Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

Disusun oleh:

Nama : Amelia Devi Fitria

NPM : F0G018034

Tingkat : III B

Pembimbing Akademik Pembimbing


Lahan

Dara Himalaya, S.ST.,M.Keb. Widiawati,


S.ST,.SKM

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

0
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020

1
BAB I

Konsep Teori

A. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan


berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.
(Mochtar R, 1998). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).

Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah


kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary
cunningham,Mac Donald,1995:281).

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).

B. Tahap- Tahap Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :

1. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri


dan berjalan – jalan.

2. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh


organ-organ reproduksi yang lamanya 6 – 8 minggu.

2
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu,
berbulan – bulan atau tahunan, terutama bagi ibu hamil atau waktu
persalinan mengalami komplikasi. (Mochtar R, 1998).

C. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah :

1. Untuk mempercepat involusi uterus ( rahim )

2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun


psikologisnya.

3. Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini, mengobati atau


merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,


nutrisi, keluarga berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian
imunisasi serta perawatan bayisehari-hari

5. Memberikan pelayanan KB.

D. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Nifas (Involusi Traktus Genetalis)

1. Corpus uterus

Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai


akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi pusat

a. Bayi lahir : Setinggi pusat (1000 gr)

b. Uri lahir: 2 jari di bawah pusat – 750 gr

3
c. 1 minggu: Pertengahan pusat sympisis – 500 gr

d. 2 minggu: Tak teraba diatas sympisis – 350 gr

e. 6 minggu: Bertambah kecil – 50 gr

f. 8 minggu: Sebesar normal – 30 gr

2. Endometrium

Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi


dan nekrosis di tempat inplantasi plasenta.

a. Hari pertama : endometrium setebal 2-5mm dengan permukaan yang


kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin

b. Hari ke dua : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian
yang mengalami degenerasi.

3. Involusi tempat plasenta

Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan
tersebut dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi
3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm.

4. Perubahan pada pembuluh darah uterus

Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus
khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum
otot – otot berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan
terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir.

5. Perubahan servix

4
Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena
corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak
berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk
seperti cincin. Warna servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh
darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1
jari ke dalam cavum uteri.

6. Vagina dan pintu keluar panggul

Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan
luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post
partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac
mirtiformis.

7. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu


kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali.
Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum
hamil. (Mochtar, 1998).

E. Adaptasi Psikologis Masa Nifas

1. Masa Taking In ( 1-2 hari post partum )

a. Ibu bersifat pasif dan berorientasi pada diri sendiri

b. Tingkat ketergantungan tinggi

c. Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi

d. Ibu akan mengingat dan mengulang-ulang cerita tentang pengalamannya


melahirkan

5
2. Masa Taking Hold ( 3-4 hari post partum)

a. Ibu khawatir akan kemampuannya merawat bayi

b. Lebih fokus pada perubahan fungsi- fungsi tubuh, seperti eliminasi dan
daya tahan tubuh

c. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan merawat bayi secara


mandiri

3. Masa Letting Go ( minggu ke 3-4 post partum )

a. Perhatian pada bayi sebagai individu terpisah

b. Ibu mengambil tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi.

F. Aspek – Aspek Klinik Masa Nifas

1. Suhu

Suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan, tetapi tidak


lebih dari 38°C. Bila terjadi peningkatan melebihi 38°C selama 2 hari
berturut-turut, maka kemungkinan terjadi infeksi. kontraksi uterus yang
diikuti HIS pengiring menimbulkan rasa nyeri-nyeri ikutan (after pain)
terutama pada multipara, masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa
lapisan endomentrium serta sisa dari implantasi plasenta yang disebut
lochea.

2. Pengeluaran lochea

Pengeluaran lochea terdiri dari :

a. Lochea rubra ( hari ke 1 – 2)

6
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua,
sisa-sisa vernix caseosa, lanugo, dan meconium

b. Lochea sanguinolenta (hari ke 3 – 7)

Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.

c. Lochea serosa ( hari ke 7 – 14)

Berwarna kekuningan.

d. Lochea alba ( hari ke 14 – selesai masa nifas)

Hanya merupakan cairan putih, lochea yang berbau busuk dan terinfeksi
disebut lochea purulent.

3. Payudara

Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvix,
payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika
laktasi supresi payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri
tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya
laktasi. Hari kedua post partum sejumlah colostrums cairan yang disekresi
oleh payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi dapat
diperas dari puting susu. Colostrums banyak mengandung protein, yang
sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak
sedikit.

4. Traktus Urinarius

Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami kompresi
antara kepala dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah
besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan.
Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan

7
air akan mengalani penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan
diuresis.

5. System Kardiovarkuler

Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb,


Hematokrit dan hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi
umumnya, jika kadar ini turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat
sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah
yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume darah
kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa,
setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan tidak
hamil.

G. Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas minimal dilakukan 4 kali selama masa nifas.

1. Kunjungan I ( 6 – 8 jam post partum )

a. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri

b. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan


rujukan bila perdarahan berlanjut

c. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah


perdarahan yang disebabkan atonia uteri

d. Pemberian ASI awal

e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi

8
g. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai
keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik

2. Kunjungan ke-2 ( 6 hari post partum )

a. Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi


dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan

c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup

d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan

e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-
tanda kesulitan menyusui

f. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir

3. Kunjungan ke-3 ( 2 minggu post partum )

Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan
pada kunjungan 6 hari post partum.

4. Kunjungan ke-4 ( 6 minggu post partum )

a. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas

b. Memberikan konseling KB secara dini

H. Perawatan Masa Nifas

Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut :

9
1. Rawat gabung ( roming in )

Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama yang berujuan
agar terbentuk ikatan antara ibu dan bayinya dalam bentuk kasih sayang
( bounding attachment ), sehingga ibu lebih banyak memperhatikan
bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin.

2. Pemeriksaan umum meliputi kesadaran penderita, keluhan yang terjadi


setelah persalinan.

3. Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan fisik, tekanan darah, nadi, suhu,


respirasi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.

4. Payudara

Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk


menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu
merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan
oxitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan
involusi uteri akan lebih sempurna.

5. Lochea; lochea rubra, lochea sanguinolenta

6. Luka jahitan

Luka jahitan apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi
( kalor, dolor, turbor, dan tumor ).

7. Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta
diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan
pulang.

10
8. Diet

Makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan


makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-
buahan.

9. Miksi

Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling tidak
4 jam setelah kelahiran. Bila sakit, kencing dikaterisasi.

10. Defekasi

Buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab
dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral atau
perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma.

11. Personal hygiene

Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh,


membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun, dari vulva terlebih
dahulu dari depan ke belakang kemudian anus, kemudian mengganti
pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah
membersihkan kelamin.

12. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40


hari (16 minggu post partum)

13. Imunisasi

Menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke RS, PKM, posyandu


atau dokter praktek untuk memperoleh imunisasi.

14. Pemeriksaan Ibu Nifas

11
1. Pemeriksaan Kepala
Untuk mengidentifikasi keadaan rambut seperti bersih atau tidak,
berketombe atau tidak, rontok atau tidak
2. Pemeriksaan Telinga
Untuk mengidentifikasi keadaan telinga  seperti bersih atau tidak, ada
secret atau tidak , ada kelainan atau tidak
3. Pemeriksaan Muka
Untuk mengidentifikasi adanya tanda anemis, preeklamsia –eklamsia
pada post   partum karena bisa terjadi pada 1 – 2 hari post partum
Cara Kerja
a) Inspeksi Muka : Warna kulit muka dan pembengkakan daerah
wajah dan kelopak mata
b) Konjungtiva     : pucat atau tidak
c) Sklera               : ikterik atau tidak
4. Pemeriksaan Hidung
Untuk mengidentifikasi keadaan hidung seperti ada atau tidak polip ,
ada atau tidak sekret
5. Pemeriksaan Mulut
Untuk mengidentifikasi keadaan mulut seperti kebersihan, kelembaban
bibir, ada atau tidak  apte , ada atau tidak karies pada gigi
6. Pemeriksaan Leher
Cara Kerja
a) Inspeksi Leher     : apakah terlihat ada benjolan atau
tidakdan   kesimetrisan leher dan pergerakannya
b) Palpasi              :  pemeriksaan palpasi pada kelenjar tyroid dan
getah bening  dilakukan dengan cara meletakkan ujung jari kedua
Tangan di   kelenjar dengan posisi pemeriksaan ikut gerakan
menelan
7. Pemeriksaan Dada
12
Untuk mengidentifikasi adanya
a) Ada atau tidak bunyi weezing, rochi, rales pada paru – paru
b) Ada atau tidak bunyi Mur – mur dan palpitasi pada jantung
8. Pemeriksaan Payudara
Untuk menmgidentifikasi akan pemeriksaan tindak lanjut dari
pemeriksan prenatal dan segera setelah melahirkan apakah ada
komplikasi pada post partum misalnya adanya bendungan payudara,
mastitis pada payudara , dan abses pada payudara
Cara Kerja
a) Inspeksi Payudara : warna kemerahan atau tidak , ada atau    idak
vaskularisasi, ada  atau tidak oedema, ada atau tidak putting susu
lecet, apakah putting susu menonjol atau tidak,adakah pengeluaran
cairan seperti kolostrum, ASI,Pus atau darah
b) Palpasi Payudara : 
Ibu tidur telentang dengan lengan tangan kiri dan lengan tangan
kanan ke atas secara sistematis lakukan perabaan payudara  sebelah
kiri sampai axila, lalu ulangi pemeriksaan yang sama  pada
payudara kanan  perhatikan Apakah ada benjolan, pembesaran
kelenjar getah bening  , abses  pada  payudara kemudian kaji nyeri
tekan,
9. Pemeriksaan Abdomen
Cara Kerja
a. Inspeksi  : Lihat apakah ada luka operasi , jika ada maka
kaji apakah ada tanda-tanda perdarahan , atau apakah ada tanda -
tanda infeksi
b. Palpasi    : Pada TFU periksa apakah sesuai dengan involusio uteri
dan apakah kontraksi uterus baik atau  tidak
10.Pemeriksaan Ekstremitas
Cara Kerja
13
a) Inspeksi           : Warna kemerahan atau tidak
b) Palpasi            :  Pada pemeriksaan kaki apakah ada varises ,
oedema, reflek patella , nyeri tekan dan panas pada betis, jika ada
maka menandakan tanda homan positif
11.Pemeriksaan Genetalia Eksterna
 Cara Kerja
a) Lakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
b) Periksa anogenital apakah ada varises, hematoma,
oedema ,  tanda-tanda infeksi , periksa luka jahitan apakah ada pus
,apakah ada jahitan yang terbuka, periksa lokhea , warna,
dan  konsistensinya
12.Pemeriksaan Kandung Kemih
Pada kandung kemih di periksa apakah kandung kemih
ibu penuh atau tidak , jika penuh minta ibu untuk berkemih dan jika
ibu tidak bisa  maka lakukan kateterisasi
13.Pemeriksaan Anus
Pada Anus di periksa apakah ada hemoroid atau tidak

14.Klasifikasi laserasi perineum (derajat robekan)


a. Robekan derajat 1.
Meliputi mukosa vagina, kulit perineum tepat dibawahnya.
Umumnya robekan tingkat 1 dapat sembuh sendiri penjahitan tidak
diperlukan jika tidak perdarahan dan menyatu dengan baik.
b. Robekan derajat 2.
Meliputi mucosa vagina, kulit perineum dan otot perineum.
Perbaikan luka dilakukan setelah diberi anestesi lokal kemudian
otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah
dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum
ditutupi dengan mengikut sertakan jaringan - jaringan dibawahnya.
14
c. Robekan derajat 3.
Meliputi mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum dan
otot spingterani eksternal. Pada robekan partialis denyut ketiga
yang robek hanyalah spingter.
d. Robekan derajat 4
Pada robekan yang total spingter recti terpotong dan laserasi
meluas sehingga dinding anterior rektum dengan jarak yang
bervariasi.
15. Cara menghitung jumlah pendarahan
Estimasi visual merupakan metode yagng paling sering digunakan
dalam praktek sehari-hari untuk mengukur kehilangan
darah dalam persalinan di Amerika serikat. Metode ini tetap digunakan
meski beberapa penelitin menunjukkan bahwa metode ini kurang akurat.
Beberapa menemukan bahwa metode ini memprediksi kehilangan darah
yang berlebih atau bahkan kurang dari kehilangan darah sesungguhnya.
Namun tidak sedikit juga penelitian menunjukkan bahwa estimasi visual
memprediksikan kehilangan darah mendekati nilai kehilangan darah
sesungguhnya.
a. Pembalut. Pembalut standar mampu menyerap 100ml darah
b. Tumpahan darah di lantai. Tumpahan darah dengan diameter 50cm, 75
cm,  100 cm secara berturut-turut mewakili kehilangan darah 500ml,
1000ml, dan 1500 ml
c. Kidney Dish /Nierbeken. Nierbeken atau kidney dish mampu
menampung 500 ml darah
d. Stained incontinence pad/underpad. Underpad dengan ukuran 75 cm x
75 cm mampu menampung 250 ml darah
e. Kasa. Kasa satandar ukuran 10 cm x 10 cm mampu menyerap 60 ml
darahsedangkan kasa ukuran 45 cm x 45 cm mampu menyerap 350 ml
darah
15
I. Pendidikan Kesehatan Masa Nifas

1. Gizi

Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi


tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40
hari pasca bersalin dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit).

2. Kebersihan diri

Pendidikan kesehatan kebersihan diri untuk ibu nifas antara lain:


menganjurkan kebersihan seluruh tubuh; mengajarkan ibu cara
membersihkan daerah kelamin; menyarankan ibu untuk mengganti

16
pembalut; menyarankan ibu untuk cuci tangan sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin; jika ibu mempunyai luka episiotomi atau
laserasi, menyarankan untuk menghindari menyentuh daerah luka.

3. Istirahat / tidur

Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam hal istirahat/tidur meliputi:


menganjurkan ibu untuk cukup istirahat; menyarankan ibu untuk kembali
ke kegiatan rumah secara perlahan-lahan; menjelaskan pada ibu bahwa
kurang istirahat akan pengaruhi ibu dalam jumlah ASI yang diproduksi,
memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan,
menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi serta diri
sendiri.

4. Pemberian ASI

Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam pemberian ASI sangat


bermanfaat, karena pemberian ASI merupakan cara yang terbaik untuk ibu
dan bayi. Oleh karena itu, berikan KIE tentang proses laktasi dan ASI;
mengajarkan cara perawatan payudara.

5. Latihan/ senam nifas

Pendidikan kesehatan tentang latihan/senam nifas meliputi: mendiskusikan


pentingnya pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal;
menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat bantu
mempercepat pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal.

6. Hubungan seks dan Keluarga Berencana

Pendidikan kesehatan tentang seks dan keluarga berencana yaitu: hubungan


seks dan KB dapat dilakukan saat darah nifas sudah berhenti dan ibu sudah
merasa nyaman; keputusan untuk segera melakukan hubungan seks dan KB

17
tergantung pada pasangan yang bersangkutan; berikan KIE tentang alat
kontrasepsi KB.

7. Tanda-tanda bahaya masa nifas

Pendidikan kesehatan tanda-tanda bahaya masa nifas meliputi: berikan


pendidikan kesehatan tanda bahaya masa nifas untuk mendeteksi
komplikasi selama masa nifas. Tanda bahaya berupa: perdarahan dan
pengeluaran abnormal, sakit daerah abdomen/punggung, sakit kepala terus
menerus/penglihatan kabur/nyeri ulu hati, bengkak pada ekstremitas,
demam/muntah/sakit saat BAK, perubahan pada payudara,
nyeri/kemerahan pada betis, depresi postpartum.

DAFTAR PUSTAKA

18
Maritalia, dewi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “puerperinium care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Saleha,S.2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba medika

Pendokumentasian SOAP

Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Normal

19
Tanggal pengkajian : 20-01-2020

Jam : 11:00 WIB

Tempat pengkajian : PMB

Nama mahasiswa : Amelia Devi Fitria

NPM : FOGO18034

DATA SUBJEKTIF

1. Identitas
Nama ibu : Ny.U Nama suami : Tn.B
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : pegawai PNS Pekerjaan : swasta
Alamat : jl.kampar raya

2. Alasan masuk: ibu ingin memeriksakan kesehatannya

3. Keluhan utama : ibu mengatakan melahirkan 3 hari yang lalu, ibu merasa senang
dengan kelahiran bayinya dan ibu masih merasa mules-mules.

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti TBC, DM,
hipertensi, jantung, ginjal, asma.

20
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang sedang tidak menderita penyakit seperti TBC, DM,
hipertensi, asma, jantung, ginjal
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti DM, TBC, ginjal, jantung, asma, ginjal.

5. Riwayat perkawinan
Nikah 1 kali, umur 25 tahun, dengan suami umur 28 tahun, lama pernikahan 1
tahun.

6. Riwayat obstetrik
a. Riwayat persalinan sekarang
1) Tempat melahirkan : PMB
2) Ditolong oleh : bidan
3) Jenis persalinan : spontan
4) Lama persalinan :
Kala I : 11 jam
Kala II : 45 menit
Kala III : 25 menit
Ketuban pecah jam : 14:15 wib secara spontan
5) Komplikasi/kelainan : tidak ada
6) Plasenta : spontan, lengkap, berat 500 gram
Kelainan plasenta : tidak ada
Panjang tali pusat : 50 cm
7) Perineum : utuh, tidak ada robekan
8) Perdarahan :
Kala I :-

21
Kala II : 100 cc
Kala III : 50 cc
Kala IV : 50 cc
9) Tindakan lain :tidak ada
10) Bayi
a) Lahir : 17-01-2020
b) BB : 3200 gram
c) PB : 51 cm
d) Nilai APGAR : 10
e) Cacat bawaan : tidak ada
f) Komplikasi : tidak ada
g) Air ketuban : 50 ml, warna: jernih

7. Pola kebiasaan/kebutuhan sehari-hari


a. Nutrisi : ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang, nasi, sayur, lauk pauk dan buah-buahan
b. Eliminasi : ibu mengatakan BAK 5 kali sehari, BAB 1 kali
c. Aktivitas : ibu mengatakan telah beraktivitas dengan berjalan-
jalan dan memasak

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV : TD: 120/80 mmHg, N: 82x/menit
P: 22x/menit, S: 36,5oC

22
2. Pemeriksaan fisik
a. Muka : tidak pucat, tidak ada oedema
b. Mata : sklera an ikterik, konjungtiva an anemis
c. Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, limfe, parotis,
tyroid
d. Dada : puting susu tidak lecet, payudara tidak bengkak dan
kemerahan, ASI (+), tidak terdengat whezing, ronci,
murmur
e. Abdomen : TFU: pertengahan pusat sympisis, kontraksi baik
f. Genetalia : melakukan vulva hygiene pada vagina ibu
Insepksi :
a) Tidak ada varises
b) Tidak ada hematoma
c) Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak berbau
d) Tidak terdapat luka jahitan
e) lochea rubra ± 30 cc, berwarna merah dan hitam
g. Ekstremitas atas dan bawah : ujung kuku dan jari tidak pucat, tidak ada
oedema

ANALISA

P2A0 nifas normal 3 hari KU ibu baik

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa kondisi ibu secara
keseluruhan baik-baik saja
Evaluasi : ibu mtelah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang

23
2. Memberitahu ibu penyebab mules-mules yang disebabkan oleh kontraksi
uterus
Evaluasi : ibu telah mengetahui penyebab mules-mules yang dirasakannya
3. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya post partum (demam, pusing, payudara
bengkak, perdarahan)
Evaluasi : ibu telah mengetahui tanda bahaya masa nifas dan akan
memberitahu bidan jika terdapat tanda bahaya.
4. Mengajurkan ibu untuk membersihkan dan menjaga kebersihan alat kelamin
setiap hari
Evaluasi : ibu telah menjaga kebersihan alat kelamin cebok dengan air bersih
lalu dilap dengan tissue agar kering
5. Mengajarkan teknik menyusui yang baik dan benar
Evaluasi : ibu telah mengetahui teknik menyusui
6. Menganjurkan ibu untuk bergerak dan berjalan dengan dibantu suami
Evaluasi : ibu sudah melakukan aktivitas dan bergerak setiap hari
7. Menganjurkan ibu untuk tidur dan istirahat yang cukup
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan anjuran dari bidan
8. Memberikan tablet penambah darah dan vitamin pada ibu dan menganjurkan
ibu untuk meminumnya dengan cara 1 kali sehari sebelum tidur tanpa diiringi
dengan minum kopi dan teh.
Evaluasi : ibu akan minum tablet penambah darah
9. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti sayur, lauk
pauk (ayam, daging, tahu, tempe), nasi, buah-buahan dan minum air putih
yang banyak
Evaluasi : ibu akan makan makanan yang bergizi dan banyak minum air putih
10. Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali 1 minggu kemudian
Evaluasi : ibu bersedia untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.

24
25

Anda mungkin juga menyukai