A. Membangun Kebiasaan Refleksi Secara Mandiri (Self Regulated Learning/Belajar
Mandiri) 1. Konsep Belajar Mandiri (Self Regulated Learning/SRL) Self Regulated Learning (SRL) adalah kemampuan seseorang mengelola dirinya dan memanfaatkan segala sumber sehingga mampu belajar sendiri dan mencapai belajar yang optimal tanpa ketergantungan dengan orang lain. 2. Aspek-Aspek Belajar Mandiri (Self Regulated Learning/SRL) Terdapat empat aspek self regulated learning yaitu sebagai berikut: 1) Metacognitive Self-Regulation kemampuan individu dalam merencanakan, mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri, memonitor dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar; 2) Physical and Social Environment Managenent mengatur kondisi fisik dan sosial yakni dengan mempelajari lingkungan sekitar dan mencari bantuan 3) Time Management Pengaturan waktu dengan baik dan bijak 4) Effort Regulation Aspek ini mengarah pada kemampuan seseorang untuk menerima suatu kegagalan dan membangun kepercayaan diri 3. Strategi Belajar Mandiri (Self Regulated Learning/SRL) Ada 10 strategi self regulated learning yaitu : 1) Evaluasi terhadap kemajuan tugas (self evaluating) 2) Mengatur materi pelajaran (organizing and transforming) 3) Membuat rencana dan tujuan belajar (goal setting and planning) 4) Mencari informasi (seeking information) 5) Mencatat hal penting 6) Mengatur lingkungan belajar (environmental structuring) 7) Konsekuensi setelah mengerjakan tugas (self consequences) 8) Mengulang dan mengingat (rehearsing and memorizing) 9) Mencari bantuan sosial (seek social assistance) 10) Meninjau kembali catatan, tugas atau tes sebelumnya dan buku pelajaran (review record) 4. Implementasi Self Regulated Learning terhadap beban kerja kepala sekolah Seorang kepala sekolah yang mempunyai self regulated learning yang bagus mempunyai karakteristik sebagai berikut. 1) Menerapkan strategi kognitif (pengulangan, elaborasi, dan organisasi) yang membantu mereka untuk memperhatikan, mentransformasi, mengorganisasi, mengelaborasi, dan menguasai informasi. 2) Mengetahui bagaimana merencanakan, mengorganisasikan, dan mengarahkan proses mntal untuk mencapai tujuan personal (metakognisi). 3) Memperlihatkan seperangkat keyakinan motivasional dan emosi yang adaptif, 4) Mampu merencanakan, mengontrol waktu, dan memiliki usaha terhadap penyelesaian tugas, tau bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang meyenangkan. 5) Menunjukan usaha yang besar untuk berpartisipasi dalam mengontrol dan mengatur tugas-tugas akademik, iklim, dan struktur kelas. 6) Mampu melakukan strategi disiplin, yang bertujuan menghindari gangguan internal dan eksternal, menjaga konsentrasi, usaha, dan motivasi selama menyelesaikan tugas B. Mengembangkan Kompetensi Warga Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Murid (Coaching dan Mentoring) Kepala sekolah sebagai pemimimpin pembelajaran harus mampu berperan sebagai educator, ,manager, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator dan entrepreneur sehingga mampu mempengaruho orang lain dalam melaksanakan keinginannya. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi kemampuan kepala sekolah untuk mengimplementasikan peran dalam kepemimpinan pembelajaran yaitu: 1. Konsep Coaching and Mentoring bagi Kepala Sekolah a. Definisi Coaching Coaching adalah adalah pembimbingan peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan melalui pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri.
b. Jenis-jenis Coaching: 1) Coaching untuk mendukung pembelajaran 2) Coaching untuk kinerja
3) Coaching untuk pengembangan kepemimpinan
4) Coaching tim dan kelompok
c. Definisi Mentoring Mentoring adalah orang yang berbagi pengalaman, pembelajaran dan nasihat kepada mereka yang kurang berpengalaman dalam bidang tertentu. d. Strategi Implementasi Coaching and Mentoring Ada 9 langkah yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang mentor: 1) Jadikan mengembangkan orang lain sebagai prioritas Anda 2) Tetapkan prioritas : siapa yang hendak Anda kembangkan 3) Kembangkan hubungan terlebih dahulu sebelum memulainya 4) Bantulah tanpa syarat 5) Biarkan mereka terbang bersama Anda untuk sementara waktu 6) Isikan bahan bakar pada tangki mereka 7) Bertahanlah hingga mereka bisa bekerja sendiri dengan baik 8) Bersihkan landasannya 9) Bantulah mereka mengulangi proses itu Ada 4 tahapan mentoring yang perlu kita ketahui dan terapkan. 1) I Do You Watch 2) I Do You Help 3) You Do I Help 4) You Do I Watch 2. Pemetaan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Guru, Tendik, Siswa Tujuan dari pemetaan kebutuhan pengembangan keprofesian guru, tendik, dan peserta didik adalah untuk mengetahui kompetensi apa yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas. 3. Strategi Inovasi pengembangan kompetensi guru dan tendik yang berorientasi kepada Peserta Didik (implementasi kepemimpinan pembelajaran) Kepala sekolah memberikan kesempatan dan memfasilitasi pengembangan kompetensi guru dan tendik melalui pengembangan kooperatif, madiri dan intensif.
C. Menggerakkan Komunitas Belajar Di Lingkungan Sekolah , Organisasi Profesi,
Dan Lingkungan Yang Lain Community Of Practice) 1. Konsep Community of Practice bagi Kepala Sekolah Community of Practice adalah sebuah komunitas yang berisikan sekelompok orang yang memiliki profesi sama untuk meningkatkan tujuan yang sama. 2. Tujuan dari Community of Practice Tujuannya adalah menyediakan wadah para praktisi untuk berbagi ilmu, tips, saran dan pengalaman-pengalaman terbaik 3. Strategi mendorong dan menggerakkan Guru, Tendik, dan peserta didik dalam komunitas-komunitas belajar yang menunjang kompetensi Menggerakkan guru untuk mengikuti kegiatan MGMP, KKG, seminar-seminar pelatihan-pelatihan adalah bentuk yang dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan professional.
D. Mengembangkan Kematangan Diri (Self Maturity) Secara Holistik (Spiritual,
Moral, Emosi, Dan Intelektual) 1. Konsep Kematangan diri (Self Maturity) bagi Kepala Sekolah Kematangan diri (self maturity) merupakan kemampuan seseorang dalam mengaktualisasikan dirinya dengan memanfaaatkan seluruh kemampuannya. 2. Karakteristik Kematangan Diri (Self Maturity) Individu yang memiliki kematangan diri selalu memandang positif terhadap kehidupan masa depan, tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan mampu mengendalikan emosinya. 3. Fungsi Self Maturity atau kematangan diri bagi kehidupan Fungsi dari kematangan diri adalah untuk membantu seseorang untuk mengevaluasi dirinya sendiri. 4. Implementasi kematangan diri (self maturity) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala Sekolah Kematangan diri seorang kepala sekolah sangat diperlukan dalam melaksanakan tugasnya agar terciptanya lingkungan dan komunitas belajar yang memungkinkan untuk terciptanya kualitas pembelajaran yang unggul.
E. Refleksi Akhir Pengembangan Karakter
Sifat-sifat relijius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yang berkarakter. Implikasi dari prilaku tersebut maka kepala sekolah akan selalu: 1) Tidak merasa tenang jika pekerjaan yang seharusnya bidang kerjanya namun diselesaikan oleh orang lain. 2) Memikirkan dengan cerdas dan cermat resiko ucapan dan perbuatannya yang berdampak kepada kedinasan. 3) Menyelesaikan kerja yang menjadi bebannya, dengan sikap sungguh-sungguh dan teratur dalam menyelesaikannya. 4) Menjaga dan bertindak sesuai dengaan konsep yang telah disepakati bersama pada lingkungan kerjanya.