OPERATIONAL
MILL PROCESSING
BGA-OP-1002
Engineering Group
Yandi Sulistio
Dept Head
Roebbianto COO
1.0 TUJUAN
1.2 Untuk memberikan pedoman kerja yang jelas sehingga tercipta konsistensi dan
pelaksanaan yang lebih baik, benar dan tepat waktu.
3.0 DEFINISI
3.1 Thresher merupakan stasiun tempat proses pemisahan TBS yang telah direbus
menjadi brondolan dan janjang kosong dengan sistem putaran dan bantingan.
4.1 N/a
4.1.1 N/a
SOP -
Thresher
Policy
Prosedur
Informasi
6.1 Brondolan harus terlepas dari janjang pada saat dan setelah proses pemisahan di
stasiun thresher ini.
6.2 Batas brondolan yang tidak terlepas dari janjang (unstripped bunches) < 2.5 %
terhadap empty fruit bunch (EFB)/janjang kosong dan harus dikutip/direcycling
kembali ke sterilizer.
6.3 Proses yang tidak sempurna dalam stasiun ini dapat mempengaruhi efisiensi mill.
6.4 Batas total kehilangan minyak (oil losses ) dan kehilangan kernel (kernel losses)
pada proses pemisahan brondolan maksimal :
a. Oil losses : 0.03 % di fruit in empty bunch terhadap TBS (jika menggunakan
mesin empty buch press).
b. Oil losses : 0.06 % di fruit in empty bunch terhadap TBS (jika tidak
menggunakan mesin empty buch press).
6.5 Sebelum mengoperasikan stasiun thresher, operator wajib memastikan mesin dan
peralatan terkait dapat berfungsi dengan baik dan normal untuk menghindari
kerusakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan kerusakan alat.
6.6 Operator wajib memastikan pelaksanaan tugas secara penuh perhatian dan
konsentrasi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kebersihan
lingkungan kerja.
6.7 Operator wajib memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dan mengacu pada
BGA-SOP-CCS-1106.1-R0, tentang APD.
6.8 Setiap aktifitas di stasiun thresher yang berdampak negatif terhadap lingkungan
hidup wajib dikendalikan atau diminimalisir dampak negatifnya seperti :
a. Emisi udara
b. Pencemaran air dan aliran sungai
c. Pencemaran tanah/lahan
d. Masalah lingkungan hidup lainnya
7.0 PROSEDUR
7.2.1 Tipper
7.3.1 Pada dasarnya tidak semua brondolan dapat terpipil bersih dari janjangan.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal :
a. Buah yang diolah masih tergolong buah mentah dan hard bunch.
b. Proses persebusan di sterilizer tidak sempurna karena waktu perebusan
dan tekanan steam yang kurang.
c. Kapasitas janjang buah yang masuk ke thresher drum berlebih (over
load).
d. Putaran thresher tidak normal/kurang dari standard putarannya.
e. Sudu-sudu bantingan dan pengarah thresher tidak berfungsi dengan baik/
sudah ada yang lepas.
f. Kisi – kisi striper drum banyak tersumbat janjangan kosong.
7.3.2 Critical point yang harus dipenuhi pada stasiun pemisahan brondolan ini :
a. Lori yang berisi buah setelah direbus dalam sterilizer ditarik keluar
dengan menggunakan capstand menuju transfer carriage.
7.4.1. Brondolan yang jatuh di sekitar tipper, lantai bunch conveyor, drum
thresher dan fruit elevator harus dibersihkan segera dan dimasukkan ke
conveyor.
7.4.2. Sampah yang berserakan disapu dan dibuang ke tong sampah, dan tetesan
minyak yang di lantai dibersihkan dengan fibre, selanjutnya fibre
dimasukkan kedalam conveyor.
7.4.3. Janjang kosong yang sangkut pada kisi-kisi drum thresher dan conveyor
empty bunch harus selalu diperiksa dan dibersihkan setiap hari secara rutin
sebelum mill beroperasi.
7.4.4. Pada saat operasional ditemukan benda asing atau terdengar suara yang
tidak wajar pada peralatan harus dilakukan pemeriksaan, bila perlu
dihentikan sementara untuk diambil benda asing tersebut.
7.4.5. Kontinuitas umpan buah masak dari tippler ke bunch hopper atau auto
feeder harus disesuaikan dengan kapasitas mill dan kapasitas hopper agar
tidak terjadi over feeding.
7.4.6. Apabila second thresher rusak maka janjang kosong yang keluar dari
thresher harus disortir dan USB harus dikutip secara manual.
7.4.7. Janjang kosong yang tidak terpipil dengan sempurna/buah mogol dimasuk-
kan ke dalam lori melalui loading ramp untuk kemudian direbus kembali.
b. Jumlah lori buah yang di recycle ulang dan selanjutnya data tersebut
dicatat di dalam buku laporan proses.
7.5 Beberapa permasalahan yang sering timbul di stasiun thresher dan cara
penanganannya, seperti :
a. Penyebab
b. Tindakan
a. Penyebab
b. Tindakan
7.6.1 Manager wajib memastikan arsip dokumen stasiun thresher untuk keperluan
pertanggungjawaban dan pemeriksaan.
7.6.2 Dokumen stasiun thresher disimpan minimal 2 (dua) tahun dan untuk
pemusnahan sesuai BGA-SOP-GI-002.1-R0, tentang penyimpanan
dokumen.
7.6.3 Setiap pemusnahan dokumen stasiun thresher wajib membuat berita acara
pemusnahan dan disaksikan oleh internal audit.
8.0 INFORMASI
8.1 Interpretasi
8.2 Konsekuensi
8.3 Pengecualian
8.4 Lampiran
a. N/a