BAB II
A. Kajian Teori
yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya
yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa
merupakan produk awal bagi fase berikutnya. Model ini terdiri atas 5 fase atau
Ibrahim, 2011).
Analysis
Design
Development
Implementation
Evaluasi
14
sebagai berikut :
a. Tahap analisis: suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh
peserta belajar. Maka untuk mengetahui atau menentukan apa yang harus
melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita
hasilkan adalah berupa karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi
kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas
kebutuhan.
b. Tahap desain: tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan. Ibarat
kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini?
dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah
harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak
pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang
lain, misalnya sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya.
15
atau desain tadi menjadi kenyataan. Jika dalam desain diperlukan suatu perangkat
dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan
mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu
langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya
yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan
diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
perangkat lunak tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus
tertentu, maka lingkungan dibuat tertentu dan juga harus ditata. Barulah
pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau
tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi
misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang
kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang
pembelajaran, mengidentifikasi
kertas
dalam pengembangan
struktur model
kinerja produk
yang nyata
pengembangan produk
membuat
18
Evaluation.
19
2. Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang berarti suatu yang terletak ditengah (antara dua pihak atau
bentuk jamak dari kata medium yang berarti sesuatu yang terletak ditengah-
tengah/ perantara, merupakan sarana komunikasi. Istilah ini merujuk pada apa saja
yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima pesan
(2011:7).
Menurut Brezt (dalam Sri Anitah , 2009: 5), secara implisit menyatakan
bahwa media adalah sesuatu yang terletak ditengah-tengah, jadi suatu perantara.
hubungan dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi.
pesan dari suatu sumer secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif.
Bertolak dari bebagai definisi dari berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah suatu alat, bahan atau peristiwa yang dapat
keterampilan, sikap dan mempermudah para peserta didik untuk menerima pesan
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang yang
dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.
a. Ciri Fiksiatif
objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fortografi, video
tape, audi tape, disket computer dan film.Dengan ciri fiksiatif ini, media
memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu
tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu . Ciri ini amat penting bagi guru
media yang dpaat digunakan setiap saat.Peristwa yang kejadiannya hanya sekali
b. Ciri Manipulatif
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
c. Ciri Distributif
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama
mengenai kejadian itu. Ciri ini penting karena distribusi media dewasa ini tidak
hanya terbatas dalam satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolaj didalam
suatu wilayah, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket
komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
bahwa Ketiga ciri ini merupakan karakteristik media yang dapat digunakan dalam
pada masa lampau, ruang, dan waktu yang terbatas, serta materi yang sangat
ketiga ciri media tersebut guru dapat memilih, memnciptakan dan menggunakan
peraga, serta sarana dan prasarana di sekolah yang digunakan dalam proses
pesan secara sempurna, serta dapat mengatasi kebutuhan dan problem siswa
dalam belajar. Lebih penting lagi adalah media sengaja dipilih dalam proses
dan isi pelajaran. Sedangkan menurut Angkowo dan kosasih (2007:27) bahwa
salah satu fungsi media pembelajaran adlah sebagai alat bantu pembelajaran, yang
Menurut Levie dan Lentz (dalam Musfiqon, 2012: 33) ada empat fungsi
1. Fungsi atensi
Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan siswa untuk
2. Fungsi afektif
3. Fungsi kognitif
dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
kembali.
cukup luas dan banyak. Dari berbagai fungsi media diatas tujuan akhirnya adalah
jika menggunakan alat bantu sebagai perantara interaksi antara guru dan siswa.
Oleh karena itu, fungsi media adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan indikator semua materi yang tuntas disampaikan dan peserta didik
1) Media visual
Media visual merupakan media yang paling familiar dan sering dipakai
ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif
visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus
visual adalah media pandang, karena seseorang dapat menghayati media melalui
penglihatannya.
Beberapa media visual menurut Asyhar (2012:45) antara lain: (a) media
cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar, dan poster, (b) model dan
prototype seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar dan sebagainya.
Pemilihan dan pengunaan media visual Menurut Musfiqon (2012: 72-73) perlu
Visualisasi yang kurang jelas, baik dari sisi warna, isi, serta layout akan
menerima pesan secara utuh dan komprehensif karena kualitas visual yang
Kelebihan dari media visual menurut Sri Anitah adalah sebagai berikut :
berbagai materi pelajaran dapat dtujukkan secara langsung diambil dari buku,
koran, majalah, peta, dan sebagaianya; perangkat lunak tidak membutuhkan biaya
banyak; dapat dipakai berulang-ulang; dan berbagai objek tiga dimensi seperti
Kelemahan dari media visual menurut Sri Anitah adalah: tidak dapat
tembus cahaya, kecuali diperketat dan ruangan gelap; materi yang diproyeksikan
dapat rusak bila terlalu lama diproyeksikan (melengkung atau hangus) karena
pemantulan cermin dengan lampu yang cukup besar; pesawat kurang aman bila
tersentuh karena panas; dan membutuhkan ruang yang becocok betul-betul gelap,
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa media visual adalah media
2) Media Audio
visual adalah media yang digunkan untuk menyalurkan pesan lewat indera
suara yang sesuai. Film dan video berfungsi sebagai media untuk menyaikan
mempengaruhi sikap.
penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau
berupa kata-kata, music, dan efek suara. Media audio memiliki jenis dan bentuk
yang bervariasi, diantaranya adalah radio, piringan hitam, pita kaset suara,
compact disc (CD). Sedangkan Menurut Sri Anitah (2011:40), media audio
: bahasa puitis, music yang agung, suara yang merdu, dan lain-lain.
kelebihan audio menurut Sri Anitah (2009:159-160), antara lain : (1) tidak begitu
mahal untuk kegiatan pebelajaran; audio tape cukup hemat; (2) dapat digunakan
untuk pembelajaran kelompok maupun individual; (3) pebelajar yang tuna netra
maupun tuna aksara dapat belajar dapat melalui media audio; (4) untuk anak yang
27
masih kecil atau untuk anak pebelajar yang belum dapat membaca, media audio
dapat membentuk pengalaman belajar bahasa permulaan; (5) media audio dapat
membawakan pesan verbal yang lebih dramatis daripada media cetak dengan
sedikit imajinasi guru, program audio dapat bervariasi audio cassette tape-
karena bahan pembelajaran pada pita kaset mudah diperbanyak bila diperlukan;
menurut Sri Anitah (2009:160), antara lain: (1) melalui media audio kaset, dapat
mendengarkan urutan penyajian yang tetap, bahkan bila diputar kembali, akan
terdengar hal-hal yang sama. Hal ini kadang-kadang membosankan; (2) tanpa ada
penyaji yang betatap muka langsung dengan pebelaja, beberapa diantara pebelajar
kemampuan mendengar yang berbeda; (5) serta tidak dapat diperoleh balikan
salah satu media pembelajaran yang sangat penting untukl kegiatan belajar tipe
tentang media audio yaitu media yang hanya dapat didengar, maka pada
Dengan mengunakan media audio visual ini seseorang tidak hanya dapat
mendengar atau melihat saja tetapi dapat melihat sekaligus mendengar sesuatu
3. Pembelajaran Sejarah
dan dunia dari masa lampau hingga kini ( Agung, L & Sri Wahyuni, 2013: 55 ).
kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik ( 2006: 523 )
kohesi dan identitas nasional, serta pewarisan nilai, etika, dan budaya kepada
empati ( emphatic awareness ) dikalangan peserta didik, yakni sikap simpati dan
toleransi terhadap orang lain yang disertai dengan kemampuan mental dan sosial
kepada negara dengan penuh dedikasi dan kesediaan untuk berkorban ( Aman,
keadaan Indonesia yang beragam dan sejarah panjang perjuangan kebangsaan agar
Sehingga tidak terjadi saling klaim siapa yang paling menguasai dan berhak atas
negara-bangsa Indonesia.
gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang dan masyarakat; (3) membuat
masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah dicapai oleh
keluar bagi berbagai masalah sosial dan perorangan; (12) memperkokoh rasa
pembelajaran sejarah, yaitu: (1) untuk membangkitkan minat kepada sejarah tanah
airnya; (2) untuk mendapatkan inspirasi dari sejarah, baik dari kisah-kisah
memberi pola berpikir kearah berpikir secara rasional, kritis, dan empiris; dan (4)
menurut Leo Agung & Sri Wahyuni ( 2013: 56 ) fungsi mata pelajaran sejarah
sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa
bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, menyadarkan peserta didik
yang berbeda. Tujuan lainnya adalah (a) mendorong siswa berpikir kritis-analitis
kehidupan masa kini dan yang akan datang; (b) memahami bahwa sejarah
berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang
diajarkan secara keliru, maka ia dapat mengubah manusia menjadi fanatik, dapat
juga menjadi penganut aliran yang berlebih-lebihan ( dalam Aman, 2011: 100 ).
hafalan konsep, pengertian, nama-nama kerajaan, nama tokoh, tanggal dan tahun
32
dan membuat peserta didik lelah menghafal materi sejarah yang merupakan
tak lebih dari transfer ilmu guru kepada murid di dalam kelas melalui komunikasi
satu arah. Murid hanya menjadi obyek pasif yang mempunyai kewajiban untuk
menghafal catatan yang telah diberikan guru supaya bisa menjawab soal-soal yang
sentuhan emosional karena siswa merasa tak terlibat aktif di dalam proses
pembelajaran.
percuma mempelajari hal-hal tersebut karena tidak ada hubungannya dengan masa
masa lalu dan menghubungkan yang sudah berlalu dengan masa sekarang. Dengan
begitu siswa akan lebih baik dalam menyiapkan peran dan rencana di masa depan.
mereka dapat dalam kehidupan nyata terutama siswa akan menjadi warga negara
yang baik dan bangga akan identitas dirinya serta mampu merumuskan apa yang
hikmah dan semangat, belajar sejarah sama dengan apa yang disebut muhasabatun
nafsi yaitu sebagai sarana bercermin dan instrospeksi diri. Apakah kita sudah
bertindak sesuai dengan nilai norma agama maupun masyarakat, apakah kita
sebagai manusia tidak termasuk golongan yang merugi karena telah mengulangi
Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Oleh karena itu,
depan;
4. Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis
sejarah. Selama ini mata pelajaran sejarah dianggap mata pelajaran yang mudah
dan dapat disampaikan oleh guru dengan latar belakang keilmuan apa saja,
di University of the South Pasific ) mereka tidak punya passion. Bisa dipahami
kalau guru-guru tersebut yang mengajar mata pelajaran Sejarah tidak memiliki
gairah dan sense of belonging karena mereka tidak berlatar belakang pendidikan
sejarah. Namun, terkadang banyak terdapat guru sejarah yang tidak memiliki
kebanggaan terhadap profesinya dan merasa inferior karena mata pelajaran ini
tidak masuk dalam UNAS. Kedua hal yang disebutkan terakhir menjadi faktor
yang sangat menentukan kenapa mata pelajaran Sejarah menjadi sangat datar dan
profesinya. Mengenai hal ini Max Quanchi dan Asofou Soo (2003: 6 )
pembelajaran sejarah agar lebih bermakna dan bermanfaat. Usaha ini dilakukan
dengan cara pengembangan dan penerapan model pembelajaran sejarah yang lebih
a. Museum
Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang
Stasiun Kereta Api Ambarawa dibangun di atas tanah 127.500 m. Pada awalnya
dikenal sebagai Stasiun Willem I. Willem I Stasiun Kereta Api awalnya titik
pengangkutan antara 8 4ft di (1435 mm) cabang rel dari Kedungjati di timur
laut dan 3ft 6in (1067 mm) baris rel selanjutnya menuju Yogyakarta melalui
Magelang dari arah selatan. Hal ini masih bisa terlihat bahwa kedua sisinya
dibangun stasiun
masa pemanfaatan kembali ketika 3ft 6in (1067 mm) jalur rel kereta api dari
Perusahaan Negara Kereta Api ditutup. Ini merupakan museum terbuka yang
Tour ini beroperasi dari Museum ini menuju Stasiun Bedono yang jaraknya 35
KM dan ditempuh 1 jam untuk sampai stasiun itu. Kereta ini melewati rel
bergerigi yang hanya ada di sini dan di Sawahlunto. Panorama keindahan alam
37
seperti lembah yang hijau antara Gunung Ungaran dan Gunung. Merbabu dapat
Tuntang tidak kalah bagusnya. Kereta ini berangkat dari stasiun menuju Stasiun
Tuntang yang berada sekitar 7 km dari museum. Sepanjang jalan dapat dilihat
lanskap menawan berupa sawah dan ladang dengan latar belakang Gunung
Ungaran, Gunung Merbabu, dan Rawa Pening di kejauhan. Kereta ini sebenarnya
sudah ada sejak dulu, tetapi ditutup pada 1980-an karena prasarana yang rusak.
Koleksi Museum
dapat dioperasikan. Koleksi yang lain dari museum adalah telepon antik, peralatan
Jalur rel 3ft 6in (1067 mm) terhadap Yogyakarta(membentang dari selatan ke
barat melalui Ambarawa) merupakan yang menarik karena melewati Jambu dan
Secang, satu-satunya yang masih beroperasi di Jawa. Jalur rel luar Bedono ditutup
pada awal tahun 1970 setelah rusak akibat gempa. Jalur rel dari Kedungjati (dari
timur yang awalnya dari Ambarawa) selamat ke pertengahan 1970-an tapi tidak
lain.
Rel ini hanya dipajang untuk bukti peraga pendidikan dan digunakan
untuk Kereta Wisata Museum Kereta Api. Rel yang berasal dari museum Kereta
Api masih terawat sangat baik oleh pihak pengelola, hal itu dibuktikan dengan
jalur yang masih nyaman dan aman digunakan untuk menampung puluhan
38
Petualang yang menaiki Kereta Wisata dari Museum Kereta Api mejuju pinggiran
5. Kesadaran sejarah
dan pendidikan memiliki hubungan yang erat dalam proses pembentukan kesadarn
tidak dapat ditumbuhkan tanpa kesadaran sejarah. Sejarah tidak akan berfungsi
dalam pola-pola perilaku yang nyata. Oleh karena itu pentingbagi guru merancang
yang ada di sekitar peserta didik sebagai media pembelajaran. Dengan begitu
perlu adanya kesadran bahwa bangsa itu merupakan suatu kesadaran sejarah, perlu
adanya kesadaran bahwa bangsa itu merupakan suatu kesatuan sosial yang
nasion kecil dalam suatu nasion besar yaitu bangsa. Adapun indikator kesadaran
hakekat sejarah bagi masa kini dan masa yang akan datang; b) mengenal diri
satu sumber bahan yang sangat penting adalah peninggalan sejarah. Bertolak dari
peninggalan sejarah tersebut, maka dapat digali kekuatan dari zaman lampau
untuk kita butuhkan membina bangsa. Peninggalan sejarah melahirkan nilai atau
kesadaran sejarah yang akan menjadi guru bangsa yang melanjutkan budaya
bahwa kesadaran sejarah itu suatu gejala atau sikap kejiwaan atau mental attitude
dan state of mind yang merupakan kekuatan untuk aktif dalam proses
dengan kenyataan; e) adanya dimensi waktu lampau, kini dan masa mendatang
Kesadaran sejarah lebih dari itu. Ia mencakup segala cipta, rasa dan karsa
yang bersemayam dalam hati nurani. Dengan demikian kesadaran sejarah adalah
kesadaran sejarah juga harus pandai mengisi hati nurani kita dengan hikmah
itu, dengan segala cermin dan pelajaran untuk masa sekarang dan masa
Dari berbagai pengertian kesadarn sejarah menurut para ahli yang telah
diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran sejarah adalah kondisi
kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakekat sejarah
bagi masa kini dan masa yang akan datang. Sebagaimana yang telah kita ketahui
sebagai berikut:
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Guru mata pelajaran IPS di
dengan cara ceramah dan tanya jawab serta penggunaan media pembelajaran
dinilai baik oleh para ahli dengan rata-rata skor 3,51; Efektifitasmedia
kelompok memiliki prestasi belajar yang tidak sama. Hasil post test
42
kelompok yang menggunakan media audio visual memiliki prestasi belajar yang
lebih baik daripada yang menggunakan media power point dan media
pada Siswa Kelas XII IPS SMA Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah
efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai
dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi. Guru harus bisa memilih
media yang tepat dan menarik saat mengajar. Tuntutan era globalisasi dengan
dimodifikasi Borg & Gall. Prosedur. Langkah kerja dalam penelitian meliputi: 1)
serta 4) uji efektifitas produk. Uji efektifitas produk dilakukan dengan metode
uji efektifitas, hasil post test kelas eksperimen (menggunakan media yang
Dari hasil uji t diperoleh tobs 2,1> 1,96 = ttabel, maka ditarik keputusan uji H0
ditolak dan itu artinya kedua kelompok memiliki sikap nasionalisme yang tidak
sama. Terdapat perbedaan hasil tes skala sikap pada post tes kelas eksperiman dan
Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Dwi Astuti (2013) dalam judul tesis
dimodifikasi dari tahap penelitian pengembangan Sugiyono. Antara lain; (1) Studi
menggunakan teknik observasi, wawancara, test dan angket. Hasil wawancara dan
Sawahlunto masih didominasi oleh guru terutama dalam hal penggunaan metode
media dimulai dari perencanaan, produksi media, dan evaluasi, (3) Media video
yang telah divalidasi direvisi sesuai saran (4) Uji implementasi media dalam
diperoleh sebesar 48.63, pada siklus siklus 1 sebesar 71.59 dan siklus 2 sebesar
82.04. untuk kesadaran sejarah pada pra siklus memperoleh nilai rata-rata 80.21,
Sawahlunto.
sikap yang harus dimiliki bangsa Indonesia semakin meluntur seiring dengan
desain ADDIE. Media yang dihasilkan berupa modul yang diberi nama Modul
data adalah observasi, wawancara, angket penilaian modul, pre test angket
nasionalisme, dan pre test prestasi. Uji coba instrumen angket dan test prestasi
meliputi validitas butir soal dan reliabilitas yang dianalisis secara kuantitatif,
dilakukan melalui tahapan ADDIE dan mengalami 2 kali revisi, serta telah
Pendidikan Layanan Khusus Yayasan Girlan Nusantara Yogyakarta, dan (3) Uji
nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (8,162 >1,734) dan nilai signifikansi
lebih kecil dari pada alpha 5%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai nasionalisme
post test antar kelompok eksperimen yang diberikan modul dengan kontrol yang
pembelajaran berbasis nilai-nilai musik patrol dalam mata pelajaran ips di sekolah
dasar gugus 02 jember untuk meningkatkan ketahanan budaya lokal. Hasil dari
merasuki segala aspek kehidupan generasi penerus bangsa Indonesia dewasa ini,
oleh karena itu mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) adalah suatu keharusan,
guna mendukung materi budaya lokal di kabupaten Jember yang mudah dipahami
belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui jenis media
pembelajaran IPS yang selama ini digunakan di Sekolah Dasar Gugus 02 Jember,
musik patrol di Sekolah Dasar Gugus 02 Jember. Jenis penelitian ini adalah
objective, Select methods media and materials, Utilize media and materials,
Require learner participation, Evaluate). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas
angket ketahanan budaya dan pre-test prestasi. Uji coba instrumen angket dan tes
prestasi meliputi validitas butir soal dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan
: (1) Jenis media pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Gugus 02 Jember yang
selama ini digunakan adalah jenis media visual yang terdiri dari peta dan poster,
dengan bentuk video pembelajaran yang mengalami berkali-kali revisi dan telah
menggunakan taraf signifikansi 5% dan diketahui bahwa (4,04) > (2,00) untuk
ketahanan budaya lokal, maka keputusan uji Ho ditolak. Dengan demikian dapat
Dasar Gugus 02 Jember. Kata Kunci : Pengembangan Media, Mata Pelajaran IPS,
Jurnal Vol.5 no.19 (2015) Eka Khristiyanta Purnama, Sri Anitah Wiryawan,
audio media pendidikan karakter dalam peningkatan sikap disiplin pada siswa
kelas tinggi di sekolah dasar .Jenis ini adalah penelitian studi penelitian yang
.Target dari penelitian ini para siswa di kelas lima sekolah dasar yang terdiri dari
sekolah elemtary ponjong iv sekolah dasar sebagai kelas percobaan , dan dari
yang dikumpulkan dari sikap anquette bagi para mahasiswa , yang dianalisis oleh
dapat meningkatkan nilai lebih dari dicipline siswa belajar tanpa atau
konvensional .
C. Kerangka berpikir
dibanding siswa. Siswa adalah penerima informasi secara pasif. Guru mengajar
Dalam proses belajar mengajar tentunya dibutuhkan suatu alat bantu untuk
menyampaikan materi pembelajaran, agar lebih mudah diterima oleh siswa. Alat
pembelajaran yang digunakan sekarang ini tidak terbatas hanya papan tulis, alat
yang lebih mudah dengan mengikuti teknologi yang semakin hari semakin
berkembang.
pembelajaran tersebut.
tersebut dengan menggunakan media. Perlunya suatu program atau bentuk media
pembelajaran dengan computer yang mudah digunakan dan dipakai sebagai media
pembelajaran yang efektif oleh pendidik dan siswa, agar dapat dihadirkan materi
pustaka berupa sound slide yang didalamnya mengandung foto, teks, dan suara
dalaam satu bentuk, agar lebih mudah digunakan dan membuat materi pelajaran
50
peserta didik berfikir historis dan memiliki kesadaran sejarah terhadap materi
pembelajaran.
banyak perangkat lunak (software) yang dapat mengolah teks dari komputer
seperti salah satunya adalah Windows Movie Maker dipilih dalam bentuk video
pembelajaran.
Ambarawa.
51
Pembelajaran
konvensional
Pengembangan
media
pembelajaran
1. Pembelajaran kurang
berbasis
menarik
visualisasi
2. Siswa cepat bosan
museum
3. Hasil belajar siswa
Kereta Api
rendah
Ambarawa
Ya
Revisi
Tidak
D. Model Hipotetik
hipotetik media pembelajaran audio visul berupa sound slide untuk menumbuhkan
kesadaran sejarah siswa. Model hipotetik ini mengadopsi dari model ADDIE
1. Analysis (analisa)
tiga segmen yang harus dianalisis yaitu siswa, pembelajaran, serta media untuk
standar kompetensi (goal) yang akan dicapai; dan menentukan media yang akan
digunakan
2. Design (desain/perancangan)
tahapan analisis. Tahapan desain adalah analog dengan pembuatan silabus. Dalam
pengarahan, alat bantu komunisi kebijakan teknologi, serta desain antar muka
yang di dalamnya termasuk: memilih standar kompetensi inti (goal) yang telah
3. Development (pengembangan)
Tahapan ini merupakan tahapan produksi dimana segala sesuatu yang telah
dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. Langkah-langkah dalam tahapan ini
53
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
Pada tahapan ini system pembelajaran sudah siap untuk digunakan oleh
user. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah memperjelas dan
Evaluasi dapat dilakukan dalam dua bentuk evaluasi yaitu formatif dan
ANALYSIS
1. Media pembelajaran yang digunakan guru
Menghimpun foto-
Menyiapkan materi situs museum
yang akan DESIGN Kereta Api
disampaikan sesuai Ambarawa
dengan KI-KD
pada silabus
DEVELOPMENT
Materi :
Perjuangan melawan
Mulai kolonialisme dan Mampu
imperialisme. diadaptasi
oleh guru Evaluasi
dan
Media Pembelajaran
peserta
sejarah Berbasis
didik
Visualisasi museum
kereta Api Ambarawa
Uji
Efektivitas
EVALUATION
Kelas eksperimen
Kelas Kontrol