Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan dengan

model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and

Evaluation). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian pengembangan bukanlah penelitian

yang dimaksudkan untuk menguji teori melainkan untuk menghasilkan produk

tertentu.

Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar

matematika berupa modul berbasis penemuan terbimbing pada pokok kesebangunan

dan kekongruenan untuk kelas IX SMP/MTs.

B. Prosedur Pengembangan

Dalam mengembangkan bahan ajar, diperlukan suatu model pengembangan

yang tepat. Dalam penelitian ini, model pengembangan yang digunakan adalah model

ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) karena

langkah yang digunakan lebih sistematis dan lebih jelas. Model ini dapat digunakan

untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, media, dan bahan ajar.

Model ADDIE dikembangkan oleh Dick dan Carry untuk merancang sistem

pembelajaran. Adapun tahapan yang harus ditempuh dalam model pengembangan

45
46

ADDIE, terdiri dari lima tahap yaitu tahap analisis, tahap perancangan, tahap

pengembangan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi.

Berikut ini diberikan contoh kegiatan pada setiap tahap pengembangan model

ADDIE :

1. Tahap Analisis (Analysis)

Pada tahap ini, kegiatan peserta didik adalah menganalisis perlunya

pengembangan media pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-

syarat pengembangan media pembelajaran baru. Pengembangan media pembelajaran

baru diawali oleh adanya masalah dalam media pembelajaran yang sudah diterapkan.

Masalah dapat terjadi karena media pembelajaran yang ada sekarang sudah tidak

relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik

peserta didik, dan sebagainya.

Setelah analisis masalah perlunya pengembangan media pembelajaran baru,

peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan media

pembelajaran baru tersebut.

2. Tahap Perancangan (Design)

Dalam perancangan media pembelajaran dimulai dari menetapkan tujuan

belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat

pembelajaran, merancang materi pembelajaran, dan alat evaluasi hasil belajar.

Rancangan ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan

berikutnya.
47

3. Tahap Pengembangan (Development)

Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk.

Dalam tahap perancangan, telah disusun kerangka konseptual penerapan media

pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual

tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan yang telah dikembangkan pada

situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan media yang telah

dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya.

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Hasil evaluasi digunakan untuk member umpan balik kepada pihak pengguna

media. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat

dipenuhi oleh media baru tersebut. 1

Tabel 3.1 Tahap pengembangan ADDIE


Tahap Pengembangan Aktivitas
Analisis Pra perencanaan: pemikiran tentang produk baru

yang akan dikembangkan. Mengidentifikasi produk

yang sesuai dengan sasaran peserta didik, tujuan

belajar, mengidentifikasi isi/materi pembelajaran,

mengidentifikasi lingkungan belajar dan strategi

penyampaian dalam pembelajaran.

1
Endang Mulyatiningsih, Riset Terapan, h. 184 -185.
48

Tahap Pengembangan Aktivitas


Design Merancang konsep produk baru di atas kertas.

Rancangan ditulis untuk masing-masing unit

pembelajaran. Petunjuk penerapan desain atas secara

rinci.
Develop Mengembangkan perangkat produk (materi/ bahan

dan alat) yang diperlukan dalam pengembangan

Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap ini

mulai dibuat produknya (materi/bahan, alat) yang

sesuai dengan struktur model Membuat instrumen

untuk mengukur kinerja produk.


Implementation Memulai menggunakan produk baru dalam

pembelajaran atau lingkungan yang nyata Melihat

kembali tujuan-tujuan pengembangan produk,

interaksi antar peserta didik serta menanyakan umpan

balik awal proses evaluasi.


Evaluation Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara

yang kritis. Mengukur ketercapaian tujuan

pengembangan. Mengukur apa yang mampu dicapai

oleh sasaran. Mencari informasi apa saja yang dapat

membuat peserta didik mencapai hasil dengan baik.

C. Desain dan Penilaian Produk


49

1. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model desain

ADDIE yang dikembangkan oleh Dick dan Carrey. Model desain ADDIE terdiri dari

beberapa tahap yang digambarkan sebagai berikut :

Evaluasi

Gambar 3.1 Skema penelitian pengembangan ADDIE

2. Subjek penilaian produk

Subjek penilaian produk dari penelitian ini adalah bahan ajar berupa modul

pada pokok bahasan kesebangunan dan kekongruenan kelas IX SMP/MTs. Penilaian

atas produk ini diperoleh melalui 2 kelompok responden. Responden pertama yaitu

kelompok ahli yang terdiri dari ahli matematika, ahli bahasa, dan ahli desain.

Sedangkan responden adalah siswa kelas IX SMP/MTs.


50

Proses penilaian produk yang digunakan pada penelitian ini melalui uji produk

perorangan (one to one evaluation), uji coba kelompok kecil (small group

evaluation), dan uji coba lapangan (field trial evaluation).

3. Teknik dan instrumen penilaian produk

a. Lembar pengamatan

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para

ahli (validator) terhadap bahan ajar yang disusun pada draft I sehingga menjadi

acuan/pedoman dalam merevisi bahan ajar yang disusun. Oleh karena itu, dalam

melaksanakan penilaian bahan ajar, beberapa aspek yang sangat penting untuk dinilai

adalah:

1) Materi/isi

Materi pelajaran merupakan bahan pembelajaran yang disajikan di dalam

buku pelajaran ataupun modul, dengan sub aspek penilaian yaitu:

a) Aspek kelayakan isi dengan indikator penilaian meliputi kesesuaian materi dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar, keakuratan materi, kemutakhiran

materi, dan mendorong keingintahuan, serta kesesuaian dengan nilai-nilai moral

dan sosial.

b) Aspek kelayakan penyajian dengan indikator penilaian meliputi teknik penyajian,

pendukung penyajian, penyajian pembelajaran, dan koherensi serta keruntutan alur

pikir.

2) Bahasa
51

Bahasa merupakan salah satu aspek yang dinilai dari produk yang

dikembangkan. Dengan indikator penilaian, meliputi keterbacaan, penggunaan bahasa

yang lugas, komunikatif, kejelasan informasi, kesesuaian dengan kaidah bahasa

Indonesia yang baik dan benar, kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan

peserta didik, penggunaan istilah dan simbol.

3) Desain

Indikator yang dinilai pada aspek desain produk yang dikembangkan yaitu,

penggunaan font, jenis, dan ukuran, lay out atau tata letak, ilustrasi, gambar, foto dan

desain tampilan.

b. Lembar angket peserta didik

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat peserta

didik terhadap bahan ajar yang disusun apakah dari segi tampilan maupun isi apakah

menarik atau tidak.

4. Teknik analisis kelayakan bahan

Data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan instrumen-instrumen

tersebut di atas selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan diarahkan untuk

mengetahui kelayakan dan keefektifan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing

yang dikembangkan.

Adapun kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat

kevalidan/kelayakan produk yang dikembangkan yaitu melalui proses validasi ahli.

Dalam pengembangan modul tim ahli terdiri dari ahli bahasa, materi, dan desain.

Masing-masing tim ahli akan menilai produk yang dikembangkan dari aspek
52

kelayakan bahasa, isi, dan kegrafikan. Hasil penilaian tim ahli akan dianalisis untuk

merevisi produk sebelum layak diujicobakan.

5. Teknik Uji Coba

Tahap selanjutnya sesuai dengan model pengembangan Dick dan Carrey,

produk akan melalui tahap uji coba sebagai berikut:

1) Uji produk perorangan (one to one evaluation)

Uji produk bahan ajar matematika berbasis penemuan terbimbing pada uji

produk perorangan dilakukan pada peserta didik dengan jumlah 3-5 orang.

2) Uji produk kelompok kecil (small group evaluation)

Uji produk bahan ajar matematika berbasis penemuan terbimbing pada uji

produk kelompok kecil dilakukan pada peserta didik dengan jumlah 5-9 orang.

3) Uji coba lapangan (field trial evaluation)

Uji produk bahan ajar matematika berbasis penemuan terbimbing, pada uji

coba lapangan dilakukan pada peserta didik dengan jumlah yang lebih besar dari uji

produk kelompok kecil.

Jika hasil menunjukkan bahwa respon peserta didik belum positif, maka

dilakukan revisi pada setiap tahap uji coba terhadap apa yang tengah dikembangkan.

Revisi dilakukan berdasarkan saran dan tanggapa peserta didik yang ada dilembar

pengamatan produk.

Anda mungkin juga menyukai