UKL-UPL PT. Indocentral Mining Service & Supplier 14.12.2019
UKL-UPL PT. Indocentral Mining Service & Supplier 14.12.2019
UKL-UPL PT. Indocentral Mining Service & Supplier 14.12.2019
Lamp. : 1 bundel
Perihal : Permohonan Persetujuan UKL-UPL Yth. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Cianjur
Di CIANJUR
Dengan hormat,
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL
dan SPPL, dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Rekomendasi/Pengesahan
UKL-UPL dengan data sebagai berikut :
I. KETERANGAN PEMOHON :
Nama pemohon/kuasa : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Alamat pemohon/kuasa : Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12 Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa
Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
Direktur : Pudjiono
Bidang usaha/kegiatan : Industri pembuatan logam dasar bukan besi (Pengolahan Batu
Tembaga)
Kapasitas produksi : 4.000 ton/bulan
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terimakasih.
PUDJIONO
Direktur
Nomor : Kepada:
Lamp. : 3 bundel dokumen Yth. Kepala DPMPTSP Kabupaten Cianjur
Perihal : Permohonan Izin Lingkungan di
CIANJUR
Dengan Hormat,
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan, dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Lingkungan dengan
data sebagai berikut :
Demikian Permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih
PUDJIONO
Direktur
Tembusan :
1. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
2. Arsip
SURAT PERNYATAAN PELAKSANA UKL-UPL
Selanjutnya bertindak atas nama PT. INDOCENTRAL MINING SERVICE AND SUPPLIER,
dengan ini menyatakan bahwa :
1. Data UKL-UPL dari kegiatan tersebut di atas telah disusun dengan benar sesuai
dengan peraturan yang berlaku,
2. Kami bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan
yang tercantum didalam dokumen UKL-UPL serta bersedia dipantau dampaknya oleh
instansi yang berwenang selama kegiatan berlangsung dan mengirimkan laporan
setiap 6 (enam) bulan sekali ke Dinas Lingkungan Hidup,
3. Apabila kami tidak melakukan apa yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL dan
terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan, kami bersedia menghentikan
kegiatan usaha dan bersedia menanggung semua kerugian serta resiko yang
ditimbulkan oleh pencemaran atau kerusakan lingkungan yang terjadi.
4. Kami bersedia merevisi dokumen UKL-UPL jika terdapat perubahan dalam
kegiatan/usaha baik luasan lahan, kapasitas maupun desain dan lain-lain sesuai
peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, sebagai komitmen perusahaan
kami dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
PUDJIONO
DIREKTUR
LAMPIRAN – LAMPIRAN
PT. Indocentral Mining Service and Supplier
K ATA PENGANTAR
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) ini kami susun sesuai dengan ketentuan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup pasal 34 secara tegas menyatakan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) wajib
memiliki UKL-UPL.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 38 tahun 2019 poin H
Bidang Perindustrian No. 8. Kegiatan industri yang tidak termasuk angka 1 sampai dengan
angka 7 yang menggunakan areal ≥ 10 ha (Kota Besar) termasuk kegiatan yang wajib
memiliki Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), sedangkan Kegiatan Industri
Pengolahan Batu Tembaga PT. Indocentral Mining Service and Supplier terletak di
Cianjur yang termasuk dalam kategori Kota Besar, dengan luas lahan 9.450 m2 tergolong
dan wajib melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Format penyusunan dokumen mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yang
selanjutnya disebut UKL-UPL.
Kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan arahan, petunjuk, dan
saran-sarannya hingga terwujudnya dokumen ini, kami sampaikan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN UKL – UPL
PERNYATAAN PELAKSANA
UKL – UPL KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
GAMBAR
LAMPIRAN – LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penggunaan lahan......................................................................................i-4
Tabel 2.2. Bahan baku dan bahan penolong ........................................................ ii-5
Tabel 2.3. Alat dan mesin produksi ........................................................................ ii-5
Tabel 2.4. Kebutuhan air bersih ............................................................................. ii-9
Tabel 2.5. Kebutuhan kendaraan angkut .............................................................. ii-9
Tabel 2.6. Kebutuhan tenaga Kerja ....................................................................... ii-10
Tabel 2.7. Jadwal rencana kegiatan ...................................................................... ii-10
Tabel 2.8. Hasil pengukuran kualitas udara ......................................................... ii-11
Tabel 2.9. Hasil pengukuran tingkat kebisingan.................................................... ii-12
Tabel 2.10. Hasil pengukuran kualitas air permukaan ........................................ ii-12 Tabel
2.11. Jenis flora di lokasi .............................................................................. ii-13
Tabel 2.12. Jenis fauna di lokasi ............................................................................ ii-14
Tabel 2.13. Perizinan yang dimiliki ........................................................................ ii-17
Tabel 2.14. Tenaga kerja konstruksi ..................................................................... ii-18
Tabel 2.15. Material yang digunakan .................................................................... ii-19
Tabel 2.16. Jenis tanaman RTH ............................................................................. ii-23
Tabel 2.17. Kebutuhan tenaga kerja tahap operasi ............................................. ii-24
Tabel 2.18. Timbulan limbah padat/sampah ........................................................ ii-25
Tabel 2.19. Alat angkut dan kendaraan operasional ........................................... ii-27 Tabel
2.20. Koefisien limpasan .............................................................................. ii-27
Tabel 3.1. Keterkaitan rencana kegiatan dengan komponen lingkungan ........... iii-2
Tabel 3.2. Perubahan debit limpasan air hujan tahap konstruksi ...................... iii-9
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta orientasi..........................................................................................i-2
Gambar 2.2. Pra siteplan ........................................................................................ ii-3
Gambar 2.3. Bagan alir proses produksi ............................................................... ii-8
Gambar 2.4. Lahan eksisting ................................................................................. ii-19
Gambar 2.5. Pipa asap dan cerobong ................................................................... ii-21
Gambar 2.6. Model lubang biopori ........................................................................ ii-24
v
Identitas
Pemrakarsa
Bab 1
Identitas Pemrakarsa
b. Kegunaan :
1. Bagi Perusahaan
Sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup agar kegiatan dapat dilaksanakan secara
environment friendly, dan merupakan wujud taat terhadap peraturan dan
perundangan yang berlaku.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi kelayakan lingkungan kegiatan/usaha sejak tahap
persiapan/pra konstruksi dan sampai dengan tahap operasi, sehingga dapat
dihindari adanya kesalahpahaman yang berujung pada konflik antara
perusahaan dengan warga setempat. Selain itu, diharapkan juga dapat membina
kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak perusahaan dengan
masyarakat di sekitarnya.
3. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan informasi kelayakan lingkungan yang dapat dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan pengendalian, pengawasan, dan pembinaan dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan khususnya di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Bab 2
Rencana Kegiatan
Bubuk tersebut dicampur dengan semen, batu kalsium, batu kapur, dengan
composisi bahan baku 60%, semen 20%, batu kalsium/kapur 20%, diaduk dan dicetak
bentuknya menjadi bentuk bola/bulat atau bentuk bata. Jika
batu tembaga yang unsur besinya terlalu rendah, maka
akan dicampur juga dengan batu besi kira-kira 10%.
Fungsi unsur besi adalah untuk meningkatkan suhu saat
pembakaran sehingga unsur tembaga lebih mudah
ditarik/terpisah;
Gambar 2.4. Hasil Cetakan
Pengeringan
Filter Cerobong
Asap
Tandon Air Furnace (tanur) Sludge
Jam kerja karyawan setiap hari senin – sabtu dalam 8 jam dari pukul 08:00
– 16:00 WIB dengan waktu istirahat dari pukul 12:00 – 14:00 WIB.
2. Kualitas Udara
Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim
kemarau banyak terdapat debu dari jalan dan sekitarnya. Oleh karena itu dilakukan
uji kadar debu rona lingkungan awal terlampir. Kualitas udara harus memenuhi
baku mutu untuk areal industri sesuai peraturan pemerintah.
Pada saat uji kualitas udara di lakukan di tengah-tengah lokasi kegiatan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas udara sekitar pada rona awal yang
dekat dengan daerah aktivitas yang berkelanjutan. Sedangkan untuk di lokasi tapak
proyek yang rona awalnya merupakan bekas kandang peternakan ayam. Dari hasil
uji laboratorium kualitas udara di lokasi tapak proyek masih di bawah baku mutu.
3. Kebisingan
Keadaan di lokasi studi mempunyai tingkat kebisingan relatif kurang baik,
karena berada di areal jalan arteri yang dilalui banyak kendaraan umum maupun
pribadi serta kegiatan industri pengolahan batu tembaga milik PT. Setjava
Globalindo. Namun dari hasil pengukuran tingkat kebisingan dilokasi kegiatan
masih berada di bawah baku mutu Pemerintah.
4. Perairan
Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh
tofografi dan kondisi bentang alam daerah. Secara alami air akan mengalir ke
tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia dan biologi air
maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan dan pengambilan sampel
badan air penerima sekitar lokasi yang berada di sebelah utara lokasi kegiatan
untuk dianalisis kadar unsur dan senyawa baik secara Fisika-Kimia dan biologi.
Dari hasil pengukuran perairan sekitar lokasi yang menjadi tempat pembuangan
limbah cair dari kegiatan PT. Setjava Globalindo dan warga sekitar lokasi kegiatan
terdapat parameter yang diatas ambang batas baku mutu yaitu kandungan tembaga
(Cu). Limpasan air tersebut dimungkinkan adanya pelarutan batu/serbuk tembaga
dari kegiatan PT. Setjava Globalindo. Hal tersebut dapat diakibatkan dari serpihan
debu (bahan baku) yang masuk ke sanitasi lingkungan sekitar.
Sedangkan fauna darat yang terdapat di sekitar areal studi antara lain
sebagai berikut :
6. Kependudukan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur
Pelaporan tahun 2017 bahwa Desa Cinangsi yang memiliki wilayah 1,5 Km 2
dengan luas lahan sawah 1.696 Ha dan bukan sawah 4.167 Ha. Jumlah penduduk
di sebanyak 6.425 jiwa dengan kepadatan 4.283 orang/Km2. Sebanyak 3.376 jiwa
laki-laki dan 3.049 jiwa perempuan terhimpun dalam 1.958 KK, tersebar dalam 5
RW, 24 RT, dan 3 Kedusunan. Sebagian besar penduduk berprofesi di bidang
insdustri dan sebagai buruh tani sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai PNS,
pegawai swasta, tenaga pengajar, petani, wirausaha, TNI, POLRI, pensiunan, TKI,
dan sebagainya.
7. Data Umum
a. Transportasi
Jarak ke kantor kecamatan 2
Km Jarak ke kantor Bupati 17
Km Jarak ke kantor Gubernur
67 Km
b. Penggunaan Lahan
Tanah sawah : 1.696 Ha
c. Sarana Kesehatan
Puskesmas : - Puskesmas pembantu :
-
Posyandu : 5 unit
Pos KB :-
Polides :-
Tenaga medis :-
Praktek Dokter :-
Praktek Bidan : 1 unit
Dokter :-
Bidan : 2 orang
Dukun bersalin : 4 orang
Mantri kesehatan : 1 orang
d. Sarana Pendidikan
Taman kanak-kanak : 1 unit
Sekolah Dasar : 3 unit
SMP/sederajat :-
SMA/sederajat : 1 unit
Madrasah ibtidaiyah : 1 unit
e. Sarana Peribadatan
Masjid : 6 buah
Mushola/langgar/surau: 31
buah Gereja :-
Vihara :-
Kuil :-
f. Sarana Perekonomian
Tukang sol : 2 orang
Tukang cukur : 2 orang
Tukang jahit : 1 orang
Rias pengantin : 1 unit
Tukang service : 1 unit
Bengkel : 3 unit
Bengkel sepeda : 1 unit
Tukang las : 1 orang
Tambal ban : 6 unit
Sopir angkot : 34 orang
Ojeg : 47 orang
Pasar mingguan : 1 unit
Pengusaha truk : 6
orang Pengusaha angkot : 6
orang Pasar hewan : 1
unit
Toko : 18 unit
Warung/kios : 44 unit
Koperasi : 5 unit
Adapun izin yang dimiliki PT. Indocentral Mining Service and Supplier
antara lain :
Adapun jam kerja operasional industri tembaga oleh PT. Indocentral Mining Service
and Supplier satu shift dalam waktu operasi 8 jam/hari setiap hari senin –
sabtu. Jam kerja dimulai dari pukul 06.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat
pukul 12.00 – 14.00 WIB.
2.8.2. Kegiatan Produksi
4. Timbulan Limbah B3
Timbulan limbah B3 berupa padat dihasilkan dari kegiatan proses produksi
tembaga. Limbah padat B3 dari hasil proses produksi adanya sisa bahan baku dan
penolong serta lampu TL bekas, dan suku cadang mesin diperkirakan masa habisnya
mencapai 2-3 tahun sekali. TPS B3 akan dibangun seluas 50 m 2. Penampungan
limbah B3 dilakukan berdasarkan jenis dan karakter limbahnya. Wadahnya
penampungan dapat digunakan pelastik HDPE yang masing-masing wadah
diberikan lebel jenis limbah dan tanda bahaya dan tercatat dalam log book.
Sedangkan penampungan limbah sisa produksi dapat menggunakan karung. Untuk
pengelolaan limbah B3 dapat dikerjasamakan dengan lembaga berizin pengangkutan
dan pemusnaha/pengolahan/ pemanfaatan limbah B3.
6. Aspek Transportasi
Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang sangat penting untuk kegiatan
industri tembaga PT. Indocentral Mining Service and Supplier. Kendaraan
operasional yang digunakan adalah truk double sebanyak 3 unit khusus
pengangkutan bahan baku dan bahan penolong. Sedangkan untuk hasil produksi
menggunakan truk counteineer sebanyak 2 unit :
Tabel 2.19. Alat Angkut dan Kendaraan Operasional
No. Penggunaan Jenis kendaraan Jumla Durasi
h
1 Bahan baku dan bahan Truk 3 Setiap hari
penolong
2 Hasil produksi Truk counteineer 2 Bulanan
Sumber : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Disamping itu, karyawan kebanyakan pengguna jalan kaki dan motor karena
berasal dari warga sekitar lokasi kegiatan. Dengan adanya mobilisasi kendaraan
keluar masuk industri maka disediakan tempat parkir yang memadai untuk
menampung kendaran tersebut khususnya areal bongkar muat angkut bahan baku
dan hasil produksi yang memerlukan lahan luas.
Jika diketahui :
- Luas lahan terbangun adalah 593 m2 (+ 0,05 Ha)
- Intensitas hujan berdasarkan curah hujan harian (mm) di Kabupaten Cianjur
rata – rata 2.000 – 2.500 mm/thn (Peta Curah Hujan; Bappeda Cianjur
2014). Maka intensitas hujan diperkirakan mencapai 0,3 mm/jam.
Maka :
Perkiraan debit limpasan air hujan untuk perkerasan beton dan atap tidak tembus air
adalah:
Q = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,75 x 0,06 x 0,3
= 0,000037 m3/s
= 3,2m3/hari
Q = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,9 x 0,06 x 0,3
= 0,000045 m3/s
= 3,89 m3/hari
Tabel 2.14 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien di Ruang Produksi PT.
Indocentral Mining Service and Supplier
FISIKA
o
1 Temperatur C - 35
2 Kelembaban %RH - 44
3 Kecepatan Angin m/detik - 0,0
4 Arah Angin dominan - -
KIMIA
1 SO2 µg/Nm3 per1jam 900 18,17
2 NO2 µg/Nm3 per1jam 400 66,41
3 Oksidan (O3) µg/Nm3 per1jam 235 26,05
4 Karbo Monoksida µg/Nm3 30.000 840
(CO) per24jam
5 Debu (TSP) µg/Nm3 10.000***) 161
per24jam
Sumber : Laboratorium Dinas Lingungan Hidup Kab. Bandung, 2019.
Keterangan :
*) Baku Mutu Kualitas Udara Ambien mengacu kepada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesai Nomor 5 Tahun 2018
^ Melebihi Baku Mutu
Berdasarkan tabel diatas, kualitas udara ambien di ruang produksi masih memenuhi baku
mutu berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesai Nomor 5
Tahun 2018.
Saran Perbaikan
Melakukan penggunaan masker oleh para karyawan dalam kaitannya dengan penerapan
dari K3 di lingkungan pabrik. Penggunaan masker tersebut juga untuk meminimalisir
terganggunya kegiatan bekerja karyawan pabrik yang dapat diakibatkan karena tingkat
kebauan dan intensitas debu yang tinggi.
FISIKA
o
1 Temperatur C - 33,3
2 Kelembaban %RH - 57,9
3 Kecepatan Angin m/detik - 0,0
4 Arah Angin dominan - -
KIMIA
No. Parameter Satuan Baku Mutu*) Hasil Pengujian
1 SO2 µg/Nm3 -
41
2 NO2 Mg/L 0,2 0,03
3 Oksidan (O3) Mg/L 0,1 0,02
4 Debu (TSP) µg/Nm3 - 492
5 Kebisingan Sesaat dBA 94 78
Sumber : Laboratorium Dinas Lingungan Hidup Kab. Bandung, 2019.
Keterangan :
*) Baku Mutu Kualitas Udara Ambien mengacu kepada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesai Nomor 5 Tahun 2018
^ Melebihi Baku Mutu
- Berdasarkan tabel diatas, kualitas udara ambien di lingkungan pabrik masih memenuhi
baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesai Nomor 5
Tahun 2018.
Saran Perbaikan
Selain itu alternatif lain untuk mengurangi penurunan kualitas udara di lingkungan
pabrik bisa juga dengan menerapkan sistem urban environment dengan pembuatan
green wall pada dinding-dinding di beberapa sudut pabrik.
Upaya Pengelolaan
- Upaya pengelolaannya yang dilakukan oleh PT. Indocentral Mining Service and
Supplier yaitu membuat cerobong asap dengan ketinggian 35 meter dan berdiametr 0,9
meter. Pipa sebagai aliran asap pembakaran dibuat zigzag horizontal dengan panjang
100 meter dengan jumlah siku 7 (tujuh) diatas dan 7 (tujuh) siku bawah. Pada siku
bawah dilengkapi kain filter dan byepass untuk pembuangan padatan abu asap. Pada
ujung saluran pipa terdapat ruang kain filter akhir sebanyak 248 filter sebelum asap di
hisap ke cerobong. Pipa tersebut dibuat dengan plat baja tebal 0,5 inch dan dilengkapi
mesin penghisap udara.
Pemrakrsa belum melakukan pengujian kualitas udara emisi untuk mengetahui zat
pencemar yang keluar melalui cerobong asap, karena cerobong asap belum dilengkapi
dengan lubang sampling dan lantai kerja.
Saran Perbaikan
- Melakukan pengujian kualitas udara emisi untuk mengetahui zat pencemar yang
keluar melalui cerobong asap
Bila disesuaikan dengan spesifikasi cerobong menurut lampiran III Keputusan Kepala
Bapedal nomor : Kep.205/bapedal/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Pencemaran Udara, letak lubang sampling diketahui belum sesuai, karena seharusnya
lubang sampling berada pada lokasi 8 meter diameter cerobong dari belokan bagian
bawah dan 2 meter dari ujung atas cerobong Oleh karena itu, untuk tindakan perbaikan
disarankan untuk membuat titik sampling pada cerobong pabrik sesuai dengan lampiran
III Keputusan Kepala Bapedal nomor : Kep.205/bapedal/07/1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara (gambar 5.10.)
Selain itu, untuk menyerap udara dan debu, bisa menggunakan salah satu alternatif
penghijauan dengan sistem urban environtment yaitu dengan membuat greenwall.
Greenwall berarti menggunakan dinding atau permukaan bangunan sebagai tempat hidup
dari tumbuhan (biasanya tumbuhan merambat). Teknik ini sangat berguna terutama
untuk bangunan yang sudah tidak memiliki space untuk penghijauan
2. Pencemaran Limbah B3
Upaya Pengelolaan
Evaluasi
Rencana Perbaikan
Membuat Izin TPS limbah B3 dan membuat TPS Limbah B3 sesuai dengan
Kep.Bapedal No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3; dan mengurus izin menyimpan limbah B3
Bangunan TPS B-3 harus memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan
yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B-3 yang dihasilkan/akan
disimpan; terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak
langsung; dibuat tanpa plafond dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai
serta memasang kasa/bahan lain untuk mencegah masuknya binatang kecil ke dalam
ruangan; memiliki sistem penerangan (lampu/sinar matahari) dan jika menggunakan
lampu maka dipasang minimal 1 meter diatas kemasan dengan sakelar harus
terpasang di sisi luar bangunan; dilengkapi dengan sistem penangkal petir; dibagian
luar tempat penyimpanan diberi simbol/tanda.
Lantai bangunan harus kedap air, tidak bergelombang dan kuat/tidak retak. Apabila
TPS (tempat penyimpanan) akan digunakan untuk menyimpan lebih dari 1
karakteristik limbah B-3, maka antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus
dibuat tanggul/tembok pemisah dan masing-masing bagian hanya diperuntukkan
untuk menyimpan satu karakteristik limbah B3 atau limbah-limbah B-3 yang saling
cocok. Selain itu, masing-masing harus mempunyai bak penampung tumpahan limbah
dengan kapasitas yang memadai.
Tindakan darurat yang dilakukan bila sistem tidak berfungsi yaitu dengan mengontak
pihak ke-3 yang telah berizin. Untuk perizinan limbah B3, mengacu pada Perda Cianjur
No.6 Tahun 2010. Untuk tipikal limbah B3 dapat dilihat pada gambar 5.15. berikut ini.
Berdasarkan perhitungan diatas maka luas bidang lahan yang tercover oleh sumur
resapan dan lubang resapan biopori adalah sebesar 55,8 % (Luas lahan tercover
oleh sumur resapan + luas lahan tercover oleh LTB = 35,8% + 20%). Sehingga
terdapat air larian dari luas lahan yang tidak tercover oleh sumur resapan dan LRB
sebesar 55,8 % atau seluas 155,8 m2 yang tidak terkelola namun masuk dalam
saluran drainase PT. Indocentral Mining Service and Supplier dan bermuara pada
Sungai Cipadaulun. Konstruksi sumur resapan dan lubang resapan biopori dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.15. Typical Sumur Resapan
Gambar 2.16. Lubang Resapan Biopori
Bab 3
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan
Upaya Pengelolan Lingkungan Hidup serta
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Persepsi
Masyarakat Sumber
Dampak
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan di Jl. Aria Wiratanudatar Km. 12
Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur untuk mendapatkan persetujuan izin warga.
Jenis Dampak
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan pengolahan batu tembaga.
Besaran Dampak
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana
kegiatan pengolahan batu tembaga.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi.
Lokasi UKL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
Periode UKL
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan
izin warga.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
Periode UPL
Sekali pada saat pembuatan izin tetangga dan Rekomendasi Camat.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and
Supplier. Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan
Cikalongkulon.
Penerima laporan : DLH.
PT. Indocentral Mining Service and Supplier III- 3
Keterangan
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung di sekitar lokasi kegiatan setuju
dengan adanya rencana kegiatan industri pengolahan tembaga oleh Pemrakarsa.
2. Penyediaan Lahan
Sumber Dampak
Lahan seluas 9.450 m2 SHM No. 242 atas nama Idah Faridah bekas kegiatan
peternakan ayam yang tidak produkstif akan dialihfungsikan untuk rencana kegiatan
pengolahan batu tembaga oleh Pemrakarsa dimanfaatkan melalui perjanjian sewa
dalam durasi 3 tahun dengan klausul perpanjangan sewa.
Jenis Dampak
Potensi terjadi konflik sosial diakibatkan dari pelaksanaan perjanjian sewa lahan.
Besaran Dampak
Jumlah kerugian dan keuntungan yang didapatkan pemilik lahan dan penyewa lahan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Melakukan dan melaksanakan transaksi perjanjian sewa yang saling
menguntungkan.
Melakukan pengukuran batas-batas lahan.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Sekali pada saat melakukan transaksi sewa lahan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
Periode UPL
Sekali pada saat penandatanganan surat perjanjian sewa.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and
Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, BPN Cianjur.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
Transaksi perjanjian sewa lahan sudah dilaksanakan dan telah di sepakati bersama.
Tahap Konstruksi
Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap
konstruksi adalah sebagai berikut :
2. Pematangan
Lahan Sumber
Dampak
Pemanfaatan lahan seluas 9.450 m2 bekas peternakan ayam akan dialihfungsikan untuk
pembangunan industri dilakukan pembongkaran, pembersihan, perataan, pemadatan,
dan penggalian untuk pondasi bangunan dan kolam/tandon air sesuai rencana teknis.
a. Jenis Dampak Kualitas Udara
Peningkatan kadar debu di areal lokasi kegiatan.
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per hari
(PP. 41 tahun 1999).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyiraman lahan secara periodik.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Khususnya pada saat musim kemarau.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji kualitas udara.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sekali pada saat dilakukan pematangan lahan.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier.
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH.
Penerima laporan : DLH.
Keterangan
-
Tahap Operasi
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi adalah
sebagai berikut :
1. Mobilisasi Tenaga
Kerja Sumber Dampak
Mobilisasi tenaga kerja tahap operasi untuk kegiatan industri.
Jenis Dampak
Terserapnya tenaga kerja lokal.
Terciptanya peluang usaha bagi warga sekitar.
Besaran Dampak
Jumlah tenaga kerja sebanyak 71 orang.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Rekrutmen tenaga kerja akan memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena
dampak langsung sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.
Memberikan upah/gaji minmal berdasarkan UMK daerah dengan profesional dan
proporsional.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Warga Kp. Batuk urung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
Periode UKL
Sekali pada saat rekrutmen tenaga kerja.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Melakukan wawancara dan observasi keahlian.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Batukurung RT. 04/05 Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur.
Periode UPL
Selama operasional dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Disnakertrans
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-
2. Kegiatan
Produksi Sumber
Dampak
Operasional kegiatan pengolahan tembaga akan menimbulkan berbagai dampak positif
dan negatif terhadap komponen lingkungan.
a. Jenis Dampak KUalitas Air permukaan akibat Proses Produksi
Penurunan Kualitas Air Permukaan, akibat meningkatnya suhu air, TSS, TDS, kadar
logam dan lainnya
Sumber dampak
Kegiatan yang menjadi sumber dampak terjadinya penurunan kualitas air permukaan
adalah kegiatan operasional pengolahan tembaga yang dapat menimbulkan
terkontaminasinya air permukaan dengan limbah cair yang terlepas ke badan
perairan umum, seperti : air pendingin sirkulasi, ceceran bahan bakar dan pelumas,
workshop dan genset, limbah domestik dan limbah B3 lainnya yang terbawa air
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Instalasi air pendingin dikelola dengan sistem sirkulasi tertutup (Closed Circulation
System) agar memastikan tidak ada air produksi yang terlepas ke lingkungan.
2) Limbah B3
Penanganan limbah oli bekas yang dihasilkan dari unit kegiatan operasional workshop
(perbengkelan) dan genset dilakukan sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 serta mengacu kepada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pengumpulan dan
Penyimpanan Limbah B3 dengan menampung dalam wadah penyimpanan yang aman,
tertutup serta diberi label, disimpan dalam tempat yang aman, dan kemudian
disalurkan ke pengumpul resmi untuk pengolahan/pemanfaatan lebih lanjut serta
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Ceceran minyak dari sekitar tempat penyimpanan BBM, ruang workshop dan ruang
genset dialirkan ke dalam oil trap serta secara manual diambil dan dikumpulkan
dalam drum khusus tempat penyimpanan limbah BBM sesuai Surat Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B-3.
Air dari oil trap yang telah bersih dari lapisan minyak selanjutnya dialirkan ke dalam
saluran drainase yang mengelilingi tapak Furnace.
Pembuatan kolam pengendapan (settling pond atau bak trap) untuk menampung dan
mengendapkan seluruh air limbah dan air limpasan dari dalam areal Furnace yang
kemungkinan juga mengandung bahan polutan.
Konstruksi tapak areal Furnace dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh air limpasan
dari tapak areal Furnace menuju ke satu titik outlet (settling pond atau bak trap) untuk
memudahkan pengontrolan kualitas air permukaan.
Limbah padat seperti bekas kemasan oli, filter-filter mesin, , aki bekas disimpan
dalam Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sesuai persyaratan penyimpanan
limbah B-3.
Memindahkan wadah/drum yang telah terisi penuh limbah B3 ke TPS unit kerja.
Memeriksa kondisi TPS dan kondisi wadah secara rutin, jika ada ketidaksesuaian
informasikan segera kepada kepala unit kerja.
Menerapkan system tanggap darurat jika ada kebocoran tempat penyimpanan BBM
dan TPS limbah B3.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode UKL
Kegiatan pengelolaan dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan selama
kegiatan operasional berlangsung.
Menyediakan septictank untuk limbah domestik yang dihasilkan dari kantor dan
mess karyawan.
Peningkatan konsentrasi debu jatuh (dust fall) dan TSP (total suspended
particulate) dalam udara di tempat kerja dan dalam udara ambien.
10) Dalam operasional pengangkutan, Bahan baku/bahan jadi, kapur, slag dan ash yang
berpotensi menjadi sumber pencemaran debu di sepanjang jalan yang dilaluinya,
selain dimasukkan ke dalam kantong/karung besar juga ditutup dengan menggunakan
penutup bak.
11) Memasang plat penghalang pada ban kendaraan operasional.
12) Meminimalkan emisi gas buang kendaraan operasional dan angkutan yang dimiliki
PT. Indocentral Mining Service and Supplier dengan pemeriksaan dan
pemeliharaan mesin kendaraan secara berkala.
Debu+CO2+
H2O+N
Ox+SO
xRenda
h
Raw
Material
TUNGKU COOLIN
Dust Bag House
Udara STACK
(FURNACE) G Collector Filter EXHAUST
TOWER
BOTTOM SLAG
ASH
Gambar 3.1. Skema Pengolahan Emisi Tanur/Furnace PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Lokasi UKL
Periode UKL
m. Jenis Dampak K3
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan.
Besaran Dampak
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Menerapkan SOP.
Pemakaian alat pelindung kerja industri.
Menyediakan P3K.
Pemberian pelatihan K3.
Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan.
Pemberian minuman susu setelah selesai bekerja.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Setiap hari.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual.
Medical chek up karyawan.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Setiap 6 bulan sekali dilaporkan pada laporan semesteran.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-
n. Jenis Dampak Run Off
Peningkatan run off limpasan air hujan.
Besaran Dampak
Perkiraan limpasan air hujan dengan menggunakan rumus rasional untuk
perkerasan beton dan areal atap tidak tembus air diperkirakan sebesar 21,6 – 25,9
m3/hari.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyediaan RTH.
Membuat saluran lindi/parit air pada permukaan jalan.
Membuat lubang biopori sebanyak 50 unit.
Membuat saluran drainase lingkungan.
Membuat grill pada lahan yang menutupi drainase.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan
Periode UKL
Sebelum operasional.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
RTH.
Area parkir.
Lubang biopori.
Drainase
Periode UPL
Setiap hari khususnya pada saat musim hujan.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Indocentral Mining Service and Supplier
Pengawas : Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, DLH, Dinas KUKM,
Perdagangan dan Perindustrian
Penerima laporan : DLH
Keterangan
-
MATRIKS
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
C. Operasi
Rekrutmen Terserap Tenaga Rekrutmen Warga Kp. Sekali pada Melaku- Warga Kp. Selama Pelaksana : PT.
tenaga kerja nya kerja tenaga kerja Batukurung saat kan Batukurung operasional Indocentral Mining
tenaga sebanyak akan mem- RT. 04/05 rekrutmen wawan- RT. 04/05 dilakukan Service and
kerja 71 orang prioritaskan Desa tenaga kerja cara dan Desa dan Supplier
lokal warga sekitar Cinangsi observasi Cinangsi dilaporkan
Terciptan lokasi yang Kec. keahlian Kec. setiap 6 Pengawas : Desa
ya terkena Cikalong- Pencatat- Cikalong- bulan sekali Cinangsi, Kec.
peluang dampak kulon an dan kulon Cikalongkulon, -
usaha langsung Kabupaten Dokumen- Kabupaten Disnakertrans
Cianjur. Cianjur.
Kegiatan Timbulan Besaran Pembuatan Areal lokasi Sebelum Pengukur- Lokasi Dilakukan Pelaksana : PT.
domestik limbah cair limbah cair jaringan kegiatan pada operasional an sumur 6 bulan Indocentral Mining
karyawan dari black water pembuangan RTH kegiatan kualitas pantekdi sekali dan Service and
dalam kegiatan yang air kotor tinja. air tanah area lokasi dilaporkan Supplier
penanganan MCK dihasilkan Pembuatan pada kegiatan dan pada -
limbah tinja menghasilk sebesar 0,213 septictank sumur warga laporan Pengawas : Desa
an limbah m3/hari kedap air. terdekat terdekat semesteran Cinangsi, Kec.
Cikalongkulon,
MATRIKS UKL – UPL -38
black water Penyedotan Pencatat- DLH, Dinas
menuju ke an dan KUKM,
septictank Perdagangan, dan
Kegiatan Potensi Jumlah Tersedianya Areal lokasi Sebelum Pengecek- Areal lokasi Setiap hari Pelaksana : PT.
operasional terjadinya kerugian APAR 6 kegiatan kegiatan an kegiatan Indocentral Mining
kebakaran di yang di Kg operasional sumber Service and
lokasi akibatkan sebanyak 5 arus listrik Supplier
kegiatan. dari bencana unit Pencatat-
kebakaran Pemeliharaan an dan Pengawas : Desa
sumber arus dokumen- Cinangsi, Kec.
listrik tasi Cikalongkulon,
Penggunaan Dinas KUKM,
stok kontak Perdagangan dan
-
otomatis Perindustrian,
Damkar, BPBD
Akibat dari Peningkatan Perkiraan Penyediaan Areal lokasi Sebelum Pengamat RTH. Setiap hari Pelaksana : PT.
lahan run off limpasan air RTH. kegiatan operasional -an visual Area khususnya Indocentral Mining
tertutup limpasan air hujan Membuat Pencatat- parkir. pada saat Service and
bangunan hujan dengan saluran an dan Lubang musim Supplier
mengguna- lindi/parit air dokumen- biopori. hujan
kan rumus pada tasi Drainase Pengawas : Desa
rasional permukaan Cinangsi, Kec.
Cikalongkulon, -
untuk areal jalan.
beton dan Membuat Dinas KUKM,
atap tidak lubang Perdagangan dan
tembus air biopori Perindustrian
diperkirakan sebanyak 50
sebesar 21,6 unit. Penerima laporan :
MATRIKS UKL – UPL -46
- 25,9 Membuat DLH
BAB 4
JUMLAH DAN JENIS IZIN
PPLHYANG DIBUTUHKAN
f9vvvvv 9 http://green.kompasiana.com/polusi/2013/03/09/ukl-upl-celah-bagi-
kerusakan-
lingkungan-hidup-540449.html
http://tehniksumurresapan.blogspot.com/2013/02/standard-sumur-
resapan.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:1ZRlklQ0YkEJ:ikk357.
blog.esaunggul.ac.id/files/2012/11/Limbah-Cair-
Industri1.pdf+limbah+cair+industri&cd=7&hl=id&ct=clnk
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20beban%20pencemaran
%20air&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDEQFjAC&url=http
%3 A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F37627%2F1%2F05-
Dyah.pdf&ei= 14rCUe2cLIy3rAfN1IGwBw&usg=AFQjCNGTctpRA-
vylb4JnQ6hNqL9T5sPRg
Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008