Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL


DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh :
Nama : Riska Dewa Sefti
NPM : (F0G018032)

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

( YETTI PURNAMA S.ST.M.Keb ) ( )

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020
BAB 1

KONSEP TEORI

A. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang lebih dari 10 kali
dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari – hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat terjadi dehidrasi
( Mansjoer, 2008). Hiperemesis gravidarum (vomitus yang merusak dalam
kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang
sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat
badan. (Ben-zion, 2010). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah
berlebihan selama masa hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama kehamilan trimester pertama (Sarwono,2008).

B. Etiologi
Penyebab hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti,
Frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi
yang yang dikemukakan :
a) Faktor organik
Karena masuknya vili khriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat kehamilan serta resustensi yang menurunkan dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan, yaitu merupakan salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap janin.
b) Faktor psikologik
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang

2
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keenggangan manjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
c) Faktor endokrin
Hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.

C. Tingkatan dan tanda gejala hiperemesi gravidarum


Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu :
1. Tingkat I ( Ringan )
a) Mualmuntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita.
b) Ibu merasa lemah.
c) Nafsu makan tidak ada.
d) Berat badan menurun.
e) Merasa nyeri pada epigastrium.
f) Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
g) Tekanan darah menurun.
h) Turgor kulit berkurang.
i) Mata cekung.
2. Tingkat II ( Sedang )
a) Penderita tampak lemah dan apatis.
b) Turgor kulit mulai jelek.
c) Lidah mengering dan tampak kotor.
d) Nadi kecil dan cepat.
e) Suhu badan naik (dehidrasi).
f) Mata mulai ikteris
g) Berat badan turun dan mata cekung.
h) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
i) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.

3
3. Tingkat III ( Berat )
a) Keadaan umu lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma).
b) Dehidrasi berat.
c) Nadi kecil, cepat dan halus.
d) Suhu meningkat dan tensi turun.
e) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensepalopati wernicke, dengan gejala nigtasmus, diplopia, dan
penurunan mental.
f) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

D. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi
dan imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan korbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
bitirik, dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu,
dehidrasi menyebabkan homokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan
berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksit. Disamping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Sarwono, 2008).

4
E. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan
pada organ tubuh, diantaranya kelainan organ hepar, jantung, otak dan ginjal.
Adapun kelainan organ pada hepar menyebabkan degenerasi lemak sentrilobuler
tanpa nekrosis; pada jantung menyebabkan jantung atrofi, kecil dan biasa; pada
otak menyebabkan perdarahan bercak dan pada ginjal menyebabkan pucat,
degenerasi lemak pada tubuli kontroli (Kusuma, 2015).

F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
berumur 4 bulan.
b) Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana
dalam jumlah kecil tapi sering.
c) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Hindari makanan berminyak dan berbau lemak.
d) Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas
ataupun terlalu dingin.
e) Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-batan
Apabila dengan cara diatas keluhan dengan cara diatas keluhan dan
gejala tidak berkurang diperlukan pengaobatan :
a) Tidak memberikan obat yang teratogen.
b) Sedetiva yang sering diberikan adalah Phenobarbital.

5
c) Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
d) Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
e) Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokloride atau
khlorpromasin.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap dirumah
sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan
peredaran darah baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya
perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan.
b) Terapi psikologi
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan
penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah
atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c) Terapi paretal
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan
protein dengan glukaosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3
liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin,
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena (Kusama,
2015).

6
BAB II

DOKUMENTASI SOAP

Tanggal : …………………………….
Tempat : …………………………….

A. Data Subjektif
IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. Nama Ayah : Tn.


Umur : tahun Umur : tahun
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :

1. Keluhan utama
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan pusing, lemes,
muntah terus menerus lebih dari 10x dan tidak nafsu makan.

2. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 6 – 7 hari
d. Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut
e. Dismenorhoe : tidak ada

7
3. Riwayat kehamilan
a. HPHT :
b. HPL :
c. Keluhan-keluhan pada
1) Trimester I :Ibu mengatakan sering mual dan muntah serta tidak
nafsu makan
2) Trimester II :
3) Trimester III : .
d. ANC : 2 x
e. Imunisasi TT
Ibu mengatakan belum mendapatkan imunisasi TT

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit yang
menyertai kehamilannya seperti flu, batuk, demam dan pilek.
b. Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan
menahun.

c. Riwayat penyakit keluarga


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan
menahun.
.
5. Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

NO Tgl/thn Tempat UK Jenis Penolong Anak Nifas Keadaan

8
Anak
Partus Partus Partus Jenis BB PB Keadaan Laktasi
Sekarang
Hamil
sekarang

7. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi
1) Makan
Ibu mengatakan makan 3 – 4 kali sehari porsi kecil karna tidak nafsu
akibat muntah terus-menerus
2) Minum
Ibu mengatakan biasa minum kurang lebih 6 – 8 gelas/hari, jenisnya
air putih 5 – 7 gelas dan ditambah susu ibu hamil 1 gelas.

b. Eliminasi
1) BAB
Ibu mengatakan BAB 1x sehari konsistensi lunak, warna dan bau khas
feces, ibu tidak merasa sakit saat BAB
2) BAK
Ibu mengatakan BAK meningkat menjadi 7 – 8x sehari, warna dan bau
khas urine, ibu mengatakan tidak merasa sakit saat BAK.

c. Aktifitas
Ibu mengatakan tetap melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci, menyapu dan memasak.

d. Istirahat/tidur
Ibu mengatakan tidur siang kurang lebih 2 jam, tidur malam  8 jam.

9
e. Pola personal hygiene
Ibu mengatakan mandi sehari 2 kali, gosok gigi 3 kali, keramas 2 hari
sekali dan ganti baju 2 kali 1 hari.

f. Keadaan psikologis
Ibu mengatakan senang dan keluarga sangat mendukung kehamilan
ini tetapi ibu merasa cemas dengan keadaan kehamilannya dan
janinnya. mengatakan tidak ada pantangan makanan.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital : TD : 90/70 mmHg S : 36,8o C
N : 100 x/menit R : 24 x/menit
d. TB : 158 cm
e. BB : 53 kg
f. LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
a) Kepala
1) Muka : pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum.
2) Mata : Conjungtiva anemis, Sklera anikterik
3) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada
caries, gusi tidak berdarah dan tidak bengkak.
b) Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar dan vena
c) Dada :Simetris,puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada benjolan, kolostrum belum keluar.

d) Abdomen

10
Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra.
Palpasi
1) Leopold I : balt (+)
2) Leopold II :
3) Leopold III :
4) Leopold IV :

e) Ekstremitas :Tidak ada varices, tidak ada kelainan


f) Genetalia :tidak ada kelainan
g) Anus :tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan penunjang
Hb :9,2 gr%
Aceton :

C. Analisa
Umur… tahun, hamil minggu, keadaan umum ibu lemah dengan hiperemisis
gravidarum ringan

D. Penatalaksanaan
1) beritahu hasil pemeriksaan
2) beri ibu support mental agar ibu merasa lebih tenang
dalam menghadapi masalah kehamilannya
3) diskusikan tentang hiperemisis gravidarum
4) anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi
aktivitas dalam pekerjaan sehari-hari
5) anjurkan ibu untuk diet makanan tinggi protein, tinggi
karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak seperti tahu, tempe, telur,
sayuran hijau, buah dan kacang-kacangan.

11
6) kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat
anthistamin,emetrole ,vitamin B kompleks dan vitamin C
7) anjurkan pasien untuk kunjungan ulang lebih sering
atau bila ada keluhan
.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, Arif dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Jakarta : Penerbit
Media Aesculapius FKUI
2. Mochtar, Rustam. 2008. Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1.
Jakarta : EGC
3. Ben-Zion. 2010. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elstar Offset.
4. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi IV Cet. 1. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka
5. Kusama, Hardhi dkk. 2015. Aplikasi Askep NIC NOC. Jilid 2. Jogjakarta : Medi
Action
6. Setriani, didin eka dan suprapti. 2016. Asuhan kebidanan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal. jakarta: Kementrian kesehatan republik indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai