Anda di halaman 1dari 17

PENINGKATAN PERAN PEMERINTAH DAERAH

DALAM RANGKA PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI


PROVINSI JAWA BARAT

ENHANCING THE ROLE OF LOCAL GOVERNMENT


CREATIVE ECONOMY DEVELOPMENT IN ORDER
IN WEST JAVA PROVINCE
Rosmawaty Sidauruk
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri
Jalan Kramat Raya No.132 Jakarta Pusat
e-mail: waty.sidauruk@ yahoo.com
Diterima: 5 Juli 2013; direvisi: 13 Juli 2013; disetujui: 18 September 2013

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemerintah daerah provinsi Jawa Barat telah
melaksanakan pengembangan ekonomi kreatif, dengan melihat bentuk kebijakan dan dukungan
anggaran dalam APBD dan permasalahannya. Metode yang digunakan survey formatif. Informannya
aparat Bappeda,Biro Perekonomian, Dinas perindustrian, pelaku usaha ekonomi kreatif. Hasil penelitian
menunjukkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah membuat peraturan daerah dan cetak biru
ekonomi kreatif Permasalahan antara lain: masih sulit memisahkan antara sub sektor industri kreatif
dengan sektor lainnya sehingga penganggarannya belum khusus bernama kegiatan ekonomi kreatif,
belum optimalnya kemudahan perijinan, investasi dan perlindungan HAKI, masalah permodalan, dan
daya dukung riset terhadap ekonomi kreatif masih kurang. Disarankan perlu lebih berkomitmen siap
memfasilitasi pemasaran hasil, mempermudah akses pelaku usaha terhadap perbankan, perlindungan
HAKI, peningkatan kerjasama antara provinsi dan kabupaten/kota untuk keberlanjutan bahan baku
yang diperlukan.
Kata kunci: Pemerintah daerah, pengembangan, bakat individu,ekonomi kreatif .

Abstract
This study was conducted to determine whether the West Java provincial government has undertaken
the development of the creative economy, with a look at the form of policy and budget support in the
budget and problems. Formative survey methods used. Bappeda informant apparatus, Bureau of
Economic, Department of Industry, creative economy businesses. The results showed, West Java
Provincial Government already made a blueprint of local regulations and creative economy issues,
among others: still difficult to separate the creative industry sub-sector with other sectors so that
budgeting is not specifically named creative economic activity, not optimal ease of licensing, investment
and protection of intellectual property , the problem of capital, and the carrying capacity study of the
creative economy is still lacking. Suggested need to be committed is ready to facilitate marketing,
businesses easier access to banking, intellectual property protection, increase cooperation between the
provincial and district / city for the sustainability of the raw materials required.
Keywords: Local government, development, individual talents, the creative economy

PENDAHULUAN membuat manusia menjadi semakin produktif dan


gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih
Munculnya ekonomi kreatif dalam ekonomi kritis dan lebih peka atas rasa, serta pasar pun
dunia, sebenarnya diawali dari adanya pergeseran menjadi semakin luas dan semakin global dan
orientasi dunia barat yakni dari era pertanian ke era muncullah “kompetisi yang semakin keras”.
industrialisasi yang kemudian disusul era informasi Negara-negara maju makin menyadari bahwa
yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di saatnya mereka tidak bisa mengandalkan supremasi
bidang teknologi informasi dan komunikasi di bidang industri lagi, tetapi mereka harus lebih
(infokom) serta globalisasi ekonomi. mengandalkan semberdaya manusia (SDM) yang
Penemuan baru di bidang teknologi infokom kreatif, sehingga pada tahun 1990-an dimulailah era
misalnya seperti internet, email, SMS, Global System ekonomi baru, yang mengintensifkan informasi
for Mobile Communication (GSM) telah dengan kreatifitas yang populer disebut ekonomi
menciptakan interkoneksi antar manusia, yang kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 141
Sumber: Kementerian Perdagangan RI Tahun 2011

Gambar 1: Batu Capaian (Milestones) Ekonomi Kreatif di Indonesia.

disebut industri kreatif (Kementerian Perdagangan, Secara seremonial Cetak Biru Pengembangan
2008). Ekonomi Kreatif di Indonesia, telah diserahkan oleh
Berdasarkan penjelasan singkat di atas dapat Menteri Perdagangan RI. kepada Presiden RI pada
diketahui, bahwa ekonomi kreatif sebenarnya adalah tanggal 4 Juni 2008, terdiri dari 2 (dua) bagian utama
wujud dan usaha mencari pembangunan yang yaitu pertama, Rencana Pengembangan Ekonomi
berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana makna Kreatif 2009-2015, kedua, Rencana Pengembangan
pembangunan berkelanjutan itu adalah suatu iklim 14 (empatbelas) sektor Industri Kreatif 2009-2015.
perekonomian yang berdaya saing dan memiliki Mengacu pada Cetak Biru dimaksud, Kementerian
cadangan sumberdaya yang terbarukan (Kementerian Perdagangan menggodok Instruksi Presiden yang
Perdagangan, 2008). Pesan besar yang ditawarkan bertujuan untuk mengajak seluruh instansi
ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan pemerintah untuk “Mendukung Kebijakan
sumberdaya yang bukan hanya terbarukan, tetapi Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015”
juga tak terbatas yaitu ide, talenta, dan kreativitas. yaitu: “pengembangan kegiatan ekonomi
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan
(2008), peran industri kreatif dalam ekonomi bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan
Indonesia cukup signifikan, dengan kontribusi daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan
sebesar 6,3% atau setara dengan Rp. 104,6 trilyun berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat
(nilai konstan) dan Rp.152,5 trilyun (nilai nominal), Indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi yang
hal ini dilihat dari kontribusi PDB rata-rata pada telah ditetapkan dalam cetak biru”.
tahun 2002-2006. Dilihat dari sisi ekspor, Dengan demikian terbitlah Instruksi Presiden
berdasarkan estimasi klasifikasi subsektor, maka Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan
kontribusi ekonomi kreatif terhadap total ekspor Ekonomi Kreatif pada tanggal 5 Agustus 2009 dan
rata-rata sebesar 10,6 % untuk tahun 2002-2006. cetak biru tersebut merupakan bagian yang tak
Berdasarkan data empiris di atas, maka terpisahkan dari Instruksi Persiden dimaksud.
disimpulkan bahwa ekonomi kreatif di Indonesia Instruksi Presiden tersebut sifatnya imperatif yang
mempunyai peluang yang signifikan terhadap menginstruksikan kepada 27 Kementerian dan
perekonomian nasional, penciptaan bisnis, dan Lembaga (K/L) serta Gubernur, Bupati/ Walikota
dukungan pada pencitraan dan identitas bangsa, seluruh Indonesia untuk mendukung kebijakan
meskipun disadari ada tantangan yang dihadapi. Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015.
Pada dasarnya ekonomi kreatif telah tumbuh Inpres No 6 Tahun 2009 tersebut secara
dan berkembang sejak negara Indonesia ada sistemik menetapkan 6(enam) sasaran, 21(duapuluh
(Kementerian Perdagangan RI, 2011), akan tetapi satu) arah, dan 83 (delapanpuluh tiga) Strategi
baru mendapat perhatian yang khusus sejak tahun Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015.
2005, pada tahun inilah pemerintah telah meletakkan Yang menjadi pertanyaan adalah: a) Bagaimanakah
batu-batu capaian (milestones) dan setiap capaian wujud nyata peran Pemerintah Daerah Provinsi,
tersebut menjadi titik yang menginspirasi Kabupaten/Kota dalam menindaklanjuti Inpres
pengembangan ekonomi kreatif. Secara runtut batu tersebut?, b) apakah dalam hal ini Pemerintah
capaian (milestones) ekonomi kreatif di Indonesia Daerah harus menunggu ditetapkannya Norma,
dapat dikemukakan pada gambar 1. Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) oleh

142 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2013: 141 - 158
Pemerintah baru kemudian Pemda melaksanakan Yang mengartikan secara bersamaan “public
instruksi dimaksud? Kedua pertanyaan tersebut policy” atau Kebijakan Negara, yaitu: a) Thomas R.
adalah masalah krusial bagi Pemerintah Daerah Dye (1978) mengatakan kebijakan negara adalah
dalam menindaklanjuti Inpres No 6 Tahun 2009 dan “whatever governments choose to do or not to do”
sementara itu Kemendagri baik sebagai K/L yang mengandung maksud bahwa apabila pemerintah
menerima dan melaksanakan Inpres tersebut yang memilih untuk melakukan sesuatu atau tidak, ada
harus menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi tujuannya (obyektifnya) dan kebijakan negara itu
Pengembangan Ekonomi Kreatif, maupun sebagai harus meliputi semua tindakan pemerintah. b) Gerge
pembina Pemda yang merekomendasikan atas C, Edwards dan Ira Sharkansky (1978) mengatakan
pelaksanaan Inpres dimaksud. “ Is what government say and do,or not to do.Is is
Dalam kaitan itulah Kajian ini dilaksanakan the goals purpose of government programs…”
dengan judul Peningkatan Peran Pemerintah (…adalah apa yang dinyatakan dan dilakukan atau
Daerah dalam rangka Pengembangan Ekonomi tidak dilakukan oleh pemerintah.Kebijakan negara
Kreatif,dengan studi kasus di Provinsi Jawa itu berupa sasaaran atau tujuan program-program
Barat . Kedua pertanyaan ini kemudian dielaborasi pemerintah….”)
menjadi rumusan permasalahan yaitu “ Apakah Bertitik tolak dari pengertian-pengertian
Pemerintah Derah Provinsi Jawa Barat telah “Policy” dan “Public Policy” seperti diutarakan
menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi maka dapat ditarik kesimpulan : 1)Pengertian policy
Pengembangan Ekonomi Kreatif sesuai dengan atau kebijakan , lebih menekankan kepada policy
Strategi yang sudah di bangun. atau kebijakan yang berlaku secara umum. Hal ini
Dengan demikian Kajian ini bertujuan untuk: sesuai dengan pendapat Amara Raksasataya, dan 2)
1) melihat dan mengklasifikasi dukungan Pemda pengertian “Public Policy”, yaitu “Kebijakan
Provinsi Jawa Barat dalam bentuk kebijakan seperti Negara”. (Dye, Edwards dan Sharkansky) sangat
Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Gubernur dan tegas dan jelas yaitu: “Kebijakan Negara itu dapat
Keputusan Gubernur, serta bentuk kesiapan dan ditetapkan dalam bentuk perundang-undangan atau
dukungan anggaran yang tertuang dalam APBD- dalam bentuk pidato-pidato pejabat teras (penting)
nya, 2) Mengidentifikasi dan menganalisis produk Pemerintah ataupun berupa program-program dan
ekonomi kreatif bagi daerah Provinsi Jawa Barat tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
terkait pelaksanaan rencana aksi pengembangan Yang menjadi sorotan lebih jauh adalah Public
ekonomi kreatif, 3) Mengidentifikasi dan Policy atau Kebijakan Negara, yakni: Serangkaian
menganalisis potensi ekonomi kreatif Provinsi Jawa tindakan yang diwujudkan dalam suatu peraturan
Barat terkait dengan Penyusunan rencana aksi perundang-undangan dan turunan dari Undang-
pengembangan ekonomi kreatif, dan 4) undang untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan dan
yang dihadapi daerah Provinsi Jawa Barat serta kepentingan seluruh masyarakat.
solusinya, terkait dengan pelaksanaan rencana aksi Mengacu pada rumusan di atas, ada tiga (3) hal
pengembangan ekonomi kreatif . penting sebagai intisari dari rumusan dimaksud,
Sedangkan manfaat kajian adalah memberi yaitu: 1). Serangkaian tindakan yang diwujudkan
masukan kepada pimpinan Kementerian Dalam dalam bentuk taktik dan strategi yang ditetapkan
Negeri dan Pemda guna mendorong Pemda Provinsi dalam suatu peraturan perundang-undangan dan
untuk menyusun dan melaksanakan rencana aksi turunan dari peratruan perundang-undangan, 2)
pengembangan ekonomi kreatif. Pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan dan
Ada empat (4) hal yang sangat esensial dan turunannya, dan 3) Cakupan atau isi dari peraturan
perlu dijelaskan terkait dengan Kajian ini, yaitu: 1) perundang-undangan dan turunannya.
kebijakan, 2). peningkatan peran pemerintah daerah, Terkait dengan ketiga intisari ini , maka perlu
3) Inpres sebagai suatu petunjuk pelaksanaan ada ketatalaksanaan, yakni: sistem kerja dalam
kebijakan,dan 4). ekonomi kreatif. Keempat hal ini rangka penyelesaian suatu pekerjaan yang
merupakan landasan berpijak yang perlu dijelaskan didalamnya memuat tata kerja dan prosedur kerja
dan diuraikan, sehingga baik dalam analisisnya (LAN-RI, 1991),dengan memperhatikan asas-asas
maupun dalam menyusun instrumen penelitiannya yang menjadi landasan dan pedoman
dapat lebih fokus dilakukan. pengaturannya,antara lain: 1).Harus didasarkan pada
Amara Raksasataya dalam Bintoro kebijakan yang berlaku (penyusunan dan pengaturan
Tjokroamidjojo (1975) mengatakan: Kebijakan rangkaian tindakan dalam bentuk peraturan
sebagai suatu taktik dan strategis yg diarahkan untuk perundang-undangan dan turunannya, hendaknya
mencapai suatu tujuan dan membentuk tiga (3) selalu berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi
elemen penting, yaitu: a)Identifikasi dan tujuan yang untuk menjamin keserasiannya), 2) Kejelasan
ingin dicapai, b).Taktik atau strategi dari berbagai wewenang, tugas dan tanggung jawab setiap
suatu taktik dan strategis tujuan yang diinginkan,dan Aparatur yang terlibat. 3) Prinsip koordinasi,
c) Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan 4).Tertulis, 5).Disosialisasikan kepada semua pihak
pelaksanaan secara nyata dari taktik atau strategi.

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 143
(stakeholder) dan 6) Kesederhanaan/tidak berbelit- merupakan petunjuk pelaksanaan (Juklak) yang
belit bersifat nasional dengan muatan sebagai berikut:
Secara normatif peran pemerintah daerah baik 1. Jenis tugas/pekerjaan yang akan dilaksanakan
Provinsi maupun Kab/Kota telah diatur dalam UU yakni Pengembangan Ekonomi Kreatif
No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2. Yg ditugaskan melaksanakan: para Menteri,
Dalam Pasal 10 ayat (1) disebutkan: “Pemerintahan Gubernur,Bupati/Walikota seluruh Indonesia
Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan 3. Objek kegiatan yang akan dikembangkan yakni
yang menjadi kewenangannya…”. Pengaturan lebih empat belas (14) sektor/sub-sub sektor yang
lanjut ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No.38 meliputi: 1). Periklanan, 2). Asritektur, 3).
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Pasar seni dan barang antik, 4) Kerajinan, 5).
antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Design, 6). Fashion (model), 7). Film,video dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pasal 6 ayat fotografi, 8). Permainan interektif, 9). Musik,
(1) dan (2) serta Pasal 7 ayat (1),(2),(3), dan (4) 10). Seni pertunjukan, 11). Penerbitan dan
menyebutkan secara rinci urusan pemerintahan percetakan, 12). Layanan komputer dan piranti
yakni urusan wajib (ayat 2) dan urusan pilihan (ayat lunak, 13). Radio dan televisi, dan 14). Riset
4). Adapun urusan wajib terdiri dari 25 urusan, dan pengembangan.
sedangkan urusan pilihan terdiri dari 8 urusan. 4. Mempunyai sasaran ,arah, strategi
Terkait dengan Kajian yang dilakukan , sangat Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-
erat hubungannya dengan industri, sedangkan 2015.
industri dimaksud adalah merupakan salah satu Departemen Perdagangan R.I pada tahun 2007
urusan pilihan daerah provinsi, kab/kota. Dalam mendefinisikan industri kreatif di Indonesia sebagai
perkembangannya kegiatan industri mempunyai “industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
dampak global, sehingga negara-negara maju ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan
menyebutnya industri kreatif, yang dalam kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui
perkembangannya menjadi salah satu andalan PDB penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya
sehingga disebut Ekonomi Kreatif. cipta industri” (Kemendag, 2008). Namun,
Untuk memacu perkembangan industri, kehidupan di masa mendatang, tidak hanya dituntut
Pemerintah sejak Tahun 2005 memberikan perhatian bakat , tetapi juga harus mempunyai pola pikir.
yang lebih besar untuk lebih mengembangkan Howard Gardner (dalam Kemendag, 2008)
industri yang ada dengan mengandalkan sumberdaya mengatakan, bahwa terdapat lima (5) pola pikir yang
insani yang kreatif untuk berinovasi, dan memberi diperlukan pada masa mendatang (five minds of the
peran kepada Pemerintah Daerah Provinsi, future), yaitu:
kabupaten/kota atas perannya yang sudah ada selama 1. Pola Pikir Disipliner (the Disciplinary Mind), di
ini secara konvensional agar lebih meningkatkan sekolah ,selain ilmu-ilmu seperti, matematika
peran dalam pelaksanaan Ekonomi Kreatif. dan sejarah,saat ini harus menambah,bidang
Dengan demikian, yang dimaksud dengan seni seperti disiplin ilmu lainnya.
peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam Kajian 2. Pola Pikir Mensintesakan (The Synthesizing
ini adalah “pemberian petunjuk,arahan dan pedoman Mind), Pola pikir sintesa melatih kesadaran
kepada Pemerintah Daerah Provinsi,kabupaten dan untuk berpikir luas dan fleksibel, mau
kota,atas pelaksanaan urusan dibidang industri yang menerima sudut pandang dari multidisiplin.
selama ini dilaksanakan secara konvensional untuk 3. Pola Pikir Kreasi (The Creating Mind) , Dalam
dikembangkan dan dikelola dengan melibatkan konteks desain, proses kreasi selalu diawali
berbagai pihak terkait dengan menyusun dan dengan pengumpulan permasalahan yang ada
menetapkan serta melaksanakan rencana aksi dan harus dapat dipecahkan. di akhir proses,
pengembangan Ekonomi Kreatif sebagaimana akan dihasilkan desain-desain baru ; Dalam
ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun konteks bisnis, pola pikir kreasi ini, dapat
2009”. menggerakkan perusahaan-perusahaan untuk
Mengacu pada Undang-undang Nomor 10 lebih proaktif, tidak hanya mengikuti trend,
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan tetapi justru menciptakan trend.
Perundang-undangan, dalam Pasal 7 ayat (1) 4. Pola Pikir Penghargaan (The Respectful Mind)
dikemukakan “ jenis dengan hirarki peraturan yaitu kesadaran untuk mengapresiasi perbedaan
perundang-undangan “ adalah ,a).Undang-undang diantara kelompok-kelompok manusia. Pola
dasar Negara Republik Indonesia Tahun pikir seperti ini sangat dibutuhkan dalam
1945,b).Undang-undang/Peraturan Pemerintah menciptakan keharmonisan di dalam
Pengganti Undang-undang, c)Peraturan Pemerintah, lingkungan.
d)Peraturan Presiden, e)Peraturan Daerah. 5. Pola Pikir Etis (The Ethical Mind). Seorang
Terkait dengan Undang-undang tersebut di atas, warga negara yang baik, akan memiliki
maka Instruksi Presiden Nomor: 6 Tahun 2009 tanggung jawab moral yang tinggi, baik sebagai
tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, seorang pekerja maupun sebagai warga negara.
Dalam konteks perubahan iklim dunia,

144 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2013: 141 - 158
Sumber: Kementerian Perdagangan RI (2008)

Gambar 2: Perlunya Ekonomi Kreatif.

perekonomian nilai-nilai etika terhadap Indonesia, maka visi ekonomi kreatif sampai dengan
lingkungan dapat mendorong terciptanya tahun 2025 adalah “Bangsa Indonesia Yang
produk yang ramah lingkungan, dan ia merasa Berkualitas Hidup dan Bercitra di Mata Dunia”.
malu bila ia meniru produk lain secara terang- Sedangkan misinya adalah: “Memberdayakan
terangan. Sumberdaya Insani Indonesia Sebagai Modal Utama
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pembangunan Nasional
untuk menjadi pekerja kreatif tidaklah cukup Terkait dengan misi ekonomi kreatif tersebut
memiliki bakat, pandai menggambar, menari, tampak bahwa sangat erat terkait dengan produk/jasa
menyanyi dan menulis cerita, tetapi juga harus sebagai konstribusi dari industri kreatif. Adapun
memiliki kemampuan mengorganisasikan ide-ide produk/jasa sebagai sektor atau subsektor
multi disipliner dan juga kemampuan memecahkan pengembangan ekonomi kreatif itu (Kemendag
masalah dengan cara-cara diluar kebiasaan. 2008) sebanyak empat belas (14) produk/jasa, yaitu:
a. Perlunya Ekonomi Kreatif Dikembangkan (1) Industri Periklanan, yaitu : suatu kegiatan kreatif
Industri kreatif ini dapat memberikan yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah
kontribusi di beberapa aspek kehidupan, tidak dengan menggunakan medium tertentu,(2) Industri
hanya ditinjau dari sudut pandang ekonomi Arsitektur, yakni: Jasa konsultasi arsitek yang
semata, tetapi juga dapat memberikan dampak mencakup usaha seperti: desain bangunan,
positif kepada aspek lainnya.. pengawasan konstruksi perencanaan kota,(3) Industri
Menurut Kemendag (2008) industri Barang Seni, yakni: kegiatan yang berkaitan dengan
kreatif ini perlu dikembangkan, karena sektor perdagangan barang-barang seni asli (orisinil), unik
ini memiliki kontribusi ekonomi yg signifikan dan langka dan berasal dari masa lampau (bekas)
bagi perekonomian Indonesia, dapat yang dilegalkan oleh undang-undang , dan memiliki
menciptakan iklim bisnis yang positif, dapat nilai estetika seni yg tinggi,(4) Industri Kerajinan,
memperkuat citra dan identitas bangsa yakni: Industri yang menghasilkan produk-produk,
Indonesia, mendukung pemanfaatan baik secara keseluruhan dengan tangan atau
sumberdaya yang terbarukan, merupakan pusat menggunakan peralatan biasa, peralatan mekanis.
penciptaan inovasi dan pembentukan Produk kerajinan tersebut dibuat dari raw materials
kreativitas, dan memiliki dampak sosial yg dalam jumlah yang tidak terbatas. Profesi-profesi
positif. Di bawah ini divisualisasikan “perlunya dibidang industri kerajinan meliputi:a)Pembatik, (5)
ekonomi kreatif dikembangkan”. Industri Desain. Dalam kaitannya dengan ekonomi
b. Sektor Pengembangan Ekonomi Kreatif kreatif, akan dikembangkan dalam tiga kelompok
Memperhatikan makna ekonomi kreatif, disiplin ilmu desain, yaitu:a).Desain industri ,b)
kemampuan yang dibutuhkan atau yang harus Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual c). Desain
dimiliki dan pola pikir yang harus ditumbuh Interior, (6) Industri Fesyen adalah kegiatan kreatif
kembangkan dalam mendukung ekonomi kreatif, yang terkait dengan kreasi desain pakaian, dan
serta perlunya ekonomi kreatif dikembangkan di desain asesories mode lainnya,(7) Industri Film,

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 145
Gambar 3: Kerangka Pikir Kajian Ekonomi Kreatif (Pen. 2012)

Video dan Fotografi adalah kegiatan yang terkait pekerja pembersih , pekerja administrasi, keamanan
dengan kreasi, produksi video, film dan jasa fotografi dan jumlahnya banyak. Agar Strata Kreatif
serta distribusi rekaman video,(8) Industri Permainan berkembang lebih banyak dibanding strata pekerja,
Interaktif adalah kegiatan kreatif yang berkaitan pemerintah harus lebih serius dalam
dengan kreasi, produksi dan distribusi permainan mengembangkan sistem pendidikan yang
komputer dan video,(9) Industri Musik adalah mendukung lahirnya para pekerja kreatif, sehingga
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/ ekonomi kreatif yang merupakan ekonomi berbasis
komposisi, pertunjukan musik, reproduksi dan pengetahuan (knowledge economy) dapat tumbuh
distribusi dari rekaman suara,(10) Industri Seni dan berkembang secara signifikan.
Pertunjukan,Kegiatan ini berhubungan dengan seni Selanjutnya terdapat lima (5) pilar, yang perlu
drama, teater dan karawitan serta tari,(11) Industri terus diperkuat, sehinga industri kreatif dapat tumbuh
Penerbitan dan Percetakan, meliputi kegiatan kreatif dan berkembang mencapai Visi dan Misi ekonomi
yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan kreatif Indonesia,yaitu: (1) Industri. Industri
buku, jurnal, Koran, majalah, tabloid,(12) Industri merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang
Layanan Komputer dan Piranti Lunak, yang meliputi terkait dengan produksi, distribusi, pertukaran serta
kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan konsumsi produk atau jasa dari sebuah negara atau
teknologi informasi,(13) Industri Televisi dan Radio, area tertentu., khususnya industri kreatif; (2).
yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan Teknologi. : teknik atau metode-metode atau
pengemasan, penyiaran dan transmisi televisi dan aktivitas yang membentuk dan mengubah budaya
radio, dan (14) Industri Riset dan Pengembangan. teknologi ini dapat mewujudkan kreativitas individu
Industri kreatif pada riset dan pengembangan dalam karya nyata; (3) Sumberdaya (Resources),
meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha merupakan input yang dibutuhkan dalam proses
inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan penciptaan nilai tambah, selain ide atau kreativitas
teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya insani,juga
untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, sumberdaya alam/ ketersediaan lahan sebagai input
proses baru, material baru, alat baru, metode baru penunjang dalam industri kreatf; (4) Institution,
dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan dalam pilar pengembangan industri kreatif dapat
pasar. didefinisikan sebagai tatanan sosial,.seperti sistem
Ada 3 hal yang perlu untuk mengembangkan, nilai, adat istiadat atau norma, maupun formal dalam
model pengembangan ekonomi kreatif yaitu: bentuk peraturan perundang-undangan. Industri
(1)Pondasi industri kreatif,yaitu sumber daya insan kreatif memajukan ide-ide yang dapat dieksploitasi
Indonesia,dengan demikian menumbuhkembangkan menjadi potensi ekonomi. Dengan demikian, peranan
pengetahuan dan kreativitas sumber daya insan inilah hukum dalam memproteksi ide-ide sangat penting,
yang menjadi faktor produksi utama di dalam proteksi ide-ide dilaksanakan melalui mekanisme
industri kreatif. HKI. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana
Richard Florida (2011) dalam Kemendag insan Indonesia menggunakan proses kreatif di
(2008) menyatakan bahwa ada tiga Strata Kreatif, dalam kehidupan sehari-hari, baik secara keilmuan,
yaitu:1)Inti Super Kreatif (Super Creative Core). , industri maupun komersial, dan (5) Finance
terdiri dari ilmuwan dan insinyur pada Universitas, Intermediary, adalah lembaga yang berperan
pengarang cerita, seniman , dlldan lainnya yang menyalurkan pendanaan kepada pelaku industri yang
secara intensif terlibat dalam proses kreatif., membutuhkan. modal/ekuitas, maupun
2)Pekerja Kreatif Profesional (Creative Professional) pinjaman/kredit.
seperti berbasis jasa layanan keuangan, berbasis Dalam pengembangan ekonomi kreatif ada tiga
hukum, praktisi kesehatan dan teknikal dan (3) aktor yang saling berhubungan yakni
manajemen bisnis,dan 3).Strata pekerja yang pada Cendikiawan (Intellectuals), Bisnis (Business) dan
umumnya memiliki gaji/upah yang kecil dan tidak Pemerintah (Government) yag disebut sebagai sistem
memiliki otonomi dalam pekerjaannya. Seperti:, “Triple Helix” (dalam Kemendag, 2008).

146 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2013: 141 - 158
Hubungan yang erat, saling menunjang dan menyediakan bahan wawancara dalam bentuk
bersimbiosis mutualisme antara ketiga aktor tersebut checklist yakni peneliti memberi tanda (√) pada
dalam kaitannya dengan landasan dan pilar model kolom yang disediakan dalam bahan wawancara
indutri kreatif (yang divisualisasikan dalam kerangka dalam bentuk checklist yakni peneliti memberi tanda
pikir) akan menghasilkan industri kreatif berdiri (√) pada kolom yang disediakan dalam bahan
kokoh dan berkesinambungan. Kerangka pikir wawancara.
penelitian ini yang secara visual digambarkan pada lisis data dengan model Miles dan Huberman
gambar 3. (dalam Sugiyono, 2008: 246-253) yaitu aktivitas
Kementerian Perdagangan RI telah melakukan dalam analisis data melalui /langkah sebagai berikut :
studi banding ke tujuh negara, dua diantaranya (1) data reduction atau reduksi data, yaitu
dikemukana dibawah ini: merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan,
a. Konsep awal Malaysia adalah menggali dan penting saja terkait dengan pengembangan ekonomi
menonjolkan identitas nasional budaya dan kreatif, (2) data display (penyajian data),yaitu,
warisan budaya dan berkembang menjadi penyajian (display) data dalam bentuk tabel, dengan
creative content, animation dll.Pemerintah demikian, data tersebut dapat tersusun dalam pola
sebagai aktor utama pengembangan ekonomi hubungan atau saling terkait, sehingga dapat
kreatif yang dipegang oleh Ministry,culture dan membentuk pemahaman tentang pengembangan
Horitage. Hal yang dapat dipelajari dari ekonomi kreatif dan (3) conclusion drawing
malaysia adalah pentingnya identitas nasional. (verification) Penarikan kesimpulan dan verifikasi,
b. Pemerintah Thailand dalam mengelola industri yang harus didukung data dan bukti-bukti lain yang
kreatifnya dengan membentuk satu badan valid dan konsisten. Melalui penarikan kesimpulan
khusus yaitu TCDC dengan fokus desain.,yang ini diharapkan dapat menjawab rumusan
melibatkan Kementerian di dalamnya seperti permasalahan.
kementerian luar negeri,kementerian
perindustrian dan kementerian perdagangan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Yang menjadi pembelajaran bagi indonesia
adalah .Thailand menciptakan kemudahan akses Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang
utk mendapatkan “Source of capital” yang kaya raya akan keanekaragaman budaya dan manusia
berdampak kepada peningkatan konsumsi dan yang kreatif. Sebagai pusat pendidikan dengan
pertumbuhan ekonomi ditunjang keberadaan berbagai R&D centers,serta
sebagai trendsetter berbagai industri seperti: pusat
METODE PENELITIAN moda/fashion,musik dan perintis perfiliman, maka
Jawa Barat dapat menarik generasi muda dari
Metode yang digunakan dalam Kajian ini berbagai daerah sehingga dapat meningkatkan
adalah metode evaluasi formatif yaitu melihat dan keanekaragaman potensi lokal ( diversity and variety
mengkaji pelaksanaan serta program, mencari umpan of local potentials) yang kaya akan produk inovatif
balik untuk memperbaiki pelaksanaan program yang memiliki potensi ekspor. Dengan tersedianya
dimaksud, (Masri Sinagarimbun dan Sofian Efendi, potensi lokal yang tinggi sebagai pendukung industri
1987:5). yaitu hendak melihat dan menganalisis kreatif,menjadikan Jawa Barat berkaitan erat dengan
pelaksanaan pengembangan ekonomi kreatif di industri kreatif yang relevan dengan perkembangan
Provinsi Jawa Barat , sesuai dengan Inpres No.6 ekonomi berbasis pengetahuan.
Tahun 2009, serta mencari umpan balik guna lebih Kontribusi industri kreatif di Jawa Barat dari
bersinergi dalam pelaksanaannya. tahun 2001 hingga 2005 telah menyumbangkan rata-
Informan ditetapkan berdasarkan metode rata 8% per tahun terhadap PDRB Jawa Barat
purposive sampling dengan pertimbangan tertentu dengan laju pertumbuhan pada tahun 2001-2005
yaitu: Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sekitar 4,55%. Mampu menyerap tenaga kerja
mempunyai tupoksi: (1) bidang perencanaan sedikitnya 392.636 atau sekitar 2,54% dari jumlah.
pembangunan daerah, (2) menangani administrasi Dengan otonomi daerah maka Pemerintah Jawa
perekonomian daerah, (3) bidang perdagangan dan Barat dapat lebih leluasa dalam menyusun kebijakan-
industri, (4) dan pelaku usaha. Lalu ditertapkan satu kebijakan yang berhubungan dengan industri kreatif.
orang pejabat/staf dari Bappeda, Biro Industri kreatif di Jawa Barat belum digali dan
Perekonomian, Dinas Perdagangan dan Industri serta dikembangkan secara optimal sesuai potensi yang
salah satu pelaku usaha ekonomi kreatif. dimilikinya.termasuk menambah 1 sum sektor basis
Untuk data sekunder, meminta secara langsung industri kreatif yaitu, Kuliner . Oleh karena itu
kepada SKPD Informan seperti Peraturan Daerah Bappeda Provinsi Jawa Barat berinisiatif untuk
(Perda), Peraturan Gubernur, dan data lainnya yang membentuk suatu tim inisiasi (test force) yang terdiri
terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif. Data dari berbagai pakar untuk membantu pemerintah
primer diperoleh langsung dari pejabat SKPD Provinsi Jawa Barat dalam merumuskan strategi dan
Informan melalui chechlist interview atau wawancara kebijakan pengembangan ekonomi kreatif sehingga
berdasarkan daftar check (tanda contreng),dengan

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 147
Tabel .1 Rencana Strategis Pengembangan Industri Kreatif Jawa Barat

2008 - 2010 2011-2013 >2015


Rencana Rencana Rencana
Hasil yang Hasil yang Hasil yang
Jangka Jangka Jangka
diharapkan diharapkan diharapkan
Penddek Menengah Panjang
• Peletakan • Pembentukan • Peningkatan • Pasar kreatif: • Pemantapan • Keunggulan
dasar industri komisi kreatif permintaan ekspor dan lebih lanjut daya saing
kreatif • Cetak biru produk kreatif substitusi impor • Peningkatan Jabar
• Identifikasi industri kreatif • Peningkatan • Ekspo industri kemitraan • Jabar ikon
potensi • Statistik investasi kreatif strategis nasional
industri industri kreatif dalam dan • Duta Jabar • Pencitraan • Penghargaan
kreatif Jawa • Kebijakan luar negeri • Cinta produk ikon nasional kepeloporan
Barat perijinan • Pemantapan Jabar industri industri
• Penyusunan • Paket kebijakan pendidikan • Konsorsium kreatif kreatif
kebijakan keuangan dan pelatihan pendidikan dan
industri • Paket kebijakan pekerja untuk pelatihan
kreatif investasi industri
(blueprint) • Sosialisasi kreatif
industri kreatif
• Pembinaan
komunitas
kreatif
Sumber: Bappeda Jabar

menjadi kekuatan ekonomi yang berdaya saing yang peluang investasi & sistem permodalan, (5).
dapat diandalkan. Peningkatan mutu pendidikan kreatif, (6) Ruang
Terkait dengan Kebijakan Ekonomi Kreatif, kreatif publik & arsitektur kota,dan (7) Jejaring
Provinsi Jawa Barat telah membuat cetak biru kota-kota kreatif jabar
industri kreatif di Jawa Barat. Konsep cetak biru Dibangunnya Instrumen pengembangan ekonomi
adalah: kreatif di Jawa Barat yaitu: (1) Berbagi kepentingan:
1. Apa impian bersama penduduk Jawa Barat? riset, informasi, dan forum, (2) Iklim bertumbuh:
Mengembangkan visi bersama dan menerima kebijakan industri kreatif, (3) Kompetensi:
pola pikir baru yang berdaya saing, pengembangan SDM dan komunitas kreatif, (4) Sisi
kesejahteraan, produktivitas, penguasaan diri, penawaran: kreasi, produksi, dan merk, (5) Sisi
dan kerendahan hati permintaan: komersialisasi, promosi, distribusi, dan
2. Apa yang harus dilakukan untuk memastikan edukasi dan (6) Tujuan: Produktivitas dan daya saing
perubahan provinsi? Mengembangkan industri kreatif
kesediaan untuk bertekad dan bersemangat Dibangunnya Arah kebijakan, yaitu: (1):
demi keberhasilan perubahan provinsi. 1. Menciptakan iklim yang mendorong kreatifitas
3. Apa yang diharapkan terjadi sebagai keluaran a) Komisi Bandung atau Jabar kreatif,b).Pusat
dari perubahan?berusaha keras menoreh informasi industri kreatif (survey teratur) untuk
prestasi atau kontribusi atau mencapai target mendukung riset dan pengembangan industri
dalam segala aspek perubahan provinsi kreatif, c). Cetak biru pengembangan industri
4. Apa yang mesti dijaga agar hasil perubahan kreatif di Jawa Barat, d). Pengakuan
menjadi milik bersama? Meningkatkan kepeloporan dan prestasi dalam industri kreatif,
kesejahteraan sosial dan menjunnjung keadilan e). Perlindungan hasil karya kreatif (hak cipta),
sosial di provinsi. f). Kemudahan perijinan usaha industri kreatif,
Dibangunnya Visi bersama: Menjadikan Industri g). Paket kebijakan keuangandan h). Paket
Kreatif sebagai media pembangunan SDM di Jawa kebijakan investasi (layanan informasi investasi
Barat. Sumberdaya yang dimaksudkan adalah yang yang berkualitas internasional)
kreatif (melihat sesuatu yang baru), inovatif 2. Mengembangkan kemampuan penciptaan rantai
(mewujudkan produk/ jasa), dan produktif nilai kreatif
(memanfaatkan kesempatan). a). Integrasi kegiatan kreatif, bisnis, dan
Dibangunnya Komitmen bersama yaitu (1) teknologi, b). Relevansi lembaga pendidikan
Pembentukan forum industri kreatif Jabar: pemimpin dengan bisnis kreatif, c). Layanan investasi
kreatif, pewirausaha kreatif, komunitas kreatif, yang berkualitas internasional, d). Akses modal
pekerja kreatif; (2) Peningkatan komunitas kreatif kerja atau pembiayaan bisnis kreatif, e).
Jabar, (3) Pengembangan prasarana intelektual, (4) Perlindungan terhadap karis pekerja kreatif dan
Pembangunan ekonomi a.l. dgn: penataan rantai penyetaraan gender
nilai, peningkatan daya saing industri kreatif,

148 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2013: 141 - 158
Tabel 2. Draft Roadmap Pengembangan Ekonomi Kreatif Jabar

Bidang Target 2012 - 2019


Pengembangan a. Pengembangan pola relasi yang saling mendukung
Infrastruktur b. Fasilitasi infrastruktur yan tepat
c. Inisiasi pembentukan skema dan lembaga pembiayaan yang sesuai
Pendidikan dan Pelatihan a. Fasilitasi creative talent untuk berkreasi bagi masyarakat
b. Creative mindset programme kepada masyarakat
c. Pelatihan dan pendampingan enterpreneurship
Pemasaran dan a. Penciptaan iklim kondusif bagi rantai nilai IK
Komersialisasi b. Market attractiveness programme untuk keunggulan kompetitif
Hukum dan Etika a. Fasilitasi dan apresiasi terhadap nilai karya dan budaya
Penciptaan b. Inventarisasi dan fasilitasi karya kreatif
c. Sosialisasi HKI dan etika penciptaan kepada masyarakat
Inovasi kelembagaan dan a. Creative mindset programme bagi pemangku kepentingan/ pemerintah
Birokrasi b. Program unggulan pemerintah berdasarkan kebutuhan yang strategis
c. Aksi sebagai fasilitator meningkat dibanding mengedepankan birokrasi
Riset dan Pengembangan a. Program inovasi bermuatan lokal yang unggul
b. Revitalisasi basis teknologi pendukung
Community Development a. Program peningkatan jumlah dan kualitas creative worker
b. Fasilitasi networking dan manajemen komunitas
Sumber: Bappeda Jabar

3. Meningkatkan peluang atau permintaan Ketua komite adalah kepala Bappeda, Wakil ketua
terhadap produk kreatif adalah Kepala Disperindag, Sekretaris Komite
a). Expo industri kreatif, b). Kawasan atau adalah Kabid Ekonomi pada Bappeda, dan anggota
pasar kreatif, c). Duta Bandung kreatif di komite adalah Kepala Badan Koordinasi Promosi
mancanegara, d). Cinta budaya bangsa dan Penanaman Modal Daerah, Kadis. Pariwisata
Keputusan Gubernur Jawa Barat No. dan kebudayaan, Kadis Koperasi dan UKM, Kadis.
500/Kep.146-Bapp/2012 Pendidikan, Kadis Permukiman dan Perumahan,
Kadis. Komunikasi dan Informatika, dan Kabiro
Roadmap dan Orientasi Pencapaian Program Administrasi perekonomian Setda Prov. Jabar .
Kerja Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif di
Roadmap pengembangan ekonomi kreatif ini Jawa Barat
direncanakan untuk dilaksanakan sampai dengan Penjelasan menganai rencana aksi
RPJMD tahap ketiga yaitu sampai dengan tahun pengembangan ekonomi kreatif di Jawa Barat
2019. Keputusan Gubernur Jawa Barat No. dimulai dari prioritas pembangunan daerah di
500/Kep.146-Bapp/2012 tentang Komite Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan common goals
Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat adalah
merupakan keputusan yang dibuat dengan sebagai berikut:
memperhatikan Inpres No. 6 Tahun 2009 tentang 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan,
Pengembangan Ekonomi Kreatif dan sebagai wadah 2. Peningkatan Kualitas Kesehatan,
yang dapat menjembatani serta memfasilitasi 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat,
berbagai pemangku kepentingan ekonomi kreatif di 4. Kemandirian Pangan,
Jawa Barat. 5. Peningkatan Kinerja Aparatur,
Tugas komite adalah menyusun kebijakan 6. Pengembangan Infrastruktur Wilayah
pengembangan ekonomi kreatif Jawa Barat dan 7. Kemandirian Energi Dan Kecukupan Air Baku,
mengawal pelaksanaan Rencana Aksi 8. Penanganan Bencana Dan Pengendalian
Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat. komite Lingkungah Hidup,
mempunyai fungsi intermediasi pemangku kebijakan 9. Pembangunan Perdesaan dan
dan pelaku ekonomi kreatif serta para pihak yang 10. Pengembangan Budaya Lokal Dan Destinasi
berkepentingan untuk mengembangkan ekonomi Wisata
kreatif Jawa Barat dan penguatan jaringan kerja dan Pengembangan industri kreatif di Jawa Barat
koordinasi antarkomunitas kreatif setiap dikaitkan dengan common goals yang ke-3 yaitu
Kabupaten/Kota maupun dengan komunitas kreatif peningkatan daya beli masyarakat. Pada common
nasional dan internasional. goals ke-3 tersebut dijabarkan lagi menjadi kegiatan
Pembiayaan kegiatan komite berasal dari tematik dan unggulan yang digambarkan pada tabel
APBD Provinsi Jawa Barat dan sumber lain yang sah 3.
dan tidak mengikat. Susunan personalia komite Output dari tematik 5 pengembangan industri
terdiri dari OPD yang terkait dengan ekonomi kreatif kreatif dan wirausahawan muda kreatif
dan para pakar yang masuk dalam komisi. Pembina berikut:1).Meningkatnya jumlah populasi pelaku
adalah gubernur dan Sekda Provinsi Jawa Barat. usaha industri kreatif,2).Tumbuhnya wirausahawan

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 149
Tabel 3 Kegiatan Tematik dan kegiatan Unggulan pada
Common Goals Peningkatan Daya Beli Masyarakat

No Tematik Kegiatan Unggulan


1 Peningkatan budaya masyarakat bekerja dan perluasan a. Penumbuhan wirausaha baru dan penguatan wirausaha
lapangan kerja serta kesempatan berusaha UMKM melalui inkubasi bisnis
b. Peningkatan Produktivitas SDM Multisektor berstandar
Asean
c. Lapangan Kerja Baru dan Modal Usaha Melalui UKM
(Kerjasama dengan lembaga asuransi perkreditan)
2 Jawa Barat sebagai daerah tujuan investasi a. Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal dan Profil
Peluang Investasi di Jawa Barat
b. Fasilitasi dan koordinasi
c. pengembangan kawasan ekonomi khusus
3 Pengembangan skema pembiayaan alternatif a. Fasilitasi Skema Pembiayaan alternatif Gemar, Gapura,
Gempita, KUMKM, melalui skema jaminan asuransi
modal usaha
b. Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas Lembaga
Keuangan Non Perbankan
c. Fasilitasi Pembentukan trust fund
4 Pengembangan agribisnis, forest bisnis, marine bisnis, a. Fasilitasi Peningkatan Sarana dan Prasarana Teknologi
agroindustri, dan industri manufaktur Perikanan Tangkap
b. Fasilitasi Pengembangan Gerakan Multi Aktivitas
Agribisnis (GEMAR)
c. Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM dan
pemberdayaan penyuluh pertanian, perkebunan,
peternakan dan kehutanan
d. Fasilitasi Gerakan Pengembangan dan Perlindungan
Pasar Tradisional (GEMPITA)
e. Dana Operasi Pasar Sembako
5 Pengembangan Industri Kreatif dan wirausahawan muda Fasilitasi pengembangan kawasan industri kreatif
kreatif
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat

Tabel 4. Rincian Kegiatan Tematik Pengembangan Industri Kreatif dan


Wirausahawan Muda Kreatif

No Rincian Kegiatan Tematik OPD Penanggung Jawab


1 Pengembangan Industri Kreatif berbasis IT Dinas Indag
2 Pengembangan Industri Fashion Muslim Dinas Indag
3 Membangun Jejaring Komunitas Kreatif Dinas Indag
4 Penumbuhan Wirausahawan Muda Berbasis Industri Kreatif Dinas Indag, KUMKM

muda dibidang industri kreatif, 3). Bandung menjadi terhadap riset dan pengembangan kreativitas dan
trendsetter Fashion Muslim Internasional dan inovasi. Masing-masing kebijakan ini diuraikan
4).Tumbuhnya industri animasi , games, software dalam strategi , program dan kegiatan berikut
dan film indikator kinerja sebagai alat mengukur tingkat
Terdapat 4(empat) kebijakan dalam rencana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. .Rincian
aksi pengembangan industri kreatif di Jawa Barat, Kebijakan, strategi , program dan, kegiatan, indikator
yaitu (1) Menciptakan infrastruktur yang memadai dan penanggungjawab kegiatan sebagaimana
baik fisik, sosial dan hukum bagi pengembangan diuraikan dalam tabel terlampir.
ekonomi kreatif, dengan strategi pencapaiannya
dengan : (a) Membangun infrastruktur fisik berupa Pengembangan Industri Unggulan
ruang publik sebagai penunjang aktivitas pelaku Provinsi Jawa Barat menentukan tiga subsektor
ekonomi kreatif , (b)Mempermudah akses unggulan yang akan dikebangkan di Provinsi Jawa
pembiayaan terhadap pelaku ekonomi kreatif dan (c) Barat, yaitu kuliner, fesyen, dan kerajinan. Pemilihan
Menjamin perlindungan hukum bagi produk kreatif 3(tiga) industri ini didasarkan atas pertimbangan
Jawa Barat yang merupakan warisan budaya dan hasil analisa sumbangsih nilai produk-produk
bagi pelaku ekonomi kreatif. (2) Mengembangkan tersebut terhadap PAD, PDRB, dan penyerapan
sumber daya insan kreatif, (3) Memperkuat tenaga kerja. Strategi pengembangan dan rencana
kerjasama antar pemangku kepentingan pelaku aksi terhadap Industri unggulan dimaksud dapat
ekonomi kreatif dan (4) Meningkatkan dukungan diuraikan sebagai berikut:

150 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2013: 141 - 158
1) Industri kuliner. Pengembangan industri kuliner Kementerian Perdagangan,di Jawa Barat menambah
dilaksanakan dengan menetapkan sasaran jangka 1 sub sektor lagi yaitu KULINER.Sehingga di Jawa
menengah dan sasaran jangka panjang. Sasaran Barat sub sektor industri kreatif menjadi 15. Kuliner
jangka menengah antara lain Penambahan variasi yaitu pusat produk makanan olahan khas Indonesia
dan cita rasa baru, sedangkan sasaran jangka yang perlu disebarluaskan melalui media yang tepat
panjangnya adalah Peningkatan volume dan variasi di dalam dan di luar negeri,sehingga memperoleh
kuliner. Strategi pengembangannya antara lain, peningkatan daya saing di pasar ritel modern dan
membentuk klaster industri kuliner untuk pasar internasional.
memudahkan kerjasama dan melakukan inovasi. Kelompok usaha di Jawa Barat sangatlah
Rencana Aksinya antara lain Memperkaya beragam,baik yang formal maupun non formal .
keanekaragaman kuliner dengan mengadakan Tumbuh dan berkembang atas komunitas pelaku
pameran kuliner asli daerah secara rutin untuk usaha mandiri Seiring dengan maraknya program
memperkenalkan kuliner asli daerah dan mendorong pemerintah dari tingkat pusat ke daerah,
para pelaku usaha membentuk komunitas sebagai pembentukan kelompok usaha dilakukan mulai dari
wadah knowledge sharing dan networking. Strategi tingkat RT /RW bahkan nasional, kemudian
pengembangan dan rencana aksi lainnya lainnya berkembang menjadi wirausahawan. Intinya
dapat digambarkan dalam tabel terlampir. wirausahawan harus memiliki kemampuan berpikir
2) Industri fesyen dan desain. Adapun sasaran kreatif-imajinatif dalam melihat, menciptakan dan
jangka menengah Industri fesyen dan desain antara menemukenali peluang bisnis yang baru.
lain adalah ketersediaan bahan baku secara
berkesinambungan terlebih bahan baku Profil Industri Kreatif di Beberapa Kabupaten/
lokal,sedangkangkan sasaran jangka panjangnya Kota di Jawa Barat
antara lain adalah menghasilkan produk yang ramah Penelitian pernah dilakukan oleh CIEL SBM
lingkungan. Strategi pengembangannya antara lain ITB di 11 kabupaten/kota / kota di Jawa Barat
adalah Bekerjasama dengan institusi pendidikan/ seperti: 1) Bandung ( sector industry fashion dan
peneliti mengembangakan bahan baku substitusi desain ,yang masih perlu pembinaan ), 2). Bogor: (
untuk industri fesyen terlebih yang masih kuliner dan fashion,perak,Wayang ),
menggunakan bahan baku impor. Rencana aksinya 3)Ciamis(industry disain dan kuliner),
antara lain adalah memperbaiki dan meningkatkan 4)Cirebon(kerajinan), 5)Garut (Kerajinan dan
kualitas pelayanan terminal ekspor Jabar dengan Fashion), 6)Kuningan (kuliner dan Kerajinan),
memperbaiki dan melengkapi sarana prasarana 7).Tasikmalaya(kerajinan border dan fashion,desain
terminal pelabuhan laut maupun udara serta dan arsitektur), 8)Bekasi(industry rumah
membangun akses ke wilayah terminal. Strategi tangga:lkrajinan bunga,boneka), 9)Karawang
pengembangan dan rencana aksi lainnya lainnya (Industri pengolahan,pariwisata, tanaman
dapat digambarkan dalam tabel terlampir. pangan,perikanan darat), 10).Purwakarta( Kerajinan
3) Industri kerajinan: Adapun sasaran jangka keramik ), 11) Subang( Kuliner,industry kerajinan).
menengah Industri kerajinan antara lain adalah
Mengolah dan memanfaatkan bahan baku alam tanpa Urutan Subsektor Industri Kreatif di Jawa Barat
merusak ekosistem alam sedangkangkan sasaran Dari berbagai sub sector industry di Jawa Barat,
jangka panjangnya antara lain adalah Memiliki terdapat sub sector dari yang dominan sampai
fasilitas pengolahan kembali limbah produksi. terendah yaitu: Kerajinan(27,7%), fasion (15,3%),
Strategi pengembangannya antara lain desain (14,6%), kuliner ( 14,6%) arsitektur ( 4%),
xxxMembentuk kelompok kerjasama para pelaku. Visual art ( 3%), turism,seni,patung dan film ( 2%).
Rencana aksinya antara lain adalah Di urutan terakhir yaitu teater, multimedia, games
Mengembangkan lembaga sertifikasi kerajinan. interaktif, layanan computer dan piranti lunak( 1%)
Strategi pengembangan dan rencana aksi lainnya Berdasarkan hasil wawancara dengan para
dapat digambarkan dalam tabel terlampir. informan dan pelaku industri dapat digambarkan
secara singkat kondisi industri kreatif di Provinsi
Profil Ekonomi Kreatif Jawa Barat sebagai berikut: Kondisi kreatifitas di
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, yang Jawa Barat sudah maju, ekonomi kreatif muncul dari
tadinya berbasis Sumber Daya Alam ( SDA), kreatifitas masyarakat, pemerinth hanya fasilitasi.
sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian Kondisi ini didukung oleh banyaknya perguruan
ke era ekonomi dan informasi. Industri kreatif , tinggi dan anugerah seni budaya dari leluhur. Di
diartikan sebagai kumpulan aktifitas ekonomi yang masyarakat telah berkembang komunitas-komunitas
terkait dengan penciptaan atau penggunaan yang sudah ada jauh sebelum terbitnya Inpres No 6
pengetahuan dan informasi.Industri kreatif juga tahun 2009. Pembinaan oleh pemerintahpun tidak
dikenal dengan nama lain Industri Budaya atau seperti pembinaan pada pengusaha biasa, karena
Ekonomi kreatif. kreatifitas telah berkembang sendiri. Bahkan para
Selain 14 sub sektor yang menjadi basis ahli dari Jabar (Prof. Togar dari ITB) diminta untuk
industri kreatif sebagaimana yang dipetakan oleh membuat cetak biru oleh Kementerian Perdagangan.

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 151
Pengembangan industri kreatif melibatkan Kondisi pengembangan industri kreatif sangat
banyak OPD yaitu Biro administrasi dan butuh komitmen pimpinan daerah. Tataran kebijakan
perekonomian, Bappeda, Dinas Perindustrian dan di provinsi sudah dilaksanakan, tapi di
Perdagangan. Biro perekonomian bersifat koordinatif Kabupaten/kota belum. Butuh peran Kemendagri
terhadap semua pihak yang terlibat dan fasilitasi untuk pelaksanaannya. Disarankan Kemendagri
kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan oleh menulis surat ke Kab/Kota agar segera melaksanakan
instansi teknis. Bappeda melaksanakan perencanaan amanat Inpres No. 6 Tahun 2009 dan segera
dengan memasukkan perencanaan terkait Ekonomi menyelenggarakan evaluasi pelaksanaannya. Peran
Kreatif dan menginisiasi pembentukan komite serta pemerintah dalam pengembangan ekonomi
Ekonomi kreatif sebagai tempat berkumpul untuk kreatif juga tidak bisa disamakan dengan perannya
merencanakan pengembangan Ekonomi Kreatif di terhadap kebijakan lainnya.
Jabar serta menyusun kebijakan terkait dan Pelaku usaha jika terlalu banyak diintervensi
mengawal rencana aksi pengembangan nya. oleh pemerintah kondisi kreatifitasnya menjadi
Sementara urusan teknis rencana aksi pengembangan terbatas, pemerintah sebaiknya hanya berperan pada
ekonomi kreatif dilaksanakan oleh berbagai OPD regulasi perijinan, tempat usaha, dan regulasi pajak.
seperti Disperindag, Dinas Pariwisata dan Pendanaan biasanya hanya untuk pelatihan-pelatihan
Kebudayaan, Dinas Pendidikan, dan Dinas PU dan terutama dalam hal administrasi. Peran pemerintah
Permukiman. Salah satu contoh gerak Dinas bukan dalam pengembangan kreatifitas tapi
KimRum adalah membuat ruang terbuka publik di menciptakan kondisi bagaimana usaha tetap bisa
4(empat) kab/kota untuk pengembangan ekonomi berjalan seperti sertifikat halal, ijin Depkes, BPOM,
kreatif. HAKI, dan manajemen usaha.
Jika dilihat dari kondisi paling maju dalam hal Salah satu peran pemerintah juga adalah
dukungan dan komitmen Pemda adalah Kota pemberian apresiasi seperti adanya acara Baksia
Bandung dan Cimahi, karena sampai dimasukkan ke Caraka anugerah dari pemerintah pusat untuk
kurikulum pendidikan. Yang paling menonjol di Kab/Kota yang sangat mendukung ekonomi kreatif
Jabar adalah fesyen, animasi, kerajinan, IT, iklan. di daerah. Tahun ini Jabar mengirim 5 wakil yaitu
Yang paling maju khususnya di Kota Bandung Kota Bandung, Cimahi, Bandung Barat, Sukabumi,
adalah fashion, karena didukung oleh kebiasaan dan Depok
berpakaian masyarakat yang bangga dengan kreasi
rekan/ lingkungan sendiri. Kebijakan Industri Kreatif di Provinsi Jawa
Pendanaan oleh APBD mulai dari inventarisasi Barat
masuk di Bappeda, di biro perekonomian hanya ada Menurut pemda keberadaan inpres No. 6 Tahun
dana-dana koordinasi. Sangat diuntungkan bahwa 2009 Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif
ekonomi kreatif ditempatkan di Bappeda karena sangat baik karena setiap instansi pemerintah yang
terkait program dan penganggaran. Penganggaran tercantum dalam inpres tersebut wajib membuat
belum khusus bernama kegiatan ekonomi kreatif, rencana aksi berupa program dan kegiatan
karena belum ada petunjuk untuk membuat hal itu. pengembangan ekonomi kreatif serta bersama-sama
Ada wacana bahwa jika dikhususkan tentang industri menghasilkan program tahun Indonesia Kreatif 2009.
kreatif maka bisa double counting dengan sektor lain Inpres tersebut juga sebagai pedoman dalam
karena industri kreatif bisa masuk di sektor pengembangan industri/ ekonomi kreatif di
manapun. Contoh: perkembangan brownis saat ini Indonesia. Inpres ini sudah disosialisasikan di
termasuk industri kreatif tapi dihitung pada industri Provinsi Jawa Barat. Penyelenggaranya dari
makanan. Jadi harus sangat hati-hati dalam Disperindag dan Biro Ekonomi Prov. Jabar.
mendefinisikan dan memisahkan kegiatan ekonomi Sosialisasi tingkat Kabupaten/ Kota juga
kreatif. diselenggarakan di Kota Bandung dan Kota Cimahi.
Beberapa permasalahan terkait pengembangan Inpres No. 6 Tahun 2009 sudah ditindaklanjuti
ekonomi kreatf diantaranya: oleh Pemda Provinsi Jawa Barat dengan Kepgub
1. Saat ini belum ada profil ekonomi kreatif No. 500/Kep 146-BPP/2012 tentang Komite
karena belum dilakukan perhitungan sektor Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat.
industri kreatif karena sulit sekali Keputusan ini merupakan pedoman kebijakan
mengindentifikasi secara rigid mana industri pengembangan ekonomi kreatif Jabar dan mengawal
kreatif dan definisi kreatif. pelaksanaan rencana aksi pengembangan ekonomi
2. Kondisi infrastruktur di masing-masing kreatif Jabar. Tetapi sampai sejauh ini muatan
Kabupaten/Kota masih perlu ditingkatkan. kebijakan yang tercantum belum dilaksanakan,
3. Terlihat di Kota Bandung adalah kemacetan disarankan difasilitasi oleh pusat dalam hal ini
akibat industri fesyen yang maju pesat. Kemendagri.
4. Masalah industri kreatif: pendanaan belum “Leading sector” pelaksanaan Inpres No. 6
terealisasi semua, HAKI, perijinan, promosi, Tahun 2009 adalah Bappeda dan Disperindag
dan permodalan Provinsi Jabar. Sesuai tupoksinya Bappeda Prov.
Jabar menyelenggarakan komunikasi dan

152 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2013: 141 - 158
sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah 10. Perijinan dipermudah
dengan nasional serta Kabupaten/Kota. Selain itu 11. Menfasilitasi diklat pelaku ekonomi kreatif
pelaksanaannya melibatkan Dinas pariwisata dan yang diselenggarakan oleh dinas perindag dan
kebudayaan Prov. Jabar, Dinas Pendidikan, dan dinas pendidikan
Dinas Pemukiman dan Perumahan.
Provinsi Jawa Barat telah siap melaksanakan Pengembangan Industri Kreatif Jawa Barat
Inpres No. 6 Tahun 2009 Tentang Pengembangan Pengembangan industri kreatif di Jawa Barat
Ekonomi Kreatif karena sudah ada SKPD atau meliputi 14 (empat belas) sub sektor ditambah sub
wadah lain sebagai pelaksana, sudah ada dana/ sektor kuliner. Yang paling menonjol khususnya di
anggaran yang disediakan dalam APBD setiap tahun, Kota Bandung adalah Fesyen. Kerajinan banyak
dan ada SDM yang mendukung pelaksanaannya. berkembang di wilayah priangan. Kerajinan yang
Tetapi masih diperlukan peningkatan komitmen berkembang adalah anyaman dan kayu. Lukisan
dalam pelaksanaan pembinaan industri kreatif berkembang di Kab. Bandung di Desa Jelekong
khususnya dalam dukungan dana/ biaya. dengan media kanvas. Lukisan ini bahkan sering
Permasalahan yang dihadapi Pemda dibeli langsung oleh pedagang Malaysia untuk
pelaksanaan pengembangan industri kreatif : diperjualbelikan kembali. Industri furniture banyak
1. Tidak memiliki peraturan yang mengatur berkembang di Cirebon dan Sumedang. Bahan baku
manajemen hak atas kekayaan intelektual, yang digunakan masih cukup tersedia dari bahan
terlihat dari banyaknya pelanggaran- baku lokal.
pelanggaran terhadap hasil kreatifitas Pemasaran produk industri kreatif tersebut
2. Masih tumbuh budaya yang tidak kreatif biasanya melalui toko-toko besar di kota dan di luar
(budaya ikut-ikutan, negatif thinking) kota atau pusat-pusat perdagangan besar, pemasaran
3. Kegiatan kreatif masih terkotak-kotak dan melalui on-line/web (internet Marketing), pemasaran
belum ada kajian rantai nilai yang utuh mulai melalui pameran-pameran/ promosi, bazar, dan
dari kegiatan kreasi, produksi, dan distribusi. pemasaran antar teman (mouth to mouth).
4. Masalah pendanaan/ biaya Kondisi perbankan mendukung keberadaan
5. Masalah pendataan industri-industri kreatif industri kreatif, tetapi masih jarang dimanfaatkan
6. Masalah permodalan di para pelaku usaha oleh pelaku industri kreatif, karena banyak industri
7. Masalah kemitraan dalam dukungan promosi kreatif yang masih belum bankable terkait perijinan
dan bahan baku usaha khususnya industri yang berskala kecil. Perlu
8. Keterbatasan infrastruktur ruang publik yang dukungan/ peran pemerintah dalam masalah
berpotensi untuk sumber inspirasi, ekspresi, perizinan usahanya.
produksi, dan apresiasi
9. Masih banyak kesulitan para pelaku kreatif dlm Kondisi Pelaku Industri Kreatif di
mengurus perijinan,perlu dukungan Provinsi Jawa Barat
10. Belum dirasakan adanya sinkronisasi program Hartawan Harun, pemilik usaha rumah kebaya
kreatif dari provinsi dengan Kabupaten/Kota bordir dengan nama Tafali Bordir.
11. Belum adanya diklat yang materinya benar- Usaha telah dimulai 14 tahun yang lalu.
benar dibutuhkan oleh pelaku kreatif Awalnya pegawai Cuma 11 orang, sekarang menjadi
Solusi dari pemecahan permasalahan di atas 21 orang . Produksi di Tasikmalaya dan pegawai asli
diantaranya adalah: berasal dari Tasikmalaya sendiri yang sudah punya
1. Membangun kemampuan SDM melalui kemampuan membordir secara turun menurun.. Cara
workshop, pelatihan, dan pendidikan meningkatkan keterampilan pegawai baru, dengan
2. Mengembangkan ekosistem bisnis yang terpadu memberikan pekerjaan dengan bahan murah terlebih
3. Implementasi dari model pengembangan dahulu sehingga bisa dijual murah seiring waktu dan
industri kreatif jika dilihat kemampuan sudah meningkat maka baru
4. Perindungan dan manajemen, dukungan hak diberi bahan yang mahal. Saat ini upah pekerja lebih
atas kekayaan intelektual (HAKI) kurang 600 ribu per potong kebaya. Upah ini
5. Membangun hubungan dengan komunitas mungkin di atas rata-rata, buktinya tidak ada pekerja
kreatif (Bandung Creative City Forum dan yang keluar selama dipekerjakan.
Cimahi Creative Comunity) Bahan baku masih total dari dalam negeri,
6. Perlu adanya dukungan pendanaan dari biasanya dari supplier sutera Garut. Jenis bordir
pemerintah provinsi atau pemerintah pusat yang ada saat ini adalah bordir komputer, mesin
7. Perlu adanya dukungan dana untuk pendataan dinamo (Juki), dan mesin halus. Dengan komputer
industri kreatif di Jabar produksi bisa massal (banyak) tetapi hal ini
8. Perlu diperbanyak even-even/ kegiatan pameran mematikan daya kreatifitas maupun kuantitas tenaga
atau E-Commerce untuk pemasaran produk manusia. Selain itu dengan komputer memiliki
industri kelemahan jika satu jahitan benang terputus maka
9. Ruang publik pelaku kreatif dengan lokasi di 4 bordir akan terlepas semua. Dengan mesin Juki
kab/Kota dalam pengerjaan 1 potong kebaya makan waktu 2 hari,

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 153
sementara dengan mesin halus memakan waktu lebih berupa Cetak Biru Rencana Pengembangan Industri
kurang 2 minggu. Desain asli kreatifitas sendiri Kreatif Jawa Barat, terbitnya Keputusan Gubernur
dibantu istri. Inspirasi bisa datang dari desain batik Jawa Barat No. 500/Kep.146-Bapp/2012 tentang
pasangan kebaya , dimodifikasi dengan menerapkan Komite Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat,
ke kain kebaya. dan adanya Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi
Permodalan dari pribadi karena ,takut dikejar Kreatif di Jawa Barat.
bunga hutang. Tapi saat ini sangat terbantu, karena Cetak Biru Rencana Pengembangan Industri
menjadi mitra binaan Telkom sudah 3 periode (1 Kreatif Jawa Barat yang telah dibuat sudah cukup
periode 2 tahun). Bentuk binaannya harus meminjam lengkap memuat visi bersama, komitmen bersama,
uang tetapi dengan bunga yang sangat ringan. instrumen pengembangan ekonomi kreatif, arah
Fasilitas yang diberikan adalah promosi secara rutin kebijakan, rencana strategis pengembangan ekonomi
dengan seluruh biaya transportasi dan akomodasi kreatif, roadmap dan orientasi pencapaian program
ditanggung oleh pihak telkom. kerja dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif.
Upaya pemasaran sedang merambah kerjasama Cetak biru ini telah disusun berdasarkan tahapan
dengan kantor-kantor pemerintah dan sangat jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang
berharap agar keluar SE Gubernur tentang diharapkan dapat mempermudah dalam setiap
pemakaian seragam dengan unsur bordir. Pemasaran pelaksanaanya.
saat ini masih mengandalkan promosi dari mulut ke Keputusan Gubernur Jawa Barat No.
mulut dan pameran. Belum ada jalur untuk ekspor. 500/Kep.146-Bapp/2012 tentang Komite
Selama ini kemungkinan barang sudah dibawa keluar Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat
negeri dari tangan ke tangan tapi tidak langsung merupakan salah satu bentuk komitmen Pemda
memasarkan sendiri ke luar negeri. Fasilitasi dari Provinsi Jabar dalam melaksanakan amanat Inpres
pemda pada saat pameran biasanya hanya No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi
menyediakan stan tanpa akomodasi sehingga banyak Kreatif. Komite ini dibuat dengan melibatkan seluruh
pengusaha yang masih berat untuk ikut. Sementara perwakilan stakeholder yang terkait dengan ekonomi
jika dimotori oleh BUMN/D seluruhnya ditanggung. kreatif. Selain berperan dalam membuat dan
Maka yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengawal kebijakan, komite ini juga dibentuk
menggerakkan BUMN/D yang belum berperan sebagai wadah yang menjembatani stakeholder/
dalam mendukung industri kreatif. pelaku ekonomi kreatif untuk dapat berperan secara
optimal dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Pembahasan Tetapi karena relatif baru, keputusan gubernur
1. Dukungan dan Kesiapan Provinsi Jawa tersebut belum dilaksanakan sepenuhnya.
Barat dalam Pengembangan Ekonomi Rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif
Kreatif. di Jawa Barat telah disusun dan disesuaikan dengan
Dari gambaran yang sudah dipaparkan, perencanaan pembangunan di Provinsi Jawa Barat
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat mendukung sehingga terbentuk rangkaian dan ada benang merah
pengembangan ekonomi kreatif di wilayahnya, antara pengembangan ekonomi kreatif dan
bahkan sudah dilaksanakan sebelum terbitnya Inpres pembangunan Jawa Barat secara umum . Dalam
No 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi prioritas pembangunan daerah/ common goals
Kreatif. Inpres No. 6 Tahun 2009 Tentang pembangunan daerah terdapat tujuan peningkatan
Pengembangan Ekonomi Kreatif sendiri sudah daya beli masyarakat. Dalam common goals tersebut
disosialisasikan di Provinsi Jawa Barat. dijabarkan lagi menjadi kegiatan tematik dan
Penyelenggaranya dari Disperindag Prov. Jabar dan unggulan pengembangan industri kreatif dan
Biro Ekonomi Prov. Jabar. Sosialisasi tingkat wirausahawan muda kreatif dengan menfasilitasi
Kabupaten/ Kota juga diselenggarakan di Kota pengembangan kawasan industri kreatif. Setelah itu
Bandung dan Kota Cimahi. disusun kebijakan dan rencana aksi pengembangan
Pemda Provinsi Jabar telah sangat siap industri kreatif di Jawa Barat yang disusun detail
melaksanakan amanat inpres tersebut. Hal ini dijabarkan menjadi strategi, program, kegiatan,
dibuktikan dengan adanya kebijakan-kebijakan yang indikator kinerja, dan penanggungjawab masing-
telah dikeluarkan oleh Pemda terkait hal tersebut. masing kegiatan. Selain itu, Provinsi Jawa Barat
Meskipun kebijakan-kebijakan ini keluar setelah telah menetapkan subsektor unggulan yang akan
adanya Inpres No 6 Tahun 2009 tentang dikebangkan di Provinsi Jawa Barat, yaitu kuliner,
Pengembangan Ekonomi Kreatif, namun latar fesyen, dan kerajinan. Dari masing-masing subsektor
belakang dikeluakannya kebijakan tidak semata- tersebut disusun sasaran, strategi pengembangan, dan
mata karena adanya Inpres, tapi karena pemerintah rencana aksi pengembangan masing-masing
telah menyadari sepenuhnya akan potensi ekonomi subsektor.
kreatif di wilayahnya yang sangat besar sehingga Kesiapan Provinsi Jawa Barat dalam
diharapkan mampu mendorong pembangunan pengembangan ekonomi kreatif selain dari sisi
ekonomi Jawa Barat secara umum. Kebijakan yang kebijakan, juga bisa dilihat dari sisi SDM sebagai
telah dikeluarkan oleh Pemda Provinsi Jawa Barat pondasi utama model pengembangan ekonomi

154 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2013: 141 - 158
kreatif dan dari sisi pendanaan. Dari sisi SDM, Jawa yang memberikan pendidikan yang
Barat mempunyai sumberdaya kreatif yang berasal berpengaruh pada kreatifitas SDM.
dari kemampuan turun temurun insan Jawa Barat 4) Berkembangnya sektor pariwisata di Jawa
sesuai dengan budaya yang berkembang di Jawa Barat sangat mendukung keberadaan
Barat dan juga didorong oleh kreatifitas para ekonomi kreatif.
pendatang di Jawa Barat. Dari sisi pendanaan, c. Provinsi Jawa Barat menentukan tiga subsektor
pendanaan pengembangan ekonomi kreatif didanai unggulan yang akan dikebangkan di Provinsi
oleh APBD. Pendanaan oleh APBD mulai dari Jawa Barat, yaitu kuliner, fesyen, dan kerajinan.
inventarisasi dan dana komite pengembangan Pemilihan 3(tiga) industri ini didasarkan atas
ekonomi kreatif masuk di Bappeda. Selain itu ada pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi dan
dana terkait koordinasi di biro perekonomian. Sangat potensi ekonomi daerah seperti sumbangsih
diuntungkan bahwa ekonomi kreatif ditempatkan di nilai produk-produk tersebut terhadap PAD,
Bappeda karena terkait program dan penganggaran. PDRB, dan penyerapan tenaga kerja.
Peran serta pemerintah dalam pengembangan d. Selain 14 sub sektor yang menjadi basis
ekonomi kreatif juga tidak bisa disamakan dengan industri kreatif sebagaimana yang dipetakan
perannya terhadap kebijakan lainnya. Pelaku usaha oleh Kementerian Perdagangan,di Jawa Barat
jika terlalu banyak diintervensi oleh pemerintah menambah 1 sub sektor lagi yaitu KULINER.
kondisi kreatifitasnya menjadi terbatas, pemerintah Jawa Barat memiliki warisan budaya produk
sebaiknya hanya berperan pada regulasi perijinan, makanan khas yang pada dasarnya merupakan
tempat usaha, dan regulasi pajak. Pendanaan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia.
biasanya hanya untuk pelatihan-pelatihan terutama e. Berdasarkan jenis usaha, 3 (tiga) jenis usaha
dalam hal administrasi. Peran pemerintah bukan yang paling dominan di provinsi Jawa Barat
dalam pengembangan kreatifitas tapi menciptakan adalah: Seni dan Budaya (38%), Kerajinan
kondisi bagaimana usaha tetap bisa berjalan. (15%), dan Desain (15%). Tiga jenis usaha
tersebut dimungkinkan karena merupakan
2. Potret Ekonomi Kreatif dan Permasalahan sektor dengan barrier entry yang rendah
yang dihadapi dalam Pengembangannya. sehingga membuat pengusaha lain juga dapat
Potret lengkap kondisi ekonomi kreatif di Jawa melakukan usaha yang serupa. Selain itu sektor
Barat telah digambarkan pada bagian terdahulu. tersebut tidak membutuhkan modal yang besar,
Beberapa hal penting yang dapat dicermati dari bisa didasarkan pada hobi menjadikan sektor ini
kondisi ekonomi kreatif di Jawa Barat adalah: banyak diminati pengusaha.
a. Berkembangnya industri kreatif di Jawa Barat f. Berdasarkan jumlah karyawan, gambaran
diawali dengan tumbuhnya kelompok usaha jumlah karyawan pada industri kreatif yang ada
mandiri di masyarakat karena mereka didominasi oleh jumlah karyawan 1 s.d 5 orang
menikmati ikatan yang saling bekerja sama (55%). Berdasarkan pendapatan pertahun,
untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kelompok sebagian besar bermodal 0-10 juta (31%).
ini kemudian berkembang menjadi Modal usaha yang digunakan dalam industri
wirausahawan-wirausahawan yang pandai dan kreatif adalah: < 10 juta (28%) dan 20-30 juta
berbakat mengenali produk baru, menyusun (41%). Dari data tersebut berarti bahwa usaha
cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi kreatif didominasi oleh usaha mikro.
untuk pengadaan produk baru, mengatur g. Berdasarkan pangsa pasar, industri kreatif di
permodalan operasinya serta memasarkannya. Jawa Barat sebagian besar dinikmati oleh pasar
b. Perkembangan ekonomi kreatif di Jabar bisa lokal (31%). Untuk lebih mengembangkan
jadi karena di Jawa Barat mempunyai ekonomi kreatif Jawa Barat perlu diupayakan
keunggulan/ potensi kreatif yang tidak dimiliki untuk membidik pasar di luar Jawa Barat.
oleh provinsi lain. Beberapa diantaranya h. Berdasarkan supply bahan, bahan sebagian
adalah: didapat dari lokal (38%) dan lingkup Provinsi
1) Dari sisi individu kreatif Jawa Barat Jawa Barat (40%). Kemudahan dalam bahan
dikaruniai individu kreatif yang didukung baku ini memungkinkan potensi ekonomi
oleh warisan budaya yang beranekaragam kreatif untuk lebih berkembang lagi
dan masih terpelihara di masyarakat. dikarenakan efisien dari biaya produksi.
2) Pada sisi geoculture, Jabar sangat stretegis i. Berdasarkan ber badan hukum/tidak, sebagain
dan diuntungkan dengan jarak dengan besar usaha kreatif tidak berbadan hukum
Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan (71%) dan yang sudah berbadan hukum
perdagangan. Salah satu karakter Jabar berjumlah 29%. Berdasarkan merk/ produk,
dan masyarakatnya adalah terbuka dengan sebagain besar merk/ produk industri kreatif
berbagai perkembangan dan kemajuan. tidak terdaftar (81%) dan yang terdaftar hanya
3) Jabar sebagai pusat pendidikan, khususnya 19%. Hal ini perlu segera ditangani karena
Kota Bandung terdapat perguruan tinggi kondisi berbadan hukum/ tidak dan daftar merk

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 155
sangat berpengaruh pada keberlangsungan Pemda Provinsi Jabar telah sangat siap
usaha ekonomi kreatif. melaksanakan amanat Inpres No 6 tahun 2009
j. Berdasarkan asal sumber modal, modal yang tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Hal ini
digunakan dalam usaha industri kreatif sebagian dibuktikan dengan adanya kebijakan-kebijakan yang
besar adalah dari tabungan pribadi/ pinjaman telah dikeluarkan oleh Pemda terkait hal
keluarga (44%). Kondisi ini selaras dengan data tersebut,seperti Cetak Biru Rencana Pengembangan
bahwa usaha ekonomi kreatif sebagian besar Industri Kreatif Jawa Barat, Keputusan Gubernur
masih dalam skala kecil. Selain itu kondisi Jawa Barat No. 500/Kep.146-Bapp/2012 tentang
usaha kreatif yang sebagian belum berbadan Komite Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat,
hukum mempengaruhi cara pengusaha untuk dan adanya Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi
mendapatkan sumber modal. Di sisi lain Kreatif di Jawa Barat. Selain dari sisi kebijakan,
perbankan masih perlu didorong untuk lebih kondisi SDM dan kesiapan pendanaan juga sangat
berperan dalam pembiayaan usaha kreatif. mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Jawa
k. Berdasarkan dukungan yang dibutuhkan oleh Barat. Peran serta pemerintah dalam pengembangan
pelaku industri kreatif, hal-hal yang dibutuhkan ekonomi kreatif tidak bisa disamakan dengan campur
adalah: pemasaran (30%), keuangan (23%), tangan pemerintah terhadap kebijakan lainnya. Peran
karyawan (19%), HKI (14%), prasarana umum pemerintah bukan dalam pengembangan kreatifitas
(13%), lain-lain (1%). Hal ini harus dijadikan tapi menciptakan kondisi bagaimana usaha kreatif
fokus dalam memberikan bantuan kepada dapat terus berjalan dan semakin berkembang.
pelaku usaha kreatif. Kedua, kondisi ekonomi kreatif di Jawa Barat
Berbagai permasalahan yang dihadapi Jawa telah berkembang turun temurun dan didukung oleh
Barat dalam mengembangkan ekonomi kreatif kondisi keunggulan/ potensi kreatif yang berbeda
diantaranya adalah: dari provinsi lain. Berdasarkan potensinya yang
a. Masih sulit sekali memisahkan antara sub besar, selain mempunyai 14 subsektor basis industri
sektor industri kreatif dengan sekor lainnya kreatif yang dicanangkan oleh Kementerian
yang selama ini digunakan. Definisi kreatif Perdagangan, Jawa Barat menetapkan 1(satu)
sendiri masih sulit dipahami oleh seluruh subsektor industri kreatif tambahan yaitu KULINER
stakeholder. Hal ini berimbas pada . Namun demikian, Provinsi Jawa Barat menentukan
penganggaran yang belum khusus bernama 3 (tiga) subsektor unggulan yang akan
kegiatan ekonomi kreatif. Jika dikhususkan dikembangkan yaitu kuliner, fesyen, dan kerajinan
tentang industri kreatif maka dimungkinkan karena ketiga unggulan ini memberikan sumbangan
bisa double counting dgan sektor lain karena pada PDRB dan penyerapan tenaga kerja. Dari data
industri kreatif bisa masuk di sektor manapun. yang ada, usaha kreatif didominasi oleh usaha mikro.
b. Belum maksimalnya kebijakan yang Pangsa pasar industri kreatif di Jawa Barat sebagian
mendukung iklim kreatif (perijinan, investasi, besar dinikmati oleh pasar lokal. Bahan baku
insentif, dan perlindungan hak cipta) sebagian didapat dari lingkup Provinsi Jawa Barat.
c. Kondisi pengembangan industri kreatif sangat Sebagain besar usaha kreatif tidak berbadan hukum.
butuh komitmen pimpinan daerah. Tataran Sebagian besar merk/ produk industri kreatif tidak
kebijakan di provinsi sudah dilaksanakan, tapi terdaftar. Berdasarkan asal sumber modal, modal
di Kabupaten/kota belum. Belum dirasakan yang digunakan dalam usaha industri kreatif
adanya sinkronisasi program kreatif dari sebagian besar adalah dari tabungan pribadi/
provinsi dengan Kabupaten/Kota pinjaman keluarga. Berdasarkan dukungan yang
d. Kondisi infrastruktur di masing-masing dibutuhkan oleh pelaku industri kreatif, yang
Kabupaten/Kota masih belum merata dan perlu dibutuhkan adalah pemasaran, keuangan, karyawan,
ditingkatkan. HAKI, prasarana umum , dan lain-lain. Hal ini harus
e. Masalah permodalan di para pelaku usaha dijadikan fokus dalam memberikan bantuan kepada
f. Tingkat kebutuhan pendidikan dan pelatihan pelaku usaha kreatif.
yang tepat sasaran bagi ekonomi kreatif Jawa Ketiga, masalah yg dirasa menghambat dalam
Barat masih perlu ditingkatkan pengembangan ekonomi kreatif di Jawa Barat
Daya dukung riset dan pengembangan terhadap dinventarisasi sebagai berikut:
ekonomi kreatif Jawa Barat masih kurang, salah satu a. Masih sulit sekali memisahkan antara sub
dampaknya belum ada kajian rantai nilai yang utuh sektor industri kreatif dengan sektor lainnya
mulai kegiatan kreasi, produksi, dan distribusi yang selama ini digunakan. Definisi kreatif
sendiri masih sulit dipahami oleh seluruh
SIMPULAN stakeholder. Hal ini berimbas pada perhitungan
spesifik terhadap perkembangan ekonomi
Simpulan yang dapat disampaikan dari kreatif dan penganggaran yang belum khusus
penelitian ini antara lain: pertama, pemerintah bernama kegiatan ekonomi kreatif.
Provinsi Jawa Barat sangat mendukung
pengembangan ekonomi kreatif di wilayahnya.

156 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2013: 141 - 158
b. Belum maksimalnya kebijakan yang DAFTAR PUSTAKA
mendukung iklim kreatif (perijinan, investasi,
insentif, dan perlindungan hak cipta) Bappeda, (2011), Strategi Perencanaan Pengembangan
c. Kondisi pengembangan industri kreatif sangat Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Barat, Bandung
butuh komitmen pimpinan daerah. Tataran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Balai
kebijakan di provinsi sudah dilaksanakan, tapi Pustaka (1996), Kamus Umum Besar Bahasa
di Kabupaten/kota belum. Belum dirasakan Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Ed. Kedua, Cet.
adanya sinkronisasi program kreatif dari Ketujuh.
provinsi dengan Kabupaten/Kota Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (2011),
d. Kondisi infrastruktur di masing-masing Pengembangan Ekonomi Kreatif, Peluang Usaha
Inovatif, Bandung
Kabupaten/Kota masih belum merata dan perlu
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Peta Panduan
ditingkatkan.
Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Jawa
e. Masalah permodalan di para pelaku usaha Barat, Bandung
f. Tingkat kebutuhan pendidikan dan pelatihan Florida, Richard (2002), The Rise Of The Creative
yang tepat sasaran bagi ekonomi kreatif Jawa Class, New York, dalam Kemendag (2008).
Barat masih perlu ditingkatkan Irfan, Islamy (1992), Prinsip-Prinsip Perumusan
g. Daya dukung riset dan pengembangan terhadap Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Aksara,
ekonomi kreatif Jawa Barat masih kurang, salah Cet. Keenam.
satu dampaknya belum ada kajian rantai nilai Kementerian Perdagangan R.I, (2008), Pengembangan
yang utuh mulai kegiatan kreasi, produksi, dan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.
distribusi ------------, (2010), Laporan Pengembangan Ekonomi
Kreatif.
Saran Lembaran Administrasi Negara (LAN RI), (1991),
Berdasarkan simpulan yang disampaikan Sistem Administrasi Negara, Jakarta: Yayasan
sebelumnya, diajukan saran sebagai berikut: Penerbit Administrasi, terbitan kelima.
pertama, perlu penekanan dari Kemendagri terhadap Pink L Daniel, (2005), The Whole New Mind, dalam
pemerintah daerah khususnya Kabupaten/Kota agar Kemendag 2008.
lebih berkomitmen terhadap pengembangan ekonomi Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (1989), Metode
kreatif. Bentuk penekanan dapat berupa kebijakan/ Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES.
Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif,
aturan yang langsung berkaitan dengan ekonomi
Kualitatif RD, Bandung: Alfabitan, Cet. Kelima.
kreatif di Kabupaten/ Kota. Hal ini dimaksudkan
Simatupang, Tobing M, (2007), Cetak Biru Rencana
agar pemerintah Kabupaten/Kota dapat lebih Pengembangan Industri Kreatif Jawa Barat,
berperan dalam mengatasi berbagai permasalahan Presentasi Seminar Pengembangan Industri
teknis terkait pengembangan ekonomi kreatif di Kreatif Jawa Barat, Bandung
wilayahnya. khususnya terkait fasilitasi dalam hal
pemasaran, badan hukum, merk dagang, dan
pembiayaan.
Kedua, kebijakan/ pembinaan dalam
pengembangan usaha kreatif bisa dalam bentuk:
a. Pemasaran/ kerjasama dalam melakukan
pameran
b. Mempermudah akses pelaku usaha kreatif
kepada perbankan untuk memberikan bantuan
keuangan bagi pelaku usaha
c. Memberi kemudahan dalam perlindungan
HAKI bagi setiap hasil kreatif ( Indonesia
harus mampu membangun landasan HKI yang
bersifat ketimuran yang kuat, karena HKI di
dunia timur banyak berupa nilai-nilai kearifan
budaya lokal yang bersifat kebersamaan
(togetherness) dan berbagi (Sharing).
d. Mengingat bahan baku yang digunakan
diperoleh baik dari luar kabupaten/ kota di
lingkungan Jawa Barat, perlu adanya
peningkatan kerjasama antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota, antar Kabupaten/
Kota,dengan provinsi lainnya untuk
e. menjaga dan meningkatkan keberlanjutan
bahan baku yang diperlukan

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Barat - Rosmawaty Sidauruk| 157

Anda mungkin juga menyukai