Anda di halaman 1dari 14

contoh proposal PTS Kepala SMK

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
UPAYA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PENYERAPAN DUDI (DUNIA
KERJA DAN DUNIA INDUSTRI) TERHADAP  LULUSAN DI SMK
MUHAMMADIYAH 1 SANGATTA

Oleh:

JAMHARI  SP
NUPTK : 7737 7476 5020 0022

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


(SMK) MUHAMMADIYAH 1 SANGATTA
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI TIMUR
TAHUN 2010

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rakhmatnya penulis dapat mengikuti “Diklat Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah
dan Kepala Sekolah” perioda tanggal 21 s.d 26 September 2010 tahap in service learning-
1 Kerjasama Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) dengan LPMP
Kalimantan Timur.
Proposal PTS dengan judul “Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Penyerapan Dudi
(Dunia Kerja Dan Dunia Industri Terhadap  Lulusan Pada Smk Muhammadiyah 1
Sangatta” ini disusun sebagai bagian dan merupakan tugas “Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS)” dari Pelatihan tahap pertama (in service learning-1) tersebut, yang selanjutnya
untuk ditindaklanjuti/ diimplementasikan dalam Pelatihan tahap kedua (on the job
learning) yang diselenggarakan selama 1 (satu) bulan di Sekolah Menengah  Kejuruan
(SMK) Muhammadiyah 1 Sangatta Kutai Timur Kalimantan Timur
Berkat bantuan rekan sejawat dan arahan dari narasumber maka proposal ini dapat
terwujud, semoga ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran,
khususnya di Sekolah Menengah  Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 1 Sangatta Kutai
Timur Kalimantan Timur
                                Samarinda, 26 September 2010.
                                Penulis,

                                JAMHARI SP


DAFTAR ISI
                                                                                            Halaman
Kata Pengantar                                            2
Daftar Isi                                                3
A.      Latar Belakang                                        4
B.      Identifikasi Masalah                                    5
C.      Pembatasan Masalah                                    5
D.    Perumusan Masalah                                    6
E.    Pemecahan Masalah                                    6
F.    Tujuan Penelitian                                     6
G.    Manfaat Penelitian                                    7
H.    Kajian Pustaka / Teoritis                                7
1.    Pengantar                                        7
2.    Pengajaran Orientasi Link And Match                    10
I.    Metode Penelitian                                    16
Daftar Pustaka                                             21
Lampiran - lampiran

A.     LATAR BELAKANG


Penyelenggaraan SMK ibarat mengasah pisau bermata dua; Mata kanan dipersiapkan
pada penyiapan tenaga terampil sehingga mampu mengisi peluang kerja. Sementara Mata
kiri lulusan SMK juga harus mampu bersaing di Perguruan Tinggi. Kenyataan bahwa
lulusan SMK tidak sedikit melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun demikian tidak
semua lulusan SMK mampu bersaing di dunia kerja. Berbagai faktor mempengaruhi
tingkat persaingan kerja; penguasaan teknologi tertinggal; attitude yang belum siap, serta
jiwa kemandirian yang belum terbangun dengan matang. Pada persaingan ke Perguruan
Tinggi SMK masih dianak tirikan, prestasi siswa SMK belum bisa dipergunakan masuk
di Perguruan Tinggi tanpa seleksi. Berbeda dengan siswa SMA yang berprestasi
(Mendiknas, kaltim post, jum’at 14 Mei 2010), pada jalur regulerpun rata-rata kalah
bersaing dengan lulusan SMA, karena materi test di Perguruan Tinggi lebih banyak
materi umum yang dominan di ajarkan pada SMA.
Berfokus pada SMK sebagai lembaga pendidikan untuk penyiapan tenaga terampil / skill.
Maka kompetensi lulusan harus relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Perkembangan
penerapan teknologi yang cukup pesat pada dunia industri belum sepadan dengan
penguasaan teknologi bagi guru dan siswa serta kemampuan sekolah mengadakan
peralatan teknologi terbaru. Sehingga kenyataan yang ada selama ini tingkat daya saing
lulusan SMK Muhammadiyah 1 Sangatta dalam mengisi peluang kerja di Wilayah Kutai
Timur khususnya masih rendah dan masih kalah bersaing dengan tenaga kerja dari luar
Kutai Timur.
Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui dan temukan solusi terbaik untuk
meningkatkan kualitas lulusan siswa SMK Muhammadiyah 1 Sangatta. Sehingga mampu
bersaing dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di Dunia Usaha dan Dunia Industri di
Kutai Timur khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya. 
B.      IDENTIFIKASI MASALAH
1.    Kompetensi lulusan SMK Muhammadiyah 1 Sangatta belum sesuai yang diharapkan
oleh pasar kerja;
2.    Kompetensi guru rendah dan tertinggal khususnya pada penguasaan perkembangan
teknologi;
3.    Beban ngajar guru khususnya produktif banyak ; rata – rata diatas 32 jam per
minggu;
4.    Sarana alat praktik siswa tertinggal dan kurang;
5.    Motivasi belajar siswa rendah;
C.      PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, dari masalah – masalah yang telah teridentifikasi sebagaimana
tersebut diatas, maka penelitian ini dibatasi pada ” rendah penyerapan lulusan oleh Dunia
Usaha dan Industri”.

D.    PERUMUSAN MASALAH


Berdasarlan latar belakangdan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut;
”Bagaimana langkah-langkah yang tepat dalam meningkatkan kualitas kompetensi
lulusan agar dapat terserap di Dunia Usaha dan Dunia Industri  (Dudi) ?”
E.    PEMECAHAN MASALAH
Sebagaimana rumusan masalah tersebut diatas, maka dalam pemecahan masalah pada
penelitian ini akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut ;
1.    Melakukan IHT ( In House Trining) sekolah, guru dan perwakilan Industri
2.    Workshop penyusunan KTSP dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari
hasil IHT.
3.    Melakukan penelitian kualitatif yang menganalisis ; 1. Standar Kompetensi Lulusan,
2. Standar kompetensi penerimaan tenaga kerja oleh DUDI 3. Penguasaan dan
kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan pemanfaat media alat pembelajaran. 
F.    TUJUAN PENELITIAN
Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk ;
1.    Meningkatkan penyerapan Dudi terhadap lulusan;
2.    Mengetahui langkah – langkah yang tepat dalam upaya keterserapan lulusan di Dudi.
G.    MANFAAT PENELITIAN
Penelitian Tindakan Sekolah diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Kepala Sekolah
dalam memecahkan masalah kualitas lulusan, meningkatnya kepedulian Dudi untuk
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan,
pada akhirnya meningkatnya keterserapan lulusan pada Dudi.
H.    KAJIAN PUSTAKA / TEORITIS
1.    Pengantar
Ditinjau secara sistemik, pendidikan kejuruan pada dasarnya merupakan subsistem dari
sistem pendidikan. Evans  &  Edwin  (1978:24)  mengemukakan  bahwa  pendidikan 
kejuruan  merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan individu pada
suatu pekerjaan atau kelompok  pekerjaan.  Harris  seperti  yang  dikutip  oleh  Slamet 
(1990:2),  menyatakan pendidikan  kejuruan  adalah  pendidikan  untuk  suatu  pekerjaan 
atau  beberapa  jenis pekerjaan yang disukai individu untuk kebutuhan sosialnya.
Menurut House Committee on Education and Labour (HCEL)   pendidikan kejuruan  
adalah suatu    bentuk pengembangan  bakat,  pendidikan  dasar  keterampilan,  dan 
kebiasaan-kebiasaan  yang mengarah  pada  dunia  kerja  yang  dipandang  sebagai 
latihan  keterampilan  (Malik, 1990:94). National  Council  for  Research  into 
Vocational  Education Amereka  Serikat  (NCRVE,  1981:15), Pendidikan  kejuruan 
merupakan subsistem    pendidikan yang secara khusus membantu peserta didik dalam
mempersiapkan diri memasuki lapangan kerja. bahwa salah satu ciri pendidikan kejuruan 
dan  yang  sekaligus  membedakan  dengan  jenis  pendidikan  lain  adalah orientasinya
pada penyiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja.
bahwa  pendidikan  kejuruan  mempersiapkan peserta didik untuk dapat  bekerja pada
bidang tertentu, berarti pula mempersiapkan mereka agar dapat memperoleh kehidupan 
yang layak melalui pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing serta
norma-norma yang berlaku.
Ciri pendidikan kejuruan sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja dapat
dimengerti  karena secara historis pendidikan kejuruan merupakan perkembangan dari
latihan dalam pekerjaan (on the job training) dan pola magang (apprenticeship) (Evans
& Edwin, 1978:36). Pada pola latihan dalam pekerjaan peserta didik belajar sambil
langsung bekerja sebagai karyawan baru tanpa ada orang yang secara khusus ditunjuk
sebagai instruktur, sehingga tidak ada jaminan bahwa peserta didik akan mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Walaupun demikian pola latihan dalam
pekerjaan  memiliki  keunggulan  karena  peserta  didik  dapat  langsung  belajar  pada
keadaan  yang  sebenarnya  sehingga  mendorong  dia  belajar  secara  inkuiri   (Elliot,
1983:15).
Ditinjau dari tujuannya, menurut Thorogood (1982:328) di sebagian besar negara
Organization for Economic cooperation and Development (OECD) pendidikan kejuruan
bertujuan untuk: (1) memberikan bekal keterampilan individual dan keterampilan yang
laku   di   masyarakat,   sehingga   peserta   didik   secara   ekonomis   dapat   menopang
kehidupannya, (2) membantu peserta didik memperoleh atau mempertahankan pekerjaan
dengan jalan memberikan bekal keterampilan yang  berkaitan dengan pekerjaan yang
diinginkannya, (3) mendorong produktivitas ekonomi secara regional maupun nasional,
(4) mendorong terjadinya tenaga terlatih untuk menopang perkembangan ekonomi dan
industri, (5) mendorong dan meningkatkan kualitas masyarakat.
Sedangkan Thorogood, Evans seperti yang dikutip oleh Wenrich & Wenrich  (1974:63) 
menyebutkan  bahwa  pendidikan  kejuruan  bertujuan  untuk:  (1) menghasilkan tenaga
kerja yang diperlukan oleh masyarakat, (2) meningkatkan pilihan pekerjaan yang dapat
diperoleh oleh setiap peserta didik, dan (3) memberikan motivasi kerja kepada peserta
didik untuk menerapkan berbagai pengetahuan yang diperolehnya.
Pendidikan tingkat SMK   di  samping  mengemban  tugas  pendidikan  secara  umum,
pendidikan kejuruan mengemban misi khusus, yaitu memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan  kepada  peserta  didik  untuk  memasuki  lapangan  kerja  dan  sekaligus
menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Berdasarkan struktur  programnya,  khususnya  dalam  kaitan  dengan  bagaimana
sekolah  kejuruan  mendekatkan  programnya  dengan  dunia  kerja ( Hadiwiratama 
(1980:60-69)  membagi  sekolah  kejuruan  menjadi  lima kategori, yaitu
1.    program pengarahan kerja (pre vocational guidance education),
2.    program persiapan kerja (employability  preparation education),
3.    program persiapan bidang pekerjaan secara umum (occupational area preparation
education),
4.    program persiapan  bidang  kerja  spesifik  (occupational  specific  education),  dan
5.    program pendidikan kejuruan khusus (job specific education).
Pada program  pengarahan  kerja,  sekolah  memberikan  pengetahuan  dasar  dan umum
tentang berbagai jenis pekerjaan di masyarakat sekaligus menumbuhkan apresiasi
terhadap berbagai pekerjaan tersebut, sedangkan pada program persiapan kerja, sekolah
memberikan dasar-dasar sikap dan keterampilan kerja, meskipun masih bersifat umum.
Dengan program ini diharapkan peserta didik  mempunyai peluang yang lebih besar
untuk mendapatkan pekerjaan, meskipun tentunya masih harus melalui latihan di dalam
pekerjaan.
Untuk program persiapan bidang pekerjaan secara umum, sekolah  memberikan bekal
guna meningkatkan kemampuan bekerja untuk bidang pekerjaan yang memerlukan 
pengetahuan, peralatan  yang  sejenis.  Dengan  program  ini diharapkan peserta didik
mempunyai  pilihan lapangan pekerjaan yang lebih jelas dan lebih cepat mengikuti
latihan di dalam pekerjaan.
Program persiapan kerja yang spesifik memberikan bekal yang sudah mengarah kepada
jenis pekerjaan tertentu, meskipun belum pada suatu perusahaan tertentu. Lebih khusus 
lagi  adalah  program  pendidikan  kejuruan  khusus  yang  sudah  terarah  pada pekerjaan
khusus, yaitu mendidik siswa untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh suatu
perusahaan tertentu.
Kesiapan mental  untuk mengembangkan dirinya serta keterampilan dasar untuk setiap
kali dapat menyesuaikan diri kembali pada perubahan tertentu (retrainability). Dengan
bekal tersebut diharapkan lulusan sekolah  kejuruan tidak hanya terpancang pada jenis
pekerjaan  yang  ada,  tetapi  juga  terdorong  untuk  mewujudkan  lapangan  kerja  baru
dengan mengembangkan prakarsa dan kreativitasnya secara optimal.
2.    Pengajaran Orientasi Link And Match
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah
yang mempunyai misi khusus. SMK bertujuan  mengutamakan penyiapan siswa untuk
memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (Peraturan Pemerintan
No.29/1990) sebagai tenaga kerja tingkat menengah pada DUDI. Implementasi dari SMK
yang berorientasi pada dunia kerja, didasarkan pada kebijakan link and match
(keterkaitan dan kesepadanan). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995)
merumuskan bahwa secara filosofis link and match merupakan cara pandang bahwa
pendidikan adalah bagian integral dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan dalam kaitan yang harmonis dan selaras
dengan aspirasi dan kebutuhan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, sehingga
hasilnya akan benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang dirasakan oleh
masyarakat. Kebutuhan masyarakat dalam pembangunan adalah sangat luas, bersifat
multidimensional dan multisektoral mulai dari kebutuhan peserta didik, kebutuhan
keluarga, kebutuhan untuk pembinaan warga negara yang baik, dan kebutuhan dunia
kerja (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993).
Secara harfiah link berarti ada pertautan, keterkaitan, atau hubungan interaktif, dan match
berarti cocok, sesuai, serasi, atau sepadan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1995). Dalam kaitan ini link and match diartikan sebagai proses pendidikan yang
seharusnya sesuai dan terkait langsung dengan kebutuhan pembangunan, sehingga
hasilnya sesuai dengan tuntutan kebutuhan tersebut, baik jumlah, mutu, jenis, maupun
waktunya. Tujuan link and match adalah untuk mendekatkan antara supply dan demand
mutu SDM, terutama yang berhubungan dengan kualitas ketenagakerjaan, dimana dunia
pendidikan sebagai penyedia SDM dan dunia kerja serta masyarakat sebagai pihak yang
membutuhkan. Link and match pada dasarnya menyangkut upaya peningkatan sistem
pendidikan agar benar-benar berfungsi sebagai wahana atau instrumen bagi
pembangunan dan perubahan sosial, sekaligus bermanfaat sebagai investasi untuk
pembangunan masa depan.
Secara konseptual dimensi link and match dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
dimensi internal dan dimensi eksternal.
Dimensi internal menyangkut tiga aspek:
1.    secara vertikal, dimana program pembangunan pendidikan dan pengembangan
kebudayaan harus benar-benar terpadu dan terkait dengan implementasinya di lapangan,;
2.    secara horizontal yaitu upaya meningkatkan keterkaitan secara terpadu dan selaras
dengan program pembangunan pendidikan dan pembangunan kebudayaan pada berbagai
unit kerja di lingkungan Lembaga Pendidikan, dan;
3.    secara spesial, yaitu upaya untuk meningkatkan keterkaitan secara terpadu dan
selaras antara program dengan pelaksanaan pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang
pendidikan.
Dimensi eksternal terkait dengan peran dan fungsi pendidikan sebagai instrumen
pembangunan nasional khususnya perubahan sosial dalam konteks global. Dimensi ini
dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan
agar lebih sesuai dengan tuntutan seluruh bidang pembangunan nasional.
Implementasi pendidikan berorientasi link and match adalah ;
1.    Praktik Kerja Industri (Prakerin)/Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Prakerin atau
PSG merupakan perkembangan dari magang yaitu belajar sambil bekerja atau bekerja
sambil belajar langsung dari sumber belajar dengan aspek meniru sebagai unsur
utamanya dan hasil belajar/bekerja itu merupakan ukuran keberhasilannya.
Sistem ganda (dual sistem) dalam hal ini merupakan model penyelenggaraan pendidikan
kejuruan dimana perencanaan dan pelaksanaan pendidikan diwujudkan melalui kemitraan
antara dunia kerja dengan sekolah, dan penyelenggaraan pendidikan berlangsung
sebagian di sekolah dan sebagian lagi di dunia usaha atau industri.
Pendidikan dilaksanakan pada dua tempat yaitu pembelajaran dilaksanakan berbasis
sekolah (school based learning) dan berbasis kerja (work based learning). Siswa berstatus
sebagai pemagang di industri dan sebagai siswa di SMK. Sebagai sistem pendidikan
kejuruan yang melaksanakan pembelajaran di sekolah dan industri, yang mana
pembelajaran di sekolah dan pelatihan di industri merupakan dua komponen yang berasal
dari program yang tidak terpisahkan.
Tujuan dari Prakerin/PSG adalah:
a.    menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas,
b.    memperkokoh link and match antara SMK dan dunia kerja,
c.    meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
berkualitas, dan
d.    memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995).
2.    Magang Guru di Dudi
Teknologi adalah akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan
manusia dalam mengolah dan menghasilkan karya. Guru sebagai produk pendidikan
secara berkelanjutan harus di update pengetahuan dan kompetensinya dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi terbaru, yang belum diperoleh di Perguruan Tinggi.
Magang guru bisa dilakukan di dua tempat ;
1.    Dunia Usaha dan Industri; sebagai pengguna produk pendidikan; hal ini akan
memungkinkan sharing pengetahuan sebagai bahan evaluasi materi kompetensi yang
diajarkan pada siswa serta kurikulum implementasi sebagai bagian yang dari kurikulum
sekolah.
2.    Workstation / Lembaga-Lembaga Diklat; Secara kelembagaan memiliki kualitas dan
jaminan mutu.
3.    Bursa Kerja Bagi Dudi
Salah satu indikator keberhasilan pendidikan SMK adalah tingkat keterserapan
siswa/alumni di Dunia Kerja. Semakin banyak dan cepat alumni SMK diserap di dunia
kerja maka masyarakat semakin banyak memilih SMK tersebut. Untuk itu hal yang perlu
diperhatikan dalam penyelenggaraan SMK adalah membangun kemitraan dengan Dudi
sebanyak-banyaknya, serta memiliki program kompetensi keahlian yang diperlukan oleh
Dudi.
4.    Kurikulum Implementasi
Yang dimaksud dengan kurikulum implementasi adalah penerapan kurikulum sesuai
dengan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum ini sebagai tambahan terhadap kurikulum yang sudah ada. Kurikulum
implementasi memberikan bekal tambahan bagi siswa sejalan dengan bidang kompetensi
keahlian yang ada di sekolah. Pengajar kurikulum implementasi bisa dari karyawan Dudi
atau guru yang telah dimagangkan pada Dudi.
5.    Asessor Ujian Praktik Kejuruan
Ujian Praktik Kejuruan dilaksanakan sebagai bagian dari Ujian Nasional SMK. Sebagai
penguji / asesor adalah salah satunya dari Dunia Usaha dan Industri pasangan; pola
penilaian didasarkan pada attitude dan unjuk kerja secara indivual (BSNP ;nomor ;
0024/SK-Pos/BSNP/XII/2009; POS UN 2009/2010). Ujian Praktik Kejuruan untuk
memberikan penilaian terhadap kompetensi siswa pada bidang keahlian yang dipelajari
selama di sekolah.
Akhirnya bahwa kurikulum SMK khusus kompetensi kejuruan akan menjadi
tanggungjawab sekolah dan Dudi. Pelaksanaan pembelajaran komponen pendidikan
adaptif, dan teori kejuruan menjadi tanggung jawab sekolah. Komponen pendidikan
praktik dasar profesi dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan antara sekolah dengan
dunia usaha/industri pasangannya, sedangkan komponen pendidikan praktik keahlian
profesi menjadi tanggung jawab institusi pasangan masing-masing sekolah.
Kebijakan kemitraan  muncul karena disadari bahwa penguasaan keahlian profesional
yang sebenarnya hanya dapat dicapai melalui kerja nyata di tempat kerja yang sebenarnya
dan bukan di sekolah. Sekolah mampu memberikan kemampuan dasar kejuruan yang
kuat, sehingga dengan bekal kemampuan dasar kejuruan yang kuat dapat membantu
siswa dalam mendalami pelatihan-pelatihan kerja yang lebih kompleks dan spesifik di
dunia kerja. Dengan demikian, kemitraan SMK dengan dunia usaha dan industri bukan
lagi merupakan hal penting, tetapi merupakan keharusan.
Suatu hal yang perlu dicermati oleh sekolah dan dunia usaha yaitu adanya perbedaan
sistem nilai yang berlaku pada kedua lembaga tersebut. Di sekolah umumnya hasil kerja
dinilai dengan angka 0-10 atau 10-100, resiko gagal masih ditolerir, toleransi penggunaan
waktu agak longgar, kegagalan dan keterlambatan tidak selalu diartikan sebagai kerugian,
semangat dan motivasi siswa tergantung kecakapan guru, sulit membentuk etos kerja
karena lingkungan sekolah santai, lamban mengikuti kemajuan Ipteks, lingkungan teori,
dan praktik yang dilakukan masih merupakan simulasi. Di lingkungan dunia
usaha/industri hasil pekerjaan diukur dengan diterima atau ditolak, resiko kegagalan bisa
fatal berarti rugi uang dan reputasi rusak, penggunaan waktu yang ketat, kegagalan dan
keterlambatan dianggap/sebagai kerugian, lingkungan kerja memberi kesempatan setiap
orang untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerjanya, kondisi mendorong
membentuk etos kerja, lebih cepat mengikuti kemajuan Ipteks, lingkungan kerja dan
praktik yang dilakukan berorientasi pasar.
Mengingat adanya perbedaan yang mendasar antara sistem nilai yang berlaku di sekolah
dan dunia kerja, maka sekolah benar-benar mempersiapkan siswanya sebelum masuk
dunia kerja. Persiapan tersebut meliputi pengetahun kerja, keterampilan kerja,
sikap/budaya kerja, dan harus mencari informasi tentang kebutuhan akan industri
pasangannya tentang kemampuan dasar kerja yang harus dikuasai siswa sebelum
diterjunkan dalam praktik di dunia kerja.
Program kemitraan atau Kerjsama sekolah dan Dunia Usaha/Industri apabila terbangun
secara baik akan memberikan nilai tambah bagi Dudi, sekolah maupun siswa.
a.    Nilai tambah bagi dunia usaha adalah, (1) dapat mengetahui secara tepat kualitas
peserta didik yang belajar dan bekerja di perusahaan, (2) pada batas-batas tertentu selama
masa pendidikan peserta didik adalah tenaga kerja yang dapat memberi keuntungan, (3)
selama proses pendidikan melalui bekerja di industri, peserta didik lebih mudah diatur
dalam disiplin, seperti kepatuhan terhadap aturan perusahaan, (4) dunia usaha dapat
memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang relevan, dan (5) memberi kepuasan bagi dunia usaha karena ikut serta menentukan
hari depan bangsa melalui pendidikan sistem ganda.
b.    Nilai tambah bagi sekolah adalah lebih terjaminnya pencapaian: (1) tujuan
pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik, (2) tanggungan biaya
pendidikan menjadi ringan, (3) terdapat kesesuaian antara program pendidikan dengan
kebutuhan lapangan kerja, dan (4) memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan.
c.    Nilai tambah bagi peserta didik adalah: (1) hasil belajar akan lebih bermakna, karena
setelah tamat mereka memiliki keahlian sebagai bekal untuk mengembangkan diri secara
berkelanjutan, (2) waktu untuk mencapai keahlian profesional menjadi singkat, (3)
keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga dan percaya diri tamatan,
yang selanjutnya dapat mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya
pada tingkat yang lebih tinggi (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994).
I.    METODE PENELITIAN
1.    Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1 Sangatta Kutai Timur,  mulai
tanggal 1 Oktober sampai dengan 1 November 2010.
2.    Personalia
Penelitian dilaksanakan oleh peneliti sendiri, Jamhari SP. sebagai kepala SMK
Muhammadiyah 1 Sangatta Kutai Timur, bersama-sama dengan kolaborator yaitu, Wakil
Kepala Sekolah bidang Kurikulum Tita Indriani S.Pd dan Wakil Kepala Sekolah bidang
Humas Ambang Dwi Sapto dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
Ahmad Natsir, ST.  
3.    Disain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Sekolah. Langkah-langkah
penelitian direncanakan 2 siklus seperti terlihat pada Gambar 1:

Gambar: Rencana Siklus 1 sampai Siklus 2

Langkah-langkah penelitian dalam gambar di atas dapat dijelaskan dalam Tabel 6:

Tabel 1: Rencana langkah-langkah PTS

SIKLUS    LANGKAH    RENCANA KEGIATAN    HASIL


Siklus 1    Perencanaan    •    Identifikasi masalah dan penetapan tindakan
•    Perumusan skenario tindakan
•    Persiapan tindakan: instrumen, kolaborator, jadwal, dsb.
•    Penentuan macam-macam data yang diperlukan dan bagaimana cara memperolehnya.
•    Identifikasi kompetensi-kompetensi yang menjadi standar penerimaan karyawan di
Dudi. Dan indentifikasi kompetensi-kompetensi lulusan yang tertuang dalam KTSP 
dengan indikator
    •    Masalah: Keterserapan Lulusan ke Dudi
•    Tindakan: Promosi lulusan. Standar Skill penerimaan tenaga kerja oleh Dudi.
Kesesuaian Kompetensi lulusan dengan Skill yang diinginkan oleh Dudi.
•    Apakah kesesuaian kompetensi lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh
pasar kerja/Dudi dapat meningkatnya keterserapan lulusan ke pasar kerja ? Rencana
tindakan:
•    Promosi lulusan kepada Dudi yang relevan. Membangunan kerjasama dalam
peningkatan kualitas pendidikan.
•    Kepala sekolah menjalin kerjasama dengan Dudi sebanyak-banyaknya.
•    Kepala sekolah dan Dudi melakukan sosialisasi kepada siswa tentang standar,
ketentuan dan kriteria Dudi dalam penerimaan tenaga kerja..
•    Tindakan dilakukan sampai semua guru, siswa mendapatkan tindakan.
•    Instrumen dan panduan pengisiannya terlampir.
    Pelaksanaan    •    Tindakan dilakukan sesuai rencana selama dua minggu.
•    Tindakan dilakukan bersama-sama dengan kolaborator, minimal salah satu harus
selalu bersama-sama selama tindakan dilakukan.    •    Tindakan dapat dilaksanakan
sesuai skenario.

    Pengamatan    •    Pengamatan dilakukan dengan instrumen


•    Data diperoleh sesuai prosedur
•    Seluruh kejadian dalam proses tindakan dicatat dalam lembar observasi dan catatan
lapangan    •    Data kuantitatif
•    Data kualitatif
•    Catatan peristiwa selama proses tindakan
    Refleksi    •    Evaluasi tindakan dan data-data yang diperoleh
•    Pertemuan membahas hasil evaluasi
•    Merencanakan langkah-langkah siklus 2     •    Masalah atau kesulitan yang dialami
•    Peristiwa yang terjadi di luar skenario
•    Rencana langkah-langkah siklus 2.
Siklus 2    Perencanaan    •    Pemasaran lulusan  secara tertulis. Ke Dudi

•    Rencana langkah sesuai hasil refleksi siklus 1.   


    Pelaksanaan    Pelaksanaan sesuai skenario siklus 2    
    Pengamatan    Pengamatan sesuai rencana siklus 2   
    Refleksi    Evaluasi siklus 2   
Kesimpulan, saran, rekomendasi

4.    Indikator Keberhasilan


Indikator keberhasilan PTS ini disusun berdasarkan pada indikasi permasalahan yang
telah diuraikan di depan, yaitu:
No    Indikator    Pencapaian
1.    Kompetensi Lulusan sesuai dengan harapan DUdi    100%
2.    Siswa kelas 12 sudah diterima di Dudi oleh Dudi  untuk tahun pelajaran yang
berjalan menunggu pengumuman UN.    70%
3.    Ratio ketersdiaan media pembelajaran praktik dengan siswa    90%

5.    Jadwal Penelitian


No.    Kegiatan    Mgu-1    Mgu-2    Mgu-3    Mgu-4    Keterangan
1.    Penyusunan Proposal        26 September ’10
2.    Koordinasi dan Peren-canaan awal                    Dilakukan bersama guru
3.    Pemberian Informasi kepada guru dan Siswa                    Penjelasan instrumen
4.    Refleksi & Perencanaan                   
5.    Pelaksanaan Siklus - 1                   
6.    Observasi Siklus - 1                   
7.    Penyebaran angket -1                   
8.    Pengolahan Data - 1                   
9.    Refleksi & Perencanaan                   
10.    Pelaksanaan Siklus - 2                   
11.    Observasi Siklus - 2                   
12.    Penyebaran angket -2                   
13.    Pengolahan Data - 2                   
14.    Refleksi  dan Pembahasan                   
15.    Kesimpulan                   
16.    Penyusunan Laporan                   

6.    Rencana Anggaran


Honorarium
Ketua Peneliti                : Rp. 500.000,-   
Anggota Peneliti/Observer    @ 200 rb        : Rp. 400.000.-
Pembimbing                : Rp. 500.000,-
Tenaga Administrasi                : Rp. 100.000.- +
Jumlah                             : Rp.1.500.000.-
Bahan Habis dan Peralatan Penelitian
Perlengkapan peneliti                : Rp. 100.000
Buku-buku literatur                : Rp. 1.000.000.-
Pembelian ATK:  kertas A4 HVS, tinta, dll.    : Rp. 1.000.000.-+
Jumlah                            : Rp. 2.100.000.-
Transportasi/Perjalanan
Transport 4 orang/hari @ Rp 150rb        : Rp. 1.000.000.-
Persiapan dan Pelaporan
Penyusunan proposal                : Rp. 100.000.-
Pengolahan dan analisis data                : Rp. 100.000.-
Penulisan draft laporan penelitian            : Rp. 100.000.-
Penulisan naskah akhir                : Rp. 100.000.-
Penjilidan dan pengiriman laporan            : Rp. 100.000.-+
Jumlah                            : Rp. 500.000.-
Rapat, Diskusi dan Seminar   
Rapat dan diskusi  tim ahli    3x Rp.500rb        : Rp. 2.500.000.-
Seminar hasil penelitian                : Rp.    500.000.-
Jumlah                            : Rp. 3.000.000.-
Jumlah Seluruh Anggaran
Honorarium                : Rp. 2.500.000.-
Bahan habis dan peralatan penelitian        : Rp.  1.500.000.-
Transportasi                : Rp.  1.000.000.-
Persiapan dan laporan pembelajaran        : Rp.    500.000.-
Rapat, diskusi dan seminar                 : Rp. 3.000.000.-+
Jumlah Total Anggaran                : Rp. 8.500.000.-
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, nomor 0024/SK-Pos/BSNP/XII/2009, Tentang POS UN 2009/2010
Depdiknas. (2005).  Rencana  Strategis  Departemen Pendidikan  Nasional  2005-2009.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
     .  (2006).  Sistem  Penyelenggaraan  Sekolah  Bertaraf  Internasional  (SBI)  untuk
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Elliot, Janet. (1983). The organization of productive work in secondary technical and
vocational education the united Kingdom. London: Unesco.
Evans, R. N. & Edwin, L. H. (1978). Foundation of vocational education. Columbus, OH:
Charles E. Merril Publishing Company.
Malik, Oemar H. (1990). Pendidikan tenaga kerja nasional, kejuruan, kewiraswastaan,
dan manajemen. Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti.
Miner,  Jacob.  (1974).  Family  Insvesment  in  Human  Capital:  Earning  of  Woman.
Journal of Political Economy 82 (2). Pp.48-56.
National Council for Research into Vocational Education (NCRVE). (1981). Towards a
theory of vocational educational. Columbus, Ohio: NCRVE Publication.
Peraturan Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  19  Tahun  2005  tentang  Standar
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Slamet.  (1990).  Pondasi  pendidikan  kejuruan.  Lembaran  perkuliahan.  Yogyakarta:
Pascasarjana IKIP Yogyakarta.
Thorogood, Ray. (1982). Current themes in voational education and training policies,
Part I. Industrian and Commercial Training 9, pp. 328-331.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Wenrich, Ralph C. & Wenrich, William J.  (1974).  Leadership in administration of
vocational education. Columbus, Ohio: Charles E. Merril Publishing Co.
 
LAMPIRAN I

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Judul Penelitian   :    Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Penyerapan Dudi (Dunia
        Kerja Dan Dunia Industri) Terhadap  Lulusan Pada
  SMK Muhammadiyah 1 Sangatta
               
Peneliti        :    Jamhari SP   
Kolega        :    ......................................................

No.    Kegiatan    Mgu-1    Mgu-2    Mgu-3    Mgu-4    Keterangan


1.    Penyusunan Proposal        26 Agustus ’10
2.    Koordinasi dan Peren-canaan awal                    Dilakukan bersama ......... kolega
3.    Pemberian Informasi kepada peserta diklat                    Penjelasan instrumen
4.    Refleksi & Perencanaan                   
5.    Pelaksanaan Siklus - 1                   
6.    Observasi Siklus - 1                   
7.    Penyebaran angket -1                   
8.    Pengolahan Data - 1                   
9.    Refleksi & Perencanaan                   
10.    Pelaksanaan Siklus - 2                   
11.    Observasi Siklus - 2                   
12.    Penyebaran angket -2                   
13.    Pengolahan Data - 2                   
14.    ........dst.nya.........                   
15.    Kesimpulan                   
16.    Penyusunan Laporan                   
LAMPIRAN II

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

Judul Penelitian   :    Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Penyerapan Dudi (Dunia
        Kerja Dan Dunia Industri) Terhadap  Lulusan Pada
                    SMK Muhammadiyah 1 Sangatta

Peneliti        :    Jamhari SP       


Kolega        :    ......................................................

No.    Uraian    Biaya (Rp.)    Keterangan


1.    Penyusunan Proposal       
2.    Kertas HVS A-4/80 gram       
3.    Tinta HP-Laserjet       
4.    Tinta HP-Deskjet       
5.    Buku Referensi       
6.    Penggandaan       
7.    Penjilidan       
8.    Pelaksanaan penelitian       
9.    ..... dst.nya       
10.           
11.           
JUMLAH       
Terbilang : ...........................................

Samarinda, 26 Setember 2010

Jamhari SP
NUPTK : 7737 7476 5020 0022

Anda mungkin juga menyukai