Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

Disusun Oleh:

Siti Nur Khumairoh (123811062)

LABORATORIUM BIOLOGI

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN WALISONGO

SEMARANG

2014
LOKASI DAN WAKTU SENSASI RESEPTOR PENGECAP

A. TUJUAN
Menegetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia serta mengetahui variasi waktu
sensasi
B. DASAR TEORI
Sensasi merupakan hasil dari proses yang terjadi di dalam otak sebagai akibat dari
impuls syaraf yang berasal dari reseptor. Sensasi tidak hanya diteruskan oleh reaksi
motoris tetapi juga disimpan sebagai memori yang sewaktu-waktu dpat dikeluarkan.
Kimber, D.C 1949. Textbook of Anatomy and Physiology. 12 th ed. New York: The
MacMillan Company
menurut Soewolo (2005), sensasi (ekspresi sensoris) adalah interpretasi otak
terhadap impuls yang datang ke otak dari saraf sensoris. Pada otak terdapat berbagai
macam pusat sensasi yang akan memberitahukan tentang sensasi tertentu kepada kita
apabila pusat tadi menerima impuls dari reseptor. Secara normal setiap reseptor akan
dihubungkan oleh serabut saraf dengan pusatnya. Soewolo, 2005. Fisiologi Manusia.
Malang: FMIPA UNM
Pengecapan merupakan fungsi putting kecap pada mulut. Berdasarkan penelitian
fisiologis, terdapat 4 kesan pengecapan primer, yaitu asam, asin, manis dan pahit.
Seseorang dapat menerima berbagai macam rasa secara harafiah yang diduga berasal dari
gabungan empat rasa primer tersebut. Ganong, W.F. 1995. Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
Pada manusia dan mamalia lain, lidaahnya mengandung kuncup-kuncup pegecap
yang merupakan reseptor untuk rasa. Kuncup pengecap tersebut berbentuk sperti bawang
kecil, terletak pada permukaan epithelium dan pada tonjolan-tonjolan kecil (papilla) pada
permukaan atas lidah. Kuncup pengecap juga dijumpai meskipun sedikit sekali pada
langit-langit rongga mulut (pada paltum lunak dan keras), pada faring dan laring
(Soewolo, 2005).
Lidah terbagi menjadi Radiks lingua (pangkal lidah), Dorsum lingua (punggung
lidah) dan Apeks lingua (ujung lidah). Bagian lidah kaitannya dengan macam
pengecapan, yaitu: rasa pahit terdapat pada pangkal lidah, rasa manis terdapat pada ujung
lidah, rasa asin terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah dan rasa asam terletak
pada samping kiri dan kanan lidah. Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi untuk
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC
Pada manusia, indera rasa pengecap merupakan hal yang sangat berarti, karena
dengan indera rasa pengecap tersebut dapat merasakan nikmat dan enaknya makanan
serta minuman. Sensasi rasa pengecap timbul akibat adanya zat kimia yang berikatan
pada reseptor indera rasa pengecap (taste buds) yang kebanyakan terdapat di permukaan
lidah dan palatum molle. Hanya zat kimia dalam larutan atau zat padat yang telah larut
dalam saliva yang dapat berikatan dengan sel reseptor (Sherwood, 2001). Sherwood L.
2001. Fisiologi Manusia. Ed. ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia.
Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas
pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan
seperti rambut. Ada beberapa papilla pada lidah, antara lain: Papillae sirkumvalata. Ada
delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah.
Papillae sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-masing dikelilingi
semacam lekukan seperti parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada
bagian belakang lidah. Papillae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi
lidah, dan berbentuk jamur. Papilae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada
seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap
yang sangat banyak terdapat dalam dinding papillae sirkumvalata dan fungiforum.
Papilae filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan
yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan faring  juga bermuatan puting-puting
pengecap (Widiastuti.2002). Pearce, E.C, 2000, Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis,
Jakarta: PT. Gramedia.

C. METODE
1. ALAT
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tusuk gigi, kertas tissue dan
stopwatch.
2. BAHAN
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah garam halus, gula pasir, gula
halus, kopi dan vit.C

3. CARA KERJA
a. Menentukan lokasi reseptor pengecap
Rongga mulut dibersihkan dengan menggunakan air tawar yang telah
disediakan. Mata probandus ditutup. Diambil sedikit bahan dan diletakkan secara
berturut-turut di ujung lidah depan, tepi lidah belakang, pangkal lidah tengah dan
tepi lidah belakang. Dicatat yang dirasakan. Dilakukan untuk ketiga bahan yang
lain.
b. Menghitung waktu sensasi
Rongga mulut dibersihkan dengan menggunakan air tawar yang telah
disediakan. Dikeringkan dengan kertas tisu dan lidah dibiarkan tetap terjulur
keluar. Dilakukan kegiatan seperti diatas. Dicatat waktu dari pertama kali bahan
mulai diletakkan di ujung lidah sampai sensasi telah terasa. Dilakukan hal yang
samma untuk bahan yang lain. Setiap kali bahan diganti, kumur terlebih dahulu
dengan air tawar namun tidak perlu dikeringkan dengan kertas tisu.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. HASIL
Table 1. lokasi reseptor pengecap

No Probandus Reseptor pengecap


1 2 3 4 5
1 Qiqi + + + + +
2 ubed + + + + +
Keterangan: (+): terasa
(-): tidak terasa

Table 2. waktu sensasi

No Probandus Waktu Sensasi


1 2 3 4 5
1 Qiqi 4 dt 8 dt 2 dt 7 dt 10 dt
2 ubed 2 dt 2 dt 8 dt 2dt 2 dt
Keterangan:
(1). Ujung lidah (gula halus)
(2). Ujung lidah (gula pasir)
(3). Tepi depan lidah (garam)
(4). Tepi belakang lidah (vit.C)
(5). Pangkal lidah (kopi)

Gambar penampang Lidah

2. PEMBAHASAN
praktikum tentang lokasi dan sensasi reseptor pengecap pada manusia bertujuan
untuk mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia serta mengetahui variasi
waktu sensasi. Menurut teori ada 4 pengecap dasar yang digunakan untuk mengetahui
lokasi reseptor dan variasi waktu sensasinya, Dimana pada bagian ujung lidah lebih
sensitif terhadap rasa manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif terhadap rasa
asin, bagian tepi belakang lidah lebih sensitif terhadap rasa asam dan pada bagian
pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.
Pada praktikum pertama mengenai penentuan lokasi reseptor pengecap. Disini
semua bahan yang diujikan diletakkan di lidah probandus sesuai dengan posisi rasa
bahan di lidah. Contoh, jika bahan rasanya manis diletaakkan di ujung lidah depan.
Namun, probandus dalam keadaan mata tertutup. Hasilnya, kedua probandus dapat
menyebutkan rasa yang benar pada masing-masing bahan uji dan dalam penentuan
lokasi pengecapan yang tepat. Ini menandakan kedua lidah probandus tidak
mengalami gangguan apa-apa dan dapat dikatakan normal karena dapat merasa
dengan benar.
Pengamatan dilanjutkan dengan melakukan praktikum kedua mengenai penentuan
waktu reseptor. Disini lidah probandus diletakkan bahan di bagian lidah yang sesuai
dengan rasa bahan uji tersebut. Lidah probandus dikondisikan tetap terjulur dan
dalam keadaan kering. Dicatat waktu jika probandus sudah mulai merasa.
Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari reseptor yang
berbeda-beda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik setiap orang yang
menyebabkan berbedanya jumlah kuncup kecap di permukaan lidah. Kuncup kecap
adalah salah satu sel reseptor yang menerima impuls berupa senyawa kimia rasa yang
akan diteruskan ke system saraf pusat untuk diterjemahkan (Jalmo, 2007).
Tingkat sensitivitas lidah seseorang juga mempengaruhi kemampuannya
mengecap suatu rasa. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sensitivitas ini.
Sensitivitas mungkin disebabkan struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau tidak
bagus akibat dari pola makan seseorang. Hal lain yang mempengaruhi sensitivitas
adalah proses pengantaran rangsang dari organ menuju otak, hal tersebut biasanya
terjadi pada orang yang kondisi tubuhnya lemah (sakit) sehingga daya tanggap
terhadap rangsang sedikit terganggu. Cepat lambatnya seseorang dalam mengecap
rasa dapat dipengaruhi oleh kecepatan penghantaran rangsang yang diberikan jika
dalam penyampaian rangsang tersebut terjadi gangguan maka dapat mempengaruhi
waktu sensasi yang dihasilkan. Selain itu jenis kelamin juga kemungkinan
mempengaruhi sensasi reseptor pengecap. (Jalmo, 2007).

Sensasi rasa dipengaruhi oleh saliva (air liur). Hal ini disebabkan karena saliva
akan melarutkan dan mengkatalis zat yang masuk ke dalam mulut. Kuncup kecap
hanya akan dapat terstimulasi bila zat tersebut telah dikatalis oleh saliva
(chemoreseptor), sehingga apabila konsentrasi saliva terlalu rendah maka dibutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mengkatalis zat-zat tersebut, dan semakin lambat pula
respon rasa tersebut (Jalmo, 2007). Dalam praktikum lidah dibiarkan terjulur,
sehingga produksi saliva sedikit yang menyebabkan lamanya probandus dalam
menangkap rasa.
Faktor lain yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu dan usia. Suhu
kurang dari 20° atau lebih dari 30° akan mempengaruhi sensitifitas kuncup rasa (taste
bud). Suhu yang terlalu panas akan merusak sel-sel pada kuncup rasa sehingga
sensitifitas berkurang, namun keadaan ini cenderung berlangsung cepat karena sel
yang rusak akan cepat diperbaiki dalam beberapa hari. Suhu yang terlalu dingin akan
membius kuncup lidah sehingga sensifitas berkurang (Jalmo, 2007).
Usia mempengaruhi sensitifitas reseptor perasa. Menurut Sunariani (2007), pada
orang yang berusia lanjut terdapat penurunan sensitifitas dalam menraskan rasa asin.
Hal ini disebabkan pada orang berusia lanjut karena berkurangnya jumlah papilla
sirkumvalata seiring dengan bertambahnya usia dan penurunan fungsi transmisi
kuncup rasa pada lidah sehingga mengurangi sensasi rasa (Jalmo,2007). Jalmo, Tri.
2007. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Bandar Lampung: Unila
Dari bahan-bahan tersebut mengandung bahan-bahan yang berbeda. Rasa manis
yang dirasakan oleh lidah berasal dari senyawa polisakarida atau molekul gula, dan
sakarin yang dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan senyawa yang dirasakan oleh
bagian lidah pengecap rasa pahit adalah substansi tastan yang memiliki afinitas cukup
tinggi terhadap asam lemak (bersifat lipofilik). Pada rasa asam terjadi karena
konsenterasi H+ meningkat pada pengecap rasa asam. Dan pada rasa asin disebabkan
oleh masuknya ion Na + dan tertangkap oleh lidah.

Anda mungkin juga menyukai