Laporan Perekonomian Provinsi Aceh Agustus 2020 PDF
Laporan Perekonomian Provinsi Aceh Agustus 2020 PDF
Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah
maupun nasional.
MISI
Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang dan
kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang
inklusif dan berkesinambungan.
FUNGSI
TUGAS POKOK
1. Memberikan masukan kepada Dewan Gubernur kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya.
2. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, yang didukung
dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian/riset serta memfasilitasi pengendalian inflasi, pemberdayaan
sektor riil dan UMKM
3. Melaksanakan kegiatan perizinan dan pengawasan serta operasionalisasi sistem pembayaran tunai dan non tunai sesuai
dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya.
4. Melaksanakan kebijakan stabilitas keuangan, program perluasan dan pemerataan akses dan keterjangkauan keuangan
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung fungsi-fungsi utama.
Penerbit :
Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans - Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh
Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh - Indonesia
Telp : 0651-33200 / Fax : 0651-34116
Publikasi LPP secara online dapat diperoleh di:
https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/aceh/Default.aspx
i
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan karunia-Nya
sehingga buku “Laporan Perekonomian Provinsi Aceh Agustus 2020” ini akhirnya dapat dipublikasikan. Buku ini memaparkan
informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah, diantaranya pertumbuhan ekonomi,
perbankan, sistem pembayaran dan keuangan daerah yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan informasi internal
maupun eksternal Bank Indonesia. Secara umum, hasil kajian atas perkembangan ekonomi regional Provinsi Aceh periode
triwulan laporan menunjukkan bahwa perekonomian Aceh mengalami kontraksi dengan laju inflasi yang stabil dan terkendali
1. Ekonomi Aceh pada triwulan II 2020 tercatat terkontraksi 1,82% (yoy), turun signifikan dibanding triwulan sebelumnya
yang tumbuh 3,17% (yoy). Ditinjau dari sisi pengeluaran, kontraksi ekonomi dikarenakan defisit neraca ekspor antar
daerah yang melebar dan ekspor luar negeri yang terkontraksi. Sementara itu dari sisi Lapangan Usaha (LU), kontraksi
ekonomi disebabkan oleh LU transportasi dan pergudangan serta LU pedagangan besar dan eceran.
2. Laju inflasi Aceh pada triwulan II 2020 tercatat menurun namun masih berada di atas inflasi Sumatera. Pada periode
laporan Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 1,36% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sebesar 3,84%
(yoy).
3. Perekonomian Aceh pada triwulan III 2020 diperkirakan akan mengalami perbaikan dibanding triwulan sebelumnya. Di sisi
lain, secara keseluruhan tahun 2020 ekonomi diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan periode sebelumnya dengan
laju inflasi yang relatif terkendali dan dalam rentang target inflasi nasional.
Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku
ini. Harapan kami, kerja sama yang telah tercipta dapat terus berlanjut dan ditingkatkan pada masa yang akan datang.
Kami menyadari bahwa kualitas dan informasi yang disajikan masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran membangun dari seluruh pihak yang berkepentingan dengan buku ini.
Kami berharap, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
Z. Arifin Lubis
Kepala Perwakilan
ii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL......................................................................................................................................................................................................... vi
iii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.3 Pertumbuhan dan Kontribusi Pertumbuhan dari Sisi Pengeluaran ..................................................................................................................... 3
Grafik 1.15 Pertumbuhan dan Kontribusi Ekonomi Aceh dari Sisi LU Utama ....................................................................................................................... 8
Grafik 3.7 Pergerakan Laju Inflasi Kota Pantauan di Aceh (%, yoy) ......................................................................................................................................... 25
Grafik 4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) (%, yoy) .................................................................................................................................................... 31
iv
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Grafik 4.9 Penyaluran Kredit Spasial .............................................................................................................................................................................................. 34
v
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Transfer dan Desa Triwulan II 2020 ............................................................................................................................................. 15
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD se-Provinsi Aceh Triwulan II 2020 ............................................................................................................................. 16
Tabel 2.5 Realisasi Pendapatan APB di Provinsi Aceh Triwulan II 2020 ................................................................................................................................. 17
Tabel 3.4 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar ........................................................................................................................ 22
Tabel 3.5 Inflasi Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rumah Tangga ................................................................................................ 22
Tabel 3.12 Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya .......................................................................................................................................... 24
vi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
A. PDRB
Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06
Pengadaan Air 0,01 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Konstruksi 3,23 2,92 3,75 3,87 2,89 2,69 3,08 3,31 2,81 2,66 3,18 3,91 3,35 3,30
Perdagangan Besar
& Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda 5,87 5,92 6,01 6,04 4,79 4,92 4,94 5,06 5,01 5,27 5,01 5,03 4,74 4,78
Motor
Transportasi
2,42 2,57 2,52 2,68 2,31 2,44 2,37 2,45 2,43 2,39 2,54 2,49 2,32 1,18
& Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
0,51 0,57 0,56 0,59 0,40 0,42 0,42 0,44 0,43 0,46 0,45 0,45 0,41 0,39
& Makan Minum
Informasi & Komunikasi 1,08 1,10 1,08 1,09 1,10 1,11 1,10 1,10 1,12 1,15 1,16 1,19 1,28 1,35
Jasa Keuangan 0,71 0,78 0,71 0,73 0,51 0,51 0,53 0,53 0,57 0,57 0,58 0,62 0,61 0,60
Real Estate 1,43 1,48 1,51 1,56 1,28 1,29 1,29 1,32 1,34 1,38 1,39 1,40 1,41 1,35
Jasa Perusahaan 0,22 0,22 0,23 0,24 0,20 0,20 0,21 0,22 0,21 0,22 0,21 0,23 0,21 0,20
Jasa Pendidikan 0,83 0,94 0,97 1,04 0,73 0,82 0,82 0,87 0,78 0,89 0,92 0,94 0,84 0,91
Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 0,87 0,96 0,97 1,05 0,86 0,94 0,94 0,99 0,90 1,02 1,03 1,04 0,97 0,95
Jasa lainnya 0,49 0,51 0,52 0,52 0,43 0,44 0,45 0,44 0,45 0,48 0,49 0,49 0,48 0,45
PDRB 35,33 35,96 37,42 37,77 30,46 31,65 32,24 32,50 31,63 32,82 33,45 34,19 32,64 32,22
PDRB Non-Migas 34,04 34,76 36,21 36,72 28,97 30,13 30,63 31,15 30,08 31,31 31,86 32,67 31,36 30,18
vii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
PDRB ADHK Berdasarkan Pengeluaran
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,04 8,29 9,33 12,11 3,60 5,83 5,62 7,85 72,39 6,11 6,22 7,98 3,43 6,09
Pembentukan Modal Tetap Bruto 12,72 12,25 14,57 14,72 9,97 9,65 10,49 11,60 10,37 10,08 11,22 12,13 10,92 10,77
Perubahan Inventori -0,04 -0,02 -0,04 -0,02 0,02 0,01 -0,01 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 -0,14 -0,36
Ekspor Luar Negeri 0,59 0,52 0,44 0,61 0,44 0,66 0,84 0,96 0,87 1,06 1,07 1,05 1,33 0,76
Impor Luar Negeri 0,51 0,75 0,61 0,67 0,31 0,27 0,42 0,43 0,30 0,70 1,06 0,52 0,35 0,07
Net Ekspor Antar Daerah -6,43 -7,85 -10,24 -13,39 -1,37 -2,86 -2,61 -5,90 -0,29 -2,81 -3,03 -5,82 -1,95 -4,29
30,4 31,6
PDRB 35,33 35,96 37,42 37,77 32,24 32,50 31,63 32,82 33,45 34,19 32,64 32,22
6 4
28,9 30,1 31,31
PDRB Non-Migas 34,04 34,76 36,21 36,72 30,63 31,15 30,08 31,86 32,67 31,36 30,18
7 3
Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah
B. Inflasi
Banda Aceh 3,08 3,94 4,14 4,86 3,88 3,78 2,20 1,97 2,01 2,77 2,22 1,38 3,72 1,31
Lhokseumawe 3,61 4,10 3,59 2,87 4,42 4,64 2,30 2,05 1,50 1,97 1,89 1,20 3,36 1,08
Meulaboh 4,72 4,32 3,15 4,76 2,83 3,05 2,94 0,96 1,74 4,38 5,21 4,28 5,49 2,13
Aceh 3,45 4,03 3,85 4,25 3,90 3,94 2,33 1,84 1,82 2,73 2,51 1,69 3,84 1,36
Banda Aceh -2,45 3,72 0,81 1,31 10,06 0,52 -1,22 5,98 0,49 7,96 8,75 1,31
Lhokseumaw
1,01 2,81 0,49 2,18 2,51 -2,79 -1,10 7,13 2,78 0,27 4,70 1,08
e
Meulaboh 2,44 0,91 0,56 0,33 4,76 1,60 -3,06 3,36 6,48 1,20 11,67 2,13
Aceh -0,61 3,07 0,69 1,46 6,54 -0,03 -1,41 5,96 1,33 4,90 7,77 1,36
Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah
viii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
C. Perbankan
Indikator Umum
2017 2018 2019 2020
Indikator
I II III IV I II III IV I II III IV I II
Total Aset (Rp Triliun) 51,22 50,52 51,63 48,97 53,44 53,45 54,82 52,73 57,79 54,64 58,01 55,23 56,85
45,25
Pertumbuhan (yoy)% -1,14 9,55 15,73 14,14 8,23 4,34 5,79 6,17 7,69 8,12 2,23 5,82 4,74 -1,61
Pertumbuhan (mtm)% 6,37 2,09 8,29 1,83 0,46 4,14 6,01 3,19 0,66 9,40 0,91 2,64 3,74 8,93
DPK (Rp Triliun) 31,12 36,93 38,39 38,59 36,45 39,45 39,90 39,67 38,46 42,45 39,68 42,24 39,02 40,23
Pertumbuhan (yoy)% -1,67 10,98 14,90 19,22 17,15 6,85 3,94 2,80 5,49 7,60 -0,58 6,48 1,45 -5,23
Pertumbuhan (mtm)% 2,85 2,33 10,56 1,68 -0,76 2,59 7,58 0,80 -0,59 13,85 1,80 1,45 1,90 7,95
Kredit/Pembiayaan (Rp Triliun) 31,88 31,96 33,16 33,58 34,01 35,08 35,89 36,37 36,63 37,92 38,27 37,62 37,66
30,74
Pertumbuhan (yoy)% 11,61 11,39 9,86 10,71 9,26 6,67 9,77 8,23 8,29 7,69 8,07 6,62 3,42 2,83
Pertumbuhan (mtm)% 2,76 1,29 0,53 3,10 2,67 0,18 1,49 1,88 2,19 0,22 1,25 2,61 2,56 7,65
LDR % 98,78 86,35 83,25 85,93 92,13 86,21 87,91 90,47 94,58 86,28 95,56 90,59 96,42 93,61
NPL-gross % 2,66 2,53 2,29 1,91 2,05 2,07 1,95 1,54 1,61 1,71 1,63 1,01 1,44 1,87
NPL-Nominal (Rp Triliun) 0,82 0,81 0,72 0,63 0,68 0,70 0,68 0,55 0,58 0,63 0,62 0,39 0,54 0,70
Total (Rp Triliun) 31,12 36,93 38,39 38,59 36,45 39,45 39,90 39,67 38,46 42,45 39,68 42,24 39,02 40,23
Pertumbuhan (yoy)% -1,67 10,98 14,90 19,22 17,15 6,85 3,94 2,80 5,49 7,60 -0,58 6,48 1,45 -5,23
Giro (Rp Triliun) 6,82 9,75 10,47 6,35 7,01 9,37 10,51 7,04 8,70 12,01 9,15 8,63 7,80 8,25
-
Pertumbuhan (yoy)% -6,59 33,96 32,38 15,14 2,84 -3,87 0,38 10,97 24,04 28,12 22,49 -10,32 -31,21
12,96
Tabungan (Rp Triliun) 16,06 16,98 17,40 21,32 18,36 19,12 18,97 22,21 18,98 19,92 20,21 24,41 20,54 21,19
Pertumbuhan (yoy)% 10,32 8,49 10,63 15,17 14,29 12,60 9,01 4,18 3,38 4,20 6,52 9,88 8,20 6,38
Deposito (Rp Triliun) 8,24 10,20 10,52 10,92 11,08 10,96 10,42 10,41 10,78 10,52 10,32 9,21 10,67 10,77
- -
Pertumbuhan (yoy)% -1,41 7,63 30,88 34,57 7,51 -0,89 -4,65 -2,75 -4,00 -1,03 -0,95 2,42
15,85 11,60
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, Lokasi Bank, diolah
ix
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Kredit/Pembiayaan Berdasarkan Tujuan Penggunaan
Total Kredit (Rp Triliun) 30,74 31,89 31,96 33,16 33,58 34,01 35,08 35,89 36,37 36,63 37,92 38,27 37,62 37,66
Pertumbuhan (yoy) % 11,61 11,39 9,86 10,71 9,26 6,67 9,77 8,23 8,29 7,69 8,07 6,62 3,42 2,83
Modal Kerja (Rp Triliun) 9,09 9,97 9,81 10,13 9,93 10,22 10,65 11,30 10,95 10,96 11,76 11,14 9,87 11,17
Pertumbuhan (yoy)% 13,99 17,92 14,41 14,54 9,36 2,63 8,59 11,54 10,20 7,16 10,40 -1,36 -9,82 1,95
Investasi (Rp Triliun) 3,91 3,76 3,75 3,79 3,83 3,93 4,03 3,83 4,47 4,53 4,60 4,50 4,17 3,81
Pertumbuhan (yoy)% 20,62 9,68 1,98 -0,38 -1,97 4,67 7,60 1,00 16,62 15,12 13,99 17,54 -6,66 -15,77
Konsumsi (Rp Triliun) 17,75 18,16 18,39 19,23 19,81 19,84 20,39 20,75 20,95 21,13 21,55 22,61 23,57 22,66
Pertumbuhan (yoy)% 8,66 8,44 9,27 11,19 11,67 9,30 10,84 7,92 5,73 6,49 5,68 8,96 12,50 7,27
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, Lokasi Bank, diolah
Pertanian 2,39 2,51 2,50 2,56 2,65 2,72 2,79 2,99 3,02 3,05 3,59 3,55 3,29 3,60
Pertambangan 0,03 0,02 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,04 0,05
Industri Pengolahan 2,22 2,63 2,44 2,72 2,63 2,53 2,66 2,75 3,00 2,73 2,72 1,99 1,68 1,77
Listrik Gas dan Air 0,19 0,17 0,17 0,16 0,14 0,14 0,14 0,15 0,14 0,14 0,14 0,12 0,11 0,10
Konstruksi 0,66 0,76 0,82 0,83 0,69 0,82 0,94 0,95 0,84 0,92 1,08 1,09 0,88 0,94
Perdagangan 6,14 6,31 6,26 6,19 6,12 6,35 6,48 6,38 6,67 6,59 6,62 6,54 5,78 5,83
Pengangkutan 0,15 0,17 0,18 0,19 0,19 0,20 0,20 0,21 0,22 0,23 0,23 0,25 0,22 0,33
Jasa Dunia Usaha 0,29 0,30 0,28 0,32 0,31 0,32 0,34 0,25 0,36 0,35 0,36 0,37 0,36 0,37
Jasa Kemasyarakat 0,91 0,83 0,89 0,93 0,99 1,04 1,06 0,92 0,94 0,96 0,99 0,66 0,60 0,63
Lainnya 17,76 18,16 18,40 19,24 19,83 19,85 20,39 20,76 20,95 21,13 22,15 22,54 24,66 24.04
Total 30,74 31,89 31,96 33,16 33,59 34,01 35,08 35,55 35,55 36,63 37,92 38,27 37,62 37,66
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, Lokasi Bank, diolah
x
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kinerja ekonomi triwulan II 2020 Kinerja ekonomi triwulan II 2020 tercatat terkontraksi 1,82% (yoy),
tercatat terkontraksi 1,82% (yoy) turun signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,17%
atau turun signifikan dibanding
(yoy). Ditinjau dari sisi pengeluaran, kontraksi yang terjadi utamanya
triwulan sebelumnya yang tumbuh
dikarenakan defisit neraca ekspor antar daerah yang melebar serta
(3,17%, yoy).
negatifnya ekspor luar negeri. Sementara itu dari sisi Lapangan Usaha
Realisasi pendapatan Pemerintah Kinerja keuangan daerah pada triwulan II 2020 secara garis besar
Provinsi Aceh terhadap Anggaran mengalami penurunan. Pada persentase realisasi pendapatan, baik
dan Pendapatan Provinsi Aceh
berupa APBN maupun APBD se-Provinsi Aceh menurun dibandingkan
(APBA) mengalami perlambatan
periode sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut, realisasi belanja
dibandingkan periode yang sama di
APBD se-Provinsi Aceh juga mengalami penurunan persentase.
tahun sebelumnya. Lebih lanjut,
Sedangkan belanja APBN mengalami kenaikan secara persentase,
realisasi belanja Pemerintah Provinsi
Aceh pun turut mengalami namun mengalami penurunan pada nominal capaian realisasi.
peningkatan.
xi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Perkembangan Inflasi Daerah
Tingkat inflasi Aceh pada triwulan II Inflasi Provinsi Aceh pada triwulan II 2020 sebesar 1,36% (yoy),
2020 mengalami penurunan menurun dibanding triwulan sebelumnya yaitu sebesar 3,84% (yoy).
dibandingkan triwulan sebelumnya.
Namun demikian, angka inflasi tersebut tercatat masih lebih tinggi
komunikasi, dan jasa keuangan. Sementara itu pada triwulan III 2020,
periode sebelumnya.
xii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat Aceh pada
dan tingkat kemiskinan di Provinsi triwulan II 2020 lebih baik dibandingkan periode sebelumnya, meskipun
Aceh menurun dibandingkan
jumlah pengangguran tidak mengalami penurunan yang signifikan.
periode yang sama di tahun
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) hingga bulan Februari 2020
sebelumnya.
tercatat sebesar 5,42%. Sejalan dengan itu, tingkat kemiskinan berada
Prospek Perekonomian
Perekonomian Aceh pada triwulan Kondisi ekonomi domestik Aceh pada triwulan IV 2020 diperkirakan
IV 2020 diperkirakan tumbuh lebih tumbuh positif dan lebih tinggi dibanding dengan perkiraan
tinggi dibandingkan periode
pertumbuhan triwulan sebelumnya. Namun demikian, secara
sebelumnya dengan laju inflasi yang
keseluruhan tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Aceh diperkirakan
masih dalam target sasaran dan
tumbuh lebih rendah dibanding tahun 2019. Di sisi lain, laju inflasi pada
cenderung meningkat.
triwulan IV 2020 diperkirakan lebih tinggi dibanding perkiraan pada
triwulan III 2020. Lebih lanjut, laju inflasi keseluruhan tahun 2020 juga
xiii
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
BAB I
PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO DAERAH
Kinerja ekonomi triwulan II 2020 tercatat terkontraksi 1,82% (yoy),
turun signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh
3,17% (yoy). Ditinjau dari sisi pengeluaran, kontraksi yang terjadi
utamanya dikarenakan defisit neraca ekspor antar daerah yang
melebar serta negatifnya ekspor luar negeri. Sementara itu dari
sisi Lapangan Usaha (LU), kontraksi ekonomi utamanya
disebabkan oleh LU transportasi dan pergudangan serta LU
perdagangan besar dan eceran. Pada triwulan III 2020,
pertumbuhan ekonomi diperkirakan membaik dibanding periode
sebelumnya.
1
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH MEI 2020
proporsi tersebut, Aceh masih menjadi provinsi dengan
1.1. Gambaran umum perekonomian ketiga terkecil di Sumatera setelah
Pandemi COVID-19 menekan pertumbuhan ekonomi Bengkulu (2,04%) dan Kepulauan Bangka Belitung
Indonesia triwulan II 2020, sehingga mengalami (2,29%). Sementara itu, Sumatera Utara, Riau, dan
kontraksi 5,32% (yoy), turun signifikan dibandingkan Sumatera Selatan masih menjadi provinsi dengan
dengan capaian triwulan I 2020 yang tumbuh sebesar sumbangan ekonomi paling dominan di Sumatera
2,97% (yoy). Perkembangan ini tidak terlepas dari dengan pangsa dari ketiga provinsi tersebut hampir
pengaruh melemahnya ekonomi global sejalan dengan mencapai 60% dari total ekonomi Sumatera.
pandemi COVID-19 dan menurunnya aktivitas ekonomi
Sejalan dengan kontraksi ekonomi nasional dan
domestik sebagai dampak kebijakan Pembatasan Sosial
Sumatera, perekonomian Aceh pada triwulan laporan
Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran
juga mengalami konstraksi. Aceh mencatatkan
pandemi COVID-19. Penurunan pertumbuhan ekonomi
kontraksi sebesar 1,82% (yoy), turun signifikan
domestik tersebut terjadi di seluruh komponen PDB
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
sisi pengeluaran, sementara di sisi LU, hampir seluruh
tumbuh sebesar 3,17% (yoy). Ditinjau dari sisi
LU mengalami kontraksi kecuali LU infokom;
pengeluaran, kontraksi ekonomi Aceh pada triwulan
pengadaan air; jasa kesehatan; pendidikan; keuangan;
laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya
serta pertanian.
defisit ekspor antar daerah dan terkontraksinya ekspor
Sejalan dengan terkontraksinya ekonomi Nasional, luar negeri. Sementara itu dari sisi lapangan usaha, LU
pada triwulan II 2020 ekonomi Sumatera juga tercatat transportasi dan pergudangan serta LU perdagangan
terkontraksi -3,01% (yoy), turun dalam dibandingkan besar dan eceran menjadi penyebab utama kontraksi
periode sebelumnya yang tumbuh 3,25% (yoy). ekonomi.
Kontraksi tersebut sejalan dengan pembatasan aktivitas
8,00 36,00
masyarakat sebagai dampak mitigasi pandemi,
sehingga menekan kinerja konsumsi rumah tangga dan 4,00
34,00
investasi. Sementara itu dari sisi Lapangan Usaha (LU), 32,00
seluruh LU utama Sumatera seperti pertanian, industri 0,00
30,00
pengolahan, perdagangan, dan pertambangan
-4,00
mengalami deselerasi kinerja sehubungan dengan 28,00
kondisi permintaan yang rendah. Secara spasial,
-8,00 26,00
kontraksi ekonomi terdalam provinsi di Sumatera I II III IV I II III IV I II III IV I II
terjadi di Kepulauan Riau (-6,90%, yoy), Bangka Belitung 2017 2018 2019 2020
(-4,98%, yoy), serta Sumatera Barat (-4,91%, yoy). PDRB Aceh ADHK (Rp triliun, kanan) gAceh (%, yoy, kiri)
3
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
140 ribu/bulan (September-Desember) kepada pegawai
130
swasta dengan kriteria tertentu juga diperkirakan
120 110,90
mampu mendorong konsumsi rumah tangga ke level
110
yang lebih tinggi. Lebih lanjut, peningkatan konsumsi
100
rumah tangga akan terdorong oleh adanya HBKN Idul
90
Adha dan budaya Meugang di Aceh yang jatuh pada
80 86,62
triwulan III 2020. Proyeksi peningkatan konsumsi rumah
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II tangga di triwulan III tersebut diperkuat dengan rata-
2016 2017 2018 2019 2020 rata Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada periode
triwulan III (hingga Juli) yang membaik dan meningkat
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Aceh
Grafik 1.5. Indeks Keyakinan Konsumen ke level 102,86 dari sebelumnya 97,84 (Grafik 1.7). Nilai
indeks yang berada di atas 100 ini mencerminkan
Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga
adanya optimisme masyarakat terhadap perekonomian
pada periode laporan tercermin dari beberapa
secara umum, termasuk dalam hal berbelanja.
indikator, yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan
150
kredit konsumsi. Hasil Survei Konsumen yang dilakukan
oleh Bank Indonesia Provinsi Aceh yang
130
memperlihatkan adanya penurunan rata-rata IKK dari
sebesar 110,90 poin pada triwulan I 2020 menjadi 110
102,86
30.000 20,00
Konsumsi Pemerintah
12,00
15.000
8,00
10.000 Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan II 2020
5.000
4,00 mengalami pertumbuhan sebesar 1,26% (yoy), lebih
rendah dibandingkan periode sebelumnya yang
0 0,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II terkontraksi sebesar 5,23% (yoy) (Grafik 1.8). Realisasi
2015 2016 2017 2018 2019 2020 belanja seluruh pemerintah daerah di Provinsi Aceh
Kredit Konsumsi (Rp Miliar, kiri) Pertumbuhan (%, yoy, kanan)
(APBA + APBK) pada triwulan II 2020 tercatat sebesar
22,22% atau setara dengan Rp10,90 triliun. Realisasi
Sumber: Laporan Bank Umum, lokasi proyek, diolah tersebut menurun bila dibandingkan dengan realisasi
Grafik 1.6. Perkembangan Kredit Konsumsi
belanja pada periode yang sama di tahun 2019 yang
Memasuki triwulan III 2020, pertumbuhan konsumsi berada di angka 25,54% atau setara dengan Rp12,20
rumah tangga di Aceh diperkirakan akan lebih tinggi triliun. Perlambatan realisasi belanja tersebut utamanya
dibandingkan dengan periode sebelumnya Beberapa tidak terlepas dari terhambatnya proses administrasi
faktor yang diproyeksikan mengakselerasi laju pada periode COVID-19 serta adanya refocusing
pertumbuhan konsumsi rumah tangga diantaranya anggaran pemerintah untuk menganggulangi COVID-19.
adalah meningkatnya permintaan pasca pelonggaran
kebijakan “stay at home” dan adanya kebijakan
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Selain itu, adanya
program bantuan sosial (sembako dan Bantuan
Langsung Tunai/BLT) kepada masyarakat rentan,
rencana pencairan gaji ke-13 bagi ASN, TNI, dan Polri
eselon 3 ke bawah pada bulan Agustus serta rencana
pemerintah untuk membagikan bantuan senilai Rp600
4
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
10,00 100,00
penanggulangan COVID-19 juga turut menahan laju
9,00 80,00 belanja modal pemerintah. Hingga triwulan II 2020,
8,00
7,00
60,00 realisasi belanja modal seluruh pemerintah daerah di
6,00 40,00 wilayah Aceh (Pemprov dan Pemkot/Pemkab) tercatat
5,00 20,00
4,00
sebesar Rp667,0 miliar, atau menurun dibandingkan
0,00
3,00
-20,00
dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang
2,00
1,00 -40,00 mencapai angka Rp723,3 miliar.
0,00 -60,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 14,00 15,00
dua tahun berjalan realisasi belanja pemerintah daerah Sumber: Liaison Bank Indonesia Provinsi Aceh, diolah
bisanya lebih tinggi dibandingkan dengan semester Grafik 1.10. Likert Scale Investasi
pertama. Di sisi lain, adanya arahan dari pemerintah Perlambatan pertumbuhan investasi tersebut
pusat kepada pemerintah daerah untuk mendorong terkonfirmasi dari hasil liaison Bank Indonesia Provinsi
realisasi kegiatan non-COVID-19 pasca pemberlakukan Aceh yang menunjukkan bahwa pada triwulan II 2020,
AKB diperkirakan akan turut meningkatkan realisasi variabel investasi perusahaan di Aceh hanya memilliki
belanja. likert scale bernilai 0,29, turun dibandingkan dengan
periode sebelumnya di angka 0,77 (Grafik 1.10). Lebih
Pembentukan Modal Tetap Bruto lanjut, deselerasi komponen investasi juga
(PMTB)/Investasi terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha
(SKDU) Bank Indonesia Provinsi Aceh yang
Pada triwulan II 2020, investasi di wilayah Aceh tumbuh
memperlihatkan adanya Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
di angka 7,57% (yoy), lebih rendah dibandingkan
untuk variabel investasi di triwulan laporan menjadi
capaian pada triwulan I 2020 yang tumbuh 8,95% (yoy)
2,15, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
(Grafik 1.9). Adanya deselerasi kinerja investasi tersebut
sebelumnya yang berada di level 5,45 (Grafik 1.11).
seiring dengan melambatnya investasi swasta akibat
Dengan pertumbuhan tersebut, komponen
cash flow perusahaan yang terganggu seiring dengan
PMTB/investasi tercatat memberikan kontribusi
penurunan angka penjualan, sehingga perusahaan
terhadap kinerja ekonomi Aceh secara keseluruhan
melakukan aksi wait and see. Selain itu, adanya
pada periode laporan sebesar 2,84%, atau menjadi
kebijakan realokasi anggaran pemerintah untuk
5
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
sumber penahan utama agar kontraksi ekonomi tidak batu bara hasil produksi dalam negeri dibandingkan
lebih dalam lagi. dengan batu bara impor.
SBT Investasi (kiri) Pertumbuhan Investasi (%, yoy, kanan) Ekspor LN (Rp triliun, kiri) Pertumbuhan (%,yoy, kanan)
Sumber: SKDU BI Provinsi Aceh dan BPS, diolah Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
Grafik 1.11. SBT Investasi Grafik 1.12. Pertumbuhan Ekspor Luar Negeri
Memasuki triwulan III tahun 2020, investasi di Aceh Lebih lanjut, kinerja ekspor kelompok kopi, teh dan
diperkirakan akan tumbuh lebih kuat dibandingkan rempah-rempah (mayoritas kopi) sebagai penyumbang
dengan triwulan sebelumnya. Akselerasi pada triwulan terbesar ke dua bagi ekspor luar negeri Aceh pada
III 2020 tersebut diperkirakan sejalan dengan perkiraan triwulan laporan juga tercatat mengalami penurunan
akan positifnya kinerja LU konstruksi pada periode dari USD26,02 juta menjadi hanya sebesar USD18,38
setelah adanya relaksasi kebijakan “stay at home” dan juta. Hal tersebut didorong oleh menurunnya
berangsur normalnya aktivitas serta kegiatan ekonomi permintaan dari negara importir utama seperti Amerika
yang memberikan peluang kepada investor untuk Serikat di tengah banyaknya café/restoran yang
melakukan investasi. Selain itu, adanya kelanjutan menutup sementara operasionalnya di tengah
pembangunan berbagai proyek infrastruktur seperti penyebaran COVID-19. Dengan kontraksi sebesar -
jalan tol, pembangkit listrik, dan bendungan serta 26,97% (yoy) pada triwulan laporan, maka ekspor luar
pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan juga negeri Aceh memberikan kontribusi negatif sebesar -
diperkirakan turut mendorong pertumbuhan 0,85% terhadap kinerja ekonomi Aceh secara
komponen investasi. keseluruhan pada triwulan II 2020.
Ekspor Luar Negeri Memasuki triwulan III 2020, pertumbuhan ekspor luar
negeri Aceh diperkirakan akan meningkat dibandingkan
Ekspor luar negeri Provinsi Aceh pada triwulan II 2020 dengan periode sebelumnya. Faktor utama yang
tercatat terkontraksi -26,97% (yoy), turun dalam diprediksi akan mendorong ekspor luar negeri Aceh
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan pada triwulan III 2020 adalah berangsur meningkatnya
sebelumnya yang berada di angka 45,92% (yoy) (Grafik permintaan komoditas batu bara dunia menyebabkan
1.12). Total barang dari Aceh yang di ekspor ke luar harga batu bara diprediksi akan mulai meningkat
negeri pada triwulan II 2020 tercatat hanya sebesar sehingga mendorong nilai penjualan. Lebih lanjut,
USD58,24 juta, atau menurun signifikan bila berangsur normalnya aktivitas ekonomi di Amerika
dibandingkan dengan periode sebelumnya di level Serikat, Asia Timur, dan Eropa sebagai pasar utama kopi
USD94,63 juta. Secara kelompok barang, penurunan gayo menyebabkan permintaan kopi gayo diprediksikan
tersebut utamanya disebabkan oleh menurunnya nilai akan mulai meningkat pada triwulan III 2020.
ekspor kelompok bahan bakar mineral (komoditas batu
bara) dari sebesar USD51,04 juta menjadi sebesar Impor Luar Negeri
USD25,45,04 juta. Penurunan ekspor batu bara ini
Komponen impor luar negeri pada triwulan II 2020
utamanya disebabkan oleh turunnya permintaan dari
tercatat terkontraksi sebesar -90,23% (yoy), turun dalam
negara importir utama batu bara yakni India sebagai
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,94%
dampak dari kebijakan lockdown negara tersebut di
(yoy). Total barang yang di impor Aceh dari luar negeri
tengah pandemi COVID-19 yang menghambat proses
pada triwulan II 2020 tercatat sebesar USD2,60 juta,
distribusi serta adanya kebijakan Menteri Energi dan
atau menurun cukup signifikan dibandingkan dengan
Mineral India untuk mulai mengutamakan penggunaan
periode sebelumnya di level USD4,50 juta. Secara
6
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
kelompok barang, penurunan tersebut utamanya dengan ekspor antar daerah Aceh yang menurun,
disebabkan oleh tidak adanya impor kelompok benda tercermin dari data muat barang pelabuhan utama di
bahan kimia organik pada triwulan laporan, turun Aceh yang sebelumnya di angka 306,3 ribu ton menjadi
signifikan dari sebesar USD0,66 juta pada periode hanya 172,4 ribu ton pada periode laporan.
sebelumnya.
8,00 200
7,00
1,20 200 150
6,00
1,00 150 100
5,00
100
0,80 4,00 50
50 3,00
0,60 0
0 2,00
0,40 -50
-50 1,00
0,20 -100 0,00 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
0,00 -150
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2016 2017 2018 2019 2020
2015 2016 2017 2018 2019 2020 Defisit Ekspor AD (Rp triliun, kiri) Pertumbuhan (%,yoy, kanan)
Impor LN (Rp triliun, kiri) Pertumbuhan (%,yoy, kanan)
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah Grafik 1.14. Pertumbuhan Defisit Net Ekspor Antar Daerah
Grafik 1.13. Pertumbuhan Impor Luar Negeri
Dengan pertumbuhan sebesar 58,03% (yoy) pada
Selanjutnya, kinerja impor barang pada kelompok triwulan laporan, maka net ekspor antar daerah Aceh
garam, belerang, dan kapur sebagai salah satu memberikan kontribusi negatif sebesar -4,80%
penyumbang terbesar bagi impor luar negeri Aceh pada terhadap kinerja ekonomi Aceh secara keseluruhan
triwulan laporan juga tercatat mengalami penurunan pada triwulan II 2020. Hal tersebut membuat net ekspor
dari USD489,7 ribu menjadi USD244,4 ribu. Secara antar daerah menjadi komponen utama penyebab
umum untuk jangka pendek, perlambatan nilai impor kontraksi ekonomi pada periode laporan dari sisi
tersebut membuat kontraksi ekonomi Aceh pada pengeluaran. Memasuki triwulan III 2020, defisit ekspor
triwulan laporan tidak menjadi lebih dalam. Dengan antar daerah Aceh diperkirakan akan melambat. Faktor
kontraksi sebesar -90,23% (yoy) pada triwulan laporan, utama yang diprediksi akan menekan defisit ekspor
maka impor luar negeri Aceh memberikan kontribusi antar daerah pada triwulan III 2020 adalah adanya
positif sebesar 2,00% terhadap kinerja ekonomi Aceh masa panen raya komoditas tanaman pangan di akhir
secara keseluruhan. triwulan. Hal tersebut diperkirakan akan meningkatkan
Pada triwulan III 2020, impor luar negeri diproyeksikan ekspor antar daerah dari Aceh ke wilayah lainnya.
akan meningkat. Prediksi akselerasi komponen impor
luar negeri pada periode triwulan III sejalan dengan 1.3. Sisi Lapangan Usaha
proyeksi berangsur normalnya kegiatan/aktivitas Dilihat dari sisi lapangan usaha, kontraksi ekonomi
perekonomian baik di domestik maupun di luar negeri. Aceh utamanya disebabkan oleh penurunan kinerja
Normalisasi aktivitas/kegiatan tersebut pada akhirnya beberapa lapangan usaha utama, seperti transportasi
diperkirakan akan meningkatkan proses perdagangan dan pergudangan serta perdagangan besar dan eceran.
dan distribusi barang antar wilayah/negara. Di sisi lain, akselerasi kinerja lapangan usaha konstruksi
serta pertambangan dan penggalian menahan
Net Ekspor Antar Daerah kontraksi lebih dalam lagi.
Provinsi Aceh mencatatkan defisit net ekspor antar
Secara andil, lapangan usaha transportasi dan
daerah yang semakin besar. Pada triwulan II 2020,
pergudangan serta perdagangan besar dan eceran
defisit ekspor antar daerah tercatat meningkat sebesar
adalah lapangan usaha yang memberikan andil
58,03% (yoy). Namun demikian, peningkatan tersebut
kontraksi terdalam terhadap kinerja ekonomi pada
masih lebih rendah dibandingkan dengan periode
triwulan laporan. Masing-masing lapangan usaha
sebelumnya yang mencapai 119,16% (yoy) (Grafik 1.14).
memberikan andil sebesar -3,70% dan -1,52%. Tingginya
Pada triwulan II 2020, defisit net ekspor antar daerah
andil kontraksi LU transportasi dan pergudangan
Aceh tercatat sebesar Rp4,29 triliun (ADHK), meningkat
sejalan dengan turunnya kinerja yang sangat dalam
dibandingkan dengan periode sebelumnya di angka
pada periode laporan. Lebih lanjut tingginya andil dari
Rp1,95 triliun. Peningkatan defisit tersebut seiring
LU perdagangan besar dan eceran sejalan dengan
7
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
besarnya distribusi LU tersebut yakni 15,16% dari total 12,00 8,0
perekonomian Aceh. Di sisi lain, LU pertanian masih 7,0
10,00
menjadi penyokong terbesar perekonomian dengan 6,0
andil sebesar 30,92%. 8,00
5,0
6,00 4,0
Pertumbuhan (%, yoy, kiri) Andil Pertumbuhan (%, kanan) 3,0
4,00
50 3,00 2,0
2,00
2,00 1,0
1,94
1,67
0,00 0,0
1,00
0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
0,15 0,00
-0,19 -0,26 -0,10 2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1,00
-50 -1,51 PDRB Pertanian (Rp triliun, kiri) Pertumbuhan (%,yoy, kanan)
-2,00
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
-3,00
Grafik 1.16. Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian
-3,70
-100 -4,00
Pertanian
Perdagangan
Pertambangan
Konstruksi
Administrasi Pem.
Real Estate
Trans. dan Pergudangan
Industri Pengolahan
yang diikuti penurunan harga Tandan Buah Segar (TBS) 2018 2019 2020
sawit juga turut memperlambat pertumbuhan LU Pertumbuhan Sektor Pertanian (%,yoy) SBT Tenaga Kerja Pertanian
pertanian pada periode laporan.
Sumber: SKDU BI Prov. Aceh dan BPS, diolah
Pada triwulan II 2020, produksi padi di Aceh tercatat Grafik 1.17. Penggunaan Tenaga Kerja LU Pertanian
sebesar 346,1 ribu ton, menurun dibandingkan dengan
Pada triwulan III 2020, lapangan usaha pertanian
produksi di periode sebelumnya di angka 657,4 ribu
diproyeksikan akan mengalami peningkatan kinerja
ton. Selanjutnya, produksi komoditas bawang merah
dibanding dengan triwulan sebelumnya. Perlambatan
dan tomat pun berkurang pada periode laporan
tersebut diperkirakan utamanya bersumber dari
masing-masing menjadi hanya sebesar 9,3 ribu ton dan
peningkatan kinerja pada subsektor tanaman pangan.
61,3 ribu ton dari sebelumnya di angka 12,6 ribu ton
Subsektor tanaman pangan diproyeksikan memiliki
dan 96,5 ribu ton. Lebih lanjut, perlambatan
kinerja yang meningkat pada triwulan III 2020,
pertumbuhan lapangan usaha pertanian pada triwulan
khususnya didorong oleh kinerja komoditas padi seiring
laporan juga disebabkan oleh menurunnya rata-rata
dengan masuknya masa panen ke dua di tahun
harga CPO dari sebelumnya USD640,19/MT menjadi
berjalan. Selain padi, komoditas sawit pun diperkirakan
hanya sebesar USD528,09/MT.
turut menjadi akselerator kinerja lapangan usaha
8
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
pertanian pada triwulan III seiring dengan adanya 6,00 8,00
proyeksi peningkatan harga komoditas CPO di pasar 6,00
5,00
internasional, sehingga akan turut mendorong harga 4,00
2,00
kelapa sawit sebagai bahan baku. Berdasarkan tracking 4,00
0,00
hingga bulan awal Agustus 2020, harga komoditas CPO 3,00 -2,00
di pasar internasional secara rata-rata di triwulan III -4,00
2,00
-6,00
2020 berada di angka USD607,04/MT, meningkat
-8,00
dibandingkan dengan rata-rata harga di triwulan 1,00
-10,00
sebelumnya di level USD528,09/MT. 0,00 -12,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
Mobil dan Sepeda Motor konsumsi masyarakat untuk barang-barang tahan lama
dari sebelumnya di angka 124,38 menjadi hanya
Lapangan usaha perdagangan pada triwulan laporan sebesar 107,81 pada periode laporan.
tercatat terkontraksi -9,38% (yoy), lebih dalam
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang 140
9
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
4,50 30,00
8000 20,00
4,00 25,00
3,50 20,00
6000 15,00
3,00
10,00
2,50
4000 0,00 5,00
2,00
0,00
1,50
-5,00
2000
1,00 -10,00
0,50 -15,00
0 -20,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 0,00 -20,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018 2019 2020
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kredit Perdagangan (Rp Miliar) Pertumbuhan (%, yoy), kanan PDRB Konstruksi (Rp triliun, kiri) Pertumbuhan (%,yoy, kanan)
Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
Grafik 1.21. Pembiayaan/Kredit LU Perdagangan Grafik 1.22. Pertumbuhan Lapangan Usaha Konstruksi
Pada triwulan III 2020 lapangan usaha perdagangan Adanya peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi
diperkirakan akan memiliki kinerja lebih baik seiring dengan kelanjutan pembangunan Program
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perkiraan Strategis Nasional (PSN) pada triwulan laporan, yaitu
membaiknya kinerja lapangan usaha perdagangan pembangunan jalan tol sepanjang Banda Aceh hingga
pada triwulan III 2020 sejalan dengan perkiraan Sigli yang termasuk kedalam PSN Jalan Tol Trans
membaiknya konsumsi rumah tangga. Beberapa faktor Sumatera (JTTS). Lebih lanjut, pembangunan Waduk
yang diproyeksikan mengakselerasi laju pertumbuhan Keureuto serta PLTA Peusangan yang masih berjalan
aktivitas perdagangan diantaranya adalah hingga triwulan laporan juga mendongkrak kinerja LU
meningkatnya permintaan pasca pelonggaran kebijakan konstruksi. Selain proyek dari pemerintah daerah atau
“stay at home” dan adanya kebijakan Adaptasi pemerintah pusat, investasi bangunan dari pihak
Kebiasaan Baru (AKB). Selain itu, adanya pencairan gaji swasta pun meningkat pada triwulan laporan. Investasi
ke-13 bagi ASN, TNI, dan Polri eselon 3 ke bawah pada fisik pihak swasta pada triwulan laporan diantaranya
bulan Agustus serta rencana pemerintah untuk adalah pembangunan pabrik pupuk di wilayah
membagikan bantuan senilai Rp600 ribu/bulan Lhokseumawe, pembangunan hotel di Banda Aceh dan
(September-Desember) kepada pegawai swasta dengan wilayah Tengah Aceh, serta pembangunan pusat
kriteria tertentu juga diperkirakan mampu mendorong perbelanjaan di Banda Aceh.
rumah tangga untuk berbelanja Lebih lanjut, aktivitas
Akselerasi yang terjadi pada LU konstruksi di triwulan II
jual dan beli juga akan terdorong oleh adanya HBKN
2020 tercermin salah satunya dari pertumbuhan
Idul Adha dan budaya Meugang di Aceh yang jatuh
realisasi pengadaan komoditas semen. Pengadaan
pada triwulan III 2020
komoditas dimaksud di Aceh menunjukkan akselerasi
Lapangan Usaha Konstruksi dengan tumbuh sebesar 44,74% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di angka
Secara umum pada triwulan II 2020, kinerja lapangan 19,98% (yoy) (Grafik 1.23). Pertumbuhan tersebut
usaha konstruksi mengalami akselerasi dibanding bahkan tercatat jauh lebih tinggi dibanding kinerja pada
periode sebelumnya. Pada triwulan laporan, lapangan periode yang sama di tahun sebelumnya yang
usaha konstruksi tumbuh sebesar 23,94% (yoy), terkontraksi 6,68% (yoy).
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tumbuh 19,06% (yoy). Capaian pertumbuhan
tersebut juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun sebelumnya (kontraksi -
0,69%, yoy). (Grafik 1.22). Dengan pertumbuhan
tersebut, lapangan usaha konstruksi tercatat menjadi
LU utama yang menahan kontraksi dengan
memberikan andil positif terhadap kinerja ekonomi
Aceh pada periode laporan sebesar 1,94%.
10
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
400.000 50,000 3,50 30,00
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, diolah Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
Grafik 1.23. Realisasi Pengadaan Semen Grafik 1.24. Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertambangan
Lapangan usaha konstruksi pada triwulan III 2020 Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian
diperkirakan akan tetap tumbuh positif dan meningkat pada triwulan III 2020 diperkirakan akan semakin
dibandingkan periode sebelumnya. Berangsur meningkat. Hal tersebut utamanya didukung oleh
normalnya aktivitas dan kegiatan ekonomi memberikan permintaan komoditas batu bara global yang mulai
peluang investor yang pada periode sebelumnya meningkat sejalan dengan perbaikan ekonomi Tiongkok
melakukan aksi wait and see untuk segera pasca berakhirnya periode lockdown. Selanjutnya,
merealisasikan investasinya. Selain itu, adanya meningkatnya permintaan dari Tiongkok tersebut
kelanjutan pembangunan berbagai proyek infrastruktur diperkirakan akan mampu mendorong harga batu bara
dan tempat hiburan juga diperkirakan mampu untuk terakselerasi dikarenakan Tiongkok adalah
mengakselerasi pertumbuhan LU konstruksi. konsumen terbesar komoditas batu bara di dunia.
11
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Boks 1
Keberadaan SRG di Aceh seharusnya dapat memotong peran dari tengkulak yang selama ini mewarnai
praktik perkebunan kopi. Hal ini disebabkan bahwa posisi petani yang tidak memiliki aset tetap ( fixed asset)
yang dapat dijadikan collateral untuk mendapatkan pembiayaan perbankan, dapat disubtitusi menggunakan
komoditas kopi yang dihasilkan sebagai jaminannya. Terlebih shock yang disebabkan oleh pandemi COVID-
19 menyebabkan tekanan pada harga kopi Arabica dimana SRG dapat menjadi jawaban bagi petani untuk
melakukan tunda jual dan mendapat fasilitas pembiayaan untuk melanjutkan siklus berkebun pada musim
selanjutnya. Tekanan harga yang terjadi merupakan kombinasi dari permintaan yang menurun dan kondisi
ketersediaan komoditas kopi yang melimpah akibat musim panen raya pada semester I 2020.
Kantor Perwakilan BI Aceh melakukan simulasi nilai ekonomis yang dibutuhkan petani Aceh pada
musim panen raya (Mei-Juli 2020) di Aceh Tengah dan Bener meriah untuk melakukan tunda jual dan
mendapatkan fasilitas pembiayaan melalui Resi Gudang (RG). Produksi pada musim panen raya yang telah
berlalu diperkirakan terdapat 26 ribu ton kopi dengan asumsi pertumbuhan produksi kopi pada tahun 2020
mengikuti kenaikan rata-rata dalam 3 tahun terakhir (terkontraksi 0,01%). Dengan menggunakan acuan
harga rata-rata kopi asalan (kopi di level petani) yaitu Rp54.000/kg, maka diperkirakan nilai total komoditas
kopi pada musim panen raya sebesar Rp1,40 triliun.
12
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Fasilitas tunda jual dan pembiayaan saat ini hanya dilayani oleh SRG Aceh Tengah dibawah
pengelolaan PT Ketiara dengan pembiayaan oleh PT. Bank BRI Kantor Cabang Takengon. Berdasarkan
Permenkeu No. 171/PMK.05/2009 dan Permendag No. 66/M-DAG/PER/1/2009 diatur bahwa petani maupun
kelompok tani dapat memperoleh pembiayaan dengan bunga rendah sebesar 6%/tahun atau 0,5%/bulan.
Namun, hingga saat ini pagu subsidi bunga kredit/pembiayaan yang didapat oleh PT. Bank BRI hanya sebesar
Rp20 miliar. Sehingga SRG saja tidak dapat menjadi penyelamat komoditas kopi dari shock yang sedang
terjadi, meskipun saat ini Bank Aceh juga telah mendapatkan izin dari Bappebti untuk menyalurkan
pembiayaan melalui mekanisme SRG. Ditambah lagi, saat ini Bank Aceh sedang dalam tahap pengajuan
untuk mendapatkan alokasi subsidi bunga kredit/pembiayaan untuk SRG ke Kementrian Keuangan.
Dibutuhkan peningkatan pagu subsidi bunga serta optmalisasi Gudang SRG yang telah ada sebagai langkah
penyelamatan petani komoditas kopi Arabica Gayo.
Terdapat peluang pada alokasi dana Penanggulangan Dampak Ekonomi (PEN) yang telah
direalokasikan untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp2,49 triliun. Dari total realokasi PEN, Rp0,32 triliun
dialokasikan untuk Penyelematan Ekonomi dimana jumlah tersebut dapat digunakan salah satunya untuk
memenuhi kebutuhan tunda jual dan penyaluran pembiayaan, meskipun masih belum dapat memenuhi
total nilai ekonomis pada musim panen. Namun, berdasarkan SKB Mendagri & Menku No. 177 diatur bahwa
pemerintah daerah dapat melakukan realokasi 50% belanja barang jasa & modal yang telah dianggarkan
(potensi tambahan PEN sebesar Rp9,78 triliun) untuk tambahan dana Penanggulangan Dampak Ekonomi
(PEN). Sehingga sebagian dari nilai tersebut dapat menjadi potensi alokasi tambahan untuk penyelamatan
keberlangsungan petani komoditas kopi Arabica Gayo.
--000--
13
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
BAB II
PERKEMBANGAN
KEUANGAN DAERAH
Kinerja keuangan daerah pada triwulan II 2020 secara garis besar
mengalami penurunan. Pada persentase realisasi pendapatan, baik
berupa APBN maupun APBD se-Provinsi Aceh menurun dibandingkan
periode sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut, realisasi belanja
APBD se-Provinsi Aceh juga mengalami penurunan persentase.
Sedangkan belanja APBN mengalami kenaikan secara persentase,
namun mengalami penurunan pada nominal capaian realisasi.
1
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH MEI 2020
Hal ini didorong oleh realokasi anggaran untuk bantuan
2.1. Gambaran umum sosial guna penanganan COVID-19.
Sejalan dengan penurunan kinerja konsumsi
Pada tahun 2020, pagu anggaran belanja provinsi
pemerintah (PDRB) pada triwulan II 2020 dibandingkan
menurun 0,27%(yoy) sedangkan kabupaten/kota
dengan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi
mengalami peningkatan 4,37%(yoy), sehingga total pagu
belanja pemerintah di wilayah Provinsi Aceh tercatat
anggaran belanja pemerintah di wilayah Provinsi Aceh
menurun. Realisasi belanja pemerintah (APBA Provinsi
pada tahun 2020 sebesar Rp49,06 triliun. Pada tingkat
Aceh dan APBD gabungan Kabupaten/Kota) pada
provinsi, pagu belanja daerah pada komponen belanja
triwulan II 2020 mengalami penurunan baik secara
modal serta barang dan jasa mengalami penurunan
persentase maupun nominal realisasi. Secara
yang cukup dalam masing-masing sebesar 24,73% dan
presentase, realisasi pada triwulan II 2019 tercatat
6,00%. Sementara penurunan pagu terjadi di seluruh
sebesar 25,84%, sedangkan pada periode laporan
komponen belanja daerah dan komponen belanja
realisasi belanja secara persentase berada pada 24,74%.
transfer di level kabupaten/kota.
Berdasarkan nominal, terdapat penurunan realisasi
sebesar Rp361,25 miliar pada periode laporan Tabel 2. 1. Realisasi Belanja APBD (APBA + APBK)
Triwulan II 2020
dibandingkan dengan triwulan II tahun 2019. Perubahan
REALISASI BELANJA PEMERINTAH DAERAH
alokasi serta prosedur belanja refocusing anggaran
TW-II 2020
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat melalui Belanja Barang & Jasa 21,67%
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Belanja Modal 7,94%
(Perppu) 1 Tahun 2020, yang menyatakan bahwa
perubahan alokasi antar program harus melalui Belanja Tidak terduga 54,09%
perubahan peraturan kepala daerah tentang Belanja Pegawai 34,24%
penjabaran APBD sebelum disertakan pada Peraturan
Sumber: DJPb Provinsi Aceh, diolah
Daerah/Qanun perubahan APBD, menjadi salah satu
hambatan dalam percepatan realisasi belanja daerah. Realisasi Belanja Pemerintah Daerah melalui alokasi
APBA dan APBK hingga triwulan II 2020 mencapai 22,22%
Pada sisi realisasi pendapatan pemerintah (tingkat
dari total pagu belanja sebesar Rp10,90 triliun atau
Provinsi Aceh dan gabungan Kabupaten/Kota)
terkontraksi 10,65% (yoy). Capaian Belanja Pemerintah
mengalami kenaikan pada persentase realisasi, namun
Daerah ini lebih rendah dibandingkan realisasi belanja di
berdasarkan nominal mengalami penurunan. Secara
triwulan II 2019 yang tercatat sebesar 25,84% dengan
persentase, realisasi pendapatan pada triwulan II 2020
nominal realisasi belanja sebesar Rp12,20 triliun.
berada pada 46,74% meningkat dari periode yang sama
Penurunan ini disebabkan oleh realisasi Belanja Pegawai
tahun sebelumnya sebesar 32,26%. Namun
yang tertahan. Kondisi ini berdampak terhadap kinerja
berdasarkan nominal, realisasi pendapatan menurun
konsumsi pemerintah (PDRB) di triwulan II 2020 yang
sebesar Rp1,32 triliun pada periode laporan
menurun dibandingkan periode sebelumnya. Pada
dibandingkan tahun sebelumnya. Terdapat penurunan
triwulan II 2020 konsumsi pemerintah hanya tumbuh
pada transfer pemerintah pusat akibat adanya
1,26% (yoy), menurun dibandingkan triwulan II 2019
refocusing anggaran Pemerintah Daerah dalam langkah
dimana konsumsi pemerintah berhasil tumbuh 3,63%
menanggulangi penyebaran pandemi COVID-19.
(yoy). Peningkatan komponen Belanja Tidak Terduga
yang signifikan tidak dapat mempengaruhi
2.2. Perkembangan Kinerja pertumbuhan agregat belanja secara total. Peningkatan
Keuangan Daerah belanja tidak terduga didorong oleh belanja pemerintah
akan kebutuhan penanggulangan COVID-19.
Nilai pagu (target) belanja pemerintah (fiskal) di wilayah
Provinsi Aceh di tahun 2020 berada pada nilai Rp49,06 Tabel 2. 2. Realisasi Belanja Transfer dan Desa Triwulan II 2020
triliun atau tumbuh 2,68% (yoy). Pertumbuhan pada REALISASI BELANJA TRANSFER TW-II 2020
tahun 2020 didorong oleh peningkatan pagu APBD di
level Kabupaten/kota. Peningkatan pagu belanja Belanja Bantuan Keu. 13,23%
utamanya disebabkan oleh peningkatan pada pagu Belanja Bagi Hasil 13,99%
APBD di level Kabupaten/Kota, utamanya disebabkan
Sumber: DJPb Provinsi Aceh, diolah
oleh peningkatan pagu pada pos belanja bantuan sosial.
15
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Penurunan juga terjadi pada belanja Transfer Antar Tabel 2. 3. Realisasi Pendapatan APBD (APBA + APBK) se-Provinsi
Aceh Triwulan II 2020
Daerah dan Desa (memiliki porsi 13,19% dari total
belanja daerah) yang terdiri dari Belanja Bantuan REALISASI PENDAPATAN APBD TW-II 2020
Keuangan dan Belanja Bagi Hasil. Pada triwulan laporan, Pendapatan Asli Daerah 35,34%
Belanja Bantuan Keuangan berhasil direalisasikan Pendapatan Transfer 49,49%
Rp1,30 triliun atau sebesar 13,23%, menurun dari Lain-Lain 12,10%
triwulan II 2019 yang terealisasi 21,33%. Demikian halnya
Sumber: DJPb Provinsi Aceh, diolah
dengan Belanja Bagi Hasil yang mencatatkan penurunan
realisasi pada triwulan II 2020 menjadi 13,99% setelah Pada triwulan II-2020, tercatat peningkatan realisasi pada
pada periode yang sama di tahun 2019 mampu Pendapatan Transfer dan Pendapatan Lain-Lain.
terealisasi 61,32%. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah mengalami
penurunan realisasi. Realisasi Pendapatan Transfer
50 15 meningkat dari 45,95% pada triwulan I 2019 menjadi
Rp Triliun
Persentase realisasi Pendapatan Daerah terhadap target Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah mengalami
pendapatan pada postur APBA dan APBK/D pada penurunan realisasi menjadi 35,34% pada setelah
triwulan II 2020 mencapai 46,74%, meningkat secara sebelumnya pada triwulan II 2019 mampu terealisasi
persentase dibandingkan triwulan II 2019 yang hanya 39,00%. Penurunan realiasasi pada pos Pendapatan Lain-
terealisasi 32,26%. Secara nominal, Pendapatan Daerah Lain PAD yang merupakan jenis PAD dengan proporsi
pada triwulan II 2020 mencapai Rp17,66 triliun atau terbesar (51,21%) menekan kinerja realisasi PAD pada
terkontraksi 6,98% (yoy). Berdasarkan porsi komponen periode laporan. Pendapatan Lain-Lain PAD terdiri dari
Pendapatan Daerah, mayoritas berasal dari Pendapatan sub pendapatan yang terdiri dari Penerimaan Jasa Giro,
Transfer yang menyumbang 88,22% dari total realisasi Pendapatan Bunga, Pendapatan Denda Pajak & Retribusi,
pendapatan pada periode laporan atau sebesar Rp15,58 Pendapatan Pengembalian, Pendapatan Zakat dan
triliun. Sedangkan komponen Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
(PAD) yang terealisasi Rp2,00 triliun pada triwulan II 2020
hanya menyumbang 11,34% total pendapatan. Hal ini 2.3. Belanja Pemerintah Pusat
menandakan bahwa ketergantungan Pemerintah
Pada triwulan II 2020, realisasi belanja APBN secara
Daerah di Aceh terhadap Transfer Pemerintah Pusat
persentase mengalami peningkatan, meskipun secara
sangat tinggi. Perkembangan Derajat Desentralisasi
nominal mengalami penurunan. Sebaliknya,
Fiskal (DDF) menunjukkan perbaikan pada kurun waktu
pendapatan APBN menurun secara persentase, namun
2017-2019 dengan semakin meningkatnya DDF, namun
nominal mengalami peningkatan. Belanja Negara di
pada semester I 2020 DDF kembali menurun.
Provinsi Aceh pada periode laporan secara persentase
mencatatkan realisasi sebesar 49,02% (secara nominal
Rp21,72 triliun) meningkat dibanding triwulan II 2019
yang hanya terealisasi sebesar 44,83% (Rp22,72 triliun
secara nominal).Realisasi pendapatan APBN hingga
16
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
periode laporan tercatat secara persentase sebesar Penerimaan Pajak (80,09% dari total Pendapatan Negara
31,57% (secara nominal Rp2,12 triliun) atau menurun di Provinsi Aceh) mengalami penurunan persentasi
dari persentase realisasi pada triwulan II 2019 yang realisasi, namun nominal kontribusi meningkat. Secara
sebesar 35,11% (secara nominal Rp2,05 triliun). persentase, Penerimaan Pajak pada triwulan II 2020
berada pada 29,29% (secara nominal Rp1,70 triliun)
Tabel 2. 4. Realisasi Belanja APBN di Aceh Pada Triwulan II 2020
REALISASI BELANJA APBN TW-II 2020 menurun dibandingkan periode yang sama di tahun
Belanja Pusat 47,87% sebelumnya yang tercatat mampu merealisasikan
sebesar 30,76% (secara nominal Rp1,62 triliun).
Transfer 49,49% Peningkatan Penerimaan Pajak secara nominal
disumbang baik oleh Pajak Dalam Negeri maupun Pajak
Sumber: DJPb Provinsi Aceh, diolah
Perdagangan Internasional. Pada Pajak Dalam Negeri
Belanja Pusat (28,27% dari total Belanja APBN di Provinsi peningkatan realisasi secara nominal disumbang
Aceh) mengalami peningkatan baik persentase maupun mayoritas oleh kenaikan PPh Non Migas, sedangkan
nominal. Secara persentase, pada periode laporan peningkatan pos pendapatan Bea Keluar mendorong
realisasi tercatat sebesar 47,87% (secara nominal Rp6,14 peningkatan Pajak Perdagangan Internasional.
triliun) atau meningkat dibandingkan pada periode yang
Pada pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sama di tahun lalu yang hanya terealisasi 42,01% (secara
mengalami penurunan secara persentase maupun
nominal Ro6,03 triliun). Meskipun belanja pegawai yang
nominal. Secara persentase, PNBP hanya terealisasi
menjadi mayoritas Belanja Pusat mengalami sedikit
45,91% (secara nominal Rp423,39 miliar) pada periode
penurunan realisasi, peningkatan realisasi Belanja
laporan menurun dibandingkan realisasi pada triwulan II
Barang, Modal dan Bantuan Sosial (Bansos)
2019 yang sebesar 74,79% (secara nominal Rp431,77
meningkatkan realisasi Belanja Pusat secara agregat.
miliar). PNBP di Provinsi Aceh setiap tahunnya
Tabel 2. 5. Realisasi Pendapatan APBN di Provinsi Aceh Pada menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan CAGR
Triwulan II 2020
sebesar 184,63% tiap triwulan II dari tahun 2016-2020.
REALISASI PENDAPATAN APBN TW II 2020
Pajak 29,29%
PNBP 45,91%
17
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Boks 2
Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk memberikan bantuan/stimulus berupa subsidi gaji
senilai Rp600 ribu per bulan untuk karyawan swasta, dimulai sejak bulan September 2020 s.d. bulan Desember
2020. Proses penyaluran akan dilakukan secara dua tahap, setiap 2 bulan sekali melalui pemindahbukuan dana
dari bank penyalur kepada rekening penerima bantuan melalui bank BUMN yang terhimpun dalam HIMBARA
(Himpunan Bank Milik Negara).
Dilansir dari cncbindonesia.com, program stimulus subsidi gaji ini tidak akan diberikan kepada seluruh
karyawan swasta, melainkan hanya kepada 15,7 juta orang karyawan swasta yang data nya telah diverifikasi
dan divalidasi oleh BPJS Ketenagakerjaan dengan memenuhi syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Warga Negara Indonesia (WNI) dibuktikan dengan NIK atau KTP elektronik
2. Terdaftar sebagai peserta jaminan sosial tenaga kerja yang masih aktif di BPJS Ketenagakerjaan dan
dibuktikan dengan nomor kartu kepesertaan yang aktif
3. Gaji yang diterima tidak melebihi Rp5 juta/bulan yang dibuktikan dengan iuran BPJS Kesehatan yang
dihitung dari gaji
4. Tidak bekerja di induk perusahaan BUMN, lembaga negara, instansi pemerintah, kecuali non
Aparatur Sipil Negara (ASN)
5. Tidak termasuk ke dalam peserta program kartu prakerja
Bantuan Rp 600 ribu/bulan dari pemerintah tersebut merupakan salah satu cara pemerintah untuk
dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendongkrak konsumsi rumah tangga di tengah kegiatan
ekonomi yang masih belum normal pada periode COVID-19. Khusus untuk Provinsi Aceh, data BPJS
Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa akan ada 80.247 orang karyawan di Aceh yang akan mendapatkan
bantuan tersebut karena telah memenuhi persyaratan yang ada. Dengan jumlah orang yang menerima
bantuan tersebut, maka Aceh akan dialiri dana kurang lebih sebesar Rp192,6 miliar sejak September s.d.
Desember 2020.
Bercermin pada konsep multiplier effect yang dikembangkan dari fungsi konsumsi rumah tangga
ekonom kenamaan dunia, yakni J.M. Keynes, maka stimulus untuk konsumsi tersebut diyakini akan
mempengaruhi perekonomian lebih tinggi dibandingkan dengan nilai bantuannya. Besarnya multiplier effect
konsumsi rumah tangga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑘 = 1/(1 − 𝑀𝑃𝐶)
dimana:
k = multiplier/angka pengganda
Mengacu pada penelitian Fikri, M, et all (2014) berjudul Analisis Konsumsi Masyarakat IndonesiaSebelum
dan Setelah Krisis Ekonomi yang mana Fikrimenyatakan bahwa nilai dari MPC masyarakat di Indonesia pasca
krisis ekonomi tahun 1998 adalah sebesar 0,623. Maka nilai multiplier/angka pengganda konsumsi rumah
tangga adalah sebesar 2,65 kali. Berdasarkan hal tersebut, maka secara total subsidi gaji pegawai di Aceh yang
berjumlah Rp192,6 miliar akan menambah perekonomian Aceh sebesar Rp510,9 miliar. Dengan asumsi dampak
tersebut akan terakumulasi pada triwulan IV 2020 dan ceteris paribus serta melihat rata-rata PDRB triwulanan
Aceh sejak 2015 sebesar Rp30,64 triliun (ADHK), maka stimulus gaji yang diberikan oleh pemerintah tersebut
akan menambah pertumbuhan ekonomi Aceh sebesar 0,02% dari baseline.
--000--
18
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
BAB III
PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH
Pada triwulan II 2020 inflasi Aceh mengalami penurunan seiring
dengan deflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan
tembakau serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Sementara itu pada triwulan III 2020, laju inflasi Aceh diperkirakan
akan meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya.
17
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH MEI 2020
Pada triwulan II 2020, laju inflasi Aceh lebih rendah
3.1. Perkembangan Umum dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Inflasi Menurunnya tekanan inflasi Aceh tersebut disebabkan
oleh andil deflasi yang diberikan oleh kelompok
Inflasi Provinsi Aceh pada triwulan II 2020 sebesar
makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok
1,36% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan
informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Di sisi lain,
sebelumnya yang tercatat sebesar 3,84% (yoy). Namun
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya
demikian, angka inflasi tersebut tercatat masih lebih
memberikan andil inflasi tertinggi pada periode
tinggi dari inflasi Sumatera. Jika dibandingkan dengan
laporan.
wilayah lainnya di Sumatera, angka inflasi tersebut
menempatkan Aceh sebagai provinsi dengan laju inflasi
a) Kel. Makanan, Minuman, dan
tertinggi ke tiga pada periode laporan.
Tembakau
1,72
Tabel 3.2. Inflasi Kel. Makanan, Minuman, dan Tembakau
1,42 1,36
INFLASI -0,61% (yoy) ANDIL -0,18%
1,14
PENYUMBANG INFLASI PENYUMBANG DEFLASI
0,87
0,69 KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)
0,47
0,25 0,20 0,18 Daging Ayam Ras 0,27 Cabai Merah -0,27
Rokok Kretek
0,14 Pir -0,05
Filter
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah Rokok Putih 0,07 Ikan Kembung -0,04
Grafik 3.1. Laju Inflasi Prov. di Sumatera Tw II 2020 (%, yoy)
Rokok Kretek 0,05 Cumi-cumi -0,04
20
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
20.000 45.000
37.367
40.000
18.000 41.246
35.000
30.000
16.000
25.000
13.834
14.000 20.000
15.000
12.000 10.000
12.337
5.000
10.000
I II III IV I II III IV I II -
I II III IV I II III IV I II
2018 2019 2020
2018 2019 2020
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, diolah Sumber: Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia Aceh
Grafik 3.2. Produksi Ikan Tongkol di Aceh (Ton) Grafik 3.4. Perkembangan Harga Bawang Merah (Rp/Kg)
komoditas cabai merah (grafik 3.3.) pada triwulan II PENYUMBANG INFLASI PENYUMBANG DEFLASI
Kerudung/Jilbab 0,02 - -
80.000
70.000 Sepatu Pria 0,02 - -
62.567
60.000
Sandal Kulit Pria 0,01 - -
50.000
40.000
35.063 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
30.000 Pada triwulan II 2020, inflasi kelompok pakaian dan alas
20.000 30.541 kaki di Aceh tercatat sebesar 3,07% (yoy) dengan andil
10.000 0,24%. Tekanan inflasi yang terjadi tersebut utamanya
- terdapat pada sub kelompok alas kaki dan sub
I II III IV I II III IV I II
kelompok pakaian dengan barangnya adalah sepatu
2018 2019 2020
anak, sandal kulit wanita, kerudung/jilbab, sepatu pria,
Sumber: Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia Aceh dan sandal kulit pria. Peningkatan harga produk alas
Grafik 3.3. Perkembangan Harga Cabai Merah (Rp/Kg) kaki dan pakaian tersebut terjadi seiring dengan adanya
Di sisi lain, deflasi yang lebih dalam pada kelompok peningkatan permintaan pada periode Hari Besar
makanan, minuman, dan tembakau tertahan oleh Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri dimana
inflasi yang terjadi pada komoditas daging ayam ras masyarakat memiliki budaya untuk menggunakan
dan bawang merah. Peningkatan harga tersebut sejalan pakaian baru.
dengan hasil SPH yang menyatakan bahwa rata-rata
harga bawang merah pada periode laporan sebesar
c) Kel. Perumahan, Air, Listrik, Gas,
Rp41.246/Kg atau meningkat dibandingkan dengan dan Bahan Bakar
rata-rata harga pada periode yang sama di tahun
Secara tahunan, kelompok perumahan, air, listrik, gas,
sebelumnya (Rp37.367/Kg).
dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,69% (yoy)
dengan andil sebesar 0,13% untuk inflasi secara
keseluruhan pada triwulan laporan. Inflasi pada
kelompok ini secara tahunan terutama didorong oleh
sub kelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan
tempat tinggal/perumahan. Secara lebih detail,
barang/jasa pemberi andil inflasi terbesar pada
21
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
kelompok ini adalah tukang bukan mandor, daun pintu, tercatat sebesar 1,46% (yoy) dengan andil terhadap
dan semen. inflasi keseluruhan sebesar 0,07%. Tekanan inflasi yang
terjadi tersebut utamanya terdapat pada sub kelompok
Tabel 3.4. Inflasi Kel. Perum., Air, Listrik, Gas, & Bahan
Bakar peralatan rumah tangga yang mana barangnya sabun
INFLASI 0,69% (yoy) ANDIL 0,13% detergen bubuk, mesin cuci, dan kipas angin. Di sisi lain,
PENYUMBANG INFLASI PENYUMBANG DEFLASI jam dinding, kulkas, dan spring bed memberikan andil
deflasi. Turunnya permintaan barang-barang tersebut
KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)
diperkirakan akibat lesunya perekonomian di masa
Tukang Bukan
0,09 Besi Beton -0,01 pandemi, sehingga masyarakat menahan pengeluaran
Mandor
untuk barang-barang yang tidak diperlukan.
Daun Pintu 0,02 - -
Semen 0,01 - -
e) Kel. Kesehatan
Tabel 3.6. Inflasi Kel. Kesehatan
Batu Bata/Batu Tela 0,01 - -
INFLASI 6,54% (yoy) ANDIL 0,14%
Kontrak Rumah 0,01 - - PENYUMBANG INFLASI PENYUMBANG DEFLASI
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)
Peningkatan tarif jasa tukang bukan mandor dan semen
Tarif Dokter Spesialis 0,04 - -
seiring dengan masih berlanjutnya proses
pembangunan proyek yang dimiliki oleh pemerintah, Obat Dengan Resep 0,03 - -
22
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
andil -0,002% terhadap inflasi secara keseluruhan. terhadap inflasi secara keseluruhan adalah sebesar -
Deflasi yang terjadi tersebut utamanya disebabkan oleh 0,06%. Deflasi yang terjadi utamanya terjadi pada sub
penurunan harga pada sub kelompok jasa angkutan kelompok layanan informasi dan komunikasi khususnya
penumpang dengan barang/jasa yakni angkutan udara untuk biaya pulsa ponsel dan telepon seluler dengan
dan angkutan antar kota. Deflasi yang terjadi untuk andil masing-masing sebesar -0,05% dan -0,01%. Deflasi
kendaraan angkutan udara dan angkutan antar kota tersebut sejalan dengan adanya berbagai paket khusus
sebagai dampak dari penurunan aktivitas/mobilitas (telepon, pesan, dan internet) yang ditawarkan oleh
masyarakat pada periode COVID-19 sejalan dengan provider telekomunikasi.
himbauan pemerintah untuk “stay at home” dan
pelarangan mudik bagi seluruh masyarakat pada HBKN h) Kel. Rekreasi, Olahraga, dan
Idul Fitri. Penurunan tarif angkutan udara tercermin Budaya
dari hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang
Pada triwulan II 2020, inflasi kelompok rekreasi,
memperlihatkan rata-rata tarif angkutan udara untuk
olahraga, dan budaya secara tahunan tercatat sebesar
rute Banda Aceh-Jakarta (Grafik 3.5) pada triwulan II
5,96% (yoy) dengan andil terhadap inflasi secara
2020 berada di level Rp1,88 juta/penerbangan, lebih
keseluruhan sebesar 0,08%. Inflasi yang terjadi
rendah dibandingkan dengan tarif di periode
utamanya terjadi pada sub kelompok koran, buku, dan
sebelumnya di Rp2,36 juta/penerbangan dan juga lebih
perlengkapan sekolah khususnya untuk tas sekolah dan
rendah dibandingkan dengan periode yang sama di
buku tulis bergaris. Peningkatan harga tas sekolah dan
tahun sebelumnya di Rp2,48 juta/penerbangan.
buku tulis bergaris tersebut sesuai dengan pola
3.000.000 musimannya dimana permintaan meningkat pada
2.485.559
2.362.279
periode tahun ajaran baru.
2.500.000
Tabel 3.8 Inflasi Kel. Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan i) Kel. Pendidikan
INFLASI -1,41% (yoy) ANDIL -0,06%
Tabel 3.10. Inflasi Kel. Pendidikan
PENYUMBANG INFLASI PENYUMBANG DEFLASI INFLASI 1,33% (yoy) ANDIL 0,04%
KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%) PENYUMBANG INFLASI PENYUMBANG DEFLASI
- - Biaya Pulsa Ponsel -0,05 KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)
- - - - SMP 0,01 - -
- - - - - - - -
23
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
andil terhadap inflasi secara keseluruhan adalah
k) Kel. Perawatan Pribadi dan Jasa
sebesar 0,04%. Inflasi yang terjadi utamanya untuk jasa
perguruan tinggi/akademi, sekolah dasar, dan sekolah Lainnya
menengah pertama. Pada saat yang bersamaan, tidak Tabel 3.12. Inflasi Kel. Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
terdapat barang/jasa di kelompok pendidikan yang INFLASI 7,77% (yoy) ANDIL 0,54%
j) Kel. Penyediaan Makanan dan KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)
Gunting Rambut
Tabel 3.11. Inflasi Kel. Penyediaan Makanan dan 0,02 Parfum -0,01
Pria
Minuman/Restoran
INFLASI 4,90% (yoy) ANDIL 0,44% Pembersih/Penyegar 0,02 - -
Nasi Dengan Lauk 0,08 - - Pada triwulan II 2020, inflasi kelompok perawatan
pribadi dan jasa lainnya secara tahunan tercatat
Kopi Siap Saji 0,07 - -
sebesar 7,77% (yoy) dengan andil terhadap inflasi
Teh Siap Saji 0,05 - - secara keseluruhan sebesar 0,54%. Inflasi yang terjadi
Martabak 0,03 - - utamanya pada sub kelompok perawatan pribadi
lainnya khususnya untuk komoditas emas perhiasan.
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
Peningkatan harga yang terjadi pada komoditas emas
Secara tahunan, kelompok penyediaan makanan dan
perhiasan sejalan dengan reli harga komoditas emas
minuman/restoran pada periode laporan tercatat
dunia sebagai dampak lanjutan dari instabilitas
mengalami inflasi sebesar 4,90% (yoy) dengan andil
ekonomi dan politik dunia yang kemudian diperparah
sebesar 0,44% terhadap inflasi secara keseluruhan.
dengan adanya COVID-19 outbreak yang menyerang
Peningkatan tekanan inflasi tahunan pada kelompok
hampir seluruh negara di dunia. Hal tersebut
penyediaan makanan dan minuman/restoran terutama
menyebabkan banyak negara di dunia mengalami
dipengaruhi oleh meningkatnya tekanan inflasi pada
kontraksi ekonomi dan bahkan beberapa negara
subkelompok jasa pelayanan makanan dan minuman
seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Korea Selatan,
yakni komoditas ketupat/lontong sayur, nasi dengan
Singapura, Hong Kong, dan Filipina telah masuk
lauk, kopi siap saji, dan teh siap saji. Peningkatan harga
kategori resesi pada triwulan II 2020. Lebih lanjut,
pada produk makanan tersebut khususnya dipengaruhi
berbagai lembaga/institusi memproyeksikan bahwa
oleh budaya masyarakat pada saat perayaan HBKN Idul
kontraksi/resesi ekonomi dunia akan masih berlanjut
Fitri untuk menyiapkan berbagai hidangan (khususnya
hingga akhir tahun 2020 sehingga menyebabkan
ketupat/lontong) untuk disantap bersama dengan
banyak investor melirik dan membeli emas sebagai aset
keluarga dan/atau kerabat.
safe haven untuk melindungi nilai asetnya.
1.800 1.701
1.600
1.200
1.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018 2019 2020
24
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Peningkatan harga emas dunia tercermin dari data deflasi lebih dalam adalah cabai merah (andil 0,11%),
yang dikeluarkan oleh Bloomberg. Data tersebut emas perhiasan (andil 0,09%), ikan tuna (andil 0,06%),
memperlihatkan rata-rata harga emas dunia (Grafik dan telur ayam ras (andil 0,04%). Selanjutnya,
3.6.) pada triwulan laporan berada di level penyumbang deflasi di Banda Aceh adalah bawang
USD1.701/ounce. Harga tersebut meningkat merah (andil -0,19%), jeruk (andil -0,14%), daging ayam
dibandingkan dengan harga pada periode sebelumnya ras (andil -0,12%), dan udang basah (andil -0,07%),
(USD1.582/ounce) dan periode yang sama di tahun sementara komoditas yang mengalami inflasi adalah
sebelumnya di angka USD1.309/ounce. cabai merah (andil 0,18%), emas perhiasan (0,12%), ikan
dencis (andil 0,06%), dan telur ayam ras (andil 0,06%).
3.3. Tracking Inflasi Triwulan III Sementara itu di Meulaboh, komoditas penyumbang
27
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Boks 3
Pada triwulan laporan, program pengembangan UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Aceh berfokus pada beberapa agenda utama antara lain program pengembangan klaster ketahanan pangan,
program pengembangan UMKM unggulan berbasis Local Economic Development (LED), program akselerasi
ekonomi dan keuangan syariah, program pengembangan wirausaha, program peningkatan akses keuangan
UMKM, dan program pengembangan desa wisata. Pada program kluster ketahanan pangan, program yang
dilaksanakan pada triwulan laporan terkait komoditas cabai merah, bawang merah dan sapi. Sementara
pada program pengembangan UMKM unggulan berbasis LED berfokus pada produk unggulan nilam dan
kerajinan bordir Aceh. Sedangkan pada akselerasi keuangan Syariah, pengembangan ekonomi berbasis
potensi masjid dan pesantren.
Pada triwulan laporan, program klaster ketahanan pangan yang telah dilakukan oleh Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Aceh terdiri atas pengembangan klaster cabai merah, pengembangan klaster
bawang merah, pendampingan klaster sapi, dan pendampingan klaster ikan. Khusus terkait pengembangan
klaster cabai merah, pada triwulan laporan telah dilakukan realisasi lahan demonstration plot seluas 3 ha
kepada kelompok binaan yang berlokasi di Aceh Besar. Demonstration plot yang telah direalisasikan tersebut
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas klaster cabai merah minimal sebanyak 10% sepanjang
tahun 2020. Selain itu, sampai dengan triwulan laporan, klaster cabai merah binaan Bank Indonesia Provinsi
Aceh telah mampu memproduksi 7,9 ton cabai merah.
Khusus terkait pengembangan klaster bawang merah, pada triwulan laporan telah dilakukan realisasi
lahan demonstration plot seluas 4 ha kepada kelompok binaan yang berlokasi di Kabupaten Pidie.
Demonstration plot yang telah direalisasikan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas klaster bawang
merah minimal sebesar 10% sepanjang tahun 2020. Selain itu, sampai dengan triwulan laporan, klaster
bawang merah binaan Bank Indonesia Provinsi Aceh
telah mampu memproduksi 17 ton bawang merah.
Rencana selanjutnya terkait dengan pendampingan klaster sapi, telah dilakukan penjajakan terhadap
kelompok peternak binaan untuk memperoleh informasi mengenai pendampingan yang paling diperlukan
oleh kelompok. Sampai dengan saat ini, penjajakan kepada kelompok peternak telah memperoleh
kesimpulan awal berupa perlunya pelatihan manajemen keuangan keluarga. Hal yang menjadi penting
dalam manajemen keuangan keluarga kelompok peternak adalah tentang alokasi dana keluarga peternak
yang sampai saat ini masih bercampur antara dana modal dengan dana kebutuhan sehari-hari keluarga
kelompok peternak. Hal tersebut menyebabkan kelompok peternak selalu mengeluhkan kekurangan modal
saat akan memulai ekspansi usahanya atau membeli sapi bibit baru.
Khusus terkait pendampingan klaster ikan, pada triwulan laporan telah dilaksanakan pendampingan
penguatan kelembagaan kepada para kelompok nelayan yang berlokasi di Kecamatan Meuraxa, Kota Banda
Aceh. Pendampingan dimaksud bertujuan untuk memberikan fasilitasi kepada kelompok tani agar mereka
28
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
dapat membentuk suatu bentuk usaha/kelembagaan yang mampu meningkatkan kesejahteraan para
anggota kelompok nelayan. Ruang lingkup kesejahteraan yang diharapkan dapat dimiliki oleh para kelompok
nelayan dalam hal ini meliputi kemudahan akses keuangan, kepastian harga beli hasil tangkapan, dan
kemudahan untuk melaut. Sampai dengan triwulan laporan, telah dilaksanakan studi kelayakan bisnis
bekerja sama dengan konsultan pendamping.
Secara singkat, bentuk badan usaha yang diharapkan dapat menaungi para kelompok nelayan di
Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh akan megusung bentuk Badan Usaha Milik Gampong (BUMG). BUMG
dimaksud nantinya akan dikelola bersama oleh para kelompok nelayan di lokasi dimaksud. BUMG ini akan
memperoleh keuntungan dari penjualan ikan dalam negeri maupun penjualan ikan untuk keperluan ekspor.
Mayoritas jenis ikan yang dapat dijual secara domestik adalah ikan tongkol, sedangkan jenis ikan yang
berpotensi untuk dijual secara ekspor adalah ikan Tuna. Penjualan ikan secara domestik maupun impor ini
diharapkan dapat saling memberikan subsidi silang terhadap neraca keuangan badan usaha milik gampong
nantinya.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus sebagai wujud nyata pengembangan
UMKM oleh Bank Indonesia, pada triwulan laporan telah dilaksanakan berbagai kegiatan pengembangan
UMKM yang memiliki basis potensi lokal daerah. Pengembangan UMKM ini bertujuan agar daerah-daerah di
Indonesia khususnya Aceh dapat mengembangkan potensi lokalnya menjadi sumber pendapatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sampai dengan triwulan II tahun 2020, Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Aceh telah melakukan berbagai upaya pengembangan UMKM berbasis komoditas
unggulan lokal Aceh berupa Nilam, Kerajinan Bordir, dan Kerajinan Tenun.
Khusus terkait dengan pengembangan Nilam, sampai dengan triwulan laporan telah dilaksanakan
persiapan lahan dalam rangka realisasi demonstration plot seluas 3 ha yang berlokasi di Kabupaten Aceh
Jaya. Demonstration plot dimaksud bertujuan agar petani nilam dapat memperoleh ilmu sekaligus
mempraktikkan langsung mengenai tata cara pertanian nilam yang mampu menghasilkan produk dengan
kualitas dan kuantitas yang maksimal. Selain pendampingan melalui fasilitasi penyediaan demonstration
plot, kelompok petani nilam juga diberikan pembekalan-pembekalan yang bersifat kelembagaan. Hal ini
bertujuan agar selain petani memiliki keahlian dalam bertani nilam, petani juga memiliki kemampuan
manajemen yang baik dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraannya melalui pengelolaan
pasca panen yang baik.
Khusus terkait dengan pengembangan kerajinan bordir dan kerajinan tenun, telah dilakukan
pendampingan teknis berupa peningkatan mutu produksi melalui penyediaan alat tenun bukan mesin. Selain
itu, masing-masing kelompok yang terlibat dalam pendampingan kerajinan bordir dan kerajinan tenun juga
memperoleh pendampingan capacity building secara virtual. Materi Capacity building yang diberikan
meliputi digitalisasi usaha, edukasi akses keuangan, edukasi pemasaran, hingga edukasi manajemen logistik.
--000--
29
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
BAB IV
1
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH MEI 2020
Hal tersebut terkonfirmasi dari nominal penyaluran
4.1. Kinerja Perbankan kredit/pembiayaan lokasi proyek yang lebih besar dari
Kondisi stabilitas keuangan Provinsi Aceh pada triwulan nominal penyaluran kredit/pembiayaan berdasarkan
II 2020 terpantau menurun, namun dalam kondisi yang lokasi bank. Penyaluran kredit/pembiayaan lokasi
tetap terjaga. Meluasnya pandemi COVID-19 menekan proyek di Aceh tercatat sebesar Rp43,00 triliun.
kinerja serta meningkatkan potensi risiko kredit Sementara penyaluran kredit/pembiayaan berdasarkan
perbankan di Provinsi Aceh. Hal ini tercermin dari lokasi bank terpantau sebesar Rp37,84 triliun.
indikator profitabilitas, ketahanan dan kualitas Selanjutnya, pada triwulan laporan, DPK tercatat
kredit/pembiayaan yang tercermin dari rasio Non- sebesar Rp39,10 triliun (turun 5,23%, yoy), atau
Performing Loan/Financing (NPL/NPF). terkontraksi lebih dalam dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang turun sebesar 0,63% (yoy).
Kredit DPK LDR (Kanan)
Provinsi Aceh berada pada level 93,61% atau menurun Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Grafik 4. 2. Perkembangan DPK (%, yoy)
96,44%. Aset perbankan pada triwulan II 2020 tercatat
sebesar Rp56,86 triliun atau terkontraksi 1,61% (yoy) Penghimpunan DPK tercatat terkontraksi sebesar 5,23%
setelah pada triwulan I 2020 tumbuh 4,74% (yoy) dengan (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya (-
nilai aset sebesar Rp55,23 triliun. Lebih lanjut, proporsi 0,62%, yoy). Penurunan tersebut utamanya disebabkan
aset perbankan berdasarkan kelompok bank pada oleh penurunan giro dan perlambatan pertumbuhan
triwulan II 2020 cenderung stabil dibandingkan periode tabungan. Sedangkan, peningkatan pada deposito
sebelumnya yaitu sebagian besar masih dimiliki oleh (dengan porsi 26,89%) belum dapat menahan
Bank Pemerintah (BPD & Persero) sebesar 69,42% dari penurunan DPK.
keseluruhan aset perbankan sedangkan Bank Swasta Secara nominal, DPK pada triwulan laporan tercatat
sebesar 30,58% dari keseluruhan aset perbankan. Di sisi sebesar Rp40,23 triliun, menurun dibandingkan tahun
lain, jika dilihat dari jenis usaha perbankan, Bank Syariah sebelumnya Rp41,57 triliun. Dibandingkan triwulan
memiliki mayoritas aset di perbankan Aceh, yaitu sebelumnya, baik giro maupun tabungan mengalami
mencapai 71,95% meningkat dibandingkan triwulan penurunan pertumbuhan. Giro, yang memiliki pangsa
sebelumnya 61,03%. Hal ini didorong oleh 20,53% dari total DPK, mengalami perlambatan yang
diterapkannya Qanun Lembaga Keuangan Syariah yang signifikan setelah pada triwulan sebelumnya
memiliki tenggat waktu hingga Januari 2022. terkontraksi 6,39% (yoy) menjadi kontraksi 29,14% (yoy)
Berdasarkan data, kredit/pembiayaan yang disalurkan pada triwulan II 2020. Pertumbuhan tabungan yang
di Aceh tidak hanya dilakukan oleh perbankan di Aceh. menjadi mayoritas jenis DPK (52,68%), sedikit mengalami
31
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
penurunan pada triwulan II yang tercatat tumbuh 6,56% Pertumbuhan tabungan mengalami penurunan dan
(yoy) setelah pada triwulan sebelumnya 8,41% (yoy). terjadi hampir di seluruh kelompok nilai tabungan.
Deposito menjadi satu-satunya jenis DPK yang Secara nominal, tabungan pada periode laporan sebesar
mengalami peningkatan setelah pada triwulan I 2020 Rp21,19 triliun atau meningkat Rp656,26 miliar dari
tumbuh sebesar 5,45% (yoy) menjadi 7,41% (yoy) pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,53
triwulan laporan. triliun. Namun, secara pertumbuhan terdapat
penurunan dari 8,20% (yoy) menjadi 6.38% (yoy) pada
Rp Triliun
Rp Triliun
35 100 triwulan II 2020. Penurunan terjadi pada hampir seluruh
30 kelompok nilai, kecuali pada kelompok tabungan dengan
80
25 nominal >500JT – 1M dan >10M – 15M. Dalam jangka
20 >2 M - 5M 639
>10M -15M 35
10
>15M - 20M 21
0 >20M 92
I II III IV I II
2019 2020
Sumber : Laporan Bank Umum dan DJPbn Provinsi Aceh, diolah Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
Grafik 4. 4. Perkembangan Nilai Tabungan (Rp Triliun) Grafik 4. 5. Jumlah Rekening per Saldo
32
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Hingga triwulan II 2020, terdapat 6,24 juta pemegang Aceh menyerap 47,65% dari total DPK di Aceh atau
rekening di Aceh. Nilai tersebut mengalami penurunan setara dengan Rp19,17 triliun. Setelah ibu kota provinsi,
234 ribu kreditur dibandingkan dengan periode wilayah Kabupaten/Kota yang mendominasi
sebelumnya yang tercatat sebesar 6,48 juta pemegang penghimpunan DPK yang diantaranya adalah
rekening. Pemegang rekening dengan saldo dibawah Lhokseumawe (Rp3,11 triliun), Aceh Barat (Rp2,45 triliun)
Rp10 juta sebanyak 95,36% nasabah, sedangkah dan Pidie (Rp2,14 triliun).
pemegang rekening dengn saldo diatas Rp20 miliar
berjumlah 92 nasabah. Banda Aceh 19,17
Lhokseumawe 3,11
Aceh Barat 2,45
Pidie 2,14
Aceh Utara 1,92
Bireuen 1,63
Giro 20,53%
26,79% Aceh Selatan 1,57
Tabungan Aceh Timur 1,53
Aceh Besar 1,33
Deposito Aceh Tenggara 0,95
52,68% Aceh Tengah 0,81
Langsa 0,79
Aceh Tamiang 0,74
Simeulue 0,45
Sabang 0,45
Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Gayo Lues 0,39
Grafik 4. 6. Proporsi DPK Berdasarkan Jenis (%) Aceh Singkil 0,25
Abdya 0,15
Berdasarkan proporsinya, DPK di Provinsi Aceh Nagan Raya 0,14
mayoritas berupa tabungan (52,68%). Sedangkan jenis Bener Meriah 0,10
deposito dan giro masing-masing memliki porsi Aceh Jaya 0,07
Subulussalam 0,06
berturut-turut sebesar 26,79% dan 20,53%. DPK dengan Pidie Jaya 0,04
jenis tabungan mayoritas berada pada perbankan
0 5 10 15 20
syariah (71,46%), menyisakan 28,54% pada perbankan
Rp Triliun
konvensional. Selaras dengan tabungan, DPK jenis
deposito dan giro secara nominal mayoritas berada Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
Grafik 4. 8. Penghimpunan DPK Spasial (Rp Triliun)
pada perbankan syariah dengan persentase masing-
masing sebesar 88,35% dan 84,34% dari total DPK pada
4.2.2. Penurunan Pertumbuhan
masing-masing jenis. Berdasarkan kepemilikan,
mayoritas dana pihak ketiga berasal dari perseorangan
Penyaluran Kredit Akibat Penurunan
dengan kontribusi sebesar 66,92%. DPK yang berasal Investasi dan Konsumsi
dari pemerintah dan korporasi berturut-turut memiliki
proporsi sebesar 25,74% dan 7,33% dari total DPK. Secara umum, pertumbuhan kredit/pembiayaan di
Provinsi Aceh tumbuh positif sebesar 2,83%(yoy) pada
triwulan laporan. Angka pertumbuhan tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
berhasil tumbuh 3,42%. Secara historis, penurunan
Pemerintah 25,74%
tersebut tergolong signifikan jika dilihat dari rata-rata
Korporasi pertumbuhan pada triwulan II dalam 3 tahun terakhir
Perseorangan 66,92% (9,52%, yoy). Penurunan utamanya terjadi pada
7,33%
penyaluran kredit/pembiayaan dengan jenis
penggunaan investasi dan konsumsi.
33
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
investasi dan konsumsi. Sementara itu, kredit/pembiayaan yang terjadi pada triwulan laporan
kredit/pembiayaan untuk penggunaan modal kerja disebabkan oleh penurunan kredit/pembiayaan pada
tercatat tumbuh positif setelah pada periode lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan.
sebelumnya terkontraksi. Pertumbuhan kredit/pembiayaan pada lapangan usaha
industri pengolahan pada triwulan laporan terkontraksi
Penurunan kinerja pada kredit/pembiayaan investasi
5,16% (yoy) setelah triwulan sebelumnya masih dapat
dampak dari penurunan penyaluran pada lapangan
tumbuh sebesar 3,49% (yoy). Kredit/pembiayaan di
usaha pertanian dan perdagangan, dengan share
lapangan usaha perdagangan terkontraksi sebesar
masing-masing sebesar 39,64% dan 14,99% dari total
18,57% (yoy) menurun lebih dalam dibandingkan
kredit/pembiayaan investasi pada periode laporan.
periode sebelumnya yang juga terkontraksi 12,86% (yoy).
Deselerasi penyaluran kredit/pembiayaan investasi ke
lapangan usaha pertanian diakibatkan oleh kontraksi di Deselerasi pada industri pengolahan diakibatkan oleh
periode laporan sebesar 10,08% menurun setelah penurunan penyaluran kredit/pembiayaan pada 2 (dua)
sebelumnya tercatat hanya terkontraksi 4,44% (yoy). sub lapangan usaha. Industri Minyak Mentah dari Nabati
Demikian halnya dengan lapangan usaha perdagangan dan Hewani (utamanya Crude Palm Oil; terkontraksi
yang juga terkontraksi 27,98% (yoy) pada periode 2,57%, yoy) dan industri pengolahan kopi (tumbuh
laporan lebih dalam dibanding periode sebelumnya 10,94%, setelah sebelumnya tumbuh 33,19%, yoy).
yang juga terkontraksi 13,60% (yoy). Pada sektor Penurunan tersebut diakibatkan tekanan harga pada
pertanian penyebabnya adalah terkontraksinya komoditas sawit dan penurunan permintaan kopi dunia
penyaluran pada sub lapangan usaha perkebunan maupun lokal akibat pengaruh pandemi COVID-19.
kelapa sawit dan perkebunan kopi. Sementara pada
Sementara itu, penurunan pada perdagangan
perdagangan, disebabkan oleh kontraksi penyaluran
disebabkan oleh penurunan penyaluran pembiayaan
kredit/pembiayaan pada perdagangan kelapa sawit dan
pada perdagangan kelapa dan kelapa sawit. Pada sub
eceran komoditi makanan dan minuman.
lapangan usaha tersebut terkontraksi 11,96% (yoy) pada
Kredit/pembiayaan konsumsi mengalami penurunan periode laporan setelah pada periode sebelumnya
akibat penurunan belanja barang tahan lama. terkontraksi 5,60% (yoy). Hal tersebut diakibatkan oleh
Pembiayaan konsumsi yang pada umumnya merupakan tekanan pada harga komoditas tersebut serta masih
kredit/pembiayaan rumah tangga terpantau mengalami berlangsungnya musim trek di sebagian perkebunan
pertumbuhan sebesar 7,27% (yoy) pada periode laporan, sawit di wilayah Provinsi Aceh.
lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang
tumbuh 12,50% (yoy). Hal ini utamanya disebabkan oleh Banda Aceh 6,27
Aceh Utara 5,04
kontraksi yang cukup dalam pada kredit/pembiayaan
Aceh Besar 3,39
rumah tangga untuk Pemilikan Rumah (KPR) dan Aceh Barat 2,58
Kendaraan Bermotor (KKB). Lhokseumawe 2,30
Aceh Tamiang 2,20
Sementara itu, peningkatan pada kredit/pembiayaan Aceh Timur 2,19
Langsa 2,10
modal kerja sebesar 1,95% (yoy) disebabkan oleh Pidie 2,06
peningkatan kredit/pembiayaan di lapangan usaha Aceh Tenggara 1,86
Bireuen 1,85
pertanian dan pertambangan. Peningkatan terjadi pada
Nagan Raya 1,76
penyaluran kredit/pembiayaan pada sub lapangan Aceh Tengah 1,63
usaha pertanian padi dan perkebunan kelapa sawit. Aceh Selatan 1,43
Aceh Singkil 1,12
Sementara pada lapangan usaha pertambangan, Abdya 0,98
peningkatan didorong oleh sub lapangan usaha Bener Meriah 0,82
Aceh Jaya 0,67
pertambangan minyak dan gas bumi. Hal tersebut
Gayo Luwes 0,66
dikonfirmasi dan diperkuat oleh tumbuhnya kinerja Subulussalam 0,61
kedua sektor tersebut pada triwulan II 2020 yang Simeulue 0,58
Sabang 0,48
berturut-turut tumbuh 0,62% (yoy) dan 23,50% (yoy), Pidie Jaya 0,44
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan
0 1 2 3 4 5 6 7
sebelumnya yang berturut-turut tumbuh 0,54% (yoy) Rp Triliun
dan 23,32% (yoy).
Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
Berdasarkan lapangan usahanya, deselerasi Grafik 4. 9. Penyaluran Kredit Spasial (Rp Triliun)
34
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Secara spasial, penyaluran kredit/pembiayaan 1.200 3
berdasarkan lokasi proyek di Aceh masih belum merata.
Rp Miliar
Hal tersebut terlihat dari terkonsentrasinya pemberian 1.000
kredit/pembiayaan pada 6 (enam) Kabupaten/Kota yang
800 2
mencapai setengah dari total pembiayaan yang
tersalurkan. Kabupaten/Kota tersebut diantaranya 600
adalah Banda Aceh sebesar Rp6,27 triliun (14,41%), Aceh
Utara Rp5,04 triliun (11,58%), Aceh Besar Rp3,39 triliun 400 1
(7,79%), Aceh Barat Rp2,58 triliun (5,93%), Lhokseumawe
Rp2,30 triliun (5,28%) dan Aceh Tamiang sebesar Rp2,20 200
triliun (5,05%). Penyaluran kredit/pembiayaan di Aceh
- 0
masih terkonsentrasi di Kabupaten/kota yang berada di
I II III IV I II III IV I II III IV I II
wilayah pantai timur Sumatera yang cenderung memiliki
2017 2018 2019 2020
basis manufaktur/industri yang lebih tinggi Nominal NPL NPL (rhs, %)
dibandingkan dengan wilayah pantai barat Sumatera.
Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
Kualitas kredit/pembiayaan perbankan di Provinsi Aceh Gambar 4. 10. Perkembangan NPL/NPF Perbankan Prov. Aceh
pada triwulan II 2020 mengalami penurunan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya utamanya Berdasarkan penyaluran pembiayaan kepada lapangan
diakibatkan peningkatan NPL/NPF pada jenis modal usaha, industri pengolahan dan real estate, usaha
kerja. Penurunan kualitas tersebut tercermin dari persewaan serta jasa perusahaan menjadi penyumbang
meningkatnya rasio NPL/NPF menjadi 1,87% pada peningkatan rasio pada periode laporan. Secara rasio,
periode laporan setelah sebelumnya berada pada 1,44%. terdapat peningkatan hingga 1,87% pada NPL di
Meskipun mengalami penurunan, rasio tersebut masih lapangan usaha industri pengolahan, setelah
relatif terjaga karena berada di bawah ambang batas 5%. sebelumnya tercatat 1,61%. Hal ini didorong oleh
peningkatan yang cukup signifikan pada kolektabilitas 3
Peningkatan rasio NPL/NPF tersebut terjadi pada
(kategori kurang lancar) dan 5 (kategori macet) pada sub
seluruh jenis kredit/pembiayaan, baik modal kerja,
lapangan usaha industri minyak goreng dari kelapa dan
investasi maupun konsumsi. Hal tersebut terjadi karena
kelapa sawit. Sedangkan peningkatan pada sub
secara nominal, pertumbuhan NPL/NPF
lapangan usaha persewaan mesin konstruksi menjadi
kredit/pembiayaan meningkat lebih tinggi dibandingkan
pendorong peningkatan NPL di lapangan usaha real
dengan pertumbuhan total kredit/pembiayaan. NPL/NPF
estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan menjadi
pada pembiayaan untuk modal kerja pada periode
1,53% pada triwulan laporan setelah pada triwulan I
sebelumnya berada pada rasio 0,87% meningkat
2020 tercatat hanya 1,40%.
menjadi 1,00%. Sedangkan rasio NPL/NPF
kredit/pembiayaan investasi meningkat dari 0,25% 4.2.3. Terdapat Kenaikan Pertumbuhan
menjadi 0,29%. Sementara untuk jenis
Penyaluran Kredit/Pembiayaan Kepada
kredit/pembiayaan konsumsi, terdapat sedikit kenaikan
dari periode sebelumnya yang tercatat memiliki rasio
UMKM ditengah Peningkatan Risiko
0,32% menjadi 0,35%. Kredit/Pembiayaan yang Meningkat
2
Penyaluran kredit/pembiayaan UMKM oleh perbankan di Provinsi Aceh
35
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Kredit/pembiayaan dengan jenis modal kerja mengalami
pertumbuhan 11,03% (yoy) pada triwulan laporan Banda Aceh 1,80
setelah sebelumnya terkontraksi 0,56% (yoy). Aceh Utara 0,90
Pidie 0,89
Peningkatan terjadi pada lapangan usaha pertanian dan
Bireuen 0,74
perdagangan dengan jangka waktu pembayaran Aceh Tamiang 0,70
menengah (12-36 bulan) dan panjang (>36 bulan). Aceh Besar 0,65
Lhokseumawe 0,60
Sedangkan, penyaluran kredit/pembiayaan jenis
Aceh Timur 0,58
investasi terkontraksi sedalam 30,83% (yoy) menurun Nagan Raya 0,56
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat Aceh Tengah 0,55
Langsa 0,51
terkontraksi 14,37%. Penurunan terjadi pada
Aceh Barat 0,51
kredit/pembiayaan investasi pada lapangan usaha Aceh Tenggara 0,47
pertanian dan perdagangan dengan jangka waktu Aceh Selatan 0,44
Aceh Singkil 0,44
pembayaran menengah (12-36 bulan) dan Panjang (>36
Abdya 0,34
bulan). Hal ini diperkirakan menunjukkan adanya Bener Meriah 0,22
tendensi penundaan ekspansi ataupun penambahan Gayo Lues 0,22
Subulussalam 0,20
kapasitas produksi oleh UMKM di Provinsi Aceh dan
Aceh Jaya 0,12
berfokus pada menjalankan produksi sesuai kapasitas Pidie Jaya 0,11
yang tersedia. Sabang 0,11
Simeulue 0,09
2017 2018 2019 2020 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0
Rp Triliun
I II III IV I II III IV I II III IV I II
12 20% Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
RP TRILIUN
Berdasarkan lapangan usaha, pada periode laporan yaitu pada level 4,75%, jauh diatas NPL
penyaluran kredit/pembiayaan pada sektor pertanian kredit/pembiayaan di Provinsi Aceh secara keseluruhan
mengalami pertumbuhan sebesar 22,78% (yoy) setelah yang berada pada rasio 1,87%. Peningkatan NPL terjadi
pada triwulan sebelumnya terkontraksi 11,86% (yoy). pada kredit/pembiayaan UMKM di perbankan
Sedangkan pada lapangan usaha perdagangan konvensional yang meningkat dari 4,05% pada triwulan I
terkontraksi sebesar 4,72% (yoy), membaik 2020 menjadi 8,93% pada periode laporan.
dibandingkan triwulan I 2020 yang terkontraksi lebih Bank Indonesia terus mendorong realisasi penyaluran
dalam pada laju 9,34% (yoy). Dalam penyaluran kredit/pembiayaan UMKM dengan menetapkan target
kredit/pembiayaan kepada UMKM, pertanian dan proporsi kredit/pembiayaan UMKM kepada perbankan
perdagangan menjadi mayoritas penyaluran dengan berdasarkan tahapan tertentu sebagaimana diatur
porsi penyaluran pada usaha perdagangan sebesar dalam Peraturan Bank Indonesia No.14/12/PBI/2012.
50,91% dan pada usaha pertanian sebesar 14,85%. Selain itu, Bank Indonesia juga berupaya mendorong
peningkatan kinerja kredit/pembiayaan UMKM melalui
penerbitan kebijakan insentif seperti memperlonggar
batasan Loan to Funding Ratio sebagaimana diatur
dalam PBI No.17/11/PBI/2015. Sementara itu, ditingkat
regional KPw Bank Indonesia juga turut mendorong
UMKM dengan melaksanakan program pengembangan
36
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
UMKM di masing-masing daerah baik melalui (yoy) atau menurun signifikan dibandingkan triwulan
pembinaan, pendampingan, maupun klaster. sebelumnya yang mampu tumbuh pada laju 42,31%
(yoy).
4.3. Kinerja Korporasi
4.3.2. Penyaluran Kredit Korporasi
Keuangan dan Korporasi Sejalan dengan kinerja ekonomi Provinsi Aceh yang
Non-Keuangan mengalami penurunan pada triwulan II 2020, penyaluran
kredit/pembiayaan korporasi juga mengalami
4.3.1. Sumber Kerentanan Korporasi penurunan pertumbuhan. Tercatat penyaluran
Kinerja kopororasi di Aceh dipengaruhi oleh faktor kredit/pembiayaan pada korporasi pada periode laporan
internal maupun faktor eksternal. Penurunan kinerja tercatat sebesar Rp7,80 triliun. Dengan nominal
korporasi akibat faktor internal terjadi pada triwulan II penyaluran tersebut, kredit/pembiayaan korporasi
2020. Hal ini tercermin pada hasil liaison Bank Indonesia tumbuh sebesar 19,16% (yoy) atau menurun
Provinsi Aceh dengan beberapa korporasi di wilayah dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada
kerja yang menunjukkan penurunan dalam skala likert laju 33,28% (yoy). Sedangkan kualitas penyaluran
penjualan domestik dan ekspor pada triwulan ini tercatat berada pada rasio 2,41% atau berada pada
dibandingkan dengan triwulan lalu. Pada triwulan II batas yang ditentukan yaitu kurang dari 5%.
2020, skala likert penjualan berada pada posisi negatif
yang menunjukkan terdapat penurunan penjualan. 10 250%
Rp Triliun
Skala likert pada periode laporan berada pada -0,50 8 200%
menurun dari triwulan sebelumnya yang berada pada 150%
skala 0,64. 6
100%
Faktor eksternal secara umum dipengaruhi oleh kondisi 4
50%
ekonomi dalam dan luar negeri. Kondisi dalam negeri 2 0%
adalah keadaan ekonomi nasional dan daerah.
Sementara kondisi luar negeri dipengaruhi oleh keadaan - -50%
I II III IV I II III IV I II III IV I II
geoekonomi serta harga komoditas ekspor Provinsi Aceh
yang diperdagangkan di pasar dunia utamanya 2017 2018 2019 2020
Nominal Pertumbuhan (%, yoy, rhs)
komoditas batubara, kelapa sawit dan kopi.
Sumber: Laporan Bank Umum, diolah
Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Aceh pada Grafik 4. 13. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Korporasi
triwulan II 2020 berada pada laju yang negatif menurun
dibandingkan periode sebelumnya namun berada diatas Dilihat dari proporsi kredit/pembiayaan kepada
pertumbuhan pada triwulan laporan utamanya didominasi oleh lapangan usaha pertanian (25,32%).
disebabkan oleh menurunnya kinerja lapangan usaha Sejalan dengan PDRB lapangan usaha pertanian yang
pertanian (sisi penawaran) dan konsumsi rumah tangga melambat pada triwulan II, penyaluran
(sisi permintaan). Penurunan ini menggambarkan kredit/pembiayaan koporasi untuk pangan usaha
terdapat penurunan permintaan terhadap dimaksud juga terpantau menurun. Pada triwulan
produk/output dari korporasi. laporan tercatat penyaluran tumbuh pada laju 0,84%
(yoy) atau menurun dibandingkan triwulan I 2020 yang
Sementara itu, dampak dari penyebaran COVID-19 yang mampu tumbuh 3,56% (yoy).
signifikan terhadap perekonomian menjadi salah satu
hal yang dapat berpotensi menjadi sumber kerentanan Penyaluran kredit/pembiayaan pada korporasi secara
korporasi dan dapat mempengaruhi kegiatan ekspor- keseluruhan menyumbang 18,14% dari total
impor. Ditambah lagi masih berlanjutnya ketegangan kredit/pembiayaan yang disalurkan di Provinsi Aceh.
ekonomi global sebagai dampak dari kondisi geopolitik Sedangkan kualitas penyaluran kredit/pembiayaan (NPL)
dan geoekonomi antara Amerika Serikat dan Tiongkok tercatat berada pada rasio 2,41% dengan nominal
menjadi hal yang patut diwaspadai. Di tengah kondisi kredit/pembiayaan yang berada pada kategori
tersebut, pada triwulan II 2020 permintaan ekspor luar kolektabilitas 3 sampai 5 sebesar Rp188,01 miliar.
negeri Provinsi Aceh mengalami kontraksi yang cukup Terdapat perbaikan kualitas penyaluran pada korporasi
dalam. Nilai ekspor Aceh terkontraksi sebesar 26,97% akibat perbaikan NPL pada lapangan usaha
37
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
pertambangan dan penggalian serta perdangan besar Aceh terhadap adanya penurunan penghasilan akibat
dan eceran. ketidakpastian keadaan ekonomi akibat dampak dari
pandemi COVID-19. Secara keseluruhan, indeks
4.4. Kinerja Kredit/Pembiayaan keyakinan ekonomi3 mengalami penurunan
Pada penyaluran kredit/pembiayaan kepada rumah 4.4.2. Penyaluran Kredit Rumah Tangga
tangga, sumber kerentanan terletak pada kinerja
Komposisi kredit/pembiayaan rumah tangga di Provinsi
perekonomian, kondisi ketenagakerjaan dan penghasilan.
Aceh secara umum masih sama dengan posisi pada
Penghasilan rumah tangga di Provinsi Aceh relatif belum
periode sebelumnya yang masih didominasi oleh
terdiversifikasi. Hal tersebut tergambar dari jumlah
kredit/pembiayaan untuk jenis multiguna. Persentase
tenaga kerja di Aceh yang mayoritas bekerja di lapangan
multiguna mencapai 77,09% dari total kredit/pembiayaan
usaha pertanian (36,99%). Sehingga, tekanan pada
rumah tangga atau setara dengan Rp17,99 triliun.
lapangan usaha tersebut mengakibatkan rumah tangga di
Kemudian diikuti oleh Kredit/pembiayaan Pemilikan
Aceh terpapar risiko yang cukup tinggi.
Rumah (KPR) sebesar Rp3,89 triliun (16,70%) dan
Kredit/pembiayaan Kendaraan Bermotor (KKB) Rp1,45
triliun (6,21%).
Pertanian
24,01% 6,21%
Perdagangan
36,99% 16,70%
Jasa Pendidikan
8,10%
Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah
Grafik 4. 14. Presentase Penduduk Bekerja Berdasarkan Grafik 4. 15. Proporsi Kredit Rumah Tangga (%)
Lapangan Pekerjaan (%)
Sejalan dengan penurunan pertumbuhan penyaluran
Berdasarkan hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh
kredit/pembiayaan secara agregat, penyaluran
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Indeks
kredit/pembiyaan kepada rumah tangga juga
Ketersediaan Lapangan Kerja menunjukkan penurunan
terdeselerasi dan hanya tumbuh sebesar 7,27% (yoy)
signifikan dari 78,30 poin menjadi 48,50 poin pada
sedangkan pada periode sebelumnya mampu tumbuh
triwulan laporan. Angka yang menurun signifikan serta
12,50% (yoy). Menurunnya pertumbuhan
berada di bawah 100 tersebut menunjukkan adanya
kredit/pembiayaan rumah tangga disebabkan oleh
penurunan kepercayaan masyarakat Aceh terhadap
penurunan kredit/pembiayaan Pemilikan Rumah (KPR)
ketersediaan lapangan kerja. Beban ekonomi yang
dan Kendaraan Bermotor (KKB) yang keduanya
dirasakan beberapa industri dengan melakukan
terkontraksi masing-masing 4,11% (yoy) dan 13,42% (yoy).
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) beberapa karyawan
Pada triwulan sebelumnya, KPR mampu tumbuh dengan
akibat dampak pandemi terjadi di Provinsi Aceh pada
laju 33,29% (yoy) sedangkan KKB terkontraksi lebih ringan
triwulan laporan.
pada 5,01% (yoy).
Lebih lanjut, Indeks Penghasil terpantau cenderung
Lebih detail, perlambatan pada KPR terjadi pada
mengalami penurunan menjadi dibawah 100, yaitu
kredit/pembiayaan untuk rumah dengan tipe menengah
sebesar 117,12 pada triwulan I 2020 menjadi 69,98 poin
(tipe 22 s.d 70; memiliki proporsi 70,45% dari total kredit
pada periode laporan. Hal tersebut mencerminkan
KPR) yang terkontraksi sebesar 1,48% (yoy) pada periode
adanya penurunan tingkat optimisme rumah tangga di
laporan setelah sebelumnya juga terkontraksi namun
3
Rata-rata dari total indeks penghasilan, ketersediaan lapangan kerja & pengeluaran konsumen
38
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
pada laju yang lebih ringan 0,68% (yoy). Sedangkan pada laporan tercatat penjualan luar negeri oleh 19 UMKM
KKB, penurunan terjadi pada kepemilikan kendaraan binaan kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh
berupa mobil dan motor yang keduanya pada triwulan II secara year-to-date senilai Rp 118,16 juta rupiah. Angka
2020 terkontraksi lebih dalam dibandingkan periode tersebut menurun cukup drastis apabila dibandingkan
sebelumnya. Kredit/pembiayaan untuk kepemilikan mobil dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
(proporsi 76,64% dari total KKB) terkontraksi lebih dalam
sebesar 9,88% (yoy) pada periode laporan setelah
4.5.3. Total Pinjaman dan Plafon
sebelumnya terkontraksi 2,76% (yoy). Sejalan dengan Sepanjang tahun 2020, total pinjaman yang diperoleh 29
kepemilikan mobil, kredit/pembiayaan kepemilikan motor UMKM binaan Bank Indonesia Provinsi Aceh adalah
juga terkontraksi sebesar 30,88% (yoy) atau lebih dalam senilai Rp 665 juta rupiah. Sampai dengan triwulan
dari triwulan I 2020 yang juga terkontraksi sebesar 24,93% laporan, total pinjaman outstanding UMKM binaan Bank
(yoy). Indonesia Provinsi Aceh adalah senilai Rp 547 juta. Secara
umum, total pengajuan pinjaman oleh UMKM mengalami
Dari sisi kualitas penyaluran kredit/pembiayaan,
penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
peningkatan terjadi pada seluruh penggunaan baik
multiguna, KKB dan KPR. Hingga periode laporan, rasio 4.5.4. Langkah KPw BI Aceh dalam
kualitas kredit/pembiayaan rumah tangga tercatat
meningkatkan akses keuangan UMKM
sebesar 0,83% setelah sebelumnya berada pada rasio
binaan
0,32%. Peningkatan tertinggi terjadi pada KKB dengan laju
nominal kredit/pembiayaan dengan kolektabilitas 3-5 Dalam rangka meningkatkan akses keuangan UMKM
mencapai 121,51% (yoy). binaan, Bank Indonesia Provinsi Aceh telah
melakukan berbagai upaya yang terdiri atas proses
4.5. Langkah Peningkatan edukasi dan pendampingan. Kegiatan edukasi yang
Akses Keuangan UMKM telah diberikan kepada UMKM binaan meliputi
kegiatan capacity building secara virtual dengan
4.5.1. Persentase UMKM berdasarkan materi yang diberikan berupa manajemen keuangan
sektor perusahaan, manajemen pemasaran, pelatihan
Berdasarkan data Laporan Bank Umum (LBU) UMKM pencatatan keuangan, hingga fasilitasi langsung
berdasarkan sektor di Provinsi Aceh masih didominasi dengan perbankan. Selain itu, Bank Indonesia Provinsi
oleh sektor perdagangan sebesar 57%. Untuk Aceh juga melakukan kegiatan pendampingan dan
memperkecil gap antara komposisi pelaku usaha pelatihan secara langsung yang pelaksanaannya
perdagangan dengan sektor lainnya dalam peningkatan
bekerja sama dengan PLUT Aceh Besar dan dikemas
akses keuangan, pada triwulan laporan Bank Indonesia
dalam program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia.
Provinsi Aceh memberikan fasilitasi pendampingan
peningkatan akses keuangan kepada 19 kelompok UMKM
Untuk menjamin pemerataan pendampingan oleh
binaan dengan komposisi Bank Indonesia Provinsi Aceh, kegiatan serupa juga
usaha pertanian dan peternakan sebanyak 33% (6 pelaku diterapkan kepada klaster-klaster binaan seperti
usaha), usaha kerajinan 33% (6 pelaku usaha) , dan usaha klaster cabai merah, klaster bawang merah, dan
kuliner 34% (7 pelaku usaha). klaster pertanian nilam.
39
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Boks 4
Industri perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suata negara, yaitu menjadi Lembaga
intermediasi yang menyalurkan dana masyarakat dalam investasi aset produktif yang akan mendorong
produktivitas sektor riil, akumulasi kapital dan pertumbuhan output secara agregat (Bencibvenga dan Smith,
1991). Secara empiris, hubungan kausalitas antara perkembangan sektor perbankan terhadap pertumbuhan
ekonomi telah ditunjukkan pada beberapa penelitian terdahulu. Beberapa diantaranya menunjukkan bahwa
kredit perbankan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi (Levine, 1998). Sedangkan, terdapat penelitian
yang menemukan bahwa bukan perkembangan sektor finansial yang memperkuat pertumbuhan ekonomi,
tetapi pertumbuhan ekonomi yang kuatlah yang akan mendorong permintaan akan jasa finansial dan
mendorong perkembangan sektor finansial itu sendiri (C. Calderon dan Liu, 2003). Sehingga, hubungan antara
penyaluran kredit terhadap suatu sektor ekonomi unggulan seuatu daerah menjadi sebuah hal yang perlu
dikaji untuk mempelajari efektivitas fungsi intermediasi perbankan guna mendorong pertumbuhan output.
Provinsi Aceh, yang memiliki 23 Kabupaten/Kota yang tersebar pada luas provinsi sebesar 58.377 km2
tentunya memiliki keberagaman potensi serta sektor ekonomi unggulan pada setiap Kabupaten/Kota.
Perkembangan penyaluran kredit perbankan secara spasial menjadi penting ditinjau kesesuaiannya dengan
Lapangan Usaha (LU) unggulan yang menjadi sumber output produksi spasial. Dalam mempelajari
perkembangan tersebut, dilakukan analisis penyaluran kredit spasial yang menggunakan sumber data berupa
porsi penyaluran kredit/pembiayaan produktif (investasi dan modal kerja) serta Compound Annual Growth
Rate (CAGR, %) pada kurun waktu 2017-2020 per LU di tiap Kabupaten dan Kota. Data penyaluran kredit spasial
tersebut kemudian dilakukan kalkulasi keterkaitan dengan sektor unggulan per Kabupaten/Kota yang
bersumber dari data PDRB 23 Kabupaten/Kota dan studi Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan yang
dilakukan oleh Bank Indoensia dalam mengetahui LU unggulan secara spasial yang meliputi pendekatan
potensi dari berbagai aspek yaitu aspek makro (dukungan kebijakan pemerintah) dan aspek mikro (kondisi
dan potensi lapangan usaha). KPJU dikategorikan sebagai unggulan dari beberapa perspektif yaitu perspektif
tujuan, keberpihakan, Product Life Cycle (PLC) dan skenario kebijakan. Guna memperkuat kalkulasi korealsi,
40
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Berdasarkan kalkulasi, didapati Kabupaten/Kota yang memiliki skala kesesuaian tertinggi berada pada
Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dan Nagan Raya. Kabupaten Abdya yang memiliki potensi pada LU
Pertanian serta perdagangan juga memiliki porsi penyaluran kredit/pembiayaan (perdagangan : 51,34% dan
pertanian : 23,59%) dan mayoritas tenaga kerja (47,33%) pada LU unggulan tersebut, meskipun CAGR pada
sektor tersebut bukan menjadi yang tertinggi. Sedangkan Kabupaten Nagan Raya yang memiliki potensi pada
LU pertaniaan dan perikanan pada kajian KPJU juga memiliki porsi kredit (pertanian dan perikanan : 45,88%),
CAGR (11,56%) dan alokasi tenaga kerja yang didominasi pada LU tersebut. Kabupaten yang memiliki
kesesuaian penyaluran kredit/pembiayaan terendah di Provinsi Aceh berada pada Kabupaten Aceh Tenggara.
LU pertanian yang menjadi sektor utama daerah hanya memiliki porsi kredit sebesar 10,61% dengan CAGR
1,48%.
Gambar Klasifikasi Daerah Berdasarkan PDRB per Kapita (sumber : BPS Aceh 2020, diolah)
Namun, terdapat hubungan yang lemah antara kemajuan suatu daerah dengan kesesuaian penyaluran
kredit/pembiayaan terhadap potensi daerah. Hal ini menunjukkan kesesuaian penyaluran kredit/pembiayaan
memiliki keterkaitan yang lemah dengan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Fakta tersebut menunjukkan
kemungkinan terdapatnya hubungan kausalitas terbalik (reverse causality) secara spasial di Provinsi Aceh
antara kemajuan daerah (berdasarkan PDRB) dengan kesesuaian penyaluran kredit/pembiayaan dengan
hipotesis berupa pertumbuhan ekonomi yang kuat akan mendorong permintaan akan jasa finansial (Calderon
--000--
41
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
BAB
BABV V
PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAANSISTEM
SISTEMPEMBAYARAN
PEMBAYARANDAN
PENGELOLAAN UANG UANG
DAN PENGELOLAAN RUPIAHRUPIAH
Memasuki triwulan kedua tahun 2020, perkembangan sistem pembayaran
berjalan dengan lancar
Mengawali di masa
tahun 2020,pandemi Covid-19. Sistem
perkembangan Sistem Pembayaran
pembayaran tunai
berjalan sesuai dengan pola historisnya meskipun mengalami penurunan yang
berjalan dengan baik dimasa pandemi Covid-19. Sistem
cukup dalam. Hal yang sama terjadi pada sistem pembayaran nontunai yang
Pembayaran Tunai berjalan sesuai pola historisnya. Di sisi lain,
terkoreksi cukup dalam selaras penurunan aktivitas ekonomi masyarakat.
Sistem Pembayaran Nontunai mengalami peningkatan selaras
Demikian juga dengan transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) mengalami
penurunandengan kebutuhan mobilitas
akibat pembatasan aktivitaspenduduk.
ekonomiNamun, dan penyaluran
pergeseran Bansos
preferensi masyarakat dalam bertransaksi. Sementara itu,
Nontunai mengalami peningkatan sebagai respons untuk melindungi masyarakat
terdampaktransaksi
pandemipenjualan
Covid-19. Uang Kertas Asing (UKA) mengalami
perlambatan akibat pembatasan sosial dan kebijakan
penanggulangan pandemi Covid-19.
42
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH MEI 2020
ekonomi triwulan II yang tumbuh negatif sebesar -1,82%
5.1. Sistem Pembayaran Tunai (yoy). Perlambatan ekonomi disebabkan oleh penurunan
Pada triwulan I 2020, posisi pengedaran uang kartal di aktivitas dan mobilitas masyarakat akibat kebijakan
Bank Indonesia mengalami net outflow1. Aliran uang penanganan Covid-19. Akibatnya, masyarakat yang
kartal melalui Bank Indonesia di Provinsi Aceh terbiasa melakukan transaksi ekonomi secara tatap
mengalami net outflow sebesar Rp1,69 triliun dengan muka tidak dapat melakukan transaksi. Pun demikian
total inflow sebesar Rp1,87 triliun dan total outflow dengan masyarakat kelas menengah ke atas yang
sebesar Rp3,56 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik cenderung untuk berada di rumah selama masa
dengan triwulan sebelumnya yang mengalami net inflow pandemi dan menunda konsumsi.
sebesar Rp0,56 triliun. Tingginya outflow pada triwulan
laporan menujukkan terjadinya peningkatan kebutuhan 320
G_Inflow G_Outflow G_Netflow (YoY)
outflow. 120
80
Secara rinci, aliran uang kartal yang masuk (inflow) ke 40
Bank Indonesia pada triwulan laporan turun sebesar - 0
sebelumnya sebesar Rp2,32 triliun. Inflow secara Sumber: Sistem Informasi Layanan Kas Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.2. Pertumbuhan Inflow dan Outflow (%, YoY)
triwulanan juga mengalami penurunan sebesar -28,22%
(qtq) dibandingkan inflow triwulan sebelumnya sebesar
Kabupaten Aceh Tengah
Rp2,60 triliun. Selanjutnya, aliran uang kartal dari Bank
Indonesia menuju perbankan dan masyarakat (outflow) Kota Subulussalam
5
Inflow Outflow Net Outflow Net Inflow
Kabupaten Aceh Barat Kabupaten Aceh Barat Daya
4
Gambar 5.1. Kas Titipan Bank Indonesia
1
Aliran uang kartal dari perbankan dan masyarakat ke Bank Indonesia (inflow) lebih kecil dari pada aliran uang kartal dari
Bank Indonesia ke sistem perbankan dan masyarakat (outflow)
43
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Secara agregat, kas titipan di Provinsi Aceh mengalami Di samping itu, untuk tetap menjaga kualitas uang yang
net outflow sebesar Rp736,43 miliar pada triwulan beredar di masyarakat (clean money policy and fresh for
laporan. Aliran uang kartal yang masuk (inflow) sebesar circulation) serta meningkatkan kualitas uang beredar di
Rp467,42 miliar atau tumbuh 12,74%(qtq). Sementara masyarakat selama masa pandemi Covid-19, Kantor
outflow mengalami kenaikan signifikan sebesar Perwakilan Bank Indonesia di Provinsi Aceh
106,25%(qtq) atau meningkat ke Rp1.203,85 miliar. melaksanakan beberapa kebijakan terkait layanan
Secara tahunan, inflow kas titipan mengalami kenaikan sistem pembayaran tunai. Pertama, melakukan
sebesar 7,52% (yoy) dan outlfow mengalami kenaikan karantina terhadap uang penyetoran perbankan selama
sebesar 38,21%(yoy). 14 hari kerja serta melakukan sterilisasi terhadap uang
tersebut sebelum diolah dan di edarkan kembali ke
Inflow (Penyetoran) Outflow (Penarikan) Net Outflow/Inflow
1.400,00 400,00
masyarakat. Kedua, melakukan penyesuaian terhadap
1.200,00 200,00
jadwal penyetoran dan penarikan uang perbankan.
Ketiga, melaksanakan operasi terpisah (split operation)
1.000,00 -
atas layanan perbankan untuk mengantisipasi apabila
800,00 -200,00
Ro Miliar
Rp Miliar
terdapak gangguan operasional akibat pandemi.
600,00 -400,00
Keempat, memberikan imbauan kepada perbankan
400,00 -600,00
untuk mematuhi protokol kesehatan yang harus
diterapkan selama masa pandemi serta
200,00 -800,00
-
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
-1.000,00
mengoptimalkan penukaran uang kepada masyarakat
2019 2020 melalui perbankan. Kelima, mengajak masyarakat
Sumber: Sistem Informasi Layanan Kas Bank Indonesia, diolah melakukan transaksi secara nontunai untuk memitigasi
Grafik 5.3. Transaksi Kas Titipan Triwulanan penularan melalui tatap muka atau bersentuhan dengan
Ditinjau dari sisi lokasi kas titipan, seluruh Kantor Kas uang tunai yang dapat menjadi media penularan virus.
Titipan mengalami net outflow yaitu Kas Titipan Kebijakan tersebut selaras dengan upaya
Meulaboh, Blangpidie, Subulussalam, dan Takengon. Jika penanggulangan pandemi Covid-19 yang dilakukan
dianalisis lebih dalam, transaksi penarikan di Kas Titipan pemerintah dan telah dilaksanakan secara konsisten
Meulaboh sebesar Rp377,62 miliar dan penyetoran untuk menjamin ketersediaan uang di masyarakat
Rp119,71 miliar. Transaksi penarikan di Kas Titipan dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, tepat
Blangpidie sebesar Rp249,79miliar, sedangkan transaksi waktu, dan layak edar.
penyetoran mencapai Rp222,37 miliar. Sementara itu, di Temuan uang yang diragukan keasliannya (palsu) pada
Kas Titipan Subulussalam, transaksi penarikan yang triwulan laporan tercatat meningkat dibandingkan
dilakukan oleh bank peserta Kas Titipan adalah sebesar triwulan sebelumnya. Jumlah temuan mengalami
Rp254,14 miliar dan penyetoran Rp23,30 miliar. peningkatan menjadi 145 lembar bila dibandingkan
Sedangkan di Kas Titipan di Takengon, transaksi triwulan sebelumnya yaitu 64 lembar. Menindaklanjuti
penarikan selama triwulan laporan adalah sebesar temuan uang palsu tersebut, Bank Indonesia juga telah
Rp322,31 miliar dan penyetoran Rp102,05 miliar. memberikan keterangan kepada Pengadilan Negeri
Aceh Utara sebagai saksi ahli atas penemuan uang
Inflow (Penyetoran) Outflow (Penarikan) Net Outflow
400 377,62 Rupiah palsu pecahan Rp20.000,- sebanyak 56 lembar
350 322,31 pada Bulan April 2020. Jika tinjau dari sisi pecahan, uang
300 Rupiah dengan pecahan Rp100.000,- dan Rp50.000,-
258 249,79 254,14
250 222,37 231
220 merupakan yang paling mendominasi dari hasil temuan.
Rp Miliar
200
150 119,71
102,05
100
50 27 23,30
0
MEULABOH BLANGPIDIE SUBULUSSALAM TAKENGON
44
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
160 145 Nominal g_NomKliring(QtQ)(Kanan) g_NomKliring(YoY)(Kanan)
140 5 40%
5
120 30%
4
Lembar
100 4 20%
80 3
Rp Triliun
64 10%
3
60 50 0%
2
40 2 -10%
16 18
20 7 11 8 9 1
0 -20%
1
0
I II III IV I II III IV I II 0 -30%
I II III IV I II III IV I II
2018 2019 2020
2018 2019 2020
5.2. Sistem Pembayaran Di sisi volume transaksi tercatat sebesar 79.703 Data
Keuangan Elektronik (DKE) pada triwulan laporan.
Nontunai Volume DKE mengalami penurunan sebesar -
10,51%(qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
Sistem pembayaran nontunai baik yang diselenggarakan
dimana transaksi mencapai sebesar 89.060 DKE. Secara
oleh Bank Indonesia maupun industri mengalami
tahunan, volume transaksi ritel melalui SKNBI pada
penurunan secara triwulanan. Penurunan secara
triwulan laporan tercatat mengalami penurunan tipis
triwulanan terjadi seiring menurunnya aktivitas ekonomi
sebesar -0,57% bila dibandingkan dengan periode yang
akibat pandemi Covid-19. Meski sedikit meningkat pada
sama tahun sebelumnya yang mencatatkan 80.160 DKE.
April sebagai efek dari meningkatnya transaksi pada saat
Ramadhan dan Idulfitri, namun transaksi nontunai Volume g_VolKliring(QtQ)(Kanan) g_VolKliring(YoY)(Kanan)
120.000 100%
kembali terkoreksi pada Mei dan Juni. Tercatat, hanya
100.000
sistem pembayaran nilai besar yang mengalami
80.000
peningkatan secara nominal, meski secara volume juga 60.000 0%
menurun. 40.000
baik dari sisi volume maupun nominal. Nilai Sementara itu, perkembangan sistem pembayaran nilai
penyelesaian transaksi ritel melalui SKNBI tercatat besar yang tercermin dalam perkembangan data Bank
menurun sebesar -16,92%(qtq) atau menjadi sebesar Indonesia-Real Time Gross Settelement (BI-RTGS). Pada
Rp3,21 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya periode laporan, transaksi BI-RTGS secara nominal
sebesar Rp3,87 triliun. Namun demikian, secara tahunan tercatat sebesar Rp13,33 triliun atau naik sebesar
nilai transaksi ritel SKNBI naik sebesar 6,38%(yoy) 8,42%(qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun,
dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang secara tahunan menunjukkan bahwa transaksi BI-RTGS
hanya sebesar Rp3,02 triliun. terakselerasi cukup tinggi sebesar 81,20%(yoy)
dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang
tercatat sebesar Rp7,36 triliun.
45
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Nominal RTGS Pertumbuhan Nominal QtQ Pertumbuhan Nominal YoY
Volume RTGS Pertumbuhan Volume QtQ Pertumbuhan Volume YoY
18,00 100,00 12.000 100,00
16,00 80,00 80,00
10.000
14,00 60,00 60,00
12,00 8.000
40,00
40,00
Rp Triliun
10,00
20,00
%
8,00 6.000 20,00
-
6,00 -
4.000
4,00 (20,00)
(20,00)
2,00 (40,00) 2.000
(40,00)
- (60,00)
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II - (60,00)
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
2018 2019 2020
2018 2019 2020
20,00
konsumsi. Meskipun di Provinsi Aceh tidak diberlakukan 300
-
karantina wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala 200
100 -20,00
Besar (PSBB), namun pembatasan kegiatan sosial seperti
- -40,00
pernikahan, pertemuan, konferensi, seminar, Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
pertemuan agama, dsb terlihat berpengaruh terhadap
2020
penurunan transaksi ritel SKNBI. Meskipun demikian,
penurunan transaksi secara triwulanan SKNBI masih Sumber: EDW Sistem Pembayaran Bank Indonesia, diolah
sejalan dengan pola historisnya yang cenderung Grafik 5.10. Perkembangan Transaksi UE
menurun pada triwulan kedua. Senanda dengan perkembangan transaksi UE,
perkembangan data transaksi kartu kredit dan kartu
ATM debet juga menujukkan perlambatan. Volume
transaksi kartu ATM debet turun sebesar -13,24% (qtq)
atau menjadi 18,61 juta transaksi dibandingkan periode
sebelumnya sebanyak 21,45 juta transaksi. Di sisi
nominal, transaksi ATM debet terkontraksi sebesar -
16,40% (qtq) menjadi Rp20,00 triliun atau turun
46
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
dibandingkan triwulan sebelumnya yakni sebesar menerapkan prinsip Anti Pencucian Uang dan
Rp23,92 triliun. Transksi ATM debet mayoritas digunakan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APUPPT). Hingga
untuk penarikan tunai, transfer inter/intrabank. triwulan II 2020, terdapat 16 (enam belas) KUPVA BB
Berizin di Provinsi Aceh yang melayani pembelian
35.000
Volume Transaksi ATM Debet (ribu) Nominal Transaksi ATM Debet (miliar)
30.000,00
maupun penjualan Uang Kertas Asing (UKA). Sebanyak 8
30.000 25.000,00
(delapan) KUPVA BB beroperasi di wilayah kerja Kantor
25.000
20.000,00
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, sedangkan 8
20.000
15.000,00
(delapan) lainnya beroperasi di wilayah kerja Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe.
15.000
10.000,00
10.000
5.000 5.000,00
Pada triwulan laporan, transaksi KUPVA BB berizin di
- -
Provinsi Aceh mengalami penurunan yang signifikan
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
sebesar -44,80% (qtq) menjadi Rp10,57 miliar
2019 2020
dibandingkan triwulan sebelumnya Rp19,15 miliar.
Sumber: EDW Sistem Pembayaran Bank Indonesia, diolah Ditinjau dari sisi jenis transaksi, pembelian UKA
Grafik 5.11. Transaksi ATM Debet
mengalami penurunan sebesar -44,07% (qtq) menjadi
Perkembangan data transaksi kartu kredit juga Rp5,44 miliar dibandingkan dengan triwulan
menunjukkan penurunan. Volume transaksi kartu kredit sebelumnya sebesar Rp9,72 miliar. Di sisi lain, transaksi
turun sebesar -7,32% (qtq) atau menjadi 91.471 penjualan UKA selama triwulan laporan tercatat sebesar
transaksi dibandingkan triwulan sebelumnya yang Rp5,13 miliar atau menurun -45,56%(qtq) dibandingkan
tercatat sebesar 98.694 transaksi. Secara nominal, penjualan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp9,42
transaksi kartu kredit turun menjadi Rp78,56 miliar atau miliar. Secara tahunan, penurunan transaksi baik
-21,27% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya pembelian maupun penjualan UKA terkoreksi cukup
sebesar Rp99,78 miliar. Transaksi kartu kredit masih dalam. Pembelian UKA tercatat turun -29,67%(yoy),
didominasi oleh transaksi belanja ritel dan online serta sedangkan transaksi penjualan turun -40,81% (yoy).
pembayaran tagihan.
Total Pembelian Total Penjualan
Pertumbuhan Pembelian (QtQ) Pertumbuhan Penjualan (QtQ)
Pertumbuhan Pembelian (YoY) Pertumbuhan Penjualan (YoY)
Volume Transaksi KK Nominal Transaksi KK (miliar) Rp12,00 80,00
% Persentase
20,00
Miliar
47
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
triwulanan maupun tahunan. Kondisi tersebut lancar, dan aman dengan biaya yang terjangkau sesuai
disebabkan rendahnya permintaan terhadap UKA akibat dengan kebutuhan dan kemampuan. Tingkat inklusi
pembatasan/larangan bepergian ke luar negeri. keuangan yang tinggi akan mendukung pasar keuangan
Pandemi Covid-19 juga menyebabkan beberapa KUPVA yang semakin dalam dan bervariatif, sehingga dapat
BB melakukan penyesuaian pola kerja termasuk menurunkan risiko sistemik dan kerentanan terhadap
memperpendek jam operasional, melakukan penutupan gejolak (shock) dalam perekonomian. Inklusi keuangan
kantor cabang, memberlakukan protokol kesehatan juga mampu berpotensi meningkatkan kesejahteraan
selama beroperasi. Penyesuaian tersebut juga turut masyarakat. Masyarakat lebih mudah mengakses
berkontribusi menurunkankan tingkat transaksi KUPVA produk dan jasa keuangan seperti tabungan, kredit, dan
BB selama triwulan laporan. investasi yang berujung pada peningkatan pendapatan
dan taraf hidup masyarakat. Guna mendukung
Ditinjau dari jenis UKA yang diperdagangkan, transaksi
percepatan peningkatan inklusi keuangan, maka
KUPVA BB pada triwulan laporan masih didominasi oleh
kehadiran lembaga keuangan formal di seluruh daerah
UKA Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 59,61%. Kemudian,
di Aceh merupakan hal yang harus diperhatikan.
Dollar Amerika Serikat (USD) sebesar 13,18%.
Layanan lembaga keuangan formal dimaksud terdiri dari
Selanjutnya terdapat UKA Real Saudi Arabia (SAR)
layanan perbankan termasuk ketersediaan mesin ATM
sebesar 8,61% dan Dollar Singapura (SGD) sebesar
dan agen bank serta layanan Industri Keuangan Non
6,02%. Dominasi UKA tersebut tidak terlepas dari faktor
Bank (IKNB) seperti pegadaian, asuransi, koperasi dan
ekspor impor, pariwisata, pendidikan, dan remitansi TKA
lembaga pembiayaan.
yang mendorong terjadinya permintaan dan penawaran
terhadap UKA di Provinsi Aceh. Tabel 5.1. Rasio Ketersediaan Layanan Lembaga Keuangan
Formal
Di samping itu, Bank Indonesia telah melaksanakan Rasio Jumlah Layanan
kegiatan market intelligence guna melakukan pemetaan Lembaga Keuangan
No. Wilayah
para pedagang valuta asing yang tidak berizin. Bank Formal per 1.000
Penduduk
Indonesia terus mendorong masyarakat yang ingin
1 Kota Banda Aceh 11,19
menjalankan usaha penukaran valuta asing untuk
2 Kota Lhokseumawe 10,35
terlebih dahulu mengajukan proses perizinan ke Bank
3 Kab. Aceh Barat 3,52
Indonesia. Hal ini sebagai wujud pengawasan Bank
4 Kab. Aceh Barat Daya 3,49
Indonesia terhadap kegiatan usaha penukaran valuta
5 Kab. Aceh Utara 3,41
asing yang memiliki potensi digunakan sebagai sarana
6 Kab. Aceh Tengah 3,24
pencucian uang dan pendanaan terorisme.
7 Kota Sabang 3,06
8 Kab. Gayo Lues 2,77
1,37% 0,69%
4,12%
5,20% 1,17%
AUD 9 Kab. Aceh Besar 2,56
CNY
13,18%
10 Kab. Bireun 2,54
EUR
11 Kab. Aceh Tamiang 2,54
6,02% JPY
12 Kota Langsa 2,46
MYR
8,61%
SAR
13 Kab. Aceh Singkil 2,41
59,61% SGD 14 Kab. Aceh Timur 2,35
USD 15 Kab. Bener Meriah 2,26
Lainnya 16 Kab. Aceh Tenggara 2,25
17 Kab. Nagan Raya 2,18
48
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Data hingga triwulan laporan menunjukkan bahwa tabungan yang digunakan oleh KPM dalam menerima
ketersediaan layanan lembaga keuangan formal di bantuan sosial. Dengan demikian, KPM yang selama ini
kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh masih bervariasi. tidak memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal
Masyarakat di Kota Banda Aceh memiliki akses terhadap telah berubah statusnya menjadi bankable.
lembaga keuangan formal paling tinggi dibandingkan
Dalam rangka mendukung kesuksesan perluasan
dengan wilayah lainnya. Selanjutnya diikuti oleh Kota
implementasi penyaluran Bantuan Sosial Nontunai
Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Barat. Sedangkan
(BSNT), Bank Indonesia juga senantiasa melakukan
wilayah dengan akses paling rendah adalah Kabupaten
sosialisasi dan monitoring perluasan penyaluran
Simeulue. Ke depan, Bank Indonesia, OJK, dan
bantuan sosial non tunai di Aceh. Kegiatan monitoring
Pemerintah akan terus bersinergi untuk meningkatkan
dilaksanakan melalui pemantauan data secara off site
ketersediaan lembaga keuangan formal di Aceh,
dan trianggulasi data dengan melakukan pemantauan
sehingga dapat mendukung terciptanya inklusi dan
langsung (on site). Disamping itu, Bank Indonesia juga
literasi keuangan masyarakat yang baik.
melakukan asesmen secara berkala atas
Dalam mendukung inklusi keuangan, Bank Indonesia efektivitas/keandalan infrastruktur sistem pembayaran
juga turut berperan aktif pada proses penyaluran yang digunakan dalam penyaluran BSNT. Seluruh
implementasi Bantuan Sosial Nontunai (BSNT) dan rangkaian tersebut dikoordinasikan dan dilaksanakan
Program Elektronfikasi Pembayaran. Peranan Bank bersama dengan Pemerintah Daerah khususnya Dinas
Indonesia dalam Program BSNT yang terdiri atas Sosial baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Program Sembako2 dan Program Keluarga Harapan
Setelah merampungkan penyaluran bantuan sosial PKH
(PKH) adalah mendukung kelancaran penyaluran
Tahap I dan Tahap II pada triwulan I 2020. Pemerintah
bantuan secara nontunai. Dukungan diwujudukan
mengubah jadwal penyaluran PKH menjadi setiap bulan
dengan menyediakan infrastruktur, sistem, dan
sejak bulan April 2020. Perubahan tersebut merupakan
mekanisme pembayaran bantuan sosial. Di sisi lain,
respons kebijakan untuk mengantisipasi pelemahan
Bank Indonesia berupaya mendorong masyarakat untuk
ekonomi masyarakat kelas menengah ke bawah dalam
bermigrasi menggunakan sarana pembayaran nontunai
menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu, PKH
dengan melakukan percepatan elektronifikasi sistem
disalurkan sebagai bagian dari jaring pengaman sosial
pembayaran di daerah People to
baik sifatnya
yang dikeluarkan oleh Pemerintah untuk menjamin
Government (P to G), Government to People (G to P),
kebutuhan dasar masyarakat miskin di masa pandemi.
People to People (p to p), dan Government to
Pada triwulan laporan, penyaluran bantuan PKH April
Government (G to G).
s.d. Juni telah disalurkan 99,97% kepada KPM. Jumlah
Penyaluran Program Sembako dan PKH KPM penerima posisi Juni sebanyak 280.478 KPM. Jumlah
KPM yang telah melakukan penyerapan untuk bulan Juni
Sebagai bentuk komitmen Pemerintah untuk
sebanyak 263.290 atau sebesar 94,12%.
meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, Presiden
mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia SP2D KPM Penyaluran KPM
Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional 300.000 Penyerapan KPM % Penyerapan KPM 101,00
260.000 96,00
yang disalurkan secara nontunai antara lain adalah 250.000 95,00
2019 2020
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). KKS yang juga dikenal Sumber: Himbara, diolah
dengan Kartu Kombo merupakan instrumen Grafik 5.15. Perkembangan Penyaluran PKH (KPM)
pembayaran yang memiliki fitur uang elektronik dan
2
Sejak Januari 2020, Program Bantuan Sosial Non Tunai (BPNT) penyaluran tetap menggunakan kartu kombo yang diberikan
berganti nama menjadi Program Sembako. Mekanisme kepada KPM
49
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Sementara itu, jumlah KPM Program Sembako relatif
stabil setelah dilakukan perluasan. Jumlah KPM posisi
Di sisi nominal, jumlah per bulan yang disalurkan
April sebanyak 405 ribu, Mei sebanayak 401 ribu, dan
sebesar 83-84 miliar. Jumlah tersebut berfluktuasi
Juni sebanyak 404 ribu KPM. Persentase serapan KPM
menyesuaikan dengan data KPM yang dimutakhirkan
setiap bulan juga mengalami peningkatan. Posisi Juni,
secara berkala oleh Kemensos RI. Pada triwulan kedua,
jumlah KPM yang telah menyerap bantuan mencapai
nominal bantuan yang disalurkan sebesar Rp84,84 miliar
94,06% atau sebanyak 381 ribu KPM.
(April), Rp83,72 miliar (Mei), dan Rp84,08 miliar (Juni).
Persentase penyaluran PKH telah mencapai 99,97%. Selain program BSNT, pemerintah baik pusat dan daerah
juga telah memberikan bantuan kepada masyarakat
terdampak selama pandemi Covid-19. Kemensos telah
SP2D Nominal Penyaluran Nominal % Penyaluran Nominal
450,00 100,01
Persentase
Rp Miliar
250,00
150,00 99,97
diberikan dari realokasi dana desa. Di Aceh, jumlah dana
100,00
50,00
99,96 desa yang dialokasikan senilai Rp1,32 triliun bersumber
- 99,95 dari 6.494 dana desa. Jumlah dana yang sudah
Apr
Tahap I
Tahap I
Mei
Jun
Tahap III
Tahap IV
Tahap II
Tahap II
50%
telah diperluas ke seluruh kabupaten/kota di Provinsi 200.000
40%
150.000
Aceh. Nilai bantuan program sembako yang diterima 100.000
30%
20%
masyarakat pada awalnya ditetapkan sebesar 50.000 10%
pandemi Covid-19, nilai bantuan dinaikkan menjadi KPM SP2D Kemensos Penyaluran Penyerapan % Penyerapan
300 60%
Sumber: Himbara, diolah Pada triwulan laporan, Bank Indonesia telah melakukan
Grafik 5.17. Perkembangan Program Sembako (Nominal) beberapa kegiatan untuk melanjutkan program
50
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
elektronifikasi tahun sebelumnya. Pertama, melakukan
fasilitasi antara pengelola Bandara, Pemkab Aceh Besar,
dan Merchant Agregator dalam rangka elektronifikasi
fasilitas parkir Bandara Sultan Iskandar Muda. Selain itu,
Bank Indonesia juga melakukan serangakaian rapat
koordinasi bersama dengan Pemko Banda Aceh dalam
rangka perluasan elektronfikasi sarana/fasilitas umum,
termasuk pendapatan daerah baik pajak dan retribusi.
Selain itu, Bank Indonesia juga aktif untuk mendorong
masyarakat agar memanfaatkan penggunaan UE dan
QRIS sebagai instrumen dan kanal pembayaran melalui
program on boarding dan akuisisi QRIS di rumah-rumah
ibadah bekerja sama dengan PJSP di daerah.
51
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Boks 5
Percepatan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu misi yang sudah dijalankan sejak era
kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Indonesia sejak lama telah tertinggal dari negara peers dalam hal
infrastruktur pembangunan yang memadai. Kondisi tersebut secara langsung dan tidak langsung menurunkan
daya saing Indonesia dalam melakukan pembangunan ekonomi dibandingkan dengan negara peers, khususnya
ASEAN Five. Guna mengejar ketertinggalan tersebut Pemerintah telah melakukan restrukturisasi porsi belanja
di APBN sejak 2014. Pengalihan subsidi BBM yang hampir mencapai 400 triliun per tahun, memberikan ruang
fiskal yang cukup bagi pemerintah untuk melakukan ekspansi dan pemerataan pembangunan infrastruktur di
Indonesia. Faradis dan Afifah (2020)6, menyebutkan bahwa rata-rata pertumbuhan anggaran pembangunan
infrastruktur mencapai 20,57% setiap tahun sejak 2009.
Meskipun demikian, Indonesia yang notabene negara kepulauan menyadari bahwa membangun
konektivitas antar daerah merupakan kunci pembangunan ekonomi yang bekelanjutan, kuat, seimbang, dan
iklusif. Infrastruktur perhubungan memegang peranan penting, karena tanpa ada infrastruktur yang memadai,
biaya logistik diperukan untuk mobilitas penduduk dan barang menjadi tidak efisien. Selain bandara dan
pelabuhan, jalan tol merupakan jenis infrastruktur yang menjadi primadona di Indonesia. Indonesia tercatat
mengalami penambahan panjang jalan tol sepanjang +1.144,07 KM sejak 2014 s.d. 2019 (Data BUJT,
Kementerian PUPR). Dalam hal layanan, pemerintah juga melakukan terobosan dimana pembayaran jasa jalan
tol dilakukan secara nontunai menggunakan instrumen uang elektronik. Kebijakan ini selaras dengan Strategi
Nasional Keuangan Inklusi yang bertujuan untuk meningkatkan akses keuangan kepada unbanked people.
Hingga Juni 2020, seluruh ruas tol yang beroperasi di Indonesia telah menggunakan Uang Elektronik sebagai
media pembayaran.
Sistem MLFF memiliki keunggulan dan fitur yang sangat mendukung efisiensi dalam operasionalisasi jalan
tol. Ketiadaan gerbang tol dapat mengeliminasi antrean kendaraan di gerbang tol dan mampu mengurai
kemacetan. Sistem MLFF mampu menampung dan mendata 7.300 kendaraan/Jam/Hari. Penggunaan sistem
MLFF juga mampu menurunkan biaya operasional dan meminimalisir penggunaan bahan bakar kendaraan.
Terakhir, sistem MLFF sesuai dan terbuka dengan pengembangan digitalisasi di masa mendatang. Meskipun
demikian, regulator dan pelaku industri jalan tol menghadapi beberapa tantangan untuk mewujudkan MLFF
antara lain mengenai kesiapan infrastruktur terkait rekonsilisasi dan settlement pembayaran. Selain itu,
pemilihan teknologi yang sesuai untuk diintegrasikan mengingat semakin berkembangnya teknologi
kecerdasan buatan (artificial intelligent) serta rantai blok (block chain). Faktor lainnya terkait kesiapan mengenai
aturan dan kerangka hukum untuk memastikan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan perundangan dan
memerhatikan perlindungan terhadap konsumen.
6
Indeks Komposit Pembangunan Infrastruktur Provinsi-Provinsi di Indonesia, JEPI, 2020
52
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Pembangunan infrastruktur jalan tol juga telah menjangkau pelosok negeri termasuk Provinsi Aceh. Tol
Sigli-Banda Aceh merupakan salah satu ruas tol yang menjadi target untuk dirampungkan. Hingga Juni 2020,
progres pembanguanan tol Sibanceh (Sigli-Banda Aceh) telah berjalan dengan baik. Panjang Tol Sibanceh
direncanakan sepanjang + 74,2 KM dan terdiri atas 6 seksi tol antara lain; (a) Padang Tiji – Selimum (+ 25 KM),
(b) Selimum-Jantho (+6 KM), (c) Jantho-Indrapuri (+16 KM), (d) Indrapuri-Blangbintang (+14 KM), (e) Blangbintang-
Kutabaro (+ 8 KM), (f) Kutabaro-Baitussalam (+5,2 KM). Seluruh seksi tersebut ditargetkan rampung pada 2021
mendatang.
SEKSI 4 IC
Seperti halnya jalan tol lain, masyarakat yang hendak memanfaatkan jasa tol Sibanceh juga harus
menggunakan Uang Elektronik (UE) sebagai alat pembayaran. UE yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran di ruas tol Sibanceh ini saat ini sudah disediakan oleh Perbankan dan pihak pengelola jalan tol dan
dapat dibeli masyarakat di area gerbang tol maupun di kantor cabang bank penerbit terdekat. Masyarakat juga
dapat melakukan isi ulang saldo uang elektronik melalui di area tersebut maupun melakukan pengisian saldo
di waralaba tertentu yang telah bekerja sama. Selain itu, pengisian saldo juga dapat dilakukan secara mandiri
melalui ATM dan gawai (smartphone) dengan fitur tertentu.
Pada 25 Agustus 2020, Presiden Joko Widodo, didampingi beberapa menteri dan pejabat daerah
meresmikan Ruas Tol Sibanceh. Peresmian tersebut dilakukan setelah Seksi 4 (Indrapuri-Blangbintang) ruas tol
Sibanceh yang telah memenuhi uji kelaikan dan siap untuk dioperasikan. Seksi tersebut menjadi ruas tol
pertama yang dioperasikan di Provinsi Aceh. Keberadaan tol Sibanceh ini akan memangkas jarak tempuh Sigli-
Banda Aceh yang biasanya ditempuh selama 2-3 jam perjalanan jika melewati jalan nasional, menjadi 1 jam
perjalanan. Meskipun sudah diresmikan, namun masyarakat masih belum dikenakan tarif untuk sementara
waktu hingga surat keputusan tarif tol sudah diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan RI. Tol Sibanceh
diharapkan dapat menjadi faktor pengungkit daya saing ekonomi Aceh nantinya memberikan multiplier efek
terhadap peningkatan aktivitas ekonomi daerah serta mampu menurunkan biaya logistik.
--000--
53
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
BAB VI
54
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Perkembangan ketenagakerjaan hingga triwulan II 2020
6.1. Ketenagakerjaan cenderung stabil. Kondisi tersebut tercermin dari hasil
Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Aceh menurun Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
meskipun tidak signifikan. Tingkat Pengangguran Indonesia Provinsi Aceh kepada 26 kontak, di mana
Terbuka (TPT) di Provinsi Aceh pada Februari 2020 sebanyak 54% dari total seluruh kontak mengonfirmasi
tercatat 5,42% atau menurun dibanding TPT periode bahwa kebutuhan tenaga kerja cenderung stabil
yang sama di tahun sebelumnya (5,53%). Sementara itu, dibandingkan periode yang sama pada tahun
jumlah angkatan kerja tercatat sebesar 2,51 juta orang, sebelumnya. Kebijakan ini secara umum diambil kontak
atau meningkat sekitar 52 ribu orang dari jumlah sebagai antisipasi pada perubahan penjualan produk
angkatan kerja di bulan Februari 2019 sebanyak 2,46 perusahaan. Sementara itu, terdapat 19% kontak yang
juta orang. Peningkatan terjadi utamanya berada pada mengonfirmasi melakukan penurunan penggunaan
lapangan pekerjaan di lapangan usaha akomodasi dan tenaga kerja sedangkan 27% sisanya memilih untuk
penyedia makan minum, transportasi serta konstruksi. menambah jumlah tenaga kerjanya.
Dimulainya berbagai proyek pembangunan
Tabel 6. 2. Perkembangan TPT
infrastruktur seperti jalan tol Banda Aceh-Sigli serta 2019 2020
peningkatan jumlah wiastawan memberikan dampak
PENGANGGURAN
bagi pengurangan pengangguran.
Februari Februari
Tabel 6. 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Jumlah Angkatan Kerja (orang, dalam ribuan)
TINGKAT PENGANGGURAN %
Februari 2019 5,53 Bekerja 2.323 2.374
Februari 2020 5,42
Pengangguran 136 136
Sumber: BPS, diolah
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
TPT yang menurun tersebut utamanya didorong oleh
Persentase TPAK (%) 66,49 66,55
meningkatnya jumlah angkatan kerja yang memiliki
pekerjaan, sementara jumlah pengangguran menurun. Tingkat Pengangguran Terbuka
Jumlah angkatan kerja yang bekerja meningkat sebesar
TPT (%) 5,53 5,42
51 ribu orang sementara jumlah pengangguran
cenderung tetap dibandingkan periode yang sama pada Sumber: BPS, diolah
tahun sebelumnya pada jumlah 136 ribu orang. Hal ini
mengindikasikan bahwa jumlah angkatan kerja selama Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan beserta
periode tahun 2019 hingga tahun 2010 masih dapat sektor Perdagangan Besar dan Eceran menyerap tenaga
diserap dengan baik oleh pasar tenaga kerja. Namun kerja dengan porsi terbesar yaitu masing-masing
demikian, meskipun TPT di Aceh menurun, Aceh masih 36,99% dan 15,26%. Lebih lanjut, penyerapan tenaga
menduduki peringkat kedua provinsi dengan tingkat kerja pada sektor Jasa Pendidikan sebesar 8,10%.
pengangguran tertinggi di Sumatera. Selama Februari 2019 hingga Februari 2020, lapangan
pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase
5,57 5,42
5,22 penduduk yang bekerja terutama pada akomodasi dan
4,87 4,73
4,41 4,28
3,86 makan minum bertambah 0,60%. Sedangkan, pada
3,54
3,22 lapangan pekerjaan konstruksi bertambah sebesar
0,50%.
55
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Tabel 6. 3. Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Tabel 6.5. Tenaga Kerja Berdasarkan Pekerjaan
Februari 2020 Feb 2019 Feb 2020
SEKTOR Status Pekerjaan
(%) Porsi (%) Porsi (%)
Pertanian 36,99 Berusaha Sendiri 20,04 19,53
Perdagangan 15,26 Berusaha dibantu
16,75 16,01
Jasa Pendidikan 8,10 buruh tidak tetap
Adm. Pemerintahan 7,97 Berusaha dibantu
4,27 4,90
Industri Pengolahan 7,67 buruh tetap
Konstruksi 5,60 Buruh/Karyawan/
38,04 38,92
Lainnya 19,58 Pegawai
Pekerja bebas 3,11 3,72
Sumber: BPS, diolah Pekerja
keluarga/tak 14,87 13,10
Tenaga kerja di provinsi Aceh saat ini didominasi oleh dibayar
tenaga kerja dengan tingkat pendidikan terakhir SMA. Sumber: BPS, diolah
Tenaga kerja di Provinsi Aceh pada triwulan yang sama di
Nilai Tukar Petani1 pada akhir triwulan II 2020 mengalami
tahun sebelumnya didominasi oleh tenaga kerja dengan
peningkatan dibandingkan dengan NTP pada triwulan
pendidikan yang rendah yaitu setingkat SD ke bawah. Hal
sebelumnya. Pada triwulan II 2020, Nilai Tukar Petani
ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja
(NTP) tercatat sebesar 99,07 atau mengalami peningkatan
di Aceh sudah meningkat. Penduduk yang bekerja di
dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
Provinsi Aceh pada Februari 2020 dengan level pendidikan
98,95. Nilai Tukar Petani pada triwulan laporan masih
SMA mencapai 709 ribu orang (29,85%) sedangkan
berada dalam tekanan (di bawah 100). NTP di bawah 100
penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan SD ke
mengindikasikan bahwa petani mengalami defisit dalam
bawah adalah sebanyak 640 ribu orang (26,97%). Di sisi
usahanya sebab penerimaan atas hasil produksi petani
lain, tingkat pengangguran terbuka tertinggi adalah
lebih rendah dibandingkan dengan pengeluaran petani.
angkatan kerja yang memiliki pendidikan Sekolah Dasar
Peningkatan NTP utamanya bersumber dari subsektor
(SD) ke bawah yang turun 2,79% poin.
tanaman pangan.
Tabel 6. 4. Tenaga Kerja Menurut Pendidikan (%)
Tabel 6.6. Nilai Tukar Petani
Februari Februari
Pendidikan Tertinggi NILAI TUKAR PETANI
2019 2020
(NTP)
Sekolah Dasar ke Bawah 29,76 26,97 Triwulan I 2020 98,95
Sekolah Menengah Pertama 18,24 18,18 Triwulan II 2020 99,07
Sekolah Menengah Atas 27,66 29,85 Sumber: Data BPS, diolah
Sekolah Menengah Kejuruan 5,72 6,03
Diploma I/II/III 4,51 5,16 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada Triwulan II 2020
tercatat sebesar 100,99 atau meningkat dibandingkan
Universitas 14,11 13,82
triwulan sebelumnya sebesar 99,43. NTUP
Sumber: Data BPS, diolah menggambarkan kerugian yang diperoleh petani dari
selisih antara indeks harga pengeluaran yang terkait
Berdasarkan status pekerjaannya, pekerja
dengan keperluan produksi dan penambahan barang
Buruh/Karyawan/Pegawai menyerap tenaga kerja dengan
modal (BPPBM) dengan indeks harga yang diterimanya.
porsi terbesar yaitu sekitar 38,92%. Angka tersebut
NTUP di atas 100 menunjukkan bahwa petani masih
meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
dalam posisi yang optimis.
berada di level 38,04%. Peningkatan porsi
Buruh/Karyawan/Pegawai tersebut diyakini sebagai
dampak dari adanya peningkatan investasi serta proyek
yang dijalankan pemerintah.
1
Rasio antara indeks harga diterima dan harga dibayar petani
56
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
6.2. Kemiskinan 15,03 14,99
12,66 12,34
Posisi kemiskinan pada Maret 2020 menurun
dibandingkan periode yang sama pada tahun 9,87 9,78
8,75
sebelumnya, yaitu dari 15,01% menjadi 14,99%. 7,58
6,82
6,28 5,92
Penurunan persentase penduduk miskin tersebut terjadi 4,53
di pedesaan maupun di perkotaan. Secara kuantitas,
jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh pada Maret
2020 sebesar 814,91 ribu orang, menurun dibandingkan
periode Maret 2019 yaitu sebesar 819,44 ribu orang atau
turun 0,55%(yoy). Jumlah penduduk miskin di desa turun
1,58% (yoy) setelah pada periode Maret 2019 tercatat
sebesar 651,33 ribu orang menjadi 641,01 ribu orang pada Sumber: BPS, diolah
periode Maret 2020. Di sisi lain, penduduk miskin di kota Grafik 6. 3. Penduduk Miskin Provinsi di Sumatera (%)
mengalami peningkatan 5,79 ribu orang atau meningkat
Berdasarkan hasil survei di Provinsi Aceh, pada periode
3,44% (yoy) dibandingkan Maret 2019. Secara persentase
Maret 2020, garis kemiskinan meningkat sebesar 7,94
tercatat 9,84% lebih rendah dibandingkan Maret 2019
(yoy) dibandingkan dengan Maret 2019, atau naik
yang tercatat 9.68%.
Rp39.834,- per kapita per bulan. Pada Maret 2020, garis
kemiskinan secara total sebesar Rp541.451,- per kapita
1000
Ribu Pend.
2
Beras merupakan komponen dengan andil terbesar terhadap garis kemiskinan
57
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Tabel 6.7. Indeks Kedalaman dan Keparangan Kemiskinan Dalam pengukuran ketimpangan kemiskinan, digunakan
KEMISKINAN (%) indikator Rasio Gini3. Berdasarkan daerah, Rasio Gini pada
MARET 2019 15,32 perkotaan pada Maret 2020 berada pada 0,360,
MARET 2020 14,99 sedangkan pada pedesaan berada pada 0,281. Terjadi
INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) peningkatan baik di perkotaan maupun pedesaan pada
MARET 2019 2,64 bulan Maret 2020 dibandingkan periode yang sama di
MARET 2020 2,72 tahun sebelumnya. Hal tersebut membuat Rasio Gini
Provinsi Aceh juga mengalami peningkatan menjadi 0,323
INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2)
MARET 2019 0,66 pada Maret 2020 setelah 0,319 pada tahun sebelumnya.
P1 P2 P1 P2
3
Nilai Rasio Gini berkisar antara 0-1, semakin besar semakin timpang.
58
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
BAB VII
PROSPEK
PEREKONOMIAN DAERAH
59
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH MEI 2020
logistik lainnya. Selain itu, komoditas ekspor terbesar
7.1. Prospek Makroekonomi Aceh yakni batubara dan kopi diperkirakan akan
Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan IV 2020 dihargai lebih tinggi sebagai dampak peningkatan
diperkirakan tumbuh positif dan lebih tinggi dibanding permintaan seiring meningkatnya kebutuhan energi
dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi periode dan kembali dibukanya restoran/café pasca
triwulan III 2020. Dari sisi pengeluaran, peningkatan berakhirnya masa lockdown di negara tujuan ekspor.
kinerja tersebut diperkirakan akan didorong oleh
Dari sisi lapangan usaha (LU), akselerasi pertumbuhan
komponen utama. Komponen konsumsi rumah tangga
ekonomi di triwulan IV diperkirakan akan didorong oleh
diperkirakan meningkat sejalan dengan program
positifnya kinerja dari beberapa lapangan usaha utama
pemerintah untuk memberikan tambahan gaji bagi
di Aceh, seperti perdagangan, konstruksi, dan
pegawai non ASN yang berpendapatan di bawah Rp5
pertambangan. Membaiknya kinerja LU perdagangan
juta/bulan sebesar Rp600 ribu per bulan selama
sejalan dengan proyeksi akselerasi konsumsi rumah
Agustus hingga Desember 2020. Selain itu,
tangga karena adanya peningkatan daya beli dan
berlanjutnya penyaluran PKH yang semula diberikan
normalisasi aktivitas sehingga perdagangan retail
setiap triwulan (Januari, April, Juli, Oktober) menjadi
diperkirakan meningkat. Selanjutnya, penjualan
diberikan setiap bulan hingga akhir tahun 2020 juga
kendaraan diperkirakan meningkat ditopang oleh
diperkirakan akan mendorong konsumsi rumah
realisasi anggaran pemerintah. Lebih lanjut, aktivitas
tangga. Lebih lanjut, perkiraan pulihnya harga
MICE dan pariwisata pada periode liburan akhir tahun
komoditas seperti batubara dan CPO diperkirakan akan
juga diperkirakan akan turut mendorong kinerja LU
turut mendorong pendapatan masyarakat. Di sisi lain,
perdagangan.
periode liburan panjang di akhir tahun juga
diperkirakan mampu mengakselerasi pola belanja Realisasi belanja modal/proyek fisik yang sempat
masyarakat. tertunda/terlambat pada triwulan II dan III diperkirakan
akan mulai berjalan pada triwulan IV. Selain itu,
Lebih lanjut, komponen konsumsi pemerintah pada
pemenuhan target pembangunan proyek-proyek
triwulan IV 2020 juga diperkirakan turut mendorong
konstruksi, terutama pembangunan jalan tol dan
pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi
pembangkit listrik, serta proyek investasi swasta pada
utamanya sebagai dampak dari keberlanjutan berbagai
beberapa proyek di akhir tahun diperkirakan
program dalam rangka bantuan sosial, insentif kepada
mendorong pertumbuhan LU konstruksi dan juga
dunia usaha, dan insentif terhadap UMKM. Selain itu,
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Lebih
perekonomian yang secara umum diperkirakan
lanjut, LU pertambangan juga diperkirakan memiliki
membaik juga akan mendorong peningkatan
kinerja positif dibandingkan dengan periode
pendapatan daerah yang sempat tertahan pada
sebelumnya sejalan dengan normalisasi kegiatan
triwulan sebelumnya. Di sisi lain, data historical pun
ekonomi di negara lain diprediksi akan meningkatkan
menunjukkan bahwa pada periode akhir tahun,
kebutuhan batubara sebagai salah satu sumber energi
realisasi anggaran belanja pemerintah akan meningkat.
yang pada akhirnya akan diikuti oleh meningkatnya
Berlanjutnya proses pembangunan dan adanya target harga jual batubara di pasar internasional.
konstruksi fisik berbagai proyek baik proyek
Di sisi lain, secara keseluruhan tahun 2020,
pemerintah seperti jalan tol Banda Aceh-Sigli, PLTA
pertumbuhan ekonomi Aceh diperkirakan lebih rendah
Peusangan, Bendungan Keureuto, jalur kereta api
dibandingkan capaian tahun 2019 (4,15%, yoy).
Aceh-Sumut, serta proyek swasta seperti
Melambatnya kinerja perekonomian pada tahun 2020
pembangunan pabrik NPK di Lhokseumawe serta
utamanya diperkirakan bersumber dari deselerasi
pembangunan pusat perbelanjaan serta penyediaan
komponen konsumsi rumah tangga dan ekspor luar
akomodasi dan makan minum diperkirakan
negeri. Melambatnya pertumbuhan komponen
mendongkrak pertumbuhan komponen investasi dan
konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh kinerja
juga pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada
beberapa lapangan usaha utama yang secara umum
triwulan IV 2020. Lebih lanjut, di tengah proyeksi
diperkirakan melemah sehingga berdampak pada
membaiknya aktivitas ekonomi mayoritas negara di
menurunnya pendapatan masyarakat. Perlambatan
dunia pada triwulan IV, komponen ekspor luar negeri
untuk keseluruhan tahun ini juga dipengaruhi oleh
diperkirakan akan mendapatkan efek positif sejalan
konsumsi masyarakat pada semester I yang cenderung
dengan kembali dibukanya pelabuhan ataupun jalur
tertahan pada saat adanya COVID-19 outbreak.
60
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Sementara itu, ekspor luar negeri secara keseluruhan nelayan untuk melaut.
tahun 2020 juga diperkirakan melambat di tengah
Selain kelompok makanan, minuman, dan tembakau,
outlook perekonomian global yang tidak cukup baik
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga
seiring dengan terhentinya berbagai kegiatan ekonomi
diperkirakan turut mendorong laju inflasi di akhir
pada masa COVID-19 outbreak, diantaranya adalah
tahun, khususnya untuk komoditas emas pehiasan.
penghentian kegiatan di pelabuhan atau bandara
Harga emas perhiasan diperkirakan masih berlanjut
sebagai jalur distribusi barang. Komoditas ekspor
untuk terus menguat hingga akhir tahun seiring dengan
utama Aceh, yakni batubara dan kopi mengalami
meningkatnya prediksi harga emas dunia di tengah
tekanan utamanya pada triwulan II sebagai dampak
meningkatnya tensi geopolitik global, proses pemilihan
berkurangnya permintaan dari negara tujuan ekspor
Presiden membuat ketidakpastian sosial dan politik di
terbesar (India untuk batubara dan Amerika Serikat
Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi terbesar di
untuk kopi) sejalan dengan berkurangnya aktivitas
dunia, dan tren suku bunga yang rendah di hampir
masyarakat.
seluruh negara di dunia menyebabkan emas masih
Dari sisi LU, perkiraan deselerasi pertumbuhan menjadi pilihan aman bagi investor menyimpan
ekonomi tahun 2020 utamanya disebabkan oleh dananya. Selanjutnya, kebijakan pelonggaran LTV/FTV
kontraksi beberapa LU, diantaranya transportasi dan domestik diyakini akan mampu mendorong permintaan
pergudangan; penyediaan akomodasi dan makan masyarakat, khususnya untuk komoditas perumahan.
minum; serta perdagangan besar dan eceran. Secara Hal tersebut pada akhirnya diperkirakan akan
umum proyeksi kinerja negatif pada LU tersebut meningkatkan inflasi pada komoditas bahan bangunan,
disebabkan oleh adanya penyebaran pandemi COVID- diantaranya adalah besi beton, semen, besi, pasir, batu
19 yang mulai sejak akhir triwulan I 2020. bata, serta tarif jasa dari tukang dan mandor bangunan.
Penutupan/pemberhentian sementara operasional
Secara keseluruhan tahun 2020, laju inflasi Aceh
berbagai moda transportasi (khususnya transportasi
diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2019
udara) menyebabkan LU transportasi dan pergudangan
(1,69%, yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada tahun
tertekan dikarenakan tidak adanya income utama bagi
berjalan diperkirakan berasal dari adanya fenomena
perusahaan pada periode pemeberhentian tersebut. Di
ketidakpastian ekonomi global yang menyebabkan
waktu yang bersamaan, mayoritas lembaga/instansi
komoditas emas diminati oleh kalangan investor
pemerintah dan swasta pun membatalkan/menunda
sehingga mendongkrak harganya secara signifikan.
berbagai kegiatan MICE yang telah direncanakan
Selain itu, berbagai proyek pembangunan di Aceh
sebelumnya untuk mencegah penyebaran COVID-19
seperti jalan tol, jalur kereta api, hotel, dan pusat
yang lebih masif, sehingga membuat LU penyediaan
perbelanjaan turut mendorong permintaan barang-
akomodasi dan makan minum tertekan. Di sisi lain,
barang konstruksi di tengah tren penurunan suku
himbauan kepada masyarakat untuk tetap stay at
bunga kebijakan Bank Indonesia (BI-7DRRR). Lebih
home dan kebijakan work from home menyebabkan
lanjut, kecenderungan terjadinya cuaca buruk di akhir
aktivitas dan mobilitas masyarakat berkurang dengan
tahun juga menjadi risiko terdongkraknya angka inflasi
signifikan, sehingga aktivitas jual beli pun turut
di Aceh.
berkurang dan mempengaruhi kinerja LU perdagangan
besar dan eceran.
7.3. Rekomendasi Kebijakan
7.2. Prospek Inflasi Berdasarkan kondisi ekonomi Aceh tersebut di atas,
terdapat beberapa rekomendasi terkait upaya
Pada triwulan IV 2020, Provinsi Aceh diperkirakan akan
mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian
mengalami peningkatan inflasi dibandingkan dengan
inflasi sebagai berikut:
perkiraan inflasi pada periode sebelumnya.
Meningkatnya perkiraan tersebut utamanya disebabkan Pertumbuhan Ekonomi
berasal dari kelompok makanan, minuman, dan
1. Kebijakan refocusing anggaran sebagai dampak
tembakau dikarenakan telah berakhirnya periode
COVID-19 baik di level pemerintah pusat dan
panen raya komoditas tanaman pangan (khususnya
daerah, menyebabkan berkurangnya program kerja
padi) pada triwulan sebelumnya. Selain itu, perkiraan
pemerintah daerah dari yang telah direncanakan,
musim hujan di akhir tahun akan menyebabkan cuaca
akibat ketidaktersediaan/berkurangnya anggaran.
dan tinggi gelombang yang kurang kondusif bagi
61
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Dengan berkurangnya alokasi anggaran tersebut, dapat dikejar realisasinya. Business process tidak
maka penetapan skala prioritas dalam pelaksanaan dapat dilakukan dengan konsep “business as usual”,
program kerja tahun 2020 harus dilakukan. melainkan harus dilakukan dengan effort yang lebih
Pemilihan program kerja harus memperhatikan besar dari biasanya. Semakin cepat realisasi
berbagai aspek, diantaranya aspek kebutuhan, anggaran dilakukan, maka multiplier effect dari sisi
urgensi, serta dampak ekonominya. Sektor-sektor fiskal (perputaran uang) akan semakin besar,
yang memiliki daya ungkit dan menyerap tenaga karena durasi waktu perputaran uang lebih panjang
kerja, serta memberikan multiplier effect yang bila dibandingkan dengan realisasi anggaran yang
besar kiranya harus menjadi fokus pemerintah. dilakukan menjelang akhir tahun.
Selain itu, kecepatan realisasi anggaran pemerintah
4. Pandemi COVID-19 memberikan lesson learned
juga menjadi salah satu kunci utama meningkatkan
mengenai perlunya kemandirian daerah dan
pertumbuhan ekonomi.
nasional untuk memenuhi kebutuhan terhadap
2. Melambatnya ekonomi di tengah pandemi COVID- barang dan jasa. Saat ini Aceh masih termasuk
19 perlu direspon dengan kebijakan yang tepat dan daerah yang belum memiliki kemandirian ekonomi
cepat. Sebagaimana yang terjadi di masa krisis yang baik, karena sebahagian besar kebutuhan
sebelumnya, sektor swasta cenderung memilih dipasok dari luar Aceh. Dalam rangka mengurangi
untuk bertahan hidup dan melakukan aksi wait and ketergantungan ekonomi Aceh terhadap daerah
see dalam menjalankan usahanya. Dengan kondisi lain, maka diperlukan peningkatan produktivitas
demikian, maka untuk menggerakkan roda terutama pada sektor-sektor unggulan di setiap
perekonomian tidak bisa mengandalkan sektor kabupaten/kota, seperti pertanian, perikanan, dan
swasta. Langkah fiskal pemerintah diantaranya pariwisata. Program kerja yang telah dan akan
melalui kebijakan jaring pengaman sosial harus dianggarkan dalam APBA dan APBK harus
dilakukan dengan terarah dan terprogram, sehingga mengutamakan keberpihakan terhadap
tepat waktu dan sasaran. Strategi ini dapat peningkatan produktivitas usaha masyarakat dan
memberikan manfaat setidaknya dari dua sisi, yaitu diharmonisasikan dengan program yang dirancang
mempertahankan daya beli masyarakat sehingga baik di tingkat provinsi maupun pusat. Sebagai
memitigasi meningkatnya kemiskinan, serta untuk contoh di sektor perkebunan, replanting perlu
menjaga agar roda perekonomian tetap berputar segera dilakukan terhadap tanaman tua dan
ditengah melemahnya permintaan barang/jasa. produktivitasnya rendah. Selain itu, teknik
Implementasi kebijakan jaring pengaman sosial budidaya, metode bercocok tanam, penanganan
dilakukan dengan monitoring dan pengawasan pasca panen dan sistem pengairan perlu
yang ketat, sehingga meminimalisir risiko disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan
penyalahgunaan anggaran, terutama mengingat kebutuhan produksi. Apabila teknik yang ada saat
keterbatasan jumlah anggaran akibat adanya ini dirasakan sudah kurang aplikatif sehingga tidak
perubahan postur APBN dan APBD. Jangan sampai memberikan output yang optimal, maka petani
dengan jumlah anggaran yang berkurang, dapat diedukasi dan atau difasilitasi dengan teknik
penggunaannya pun tidak optimal karena adanya dan sarana produksi yang lebih baik. Hal ini dapat
penyalahgunaan. dilakukan dengan menduplikasi apa yang sudah
berhasil dilakukan di provinsi bahkan negara lain.
3. Berbagai kebijakan yang dilakukan untuk mencegah
penyebaran COVID-19 mengakibatkan proses kerja 5. Transaksi non tunai/digital perlu digalakan sehingga
di pemerintahan dan instansi lainnya menjadi menjadi budaya masyarakat. Di tengah pandemi
terbatas, baik dalam hal waktu maupun kegiatan. COVID-19, transaksi non tunai/digital diharapkan
Konsekuensi dari hal tersebut adalah melambatnya dapat menjaga demand masyarakat, sehingga roda
pencapaian progress kinerja pegawai, termasuk perekonomian dapat terus bergerak. Ekosistem non
dalam hal tahapan realisasi APBA dan APBK. Tidak tunai/digital perlu dibentuk dengan sinergi pemda,
optimalnya realisasi APBA/APBK akan berdampak BI, perbankan, serta pihak terkait lainnya.
pada pertumbuhan ekonomi Aceh. Selanjutnya
6. Sebagai sektor ekonomi terbesar dan strategis,
dalam rangka menjalankan kebijakan “new normal”
UMKM harus dijaga keberlangsungan usahanya,
yang diterapkan oleh pemerintah, kiranya program
dan terus diberdayakan agar dapat meningkatkan
kerja yang selama ini terhambat pelaksanaannya,
kapasitasnya. Peranan dalam penyerapan tenaga
62
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
kerja, pengentasan kemiskinan, penyediaan melalui investasi di sektor riil. Dalam rangka
pasokan, serta penyumbang devisa dan pajak mendukung percepatan investasi, kami
menjadikan UMKM sebagai unit usaha ekonomi memandang perlunya ada forum
yang perlu mendapat perhatian serius dari komunikasi/koordinasi formal lintas instansi
pemerintah dan stakeholder terkait. Pandemi (Regional Investor Relation Unit/RIRU) yang
COVID-19 yang melanda Indonesia saat ini, tidak dilakukan secara rutin, sehingga diseminasi
hanya memukul aktivitas ekonomi korporasi saja, data/informasi dapat berjalan dengan baik, serta
melainkan hingga ke pelaku usaha UMKM. menimbulkan engagement antar stakeholder yang
Penurunan omzet, penghentian sementara terkait dengan investasi. Melalui forum ini, project
produksi, hingga penutupan usaha telah terjadi di investasi di Aceh diharapkan dapat disajikan dalam
sektor UMKM. Untuk mengurangi dampak COVID- kondisi clean and clear, sehingga menimbulkan
19 terhadap UMKM Aceh, pemerintah dan ketertarikan investor asing. Dengan masuknya
stakeholder terkait dapat mengambil langkah- investasi sektor riil di Aceh, diharapkan akan
langkah membantu UMKM diantaranya dengan membuka lapangan kerja baru, menciptakan
relaksasi ketentuan perpajakan, kemandirian ekonomi daerah, mengurangi
pendampingan/asistensi untuk menjaga ketergantungan terhadap APBA, serta mendorong
keberlangsungan usaha UMKM, himbauan pertumbuhan ekonomi yang bermuara pada
penggunaan produk lokal, dan program kesejahteraan masyarakat.
bantuan/subsidi keuangan. Relaksasi pajak
diantaranya dilakukan dengan Inflasi
pengurangan/penghapusan pajak terhadap UMKM Pada tahun 2020, tekanan inflasi diperkirakan akan
yang terdampak COVID-19, misalnya usaha rumah mengalami peningkatan dibanding dengan tahun
makan, warung kopi, hotel, dll. Sementara sebelumnya. Untuk itu, perlu adanya optimalisasi
pendampingan UMKM dilakukan misalnya melalui pengendalian inflasi di Aceh, antara lain melalui
bantuan teknis terhadap UMKM yang ingin berbagai program dan strategi sebagai berikut:
mengalihkan pemasaran usahanya dari offline
1. Memfokuskan penyediaan pasokan komoditas
menjadi online. Himbauan penggunaan produk
pangan penyumbang utama inflasi, yaitu komoditas
lokal yang telah diterbitkan oleh Plt. Gubernur Aceh
beras, cabai merah, bawang merah, serta
tahun lalu dapat lebih ditingkatkan
komoditas perikanan tangkap (tongkol, udang
implementasinya, sehingga produk-produk UMKM
basah, cumi-cumi, dan dencis) terkait faktor cuaca
dapat terserap dengan optimal. Untuk program
melalui menyediakan cold storage. Optimalisasi
bantuan/subsidi, bisa dilakukan diantaranya melalui
keberadaan Toko Tani Indonesia di samping pasar
subsidi listrik terhadap UMKM yang usahanya
konvensional untuk membantu meningkatkan
terdampak, atau bisa juga melalui program
kelancaran distribusi barang ke masyarakat. Di
pinjaman dana talangan yang diberikan kepada
samping itu, perlu adanya peningkatan pengawasan
UMKM agar bisa bertahan hidup di masa pandemi.
dan pemeriksaan yang dilakukan Tim Pengendalian
Pinjaman tersebut diberikan dengan mekanisme
Inflasi Daerah (TPID) dalam rangka mencegah
perbankan/lembaga keuangan, tentunya dengan
praktik penimbunan bahan pangan melalui kerja
bunga/bagi hasil yang rendah dan masa tenggang
sama Satuan Petugas Pangan (Satgas Pangan).
(grace period) yang cukup sehingga UMKM dapat
Optimalisasi program Sistem Resi Gudang (SRG)
melakukan cicilan pengembalian pinjaman setelah
juga perlu untuk diprioritaskan guna mendorong
pandemi berlalu.
peningkatan stok dan menjaga ekspektasi pasar.
7. Untuk melakukan proses recovery pasca pandemi
2. Menggencarkan berbagai kegiatan pengendalian
COVID-19, serta mewujudkan pertumbuhan
inflasi yang bersifat preventif melalui pemantauan
ekonomi yang inklusif, berkualitas, dan
stok dan produksi komoditas bahan makanan
berkesinambungan, tidaklah cukup bila hanya
secara disiplin setiap bulan melalui program operasi
mengandalkan kemampuan pembiayaan dari
pasar, beras sejahtera, dan pasar murah sebagai
pemerintah daerah (APBA dan APBK) dan
dasar dalam pelaksanaan intervensi pengendalian
stakeholder di Aceh. Keterlibatan pelaku ekonomi
harga.
dari luar Aceh bahkan pihak asing dapat membantu
percepatan pembangunan ekonomi di Aceh, yaitu
63
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
3. Penguatan basis data yang kuat dan terintegrasi,
terutama terkait database stok dan neraca pangan
baik di level produksi (hulu) maupun pasar (hilir)
yang bersifat real time dan dapat dijadikan rujukan
setiap bulannya. Untuk mencapai hal tersebut,
perlu adanya pertemuan khusus antar
lembaga/dinas terkait untuk membahas
penyusunan database tersebut. Di samping itu,
dalam rangka menjaga ketersediaan stok dan juga
penyaluran hasil panen agar harga tidak jatuh di
pasar sehingga merugikan petani, perlu dilakukan
kerjasama antar daerah seperti pembuatan
perjanjian kerjasama ataupun Memorandum of
Understanding (MoU), khususnya dalam bentuk
kesepakatan menyediakan pasokan bahan baku
dan kesediaan untuk menampung/menyerap bahan
baku tersebut diantara daerah-daerah tersebut.
64
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Boks 6
Sejak ditemukan kasus pertama di Kota Wuhan, Tiongkok di akhir tahun 2019, COVID-19 menyebar
dengan sangat cepat dan meluas ke belahan dunia lainnya. Hanya delapan bulan sejak itu, tepatnya pada
tanggal 27 Agustus 2020, COVID-19 telah menginfeksi sekitar 24,2 juta orang dengan kasus terbanyak berada
di Amerika Serikat (5,8 juta), Brasil (3,7 juta), dan India (3,3 juta) yang 820 ribu orang diantaranya meninggal
dunia. Dilanisr dari laman bbc.com, kasus positif tersebut diprediksikan oleh World Health Organization (WHO)
akan terus bertambah dan diharapkan mampu ditangani dalam waktu dua tahun.
Dengan tingkat penyebaran cepat dan tingkat kematian yang tinggi, banyak negara di dunia melakukan
berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran dan membuat warganya terhindar dari infeksi
virus tersebut, diantaranya adalah kebijakan untuk meminimalisir kegiatan atau aktivitas masyarakat di luar
ruangan, yaitu lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia. Secara umum dilansir
dari alodokter.com, lockdown adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu upaya pengendalian
penyebaran infeksi yang mana masyarakat di wilayah yang diberlakukan lockdown tersebut tidak dapat lagi
keluar rumah dan berkumpul, sementara semua transportasi dan kegiatan perkantoran, sekolah, maupun
ibadah akan dinonaktifkan. Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Kemenkes menyatakan bahwa PSBB melingkupi
pembatasan sejumlah kegiatan penduduk tertentu dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19
yang meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan
di tempat atau fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan
pembatasan kegiatan lainnya.
Kegiatan, aktivitas, dan mobilitas masyarakat serta barang dan jasa yang terbatas pada periode COVID-
19 membuat perekonomian secara agregat tertekan. International Monetary Fund (IMF) dalam publikasinya
“World Economic Outlook Update, June 2020” menyatakan bahwa pada tahun 2020 perekonomian dunia
akan terkontraksi sebesar 4,9%, lebih dalam dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya di bulan April yang
diprediksi kontraksi sebesar 3,0%. Di sisi lain, Shed Sharfuddin dalam publikasinya berjudul “The World Ater
COVID-19” menyatakan bahwa selain ekonomi, pandemi ini juga menyerang dan merubah berbagai aspek
kehidupan lainnya, utamanya adalah kesehatan dan sosial masyarakat.
Banyak analis memperkirakan bahwa perubahan yang berlangsung selama masa pandemi COVID-19
tersebut akan membuat dunia setelah pandemi berakhir menjadi tempat yang tidak lagi sama dengan
sebelum adanya pandemi. Hal tersebut salah satunya terlihat dari prediksi yang meyakini pasca pandemi
COVID-19 berakhir, akan terdapat beberapa kegiatan/sektor ekonomi yang diperkirakan akan mengalami
peningkatan/akselerasi kinerja yang signifikan, diantaranya adalah:
1. Pendidikan
Pada masa pandemi, salah satu kebijakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus
adalah dengan menutup lembaga pendidikan, baik itu sekolah dasar ataupun perguruan tinggi.
Metode pembelajaran face to face bersama dengan guru/dosen dialihkan menjadi metode online,
sehingga dapat dilaksanakan dari lokasi masing masing. Tidak hanya lembaga pendidikan formal,
lembaga pendidikan non formal pun (seperti tempat bimbingan belajar dan guru private) juga turut
melaksanakan pembelajaran online. Di sisi lain. platform pembelajaran digital juga mengalami
peningkatan permintaan. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya keuntungan dari sistem
pembelajaran online, yakni efisiensi. Bagi guru/dosen/edukator, efisiensi tersebut terlihat dari
waktu yang digunakan dalam memberikan materi, yang mana edutator dapat memberikan ilmu nya
secara langsung kepada banyak orang di tempat yang berbeda dalam satu waktu yang bersamaan.
Di sisi lain, murid/siswa pun memiliki keuntungan untuk dapat berdiskusi langsung dengan guru
atau dengan ahli nya yang pada saat bersamaan berada di wiilayah/negara lain. Dari hal tersebut
dapat diperkirakan bahwa nantinya pada saat normalisasi ekonomi, pendidikan berbasis teknologi
dan inovasi akan menjadi motor penggerak bagi peningkatan permintaan jasa pendidikan sehingga
sektor pendiidkan secara umum akan terakselerasi.
65
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
dan pada akhirnya akan membuat sektor tersebut berkinerja dengan baik. Di sisi lain, sektor
transportasi diperkirakan akan mengalami booming pasca pandemi sejalan dengan masyarakat
yang kembali melakukan aktivitas pariwisata.
Hal tersebut terlihal dari hasil “Traveler Sentiment Survey” yang dilakukan oleh Oliver Wyman yang
menunjukkan bahwa 56% responden secara global menyatakan bahwa pasca COVID-19, mereka
akan melakukan perjalanan untuk berwisata dengan frekuensi yang sama atau bahkan lebih sering
dari rencana sebelum pandemi merebak. Sementara itu, 73% responden global juga menyatakan
bahwa mereka akan melakukan perjalanan bisnis dengan frekuensi yang sama atau lebih sering
dibanding dengan rencana sebelumnya.
3. Jasa Kesehatan/Farmasi
Pandemi COVID-19 memberikan pelajaran berarti bagi masyarakat luas, diantaranya mengenai
kesadaran pentingnya pola hidup sehat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Berbagai
produk kebersihan dan kesehatan seperti hand sanitizer, sabun, desinfektan, dan juga multivitamin
saat ini menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat sehingga membuat peluang bagi pelaku
industri manufaktur dengan pelaku jasa kesehatan untuk berkolaborasi. Setelah pandemi berakhir,
diperkirakan semakin banyak orang yang melakukan pola hidup sehat tersebut sehingga
diperkirakan permintaan akan produk kesehatan/farmasi dan kebersihan akan terus meningkat. Di
sisi lain, dikarenakan rumah sakit menjadi lokasi yang rawan untuk penyebaran COVID-19, maka
banyak orang yang saat ini melakukan konsultasi kesehatan kepada tenaga medis dengan cara
online dikarenakan lebih aman dan efisien waktu (tidak antri). Bentuk konsultasi kesehatan dengan
online tersebut juga diyakini akan semakin diminati masyarakat pasca pandemi berakhir sehingga
diperkirakan turut membantu meningkatkan perumbuhan sektor tersebut.
--000--
66
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
DAFTAR ISTILAH
Administered price Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur oleh
pemerintah.
Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi
secara keseluruhan.
APBA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah Aceh yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
daerah.
Bobot inflasi Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan,
yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.
Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan
pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.
Faktor Fundamental Faktor fundamental adalah faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter,
yakni interaksi permintaan-penawaran atau output gap, eksternal, serta ekspektasi inflasi masyarakat
Faktor Non Fundamental Faktor non fundamental adalah faktor pendorong inflasi yang berada di luar kewenangan otoritas
moneter, yakni produksi maupun distribusi bahan pangan (volatile foods), serta harga barang/jasa
yang ditentukan oleh pemerintah (administered price)
Indeks Ekspektasi Konsumen Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi
kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1–100.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi
masyarakat pada suatu periode tertentu.
Indeks Kondisi Ekonomi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi
ekonomi saat ini, dengan skala 1–100.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi
kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1–100.
Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal.
Inflasi inti Inflasi inti adalah inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental
67
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
Liaison Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai
perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan dalam
bentuk laporan
Migas Minyak dan gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak dan gas.
Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.
Omzet Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi.
PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan
ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Perceived risk Persepsi risiko yang dimiliki oleh investor terhadap kondisi perekonomian sebuah negara
Qtq Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
Sektor ekonomi dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada
pembentukan PDRB secara keseluruhan.
Volatile food Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak
karena faktor-faktor tertentu.
Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
68
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020
TIM PENYUSUN
PENANGGUNG JAWAB
Z. Arifin Lubis
KOORDINATOR PENYUSUN
Teuku Munandar
TIM PENULIS
Lenny Novita
Ridha Subagja
Ardi Pratama
Wahyu Munandar
https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/aceh/Default.aspx
69
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH AGUSTUS 2020