Tapi tidak dalam kenyataannya. Struktur modal yang optimal susah dicari.
Atau mungkin tidak bisa ketemu. Tidak ada yang bisa menentukan: titik
bahwa nilai perusahaan telah sampai di puncak. Tidak ada yang bisa
memastikan: nilai perusahaan ada di titik paling mahal. Mungkin saja
pemegang saham merasa: nilai sahamnya sudah dititik paling tinggi. Tapi
mungkin saja bisa lebih tinggi lagi jika: utangnya ditambah atau dikurangi.
kelemahan teori ini adalah tidak detail menjelaskan cara mengetahui
struktur modal yg optimal
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan
Miller (teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak
relevan atau tidak memengaruhi nilai perusahaan. Jelas yang mereka
katakan bertentangan dengan teori tradisional. Menurutnya: nilai
perusahaan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan itu sendiri yaitu
keuntungan yang dihasilkan dan resikonya. Tidak dipengaruhi oleh faktor
yang lain. Termasuk struktur modalnya. Kinerja perusahaan bagus: nilai
perusahaan naik. Kinerja perusahaan jelek: nilai perusahaan turun.
Asumsi tersebut dikritik. Hampir semua asumsinya: sulit ditemui. Di dunia
nyata. Hampir semua negara di dunia: terdapat pajak. Apalagi pajak yang
berkaitan dengan laba perusahaan. Hampir pasti ada.bMM mengajukan
beberapa asumsi untuk membangun teori mereka yaitu:
Inti dr teori tsb adalah perusahaan itu valuenya bisa naik dgn pake utang
tapi sampe batas tertentu aja. Kl udh lewatin batas optimumnya dia jadi
menanggung risiko tinggi kebangkrutan.
Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan
(probabilitas) kebangkrutan.
4. Teori Pecking Order
Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan
perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.”
Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. Pada teori
pecking order, perusahaan akan memilih pendanaan berdasarkan
preferensi urutan. Dimulai dari mengutamakan pendanaan yang tidak
beresiko, minim risiko hingga yang beresiko tinggi:/
Lho.. kok bisa? menambah utang justru berita bagus? Bagus dari sisi
investor. Atau calon investor. Pemegang saham perusahaan. Bahkan bisa
menaikan nilai saham mereka. Karena perusahaan yang meningkatkan
hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek
perusahaan di masa mendatang. Investor juga diharapkan akan menangkap
sinyal tersebut dengan pemahaman bahwa perusahaan mempunyai prospek
yang baik.
6. Teori Keagenan (Agency Approach)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik
antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham
dengan manajer adalah konsep free cash flow. Ada kecenderungan
manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas
sumber daya tersebut. Utang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi
konflik keagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan utang,
maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan
untuk membayar bunga.
Grafik ini menggambarkan dampak perusahaan apabila mempunyai hutang terhadap value
perusahaan tersebut. Grafik hijau menunjukan apabila perusahaan tidak mempunyai hutang sama
sekali untuk menambah value dr perusahan tsb. Grafik warna merah menunjukan bahwa value
perusahahaan akan bertambah apabila perusahaan tersebut melakukan pendanaan dengan hutang.
D1 menunjukan tingkat hutang dimana sudah menimbulkan resiko kebangkrutan. Pada D1 resiko
kebangkrutan lebih kecil darpada tex benefit. Pada D2 resiko kebangkrutan sama dengan tax benefit
makanya itu optimal. Setelah
ada bukti yang menunjukkan ketidakkonsistenan dengan teori statis target optimal struktur capital
yang dijelaskan oleh teori trade off contohnya jika harga saham berubah dikarenakan sebuah
perusahaan menambah utangnya maka perusahaan tersebut tidak langsung mengambil tindakan
untuk melakukan penyesuaian atas struktur kapitalnya, tapi perusahaan itu akan melakukan
penyesuaian dengan cara bertahap tiap tahunnya, pada penelitian oleh prof flannery perusahaan
melakukan penyesuaian sebesar 30% setiap tahunnya untuk menyesuaikan kembali ke target
struktur kapitalnya sedangkan pada penelitian prof faulkender penyesuaian yang dilakukan
perusahaan bergantung pada arus kas yang dimiliki perusahaan itu, jika perusahaan dengan arus kas
besar mereka dapat melakukan penyesuaian menuju target struktur kapitalnya sebesar 50% tiap
tahunnya Dampak ini akan semakin terlihat jelas jika perusahaan memiliki utang yang melebihi
targetnya, jika perusahaan dengan arus kas yang besar dan berada pada situasi ini maka perusahaan
itu akan melakukan penyesuaian sebesar 70%.
Reserve borrowing capacity adalah kemampuan untuk meminjam uang dengan biaya yang wajar
ketika peluang investasi muncul. Semakin rendah tingkat utang saat ini, semakin besar kapasitas
untuk meminjam. Perusahaan sering berusaha untuk memiliki utang lebih sedikit dalam komposisi
struktur modal mereka. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa mereka dapat meminjam setiap
saat ketika ada peluang investasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi
(komposisi utang yang relatif besar), maka kapasitas mereka untuk meminjam menjadi lebih
terbatas. Ini karena semakin tinggi tingkat hutang semakin besar pula potensi gagal bayarnya dan
semakin enggan kreditur untuk memberikan pinjaman.