Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONATAL


DENGAN BBLR

Disusun Oleh :
Nama : Riska Dewa Sefti
NPM : (F0G018032)

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

( YETTI PURNAMA S.ST.M.Keb ) ( )

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020
BAB I

KONSEP TEORI

A. Pengertian

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

B. Etiologi
1. Faktor Ibu.
a) Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
:perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,toksemia
gravidarum, dan nefritis akut.
b) Usia ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah ialah
pada usia antara 26 – 35 tahun
c) Keadaan sosial ekonomi :
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan
pengawasanantenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas
pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.ternyata lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
d) Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat
narkotik.

2
2. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.

C. Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan
asfiksia hingga yang bersifat sementara pada bayi, proses ini dianggap sangat
perlu untuk merangsang kemoreseptor yang kemduian akan berlanjut dengan
pernafasan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas / penyangkutan O2 selama
kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian, kerusakan dan gangguan fungsi ini apat reversibel / tidak tergantung
kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu
periode APNU (primany apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung
selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas yang kemudian diikuti
oleh pernafasan teratur pada pendirita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak
tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua pada tingkat ini
ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Disamping adanya
perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan metabolism dan pemeriksaan
keseimbangan asam basa pada tubuh bayi pada tingkat pertama dan pertukaran
gas mungkin hanya menimbulkan asidosis respriratorik, bila gangguan berlanjut
dalam tubuh bayi akan terjadi metabolism.

D. Ciri-Ciri Bayi Dengan BBLR


Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan
keadaannya lemah:

3
1. Fisik
a) Bayi kecil
b) Pergrakan kurang dan masih lemah
c) Kepala lebih besar dari pada badan
d) Berat badan < 2500 gram
2. Kulit dan kelamin
a) Kulit tipis dan transparan
b) Lanugo banyak
c) Rambut halus dan tipis
d) Genitalia belum sempurna
3. Sistem syaraf
a) Refleks moro
b) Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
4. Sistem muskuloskeletal
a) Axifikasi tengkorak sedikit
b) Ubun-ubun dan satura lebar
c) Tulang rawan elastis kurang
d) Otot-otot masih hipotonik
e) Tungkai abduksi
f) Sendi lutut dan kaki fleksi
g) Kepala menghadap satu jurusan
5. Sistem pernafasan
a) Pernafasan belum teratur sering apnoe
b) Frekwensi nafas bervariasi

E. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
1. Hipotermia

4
2. Gangguan cairan dan elektrolit
3. Hiperbilirubbinemia
4. Sindroma gawat nafas
5. Paten duktus anteriocus
6. Infeksi
7. Perdarahan intraventrikuler
8. Apnea of prematurity
9. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi – bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan penglihatan (retinopati)
4. Gangguan pendengaran
5. Penyakit paru kronis
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan diagnostik
a) Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada
sepsis).
b) Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal/perinatal ).
c) Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan ).

5
d) Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari,
dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
e) Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
f) Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada
awalnya.
g) Pemeriksaan Analisa gas darah.

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan prematuritas murni
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu
untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan
lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu
lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi
serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi
a) Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan
relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi
dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg
adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg
adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air
panas, sehingga panan badannya dapat dipertahankan.
b) Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil,
enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5

6
gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih
lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit,
tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang
paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila
faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan
dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju
lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan
terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/ hari.
c) Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehinggatidak
terjadi persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik.
2. Penatalaksanaan dismaturitas (KMK)
a) Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta
menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan
ultra sonografi.
b) Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
c) Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
d) Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK.

7
e) Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita
aspirasi mekonium.
f) Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan danbila frekwensi
lebih dari 60 x/ menit dibuat foto thorax.

8
CONTOH KERANGKA SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN BBLR

Tanggal/waktu pengkajian :
Tempat pengkajian :
Pengkaji :
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama bayi :
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
b. Identitas penanggung jawab/suami
Nama ibu : Nama Ayah :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan utama :
Ibu mengatakan keadaan bayi nya lemah,kecil, banyak tidur ,belum bisa
menghisap putting susu,bayi didalam incubator dan berat badanyan 2400 gram
3. Riwayat Kehamilan :
Riwayat obtetrik : G…P…A...
Keluhan yang dialami ibu:
TM I :
TM II :
TM III :

9
4. Riwayat kejadian selama hamil
a. Riwayat Penyakit/Kehamilan
Perdarahan : tidak
Preeklamsi : ada
Eklamsi :
Penyakit/kelainan: tidak
b. Kebiasaan waktu hamil
Makanan :
Obat-obat/jamu :-
Merokok :-
Lain-lain :-
5. Riwayat Persalinan
a. Ketuban
Pecah jam :
Warna : hijau
Jumlah : 400cc
UK :8 bulan
6. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : normal
Ditolong oleh :
Jam/tanggal lahir:
Jenis Kelamin : laki-laki
Berat badan : 2.300 gram
Panjang Badan :
7. Keadaan bayi baru lahir
N Aspek yang dinilai 1 Menit 5 Menit
O
1 Denyut Jantung 1 2

10
2 Usaha Nafas 1 2
3 Tonus Otot 1 1
4 Reflek 1 1
5 Warna Kulit 1 1
Jumlah 5 7

8. Resusitasi
Penghisapan :√
Ambubag :-
Massage Jantung :-
Rangsangan :√
Lamanya : 5 menit

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum :
b. Kesadaran :
c. Tanda-tanda vital :
denyut jantung : 140x/menit
Respirasi : 44x/menit
Suhu :36ºC
2. Pemeriksaan antropometri
Berat badan : 2300 gram
Panjang badan :
Lingkar dada :
Lingkar kepala :

11
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kelainan : tidak
UUB : datar
UUK : datar
Sutura : menyatu
Cepal hematoma : tidak
Caput succsedenum : ada
Microchepal : tidak
Hidrosepalus : tidak
Nyeri tekan : tidak
b. Muka
Bentuk : simetris
Warna : pucat
Kelainan : tidak
c. Mata
Bentuk : simetris
Conjungtiva : anemis
Sklera : an ikterik
Kelainan : tidak
d. Hidung
Lubang hidung : ada
P. cuping hidung : tidak
e. Mulut
Mukosa : lembab
Labioskizis : tidak
Palatokizis : tidak
f. Telinga
Bentuk : simetris

12
Kebersihan : bersih
Lubang telinga : ada
Pengeluaraan : tidak
g. Leher
Tonus otot : lemah
Fraktur : tidak
Pergerakan : tidak
Pemb. Kel. Tyroid : tidak
Pemb. Kel. Limfe : tidak
Pemb. V. jugularis : tidak
h. Dada
Bentuk : simetris
Retraksi dinding dada : tidak
Pernafasan : tidak teratur
i. Abdomen
Pembesaran hati : tidak
Kembung : tidak
Tali pusat : bersih
Bising usus : tidak
Nyeri tekan : tidak
Kelainan : tidak
j. Genitalia
1) Laki-laki
Scrotum : ada
Lubang uretra : ada
Kelainan : tidak
k. Ekstremitas atas dan bawah
1) Atas
Bentuk : simetris

13
Jari tangan : lengkap
2) Bawah
Jari kaki : lengkap
Pergerakan : aktif
Reflek :+
l. Anus
Lubang anus : ada
3. Pemeriksaan Neurologis
Reflek moro :+
Reflek rooting :+
Reflek suckling :+
Reflek swallowing :+
Reflek babinsky :+
Reflek tonick neck :+
Reflek grasping :+

C. ANALISA
Bayi ny…umur… keadaan umum lemah dengan BBLR

D. PENATALAKSANAAN
1. Resusitasi
2. Atura suhu badan bayi
3. kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Doengoes, Marylinn. E. 2017. Rencana Perawatan Maternal dan neonatal.


Jakarta: EGC.
2. Muchtar, Rustam. 2016. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
3. Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2015. Ilmu Kesehatan Anak. III.
Jakarta: FKUI.
4. Setriani, didin eka dan suprapti. 2016. Asuhan kebidanan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal. jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
5. Wong, Dona. L. 2015. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai