Anda di halaman 1dari 5

Standar Operasional Prosedur Pengambilan Analisa

Gas Darah
Dosen Pembimbing:

Ns. Henny Syafitri, M.kep

Kelompok 6

Nama Kelompok:

Erin Yohana Pakpahan 180204004

Linda S. Giawa 180204013

Maulayani 180204015

Nadia Aramita 180204016

Ristiniati Nazara 180204037

Srinova Habeahan 180204046

Parland Antoni 180204018

Wandes 180204028

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

T.A 2018/2019
SOP PENGAMBILAN DARAH ARTERI

DEFENISI

Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan
untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah. AGD juga
dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah. Sel-sel darah
merah mengangkut oksigen dan karbon dioksida yang juga dikenal sebagai gas
darah ke seluruh tubuh. Saat darah melewati paru-paru, oksigen masuk ke dalam
darah sementara karbon dioksida terlepas dari sel darah dan keluar ke paru-paru.
Dengan demikian pemeriksaan analisa gas darah dapat menentukan seberapa baik
paru-paru dalam bekerja memindahkan oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan
karbon dioksida dari darah. Ketidakseimbangan antara oksigen, karbon dioksida,
dan tingkat pH darah dapat mengindikasikan adanya suatu penyakit atau kondisi
medis tertentu. Sebagai contoh pada gagal ginjal, gagal jantung, diabetes yang
tidak terkontrol, pendarahan, keracunan zat kimia, overdosis obat, dan syok. Gas
darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH dan juga keseimbangan asam
basa, oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan
kelebihan atau kekurangan basa.

A.ALAT

1. Spuit gelas/plastic 1cc- 3cc

2. heparin

3. sterofom

4. bevel no.26

5. plester

6. alcohol swab

7. turniqet

8. gunting plester

9.nierbeken

10. pengalang

11. kantung plastic kuning

12. beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi: Nama tanggal dan
waktu apakah menerima 02 dan bila berapa banyak dan dengan rute suhu.
B. TEKNIK

1. Arteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat di gunakan.

2. Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes allen’s. secara terus
menerus bending arteri radialis dan ulnaris. Tangan akan putih kemudian pucat.
Lepaskan aliran arteri ulnaris. Tes Allen’s positif,bila tanggan kembali menjadi
berwarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri radialis tidak paten dan begitu
juga sebaliknya.

3. pergelangan tangan dihiperekstensikan dan tangan dirotasikan ke luar.

4. Penting sekali untuk melakukan hiperekstensikan pergelangan tangan, biasanya


menggunakan gulungan handuk.

5. Untuk fungsi arteri brakhialis, siku dihiperekstensikan setelah meletakkan


handuk di bawah siku.

6. Satu (1) ml heparin diaspirasi ke dalam spuit, sehingga dasar spuit basah
dengan heparin, dan kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum,
dilakukan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan dan tak ada gelembung
udara.

7. Arteri brakhialis atau radialis dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah dan
jari telunjuk, dan titik maksimum denyut di temukan. Bersihkan tempat tersebut
dengan kapas alcohol.

8. Jarum di masukkan dengan perlahan ke dalam area yang mempunyai pulsasi


penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit < 45-90
derajat terhadap kulit.

9.seringkali jarum masuk menembus pembuluh darah arteri dan hanya dengan
jarum di tarik perlahan darah akan masuk ke spuit.

10. Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya
pemompaan darah ke dalam spuit dengan kekuatannya sendiri.

11. Bila kita harus mengaspirasi darah dengan menarik plunger spuit ini, kadang-
kadang di perlukan pada spuit plastic Yng terlalu keras sehingga tak mungkin
darah tersebut positif dari arteri. Hasil gas darah tidak memungkinkan kita untuk
menentukan apakah darah dari arteri atau dari vena.

12. Setelah darah 5 ml di ambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain menekan
area yang dipungsis selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang
mendapatkan antikoagulan).
13. Gelembung udara harus di buang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan
penutup udara pada spuit. Putar diantara telapak tangan untuk mencampurkan
heparin.

14. spuit di beri label dan segera tempatkan dalam es atau air es, kemudian bawa
ke laboratorium.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Jumlah darah lengkap: hemoglobin, hematoktit menurun, dan trombosit


menurun.
2. Bilirubin serum(tak terkonjungasi): meningkat (AP,hemolitik).
3. Folat serum dan vitamin B12: membantu mendiagnosa anemia
sehubungan dengan defisiensi masukkan/absorpsi.
4. Feritin serum: menurun
5. Masa pendarahan: memanjang (aplastik).
6. Tes schilling: penurunan ekskresi vitamin B12 urine (AP).
7. Guaiak: mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi
gaster,menunjukkan pendarahan akut/kronis.
8. Analisa gaster: penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya
asam hidroklorik bebas (AP).
9. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan biopsy: sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk membedakan tipe anemia,
missal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan
sel darah (aplastik).
10. Pemeriksaan endoskopik dan radiografik: memeriksa sisi pendarahn:
pendarahan GI.

PROSEDUR

1. Salam terapeutik, jelaskan tujuan prosedur.


2. Persiapkan alat.
3. Tutup gorden (menjaga privasi pasien).
4. Cuci tangan dan pakai handscoon.
5. Cari arteri pasien yang akan dilakukan penusukan.
6. Lakukan Allen’s
a. Tekan kedua ibu jari di arteri ulna dan radialis klien.
b. Minta klien kepalkan tangan selama 5 detik, lalu lepaskan kepalan
kembali.
c. Angkat ibu jari di arteri ulna, dan lihat kelancaran serta kecepatan
darah mengalir ke telapak tangan klien.
d. Lalu angkat kedua ibu jari dan normalkan tangan klien.
e. Tekan kedua ibu jari di arteri ulna dan radialis klien.
f. Minta klien kepalkan tangan selama 5 detik, lalu lepaskan kepalan
kembali.
g. Angkat ibu jari di arteri radialis, dan lihatkan kelancaran serta
kecepatan darah mengalir ke telapak tangan klien.
h. Lalu normalkan kembali tangan klien.
7. Gulung handuk dan letakkan di bawah pergelanggan tangan klien.
8. Tentukan arteri radialis dengan tepat dan oleskan kassa betadine di sekitar
titik penusukan.
9. Lap titik penusukan menggunakan alcohol swab arah berputar melebar
searah jarum jam.
10. Buka spuit, kencangkan dan lakukan aspirasi hingga full lalu normalkan
kembali agar tidak kaku.
11. Tempatkan jari di titik penusukan, dekatkan spuit mendekati jari titik
penusukan dengan sudut 45 ᵒ. Lalu lakukan penusukan hingga darah
mengalir ke spuit. Jika darah tidak mengalir, maka tariks spuit sedikit
keatas dan tusuk kembali hingga darah mengalir ke spuit.
12. Jika darah sudah mencukupi, maka dekatkan kassa steril ke titik
penusukan, tarik jarum dengan cepat dan hati-hati lalu geser kassa
menutupi titik penusukan dan minta klien tekan selama 3-5 menit.
13. Tutup spuit dengan metode “one hand”, buang jarum di bengkok.
14. Pakaikan plester secara horizontal di atas kassa.
15. Rapikan alat dan bahan.
16. Salam penutup terapeutik dan dokumentasikan

Anda mungkin juga menyukai