bersifat optional.

 Pemasangan Alat Pemadam Kebakaran


Penyediaan dan pemasangan alat pemadam kebakaran digunakan APAR.
Pemasangan APAR berkapasitas 6 Kg sebanyak 5 unit diletakan pada tempat
yang strategis di dalam dan luar ruangan.

 Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Ruang terbuka hijau (RTH) harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 5 tahun 2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan.
Proporsi RTH pada wilayah kota sebesar 30 % dari luas wilayah kota. Seluas
20
% diperuntukan RTH publik dan sebesar + 10 % untuk RTH privat. Yang
termasuk RTH publik diantaranya taman kota, taman pemakaman umum, jalur
hijau, dan lainnya. Sedangkan RTH privat antara lain kebun atau halaman
rumah milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Oleh karena itu,
RTH yang harus disediakan PT. Indocentral Mining Service and Supplier
minimal sebesar 20 %, karena termasuk RTH privat. Ruang Terbuka Hijau
(RTH) haruslah berfungsi sebagaimana mestinya dapat menyimpan air tanah,
menjaga kualitas udara, peredam kebisingan, dan penyeimbang estetika
lingkungan hidup. Konsep RTH berdasarkan fungsi dan luasan lebih condong
pada RTH mikro dengan fungsi RTH :
 Ameliorasi iklim, artinya dapat mempengaruhi dan memperbaiki iklim
mikro. Ruang terbuka hijau menghasilkan O2 dan uap air (H2O) yang
menurunkan, serta menyerap CO2 yang bersifat gas rumah kaca
sehingga dapat menaikkan suhu udara dan berpengaruh pada iklim
mikro setempat

 Memberikan perlindungan terhadap terpaan angin kencang dan


peredam suara. Tanaman berfungsi sebagai pematah angin (windbreak)
dan peredam suara (soundbreak)
 Memberikan perlindungan terhadap terik sinar matahari. Kehadiran
tanaman dalam ruang terbuka hijau akan mengintersepsi dan
memantulkan radiasi matahari untuk fotosintesis dan transpirasi
sehingga di bawah tajuk akan terasa lebih sejuk
 Memberikan perlindungan terhadap asap dan gas beracun, serta
penyaring udara kotor dan debu
 Mencegah erosi. Arsitektur tanaman (pilotaxi) berupa pohon akan
mempengaruhi sifat aliran batang (steam flow) air hujan yang
tertampung oleh tajuk, sehingga dapat mempengaruhi tata air dan erosi
lahan

Tabel 2.16. Jenis Tanaman RTH


No Jenis Tanaman Jumlah
1 Mahoni 2 unit
2 Jengjing Secukupnya
3 Bambu Secukupnya
4 Beringin 1 unit
5 Tanaman eksisting
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
2.8. Tahap Operasi
Tahap operasi meliputi, mobilisasi tenaga kerja dan kegiatan produksi.

2.8.1. Mobilisasi Tenaga Kerja


Tenaga yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi pengolahan batu tembaga
sebanyak 71 orang. Rekrutmen tenaga kerja akan memprioritaskan warga sekitar lokasi
yang terkena dampak langsung dengan kegiatan industri.

Tabel 2.17. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap


Operasi
Jenis Kelamin
No Jabatan Jumlah Pendidikan Asal
L P
1 Kepala Pabrik 1 1 - Sarjana Lokal
2 Teknik 3 3 - Sarjana WNA
3 Produksi 60 58 2 SMA Warga sekitar
4 Admin 2 2 - Sarjana Warga sekitar
5 OB, keamanan 5 2 3 SMA Warga sekitar
Jumlah 71 66 5 - -
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier

Adapun jam kerja operasional industri tembaga oleh PT. Indocentral Mining Service
and Supplier satu shift dalam waktu operasi 8 jam/hari setiap hari senin –
sabtu. Jam kerja dimulai dari pukul 06.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat
pukul 12.00 – 14.00 WIB.
2.8.2. Kegiatan Produksi

1. Timbulan Limbah Cair


Limbah cair dihasilkan dari kegiatan domestik karyawan, jika diasumsikan
pemakaian air bersih untuk karyawan sebanyak 10 – 15 liter/orang sebesar 1.065
liter/hari atau 1,065 m3/hari. Maka, limbah grey water yang dihasilkan sebesar 80%
dari penggunaan air bersih sebesar 0,852 m3/hari. Dan timbulan limbah cair black
water 20% sebesar 0,213 m3/hari.
Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan produksi sebesar 0
liter/hari. Dikarenakan penggunaan air bersih pada proses produksi digunakan hanya
sebagai pendingin mesin seperti penggunaan air pada radiator mesin mobil.
Penggunaan air bersih untuk produksi juga di instalasi secara sirkulasi terus menerus
sehingga air yang digunakan jumlahnya mengalami pengurangan tidak ke perairan
umum melainkan ke menguap udara membentuk uap air.

2. Timbulan Sampah/Limbah Padat


Sampah yang ditimbulkan dari kegiatan domestik industri tembaga berupa
sampah organik dan anorganik. Sampah organik dihasilkan dari sisa-sisa makanan
dan tumbuhan. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sisa-sisa bungkus
makanan, minuman, dan lain-lain. Volume sampah yang ditimbulkan dari kegiatan
industri jika diasumsikan sebesar 0,54 liter/karyawan/hari (kementerian PU) maka
besarnya volume sampah yang dihasilkan sebesar :

Tabel 2.18. Volume Timbulan Limbah Padat/Sampah


Volume satuan Jumlah Jumlah
No. Kegiatan
(l/hari) karyawan (liter/hari
(org) )
1 Karyawan 0,54 71 38,34
Jumlah 38,34
Sumber : perhitungan,

Untuk mengelola sampah/limbah padat yang ditimbulkan pihak manajemen


menyediakan tong sampah terpilah sebanyak 10 unit yang tersebar di seluruh
wilayah bangunan dan luar bangunan. Selain itu, dibuatkan juga 1 unit TPSS
terpilah organik dan anorganik untuk penampungan sementara sampah/limbah padat
sebelum diangkut petugas kebersihan dibuang ke TPA bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur.
3. Timbulan Limbah Produksi
Timbulan limbah padat dari kegiatan produksi sisa bahan baku dan penolong
berupa biji batuan, endapan asap, serbuk, dan lain-lain. Kegiatan proses produksi
pengolahan batu tembaga akan menyisakan residu diperkirakan sebanyak 60% dari
bahan baku dan penolong yang digunakan diperkirakan 9.000 ton/bulan atau sekitar
346 ton/hari terbagi dalam 15% berupa debu asap, 25% serbuk, dan 60%
batuan/serpihan. Limbah endapan asap dan serbuk dapat dimanfaatkan kembali
dijadikan batako press sedangkan batuan dapat digunakan sebagai bahan penolong
dalam industri pembuatan semen.

4. Timbulan Limbah B3
Timbulan limbah B3 berupa padat dihasilkan dari kegiatan proses produksi
tembaga. Limbah padat B3 dari hasil proses produksi adanya sisa bahan baku dan
penolong serta lampu TL bekas, dan suku cadang mesin diperkirakan masa habisnya
mencapai 2-3 tahun sekali. TPS B3 akan dibangun seluas 50 m 2. Penampungan
limbah B3 dilakukan berdasarkan jenis dan karakter limbahnya. Wadahnya
penampungan dapat digunakan pelastik HDPE yang masing-masing wadah
diberikan lebel jenis limbah dan tanda bahaya dan tercatat dalam log book.
Sedangkan penampungan limbah sisa produksi dapat menggunakan karung. Untuk
pengelolaan limbah B3 dapat dikerjasamakan dengan lembaga berizin pengangkutan
dan pemusnaha/pengolahan/ pemanfaatan limbah B3.

5. Potensi Terjadinya Kebakaran


Penyebab kebakaran dari kegiatan industri pengolahan batu tembaga dapat
terjadi dari konsleting listrik maupun percikan api dari tungku pembakaran. Oleh
karena itu, disediakan APAR berkapasitas 6 Kg sebanyak 5 unit serta alarm
peringatan bencana serta jalur evakuasi melalui pintu darurat dan tempat titik
kumpul bencana.

6. Aspek Transportasi
Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang sangat penting untuk kegiatan
industri tembaga PT. Indocentral Mining Service and Supplier. Kendaraan
operasional yang digunakan adalah truk double sebanyak 3 unit khusus
pengangkutan bahan baku dan bahan penolong. Sedangkan untuk hasil produksi
menggunakan truk counteineer sebanyak 2 unit :
Tabel 2.19. Alat Angkut dan Kendaraan Operasional
No. Penggunaan Jenis kendaraan Jumla Durasi
h
1 Bahan baku dan bahan Truk 3 Setiap hari
penolong
2 Hasil produksi Truk counteineer 2 Bulanan
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier

Disamping itu, karyawan kebanyakan pengguna jalan kaki dan motor karena
berasal dari warga sekitar lokasi kegiatan. Dengan adanya mobilisasi kendaraan
keluar masuk industri maka disediakan tempat parkir yang memadai untuk
menampung kendaran tersebut khususnya areal bongkar muat angkut bahan baku
dan hasil produksi yang memerlukan lahan luas.

7. Lahan Tertutup Bangunan (Run Off)


Adanya lahan terbangun seluas 279 m2 akan menyebabkan peningkatan
limpasan air hujan di areal lokasi. Besarnya debit aliran limpasan air hujan dapat di
hitung dengan menggunakan rumus rasional,
Q = 0,00278 C.A.I
Dimana:
Q = Total Debit Limpasan
C = Koefisien air limpasan
A = Rencana luas lahan terbangun I
= Intensitas hujan

Koefisien limpasan dapat dilihat pada tabel :

Tabel .2.20. Koefisien Limpasan


Tipe Koefisien Run
Area off
Pegunungan yang curam 0,75 - 0,90
Tanah yang bergelombang dan hutan 0,50 - 0,75
Atap yang tidak tembus air 0,75 - 0,90
perkerasan aspal, beton 0,80 - 0,90
Tanah padat sulit diresapi 0,40 - 0,55
Tipe Koefisien Run
Area off
Tanah agak mudah diresapi 0,05 - 0,35
Taman / lapangan terbuka 0,05 - 0,25
Kebun 0,05 - 0,20
Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha) 0,25 - 0,40
Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha) 0,40 - 0,70
Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha) 0,70 - 0,80
Daerah rekreasi 0,20 - 0,30
Daerah Industri 0,80 - 0,90
Daerah perniagaan 0,90 - 0,95
Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma

Jika diketahui :
- Luas lahan terbangun adalah 593 m2 (+ 0,05 Ha)
- Intensitas hujan berdasarkan curah hujan harian (mm) di Kabupaten Cianjur
rata – rata 2.000 – 2.500 mm/thn (Peta Curah Hujan; Bappeda Cianjur
2014). Maka intensitas hujan diperkirakan mencapai 0,3 mm/jam.

Maka :
Perkiraan debit limpasan air hujan untuk perkerasan beton dan atap tidak tembus air
adalah:
Q = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,75 x 0,06 x 0,3
= 0,000037 m3/s
= 3,2m3/hari
Q = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,9 x 0,06 x 0,3
= 0,000045 m3/s
= 3,89 m3/hari

Dengan demikian dapat disimpulkan debit limpasan air hujan berkisar


antara 21,6 – 25,9 m3/hari. Oleh karena itu, limpasan air hujan harus dapat
meresap ke tanah melalui RTH, drainase, dan lubang biopori. Pada jalan beton
dibuatkan lindi-lindi limpasan air pada permukaan jalan. Lubang biopori
sebanyak 50 unit yang disebar di areal kegiatan yang rawan akan genangan air
hujan/lokasi
terjadinya banjir. Selain itu, adanya peringatan kepada seluruh karyawan dan
pengunjung agar tidak membuang sampah ke drainase lingkungan yang dapat
menghambat laju alir air hujan serta pemasangan grill jalan pada lahan/lintasan
yang menutupi drainase.

2.4.3. URAIAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN YANG TELAH DILAKSANAKAN


1. Penurunan Kualitas Udara
 Penurunan Kualitas Udara di Ruang Produksi
Upaya Pengelolaan
- Upaya Pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah dengan memasang
sistem ventilasi yang difungsikan untuk sirkulasi udara kotor dan hawa panas
didalam ruangan. Sistem ventilasi yang digunakan yaitu berupa exhaust dan AC (Air
Conditioner)
- Melakukan pengujian kualitas udara di ruang produksi, tabel berikut ini menunjukkan
hasil pengukuran kualitas udara ambien di ruang produksi.

Tabel 2.14 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien di Ruang Produksi PT.
Indocentral Mining Service and Supplier

No. Parameter Satuan Baku Mutu*) Hasil Pengujian

FISIKA
o
1 Temperatur C - 35
2 Kelembaban %RH - 44
3 Kecepatan Angin m/detik - 0,0
4 Arah Angin dominan - -
KIMIA
1 SO2 µg/Nm3 per1jam 900 18,17
2 NO2 µg/Nm3 per1jam 400 66,41
3 Oksidan (O3) µg/Nm3 per1jam 235 26,05
4 Karbo Monoksida µg/Nm3 30.000 840
(CO) per24jam
5 Debu (TSP) µg/Nm3 10.000***) 161
per24jam
Sumber : Laboratorium Dinas Lingungan Hidup Kab. Bandung, 2019.
Keterangan :
*) Baku Mutu Kualitas Udara Ambien mengacu kepada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesai Nomor 5 Tahun 2018
^ Melebihi Baku Mutu

Berdasarkan tabel diatas, kualitas udara ambien di ruang produksi masih memenuhi baku
mutu berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesai Nomor 5
Tahun 2018.
Saran Perbaikan

Melakukan penggunaan masker oleh para karyawan dalam kaitannya dengan penerapan
dari K3 di lingkungan pabrik. Penggunaan masker tersebut juga untuk meminimalisir
terganggunya kegiatan bekerja karyawan pabrik yang dapat diakibatkan karena tingkat
kebauan dan intensitas debu yang tinggi.

 Penurunan Kualitas Udara Ambien di Lingkungan Pabrik


Upaya Pengelolaan
- Pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan pekerjaan
penghijauan. Pengelolaan eksisting untuk penanggulangan penurunan kualitas udara
akibat kegiatan lalu lintas dari jalan raya Cinangsi sudah ditanggulangi dengan
pembuatan benteng tembok setinggi 2 meter yang berfungsi sebagai buffer.
Pada lahan terbuka hijau (RTH) disarankan untuk menanam tanaman-tanaman tipe perdu
yang berukuran tidak terlalu besar seperti Bunga Kertas (Bougenvilia spectabilis), Bunga
Terompet (Alamanda chatartica), Tanaman-tanaman hias seperti Adam Hawa (Rhoeo
discolor), Kuping Gajah (Anthurium sp.), dan Lidah Mertua (Sanseviera sp.).
Tanaman-tanaman tersebut dapat ditanam menggunakan pot besar atau drum dan
disimpan pinggir dekat pintu masuk pabrik ataupun langsung di tanam di RTH.
Tanaman-tanaman tersebut berfungsi sebagai buffer, mengurangi kadar debu di udara
karena debu akan menempel pada daun-daun tanaman sehingga tidak masuk ke ruangan
pabrik. Selain itu, jenis-jenis tanaman tadi selain sebagai buffer juga berfungsi sebagai
penghasil oksigen yang akan membuat lokasi pabrik terasa asri dan memiliki unsur
estetika yang tinggi mengingat jenis-jenis tanaman diatas merupakan tanaman yang
difungsikan sebagai tanaman hias.
- Melakukan pengujian kualitas udara di ruang produksi, tabel berikut ini menunjukkan
hasil pengukuran kualitas udara ambien di ruang produksi.

Tabel 2.14 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien di Lingkungan Pabrik


PT. Indocentral Mining Service and Supplier

No. Parameter Satuan Baku Mutu*) Hasil Pengujian

FISIKA
o
1 Temperatur C - 33,3
2 Kelembaban %RH - 57,9
3 Kecepatan Angin m/detik - 0,0
4 Arah Angin dominan - -
KIMIA
No. Parameter Satuan Baku Mutu*) Hasil Pengujian

1 SO2 µg/Nm3 -
41
2 NO2 Mg/L 0,2 0,03
3 Oksidan (O3) Mg/L 0,1 0,02
4 Debu (TSP) µg/Nm3 - 492
5 Kebisingan Sesaat dBA 94 78
Sumber : Laboratorium Dinas Lingungan Hidup Kab. Bandung, 2019.
Keterangan :
*) Baku Mutu Kualitas Udara Ambien mengacu kepada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesai Nomor 5 Tahun 2018
^ Melebihi Baku Mutu

- Berdasarkan tabel diatas, kualitas udara ambien di lingkungan pabrik masih memenuhi
baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesai Nomor 5
Tahun 2018.

Saran Perbaikan

Selain itu alternatif lain untuk mengurangi penurunan kualitas udara di lingkungan
pabrik bisa juga dengan menerapkan sistem urban environment dengan pembuatan
green wall pada dinding-dinding di beberapa sudut pabrik.

Gambar 2.11. Contoh Penerapan Green Wall pada Permukaan Gedung


 Penurunan Kualitas Udara Akibat Timbulan Emisi Cerobong Pabrik

Upaya Pengelolaan

- Upaya pengelolaannya yang dilakukan oleh PT. Indocentral Mining Service and
Supplier yaitu membuat cerobong asap dengan ketinggian 35 meter dan berdiametr 0,9
meter. Pipa sebagai aliran asap pembakaran dibuat zigzag horizontal dengan panjang
100 meter dengan jumlah siku 7 (tujuh) diatas dan 7 (tujuh) siku bawah. Pada siku
bawah dilengkapi kain filter dan byepass untuk pembuangan padatan abu asap. Pada
ujung saluran pipa terdapat ruang kain filter akhir sebanyak 248 filter sebelum asap di
hisap ke cerobong. Pipa tersebut dibuat dengan plat baja tebal 0,5 inch dan dilengkapi
mesin penghisap udara.

Gambar 2.12. Cerobong Asap


.
Evaluasi

Pemrakrsa belum melakukan pengujian kualitas udara emisi untuk mengetahui zat
pencemar yang keluar melalui cerobong asap, karena cerobong asap belum dilengkapi
dengan lubang sampling dan lantai kerja.

Saran Perbaikan

- Melakukan pengujian kualitas udara emisi untuk mengetahui zat pencemar yang
keluar melalui cerobong asap
Bila disesuaikan dengan spesifikasi cerobong menurut lampiran III Keputusan Kepala
Bapedal nomor : Kep.205/bapedal/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Pencemaran Udara, letak lubang sampling diketahui belum sesuai, karena seharusnya
lubang sampling berada pada lokasi 8 meter diameter cerobong dari belokan bagian
bawah dan 2 meter dari ujung atas cerobong Oleh karena itu, untuk tindakan perbaikan
disarankan untuk membuat titik sampling pada cerobong pabrik sesuai dengan lampiran
III Keputusan Kepala Bapedal nomor : Kep.205/bapedal/07/1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara (gambar 5.10.)

Berdasarkan lampiran III Keputusan Kepala Bapedal nomor : Kep.205/bapedal/07/1996


tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara, Cerobong (stack gas) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Tinggi cerobong sebaiknya 2 – 2,5 kali tinggi bangunan disekitarnya sehingga
lingkungan sekitar tidak terkena turbulensi.
 Kecepatan aliran gas dari cerobong sebaiknya lebih besar dari 20 m/detik sehingga gas-
gas yang keluar dari cerobong akan terhidar dari turbulensi.
 Gas-gas dari cerobong dengan diameter lebih kecil dari 5 feet dan tinggi kurang dari 200
feet akan mengakibatkan konsentrasi dibagian bawah akan menjadi tinggi.
 Konsentrasi maksimum zat pencemar berkisar antara 0,001 – 1% dari konsentrasi zat
pencemar dalam cerobong.
 Konsentrasi di permukaan dapat dikurangi dengan menggunakan cerobong yang tinggi.
Variasi konsentrasi pencemar pada permukaan akan berbanding terbalik dengan kwadrat
tinggi cerobong efektif.
 Warna cerobong harus mencolok sehingga mudah dilihat.
 Cerobong dilengkapi dengan pelat penahan angin yang melingkari cerobong secara
memanjang ke arah ujung atas.
 Puncak cerobong sebaiknya terbuka, jika pihak industri menganggap perlu untuk
memberi penutup (biasanya cerobong kecil/rendah) maka penutup berbentuk segitiga
terbalik.
 Setiap cerobong di beri nomor dan dicantumkan dalam denah industri.
 Dilengkapi dengan lokasi lubang sampling dengan persyaratan : berada pada lokasi 8
meter diameter cerobong dari belokan bagian bawah dan 2 meter dari ujung atas
cerobong, diameter lubang sampling sekurang-kurangnya 10 cm, lubang sampling harus
memakai tutup dengan sistem pelat flange yang dilengkapi dengan baut dan arah lubang
pengambilan sampel tegak lurus dinding cerobong.
 Dilengkapi dengan sarana pendukung diantaranya : tangga besi dan selubung pengaman
berupa pelat besi; lantai kerja dapat mendukung beban minimal 500 kg, keleluasaan
kerja bagi minimal 3 orang, lebar lantai kerja terhadap lubang pengambilan sampel
adalah 1,2 meter dan melingkari cerobong, dilengkapi dengan pagar pengaman setinggi
1 meter dan katrol pengangkat alat pengambilan sampel; stop kontak aliran listrik yang
sesuai dengan peralatan yang digunakan dan penempatan sumber aliran listrik dekat
dengan lubang pengambilan sampel; sarana dan prasarana pengangkutan serta
perlengkapan keamanan pengambilan sampel bagi petugas disediakan oleh industri.
 Penempatan lubang sampling dan detail lubang sampling dapat dilihat pada gambar 4.3.
Pengelolaan lain yang dilakukan untuk mengurangi kadar pencemaran udara yaitu
dengan pembuatan RTH dilokasi pabrik. Sama halnya dengan pengelolaan untuk
penurunan kualitas udara ambien di depan pabrik, karena PT. Indocentral Mining
Service and Supplier memiliki RTH yang sangat kecil, maka disarankan untuk menanam
tanaman tipe perdu di dalam drum atau pot besar dan disimpan di depan lokasi pabrik.

Selain itu, untuk menyerap udara dan debu, bisa menggunakan salah satu alternatif
penghijauan dengan sistem urban environtment yaitu dengan membuat greenwall.
Greenwall berarti menggunakan dinding atau permukaan bangunan sebagai tempat hidup
dari tumbuhan (biasanya tumbuhan merambat). Teknik ini sangat berguna terutama
untuk bangunan yang sudah tidak memiliki space untuk penghijauan

2. Pencemaran Limbah B3
Upaya Pengelolaan

Upaya pengelolaan yang telah dilakukan adalah mengumpulkan limbah B3 berdasarkan


jenisnya dan disimpan di TPS Limbah B3 (Slag, lampu Tl dan Oli Bekas)

Evaluasi

Pengelolaan yang dilakukan belum maksimal, kapasitas penyimpanan Limbah B3 belum


memadai (masih ada LB3 yang ditempatkan diluar TPS). Selain itu PT. Indocentral
Mining Service and Supplier belum memliki izin penyimpanan limbah B3, serta belum
melakukan pencatatan log Book dari limbah B3 yang diasilkan. Saat ini pemrakarsa
hanya melakukan pengankutan limbah B3 yang bekerja sama dengan pihak ke 3
(Perjanjian kontrak dengan pihak ke 3 sebagai transporter terlampir di lampiran).

Rencana Perbaikan
Membuat Izin TPS limbah B3 dan membuat TPS Limbah B3 sesuai dengan
Kep.Bapedal No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3; dan mengurus izin menyimpan limbah B3

Berdasarkan Kep. Bapedal No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tata cara dan


persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3, persyaratan bangunan
penyimpanan (TPS) B-3 adalah sebagai berikut :
 Lokasi TPS B-3 aman dari banjir atau kemungkinan terkena banjir dengan jarak
lokasi minimum 50 meter dari fasilitas umum.

Gambar 2.13. Tipikal TPS B3

 Bangunan TPS B-3 harus memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan
yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B-3 yang dihasilkan/akan
disimpan; terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak
langsung; dibuat tanpa plafond dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai
serta memasang kasa/bahan lain untuk mencegah masuknya binatang kecil ke dalam
ruangan; memiliki sistem penerangan (lampu/sinar matahari) dan jika menggunakan
lampu maka dipasang minimal 1 meter diatas kemasan dengan sakelar harus
terpasang di sisi luar bangunan; dilengkapi dengan sistem penangkal petir; dibagian
luar tempat penyimpanan diberi simbol/tanda.
 Lantai bangunan harus kedap air, tidak bergelombang dan kuat/tidak retak. Apabila
TPS (tempat penyimpanan) akan digunakan untuk menyimpan lebih dari 1
karakteristik limbah B-3, maka antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus
dibuat tanggul/tembok pemisah dan masing-masing bagian hanya diperuntukkan
untuk menyimpan satu karakteristik limbah B3 atau limbah-limbah B-3 yang saling
cocok. Selain itu, masing-masing harus mempunyai bak penampung tumpahan limbah
dengan kapasitas yang memadai.
Tindakan darurat yang dilakukan bila sistem tidak berfungsi yaitu dengan mengontak
pihak ke-3 yang telah berizin. Untuk perizinan limbah B3, mengacu pada Perda Cianjur
No.6 Tahun 2010. Untuk tipikal limbah B3 dapat dilihat pada gambar 5.15. berikut ini.

3. Penurunan Kualitas Air Tanah


 Penurunan Kualitas Air akibat Timbulan Air Limbah Domestik
Upaya Pengelolaan
Upaya Pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah air limbah black water disalurkan
ke septik tank dan bidang rembesan, sedangkan air limbah grey water disalurkan ke bak
sedimentasi terlebih dahulu sebelum akhirnya dialirkan ke saluran drainase. Dengan
memisahkan air limbah grey water dan black water ini maka penurunan parameter
kualitas air permukaan dapat diminimalisir. Tindakan darurat yang telah dilakukan bila
sistem tidak berfungsi yaitu penghentian sementara pembuangan tinja dan menghubungi
petugas air kotor (sedot tinja).

4. Penurunan Kebersihan dan Estetika Lingkungan


 Penurunan Kebersihan dan Estetika Lingkungan akibat Timbulan Sampah
Kegiatan Domestik
Upaya Pengelolaan
Upaya Pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah Pengelolaan sampah tersebut
dikelola dengan cara dikumpulkan pada wadah sampah (tong) dan ditampung di TPS
Sampah sebelum diangkut oleh petugas sampah ke TPA Cianjur sesuai dengan Perda
Cianjur No. 21 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah.
Saran Perbaikan
Tindakan Perbaikan Pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu sampah domestik atau
sampah yang dihasilkan dari kegiatan kantor, dan halaman, berupa kertas, bekas
pembungkus plastik, sisa makanan dan dedaunan selama ini dikelola dengan cara
pengumpulan, penampungan di TPS dan pengangkutan ke TPA Cianjur. sesuai dengan
yang diamanatkan di dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, maka
akan diupayakan perbaikan pengelolaan sampah tersebut, antara lain dengan :
 Melakukan pemilihan/pemilahan sampah mulai dari sumbernya dengan penyediaan
wadah sampah/bin plastik tiga warna (hijau, kuning dan merah), dimana wadah warna
hijau untuk sampah organik, wadah kuning untuk sampah anorganik dan wadah
merah untuk jenis sampah dari metal dan kaca/botol.
 Sampah yang sudah terpilah terutama dari jenis kardus/kertas, metal dan botol bisa
segera dijual atau diberikan ke pemulung. Sementara sampah organik berupa
dedaunan, potongan rumput bisa ditimbun di ruang terbuka di belakang pabrik yang
bisa digunakan sebagai kompos. Dengan upaya demikian diharapkan sampah yang
akan diangkut ke TPA sudah tereduksi.

Gambar 3.14. Tipikal Tong Sampah 3 Warna

 Rencana pengomposan sebagai perbaikan pengelolaan sampah organik. Pengomposan


dilakukan dengan mencampur semua bahan-bahan kompos (seperti sampah organik
rumah tangga) dan membiarkannya agar terjadi proses dekomposisi baik dengan
bantuan mikroba maupun tidak. Kemudian setelah itu semua bahan akan terurai dan
akan terbentuk kompleks liat humus yang bisa digunakan untuk kegunaan lain seperti
dimanfaatkan sebagai pupuk.
 Proses Pengomposan menggunakan BRM :
- Menyiapkan sampah organik rumah tangga (sisa makanan, potongan sayuran,
kulit buah, sisa ikan dan daging). Bila sampah-sampah tersebut tadi belum
berukuran kecil (± 5 cm), maka dilakukan proses perajangan dengan dicacah
menjadi ukuran kecil dengan menggunakan pisau atau alat pencacah lainnya.
- Memasukan sampah organik yang telah berukuran kecil tadi kedalam wadah
pencampuran seperti container plastik atau “jolang” atau ember. Kemudian
mencampurkan penggembur (Balking Agent) sebanyak 1-3 % dari jumlah bahan
organik, kemudian mengaduknya hingga merata.
- Ketika terjadi proses penyerapan penggembur (Balking Agent) kedalam bahan
sampah, di lain tempat (baskom atau ember ke-2) disiapkan larutan mikroba
aktivator. Mengambil 10 sendok makan mikroba activator (bila ada
menambahkan gula pasir 1 sendok makan atau mosales 1 sendok makan)
kemudian dilarutkan dalam air sebanyak 10-15 liter dan meratakan larutan
dengan mengaduknya beberapa kali. Kemudian larutan bisa langsung disiramkan
pada tumpukan bahan atau sampah tadi yang telah diaduk dengan penggembur
secara perlahan-lahan.
- Setelah diperkirakan terlarut secara merata dan cukup air (kalau tumpukan
sampah organik dalam wadah tadi digenggam tidak menetes namun jika diperas
masih ada airnya), memasukan bahan kompos tadi ke dalam bio reactor mini
(BRM) atau komposter dan menutup rapat. Kemudian meletakan bio reaktor di
tempat teduh dan terhindar dari hujan. Dalam beberapa hari kemudian (hari ke-3
dan ke-4) akan terjadi reaksi panas sampai 70 derajat Celcius, Panas dapat diukur
menggunakan thermometer. Pada saat terjadinya reaksi panas, bioreaktor jangan
sampai terbuka agar terjadi dekomposisi sempurna.
- Pada hari ke-5 s/d hari ke-6, reaksi dekomposisi dalam bio reaktor mini akan
selesai dan pada saat itu dapat ditambahkan lagi tambahan sampah organik yang
telah disiapkan sebagaimana langkah 1-3 diatas. Atau, jika dianggap perlu, pada
hari ke-7 dan hari ke-9, jika suhunya sudah dibawah 30 derajat Celcius atau
dianggap sudah dingin, dapat dikeluarkan atau dipanen bahan kompos dari dalam
BRM bagian bawah ( yang terlebih dahulu matang) melalui pintu bagian bawah
yang tersedia. Bahan kompos tersebut masih basah, lengket dan lembab, sehingga
perlu disimpan di tempat teduh agar kena angin serta tutup dengan karung
kemasan untuk diangin-anginkan. Maka dalam beberapa hari kemudian
(umumnya 3-5 hari) bahan kompos yang asalnya basah akan menjadi kering dan
gembur. Kompos berukuran besar bisa ditumbuk atau digunakan bagi tanaman
pekarangan. Gundukan kompos butiran kecil bisa dimasukan kedalam plastik
atau karung untuk selanjutnya dipakai atau dijual.
Tindakan darurat bila sistem tidak berfungsi yaitu mengontak pengangkut sampah atau
menampung sampah di tempat penampungan darurat.

5. Peningkatan Kebisingan Di Lingkungan Pabrik


 Peningkatan Kebisingan Di Dalam Ruang Produksi
Upaya Pengelolaan
Upaya Pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah Pengelolaan terhadap
kebisingan dilakukan dengan cara mengisolasi mesin-mesin produksi yang menghasilkan
kebisingan tinggi.
Saran Perbaikan
Kebisingan di ruang produksi tidak melebihi baku mutu, tetapi tetap direncanakan
perbaikan pengelolaannya yaitu dengan pemakaian ear plug atau pelindung telinga bagi
karyawan yang bekerja di ruang produksi dengan tingkat kebisingan yang tinggi.
Tindakan darurat yang dilakukan bila sistem tidak berfungsi yaitu mengehentikan
sumber bising untuk sementara waktu.

 Peningkatan Kebisingan Di Luar Ruangan Produksi (Lingkungan Pabrik)


Upaya Pengelolaan
Upaya Pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah pengelolaan terhadap kebisingan
dilakukan dengan Upaya Pengelolaan langsung pada sumber bising (untuk sumber
kebisingan dari mesin-mesin produksi dapat dikelola dengan memasang bantalan-
bantalan peredam getaran sehingga dapat mengurangi kebisingan), dan penyediaan pagar
pabrik dan penghijauan disekeliling pabrik. Selain itu juga, membuat buffer zone /jalur
hijau disekeliling pabrik untuk meredam kebisingan dan menahan debu partikulat dari
sekitar lokasi usaha.

6. Peningkatan Air Larian / Run Off


Upaya Pengelolaan
- Menyediakan RTH dimana lahan untuk RTH adalah lahan sewa dari pemilik tanah
Evaluasi :
- Pengelolaan yang dilakukan belum cukup, sebaiknya diuatkan sumur resapan sebanyak 2
buah dan lubang resapan biopori sebanyak 9 buah untuk dapat meresapkan air larian
lebih banyak.
Rencana Perbaikan :
- Sumur Resapan
Sumur resapan yang akan dibangun sekitar bangunan pabrik adalah 2 buah sesuai
dengan jumlah talang hujan yang ada di PT. Indocentral Mining Service and
Supplier, dimana pembangunan sumur resapan ini dibawah atau terintegrasi dengan
talang hujan. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 12 Tahun
2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan pembuatan sumur resapan dilakukan setiap 50
m2 untuk luas lahan yang dibangun. Maka luas bidang yang tercover dengan 2
sumur resapan adalah seluas 100 m2 atau ({100 : 279} x 100%) = 35,8 % dari luas
lahan yang tertutup bangunan.
Adapun persyaratan teknis sumur resapan air hujan (Volume Resapan 1 m 3) adalah
sebagai berikut :
1. Persyaratan lokasi
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
- tinggi muka air tanah > 0,5 m; dan/atau
- berada pada lahan yang datar dan berjarak minimum 1 m dari pondasi bangunan.
2. Konstruksi
- sumur resapan dangkal dibuat dalam bentuk bundar atau empat persegi dengan
menggunakan batako atau bata merah atau besi beton;
- sumur resapan dangkal dibuat pada kedalaman di atas muka air tanah atau
kedalaman antara 0,5 – 10 m di atas muka air tanah dangkal dan dilengkapi
dengan memasang ijuk, koral serta pasir sebesar 25% dari volume sumur resapan
dangkal;
- sumur resapan dangkal dilengkapi dengan bak kontrol yang dibangun berjarak +
50 cm dari sumur resapan dangkal yang berfungsi sebagai pengendap;
- sumur resapan dangkal dan bak kontrol dilengkapi dengan penutup yang dapat
dibuat dari beton bertulang atau plat besi;
- membuat saluran air dari talang rumah atau saluran air di atas permukaan tanah
untuk dimasukkan ke dalam sumur dengan ukuran sesuai jumlah aliran. Sumur
resapan yang sumber airnya dialirkan melalui talang bangunan tidak perlu
membuat bak kontrol; dan
- memasang pipa pembuangan yang berfungsi sebagai saluran limpasan jika air
dalam sumur resapan sudah penuh.
3. Pemeliharaan
- Membersihkan bak kontrol dan sumur resapan dangkal dengan mengangkat filter
yang berupa ijuk, koral dan pasir pada setiap menjelang musim penghujan atau
disesuaikan dengan kondisi tingkat kebersihan filter; dan/atau melakukan analisis
laboratorium untuk mengetahui kualitas air yang masuk ke dalam sumur resapan
apabila terdapat unsur-unsur tercemar. Parameter analisa air tanah dapat mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air.
- Lubang Resapan Biopori
Selain Sumur Resapan untuk mempertahankan kuantitas air tanah adalah dengan
menerapkan Lubang Resapan Biopori (LRB) karena lokasi gudang dekat dengan
saluran air (drainase) dan terdapat lahan kosong (RTH). LRB akan dibuat di RTH
dan saluran drainase (yang hanya berfungsi untuk pengaliran air hujan saja) agar
mempermudah dalam pemeliharaan dan perawatannya. Lubang Resapan Biopori
(LRB) adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah
dan dapat ditempatkan pada saluran drainase sebagai rekayasa teknis
pemanfaatan air hujan untuk lahan yang tertutup aspal. Lubang perlu diisi
sampah organik sebagai sumber makanan fauna tanah dan akar tanaman yang
mampu membuat biopori atau lubang (terowongan-terowongan kecil) dalam
tanah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2009 tentang
Pemanfaatan Air Hujan, pembuatan LRB dilakukan setiap 20 m2 (per 3 buah
LRB) untuk luas lahan yang dibangun. Diasumsikan untuk jumlah LRB yang
akan dibangun adalah 20% dari luas lahan terbangun (20% x 279 m 2 = 55,8 m2)
maka jumlah LRB adalah ({285 : 20} x 3) = 9 buah yang akan ditempatkan
taman dan area penghijauan. Adapun persyaratan teknis Lubang Resapan Biopori
(Volume Resapan 0,25 m3) adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan lokasi
Daerah sekitar pemukiman, taman, halaman parkir dan sekitar pohon; dan/atau pada
daerah yang dilewati aliran air hujan.
2. Konstruksi
- membuat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman 100
cm atau tidak melampaui kedalaman air tanah. Jarak pembuatan lubang resapan
biopori antara 50 – 100 cm;
- memperkuat mulut atau pangkal lubang dengan menggunakan:
I. paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal 10 cm; atau
II. adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cm disekeliling mulut lubang.
- mengisi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari dedaunan,
pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
- menutup lubang resapan biopori dengan kawat saringan.
3. Pemeliharaan
- mengisi sampah organik kedalam lubang resapan biopori;
- memasukkan sampah organik secara berkala pada saat terjadi penurunan volume
sampah organik pada lubang resapan biopori; dan/atau mengambil sampah
organik yang ada dalam lubang resapan biopori setelah menjadi kompos
diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan.

Berdasarkan perhitungan diatas maka luas bidang lahan yang tercover oleh sumur
resapan dan lubang resapan biopori adalah sebesar 55,8 % (Luas lahan tercover
oleh sumur resapan + luas lahan tercover oleh LTB = 35,8% + 20%). Sehingga
terdapat air larian dari luas lahan yang tidak tercover oleh sumur resapan dan LRB
sebesar 55,8 % atau seluas 155,8 m2 yang tidak terkelola namun masuk dalam
saluran drainase PT. Indocentral Mining Service and Supplier dan bermuara pada
Sungai Cipadaulun. Konstruksi sumur resapan dan lubang resapan biopori dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.15. Typical Sumur Resapan
Gambar 2.16. Lubang Resapan Biopori

7. Penurunan Kualitas Air Permukaan


 Penurunan Kualitas Air akibat Timbulan Air Limbah dari Proses Produksi
Upaya Pengelolaan
Upaya Upaya pengelolaan yang telah dilakukan oleh PT. Indocentral Mining Service
and Supplier mengolah air hasil proses produksi ke pengolahan (IPAL recycle) yang
terdiri dari 4 bak. Bak pertama berfungsi untuk penampungan, bak ke 2 berfungsi untuk
menurunkan panas dari sisa hasil produksi, Bak yang ke 3 berfungsi untuk proses
pengendapan (sedimetasi) dan bak yang ke 4 berfungsi sebagai filter. Hasil olahan dari
bak ke 4 ini kemudian dialirkan kembali untuk proses produksi dengan menggunakan 2
buah pompa.

Gambar 2.17. Bak 1 Penampung Gambar 2.18. Bak 2


Menurunkan Suhu (Panas)

Gambar 2.19. Screen (Grit Chamber) Gambar 2.20. Bak 3 Sedimentasi

Gambar 2.22. Pompa untuk


Gambar 2.21. Bak 4 Bak Penampung menyalurkan kembali ke proses
setelah di Filter produksi (Recycle)
8. Peningkatan Resiko Kebakaran
Upaya Upaya pengelolaan yang telah dilakukan oleh PT. Indocentral Mining Service and
Supplier terkait dengan peningkatan resiko kebakaran yaitu dengan memasang alat
pemadam kebakaran berupa hydrant dan APAR. Jumlah apar yang telah dipasang oleh
PT. Indocentral Mining Service and Supplier yaitu sebanyak 8 buah.
Saran Perbaikan
Setiap bangunan yang dipersyaratkan mempunyai instalasi proteksi kebakaran dan
sarana penyelamatan jiwa harus diperiksa secara berkala setiap tahun tentang
kelengkapan dan kesiapan sarana penanggulangan kebakaran, sarana penyelamatan jiwa
dan hal-hal lain yang berkaitan langsung dengan usaha penanggulangan kebakaran
(sesuai Pasal 12). Menurut Pasal 15, Untuk mencegah kebakaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pemilik dan/atau pengelola bangunan wajib menyediakan: sarana
penyelamatan jiwa, akses pemadam kebakaran, sistem proteksi kebakaran, dan
manajemen keselamatan kebakaran gedung.
Setiap bangunan yang berpotensi terhadap bahaya kebakaran wajib dilengkapi dengan
sarana penyelamatan jiwa seperti: Sarana jalan keluar (tangga kebakaran, ramp, koridor,
pintu, jalan penghubung, balkon, saf pemadam kebakaran, dan jalur lintas menuju jalan
ke luar), Pencahayaan darurat tanda jalan keluar, Petunjuk arah jalan keluar, komunikasi
darurat, dan pengendali asap.
Proteksi kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf c terdiri dari :
proteksi pasif (bahan bangunan, konstruksi bangunan, kompartemenisasi dan pemisahan,
dan perlindungan pada bukaan), dan proteksi aktif (alat pemadam api ringan, sistem
deteksi dan alarm kebakaran, sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran
halaman, sistem springkler otomatis, sistem pengendali asap, lift kebakaran,
pencahayaan darurat, penunjuk arah darurat, sistem pasokan daya listrik darurat, pusat
pengendali kebakaran, dan instalasi pemadam khusus).
Selain itu upaya pengelolaan lain dalam mengantisipasi bahaya kebakaran yaitu
mengadakan pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran terhadap seluruh karyawan
dan penduduk di sekitar lokasi usaha.
Tindakan darurat yang dilakukan apabila sistem tidak berfungsi yaitu segera
menghentikan sarana dan prasarana yang menggunakan listrik untuk sementara waktu
dan segera mematikan sumber penyebab kebakaran dengan sumber air terdekat.

8. Peningkatan Arus Lalu Lintas


Dengan kondisi tingkat pelayanan seperti yang telah dijelaskan pada BAB III, maka
pengaturan kendaraan di PT. Indocentral Mining Service and Supplier untuk
menghindari kemacetan lalu lintas lebih lama dilakukan seperti uraian berikut :
- Menempatkan pengatur lalulintas yang mengendalikan kendaraan keluar-masuk
perusahaan dengan prinsip dasar pengaturan tetap mengutamakan kelancaran di ruas
jalan umum. Petugas ditempatkan di pintu akses.
- Pengaturan kendaraan pengangkut bahan baku dan penolong serta hasil produksi
diluar jam-jam sibuk untuk menghindari kemacetan.
- Memperbesar radius tikung pada tikungan yang berdekatan dengan akses keluar-
masuk.
- Bersama-sama dengan perusahaan lainnya yang menggunakan akses utama jalan
Raya Cinangsi untuk melakukan peningkatan jalan, kapasitas jalan dan pemasangan
fasilitas perlengkapan lainnya yang dikoordinasi oleh Dinas Perhubungan Kab.
Cianjur.
- Pengelolaan lain juga dilakukan dengan menyediakan sarana parkir bagi para
karyawan, tempat parkir berada di depan pabrik.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Bab 3
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan
Upaya Pengelolan Lingkungan Hidup serta
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Dari komponen-kompenen kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi,


dan operasi pada rencana pembangunan industri pengolahan tembaga oleh PT. Indocentral
Mining Service and Supplier yang terletak di Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp.
Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur akan
menimbulkan dampak terhadap komponen-komponen lingkungan hidup, baik dampak
positif (+) maupun dampak negatif (-) dari tahapan kegiatan yang meliputi:
1. Tahap pra konstruksi, meliputi : sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan
lahan, dan pengurusan perizinan.
2. Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan
lahan, mobilisasi peralatan dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana;
3. Tahap operasi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja operasional, Kegiatan produksi.

Prakiraan dampak dari tahapan tersebut diatas diuraikan dibawah ini :

PT. Indocentral Mining Service and Supplier III- 1


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup

Tabel 3.1.Keterkaitan antara Rencana Kegiatan dengan Komponen Lingkungan

Pra Konstruksi Konstruksi Operasi Keterangan


No Komponen Lingkungan
1 2 3 1 2 3 4 1 2
A Kimia - Fisika - Biologi A Tahap Konstruksi
1 peningkatan kebisingan 1 Sosialisasi kepada masyarakat
2 penurunan kualitas udara 2 Pembebasan lahan
3 penurunan kualitas air permukaan 3 pengurusan perizinan
4 penurunan kualitas air tanah
5 penurunan kuantitas air tanah B Tahap Konstruksi
6 timbulan limbah padat 1 Rekrutmen tenaga kerja
7 penurunan estetika lingkungan 2 Pematangan lahan
8 kerusakan jalan 3 Mobilisasi alat dan material
9 peningkatan run off 4 Pembangunan sarana dan prasarana
10 terganggunya flora - fauna
11 Timbulan limbah B3 C Tahap Operasi
B Sosekbud 1 Mobilisasi tenaga kerja
1 kesempatan kerja dan usaha 2 Kegiatan operasional
2 persepsi masyarakat
3 potensi konflik sosial
4 peningkatan PAD
C Kantibmas
1 Potensi kebakaran
2 Kecelakaan kerja
3 Peningkatan arus lalu lintas
Keterangan : Pengurusan perizian telah memiliki SOP yang jelas sesuai peraturan yang berlaku dan merupakan kewajiban perusahaan untuk
mendapatkan izin operasional. Untuk itu, pengelolaan dan pemantauan kegiatan tersebut tidak dibahas secara deskriptif dalam dokumen ini.

PT. Indocentral Mining Service and Supplier III- 2


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Tahap Pra Konstruksi


Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi
adalah sebagai berikut :

1. Persepsi
Masyarakat Sumber
Dampak
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan di Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12
Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur untuk mendapatkan persetujuan izin warga.
Jenis Dampak
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan pengolahan batu tembaga.
Besaran Dampak
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana
kegiatan pengolahan batu tembaga.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi.
Lokasi UKL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
Periode UKL
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan
izin warga.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
Periode UPL
Sekali pada saat pembuatan izin tetangga dan Rekomendasi Camat.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and
Supplier. Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan
Cikalongkulon.
Penerima laporan : DLH.
PT. Indocentral Mining Service and Supplier III- 3
Keterangan
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung di sekitar lokasi kegiatan setuju
dengan adanya rencana kegiatan industri pengolahan tembaga oleh Pemrakarsa.

2. Penyediaan Lahan
Sumber Dampak
Lahan seluas 9.450 m2 SHM No. 242 atas nama Idah Faridah bekas kegiatan
peternakan ayam yang tidak produkstif akan dialihfungsikan untuk rencana kegiatan
pengolahan batu tembaga oleh Pemrakarsa dimanfaatkan melalui perjanjian sewa
dalam durasi 3 tahun dengan klausul perpanjangan sewa.
Jenis Dampak
Potensi terjadi konflik sosial diakibatkan dari pelaksanaan perjanjian sewa lahan.
Besaran Dampak
Jumlah kerugian dan keuntungan yang didapatkan pemilik lahan dan penyewa lahan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Melakukan dan melaksanakan transaksi perjanjian sewa yang saling
menguntungkan.
 Melakukan pengukuran batas-batas lahan.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Sekali pada saat melakukan transaksi sewa lahan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
Periode UPL
Sekali pada saat penandatanganan surat perjanjian sewa.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and
Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, BPN Cianjur.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
Transaksi perjanjian sewa lahan sudah dilaksanakan dan telah di sepakati bersama.

Tahap Konstruksi
Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap
konstruksi adalah sebagai berikut :

1. Rekrutmen Tenaga Kerja


Konstruksi Sumber Dampak
Untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan industri sesuai rencana teknis
membutuhkan tenaga kerja konstruksi.
Jenis Dampak
 Terserapnya tenaga kerja lokal.
 Terciptanya peluang usaha untuk warga sekitar.
Besaran Dampak
Tenaga kerja konstruksi sebanyak 25 orang.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang
terkena dampak langsung.
Lokasi UKL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur.
Periode UKL
Seminggu sebelum pekerjaan konstruksi dilakukan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk sekitar.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur.
Periode UPL
Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Disnakertrans.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
Tenaga kerja teknik khusus instalasi mesin produksi didatangkan dari China.

2. Pematangan
Lahan Sumber
Dampak
Pemanfaatan lahan seluas 9.450 m2 bekas peternakan ayam akan dialihfungsikan untuk
pembangunan industri dilakukan pembongkaran, pembersihan, perataan, pemadatan,
dan penggalian untuk pondasi bangunan dan kolam/tandon air sesuai rencana teknis.
a. Jenis Dampak Kualitas Udara
Peningkatan kadar debu di areal lokasi kegiatan.
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per hari
(PP. 41 tahun 1999).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyiraman lahan secara periodik.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Khususnya pada saat musim kemarau.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji kualitas udara.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sekali pada saat dilakukan pematangan lahan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-

b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan


Peningkatan tingkat intensitas kebisingan.
Besaran Dampak
Kebisingan melebihi baku mutu areal pemukiman dan perumahan 55 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pemagaran di sekeliling areal kegiatan.
 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari.
Lokasi UKL
 Areal pagar batas lahan.
 Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
 Sebelum pematangan lahan dilakukan.
 Selama kegiatan pematangan lahan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji tingkat intensitas kebisingan.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Di dalam dan di luar areal proyek.
Periode UPL
Sekali pada saat pelaksanaan pematangan lahan. Instansi
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-
c. Jenis Dampak Estetika
Lingkungan Penurunan estetika
lingkungan. Besaran Dampak
Volume tanah sisa galian yang berceceran tidak beraturan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pembersihan lahan.
 Pemanfaatan tanah sisa galian untuk perataan dan pemadatan.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Selama pelaksanaan pematangan lahan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Selama pelaksanaan pematangan lahan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-

d. Jenis Dampak Run Off


Peningkatan run off pada saat turun hujan.
Besaran Dampak
Perkiraan selisih perubahan limpasan air hujan dari tanah agak mudah diresapi
menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional Q =
0,00278 C.I.A adalah sebesar 0,00028 m3/s.
Tabel 3.2. Perubahan Debit limpasan air hujan tahap
konstruksi
Komponen Sebelum Sesudah
pematangan pematangan
Luas lahan (Ha) 0,945 0,945
Intensitas hujan (mm/jam) 0,3 0,3
Koefisien air limpasan 0,05 0,40
Konstanta 0,00278 0,00278
Debit air limpasan (m3/s) 0,00004 0,00032

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)


 Membuat trap lumpur/kolam pengendapan.
 Membuat saluran drainase lokal.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan
Periode UKL
Selama pelaksanaan pematangan lahan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual pada saat turun hujan.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Selama kegiatan pematangan lahan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-

3. Mobilisasi Peralatan dan


Material Sumber Dampak
Adanya mobilisasi alat berat, material bangunan, dan perlengkapan lainnya yang di
datangkan dari wilayah Cianjur maunpun dari luar Negeri.
a. Jenis Dampak Kualitas
Udara Peningkatan kadar
debu. Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah
dari 10 μg maksimal 150 μg/m 3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per hari (PP. 41
tahun 1999)
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyiraman secara periodik.
 Penggunaan kendaraan angkut yang telah lulus uji emisi.
 Penutupan terpal bak kendaraan angkut.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Selama pelaksanaan kegiatan khususnya pada saat kemarau.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji kualitas udara.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sekali Sebelum dan sekali disela-sela pelaksanaan kegiatan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dishub.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
Pengangkutan dilakukan secara bertahap dan terjadwal.

b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan


Peningkatan tingkat intensitas kebisingan.
Besaran Dampak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu areal pemukiman dan perumahan 55 dBA
sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pemagaran sekeliling areal lokasi kegiatan.
 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dikerjakan pada siang hari.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Sebelum dan pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji tingkat intensitas kebisingan.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal kegiatan.
Periode UPL
Sekali sebelum dan sekali disela-sela pelaksanan kegiatan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dishub.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
Pengangkutan dilakukan secara bertahap dan terjadwal.

c. Jenis Dampak Lalu Lintas


Peningkatan arus lalu lintas dan gangguan lalu lintas.
Besaran Dampak
Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Aria Wiratanudatar – Trans Yogi.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari.
 Mobilisasi kendaraan dilakukan pada jam-jam low traffic.
 Penempatan petugas pengatur lalu lintas.
Lokasi UKL
Jalan Aria Wiratanudatar – Trans Yogi
Periode UKL
Pada saat dilakukan pendistribusian alat dan material.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Jalan Aria Wiratanudatar – Trans Yogi.
Periode UPL
Pada saat dilakukan pendistribusian alat dan material. Instansi
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dishub.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
Pengangkutan dilakukan secara bertahap dan terjadwal.

d. Jenis Dampak Kualitas Badan


Jalan Penurunan kualitas badan
jalan. Besaran Dampak
Panjang jalan yang terkotori lumpur dan mengalami kerusakan oleh kendaraan
proyek.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan.
 Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar areal lokasi.
 Bobot kendaraan angkut tidak boleh melebihi tonase yang di izinkan.
 Penutupan bak kendaraan angkut dengan terpal.
Lokasi UKL
Jalan Aria Wiratanudatar – Trans Yogi.
Periode UKL
Pada saat dilakukan pendistribusian alat dan material.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Jalan Aria Wiratanudatar – Trans Yogi.
Periode UPL
Pada saat keluar masuk kendaraan proyek.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dishub.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
Pengangkutan dilakukan secara bertahap dan terjadwal.

4. Pembangunan Sarana dan


Prasana Sumber Dampak
Adanya kegiatan pembangunan sarana dan prasarana industri.
a. Jenis Dampak Kualitas
Udara Peningkatan kadar
debu. Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah
dari 10 μg maksimal 150 μg/m 3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per hari (PP. 41
tahun 1999).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyiraman lahan secara periodik.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Sebelum kegiatan dilaksanakan khususnya pada saat kemarau.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji kualitas udara dan kadar debu.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sekali ditengah-tengah pelaksanaan kegiatan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas PUPR.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-

b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan


Peningkatan tingkat intensitas kebisingan.
Besaran Dampak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk perumahan dan pemukiman sebesar 55
dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pemagaran di sekeliling areal kegiatan.
 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang hari.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Selama pelaksanaan kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji tingkat kebisingan.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sekali pada saat pelaksanaan kegiatan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas PUPR.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-

c. Jenis Dampak Estetika Lingkungan


Penurunan estetika lingkungan.
Besaran Dampak
Volume sampah/limbah padat sisa-sisa bahan bangunan yang berserakan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyediaan TPSS.
 Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Selama pelaksanaan kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Selama pelaksanaan kegiatan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas PUPR.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-

d. Jenis Dampak Kecelakaan Kerja


Potensi terjadinya kecelakaan kerja.
Besaran Dampak
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pemakaian alat pelindung kerja konstruksi sesuai SNI seperti helm, sarung
tangan, sepatu dan pakaian khusus proyek dan lain-lain.
 Penyediaan P3K.
 Pemberian jaminan kecelakaan dan kesehatan kerja.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Selama pelaksanaan kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Medical chek up.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sekali sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas PUPR.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-

Tahap Operasi
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi adalah
sebagai berikut :

1. Mobilisasi Tenaga
Kerja Sumber Dampak
Mobilisasi tenaga kerja tahap operasi untuk kegiatan industri.
Jenis Dampak
 Terserapnya tenaga kerja lokal.
 Terciptanya peluang usaha bagi warga sekitar.
Besaran Dampak
Jumlah tenaga kerja sebanyak 71 orang.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Rekrutmen tenaga kerja akan memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena
dampak langsung sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.
 Memberikan upah/gaji minmal berdasarkan UMK daerah dengan profesional dan
proporsional.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Warga Kp. Batuk urung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
Periode UKL
Sekali pada saat rekrutmen tenaga kerja.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Melakukan wawancara dan observasi keahlian.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur.
Periode UPL
Selama operasional dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Disnakertrans
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

2. Kegiatan
Produksi Sumber
Dampak
Operasional kegiatan pengolahan tembaga akan menimbulkan berbagai dampak positif
dan negatif terhadap komponen lingkungan.
a. Jenis Dampak KUalitas Air permukaan akibat Proses Produksi
Penurunan Kualitas Air Permukaan, akibat meningkatnya suhu air, TSS, TDS, kadar
logam dan lainnya
Sumber dampak
Kegiatan yang menjadi sumber dampak terjadinya penurunan kualitas air permukaan
adalah kegiatan operasional pengolahan tembaga yang dapat menimbulkan
terkontaminasinya air permukaan dengan limbah cair yang terlepas ke badan
perairan umum, seperti : air pendingin sirkulasi, ceceran bahan bakar dan pelumas,
workshop dan genset, limbah domestik dan limbah B3 lainnya yang terbawa air
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

limpasan dari dalam areal Tanur/Furnace. Bahan-bahan yang bersifat polutan


tersebut kemungkinan mengandung tin ash, Pb, Cu, Zn, Sn dan logam berat lainnya
yang akan terlarutkan atau tersuspensikan dan selanjutnya ikut mengalir terbawa
oleh limpasan permukaan (run off) dan masuk ke dalam badan air permukaan.
Meskipun secara keseluruhan besaran dampaknya sangat kecil, karena sudah
terintegrasi dengan kegiatan penanganan limbahnya,namun karena dampak ini
menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen biologi, sosekbud dan kesehatan
masyarakat, maka perlu dikelola agar dapat diminimalisir besarannya atau bahkan
dicegah dampak primernya
Upaya engelolaan Lingkungan Hiduo (UKL)
a) Pendekatan Teknologi

1) Limbah Cair Kegiatan Produksi

 Instalasi air pendingin dikelola dengan sistem sirkulasi tertutup (Closed Circulation
System) agar memastikan tidak ada air produksi yang terlepas ke lingkungan.

 Melakukan pemeliharaan terhadap saluran drainase limbah air produksi dan


pengurasan kolam sirkulasi secara berkala atau sesuai kebutuhan, sehingga aliran air
limbah berjalan lancar dan daya tampung kolam sirkulasi sesuai dengan kapasitasnya
(air produksi tidak tumpah ke luar). Lumpur yang dihasilkan dari kegiatan
pemeliharaan kolam sirkulasi ini dikumpulkan ditempat khusus karena merupakan
limbah B3.

 Kedalam kolam sirkulasi dapat disertai dengan penambahan flokulan/koagulan dan


kapur tohor. Hal ini dilakukan untuk membantu mengendapkan padatan tersuspensi
dan padatan terlarut yang kemungkinan mengandung logam-logam Pb, Cu, Zn, Sn
dan logam berat lainnya.

2) Limbah B3

 Penanganan limbah oli bekas yang dihasilkan dari unit kegiatan operasional workshop
(perbengkelan) dan genset dilakukan sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 serta mengacu kepada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pengumpulan dan
Penyimpanan Limbah B3 dengan menampung dalam wadah penyimpanan yang aman,
tertutup serta diberi label, disimpan dalam tempat yang aman, dan kemudian
disalurkan ke pengumpul resmi untuk pengolahan/pemanfaatan lebih lanjut serta
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

dilengkapi dengan Dokumen Limbah B3 sebagaimana ditetapkan dalam Surat


Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor 2
Tahun 1995 tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

 Ceceran minyak dari sekitar tempat penyimpanan BBM, ruang workshop dan ruang
genset dialirkan ke dalam oil trap serta secara manual diambil dan dikumpulkan
dalam drum khusus tempat penyimpanan limbah BBM sesuai Surat Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B-3.

 Air dari oil trap yang telah bersih dari lapisan minyak selanjutnya dialirkan ke dalam
saluran drainase yang mengelilingi tapak Furnace.

 Pembuatan kolam pengendapan (settling pond atau bak trap) untuk menampung dan
mengendapkan seluruh air limbah dan air limpasan dari dalam areal Furnace yang
kemungkinan juga mengandung bahan polutan.

 Konstruksi tapak areal Furnace dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh air limpasan
dari tapak areal Furnace menuju ke satu titik outlet (settling pond atau bak trap) untuk
memudahkan pengontrolan kualitas air permukaan.

 Limbah padat seperti bekas kemasan oli, filter-filter mesin, , aki bekas disimpan
dalam Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sesuai persyaratan penyimpanan
limbah B-3.

 Memilah dan menampung limbah B3 ke dalam wadah (drum khusus) di masing-


masing obyek kerja, sesuai dengan jenis dan sumber limbah.

 Memindahkan wadah/drum yang telah terisi penuh limbah B3 ke TPS unit kerja.

 Menata, memeriksa dan mengawasi wadah/drum limbah B3 yang disimpan di TPS


unit kerja.

 Memeriksa kondisi TPS dan kondisi wadah secara rutin, jika ada ketidaksesuaian
informasikan segera kepada kepala unit kerja.

 Mengatur pengiriman/penyerahan limbah B3 berdasarkan urutan lama simpan di TPS.

 Menerapkan system tanggap darurat jika ada kebocoran tempat penyimpanan BBM
dan TPS limbah B3.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

b) Pendekatan Sosial Ekonomi


Pendekatan sosial ekonomi dapat dilakukan melalui kegiatan pengelolaan manajemen
sumberdaya manusia :
1) Untuk memastikan langkah-langkah pendekatan teknologi di atas dijalankan oleh
karyawan unit bersangkutan, maka dibuat dalam bentuk Prosedur Operasi Baku
(Standard Operating Procedure) dan Instruksi Kerja (Work Instruction). Kedua
prosedur tersebut selanjutnya disosialisasikan dan dipelihara serta diperbaiki bila
dipandang perlu.
2) Mengadakan pelatihan keterampilan penguasaan teknik penanganan dan pengendalian
limbah B3.
3) Memberikan pemahaman dan peringatan kepada seluruh karyawan agar berpartisipasi
melakukan pengendalian terhadap limbah B3.
4) Mengalokasikan dana untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
melalui pendekatan di atas.
Lokasi UKL
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup di dalam tapak pabrik terutama di saluran air
lokasi smelter, di dalam kolam sirkulasi, saluran oil trap, TPS limbah B3, dan
settling pond.

Periode UKL
Kegiatan pengelolaan dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan selama
kegiatan operasional berlangsung.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)


 Pengukuran kualitas air limbah yang dihasilkan.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Saluran inlet dan outlet kolam unit pengolahan air limbah.
Periode UPL
Setiap 6 bulan sekali dan dilaporkan dalam laporan semesteran.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

b. Jenis Dampak Kualitas Air Permukaan akibat kegiatan domestik

Penurunan kualitas air permukaan diakibatkan dari kegiatan domestik karyawan


menghasilkan limbah grey water.
Besaran Dampak

Limbah cair grey water yang dihasilkan sebesar 0,852 m3/hari.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Menyediakan septictank untuk limbah domestik yang dihasilkan dari kantor dan
mess karyawan.

 Limbah domestik yang dihasilkan tidak dialirkan ke badan perairan, namun


seluruhnya dialirkan ke dalam septictank, dengan tujuan untuk menghindari
terjadinya pencemaran terhadap kualitas air permukaan.

 Melakukan kegiatan pemeliharaan terhadap kondisi septictank untuk


menghindari terjadinya over flow air limbah di dalam septictank.
Lokasi UKL
 Areal lokasi kegiatan.
 Kolam resapan di sebelah utara lokasi kegiatan.
Periode UKL
Dikerjakan sebelum operasional kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengukuran kualitas air limbah yang dihasilkan.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Saluran inlet dan outlet kolam unit pengolahan air limbah.
Periode UPL
Setiap 6 bulan sekali dan dilaporkan dalam laporan semesteran.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

c. Jenis Dampak Kualitas Air Tanah


Timbulan limbah cair dari kegiatan MCK menghasilkan limbah black water
menuju ke septictank.
Besaran Dampak
Besaran limbah cair black water yang dihasilkan sebesar 0,213 m3/hari.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pembuatan jaringan pembuangan air kotor tinja.
 Pembuatan septictank kedap air.
 Penyedotan septictank setahun sekali.
Lokasi UKL
Area lokasi kegiatan pada RTH
Periode UKL
Sebelum operasional kegiatan.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)


 Pengukuran kualitas air sumur terdekat
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Lokasi sumur pantek di area lokasi kegiatan dan warga terdekat.
Periode UPL
Dilakukan 6 bulan sekali dan dilaporkan pada laporan semesteran.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangasi, Kec. Cikalongkulon, DLH
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-

d. Jenis Dampak Kuantitas Air Tanah


Penurunan kuantitas air tanah akibat dari penggunaan air bersih yang bersumber
dari air sumur.
Besaran Dampak
Adanya pemanfaatan air tanah (sumur bor) sebesar 1,065 m3/hari dan pada awal
pengisian kolam/tandon air sebanyak 50 m3.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyediaan reservoir untuk menampung air bersih dari sumur.
 Pembuatan kolam/tandon air untuk proses pendinginan mesin secara sirkulasi.
 Membuat lubang biopori sebanyak 58 unit.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan sumber air bersih.
Periode UKL
Sebelum operasional kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Area lokasi kegiatan sumber air bersih.
Periode UPL
Setiap hari dan dilaporkan dalam laporan semesteran setiap 6 bulan sekali.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

e. Jenis Dampak Kualitas Udara


Penurunan kualitas udara dilingkungan industri dari kegiatan produksi dan
mobilisasi kendaraan. Antara lain ditunjukan oleh :

 Peningkatan konsentrasi partikulat (particulate matter) dalam udara di tempat


kerja dan dalam udara ambien.

 Peningkatan konsentrasi debu jatuh (dust fall) dan TSP (total suspended
particulate) dalam udara di tempat kerja dan dalam udara ambien.

 Peningkatan gas-gas emisi dalam cerobong asap baik karena operasional


Tanur/Furnance maupun generator listrik/genset
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah
dari 10 μg maksimal 150 μg/m 3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per hari (PP. 41
tahun 1999).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
a. Pendekatan Teknologi
1) Mengurangi atau meminimalisir kadar emisi gas SOx, NOx, CO, partikulat asap dan
debu yang dihasilkan oleh proses pembakaran melalui upaya-upaya sebagai berikut :
- Proses peleburan menggunakan kapur yang efektif (memiliki
kandungan CaCO3 tinggi) untuk mengubah SOx dalam furnace menjadi senyawa
non-polutan.
- Melakukan proses pendinginan suhu emisi gas secara berangsur
untuk menghindari CO menjadi stabil, serta untuk menekan terbentuknya NOx
dari nitrogen bebas dalam gas emisi. Pendinginan secara berangsur dilakukan
dengan menggunakan cooling tower dan memperpanjang saluran pembuangan
asap dari furnace menuju cerobong.
2) Memastikan bahwa seluruh peralatan produksi dalam kondisi baik dan tidak ada
kebocoran dalam ruang tungku, mesin-mesin, dan peralatan pengolah limbah gas,
sehingga tidak ada gas polutan ataupun abu terbang lainnya yang keluar dari peralatan
produksi.
3) Pengeringan raw material dilakukan dengan menggunakan mesin pengering (Rotary
Dryer), sehingga akan mengurangi debu di ruang produksi.
4) Memasang alat penghisap debu (Vacuum Cleaner) di ruang produksi.
5) Melakukan kegiatan pembersihan ruang produksi secara berkala misalnya dengan
pembersihan lantai melalui penyiraman untuk menghilangkan partikel debu yang
menempel.
6) Memanfaatkan teknologi bag house filter secara optimal untuk pengolahan emisi gas
yang berasal dari furnace.
7) Membuat desain cerobong asap sesuai dengan Kepdal No. 205/6/1996 tentang
Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara.
8) Pemeliharaan secara berkala sistem pengolahan limbah gas sehingga penyaringan
partikulat dalam gas emisi dapat berjalan efektif.
9) Melakukan penghijauan pada lokasi RTH dan seluruh areal yang tidak dimanfaatkan
untuk bangunan dan fasilitas lainnya minimal seluas 20 % dari luasan total, yaitu
dengan jenis tanaman yang efektif dalam menyerap gas polutan, mengikat partikulat
dan meredam kebisingan, seperti :
 Tanaman permukaan : rumput gajah mini, rumput tikar.
 Tanaman strata bawah yang berfungsi juga sebagai tanaman hias : Kembang
Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), Lidah Mertua (Sanseviera trifasciata),
Handeuleum (Graptophylum pictum Griff), Lidah Buaya (Aloe barbadensis),
Spider Plant (Chlorophytum comosum), Puring (Codiaeum variegatum L.), Asoka
(Ixora spp.), dan Teh-tehan (Acalypha siamensis).
 Strata tengah yang berfungsi juga sebagai tanaman hias : Pinang Merah Bangka
(Cystostachys ronda), Sapu-sapu (Baeckea frustescens), Sikuncung (Sapu Laki)
dan Nasi-nasi (Sysigium buxifolia) yang merupakan tanaman endemic Bangka
Belitung, Kembang Kertas (Bougenvilia spectabilis Willd.), dan Simpur (Dillenia
pulchella).
 Tanaman strata atas (pohon) dapat dipilih jenis : Glodokan Tiang (Polyalthia
longifolia), Bambu Kuning(Bambusa vulgaris), Bungur (Lagerstroemia speciosa),
Leben (Vitex pubescens), Angsana (Pterocarpus indicus), Uber (Eugenia
bankensis), Manggis (Garcinia mangostana L.), Asam Landi (Pithecelobium
dulce), Bisbul (Diospyros discolor Willd.), Pucuk Merah (Syzygium oleana), dan
Tanjung (Mimusops elengi).
Kehadiran vegetasi dengan strata yang lengkap diyakini dapat menjaga kualitas
lingkungan di dalam dan sekitar lokasi kegiatan yang menghasilkan polutan gas.
Tabel 3.1. Daya Serap Vegetasi Terhadap Polutan di Udara
No. Jenis Polutan Satuan Rumput Pohon
1. CO mg 0,14-0,35 0,06-0,57
2. NO2 mg 0,65-1,60 0,62-3,74
3. Ozon mg 1,27-3,10 1,09-7,40
4. PM10 mg 0,88-2,17 1,37-5,57
5. SO2 mg 0,25-0,61 0,23-1,37
Sumber : Currie dan Bass, 2005.

10) Dalam operasional pengangkutan, Bahan baku/bahan jadi, kapur, slag dan ash yang
berpotensi menjadi sumber pencemaran debu di sepanjang jalan yang dilaluinya,
selain dimasukkan ke dalam kantong/karung besar juga ditutup dengan menggunakan
penutup bak.
11) Memasang plat penghalang pada ban kendaraan operasional.
12) Meminimalkan emisi gas buang kendaraan operasional dan angkutan yang dimiliki
PT. Indocentral Mining Service and Supplier dengan pemeriksaan dan
pemeliharaan mesin kendaraan secara berkala.
Debu+CO2+
H2O+N
Ox+SO
xRenda
h
Raw
Material

Gas Utama (CO2+H2O+SOx+NOx) + Debu

TUNGKU  COOLIN
 Dust  Bag House
Udara STACK
(FURNACE) G Collector Filter EXHAUST
TOWER

BOTTOM SLAG
ASH

Gambar 3.1. Skema Pengolahan Emisi Tanur/Furnace PT. Indocentral Mining Service and Supplier

b. Pendekatan Sosial Ekonomi


Pendekatan sosial-ekonomi dilakukan melalui pengelolaan manajemen sumberdaya
manusia dan pengalokasian dana yang cukup, sebagai berikut :
1) Untuk memastikan langkah-langkah pendekatan teknologi di atas dijalankan oleh
karyawan unit bersangkutan, maka dibuat dalam bentuk Prosedur Operasi Baku
(Standard Operating Procedure) dan Instruksi Kerja (Work Instruction). Kedua
prosedur tersebut selanjutnya disosialisasikan dan dipelihara serta diperbaiki bila
dipandang perlu.
2) Mengadakan pelatihan keterampilan penguasaan teknik pencegahan, pengendalian
dan penanggulangan limbah gas yang dihasilkan oleh smelter.
3) Pembekalan kedisiplinan dan kesadaran bahwa upaya pencegahan, pengendalian dan
penanggulangan limbah gas adalah menjadi tanggung jawab seluruh karyawan.
4) Menginformasikan kepada seluruh karyawan apabila kualitas udara ambien di ruang
produksi sudah tidak sehat dan menanamkan kesadaran penggunaan masker di
lingkungan kerja dan pemberian sanksi kepada karyawan yang tidak menerapkannya
serta pemberian penghargaan kepada karyawan yang paling disiplin setiap tahunnya.
5) Memberikan bantuan bibit berbagai jenis pohon-pohonan kepada masyarakat untuk
ditanam di sekitar lokasi pemukiman (lahan pekarangan), turus jalan, dan kebun.
6) Mengalokasikan dana untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
melalui pendekatan di atas.
c. Pendekatan Institusi
c) Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah melalui dinas-dinas terkait
dalam melaksanakan pengelolaan terhadap kualitas udara.
d) Melaksanakan audit internal (audit sukarela) jika semua pendekatan teknologi yang
dilakukan untuk mengatasi penurunan kualitas udara belum optimal.
e) Bersinergi dengan pemerintah daerah jika terdapat program pemerintah yang sama
atau mirip dengan program pengelolaan lingkungan hidup terhadap parameter kualitas
udara.
f) Membentuk bagian/departemen dalam struktur organisasi perusahaan yang
membidangi penanganan dampak lingkungan dengan lingkup penugasan:
- Bertanggungjawab dalam pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas yang terkait
dengan seluruh proses peleburan dan pemurnian bijih timah.
- Melakukan pengelolaan terhadap limbah gas yang dihasilkan.

Lokasi UKL

Pengelolaan lingkungan dilaksanakan di seluruh area smelter terutama pada sumber


penghasil limbah gas, unit pengolah limbah gas, serta RTH yang berfungsi untuk
menyerap polutan gas

Periode UKL

Periode pengelolaan lingkungan hidup dilakukan secara berkesinambungan selama


kegiatan operasional pabrik berlangsung.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)


 Pengukuran kualitas udara.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokai UPL
 Areal lokasi kegiatan.
 Di luar lokasi kegiatan/pemukiman terdekat.
Periode UPL
Setiap 6 bulan sekali dilaporkan pada laporan semesteran.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

f. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan


Peningkatan intensitas kebisingan dari mesin produksi dan mobilisasi
kendaraan.
Besaran Dampak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pemagaran disekeliling areal kegiatan.
 Penanaman pohon tegakkan berdaun rapat di sempadan jalan raya.
Lokasi UKL
 Pagar pembatas areal.
 RTH sempadan jalan raya.
Periode UKL
Sebelum operasional.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


(UPL)
 Pengukuran tingkat intensitas kebisingan.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
 Pagar pembatas areal.
 RTH sempadan jalan raya.
Periode UPL
Setiap 6 bulan sekali dilaporkan pada laporan semesteran.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

g. Jenis Dampak Lalu Lintas


Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya mobilitas kendaraan bermotor
karyawan dan kendaraan angkut yang keluar masuk areal kegiatan.
Besaran Dampak
Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal kegiatan akan berpotensi terhadap
kemacetan dan gangguan lalu lintas.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyediaan tempat parkir yang memadai.
 Menyediakan areal bongkar muat/angkut barang
 Melaksanakan hasil kajian lalu lintas.
 Pengangkutan barang secara terjadwal pada jam-jam low traffic.
 Perawatan kendaraan secara berkala dan terjadwal.
Lokasi UKL
Jalan Aria Wiratanudatar.
Periode UKL
Setiap hari.
 Pengamatan visual
 Pencatatan dan dokumentasi
Lokasi UPL
Jalan Aria Wiratanudatar.
Periode UPL
Setiap hari.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian, Dishub
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

h. Jenis Dampak Kerusakan Jalan


Berpotensi pada penurunan kualitas badan jalan.
Besaran Dampak
Panjang jalan yang mengalami pengotoran dan kerusakan akibat kendaraan angkut.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pengangkutan material tidak boleh melebihi kapasitas tonase yang diizinkan.
 Penutupan terpal pada bak kendaraan angkut.
 Penyemprotan/pembersihan ban kendaraan sebelum keluar lokasi
kegiatan.
 Pemeliharaan kendaraan secara berkala dan terjadwal.
Lokasi UKL
Aksesibiltas/rute/tracking kendaraan angkut.
Periode UKL
Setiap melakukan tracking kendaraan angkut.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Pencatatan dan dokumentasi


Lokasi UPL
Sepanjang jalan tracking kendaraan angkut.
Periode UPL
Setiap melakukan tracking kendaraan angkut.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian, Dishub, Dinas PUPR
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

i. Jenis Dampak Timbulan Sampah/Limbah Padat


Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan domestik karyawan.
Besaran Dampak
Limbah padat dan sampah yang dihasilkan dari aktivitas karyawan sebanyak ± 38,34
Kg/hari.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Menyediakan TPSS terpilah organik dan anorganik sebanyak 1 unit.
 Menyediakan tong sampah terpilah organik dan anorganik sebanyak 10 unit.
 Bekerjasama dengan DLH untuk pembuangan sampah ke TPA.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Setiap hari.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan
Periode UPL
Setiap hari.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

j. Jenis Dampak Limbah Produksi


Timbulan limbah produksi sebagian besar di dominasi oleh sisa bahan baku dan
sisa bahan penolong.
Besaran Dampak
Diperkirakan sisa bahan baku dan bahan penolong hingga 346 ton/hari terbagi
dalam 15% debu asap, 25% serbuk, 60% batuan/serpihan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pemanfaatan limbah produksi untuk bahan baku industri semen dan batako.
 Bekerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki izin pemanfaatan limbah B3.
 Penampungan debu asap dengan karung goni.
 Penempatan limbah produksi di TPS B3.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Setiap hari.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Setiap hari dan dilaporkan pada laporan semesteran. Institusi
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

k. Jenis Dampak Limbah B3


Timbulan limbah B3 dari kegiatan produksi dan lain-lain.
Besaran Dampak
Jumlah limbah B3 yang dihasilkan dari limbah produksi 346 ton/hari, lampu TL,
alat kantor, suku cadang mesin yang masa habisnya 2-3 tahun sekali.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Membuat TPS B3.
 Mengumpulkan limbah B3 berdasarkan bentuk, jenis, dan karakter limbah.
 Penyimpanan limbah B3 dalam wadah plastik HDPE.
 Memberikan lebel dan stiker bahaya pada wadah penyimpanan limbah B3.
 Memasang APAR 6 Kg pada TPS B3.
 Membuat log book untuk mencatat jumlah limbah dalam TPS B3.
 Menjalin kerjasama dengan lembaga berizin transportasi dan
pengolah/pemanfaatan LB3.
 Pengangkutan limbah B3 terjadwal.
Lokasi UKL
Penempatan TPS B3.
Periode UKL
Setiap hari.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
TPS B3.
Periode UPL
Setiap 3 bulan sekali dan dilaporkan pada laporan semesteran.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

l. Jenis Dampak Kebakaran


Potensi terjadinya kebakaran di lokasi kegiatan.
Besaran Dampak
Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencana kebakaran.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyediaan APAR 6 Kg sebanyak 5 unit.
 Pemeliharaan sumber arus listrik.
 Penggunaan stok kontak otomatis.
 Pemasangan alarm bencana.
 Membuat jalur evakuasi dan titik kumpul bencana.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Sebelum kegiatan operasional.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengecekan sumber arus listrik.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Setiap hari.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian, Damkar, BPBD
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-

m. Jenis Dampak K3
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan.
Besaran Dampak
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Menerapkan SOP.
 Pemakaian alat pelindung kerja industri.
 Menyediakan P3K.
 Pemberian pelatihan K3.
 Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan.
 Pemberian minuman susu setelah selesai bekerja.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Setiap hari.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Medical chek up karyawan.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Setiap 6 bulan sekali dilaporkan pada laporan semesteran.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-
n. Jenis Dampak Run Off
Peningkatan run off limpasan air hujan.
Besaran Dampak
Perkiraan limpasan air hujan dengan menggunakan rumus rasional untuk
perkerasan beton dan areal atap tidak tembus air diperkirakan sebesar 21,6 – 25,9
m3/hari.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyediaan RTH.
 Membuat saluran lindi/parit air pada permukaan jalan.
 Membuat lubang biopori sebanyak 50 unit.
 Membuat saluran drainase lingkungan.
 Membuat grill pada lahan yang menutupi drainase.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan
Periode UKL
Sebelum operasional.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengamatan visual.
 Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
 RTH.
 Area parkir.
 Lubang biopori.
 Drainase
Periode UPL
Setiap hari khususnya pada saat musim hujan.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-
MATRIKS
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
A. Pra Konstruksi
Sosialisasi Sikap dan Jumlah dan Melakukan Warga Kp. Satu kali Observasi Warga Kp. Sekali pada Pelaksana : PT. Pada
kepada persepsi respon komunikasi, Batukurung pada saat dan Batukurung saat Indocentral Mining prinsipnya
masyarakat masyarakat masyarakat sosialisasi dan RT. 04/05 sosialisasi wawancara RT. 04/05 pembuatan Service and warga
terhadap yang observasi. Desa rencana dengan Desa izin Supplier terkena
rencana menanggapi Cinangsi kegiatan dan masyarakat Cinangsi tetangga dampak
pengolahan positif dan Kec. untuk sekitar Kec. dan Pengawas : langsung di
batu negatif Cikalong- mendapatk lokasi. Cikalong- Rekomen- Desa Cinangsi, Kec. sekitar lokasi
tembaga. terhadap kulon an kulon dasi Camat. Cikalongkulon kegiatan
rencana Kabupaten persetujuan Kabupaten setuju
kegiatan Cianjur. izin warga. Cianjur. Penerima laporan dengan
pengolahan : DLH adanya
batu rencana
tembaga. kegiatan
industri
pengolahan
tembaga
oleh
Pemrakarsa
Pembebas- Potensi Jumlah  Melakukan Areal lokasi Sekali pada  Peng- Warga Kp. Sekali pada Pelaksana : PT. Transaksi
an lahan terjadi kerugian dan dan Kegiatan saat amatan Batukurung saat Indocentral Mining perjanjian
konflik keuntungan melaksana- melakukan visual. RT. 04/05 penanda- Service and sewa lahan
sosial yang kan transaksi transaksi  Pencatat Desa tanganan Supplier sudah
diakibatkan didapatkan perjanjian sewa lahan -an dan Cinangsi surat dilaksana-
dari pemilik sewa yang dokumen Kec. perjanjian Pengawas : kan dan
pelaksana- lahan dan saling meng- tasi Cikalong- sewa Desa Cinangsi, Kec. telah di
an penyewa untungkan. kulon Cikalongkulon, sepakati
MATRIKS UKL – UPL -30
perjanjian lahan  Melakukan Kabupaten BPN Cianjur bersama.
sewa lahan. pengukuran Cianjur.
batas-batas

MATRIKS UKL – UPL -31


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
lahan. Penerima laporan :
DLH
B, Konstruksi
Rekrutmen  Terserap Tenaga Rekrutmen Warga Kp. Seminggu  Melaku- Warga Kp. Sekali pada Pelaksana : PT. Tenaga
tenaga kerja nya kerja tenaga kerja Batukurung sebelum kan Batukurung saat Indocentral Mining kerja teknik
tenaga konstruksi konstruksi lebih RT. 04/05 pekerjaan wawan- RT. 04/05 rekrutmen Service and khusus
kerja sebanyak memprioritas- Desa konstruksi cara dan Desa tenaga Supplier instalasi
lokal 25 orang kan warga Cinangsi dilakukan observasi Cinangsi kerja mesin
 Tercipta- sekitar lokasi Kec. keahlian Kec. konstruksi Pengawas : produksi
nya yang terkena Cikalong-  Pencatat- Cikalong- Desa Cinangsi, Kec. didatangkan
peluang dampak langsung kulon an dan kulon Cikalongkulon, dari China
usaha Kabupaten Dokumen- Kabupaten Disnakertrans
untuk Cianjur. tasi Cianjur.
warga Penerima laporan :
sekitar DLH

MATRIKS UKL – UPL -31


Pematang- Peningkat- Kualitas Penyiraman Areal lokasi Khususnya  Uji Areal lokasi Sekali pada Pelaksana : PT. -
an lahan an kadar udara lahan secara kegiatan pada musim kualitas kegiatan saat Indocentral Mining
debu melebihi periodik kemarau udara dilakukan Service and
kualitas  Pencatat- pematang- Supplier
udara an dan an lahan
ambien, dan dokumen- Pengawas :
besaran tasi Desa Cinangsi, Kec.
partikel Cikalongkulon, DLH
harus lebih
rendah dari Penerima laporan
10 μg : DLH
maksimal
150 μg/m3
dan debu
maksimum
350 mm3/m2
per hari (PP.
41 tahun
1999)

MATRIKS UKL – UPL -32


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Pematang- Peningkat- Kebisingan  Pemagaran di  Areal  Sebelum  Uji tingkat di dalam Sekali pada Pelaksana : PT. -
an lahan an melebihi sekeliling areal pagar pematang kebising- dan di luar saat Indocentral Mining
kebisingan baku mutu kegiatan batas -an lahan an areal proyek pelaksana- Service and
areal  Pekerjaan yang lahan dilakukan  Pencatat- an Supplier
pemukiman menimbulkan  Areal  Selama an dan pematang-
dan kebisingan lokasi kegiatan dokumen- an lahan Pengawas :
perumahan dilakukan pada kegiatan pematang tasi Desa Cinangsi, Kec.
55 siang hari -an lahan Cikalongkulon, DLH
dBA
sesuai Penerima laporan
KepmenLH : DLH
No. 48/1996
tentang baku
mutu
kebisingan
Pematang- Penurunan Volume sisa  Pembersihan Areal lokasi Selama  Pengamat Areal lokasi Selama Pelaksana : PT. -
an lahan estetika tanah galian lahan kegiatan pelaksana- -an visual kegiatan pelaksana- Indocentral Mining
lingkungan yang  Pemanfaatan an  Pencatat- an Service and
berceceran tanah sisa pematang- an dan pematang- Supplier
tidak galian untuk an lahan dokumen- an lahan
beraturan perataan dan tasi Pengawas :
pemadatan Desa Cinangsi, Kec.
Cikalongkulon,
DLH
Penerima laporan
: DLH
Pematang- Peningkat- Perkiraan  Membuat trap Areal lokasi Selama  Pengamat Areal lokasi Selama Pelaksana : PT. -
an lahan an run off perubahan lumpur/ kegiatan pelaksana- -an visual kegiatan pelaksana- Indocentral Mining
limpasan air kolam an pada saat an Service and
hujan dari pengendapan pematang- turun pematang- Supplier
tanah agak  Membuat an lahan hujan an lahan
mudah saluran  Pencatat- Pengawas :
diresapi Desa Cinangsi, Kec.
MATRIKS UKL – UPL -32
menjadi drainase lokal an dan Cikalongkulon, DLH
tanah padat dokumen-
tasi

MATRIKS UKL – UPL -33


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
sulit Penerima laporan :
diresapi DLH
dengan
mengguna-
kan metode
rasional Q =
0,00278
C.I.A adalah
sebesar
0,00028
m3/s

MATRIKS UKL – UPL -33


Mobilisasi Peningkat- Kualitas  Penyiraman Areal lokasi Selama  Uji Areal lokasi Sekali Pelaksana : PT. Peralatan
peralatan an kadar udara lahan secara kegiatan pelaksana- kualitas kegiatan sebelum Indocentral Mining akan
dan debu melebihi periodik an kegiatan udara dan di sela- Service and didatangkan
material kualitas  Penggunaan khususnya  Pencatat- sela Supplier secara
udara kendaraan pada saat an dan pelaksana- bertahap dan
ambien, dan angkut yang kemarau dokumen- an kegiatan Pengawas : terencana
besaran telah lulus uji tasi Desa Cinangsi, Kec. sesuai
partikel emisi Cikalongkulon, jadwal.
harus lebih  Penutupan Dishub, DLH
rendah dari terpal bak
10 μg kendaraan Penerima laporan
maksimal angkut : DLH
150 μg/m3
dan debu
maksimum
350 mm3/m2
per hari (PP.
41 tahun
1999)

MATRIKS UKL – UPL -34


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Mobilisasi Peningkat- Kebisingan  Pemagaran di Areal lokasi Sebelum  Uji tingkat Areal lokasi Sekali Pelaksana : PT. Peralatan
peralatan an intensitas melebihi sekeliling areal kegiatan dan pada kebising- kegiatan sebelum Indocentral Mining akan
dan kebisingan baku mutu kegiatan saat an dan di sela- Service and didatangkan
material areal  Pekerjaan yang pelaksana-  Pencatat- sela Supplier secara
pemukiman menimbulkan an kegiatan an dan pelaksana- bertahap dan
dan kebisingan dokumen- an kegiatan Pengawas : terencana
perumahan dilakukan pada tasi Desa Cinangsi, Kec. sesuai
55 siang hari Cikalongkulon, jadwal.
dBA Dishub, DLH
sesuai
KepmenLH Penerima laporan
No. 48/1996 : DLH
tentang baku
mutu
kebisingan
Mobilisasi Peningkat- Bertambah-  Pengangkut- Jalan Aria Pada saat  Pengamat Jalan Aria Pada saat Pelaksana : PT. Peralatan
peralatan an arus lalu nya volume an alat Wiratanuda- dilakukan -an visual Wiratanuda- dilakukan Indocentral Mining akan
dan lintas dan kendaraan terjadwal dan tar – Trans pen-  Pencatat- tar – Trans pen- Service and didatangkan
material gangguan melalui jalan dilakukan Yogi distribusian an dan Yogi distribusian Supplier secara
lalu lintas pada siang alat dan dokumen- alat dan bertahap dan
Aria hari. material tasi material Pengawas : terencana
Wiratanuda-  Mobilisasi Desa Cinangsi, Kec. sesuai
tar – Trans kendaraan Cikalongkulon, jadwal.
Yogi dilakukan Dishub, DLH

MATRIKS UKL – UPL -34


pada jam-jam
Penerima laporan
low traffic.
: DLH
 Penempatan
petugas
pengatur lalu
lintas.

MATRIKS UKL – UPL -35


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Mobilisasi Penurunan Panjang  Pembuatan Jalan Aria Pada saat  Pengamat Jalan Aria Pada saat Pelaksana : PT. Peralatan
peralatan kualitas jalan yang kolam Wiratanuda- dilakukan -an visual Wiratanuda- keluar Indocentral Mining akan
dan badan jalan terkotori pengendapan tar – Trans pen-  Pencatat- tar – Trans masuk Service and didatangkan
material lumpur dan pembersihan Yogi distribusian an dan Yogi kendaraan Supplier secara
mengalami ban kendaraan. alat dan dokumen- proyek bertahap dan
kerusakan  Penyemprot- material tasi Pengawas : terencana
oleh an ban Desa Cinangsi, Kec. sesuai
kendaraan kendaraan Cikalongkulon, jadwal.
proyek sebelum keluar Dishub, DLH
areal
lokasi. Penerima laporan
 Bobot : DLH
kendaraan
angkut tidak
boleh melebihi
tonase yang di
izinkan.
 Penutupan
bak
kendaraan
angkut
dengan terpal
Pembangun Peningkat- Kualitas Penyiraman Areal lokasi Sebelum  Uji Areal lokasi Sekali Pelaksana : PT.
-an sarana an kadar udara lahan secara kegiatan kegiatan kualitas kegiatan ditengah- Indocentral Mining
dan debu melebihi periodik dilaksana- udara dan tengah Service and
prasarana kualitas kan kadar debu pelaksana- Supplier
udara khususnya  Pencatat- an kegiatan
ambien, dan pada saat an dan Pengawas :
-
besaran kemarau dokumen- Desa Cinangsi, Kec.
partikel tasi Cikalongkulon,
harus lebih DLH, Dinas PUPR
rendah dari Penerima laporan :
MATRIKS UKL – UPL -35
10 μg DLH
maksimal

MATRIKS UKL – UPL -36


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
150 μg/m3
dan debu
maksimum
350
mm3/m2 per
hari (PP. 41
tahun 1999)
Pembangun Peningkat- Kebisingan  Pemagaran di Areal lokasi Selama  Uji tingkat Areal lokasi Sekali pada Pelaksana : PT.
-an sarana an intensitas melebihi sekeliling areal kegiatan pelaksana- kebising- kegiatan saat Indocentral Mining
dan kebisingan baku mutu kegiatan an kegiatan an pelaksana- Service and
prasarana areal  Pekerjaan yang  Pencatat- an kegiatan Supplier
pemukiman menimbulkan an dan
dan kebisingan dokumen- Pengawas :
perumahan dilakukan pada tasi Desa Cinangsi, Kec.
55 siang hari Cikalongkulon, -
dBA DLH, Dinas PUPR
sesuai
KepmenLH Penerima laporan
No. 48/1996 : DLH
tentang baku
mutu
kebisingan
Pembangun Penurunan Volume  Penyediaan Areal lokasi Selama  Pengamat Areal lokasi Selama Pelaksana : PT.
-an sarana estetika sampah/ TPSS kegiatan pelaksana- -an visual kegiatan pelaksana- Indocentral Mining
dan lingkungan limbah padat  Sisa bahan an kegiatan  Pencatat- an kegiatan Service and
prasarana sisa- sisa bangunan yang an dan Supplier
pembangun- layak dokumen-
an yang pakai dapat tasi Pengawas :
berserakan dimanfaat-kan Desa Cinangsi, Kec. -
kembali Cikalongkulon,
DLH, Dinas PUPR

MATRIKS UKL – UPL -36


Penerima laporan
: DLH

MATRIKS UKL – UPL -37


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Pembangun Potensi Jumlah  Pemakaian Areal lokasi Selama  Pengamat Areal lokasi Sekali Pelaksana : PT.
-an sarana kecelakaan pekerja alat pelindung kegiatan pelaksana- -an visual kegiatan sebelum Indocentral Mining
dan kerja yang kerja an kegiatan  Medical dan sesudah Service and
prasarana mengalami konstruksi cheu up pelaksana- Supplier
kecelakaan sesuai SNI  Pencatat- an kegiatan
dan seperti helm, an dan pem- Pengawas :
gangguan sarung tangan, dokumen- bangunan Desa Cinangsi, Kec.
kesehatan sepatu dan tasi Cikalongkulon,
pakaian khusus DLH, Dinas PUPR
-
proyek
 Penyediaan Penerima laporan
P3K : DLH
 Pemberian
jaminan
Kecelakaan
dan kesehatan

C. Operasi
Rekrutmen  Terserap Tenaga  Rekrutmen Warga Kp. Sekali pada  Melaku- Warga Kp. Selama Pelaksana : PT.
tenaga kerja nya kerja tenaga kerja Batukurung saat kan Batukurung operasional Indocentral Mining
tenaga sebanyak akan mem- RT. 04/05 rekrutmen wawan- RT. 04/05 dilakukan Service and
kerja 71 orang prioritaskan Desa tenaga kerja cara dan Desa dan Supplier
lokal warga sekitar Cinangsi observasi Cinangsi dilaporkan
 Terciptan lokasi yang Kec. keahlian Kec. setiap 6 Pengawas : Desa
ya terkena Cikalong-  Pencatat- Cikalong- bulan sekali Cinangsi, Kec.
peluang dampak kulon an dan kulon Cikalongkulon, -
usaha langsung Kabupaten Dokumen- Kabupaten Disnakertrans
Cianjur. Cianjur.

MATRIKS UKL – UPL -37


untuk sesuai dengan tasi Penerima laporan :
warga keahlian yang DLH
sekitar dibutuhkan
 Memberikan
upah/gaji
minimal

MATRIKS UKL – UPL -38


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Berdasarkan
UMK dengan
professional
dan
proporsional
Kegiatan Penurunan Limbah cair  Membuat  Areal Dikerjakan  Pengukur- Saluran Setiap 6 Pelaksana : PT.
domestik kualitas air grey water instalasi lokasi sebelum an inlet dan bulan sekali Indocentral Mining
karyawan permukaan yang saluran kegiatan. operasional kualitas outlet kolam dan Service and
dalam diakibatkan dihasilkan pembuangan  Kolam kegiatan air limbah unit dilaporkan Supplier
pemanfaat- dari kegiatan sebesar air bekas dan resapan yang pengolahan dalam
an air bersih domestik 0,852 air kotor. di dihasilkan air limbah laporan Pengawas : Desa
untuk MCK karyawan m3/hari  Membuat sebelah  Pencatat- semesteran Cinangsi, Kec.
menghasil- kolam resapan utara an dan Cikalongkulon,
kan limbah sebagai unit lokasi dokumen- DLH, Dinas
grey water. pengolahan kegiatan tasi. KUKM,
-
air limbah. Perdagangan, dan
 Membuat Perindustrian
filterisasi Penerima laporan :
dengan zeolit, DLH
ijuk,
dan arang
aktif untuk
pengolahan
limbah cair.

Kegiatan Timbulan Besaran  Pembuatan Areal lokasi Sebelum  Pengukur- Lokasi Dilakukan Pelaksana : PT.
domestik limbah cair limbah cair jaringan kegiatan pada operasional an sumur 6 bulan Indocentral Mining
karyawan dari black water pembuangan RTH kegiatan kualitas pantekdi sekali dan Service and
dalam kegiatan yang air kotor tinja. air tanah area lokasi dilaporkan Supplier
penanganan MCK dihasilkan  Pembuatan pada kegiatan dan pada -
limbah tinja menghasilk sebesar 0,213 septictank sumur warga laporan Pengawas : Desa
an limbah m3/hari kedap air. terdekat terdekat semesteran Cinangsi, Kec.
Cikalongkulon,
MATRIKS UKL – UPL -38
black water  Penyedotan  Pencatat- DLH, Dinas
menuju ke an dan KUKM,
septictank Perdagangan, dan

MATRIKS UKL – UPL -39


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Septictank dokumen- Perindustrian
setahun sekali. tasi.
Penerima laporan :
DLH
Kegiatan Penurunan Adanya  Penyediaan Areal lokasi Sebelum  Pengamat Area lokasi Setiap hari Pelaksana : PT.
domestik kuantitas air pemanfaata reservoir kegiatan operasional -an visual kegiatan dan Indocentral Mining
karyawan tanah akibat n air tanah untuk me- sumber air kegiatan  Pencatat- sumber air dilaporkan Service and
dalam dari (sumur bor) nampung air bersih an dan bersih dalam Supplier
memanfaat- penggunaan sebesar bersih dari dokumen- laporan
kan sumber air bersih 1,065 sumur. tasi semesteran Pengawas : Desa
air bersih yang m3/hari dan  Pembuatan setiap 6 Cinangsi, Kec.
bersumber pada awal kolam/ tandon bulan sekali Cikalongkulon,
dari air pengisian air untuk DLH, Dinas
-
sumur kolam/tand proses KUKM,
on air pendinginan Perdagangan, dan
sebanyak mesin secara Perindustrian
50 m3 sirkulasi.
 Membuat Penerima laporan :
lubang DLH
biopori
sebanyak 50
unit.
Kegiatan Penurunan Kualitas  Penyediaan  RTH Sebelum  Pengukur-  Areal Setiap 6 Pelaksana : PT.
operasi kualitas udara Ruang  Area dan setiap an kualitas lokasi bulan sekali Indocentral Mining
mesin udara melebihi Terbuka lokasi hari operasi udara kegiatan. dilaporkan Service and
produksi dilingkungan kualitas Hijau. kegiatan produksi  Pencatat-  Di luar pada Supplier
dan industri dari udara  Penyiraman kegiatan an dan lokasi laporan
mobilisasi kegiatan ambien lahan secara industri dokumen- kegiatan semesteran Pengawas : Desa
kendaraan produksi dan dengan periodik pada tasi / Cinangsi, Kec. -
angkut mobilisasi besaran musim pemukim Cikalongkulon,
kendaraan partikel lebih kemarau. -an Dinas KUKM,
rendah dari  Menanam terdekat Perdagangan dan
10 μg pohon Perindustrian
MATRIKS UKL – UPL -39
maksimal tegakkan
150 μg/m3 Penerima laporan :

MATRIKS UKL – UPL -40


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode

MATRIKS UKL – UPL -40


dan debu penyerap CO2 DLH
maksimum paling baik.
350  Pemakaian
mm3/m2 per tutup/ terpal
hari (PP. 41 pada bak
tahun 1999) kendaraan
angkut bahan
baku dan
penolong.
 Pengguna-an
kendaraan
angkut yang
telah lulus uji
emisi.
 Perawatan
kendaraan
angkut secara
berkala dan
terjadwal.
 Pembuatan
cerobong asap
secara zigzag
horizontal
dilengkapi
dengan filter
udara dan
debu.
 Pembuatan
cerobong asap
vertikal
setinggi 35
meter.

MATRIKS UKL – UPL -41


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
 Pemakaian
masker
untuk
karyawan
dan
pengunjung
Kegiatan Peningkatan Kebisingan  Pemagaran  Pagar Sebelum  Pengukur-  Pagar Setiap 6 Pelaksana : PT.
operasi intensitas tidak disekeliling pembatas operasional an tingkat pem- bulan sekali Indocentral Mining
mesin kebisingan melebihi areal. areal kebising- batas dilaporkan Service and
produksi dari mesin baku mutu  Penanaman kegiatan an areal pada Supplier
dan produksi dan untuk pohon  RTH  Pencatat- kegiatan laporan
mobilisasi mobilisasi industri tegakkan sempa- an dan  RTH semesteran Pengawas : Desa
kendaraan kendaraan sebesar 70 berdaun rapat dan jalan dokumen- sem- Cinangsi, Kec. -
angkut dBA sesuai di sempadan raya tasi padan Cikalongkulon,
KepmenLH jalan raya. jalan raya Dinas KUKM,
No. Perdagangan dan
48/1996 Perindustrian
tentang
baku mutu Penerima laporan :
kebisingan DLH
Kegiatan Peningkatan Jumlah  Penyediaan Jalan Aria Setiap hari  Pengamat Jalan Aria Setiap hari Pelaksana : PT.
operasional volume lalu kendaraan tempat parkir Wiratanuda- -an visual Wiratanuda- Indocentral Mining
mobilisasi lintas akibat yang keluar yang tar  Pencatat- tar Service and
kendaraan adanya masuk areal memadai. an dan Supplier
angkut mobilitas kegiatan  Menyediakan dokumen-
kendaraan akan areal bongkar tasi Pengawas : Desa
bermotor berpotensi muat/angkut Cinangsi, Kec.
karyawan terhadap barang Cikalongkulon, -
dan kemacetan  Melaksana- Dinas KUKM,
kendaraan dan kan hasil Perdagangan dan
angkut yang gangguan kajian lalu Perindustrian,
keluar masuk lalu lintas lintas. Dishub
areal  Pengangkut-
MATRIKS UKL – UPL -41
kegiatan an barang Penerima laporan :
DLH

MATRIKS UKL – UPL -42


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Secara
terjadwal pada
jam-jam low
traffic.
 Perawatan
kendaraan
secara berkala
dan
terjadwal
Kegiatan Berpotensi Panjang  Pengangkut- Aksesibilitas Setiap  Pengamat Sepanjang Setiap Pelaksana : PT.
operasional pada jalan yang an material / rute/ melakukan -an visual jalan melakukan Indocentral Mining
mobilisasi penurunan mengalami tidak boleh tracking tracking  Pencatat- tracking tracking Service and
kendaraan kualitas pengotoran melebihi kendaraan kendaraan an dan kendaraan kendaraan Supplier
angkut badan jalan dan kapasitas angkut angkut dokumen- angkut angkut
kerusakan tonase yang tasi Pengawas : Desa
akibat diizinkan. Cinangsi, Kec.
kendaraan  Penutupan Cikalongkulon,
angkut terpal pada Dinas KUKM,
bak kendaraan Perdagangan dan
angkut. Perindustrian,
 Penyemprot- Dishub, Dinas
an/ PUPR
-

MATRIKS UKL – UPL -42


pembersihan Penerima laporan :
ban kendaraan DLH
sebelum
keluar lokasi
kegiatan.
 Pemelihara-
an kendaraan
secara
berkala dan
terjadwal.

MATRIKS UKL – UPL -43


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Kegiatan Timbulan Limbah  Menyediakan Areal lokasi Setiap hari  Pengamat Areal lokasi Setiap hari Pelaksana : PT.
domestik sampah yang padat dan TPSS terpilah kegiatan -an visual kegiatan Indocentral Mining
karyawan dihasilkan sampah yang organik dan  Pencatat- Service and
dari kegiatan dihasilkan anorganik an dan Supplier
domestik dari aktivitas sebanyak 1 dokumen-
karyawan karyawan unit. tasi Pengawas : Desa
sebanyak ±  Menyediakan Cinangsi, Kec.
38,34 tong sampah Cikalongkulon,
Kg/hari terpilah Dinas KUKM,
organik dan Perdagangan dan -
anorganik Perindustrian
sebanyak 10
unit. Penerima laporan :
DLH
 Bekerjasama
dengan DLH
untuk
pembuangan
sampah ke
TPA
Kegiatan Timbulan Diperkira-  Pemanfaatan Areal lokasi Setiap hari  Pengamat Areal lokasi Setiap hari Pelaksana : PT.
operasi limbah kan sisa limbah kegiatan -an visual kegiatan dan Indocentral Mining
produksi produksi bahan baku produksi  Pencatat- dilaporkan Service and
sebagian dan bahan untuk bahan an dan pada Supplier
besar di penolong baku industri dokumen- laporan
dominasi hingga 346 semen dan tasi semesteran Pengawas : Desa
oleh sisa ton/hari batako. Cinangsi, Kec.
bahan baku terbagi  Bekerjasama Cikalongkulon, -
dan sisa dalam 15% dengan pihak Dinas KUKM,
bahan debu asap, ketiga yang Perdagangan dan
penolong 25% serbuk, memiliki izin Perindustrian
60% pemanfaatan
batuan/ limbah B3. Penerima laporan :
serpihan  Penampung- DLH
MATRIKS UKL – UPL -43
an debu asap

MATRIKS UKL – UPL -44


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Dengan
karung goni.
 Penempatan
limbah
produksi di
TPS B3
Kegiatan Timbulan Jumlah  Membuat Penempatan Setiap hari  Pengamat TPS B3 Setiap 3 Pelaksana : PT.
operasional limbah B3 limbah B3 TPS B3. TPS B3 -an visual bulan sekali Indocentral Mining
dari kegiatan yang  Mengumpul-  Pencatat- dan Service and
produksi dan dihasilkan kan limbah an dan dilaporkan Supplier
lain-lain dari limbah B3 berdasar- dokumen- pada
produksi 346 kan bentuk, tasi laporan Pengawas : Desa
ton/hari, jenis, dan semesteran Cinangsi, Kec.
lampu karakter Cikalongkulon,
limbah. Dinas KUKM,
TL, alat  Penyimpan- Perdagangan dan
kantor, suku an limbah B3 Perindustrian
cadang dalam wadah
mesin yang plastik HDPE. Penerima laporan :
masa  Memberikan DLH
-
habisnya 2- lebel dan
3 tahun stiker bahaya
sekali pada wadah
penyimpan-
an limbah
B3.
 Memasang
APAR 6 Kg
pada TPS B3.
 Membuat log
book untuk
mencatat
jumlah
MATRIKS UKL – UPL -44
limbah dalam

MATRIKS UKL – UPL -45


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
TPS B3.
 Menjalin
kerjasama
dengan
lembaga
berizin
transportasi
dan pengolah/
pemanfaatan
LB3.
 Pengangkut-
an limbah B3
terjadwal.

Kegiatan Potensi Jumlah  Tersedianya Areal lokasi Sebelum  Pengecek- Areal lokasi Setiap hari Pelaksana : PT.
operasional terjadinya kerugian APAR 6 kegiatan kegiatan an kegiatan Indocentral Mining
kebakaran di yang di Kg operasional sumber Service and
lokasi akibatkan sebanyak 5 arus listrik Supplier
kegiatan. dari bencana unit  Pencatat-
kebakaran  Pemeliharaan an dan Pengawas : Desa
sumber arus dokumen- Cinangsi, Kec.
listrik tasi Cikalongkulon,
 Penggunaan Dinas KUKM,
stok kontak Perdagangan dan
-
otomatis Perindustrian,
Damkar, BPBD

MATRIKS UKL – UPL -45


 Pemasangan Penerima laporan :
alarm DLH
bencana
 Membuat jalur
evakuasi dan
titik kumpul
bencana

MATRIKS UKL – UPL -46


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Kegiatan Potensi Jumlah  Menerapkan Areal lokasi Setiap hari  Pengamat Areal lokasi Setiap 6 Pelaksana : PT.
operasional terjadinya pekerja yang SOP kegiatan -an visual kegiatan bulan sekali Indocentral Mining
kecelakaan mengalami  Pemakaian alat  Medical dilaporkan Service and
kerja dan kecelakaan pelindung kerja chek up pada Supplier
gangguan kerja dan industri karyawan laporan
kesehatan gangguan  Menyediakan  Pencatat- semesteran Pengawas : Desa
karyawan kesehatan P3K an dan Cinangsi, Kec.
 Pemberian dokumen- Cikalongkulon,
pelatihan K3 tasi Dinas KUKM,
 Ikut serta Perdagangan dan
Perindustrian -
dalam program
BPJS tenaga Penerima laporan :
kerja dan
DLH
kesehatan
 Pemberian
minuman susu
setelah
selesai
bekerja.

Akibat dari Peningkatan Perkiraan  Penyediaan Areal lokasi Sebelum  Pengamat  RTH. Setiap hari Pelaksana : PT.
lahan run off limpasan air RTH. kegiatan operasional -an visual  Area khususnya Indocentral Mining
tertutup limpasan air hujan  Membuat  Pencatat- parkir. pada saat Service and
bangunan hujan dengan saluran an dan  Lubang musim Supplier
mengguna- lindi/parit air dokumen- biopori. hujan
kan rumus pada tasi  Drainase Pengawas : Desa
rasional permukaan Cinangsi, Kec.
Cikalongkulon, -
untuk areal jalan.
beton dan  Membuat Dinas KUKM,
atap tidak lubang Perdagangan dan
tembus air biopori Perindustrian
diperkirakan sebanyak 50
sebesar 21,6 unit. Penerima laporan :
MATRIKS UKL – UPL -46
- 25,9  Membuat DLH

MATRIKS UKL – UPL -47


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Sumber Jenis Besaran
Pengelolaan dan Keterangan
Dampa Dampa Dampa
Pemantauan
k k k
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
m3/hari. saluran
drainase
lingkungan.
 Membuat grill
pada lahan
yang
menutupi
drainase.

MATRIKS UKL – UPL -47


Gambar 3.1 Peta Pengelolaan Lingkungan

MATRIKS UKL – UPL -48


Gambar 3.2 PetaPemantauan Lingkunga

MATRIKS UKL – UPL -49


Jumlah dan Jenis PPLH

BAB 4
JUMLAH DAN JENIS IZIN
PPLHYANG DIBUTUHKAN

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya


sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup
dan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum
lingkungan hidup.
Dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut,
maka setiap rencana kegiatan atau usaha wajib memliki izin lingkungan termaktub
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Serta
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mewajibkan setiap rencana
kegiatan/usaha memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
(PPLH).
Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. Indocentral Mining
Service and Supplier adalah kegiatan pengolahan batu tembaga. Kegiatan ini
bersifat permanen dan wajib mengajukan serta memiliki izin PPLH antara lain :
1. Izin lingkungan
2. Izin penampungan sementara limbah B3 (TPS B3)
3. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasional Khusus

PT. Indocentral Mining Service and Supplier iv - 1


DAFTAR PUSTAKA

f9vvvvv 9 http://green.kompasiana.com/polusi/2013/03/09/ukl-upl-celah-bagi-

kerusakan-
lingkungan-hidup-540449.html

http://tehniksumurresapan.blogspot.com/2013/02/standard-sumur-
resapan.html

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:1ZRlklQ0YkEJ:ikk357.
blog.esaunggul.ac.id/files/2012/11/Limbah-Cair-
Industri1.pdf+limbah+cair+industri&cd=7&hl=id&ct=clnk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20beban%20pencemaran
%20air&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDEQFjAC&url=http
%3 A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F37627%2F1%2F05-
Dyah.pdf&ei= 14rCUe2cLIy3rAfN1IGwBw&usg=AFQjCNGTctpRA-
vylb4JnQ6hNqL9T5sPRg

Kementerian Lingkungan Hidup RI – Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah,


“Teologi Lingkungan : Etika Pengelolaan Lingkungan dalam
Perspektif Islam” cetakan kedua, 2012;

Penelitian Endes N. Dahlan IPB Publishing, 2008

Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008

Soemarwoto, Otto. 2004. “Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan”;

Anda mungkin juga menyukai