TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Analisis Koefisien sebagai Materi Substansi dalam
Pelatihan Estimasi Biaya Konstruksi. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian PUPR.
Modul Analisis Koefisien disusun dalam 6 (enam) bab yang terbagi atas Pendahuluan,
Materi Pokok dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis diharapkan mampu
mempermudah peserta pelatihan dalam memahami Analisis Koefisien. Penekanan
orientasi pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para
peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat disajikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, teknologi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Kementerian PUPR.
DAFTAR ISI
GLOSARIUM ............................................................................................................ 66
LAMPIRAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 6 Analisis Koefisien
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Analisis Koefisien ini terdiri dari empat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
belajar pertama membahas tentang analisis koefisien umum, kegiatan belajar
kedua membahas tentang analisis koefisien bidang Sumber Daya Air, kegiatan
belajar ketiga membahas tentang bidang Bina Marga, kegiatan belajar keempat
mambahas tentang bidang Cipta Karya dan Perumahan Rakyat.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami tentang
Analisis Koefisian. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi
yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari
materi dalam modul ini.
Persyaratan
Metode
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
Modul 6 Analisis Koefisien
Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini, peserta
diharapkan mampu mengetahui tentang Analisa Koefisien, sehingga dapat
meningkatkan pelaksanaan Estimasi Biaya Konstruksi.
viii Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
Modul 6 Analisis Koefisien
BAB I
PENDAHULUAN
Koefisien yang paling penting adalah produktivitas tenaga kerja dan alat,
sedangkan bahan atau material lebih pada pemenuhan kualitas bahan.
Sedangkan prakiraan biaya merupakan hasil kali antara koefisien dengan harga
satuan dasar (HSD), maka disamping koefisien yang akurat juga harus
mendapatkan HSD yang tepat juga.
Mata pelatihan ini membahas berbagai materi yang terkait dengan analisis
koefisien umum; analisis koefisien bidang sumber daya air dan konstruksi;
analisis koefisien bidang bina marga; dan analisis koefisien bidang cipta karya.
3) Latihan
4) Rangkuman
5) Evaluasi
BAB II
ANALISIS KOEFISIEN UMUM
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu memahami Koefisien Tenaga
Kerja, Koefisien Bahan/ material, dan Koefisien Alat
Koefisien adalah angka atau jumlah kebutuhan tenaga kerja, bahan dan
mungkin juga beserta alat yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan per satu satuan tertentu. Koefisien AHSP sebagai acuan awal untuk
menghitung rencana anggaran biaya bangunan/ infrastruktur. Hal ini menjadi
kunci untuk memprakirakan biaya bangunan/ infrastruktur ataupun sebagai
acuan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja, bahan/material ataupun
peralatan.
Namun untuk hal-hal tertentu yang belum tercantum dalam salah satu sektor
dari pedoman ini dimungkinkan untuk menggunakan AHSP pada sektor lainnya.
Sebagai contoh di SDA tidak ada AHSP untuk pengecatan pintu air, maka
gunakan AHSP Cipta Karya untuk kondisi yang sesuai kebutuhan.
Selanjutnya jika belum juga tercantum dalam pedoman ini dapat menggunakan
AHSP berdasarkan referensi lain yang sudah ditetapkan oleh Peraturan Daerah
dan/atau atas persetujuan pengguna jasa.
Tenaga kerja untuk pekerjaan galian tanah hanya pekerja gali dan mandor
saja, sedangkan untuk pekerjaan beton tenaga kerjanya adalah pekerja (P),
tukang (T), kepala tukang (KT) dan mandor (M). Berbagai jenis pekerjaan
kebutuhan tenaga kerjanya berbeda-beda untuk menyelesaikan satu unit
satuan pengukuran, maka untuk itu perlu dikaji komposisi untuk masing-
masing jenis pekerjaannya.
Misalnya kita akan menghitung koefisien dari galian tanah (m3) dengan
tenaga manusia.
(b) Produktivitas
(d) Koefisien
b) Cara Mekanis
Untuk mendapatkan koefisien tenaga kerja dalam satuan jam orang per
satuan pengukuran (m¹, m², m³, ton, dan lain-lain). Berikut ini rumus yang
umum digunakan untuk menentukan koefisien tenaga kerja.
Koefisien tenaga/m³:
Keterangan:
Faktor kembang susut dan faktor kehilangan bahan pada dasarnya ditetapkan
berdasarkan pengalaman, pengamatan dan percobaan. Kuantitas bahan-
bahan yang diperlukan dalam analisis adalah merupakan koefisien bahan
dalam satuan pengukuran (m¹, m², m³, ton, kg, Liter, dan lain-lain).
1 m³ x Fk x Fh
Keterangan:
BiL adalah berat isi lepas bahan (agregat, tanah, dan lain-lain) atau
campuran beraspal yang digunakan. Simbol ini dapat diganti
dengan simbol Dn
1 m³ adalah (salah satu) satuan pengukuran bahan atau campuran
Fh adalah faktor kehilangan bahan berbentuk curah atau kemasan,
yang besarnya bervariasi
Fk adalah faktor pengembangan
1.000 adalah perkalian dari satuan ton ke kg
n adalah bilangan tetap yang ditulis sub script
Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (biasanya dalam satuan jam) oleh
suatu alat untuk menyelesaikan atau menghasilkan produksi sebesar satu unit
satuan jenis pekerjaan. Data utama yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi
alat ini adalah:
a) Jenis alat;
b) Faktor efisiensi alat;
c) Waktu siklus;dan
d) Kapasitas produksi alat.
Untuk keperluan analisis HSP diperlukan satu atau lebih alat berat. Setiap alat
mempunyai kapasitas produksi (Q) yang bermacam-macam, tergantung pada
jenis alat, faktor efisiensi alat, kapasitas alat, dan waktu siklus. Satuan kapasitas
produksi alat adalah satu satuan pengukuran per jam. Koefisien alat adalah
berbanding terbalik dengan kapasitas produksi.
2.2 Latihan
2.3 Rangkuman
Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu alat
untuk menyelesaikan atau menghasilkan produksi sebesar satu satuan volume
jenis pekerjaan. Data utama yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi alat ini
adalah jenis alat, kapasitas produksi, faktor efisiensi alat, waktu siklus, dan
kapasitas produksi alat.
2.4 Evaluasi
BAB III
ANALISIS KOEFISIEN BIDANG SUMBER DAYA AIR
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu memahami Koefisien dari
Analisis Harga Satuan Pekerjaan untuk Bidang Sumber Daya Air, dan memahami Contoh Analisis
Koefisien untuk Bidang Sumber Daya Air
a) Cara Manual
Contoh koefisien bidang SDA cara manual untuk beberapa jenis pekerjaan
seperti yang disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
b) P.06a.1.a: Kawat bronjong galvanis anyaman tiga lilitan 2,7 mm, kawat sisi 3,4 mm
A Tenaga Kerja *)
1 Pekerja (isian batu dan pemasangan) L.01 OH 0,250
2 Mandor L.04 OH 0,025
Jumlah Harga Tenaga Kerja
B Bahan
1 Batu / batu belah * M.06.a m3 1,3
2 Pasir pasang ** M.14.b m3
3 Kawat Bronjong P.06b.x Buah 1,00
Jumlah Harga Bahan
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C)
E Keuntungan dan Biaya Umum (Contoh 15%) 15% x D (maksimum)
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E)
*) Koefisien ini untuk volume bronjong 1 m3, misal volume pasangan bronjong 2m3 maka koefisien harus dikalikan 2
**) Untuk bronjong yang kontak langsung dengan tanah, perlu ditambah koefisien pasir 0,432 m3 untuk 1 m3 volume pasangan bronjong.
c) B.17: Pembesian 100 kg menggunakan besi polos atau ulir, untuk pembesian pelat
Harga Satuan Jumlah Harga
No. Uraian Kode Satuan Koefisien
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,700
2 Tukang besi L.02 OH 0,700
3 Kepala tukang L.03 OH 0,070
4 Mandor L.04 OH 0,070
Jumlah Harga Tenaga Kerja
B Bahan
1 Besi Beton (polos/ulir) M.55.d kg 105
2 Kawat Ikat M.66' kg 1,5
Jumlah Harga Bahan
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C)
E Keuntungan dan Biaya Umum (Contoh 15%) 15% x D (maksimum)
F Harga Satuan Pekerjaan per - 100kg (D+E)
b) Cara Mekanis
Dengan cara mekanis, selain biaya operasi alat atau penggunaan alat harus
dihitung juga produktivitas alat yang dipengaruhi oleh kapasitas alat dan
efisiensinya. Berbagai faktor efisiensi yang mempengaruhi kinerja suatu
alat di antaranya:
1) Kesesuaian alat dengan jenis pekerjaan ataupun kondisi topografi
lokasi tempat alat digunakan.
2) Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti areal medan, cuaca
danintensitas penerangan.
3) Kemampuan operator
4) Kondisi alat dan tingkat pemeliharaannya.
I. ASUMSI
1. Jam kerja efektif per hari Tk 7,00 jam
2. Faktor pengembangan tanah Fk 1,38
3. Faktor tanah lepas Fk1 1,00
4. Jarak angkut L 3,00 km
5. Tahapan kerja.
a. Posisi Excavator didarat/diatas tanggul
b. Excavator mengeruk / menggali tanah kemudian
dimuat kedalam dump truck
c. Dump truck megangkut tanah hasil galian ke lokasi
pembuangan.
d. Bulldozer menghampar, meratakan dan merapihkan
tanah hasil galian di lokasi pembuangan.
II. ALAT
a. Excavator Long Arm E.11.c
3
Kapasitas Bucket V 0,60 m Daya 120 HP, Berat Operasi 13 ton
Faktor Bucket (Tabel 9) Fb 1,00 Kondisi Operasi sedang, tanah biasa
Faktor Efisiensi Alat (Tabel 4) Fa 0,75 Pemeliharaan mesin baik
Produksi perataan tanah = ( q x 60 x E x Fk1 )/ 2Ts Q2 55,575 m3 Overlap 10% x lebar atau minimum 10 cm
(diperlukan 2 kali bolak balik )
Koefisien Alat/m3 = 1 / Q2 0,0180
c. Dump Truck 0,00
Kapasitas Bak V 4,00 m3
Faktor Efisiensi Alat (Tabel 7) Fa 0,80 Kondisi kerja sedang
Kecepatan rata-rata bermuatan (Lihat Tabel 8) v.1 20,00 km/jam
Kecepatan rata-rata kosong (Lihat Tabel 8) v.2 30,00 km/jam (kondisi menanjak jalan rusak)
III. Tenaga
a. Membantu pemuatan tanah oleh Excavator
Produksi yang menentukan : Excavator Q.1 28,05 m3/jam
Produksi / hari = Tk x Q.1 Q.1' 196,36 m3/hari
Kebutuhan tenaga
- Pekerja P 4,00 orang Bantu muat: 30 - 50 m3/OH
- Mandor M 0,40 orang Angkut 50m': 2 - 3 m3/OH; (Lihat T.15a.5)
Koefisien Tenaga / m3
- Pekerja : ( Tk x P ) : Q.1' 0,1426 jam
- Mandor : ( Tk x M ) : Q.1' 0,0143 jam
b. Membantu perataan dan perapihan tanah oleh
Buldozer
Produksi yang menentukan : Excavator Q.2 55,58 m3/jam
Produksi / hari = Tk x Q.1 Q.2' 389,03 m3/hari
Kebutuhan tenaga
- Pekerja P 8,00 orang Bantu perataan: 30 - 50 m3/OH
- Mandor M 0,80 orang Angkut 50m': 2 - 3 m3/OH; (Lihat T.15a.5)
Koefisien Tenaga / m3
- Pekerja : ( Tk x P ) : Q.1' 0,1439 jam
- Mandor : ( Tk x M ) : Q.1' 0,0144 jam
3
*) Kombinasi optimal berdasarkan biay a minimum galian tanah/pengerukan situ per m antara kombinasi: (1 Ex ca dengan 4 DT) atau (1 Ex ca dengan 5 DT) didapat harga galian
tanah minimum yang menggunakan kombinasi (1 Exca dengan 4 DT), maka Kapasitas produksi yang terkoreksi untuk 1 Exca = 4 x Kapasitas produksi DT.
3 3
Biaya operasi 1 Exca + 4 DT = Rp 1.653.457,66; produktivitas 26,86 m /jam maka harga galian tanah Rp 61.545,37 per m (harga minimum)
3 3
Biaya operasi 1 Exca + 5 DT = Rp 1.948.599,19; produktivitas 30,68 m /jam maka harga galian tanah Rp. 63.509,90 per m
c) Cara Swakelola
AHSP yang di atas adalah untuk kegiatan kontraktual dengan pihak ke-3
yaitu dengan penyedia. Namun untuk kegiatan Swakelola pada dasarnya
sama saja kecuali:
1) Mandor harus dihilangkan karena harus diawasi oleh ASN-nya;
2) Butir E dan F dihilangkan
Contoh Galian tanah biasa kedalaman 1 m, total volume galian tanah 100 m3
Secara umum tidak memperbolehkan membayar mandor karena dikerjakan oleh tenaga internal
sehingga yang perlu dibayarkan hanya pekerja, beli BBM dan sewa alat saja, yaitu:
3.3 Latihan
3. Jika panjang saluran 1 km, hitung volume galian tanah pakai Excavator, dan
hasil galian oleh Dump Truck sejauh 3 km. Hitung kebutuhan Excavator,
Dump Truck serta pekerja dan mandor yang diperlukan. !
3.4 Rangkuman
Komponen koefisen sumber daya air adalah koefisien tenaga kerja, koefisien
bahan/material dan koefisien peralatan yang memenuhi ketentuan /persyaratan
yang tercantum dalam spesifikasi, baik mengenai jenis, kuantitas maupun
komposisinya bila merupakan suatu produk campuran.
3.5 Evaluasi
BAB IV
ANALISIS KOEFISIEN BIDANG BINA MARGA
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu memahami koefisien pada
analisis harga satuan pekerjaan untuk bidang bina marga, dan memahami contoh analisis koefisien
untuk bidang bina marga
a) Koefisien Bahan
Tetapkan koefisien bahan yang digunakan dengan menggunakan rumus
berikut ini.
b) Koefisien Alat
1) Tetapkan jenis alat, kapasitas alat atau volume yang mampu diproduksi
alat (Cp atau V), dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (misal
faktor bucket, faktor efisiensi alat, dan faktor lainnya),
2) Hitung waktu siklus (Ts) sesuai dengan Rumus 15.
3) Hitung kapasitas produksi alat per jam (Qi), menggunakan rumus -
rumus yang sesuai dengan jenis alat yang digunakan. Lihat Rumus 20
sampai dengan Rumus 58.
4) Hitung koefisien alat (dalam satuan jam/ satuan pengukuran),
menggunakan Rumus 19.
5) Bila diperlukan alat bantu, cantumkan jenis dan jumlahnya. Perhitungan
alat bantu adalah lumpsum dan harganya relatif kecil sehingga tidak
diperhitungkan koefisien alatnya.
1) Tetapkan kapasitas produksi alat per jam (Qi), sebagai alat produksi
yang paling menentukan kesinambungan pekerjaan.
2) Hitung produksi alat per hari (Qt), menggunakan Rumus 59.
3) Tetapkan kebutuhan jenis tenaga kerja (Li) dan jumlah tenaga kerja
(satuan orang) untuk pekerjaan tersebut.
4) Hitung koefisien tenaga kerja setiap jenis tenaga kerja (dalam satuan
jam/satuan pengukuran), menggunakan Rumus 60, Rumus 61
dan/atau Rumus 62.
4.3 Latihan
4.4 Rangkuman
4.5 Evaluasi
1. Apa yang dimaksud asumsi dalam form analisis produktivitas atau kinerja
alat adalah:
a. Dugaan atau anggapan sementara yang belum terbukti kebenarannya
dan memerlukan pembuktian secara langsung.
b. Anggapan yang diperkirakan sebagai kondisi rencana atau juga target
mutu/kondisi yang harus dicapai.
c. Anggapan yang diperkirakan atau harapan sebagai kondisi rencana
atau juga target mutu/kondisi yang harus/dapat dicapai.
d. Jawaban a), b) dan c) salah.
BAB V
ANALISIS KOEFISIEN BIDANG CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN
RAKYAT
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu memahami koefisien tenaga
kerja untuk bidang cipta karya dan perumahan rakyat, koefisien bahan atau material untuk bidang
cipta karya dan perumahan rakyat dan memahami koefisien alat untuk bidang cipta karya dan
perumahan rakyat
5.1 Koefisien untuk Pekerjaan Bidang Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Koefisien (tenaga, bahan, alat) untuk pekerjaan sector Cipta Karya diukur atau
diamati sesuai dengan metoda “motion study”
Koefisien tenaga kerja pada dasarnya adalah produktifitas kerja dalam satuan
waktu tertentu (menit, jam, hari )terhadap satuan jumlah tertentu (m3, m2, m’,
ton, kg) . Ini diperoleh dengan mengukur produktivitas kerja suatu gugus kerja
tertentu, karena pekerjaan lapangan tidak bisa dilaksanakan individu, tetapi
harus secra berkelompok (gugus kerja). Misalnya sewaktu mengamati
(mengukur) produktivitas kerja seorang Tukang batu, dengan sendirinya
sekaligus mengamati Pekerja (pembantu Tukang) nya, karena saling
berhubungan.
Sedangkan ratio antara tenaga kerja yang saat ini ditemukan adalah Tukang :
Kepala Tukang adalah 10 : 1, Pekerja : Mandor adalah 20 : 1, sedangkan
Koefisien Bahan juga diukur (diobservasi) dengan metoda “time and motion
study” bersamaan dengan observasi produktivitas kerja. Dari time and motion
study diperoleh data berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu, dan juga berapa jumlah bahan yang dihabiskan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Waktu dianalisis menghasilkan koefisien
tenaga kerja, sedangkan jumlah bahan yang dihabiskan dianalisis
menghasilkan koefisien bahan.
Ada keterlibatan laboratorium dalam analisis koefsien bahan ini. Hal ini
diperlukan mengingat koofien bahan dipoengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya:
a) Bulking Factor, yaitu angka susut setelah dicampur dengan air, terutama
bahan-bahan yang bersifat curah, missal PC, Pasir. Misal 1m3 Pc bila telah
dicampur dengan air tidak akan menjadi 1m3 , demikian juga Pasir. Untuk
itu satuan bahan diusahakan dalam satuan berat.
b) Materials lose, yaitu kehilangan sebagian dari bahan karena sifat
pengerjaan, handling, krena alat yang digunakan.
c) Cara kerja, yaitu sifat kehati-hatian pekerja, sehingga banyak berpengaruh
pada jumlah bahan yang digunakan.
Akibat pengaruh oleh tiga factor tersebut, mengakibatkan koefisien bahan labih
besar dari yang sebenarnya.Untuk itu koefisien bahan untuk sector Cipta karya
ini ditambahkan 5-20% (yang tercantum didalam analisis sudah ditambahkan
sebesar tersebut diatas). Sebagai contoh Pekerjaan pasangan pondasi batu
belah dibawah ini
B Bahan
1. PC kg 136
2. Batu belah m3 1,200
3. Pasir pasang m3 0,544
Dalam contoh tersebut tolerasi bahan diberikan 20%, sehingga volume batu
belah yang dibutuhkan 1,20 m3, sebenarnya hanya 1,00 m3.
Seperti dijelaskan di Modul 3 (MS3) bahwa untuk sector Cipta Karya tidak ada
analisa koefisien alat, dikarenakan pekerjaan cipta karya (bangunan dan
sarananya) diasumsikan dikerjakan secara manual (tidak manggunakan
peralatan mekanik) sehingga koefisien alat dianggap melekat (inklusif) dalam
koefisien tanaga kerja. Sebagai missal Seorang Tukang Tombok datang ke
lokasi kerja (proyek) tentu sudah bawa sendok tembok, demikian juga Tukang
Kayu, sehingga tidak ada peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia.
Berikut contoh koefisien bahan dan koefisien tanaga kerja untuk pekerjaan
sector Cipta karya, diambil dari 6 kelompok pekerjaan mewakili pekerjaan
Persiapan, Pekerjaan Kunci dan Kaca, Pekerjaan Pengecatan, Pekerjaan
Penutup Atap, Pekerjaan Sanitasi dan Pekerjaan Perpipaan Air Minum Diluar
Gedung. Sebenarnya pekerjaan Cipta karya ada 609 jenis pekerjaan, tetapi
yang ada dalam table-tabel dibawah ini sebagai contoh saja, yang dapat
mewakli masing-masing kelompok.
A TENAGA
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,750
Mandor L.04 OH 0,025
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,500
Mandor L.04 OH 0,050
3
Tabel 5. 4 Pengurugan 1m denganpasir urug
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,300
Mandor L.04 OH 0,010
A TENAGA
B BAHAN
PasirPasang m3 0,400
A TENAGA
A TENAGA
B BAHAN
SemenPortlan Kg 202,000
A TENAGA
B BAHAN
Pasirurug m3 0,432
A TENAGA
B BAHAN
SemenPortlan Kg 194,000
PasirBeton m3 0,312
Kerikil m3 0,468
Besibeton Kg 126,000
A TENAGA
B BAHAN
Waterstoplebar150
m 1,050
mm
A TENAGA
B BAHAN
KayukelasIII m3 0,045
Paku5cm–10cm kg 0,300
A TENAGA
B BAHAN
KayukelasIII m3 0,030
Paku5cm–12cm kg 0,400
BalokkayukelasII m3 0,020
Dolkenkayu,φ8–10
cm,panj4m Batang 3,000
Penjagajarak
bekisting/spacer Buah 4,000
A TENAGA
B BAHAN
Dolken kayu,φ8–10
panj4m Batang 0,500
A Tenaga
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
Pengelasan cm 20
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
Pengelasan cm 27,080
A TENAGA
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
1. Pc kg 15,504
2. Pp m3 0,016
A Tenaga
B Bahan
Pc kg 5,184
Pp m3 0,026
A Tenaga
B Bahan
Semen pc kg 3,108
A Tenaga
B Bahan
Semen PC kg 3,250
A Tenaga
B Bahan
Tabel 5. 30 Pemasangan 1m2 lantai ubin teralux marmer ukuran 40cm x40cm
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
A Tenaga
B Bahan
Paku 5 – 7 cm kg 0,050
A Tenaga
B Bahan
Paku 12 cm kg 3,000
A Tenaga Kerja
B Bahan
5.3 Latihan
1200
5.4 Rangkuman
Tiga jenis koefisien yang harus ada dalam analisis satuan pekerjaan, untuk
sektor Cipta Karya hanyalah dua yaitu koefisien tenaga dan koefisien bahan,
sedangkan koefisien alat tidak dilakukan (tidak ada) karena diasumsikan
pekerjaan Cipta Karya dikerjakan secara menual (tidak menggunakan alat-alat
mekanik), sehingga koefisien alat sudah inklusif kadalam koefisien tenaga
kerja. Akan tetapi dalam hal pekerjaan yang menggunakan peralatan mekanik,
maka koefisiennya tetap harus dilakukan analisis dengan menggunakan
analisis bidang lain, misalnya penggunaan pencampur beton (mollen)
menggunakan analisis yang berad di bidang Sumber Daya Air, demikian juga
jikalau pemancangan tiang beton.
a) Koefisien bahan telah ditambah toleransi 5-20% karena adanya factor susut,
factor material lose, bulking factor dan metoda kerja.
b) Koefisien tenaga kerja dihitung berdasarkan observasi lapangan dengan
metode time and motion study, yang mengukur produktivitas kerja suatu
gugus kerja tertentu, dengan berdasarkan berapa banyak bahan dan waktu
yang dihabiskan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertntu dalm
kuantitas tertentu.
c) Proporsi yang lazim digunakan dalam kebutuhan tenaga kerja untuk Cipta
Karya adalah bahwa 1 Mandor mampu mengendalikan 20 Pekerja,
sehingga Mandor : Pekerja = 1 : 20, sedangkan kalau Tukang : Pekerja
sangat relative tergantung jenis pekerjaanya.
5.5 Evaluasi
1. Sifat bahan yang menyusut kalau dicampur dengan air (terutama bahan
yang bersifat curah), Hal ini disebabkan oleh adanya :
a. bulking factor
b. gradasinya terlalu besar
c. karena jenuh air
d. Jawaban a), b) dan c) benar
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
1. Koefisien adalah angka atau jumlah kebutuhan tenaga kerja, bahan dan
mungkin juga beserta alat yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan per satu satuan tertentu. Koefisien AHSP sebagai acuan awal
untuk menghitung rencana anggaran biaya bangunan/infrastruktur. Hal ini
menjadi kunci untuk memprakirakan biaya bangunan/infrastruktur ataupun
sebagai acuan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja, bahan/material
ataupun peralatan
2. Koefisien pada AHSP Bidang SDA untuk pekerjaan manual dan semi-
mekanis, koefisien-koefisiennya telah ditentukan (given) yang dikelompokan
berdasarkan jenis pekerjaan dan kondisi atau karakteristik lapangannya.
Sedangkan untuk pekerjaan mekanis koefisiennya perlu dihitung terlebih
dahulu sesuai dengan kondisi lapangan pelaksanaan pekerjaan seperti
halnya untuk pekerjaan yang menggunakan alat-alat berat (milik sendiri)
ataupun rental basis. Perhitungan ini dilakukan untuk menghitung
kebutuhan biaya operasi dan besaran produktivitas peralatan yang
digunakan.
3. Koefisien (tenaga, bahan, alat) untuk pekerjaan sector Cipta Karya diukur
atau diamati sesuai dengan metoda “motion study”.
Koefisien tenaga kerja pada dasarnya adalah produktifitas kerja dalam
satuan waktu tertentu (menit, jam, hari) terhadap satuan jumlah tertentu (m3,
m2, m’, ton, kg) . Ini diperoleh dengan mengukur produktivitas kerja suatu
gugus kerja tertentu, karena pekerjaan lapangan tidak bisa dilaksanakan
individu, tetapi harus secara berkelompok (gugus kerja). Misalnya sewaktu
mengamati (mengukur) produktivitas kerja seorang Tukang batu, dengan
sendirinya sekaligus mengamati Pekerja (pembantu Tukang) nya, karena
saling berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.5 Tahun 2009 tentang Konsep
Dasar, Kriteria, dan Prinsip Penulisan Modul Diklat
PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata Cara Penggunaan Peralatan
Konstruksi di PU
PP No. 54 Tahun 2016 Tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 29 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Pusat Litbang SDA, 2007. Kompendium Rancangan Pedoman AHSP Bidang SDA.
Bandung.
Surat Edaran Men PUPR No. 66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang PU.
GLOSARIUM
4 given diketahui
KUNCI JAWABAN
Jawaban:
Koefisien adalah angka atau jumlah kebutuhan tenaga kerja, bahan dan
mungkin juga beserta alat yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan per satuan tertentu. Koefisien analisis harga satuan pekerjaan
sebagai acuan awal untuk menghitung rencana anggaran biaya
bangunan/infrastruktur. Hal ini menjadi kunci untuk memprakirakan biaya
bangunan/infrastruktur ataupun sebagai acuan untuk menghitung
kebutuhan tenaga kerja, bahan/material ataupun peralatan.
Jawaban:
c) Kuantitas bahan;
Koefisien khusus untuk campuran beton bahan atau material yang ada
dalam AHSP adalah berdasarkan kondisi ideal untuk bahan atau material
yang harus memenuhi spesifikasi teknis kualitas tinggi, sementara kondisi
sekarang sudah sulit mencara bahan atau material yang memenuhi
persyaratan bahan tersebut. Misal semen banyak tipe semen yang beredar,
pasir dan agregat banyak yang sintetis namun tren ke arah negatif seperti
pasir oplosan dengan gilingan batu cadas juga agregat terbuat dari batu
karang yang dicelup semen, termasuk kualitas air yang telah tercemar atau
juga terkontaminasi air laut. Maka untuk ini sebaiknya pada saat
pelelangan, Pengguna sudah memberikan data hasil job mixed untuk
berbagai quary sekitarnya, dan berikutnya semua koefisien bahan termasuk
kualitas air harus disesuaikan dengan hasil job mixed-nya
Jawaban:
Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu
alat untuk menyelesaikan atau menghasilkan produksi sebesar satu satuan
volume jenis pekerjaan. Data utama yang diperlukan untuk perhitungan
efisiensi alat ini adalah:
a) Jenis alat;
b) Faktor efisiensi alat;
c) Waktu siklus; dan
d) Kapasitas produksi alat.
Untuk keperluan analisis HSP diperlukan satu atau lebih alat berat. Setiap
alat mempunyai kapasitas produksi (Q) yang bermacam-macam,
tergantung pada jenis alat, faktor efisiensi alat, kapasitas alat, dan waktu
siklus. Satuan kapasitas produksi alat adalah satu satuan pengukuran per
jam. Koefisien alat adalah berbanding terbalik dengan kapasitas produksi.
Jawaban:
, ,
Volume galian tanah = 1 100 100 m3
Jawaban:
diasumsikan sebagai tanah biasa dengan kedalaman galian 0-1 m’, maka
AHSP manual-nya sebagai berikut:
Jawaban:
, ,
Volume galian tanah = 1 1.000 1.000 m3
Terkait dengan soal ini sesuai juga dengan analisis produktivitas pada
Tabel 3.5 dan koefisien AHSP-nya pada:
a) Tabel 3.8 a); TM.02.a: Menggali dengan Excavator
(1) Kebutuhan Excavator : 1.000 x 0,04396 = 43,96 44 jam
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
tinggi 2 meter !:
2000
1200
Jawaban:
Jawaban:
Kebutuhan Bahan
Dolken kayu Ø 8-10 / 400 cm : 48 x 1,250 = 60 batang
Semen Portland : 48 x 5,000 = 240 kg
Pasir beton : 48 x 0,005 = 0,24 m3
Koral beton : 48 x 0,009 = 0,432 m3
Kayu 5/7 : 48 x 0,072 = 3,456 m3
Paku biasa 2” – 5” : 48 x 0,060 = 2,88 kg
Residu : 48 x 0,400 = 19,2 liter
Analisis Produktivitas
Dalam operasi penggunaan alat dikenal pula waktu siklus, yaitu waktu yang diperlukan
alat untuk beroperasi pada pekerjaan yang sama secara berulang. Waktu siklus ini
akan berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan koefisien alat. Waktu siklus
produksi adalah rangkaian aktivitas suatu pekerjaan dan operasi pemrosesan sampai
mencapai suatu tujuan atau hasil yang terus terjadi, berkaitan dengan pembuatan
suatu produk.
Contoh penentuan waktu siklus (TS) untuk Dump Truck yang mengangkut tanah,
dihitung sejak mulai diisi sampai penuh (T1), kemudian menuju tempat penumpahan
(T2) lama penumpahan (T3) dan kembali kosong ke tempat semula (T4), dan siap
untuk diisi atau dimuati kembali.
Kapasitas produksi alat
Contoh rumus kapasitas produksi alat yang digunakan
Tabel Faktor Efisiensi Alat Bulldozer (FaBul)
KETERANGAN:
V adalah kapasitas bucket; (1,50 m³. munjung); m³
Fb adalah faktor bucket
Fa adalah faktor efisiensi alat
c) Untuk mengisi batu ke dalam stone crusher, sama dengan dari stock pile
ke dalam Cold Bin AMP, kecuali Fb diambil 0,75 (kondisi sulit).
Tabel Kecepatan, Lebar Pemadatan dan Jumlah Lintasan Alat Pemadat
Tabel Kapasitas Alat Pada Beberapa Jenis Bahan
Fa adalah faktor efisiensi alat; diambil 0,83 (kondisi baik)