Anda di halaman 1dari 2

Renungan anak rantau

Pulang semestinya selalu menjadi kata terbahagia bagi para perantau

Menjadi tempat mengumpulkan segala lelah dan menyaksikannya terbakar perlahan lahan

Kemudian menjadi sesuatu yang bisa dipeluk selagi mengumpulkan sisa sisa energi yang terpencar
kesana kemari

Pulang, rumah dan pelukan

Adalah cara semesta yang paling romantis untuk melipat jarak dan segala yang dirasa sudah tak cukup
untuk ditanggung sendirian

Pulang adalah semua kata yang ingin ditahan berlama lama duduk mesra

Minum teh disore dan menikmati semilir angin diteras kita

Mendengar burung seakan pulang adalah rencana yang tiada akan berakhir

Melihat mata mata yang sendu dan bahagia disaat bersamaan

Susah payah menyangkal kenyataan

Tawa yang diciptakan oleh pulang adalah tawa paling manis dan tragis

Ketika yang kita tahu bahwa tawa itu hanya kekal oleh kenangan didalam diri

Sementara waktu dan rindu berebutan menggerogoti yang manis dan tersisa

Menjadi memoriam kusam yang dielus perlahan lahan

Sayang, sayang sekali.

Kota dan desa yang kecil memeluk diri agar tak kembali

Manusia manusia baik yang rasanya tak rela direnggut lagi

Kemudian, waktu yang disediakan semesta menjadi kejam akhir akhir ini

Ah, hati merana dilema dan kikuk untuk memilih kembali

Untuk semua kata pulang, selamat tinggal

Berdoa semoga esok lusa


Kembali bersama, ya.

Pulang : ilybilg

Anda mungkin juga menyukai