Anda di halaman 1dari 8

PAPER

7 BUSUR MAGMATISME

Disusun Oleh:
Rayto Wahyu, ST
211001131200**

LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO


DAN GEOOPTIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
MARET 2014
7 BUSUR MAGMATISME DAN PRODUK YANG
DIHASILKAN

Busur magmatisme atau zona erupsi magma pada dasarnya dikontrol oleh
pergerakan lempeng/ permukaan bumi. Pada awalnya sekitar tahun 1960 an
berkembanglah teori lempeng tektonik. Tektonik adalah ilmu yang memepelajari
pergerakan dan deformasi lapisan luar bumi dalam skala besar. Tektonik lemepeng
mempelajari hubungan antara deformasi ini dengan keberadaan dan pergerakan
lempeng atau plates di atas selubung atas yang plastis.
Kunci utama tektonik lempeng adalah adanya lempeng litosfer yang padat dan
kaku ‘terapung’ di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Kerak bumi dan
selubung teratas bersifat padat disebut litosfer. Di bawah samudra tebalnya sekitar 50
km dan dibawah benua sampai 100 km. Lapisan di bawah litosfer adalah astenosfer
yaitu lapisan lentur, tidak kaku atau plastis. Lapisan ini sampai pada kedalamn 500
km di dalam selubung.
Litosfer terdiri dari lempeng-lempeng yang besar dan kecil ‘terapung’ di atas
astenosfer sebagai lempeng benua dan lempeng samudra. Oleh karena tiap lempeng
bergerak sebagai uit tersendiri di permukaan bumi yang bulat, maka interaksi antar
lempeng terjadi pada batas-batas lempeng. Batas-batas lempeng dapat berbentuk :
a. Divergen ; di mana lempeng – lempeng bergerak saling menjauh, mengakibatkan
material dari dari selubung naik ke atas memebentuk lantai samudra yang baru.
b. Konvergen ; di mana lempeng- lempeng bertemu,menyebabkan salah satu lempeng
menyusup di bawah yang lain, masuk ke selubung
c. Transform ; di mana lempeng saling bergesekan, tanpa membentuk atau merusak
litosfer
Produk divergen erat kaitannya dengan pemekaran lempeng dan pemekaran
lempeng sering terjadi pada punggungan samudra. Disini, di mana lempeng saling
menjauh sumbu punggungan samudra , terbentuk celah yang segera terisi oleh lelehan
batuan yang terinjeksi dari astenosfer di bawahnya. Material- material ini perlahan
mendingin dan membentuk lantai samudra baru.
Bila dua lempeng bertemu atau bertumbukan, ujung salah satu tertekuk
( melengkung ) kebawah dan menyusup di bawah yang lain. Dan terus turun sampai
ke astenosfer. Karena masuk dalam astenosfer yang suhunya tinggi ia menjadi panas
dan kehilangan kekakuannya. Meskipun pada dasarnya semua zona konvergen sama,
akan tetapi tumbukan lempeng ini dipengaruhi dipengaruhi oleh tipe material kerak
yang terlibat. Tumbukan dapat terjadi antar lempeng benua dan lempeng samudra,
tumbukan dua lempeng samudra, dan tumbukan lempeng benua dan lempeng benua.
Hasil dari pergerakan lempeng ini pun di kemas sebagai zona atau busur
magmatisme. Busur magmatisme tersebut adalah :

1. Back Arc Basin


Terbentuk sebagai hasil sampingan dari zona subduksi,yaitu pertemuan
lempeng benua dan lempeng samudra dimana lemepeng samudra tertekuk ke bawah
menyusup di bawah lempeng benua menuju astenosfer. Gejala ini diperlihatkan oleh
menipisnya kerak dan suatu bukaan cekungan yang melengkung. Oleh karena itu
disebut sebagai cekungan belakang zona subduksi. Sehingga jenis magma yang di
hasilkan pada busur ini adalah magma basaltis.
2. Volcanic Arc/Continental Arc
Selain back arc basin produk lain dari zona subduksi sebagai busur
magmatisme adalah volcanic arc atau disebut juga continental arc. Terbentuk dari
pertemuan lempeng benua dengan lempeng samudra dimana lempeng samudra
menyusup ke bawah menuju astenosfer. Gejala ini biasanya di perlihatkan oleh
jajaran gunung api di atas lempeng benua sebagai akibat dari dorongan arus konveksi
dari selubung. Produk magma yang dihasilkan adalah magma intermediet.

3. MOR
Mid Oceanic Ridge atau disingkat mor merupakan salah satu busur
magmatisme dari pola divergen yaitu pola pergerakan lempeng yang saling menjauh.
Dalam hal ini lempeng yang saling menjauh adalah dua lempeng samudra di mana
gejala yang di timbulkan oleh pergerakan lempeng ini adalah terbentuknya gunung
api di dasar samudra sebagai akibat dari dorongan arus konveksi yang mendorong
lapisan di atasnya . Jenis magma yang di hasilkan di busur magmatisme ini adalah
magma basaltis.

4. Island Arc
Sama halnya dengan proses yang terjadi pada pembentukan busur magmatis
volcanic arc yaitu pertemuan anatara dua lempeng. Bedanya pada island arc lempeng
yang bertumbuk adalah dua lempeng samudra dimana salah salah satu lempeng
mununjam ke bawah menuju astenosfer kemudian meleleh pada suhu tertentu yang
menyebabkab arus konveksi ke atas yang mendorong lapisan di atasnya. Sehingga
gejalanya diperlihatkan oleh terbentuknya pulau-pulau di tengah samudra dan juga
gunung api kecil. Jenis magma yang di hasilkan di busur magmatisme ini adalah
magma bertipe basaltis.
5. Continental Rift Zone
Proses yang terjadi pada zona ini mirip dengan proses pada busur MOR yaitu
pembentukan yang dikontrol oleh pergerakan divergen. Bedanya pada mor
pergerakan lempenng yang saling menjadi antara dua lempeng samudra sedangkan
pada zona ini pergerakan lempenng yang saling menjauh adalah dua lempeng benua.
Gejala yang di perlihatkan adalah terbentuknya gunung-gunung api muda dan kecil-
kecil di atas dataran benua. Jenis magma yang di hasilkan adalah jenis magma asam.
6. Oceanis Island ( hotspot )
Merupakan busur magmatisme dimana magma menerobos ke atas melalui
arus konveksi tanpa pergerakan lempeng yang terjadi di lantai samudra. Di
interpretasikan bahwa zona magmatisme ini termasuk zona lemah sehingga magma
dapat menerobos ke atas membentuk rangkaian struktur vulkanik ataupun gunung
api. Jenis magma yang dihasilkan adalah magma basaltis.

7. Continental intraplate ( hotspot )


Sama seperti pada proses pembentukan busur magmatisme pada oceanic
island pada busur continental drift juga terbentuk akibat erupsi langsung oleh magma
yang naik ke atas akibat arus konveksi dari selubung. Bedanya pada busur ini terjadi
di lempeng benua. Gejala yang ditimbulkan juga sama yaitu berupa struktur vulkanik
dan gunung api. Sedangkan magma yang dihasilkan adalah magma asam.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Teknik Geologi.2005.Geologi Fisik.Bandung : ITB


www.google.com/gambarbusurmagmatisme ( diakses pada hari selasa 9 April 2013
pukul 11.00 )

Anda mungkin juga menyukai