1,2, 4
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana
3
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi investasi dan iklim usaha investasi
berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Guna mencapai tujuan penelitian digunakan teknik
analisis Location Quotient (LQ), Anova, dan Performance-Important Analysis. Data penelitian
menggunakan data sekunder dan primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi
investasi berbasis ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan di Kota Denpasar meliputi :
kerajinan, penerbitan dan percetakan, fesyen, kuliner dan musik. Terdapat perbedaan jumlah
tenaga kerja, investasi dan nilai ekonomis per sub-sektor ekonomi kreatif, antara lain: tenaga
kerja berpengaruh signifikan pada subsektor kerajinan, percetakan dan kuliner; investasi
dan nilai ekonomis berpengaruh signifikan pada subsektor kerajinan, fesyen dan kuliner.
Pengembangan Investasi ekonomi kreatif yang perlu menjadi prioritas utama, mendapatkan
perhatian dan penanganan Pemerintah Kota Denpasar meliputi: (1) bantuan kelancaran
operasional; (2) bantuan pemasaran hasil produksi; (3) bantuan untuk meningkatkan
kualitas SDM; (4) bantuan pendanaan melalui hutang, (5) bantuan untuk mempertahankan
kelangsungan aktivitas; dan (6) bantuan pendistribusian hasil produksi.
Kata kunci : investasi, ekonomi kreatif, analisis potensi investasi, analisis iklim usaha
ABSTRACT
This research aimed to analyze investment potentials and investment business climate
based on creative economies in Denpasar City. In order to achieve this research objective,
Location Quotient (LQ), Anova, and Performance-Importance Analysis techniques were
employed. Research utilized both secondary and primary data. Research results showed that
creative economy-based investment potentials and those which were expandable in Denpasar
City include: handicraft, printing and publishing, fashion, culinary and music. There were
differences in the impact of number of workforce and investment and economic value per
creative economy sub-sector as follows: the workforce posed significant impact on handicraft,
printing and culinary; while investment and economic value significantly impacted handicraft,
fashion and culinary. Developments of creative economy-based investments which need to be
highly prioritized, given attention to and properly handled by Denpasar City Government
include: (1) operational efficiency assistance; (2) product marketing assistance; (3) assistance in
human resources quality improvement; (4) assistance in funding fulfillment through loans; (5)
assistance in maintenance of activity sustainability; (6) assistance in product distributions.
Keywords : investment, creative economy, investment potential analysis, business climate analysis
156
Potensi Pengembangan Investasi Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar[Ni Luh Putu Wiagustini]
didominasi oleh UMKM, sehingga diharapkan semakin besar pertumbuhan GNP) demikian
dapat mampu mengurangi jumlah RTM, dan pula sebaliknya.
selanjutnya mengentaskan kemiskinan; (4) Menurut Todaro (2000), logika ekonomi
ekonomi kreatif sangat tepat dikembangkan dibalik formula pembangunan versi Harror-
pada wilayah yang memiliki keterbatasan Domar dimaksud sangat sederhana dimana
sumber daya alam seperti di Kota Denpasar, agar bisa tumbuh dengan pesat, maka
dimana luas lahan pertanian hanya 2.519 Ha setiap perekonomian haruslah menabung
(20%) dari 12.778 Ha luas kota Denpasar. dan menginvestasikan sebanyak mungkin
dari GNP-nya. Semakin banyak yang dapat
Tinjauan tentang Investasi ditabung untuk kemudian dialokasikan
Teori ekonomi juga mengartikan investasi kepada para investor sehingga menjadi
sebagai pengeluaran-pengeluran untuk investasi, maka laju perekonomian akan
membeli barang-barang modal atau peralatan- semakin cepat. Dalam hal ini dibutuhkan
peralatan produksi dengan tujuan untuk sebuah asumsi yang kuat bahwa factor-faktor
mengganti dan terutama menambah barang- lain bergerak ceteris paribus.
barang modal dalam perekonomian yang Investasi yang dimaksud dalam konteks
akan digunakan untuk memproduksikan ekonomi makro adalah investasi yang
barang dan jasa di masa depan (Sadono, berbentuk investas fisik seperti barang
2000). Berdasarkan definisi dimaksud maka modal (pabrik dan peralatan), bangunan dan
dapat diketahui bahwa investasi memiliki persediaan barang. Barang modal umumnya
keterkaitan erat dengan pertumbuhan diukur dalam nilai uang, yaitu jumlah barang
ekonomi. modal dikalikan harga perolehan per unit
Salah satu dalil ekonomi yang cukup terkenal barang modal tersebut.Untuk mencegah
yang menjelaskan hubungan keduanya terjadinya kerancuan, maka perhitungan
adalah Teori Harrord-Domar. Kedua ilmuwan investasi harus sesuai dengan perhitungna
ini menyimpulkan terdapat hubungan pendapatan nasional (Prathama, 2008)
ekonomi langsung antara besarnya stok bahwa yang dimasukkan dalam perhitungan
modal keseluruhan, K dengan GNP (Y) yang investasi adalah barang modal, bangunan/
diformulasikan sebagai rasio modal/output. konstruksi, maupun persediaan barang jadi
Hubungan ini menjelaskan jika semakin yang masih baru. Jika seorang pengusaha
tinggi stok modal di dalam perekonomian membeli pabrik dan bangunan yang pernah
maka semakin tinggi pula output yang dipakai orang lain, kegiatan tersebut tidak
dapat dihasilkan. Secara sederhana teori dapat dihitung sebagai investasi, sebab
pertumbuhan ini dituliskan sebagai berikut kegiatan tersebut tidak menambah stok
(Todaro, 2000) ; barang modal jenis yang baru.
157
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 10 No. 2 ▪ AGUSTUS 2017
dari sumber daya manuasia sebagai faktor 3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang
produksi utama dalam proses produksinya berkaitan dengan perdagangan barang-
Potensi ekonomi kreatif sangat berkembang barang asli, unik dan langka serta memiliki
di Indonesia. Pada tahun 2007 tercatat 6,3% nilai estetika seni yang misalnya: alat
dari total Produk Domestik Bruto Indonesia musik, percetakan, kerajinan, automobile,
disumbang dari indutri kreatif. Karena film, seni rupa dan lukisan.
itu pemerintah melalui lembaga terkait
memberi perhatian besar dan penting dalam 4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan
pengembangan sektor ini. Adapun alasan lain dengan kreasi, produksi dan distribusi
perlunya dikembangkan industri kreatif di produk yang dibuat dihasilkan oleh
Indonesia adalah: 1) Memberikan kontribusi tenaga pengrajin yang berawal dari desain
ekonomi yang signifikan; 2) Menciptakan awal sampai dengan proses penyelesaian
iklim bisnis yang positif; 3) Membangun citra produknya, antara lain meliputi barang
dan identitas bangsa; 4) Berbasis pada sumber kerajinan yang terbuat dari: batu berharga,
daya yang terbarukan; 5) Menciptakan inovasi serat alam maupun buatan, kulit, rotan,
dan kreativitas yang merupakan keunggulan bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
kompetitif suatu bangsa; dan 6) Memberikan perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain,
dampak sosial yang positif. marmer, tanah liat, dan kapur. Produk
Hasil konvensi pengembangan ekonomi kerajinan pada umumnya hanya diproduksi
kreatif Kementrian Perdagangan Republik dalam jumlah yang relatif kecil (bukan
Indonesia menjabarkan sekitar 15 subsektor produksi massal).
industri kreatif di Indonesia yang disesuaikan
dengan KBLI 2005. Kelima belas sektor 5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan
dimaksud antara lain sebagai berikut. kreasi desain grafis, desain interior, desain
produk, desain industri, konsultasi identitas
1. Periklanan: kegiatan kreatif yang perusahaan dan jasa riset pemasaran serta
berkaitan jasa periklanan (komunikasi produksi kemasan dan jasa pengepakan.
satu arah dengan menggunakan medium
tertentu), yang meliputi proses kreasi, 6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait
produksi dan distribusi dari iklan dengan kreasi desain pakaian, desain alas
yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, kaki, dan desain aksesoris mode lainnya,
perencanaan komunikasi iklan, iklan luar produksi pakaian mode dan aksesorisnya,
ruang, produksi material iklan, promosi, konsultansi lini produk fesyen, serta
kampanye relasi publik, tampilan iklan distribusi produk fesyen.
di media cetak (surat kabar, majalah) dan
elektronik (televisi dan radio), pemasangan 7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif
berbagai poster dan gambar, penyebaran yang terkait dengan kreasi produksi video,
selebaran, pamflet, edaran, brosur dan film, dan jasa fotografi, serta distribusi
reklame sejenis, distribusi dan delivery rekaman video dan film. Termasuk di
advertising materials atau samples, serta dalamnya penulisan skrip, dubbing film,
penyewaan kolom untuk iklan. sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan 8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang
dengan jasa desain bangunan, perencanaan berkaitan dengan kreasi, produksi, dan
biaya konstruksi, konservasi bangunan distribusi permainan komputer dan video
warisan, pengawasan konstruksi baik yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan
secara menyeluruh dari level makro edukasi. Subsektor permainan interaktif
(Town planning, urban design, landscape bukan didominasi sebagai hiburan
architecture) sampai dengan level mikro semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu
(detail konstruksi, misalnya: arsitektur pembelajaran atau edukasi.
taman, desain interior).
158
Potensi Pengembangan Investasi Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar[Ni Luh Putu Wiagustini]
9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan 14. Riset dan Pengembangan: kegiatan
dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, kreatif yang terkait dengan usaha inovatif
reproduksi, dan distribusi dari rekaman yang menawarkan penemuan ilmu
suara. dan teknologi dan penerapan ilmu dan
pengetahuan tersebut untuk perbaikan
10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang produk dan kreasi produk baru, proses
berkaitan dengan usaha pengembangan baru, material baru, alat baru, metode
konten, produksi pertunjukan (misal: baru, dan teknologi baru yang dapat
pertunjukan balet, tarian tradisional, memenuhi kebutuhan pasar; termasuk
tarian kontemporer, drama, musik yang berkaitan dengan humaniora seperti
tradisional, musik teater, opera, termasuk penelitian dan pengembangan bahasa,
tur musik etnik), desain dan pembuatan sastra, dan seni; serta jasa konsultansi
busana pertunjukan, tata panggung, dan bisnis dan manajemen.
tata pencahayaan.
15. Kuliner: kegiatan kreatif ini termasuk
11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan baru, kedepan direncanakan untuk
kreatif yang terkait dengan penulisan dimasukkan ke dalam sektor industri
konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, kreatif dengan melakukan sebuah studi
majalah, tabloid, dan konten digital serta terhadap pemetaan produk makanan
kegiatan kantor berita dan pencari berita. olahan khas Indonesia yang dapat
Subsektor ini juga mencakup penerbitan ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel
perangko, materai, uang kertas, blanko dan passar internasional. Studi dilakukan
cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, untuk mengumpulkan data dan informasi
surat berharga lainnya, passport, tiket selengkap mungkin mengenai produk-
pesawat terbang, dan terbitan khusus produk makanan olahan khas Indonesia,
lainnya. Juga mencakup penerbitan foto- untuk disebarluaskan melalui media yang
foto, grafir (engraving) dan kartu pos, tepat, di dalam dan di luar negeri, sehingga
formulir, poster, reproduksi, percetakan memperoleh peningkatan daya saing di
lukisan, dan barang cetakan lainnya, pasar ritel modern dan pasar internasional.
termasuk rekaman mikro film. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi
bahwa Indonesia memiliki warisan
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: budaya produk makanan khas, yang pada
kegiatan kreatif yang terkait dengan dasarnya merupakan sumber keunggulan
pengembangan teknologi informasi komparatif bagi Indonesia. Hanya saja,
termasuk jasa layanan komputer, kurangnya perhatian dan pengelolaan
pengolahan data, pengembangan yang menarik, membuat keunggulan
database, pengembangan piranti lunak, komparatif tersebut tidak tergali menjadi
integrasi sistem, desain dan analisis lebih bernilai ekonomis. Kegiatan ekonomi
sistem, desain arsitektur piranti lunak, kreatif sebagai prakarsa dengan pola
desain prasarana piranti lunak dan pemikir cost kecil tetapi memiliki pangsa
piranti keras, serta desain portal termasuk pasar yang luas serta diminati masyarakat
perawatannya. luas diantaranya usaha kuliner, assesoris,
cetak sablon, bordir dan usaha rakyat kecil
13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang seperti penjual bala-bala, bakso, comro,
berkaitan dengan usaha kreasi, produksi gehu, batagor, bajigur dan ketoprak.
dan pengemasan acara televisi (seperti
games, kuis, reality show, infotainment,
dan lainnya), penyiaran, dan transmisi
konten acara televisi dan radio, termasuk
kegiatan station relay (pemancar kembali)
siaran radio dan televisi.
159
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 10 No. 2 ▪ AGUSTUS 2017
Usaha Mikro Kecil dan Menengah 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
Kementrian Menteri Negara Koperasi dan dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
UKM), mendefinisikan Usaha Kecil (UK), tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2)
termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah sebagai memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
entitas usaha yang memiliki kekayaan Rp 2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus
bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, 50.000.000.000,00 (limapuluh milyar rupiah).
dan memiliki penjualan tahunan paling UMKM dapat berperan dalam perekonomian,
banyak Rp 1.000.000.000,00. Usaha Menengah meningkatkan kesejahteraan.Hal ini juga
(UM) merupakan entitas usaha milik warga diperkuat dengan ilustrasi yang disampaikan
negara Indonesia yang memiliki kekayaan Agyapong (2010:205) mengenai peran UMKM
bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 - dalam pengentasan kemiskinan.
Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah
dan bangunan. Badan Pusat Statistik (BPS) Gambar 1. Ilustrasi Konsep Peran UMKM
memberikan definisi UKM berdasarkan terhadap Penurunan Kemiskinan
kuantitas tenaga kerja.Usaha kecil merupakan
entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga
kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah
merupakan entitas usaha yang memiliki
tenaga kerja 20-99 orang.
Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan
Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27
Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai
perorangan atau badan usaha yang telah
melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai
Sumber: Agyapong, 2010
penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya
Rp 600.000.000,00 atau aset/aktiva setinggi- Usaha Mikro Kecil dan Menengah, dalam
tingginya Rp 600.000.000,00 (di luar tanah dan perkembangannya menciptakan berbagai
bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1) inovasi, akan berdampak pada terbukanya
badan usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan kesempatan kerja. Inovasi baru dan
(2) perorangan (pengrajin/industri rumah peningkatan kesempatan kerja biasanya akan
tangga, petani, peternak, nelayan, perambah dibarengi dengan pembangunan sumber
hutan, penambang, pedagang barang dan daya manusia. Kondisi positif tersebut
jasa). Sedangkan menurut UU No 20 Tahun akan berdampak pada level pendapatan
2008 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yang masyarakat, yang semakin meningkat.
disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas Pendapatan meningkat berasosiasi pada
yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) peningkatan kesejahteraan masyarakat,
kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 yang berarti terjadi penurunana pada jumlah
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling kemiskinan.
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya
tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu
tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga standar tingkat hidup yang rendah, yaitu
ratus juta rupiah) sampai dengan paling adanya suatu tingkat kekurangan materi
banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar dibandingkan dengan standar kehidupan
lima ratus juta rupiah). Sementara itu, yang yang umum berlaku dalam masyarakat yang
disebut dengan Usaha Menengah adalah bersangkutan. Tolok ukur yang digunakan
entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai Bank Dunia dalam mendefinisikan
berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp kemiskinan itu adalah tercapainya kehidupan
160
Potensi Pengembangan Investasi Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar[Ni Luh Putu Wiagustini]
layak dengan penghasilan USD 1.00 per perkembangan teknologi merupakan salah
hari, di negara dengan katagori pendapatan satu sumber penting dari inovasi, berarti
rendah, USD 2.00 per hari di negara dengan juga teknologi menjadi sumber penting bagi
pendapatan sedang, dan USD 14.00 per hari peningkatan daya saing (Tambunan, 2009).
di negara maju. Tambunan (2010), mengemukakan hasil
United Nations Development Programme penelitian Bank Pembangunan Asia (ADB)
(UNDP) mendefinisikan kemiskinan sebagai yang melakukan suatu studi untuk mengkaji
kelaparan, ketiadaan tempat berlindung, sejauh mana hasil dari upaya-upaya
ketidakmampuan berobat ke dokter jika sakit, pemerintah dan swasta selama ini dalam
tidka mempunyai akses ke sekolah dan buta membantu UKM non pertanian. Berdasarkan
huruf, tidak mempunyai pekerjaan, takut hasil penelitian tersebut, menunjukkan
akan masa depan, hidup dalam hitungan bahwa walaupun pemerintah dan swasta
harian, ketidakmampuan mendapatkan telah melakukan berbagai macam program,
air bersih, ketidakberdayaan, tidak ada hasilnya tidak memuaskan. Sebagian besar
keterwakilan dan kebebasan. Badan Pusat dari jumlah responden yang tidak mengetahui
Statistik memiliki definisi berbeda mengenai adanya pelayanan-pelayanan publik
kemiskinan, yaitu suatu kondisi seseorang untuk mengembangkan bisnis (business
yang hanya dapat memenuhi makanannya development service/BDS). Hasil penelitian
kurang dari 2100 kalori perkapita sehari. tersebut juga melaporkan bahwa sering kali
Kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi lembaga-lembaga pemberi pelayanan seperti
tiga ukuran, yakni kemiskinan absolut, BDS tidak mengetahui apa sebenarnya yang
kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural dibutuhkan oleh pengusaha-pengusaha
(Daryanto dan Hafizrianda, 2010:207). UKM, karena mereka menganggap BDS
Seseorang termasuk golongan miskin absolut tidak menjalin suatu jaringan kerja yang baik
apabila hasil pendapatannya berada di dengan mereka. Akibatnya pelayanan riil
bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk yang disediakan BDS tidak sesuai dengan
memenuhi kebutuhan hidup minimum: kebutuhan riil dari pengusaha-pengusaha
pangan, sandang, kesehatan, papan, UKM.
pendidikan. Miskin relatif berarti seseorang Studi CESS dan Swisscontact (2003) terhadap
sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan UKM ekspor di Bali juga menunjukkan bahwa
namun masih berada di bawah kemampuan pada kondisi pasar yang semakin kompetitif,
masyarakat di sekitarnya. Sedangkan miskin lingkungan bisnis yang tidak kondusif dan
kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang menambah beban biaya menjadi masalah
atau sekelompok masyarakat yang tidak mau yang sangat mengganggu kenyamanan
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya berusaha eksportir/trading house. Akibatnya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang daya saing dari produk eksportir/trading
membantunya. house dari Bali yang notabene berasal
dari UKM, menurun tajam karena sulit
Penelitian Terdahulu bersaing dengan produk dari negara yang
Pusat inovasi UMKM APEC tahun 2006, ongksos produksinya lebih murah. Bali yang
melakukan suatu studi tentang daya merupakan salah satu andalan ekspor UKM
saing global dari UMKM di 13 negara (termasuk untuk produk dari daerah lain)
APEC. Berdasarakan hasil studi tersebut, dihadapi oleh semakin memburuknya iklim
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk usaha akibat semakin banyaknya pungutan
negara yang UMKM-nya berdaya saing dan perijinan yang dihadapi. Akibatnya
rendah. Indonesia bersama Meksikodan trading house yang menjadi saluran ekspor
Rusia merupakan negara-negara dengan bagi produk UKM untuk meraih pasar
pendanaan paling kecil bagi perkembangan mancanegara semakin merasa berat untuk
teknologi di UMKM. Padahal berdasarkan mempertahankan usahanya.
hasil studi yang sama, menunjukkan bahwa
161
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 10 No. 2 ▪ AGUSTUS 2017
Tabel 1. Rekapitulasi Sektor Basis dan Laju Sektor Kota Denpasar Tahun 2009– 2013
163
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 10 No. 2 ▪ AGUSTUS 2017
Merujuk pada hasil rekapitulasi sektor basis Analisis Potensi Investasi Subsektor
dan laju sektor basis Kota Denpasar (Tabel 1) Ekonomi Kreatif
dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan analisis potensi investasi Kota
Denpasar ekonomi kreatif termasuk pada
1. Sektor primer (pertanian, perkebunan, sektor industri pengolahan pada kelompok
peternakan, kehutanan & perikanan) ekonomi kreaatif kerajinan dan fesyen;
berbasis di Kecamatan Denpasar Utara, sebagian pada perdagangan dan restoran pada
Timur dan Selatan, namun semuanya kelompok ekonomi kreaatif barang dan feyen
memiliki laju pertumbuhan yang lambat. kuliner dan pasar barang seni dan kuliner.
Subsektor industri kreatif berpotensi di Kota
2. Sektor industri pengolahan berbasis di potensi dikembangkan di seluruh Kecamatan
Kecamatan Denpasar Barat, dengan semua di Kota Denpasar. Subsektor industri kreatif
kecamatan baik basis maupun non basis potensi dikembangkan di Kota Denpasar
memiliki laju pertumbuhan yang cepat. adalah Subsektor Kerajinan, Subsektor
penerbitan dan percetakan, subsektor fesyen,
3. Sektor listrik, gas dan air bersih berbasis di Subsektor kuliner, dan Subsektor Musik,
Kecamatan Denpasar Timur, dengan semua masing-masing dapat draikan sebagai berikut.
kecamatan baik basis maupun non basis Jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota
memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Denpasar pada Tahun 2014 yang tergolong
dalam kelompok subsektor kerajinan
4. Sektor bangunan memiliki basis di Kecamatan berjumlah 1.602 unit usaha, jumlah tenaga
Denpasar Utara dengan laju pertumbuhan yang kerja yang diserap sebanyak 9.656 orang,
tinggi/cepat. Pada Kecamatan yang lainnya Nilai investasi sebanyak Rp 64.628.949.000,00;
bukan basis dengan laju pertumbuhan yang kapasitas produksi 21.646.991 unit; nilai
lambat. produksi Rp 378.843.451.000,00 dan nilai
ekonomis (nilai produksi dikurangi nilai
5. Sektor perdagangan, hotel dan restoran berbasis bahan baku dan bahan penolong) Rp
di Kecamatan Denpasar Selatan, dengan 266.453.699.000,00. Jumlah industri, pekerja,
semua kecamatan baik basis maupun non basis nilai investasi, kapasitas produksi, nilai
memiliki laju pertumbuhan yang cepat. produksi dan nilai keuntungan subsektor
kerajinan disajikan pada Tabel 2.
6. Sektor pengangkutan dan komunikasi berbasis di Jumlah IKM di Kota Denpasar pada Tahun
Kecamatan Denpasar Utara dan Timur, dengan 2014 yang tergolong dalam kelompok
semua kecamatan baik basis maupun non basis subsektor penertiban dan percetakan
memiliki laju pertumbuhan yang cepat. berjumlah 369 unit usaha; yang mampu
menyerap Pekerja sebanyak 2.340 orang;
7. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Nilai investasi sebanyak Rp 59.973.935.000,00;
berbasis di Kecamatan Denpasar Timur, rata- kapasitas produksi 3.315.046 unit; nilai
rata laju pertumbuhan yang tinggi/cepat, di produksi Rp 103.755.237.000,00; dan nilai
Kecamatan Denpasar Barat dan Selatan bukan ekonomis Rp 78.735.942.000,00. Jumlah
basis tetapi memiliki laju pertumbuhan yang industri, pekerja, nilai investasi, kapasitas
cepat. Selanjutnya di Kecamatan Utara bukan produksi, nilai produksi dan nilai keuntungan
basis dengan laju pertumbuhan yang lambat. subsektor penertiban dan percetakan disajikan
pada Tabel 3.
8. Sektor jasa-jasa berbasis di Kecamatan
Denpasar Timur dan Utara dengan rata-rata
laju pertumbuhan yang tinggi/cepat, untuk
kecamatan lainnya (Denpasar Selatan dan Barat)
bukan basis mulai memiliki laju pertumbuhan
yang tinggi/cepat.
164
Potensi Pengembangan Investasi Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar[Ni Luh Putu Wiagustini]
Tabel 2. Jumlah Industri, Pekerja, Nilai Investasi, dan Nilai Modal Subsektor Kerajinan Tahun 2014
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Tahun 2015 (data diolah)
Tabel 3. Jumlah Industri, Pekerja, Nilai Investasi, dan Nilai Modal Subsektor Penertiban dan
Percetakan Tahun 2014
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Tahun 2015 (data diolah)
Tabel 4. Jumlah Industri, Pekerja, Nilai Investasi, dan Nilai Modal Subsektor Fesyen Tahun 2014
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Tahun 2015 (data diolah)
Jumlah IKM di Kota Denpasar pada tahun berjumlah 901 unit usaha; mampu menyerap
2014 yang tergolong dalam kelompok pekerja sebanyak 5.939 orang; nilai investasi
Subsektor Fesyen berjumlah 1.001 unit usaha. sebanyak Rp 101.765.990.000,00; kapasitas produksi
Nilai investasi, kapasitas produksi, nilai 53.737.775 unit; nilai produksi Rp 420.525.286,00;
produksi dan nilai keuntungan subsektor dan nilai ekonomisnya Rp 300.917.751,00. Kondisi
fesyen disajikan pada Tabel 4. ini disajikan pada Tabel 5.
Jumlah IKM di Kota Denpasar pada Tahun 2014
yang tergolong dalam kelompok Subsektor Kuliner
165
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 10 No. 2 ▪ AGUSTUS 2017
Tabel 5. Jumlah Industri, Pekerja, Nilai Investasi, dan Nilai Modal Subsektor Kuliner Tahun 2014
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Tahun 2015 (data diolah)
Tabel 6. Jumlah Industri, Pekerja, Nilai Investasi, dan Nilai Modal Subsektor Musik Tahun 2014
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Tahun 2015 (data diolah)
166
Potensi Pengembangan Investasi Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar[Ni Luh Putu Wiagustini]
167
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 10 No. 2 ▪ AGUSTUS 2017
Gambar 4. Persentase Jawaban Responden antar subsektor IKM berbasis ekonomi kreatif.
Atas Kondisi Tingkat Kepercayaan Analisis yang dipergunakan adalah Uji One
IKM Ekonomi Kreatif Terhadap Way ANOVA. Output Anova adalah akhir
Perturan yang Dibuat Pemerintah dari perhitungan yang digunakan sebagai
penentuan analisis terhadap hubungan
jumlah tenaga kerja yang dipakai, investasi
dan nilai ekonomis IKM berbasis ekonomi
kreatif.
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada
uji ANOVA, bahwa jumlah tenaga kerja,
investasi dan nilai ekonomis memiliki nilai
Sig. ≤ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan jumlah tenaga kerja, investasi dan
nilai ekonomis per subsektor IKM berbasis
ekonomi (kerajinan, percetakan, fesyen dan
kuliner).
Setelah diketahui bahwa ada perbedaan
Gambar 5. Persentase Jawaban Responden
Atas Kondisi Tingkat Kepatuhan IKM
yang signifikan terhadap rata-rata jumlah
Ekonomi Kreatif Terhadap Aturan
tenaga kerja yang digunakan antar IKM
Yang Dibuat Pemerintah berbasis ekonomi kreatif, selanjutnya
menentukan subsektor yang mana yang
memiliki nilai rata-rata jumlah tenaga yang
digunakan berbeda dan nilai rata-rata
perbedaan jumlah tenaga yang digunakan
antar subsektor IKM berbasis ekonomi kreatif
dengan melihat hasil analisis Tuckey dalam
post hoc test, yang menunjukan bahwa
tenaga kerja berpengaruh signifikan pada
subsektor kerajinan, percetakan dan kuliner;
investasi dan nilai ekonomis berpengaruh
signifikan berpengaruh signifikan pada
b. Karakteristik IKM Berbasis Ekonomi Kreatif subsektor kerajinan, fesyen dan kuliner.
Karakteristik IKM berbasis ekonomi kreatif Berikut ditampilkan hasil output Post Hoc
di Kota Denpasar akan dilihat dari bagaimana Test masing-masing, seperti disajikan pada
hubungan jumlah tenaga kerja yang Tabel 8, 9, dan 10.
dipergunakan, investasi dan nilai ekonomis
168
Potensi Pengembangan Investasi Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar[Ni Luh Putu Wiagustini]
Tabel 8. Post Hoc Test (output Tuckey HSD) Jumlah Tenaga Kerja
Tabel 10. Post Hoc Test (output Tuckey HSD) Nilai Ekonomis
169
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 10 No. 2 ▪ AGUSTUS 2017
Tabel 11. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Dinas Perindustrian dan Perdagangan dari
Persepsi Sektor Ekonomi Kreatif
170
Potensi Pengembangan Investasi Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar[Ni Luh Putu Wiagustini]
Tabel 12. Nilai Rata-rata Penilaian Kinerja Masing-Masing Atribut IKM Berbasis Ekonomi Kreatif di
Kota Denpasar
X_7
1
1 3 5
Sangat tidak Penting
171
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 10 No. 2 ▪ AGUSTUS 2017
172
Potensi Pengembangan Investasi Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar[Ni Luh Putu Wiagustini]
Murjana Yasa, I G.W. (2007). Putri, Ni Made Dwi Maharani dan I Made
Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Jember. (2016). Pengaruh Modal Sendiri
Partisipasi Masyarakat di Propinsi Bali. dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan
Makalah dalam Seminar BKFE-Unud Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Tahun 2007. di Kabupaten Tabanan (Modal Pinjaman
Raharja, Prathama dan Mandala Manurung. sebagai Variable Intervening). Jurnal
(2008). Teori Ekonomi Makro Suatu Ekonomi Kuantitatif Terapan. Volume
Pengantar. Edisi Keempat. Jakarta: 9 (2), p.89-176. Available at: https://
Lembaga Penerbit Fakultas ojs.unud.ac.id/index.php/jekt/article/
Ekonomi Universitas Indonesia. view/27432.
Sukirno, Sadono. (2000). Makroekonomi Tambunan, Tulus. (1993). Kontribusi Industri
Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Skala Kecil Terhadap Ekonomi Lokal.
Persada. Prisma. Vol. XXII, No. 3: 83-92.
Thodaro, Michael P. (2000). Pembangunan www.depkop.go.id/statistik-umkm
Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlanga.
173