Anda di halaman 1dari 24

147 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No.

2, hal 147 - 170

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 10 Nomor 2, Desember 2013

ANALISIS DAMPAK KUALITAS KOMITE AUDIT TERHADAP


KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN
KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Nurul Mutmainnah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
nurul.mutmainnah@gmail.com

Ratna Wardhani
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
ratnawardhani@yahoo.com

Abstract

This research is aimed to examine the impact of audit committee quality measured by audit committee
expertise, audit committee size, and number of meeting on the quality of company financial
reporting with an audit quality as a moderating variable. This research uses three measures for
financial reporting quality which are persistency, predictability, and conservatism. The results of
this research show that audit committee quality affects financial reporting quality. Audit committee
financial literacy significantly increase persistency and predictability of earnings. Size of audit
committee positively affects earnings persistency and negatively affects earnings predictability
and conservatism. Number of audit committee meeting also significantly increase persistency,
predictability of earnings, and conservatism. We find a mixed evidence on the moderating role
of audit quality in the the relationship between audit committee quality and financial reporting
quality.

Keywords: Financial reporting quality, persistency, predictability, conservatism, audit committee.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kualitas komite audit yang diukur dengan
keahlian komite audit, ukuran komite audit, dan jumlah rapat terhadap kualitas pelaporan keuangan
perusahaan dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menggunakan tiga
ukuran kualitas pelaporan keuangan yaitu persistensi, prediktabilitas, dan konservatisme. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas komite audit berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan. Keahlian komite audit di bidang keuangan secara signifikan meningkatkan persistensi
dan prediktabilitas dari laba. Ukuran komite audit secara signifikan berpengaruh positif terhadap
persistensi dan berpengaruh negatif terhadap prediktabilitas laba dan konservatisme. Jumlah rapat
anggota komite audit juga secara signifikan berpengaruh positif terhadap persistensi, prediktabilitas
laba, dan konservatisme. Penelitian ini menemukan bukti yang berbaur atas efek moderasi dari
kualitas audit terhadap hubungan antara kualitas komite audit dan kualitas pelaporan keuangan.

Kata kunci: kualitas pelaporan keuangan, persistensi, prediktabilitas, konservatisme, komite


audit.
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 148

PENDAHULUAN poin mengenai keahlian anggota komite audit,


komposisi, serta jumlah pertemuan komite
Implementasi tata kelola perusahaan audit menjadi semakin penting dan harus
di Indonesia telah menunjukkan adanya dicantumkan dengan rinci. Peran komite audit
perbaikan yang ditandai dengan semakin untuk membantu dewan komisaris dalam
seriusnya regulator dalam mengeluarkan dan mengawasi proses laporan keuangan dan
menegakkan peraturan dan pedoman yang keseluruhan prosesnya semakin signifikan
ada. Beberapa peraturan yang mendukung untuk membentuk perusahaan dengan kualitas
implementasi tata kelola perusahaan antara tata kelola yang baik (Wallace dan Zinkin
lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan1, 2005). Manfaat yang diperoleh atas kualitas
Peraturan Bank Indonesia, Keputusan komite audit yang baik bisa memberikan
Menteri BUMN, dan Pedoman Umum Good dampak yang baik kepada perusahaan ketika
Corporate Governance. Hal ini ditandai ada peraturan yang kuat dan mengikat (Farber
dengan banyaknya poin-poin tambahan yang 2005).
dikemukakan dalam berbagai peraturan Berkembangnya peraturan yang men-
tersebut terkait dengan peningkatan kualitas jelaskan komite audit beserta fungsinya
perangkat tata kelola perusahaan untuk setiap dengan lebih detail akan berdampak kepada
perusahaan yang ada. proses audit di lingkungan perusahaan baik itu
Pada akhir tahun 2012, pemerintah melalui audit internal maupun eksternal. Sesuai fungsi
Bapepam-LK mengeluarkan aturan baru yaitu dan tujuan dibentuknya komite audit, proses
Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep- pengawasan laporan keuangan, pemilihan
643/BL/2012 terkait dengan Pembentukan auditor serta biaya audit yang dikeluarkan akan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite bergantung kepada kualitas komite audit yang
Audit yang mengubah aturan yang sama yang dimiliki perusahaan (Rainsbury et al. 2009).
dikeluarkan pada tahun 2004. Dalam peraturan Adanya pengendalian dan audit internal
tersebut terdapat persyaratan yang lebih ketat yang baik akan membuat proses audit
atas keanggotaan komite audit dan adanya tugas eksternal yang dilakukan oleh kantor akuntan
dan tanggung jawab yang lebih besar yang harus publik berjalan lebih mudah dan tentunya
ditanggung oleh komite audit. Aturan tersebut akan sedikit berhubungan dengan jumlah
mengindikasikan diperlukannya komite audit biaya audit yang harus dikeluarkan untuk
yang lebih kompeten dan peran komite audit membayar auditor eksternal tersebut. Namun,
dalam memastikan kualitas laporan keuangan tidak semua yang berkaitan dengan laporan
perusahaan menjadi semakin dibutuhkan. keuangan bisa dipantau oleh komite audit
Dengan adanya peningkatan pengaturan di mana dalam proses pembuatan laporan
tata kelola perusahaan tersebut, peran dan keuangan, manajemen yang mempunyai
fungsi komite audit membantu tugas dewan hak dan tanggung jawab paling besar dalam
komisaris juga semakin diperjelas di mana melakukan intervensi terhadap akuntan
perusahaan (Iatridis 2011). Oleh karena itu,
1
Peraturan terkait corporate governance telah pengaruh komite audit tidak secara mutlak
dikeluarkan oleh Bapepam-LK sejak tahun 2002 hingga bisa tercermin dalam laporan keuangan
tahun 2012. Sejak 1 Januari 2013 fungsi penyusunan perusahaan. Hubungan antara kualitas komite
peraturan dan pengawasan terhadap industri pasar
modal, industri keuangan non-bank, dan bank beralih audit dengan kualitas laporan keuangan suatu
dari Bapepam-LK ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). perusahaan dapat diperkuat dengan audit yang
OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem berkualitas oleh auditor. Efektivitas komite
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap audit dalam menjalankan fungsi membantu
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Dalam dewan komisaris dalam menjaga kualitas
penelitian ini, mengingat aturan mengenai Corporate
Governance dikeluarkan oleh institusi Bapepam-LK laporan keuangan akan semakin baik dengan
pada saat itu, maka peraturan mengenai Corporate adanya auditor yang memiliki kualitas yang
Governance mengacu pada peraturan Bapepam-LK. tinggi.
149 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

Penelitian ini bertujuan untuk meng- untuk melihat kualitas dari komite audit
analisis pengaruh kualitas komite audit yang perusahaan yang telah digunakan oleh
dilihat dari keahlian anggota komite audit Rainsbury et al. (2009) yang menggunakan
di bidang akuntansi dan keuangan, jumlah keberadaan anggota komite audit dengan
anggota komite, dan jumlah pertemuan atau keahlian di bidang akuntansi dan keuangan
rapat komite audit terhadap kualitas laporan dengan memasukkan tambahan pengukuran
keuangan perusahaan. Selain itu penelitian kualitas komite audit yaitu jumlah anggota dan
ini juga bertujuan untuk mengalisis pengaruh jumlah rapat komite audit. Dengan menambah
kualitas audit yang terkait dengan auditor variabel pengukuran kualitas komite audit,
eksternal terhadap hubungan antara kualitas maka diharapkan penelitian ini dapat menjadi
komite audit dan kualitas laporan keuangan lebih komprehensif dalam mengukur kualitas
perusahaan. komite audit. Lebih lanjut, penelitian ini
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sema- memberikan kontribusi dengan menguji
kin berkembangnya implementasi tata kelola pengaruh variabel moderasi berupa kualitas
perusahaan di Indonesia dan semakin ketatnya audit untuk melihat apakah kualitas audit yang
penegakan atas aturan yang berkaitan dengan dihasilkan auditor eksternal dapat memperkuat
tata kelola perusahaan. Oleh sebab itu penting peran komite audit dalam meningkatkan
untuk meneliti bagaimana dampak dari komite kualitas laporan keuangan yang dihasilkan
audit yang merupakan bagian yang cukup perusahaan. Sepanjang pengetahuan penulis,
signifikan dalam implementasi tata kelola pengaruh variabel kualitas audit sebagai
perusahaan dan berkaitan dengan pelaporan moderasi antara hubungan komite audit dan
keuangan perusahaan terhadap kualitas laporan kualitas laporan keuangan belum diteliti oleh
keuangan. Secara tidak langsung penelitian peneliti sebelumnya. Peran moderasi kualitas
ini akan memberikan gambaran mengenai audit tersebut sangat penting untuk diteliti
efektivitas dari penegakan regulasi terkait tata mengingat komite audit harus bekerjasama
kelola perusahaan oleh regulator. dengan auditor dalam memantau proses
Berbeda dari Rainsbury et al. (2009) yang pelaporan keuangan.
mengukur kualitas laporan keuangan dengan
menggunakan tujuh dimensi yang digunakan LANDASAN TEORI DAN
Francis et al. (2004) beserta pengukuran yang PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dilakukan atas kebijakan akuntansi dan Qinghua
et al. (2007) yang mengukur kualitas laporan Teori Keagenan
keuangan dari ada atau tidaknya praktik Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
manajemen laba yang dilakukan perusahaan, bahwa terdapat dua mekanisme untuk
penelitian ini menggunakan tiga dari tujuh mengatasi konflik keagenan yaitu mekanisme
dimensi kualitas laporan keuangan yang pengikatan (bonding) dan mekanisme
diungkapkan oleh Francis et al. (2004), yaitu pengawasan (monitoring). Konflik keagenan
persistensi, prediktabilitas, dan konservatisme. yang masih ada yang tidak dapat diatasi
Ketiga ukuran telah merepresentasikan oleh kedua mekanisme tersebut disebut
dimensi kualitas laporan keuangan karena sebagai residual loss. Mekanisme pengikatan
ketiga ukuran ini telah mencerminkan merupakan mekanisme yang mengikat agen
karakteristik kualitas sesuai dengan kerangka sehingga dapat berperilaku yang sejalan
dasar konseptual dari laporan keuangan dengan kepentingan prinsipal. Mekanisme
yaitu reabilitas (direpresentasikankan oleh ini dijalankan diantaranya melalui kebijakan
persistensi dan konservatisme) dan relevansi kompensasi, penetapan KPI bagi manajemen,
(direpresentasikan oleh prediktabilitas). dan kepemilikan manajerial. Sedangkan
mekanisme pengawasan dijalankan oleh
Penelitian ini memberikan kontribusi
pihak internal maupun eksternal perusahaan
dengan menambahkan pengukuran komponen
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 150

terhadap agen. Mekanisme ini dapat berupa pengukurannya, kemampuan prediksi


internal seperti melalui peran efektif dari menggunakan komponen laba perusahaan
dewan komisaris (dalam struktur two tier) atau tahun tertentu diskalakan dengan total aset
non-executive boards (dalam struktur one tier), yang dimiliki perusahaan. Prediktabilitas
komite audit, dan auditor internal, maupun me r upa ka n sa la h sa tu a tr ibut ya n g
secara eksternal yaitu oleh auditor, media, memberikan kontribusi cukup besar dalam
dan regulator. Penelitian ini memfokuskan penilaian kualitas laporan keuangan dilihat
pa d a m e k a n isme yang erat kaitannya dari aspek akuntansi (Fanani et al. 2007).
dengan laporan keuangan yaitu mekanisme 3. Konservatisme
monitoring baik dari sisi internal yang Konservatisme dapat didefinisikan sebagai
direpresentasikan oleh komite audit maupun tendensi yang dimiliki oleh seorang akuntan
secara eksternal yang direpresentasikan oleh yang mensyaratkan tingkat verifikasi yang
auditor. Hal ini dikarenakan kedua pihak lebih tinggi untuk mengakui laba (good
tersebut memiliki peran yang sangat besar news in earnings) dibandingkan dengan
dalam proses pelaporan keuangan dan me- mengakui rugi (bad news in earnings) (Basu
miliki pemahaman yang memadai atas laporan 1997). Secara tradisional, konservatisme
keuangan perusahaan. dalam akuntansi dapat diterjemahkan
melalui pernyataan “tidak mengantisipasi
Kualitas Laporan Keuangan keuntungan, tetapi mengantisipasi semua
Laporan keuangan harus memiliki kualitas kerugian” (Bliss 1924 dalam Watts 2003a).
informasi yang baik sehingga bisa digunakan Saat ini, konsep konservatisme itu sendiri
secara maksimal oleh para calon investor lebih didekatkan dengan kehati-hatian atas
dan pengguna lainnya. Dalam penilaian ketidakpastian risiko yang ada (Ahmed
kualitas laporan keuangan, ada dua kelompok 2002). Saat ini kerangka konseptual IFRS
besar atribut penilaian, yaitu atribut berbasis tidak lagi memasukkan konservatisme
akuntansi dan atribut berbasis pasar (Francis sebagai bagian dari karakteristik kualitatif
et al. 2004). Atribut kualitas laporan keuangan dan menggantinya dengan prudency
berdasarkan akuntansi adalah kualitas akrual, (diterjemahkan sebagai kehati-hatian).
persistensi, prediktabilitas, dan perataan laba. Namun demikian perilaku konservatif
Kemudian atribut kualitas berdasarkan pasar ini dapat dikaitkan dengan sikap kehati-
adalah relevansi nilai, ketepatan waktu, dan hatian, sehingga penggunaan konservatif
konservatisme. Dalam penelitian ini, kualitas sebagai bagian dari dimensi kualitas
laporan keuangan diukur dari tiga atribut yang laba tetap dapat digunakan (Watts 1993;
dikemukakan Francis et al. (2004) yaitu: Feltham dan Ohlson 1996; Basu 1997;
1. Persistensi Liu dan Ohlson 1999; Ahmed et al. 2000;
Deskripsi dari persistensi laporan keuangan Penman dan Zhang 2000; Beaver dan Ryan
perusahaan adalah bagaimana kondisi laba 2000; Givoly dan Hayn 2000; Watts 2003a
bisa berlanjut secara kontinu (earnings dan b).
sustainability). Persistensi yang baik akan
menunjukkan bahwa laba pada periode Komite Audit sebagai Bagian Mekanisme
sekarang adalah refleksi dari periode masa Corporate Governance
lalu yang akhirnya berulang. Dalam menjalani tugas pengawasannya,
2. Prediktabilitas dewan komisaris dapat membentuk komite-
Prediktabilitas dari sebuah laporan komite yang akan membantu tugas-tugasnya.
keuangan adalah bagaimana kemampuan Berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate
laba di masa sekarang mampu memprediksi Governance yang diterbitkan oleh Komite
kondisi perusahaan di periode yang akan Nasional Kebijakan Governance (KNKG),
datang berdasarkan nilai arus kas dari terdapat beberapa jenis komite yang dapat
aktivitas operasi (De Chow 2004). Dalam dibentuk oleh dewan komisaris namun komite
151 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

yang seringkali dijelaskan dalam poin khusus Kerja Komite Audit menyatakan bahwa dalam
di sejumlah regulasi Indonesia adalah komite menjalankan fungsinya, komite audit memiliki
audit. Hal ini bisa dilihat dengan adanya tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai
peraturan khusus Bapepam-LK No. IX.1.5 berikut:
yang mengatur tentang komite audit beserta a. Melakukan penelaahan atas informasi
aktivitasnya serta pedoman seperti Pedoman keuangan yang akan dikeluarkan
Umum Good Corporate Governance yang Emiten atau Perusahaan Publik kepada
dikeluarkan oleh KNKG yang mengatur publik dan/atau pihak otoritas antara
tentang poin komite audit pada bagian sistem lain laporan keuangan, proyeksi,
audit perusahaan dan terpisah dari bagian dan laporan lainnya terkait dengan
dewan komisaris. informasi keuangan Emiten atau
Banyaknya anggota komite audit perusahaan publik;
disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas b. Melakukan penelaahan atas ketaatan
dari perusahaan, dimana dalam banyak te r ha da p pe r a tur a n pe r unda n g-
peraturan (termasuk di Indonesia) misalkan undangan yang berhubungan dengan
Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5 diatur kegiatan Emiten atau Perusahaan
aturan minimum anggota komite audit publik;
perusahaan adalah sebanyak tiga orang dan c. Memberikan pendapat independen
saran berdasarkan praktik terbaik dari Rezaee dalam hal terjadi perbedaan pendapat
(2004) menyatakan bahwa anggota komite antara manajemen dan akuntan atas
audit adalah setidaknya lima orang dimana hal jasa yang diberikannya;
tersebut merupakan hasil kajian Rezaee (2004) d. Memberikan rekomendasi kepada
atas praktik komite audit di berbagai negara. dewan komisaris mengenai penun-
Struktur komite audit berada di bawah dewan jukan akuntan yang didasarkan
komisaris dan bertugas membantu dewan p a d a independensi, ruang lingkup
komisaris untuk memastikan bahwa laporan penugasan, dan fee;
keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan e. Melakukan penelaahan atas
prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
pengendalian internal perusahaan dilaksanakan internal dan mengawasi pelaksanaan
dengan baik, pelaksanaan audit internal dan tindak lanjut oleh direksi atas temuan
eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar auditor internal;
f. Melakukan penelaahan terhadap
audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan
aktivitas pelaksanaan manajemen
audit dilaksanakan oleh manajemen.
risiko yang dilakukan oleh direksi, jika
Selain bertugas memastikan hal tersebut
Emiten atau Perusahaan Publik tidak
di atas, komite audit juga bertugas untuk
memiliki fungsi pemantau risiko di
memproses dan memilih auditor eksternal
bawah dewan komisaris;
termasuk besaran imbal jasanya yang
g. Menelaah pengaduan yang berkaitan
nantinya akan disampaikan kepada dewan
dengan proses akuntansi dan keuangan
komisaris. Selain itu, komite audit juga
Emiten atau Perusahaan Publik;
harus memperhatikan dan menilai kebijakan
h. Menelaah dan memberikan saran
akuntansi dan keputusan-keputusan yang
kepada dewan komisaris terkait dengan
terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut
adanya potensi benturan kepentingan
serta meneliti laporan keuangan yang meliputi Emiten atau Perusahaan Publik; dan
laporan paruh tahun, laporan tahunan, opini i. Menjaga kerahasiaan dokumen, data
auditor, serta laporan manajemen (Alijoyo dan dan informasi Emiten atau Perusahaan
Zaini 2004). Publik.
Sedangkan Keputusan Ketua Bapepam
dan LK No. KEP-643/BL/2012 tentang Terkait dengan tanggung jawabnya
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan yang erat dengan proses laporan keuangan,
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 152

anggota dari komite audit harus mengerti laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
tentang keuangan, profesional, memenuhi perusahaan atas kewajaran penyajian laporan
kualifikasi sebagai seorang anggota, dan keuangan tersebut sehingga kualitas audit
berfungsi independen untuk bisa secara yang dilakukan akan berdampak pada opini
efektif melaksanakan pekerjaannya (Rezaee yang dikeluarkan di akhir masa penerbitan
2004). Penelitian terdahulu yang dilakukan laporan audit. Kualitas audit yang tinggi harus
oleh Dechow et al. (1996) menyebutkan bisa memastikan bahwa laporan keuangan
bahwa perusahaan yang terkena skandal kasus terhindar dari salah saji yang material akibat
kecurangan laporan keuangan kemungkinan kesalahan ataupun kecurangan sehingga
besar tidak mempunyai komite audit atau kualitas laporan keuangan juga akan tinggi
komite auditnya tidak bekerja secara (Wallace dan Zinkin 2005).
efektif dan efisien dalam setiap rapat yang
dilaksanakan. Dengan adanya bantuan dari Pengembangan Hipotesis
komite audit sebenarnya bisa membantu
perusahaan meningkatkan integritas dan Pengaruh Kualitas Komite Audit terhadap
transparansi laporan keuangan di mana Kualitas Laporan Keuangan Perusahaan.
komite audit bisa berperan sebagai penyalur Dalam melaksanakan tugasnya, anggota
informasi keuangan kepada dewan komisaris komite audit yang berada di bawah dewan
serta mengurangi adanya informasi asimetris komisaris harus independen dan tidak
yang terjadi antara dewan direksi dan dewan berusaha mewakili kepentingan salah satu
komisaris (Rezaee 2004). pihak dalam perusahaan. Penelitian terdahulu
mengungkapkan bahwa komposisi anggota
Peran dan Kualitas Auditor Eksternal komite audit yang independen akan berkorelasi
Audit adalah proses akumulasi dan evaluasi secara positif terhadap kualitas laporan
bukti mengenai informasi untuk menentukan keuangan yang dihasilkan (Qinghua et al. 2006).
dan melaporkan tingkat kesesuaian antara Dalam hal persyaratan keanggotaan komite
informasi yang diungkapkan perusahaan audit disyaratkan selain komite audit bersifat
dengan standar akuntansi yang berlaku umum independen, komite audit juga harus memiliki
keahlian yang memadai. Keahlian komite audit
(Arens 2009). Auditor eksternal adalah orang
ini dibutuhkan dalam menjalankan beberapa
yang menjalankan fungsi audit ini sehingga
fungsinya seperti melakukan penelaahan atas
jasa yang ditawarkan oleh auditor eksternal
informasi keuangan yang akan dikeluarkan
adalah jasa assurance yang berfungsi untuk
Emiten atau Perusahaan Publik kepada
meningkatkan kualitas informasi dari para
publik dan/atau pihak otoritas; melakukan
pembuat keputusan. Dalam melaksanakan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan
jasa tersebut, auditor eksternal tidak hanya perundang-undangan, memberikan pendapat
memeriksa apakah penyajian laporan independen dalam hal terjadi perbedaan
keuangan sudah sesuai ketentuan tetapi juga pendapat antara manajemen dan akuntan
melihat kondisi pengendalian internal dalam atas jasa yang diberikannya, memberikan
perusahaan untuk kepentingan proses audit rekomendasi kepada dewan komisaris
selanjutnya. mengenai penunjukan akuntan, melakukan
Peran dan tanggung jawab dari auditor penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh
eksternal sangat besar di mana hasil dari auditor internal dan mengawasi pelaksanaan
audit yang dilakukan merupakan akhir tindak lanjut, dan melakukan penelaahan
dari reformasi tata kelola yang dilakukan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen
perusahaan dalam kurun waktu periode risiko yang dilakukan oleh direksi jika Emiten
tertentu (McDaniel et al. 2002). Tujuan utama atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi
dari auditor eksternal adalah memperbaiki pemantau risiko di bawah dewan komisaris
kualitas laporan keuangan perusahaan (Boone (Peraturan Bapepam dan LK No. KEP-643/
et al. 2010) dan mengeluarkan opini terhadap BL/2012).
153 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

Mengingat fungsi tersebut diatas sangat oleh Lin et al. (2006) menunjukkan bahwa
berkaitan dengan akuntansi dan keuangan, semakin banyak jumlah anggota komite audit
maka apabila komite audit memiliki keahlian dalam sebuah perusahaan, maka kesalahan
yang memadai untuk menjalankan fungsi- dalam laporan keuangan akan semakin kecil.
fungsi tersebut, maka kualitas laporan Dengan semakin banyaknya anggota komite
keuangan perusahaan dapat menjadi lebih audit dalam suatu perusahaan, cakupan dalam
baik. Selain itu, komite audit merupakan aspek monitoring terhadap risiko-risiko yang
komite yang ditugaskan untuk membantu dihadapi perusahaan menjadi lebih baik. Hal
dewan komisaris mengawasi kegiatan ini tentunya akan meningkatkan kualitas
keuangan perusahaan, pengendalian internal laporan keuangan. Oleh karena itu, rumusan
yang dilakukan oleh perusahaan terkait hipotesis yang dapat diajukan adalah:
operasional maupun keuangan, serta terlibat H2: Jumlah anggota komite audit ber-
langsung dalam proses pemilihan auditor pengaruh positif terhadap kualitas
eksternal yang akan digunakan perusahaan laporan keuangan perusahaan.
dalam kurun waktu tertentu. Untuk bisa
menilai pemilihan kebijakan akuntansi yang Dalam melaksanakan tugasnya, anggota
digunakan oleh manajemen merupakan sebuah komite audit harus melakukan koordinasi antar
keharusan bagi anggota komite audit untuk
sesama anggota dan membahas temuan-temuan
memiliki kemampuan analisis yang baik di
dari pengawasan dan analisis yang dilakukan
bidang terkait dengan laporan keuangan untuk
terkait dengan Laporan Keuangan perusahaan.
bisa menghasilkan laporan keuangan yang
Frekuensi rapat dari komite audit harus
benar-benar akuntabel dan transparan (Rezaee
dicantumkan dalam Laporan Tahunan sesuai
2004). Selanjutnya, penelitian terdahulu juga
dengan Peraturan Bapepam-LK No. Kep-134/
menunjukkan bahwa komite audit dengan
BL/2006 sehingga kewajiban komite audit
tingkat keahlian di bidang akuntansi dan
untuk melakukan pertemuan dalam setahun
keuangan akan berpengaruh positif terhadap
merupakan hal yang tidak bisa diganggu gugat.
kualitas informasi keuangan yang disajikan
Hasil penelitian Tiras (2004) menyatakan
perusahaan (McDaniel et al. 2004). Oleh
bahwa komite audit yang mengadakan
karena itu, rumusan hipotesis yang dapat
rapat atau pertemuan secara teratur akan
diajukan adalah:
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
H1: Keahlian anggota komite audit di
keuangan perusahaan. Adapun jumlah rapat
bidang akuntansi dan keuangan
atau pertemuan disepakati bersama antara
berpengaruh positif terhadap kualitas
anggota sesuai dengan kebutuhan pembahasan
laporan keuangan perusahaan.
atau agenda yang akan dilakukan. Jumlah
rapat ini pada prinsipnya memproksi kualitas
B a n y a knya anggota komite a udit
dari monitoring yang dilakukan oleh komite
dalam sebuah perusahaan ada baiknya
audit. Tingginya intensitas rapat komite audit
disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas
ini merepresentasikan proses monitoring yang
dari perusahaan itu sendiri. Meskipun
dilakukan. Oleh karena itu, dengan semakin
demikian, beberapa peraturan di Indonesia
tingginya intensitas rapat yang dilakukan
seperti Peraturan Bank Indonesia Nomor
oleh komite audit, maka kualitas monitoring
8/4/PBI/2006 serta Peraturan Bapepam-LK yang dijalankan semakin baik dan hal tersebut
No.IX.1.5 mengatur bahwa jumlah minimum akan meningkatkan kualitas laporan keuangan
anggota komite audit perusahaan adalah perusahaan. Oleh karena itu, rumusan hipotesis
sebanyak tiga orang. Sedangkan Rezaee yang dapat diajukan adalah:
(2004) menyampaikan saran praktik terbaik H3: Jumlah rapat komite audit ber-
yang spesifik terkait dengan jumlah anggota pengaruh positif terhadap kualitas
komite audit yaitu setidaknya berjumlah lima laporan keuangan perusahaan.
orang. Penelitian terdahulu yang dilakukan
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 154

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Hubungan diperselisihkan tersebut dan kemampuan


antara Kualitas Komite Audit dan Kualitas komunikasi baik dengan manajemen maupun
Laporan Keuangan Perusahaan. dengan komite audit. Oleh karena itu, rumusan
Dalam melakukan pekerjaannya untuk hipotesis yang dapat diajukan adalah:
mengawasi proses laporan keuangan dalam H4: Tipe auditor eksternal yang digunakan
perusahaan, komite audit juga harus sering perusahaan (big four atau non big four)
terlibat dengan auditor eksternal dimana harus memperkuat hubungan positif antara
dilakukan rapat berkala antara kedua pihak kualitas komite audit dan kualitas
tersebut terkait dengan kebijakan dan praktik laporan keuangan perusahaan.
akuntansi yang penting (Wallace dan Zinkin
2005). Untuk menghasilkan kualitas audit H5: Spesialisasi industri yang dimiliki
yang tinggi, proses penunjukan, kompensasi, oleh auditor eksternal memperkuat
dan pengawasan atas auditor eksternal harus hubungan positif antara kualitas
dilaksanakan dengan hati-hati dan penuh komite audit dan kualitas laporan
pertimbangan. keuangan perusahaan.
Sebagai bagian dari fungsi monitoring
eksternal, auditor yang berkualitas akan METODE PENELITIAN
membantu tugas pengawasan atas laporan
keuangan yang dijalankan oleh komite audit. Data dan Pemilihan Sampel
Auditor yang berkualitas tinggi dan memiliki Data yang digunakan dalam penelitian
pemahaman yang baik terhadap industri merupakan data laporan tahunan perusahaan
perusahaan akan mendukung tugas komite audit dan laporan keuangan yang terdaftar di Bursa
dalam menjaga kualitas laporan keuangan. Efek Indonesia. Data laporan keuangan
Auditor yang melakukan spesialisasi di salah diperoleh dari Reuters Knowledge sedangkan
satu industri cenderung lebih cepat tanggap data berupa laporan tahunan perusahaan
dan solutif dalam melakukan prosedur audit diperoleh dari situs resmi perusahaan masing-
yang seharusnya dilaksanakan. Hal terkait masing, situs BEI (www.idx.co.id), serta
dengan pengalaman dan jam terbang ini akan Reuters 3000 Xtra.
membantu komite audit dalam melakukan Penelitian yang dilakukan ini meng-
dan meningkatkan kualitas pengawasan dan gunakan metode purposive sampling dalam
pengendalian atas laporan keuangan. pemilihan sampel penelitiannya. Adapun
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa kriteria yang digunakan untuk menentukan
ukuran KAP dan spesialisasi auditor merupa- sampel yang ada yaitu:
kan dimensi dari kualitas audit. Kualitas 1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
audit yang tinggi akan memperkuat fungsi 2. Perusahaan yang terdaftar memiliki akhir
monitoring yang dijalankan oleh komite tahun fiskal 31 Desember.
audit. Dengan kualitas audit yang tinggi 3. Perusahaan tidak termasuk dalam sektor
maka komite audit akan terbantu dalam keuangan, properti, dan infrastruktur.
menjalankan pengawasan dengan lebih baik 4. Perusahaan yang mempunyai data laporan
dan meningkatkan pengendalian atas laporan
tahunan dan laporan keuangan lengkap
keuangan. Lebih lanjut, Krishnamoorthy et al.
terutama untuk aspek profil komite audit
(2008) juga menyatakan bahwa komite audit
serta informasi keuangan.
dapat lebih efektif dalam mengkonfrontir
5. Perusahaan yang mempunyai kelengkapan
manajemen ketika proses penyelesaian
data keuangan dari tahun 2007-2010
perselisihan terkait pelaporan keuangan
untuk melakukan perhitungan variabel
bila didukung oleh auditor yang berkualitas
konservatisme yang diukur dari akrual
karena auditor yang berkualitas akan memiliki
non operasional.
pemahaman yang baik terhadap masalah yang
155 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

Model Penelitian Untuk mengukur persistensi akan


Model yang digunakan dalam penelitian menggunakan persamaan yang menghitung
ini adalah adaptasi dari model penelitian koefisien regresi dari laba per lembar saham
Rainsburry et al. (2009) yang telah dimodifi- periode sekarang terhadap laba per lembar
kasi dengan pengubahan pengukuran variabel saham periode lalu (Fanani et al. 2007) yang
independen kualitas laporan keuangan dan merupakan modifikasi dari pengukuran yang
tambahan variabel moderasi yang me- dilakukan Francis et al. (2004). Francis et
mengaruhi hubungan kualitas komite audit al. (2004) menyatakan bahwa ukuran ini
dengan kualitas laporan keuangan perusahaan menangkap keberlanjutan dari laba (earnings
yaitu kualitas audit. Kualitas audit yang ada sustainability). Indikator kualitas dari model
dirinci kembali menjadi dua aspek yaitu tipe ini adalah jika koefisien regresi yang muncul
auditor eksternal yang digunakan (big four/non pada laba per lembar saham rendah maka
big four), dan ada atau tidaknya spesialisasi menunjukkan kualitas yang rendah. Model
yang dilakukan auditor eksternal. Model pengukuran dimensi persistensi adalah sebagai
penelitian ini dijabarkan dalam tiga dimensi berikut:
pengukuran kualitas Laporan Keuangan yang
EPSjt = α0 + α1 EPSjt-1 + εj ………….... (1)
digunakan yaitu persistensi, prediktabilitas, dan
konservatisme. Penelitian ini menggunakan dimana:
variabel tingkat hutang (LEV), klasifikasi EPSjt = Earnings Per Share (Laba Per
apakah perusahaan mengalami kerugian atau Saham) perusahaan j di tahun t,
tidak (LOSS), dan ukuran perusahaan (SIZE) yang dihitung dengan membagi
sebagai variabel pengendali dalam menguji laba sebelum pos akun luar biasa
pengaruh komite audit dan peran moderasi perusahaan j di tahun t dengan
kualitas audit terhadap kualitas laba, baik jumlah rata-rata tertimbang saham
yang diukur dengan menggunakan persistensi, perusahan j yang beredar pada
prediktabilitas, maupun konservatisme. Ketiga tahun t.
variabel pengendali ini digunakan pada EPSjt-1 = Earnings Per Share (Laba Per
semua model penelitian karena penelitian ini Saham) perusahaan j di tahun t-1,
menggunakan persistensi, prediktabilitas, dan yang dihitung dengan membagi
konservatisme sebagai proksi dari ukuran laba sebelum pos akun luar biasa
kualitas laba sehingga ketiga variabel tersebut perusahaan j di tahun t-1 dengan
secara konsep merupakan variabel pengendali jumlah rata-rata tertimbang saham
untuk kualitas laba. LEV mencerminkan perusahan j yang beredar pada tahun
ikatan antara perusahaan dan krediturnya, t-1
dimana perusahaan akan terikat dengan debt Persamaan 2 yang digunakan sebagai
covenant, sehingga perusahaan dituntut untuk model untuk menguji hipotesis 1 sampai
menyajikan laporan keuangan lebih berkualitas hipotesis 3 dengan menggunakan persistensi
(Velury dan Jenkins 2006; Wardhani 2009). sebagai salah satu dimensi kualitas laporan
LOSS mencerminkan kondisi kesehatan keuangan adalah sebagai berikut:
perusahaan, dimana menurut Velury dan EPSjt = α0 + α1EPSjt-1 + α2EPS jt-1 * ACEXPjt
Jenkins (2006) perusahaan yang sehat akan + α3EPSjt-1 * ACSIZEjt + α4EPS
cenderung menyajikan laporan keuangannya * ACMEETjt + α5EPS jt-1 *
jt-1
dengan lebih berkualitas. Sedangkan SIZE AUDQUALjt + α6EPSjt-1 * LEVjt
mengendalikan dampak ukuran perusahaan, + α7EPSjt-1 * LOSSjt + α8EPS jt-1 *
dimana perusahaan yang besar akan cenderung SIZEjt + α9ACEXPjt + α10ACSIZEjt
untuk menyajikan laporan keuangan yang + α11ACMEETjt + α12AUDQUALjt +
baik salah satunya untuk menjaga reputasinya α13LEVjt + α14LOSSjt + α15SIZEjt +
(Velury dan Jenkins 2006). α16DYEARjt + εjt ……..........…. (2)
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 156

Persamaan 3 yang digunakan sebagai model Dimensi lain yang digunakan untuk
untuk menguji hipotesis 4 dan hipotesis 5 mengukur kualitas laporan keuangan adalah
dengan menggunakan persistensi sebagai salah prediktabilitas yaitu bagaimana informasi laba
satu dimensi kualitas laporan keuangan adalah yang ada dalam laporan keuangan sekarang bisa
sebagai berikut: memprediksi laba di masa yang akan datang.
EPSjt = β0 + β1EPSjt-1 + β2EPS jt-1 Untuk mengukur prediktabilitas suatu laporan
* ACEXPjt + β3EPSjt-1 * ACSIZEjt keuangan adalah dengan menghitung koefisien
+ β4EPS jt-1 * ACMEETjt regresi net income before extraordinary items
+ β4EPS jt-1 * AUDQUALjt terhadap aliran kas perusahaan dari aktivitas
+ β5EPSjt-1 * ACEXPjt operasi yang telah sebelumnya diskalakan
* AUDQUALjt + β6EPSjt-1 dengan total asset (Dechow 1994). Bila
* ACSIZEjt * AUDQUALjt indikator menunjukkan koefisien yang rendah
+ β7EPSjt-1 * ACMEETjt pada net income before extraordinary items
* AUDQUALjt + β8EPSjt-1 * LEVjt di periode sebelumnya maka kualitas laporan
+ β9EPSjt-1 * LOSSjt + β10EPS jt-1 keuangan perusahaan bisa dibilang rendah
* SIZEjt + β11ACEXPjt atau tidak terlalu baik.
+ β12ACSIZEjt + β13ACMEETjt
+ β14AUDQUALjt
+ β15LEVjt + β16LOSSjt + β17SIZEjt
+ β18DYEARjt β19DYEARjt di mana:
+ εjt …...………………………(3) CFOjt+1 = Aliran kas aktivitas operasi
dimana: perusahaan j di tahun
EPSjt = Laba Per lembar saham mendatang
perusahaan j pada tahun t NIBEjt = Laba perusahaan sebelum pos
EPSjt-1 = Laba per lembar saham akun luar biasa perusahaan j
perusahaan j pada tahun t-1 di tahun t
ACEXPjt = Latar belakang pendidikan Total Assetjt = Total asset perusahan j pada
akuntansi dan keuangan tahun t
komite audit perusahaan j
pada tahun t Persamaan 5 yang digunakan sebagai model
ACSIZEjt = Jumlah anggota komite audit untuk menguji hipotesis 1 sampai 3 dengan
yang ada dalam perusahaan menggunakan prediktabilitas sebagai salah
perusahaan j pada tahun t satu dimensi kualitas laporan keuangan adalah
ACMEETjt = Jumlah meeting yang diada- sebagai berikut:
kan oleh komite a udit CFOjt+1 = γ0 + γ1NIBEjt + γ2NIBEjt
perusahaan j pada tahun t * ACEXPjt + γ3NIBEjt
AUDQUALjt = Kualitas audit perusahaan * ACSIZEjt + γ4NIBEjt
yang diukur dengan BIG4 * ACMEETjt + γ5NIBEjt
dan SPES (Spesialisasi) * AUDQUALjt + γ6NIBEjt
perusahaan j pada tahun t * LEVjt + γ7NIBEjt * LOSSjt
LEVjt = Proporsi total asset perusa- + γ8NIBEjt * SIZEjt
haan yang dibiayai oleh + γ9DYEARjt + εj …............. (5)
hutang perusahaan j pada
tahun t Persamaan 6 yang digunakan sebagai model
LOSSjt = Kerugian perusahaan j pada untuk menguji hipotesis 4 dan 5 dengan
tahun t menggunakan prediktabilitas sebagai salah
SIZEjt = Ukuran perusahaan j pada satu dimensi kualitas laporan keuangan adalah
tahun t sebagai berikut:
157 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

CFOjt+1 = δ0 + δ1NIBEjt + δ2NIBEjt Persamaan 7 yang digunakan sebagai


* ACEXPjt + δ3NIBEjt model untuk menguji hipotesis 1 sampai 3
* ACSIZEjt + δ4NIBEjt dengan menggunakan konservatisme sebagai
* ACMEETjt + δ5NIBEjt salah satu dimensi kualitas laporan keuangan
* AUDQUALjt + δ6NIBEjt adalah sebagai berikut:
* ACEXPjt * AUDQUALjt
+ δ7NIBEjt * ACSIZEjt KONSjt = ζ0 + ζ2ACEXPjt + ζ3ACSIZEjt
* AUDQUALjt + δ8NIBEjt + ζ4ACMEETjt + ζ5LEVjt
* ACMEETjt * AUDQUALjt + ζ6LOSSjt + ζ7SIZEjt
+ δ9NIBEjt * LEVjt + δ10NIBEjt + ζ8DYEARjt + εjt ..........… (7)
* LOSSjt + δ11NIBEjt * SIZEjt
+ δ12DYEARjt +εjt ................. (6) Persamaan 8 yang digunakan sebagai model
untuk menguji hipotesis 4 dan 5 dengan
di mana: menggunakan konservatisme sebagai salah
CFOjt+1 = Kualitas Laporan Keuangan yang satu dimensi kualitas laporan keuangan adalah
diukur dari prediktabilitas sebuah sebagai berikut:
informasi yang terdapat dalam
Laporan Keuangan dengan proksi KONSjt = η0 + η2ACEXPjt + η3ACSIZEjt
arus kas dari aktivitas operasi di + η4ACMEETjt + η5ACEXPjt
periode mendatang dibagi dengan * AUDQUALjt + η6ACSIZEjt
total asset periode sekarang * AUDQUALjt + η7ACMEETjt
NIBEjt = Laba perusahaan sebelum pos * AUDQUALjt + η8LEVjt
akun luar biasa di pe r iode + η9LOSSjt + η10SIZEjt
sekarang dibagi dengan total asset + η11DYEARjt + εjt .................. (8)
perusahaan di periode sekarang
di mana:
KONSjt = Konservatisme yang dihitung
Dimensi terakhir yang digunakan dalam
dengan rata-rata non operating
mengukur kualitas laporan keuangan adalah
accrual yang diskalakan dengan
konservatisme. Pengukuran yang digunakan
total aset perusahaan dalam kurun
untuk mengukur konservatisme dalam
waktu tiga tahun dengan nilai pada
sebuah laporan keuangan adalah dengan
tahun t sebagai nilai tengah.
menggunakan rata-rata dari akumulasi negative
nonoperating accruals selama kurun waktu
Operasionalisasi Variabel
tiga tahun terhadap perusahaan-perusahaan
Dalam penelitian ini ada tiga jenis variabel
non keuangan, properti dan infrastruktur yang
yang digunakan, yaitu:
listed (Givoly dan Hayn 2000). Penggunaan
Variabel Dependen
ukuran ini berdasarkan pemahaman bahwa
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
akuntansi yang negatif merupakan hasil
kualitas laporan keuangan yang berhubungan
dari akrual negatif yang persisten. Semakin
dengan kinerja keseluruhan perusahaan yang
negatif tingkat akrual rata-rata selama
periode tertentu, maka prinsip akuntansi yang dapat tergambarkan dari laba yang diperoleh
digunakan semakin konservatif. Tujuan dari (Fanani et al. 2007). Informasi laporan
perata-rataan selama periode tertentu adalah keuangan dikatakan berkualitas jika laba tahun
untuk memitigasi dampak dari nilai akrual berjalan berasosiasi secara kuat dengan arus
yang besar yang bersifat temporer (Wardhani kas operasi di masa yang akan datang (Dechow
2008) karena akrual memiliki kecenderungan dan Dichev 2002). Dengan kata lain, fokus
untuk membalik pada periode satu hingga dua kualitas laporan keuangan dalam penelitian
tahun (Richardson et al. 2005). ini terkait dengan sifat-sifat laporan keuangan,
yaitu:
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 158

a. Persistensi waktu tersebut digunakan untuk menangkap


Pengukuran persistensi laporan keuangan gambaran praktik konservatisme yang baru
menggunakan persamaan regresi laba per dapat terlihat secara jangka panjang.
lembar saham periode sekarang dan periode
lalu yang terdapat dalam penelitian Francis Variabel Independen
et al. (2004) yang kemudian dimodifikasi Variabel independen dalam penelitian ini
oleh Fanani et al. (2007) dengan fokus terdiri dari variabel independen utama dan
kepada pengaruh informasi laba per lembar variabel independen pengendali. Ada tiga
saham periode lalu terhadap laba per lembar variabel independen utama yang digunakan
saham periode sekarang. Koefisien yang dalam penelitian ini yaitu latar belakang
didapatkan dari hasil regresi menunjukkan keuangan atau akuntansi yang dimiliki oleh
seberapa besar persistensi laba dari periode anggota komite audit, jumlah anggota komite
lalu ke periode sekarang dan apakah ada audit serta jumlah rapat yang diadakan komite
kontinuitas laba yang terjadi. audit dalam setahun.
b. Prediktabilitas 1. Untuk variabel independen keahlian
Pengukuran yang digunakan adalah akuntansi dan keuangan anggota komite
dengan melihat koefisien dari regresi yang audit merujuk kepada riwayat pendidikan
dilakukan atas laba sebelum pos akun luar dan pengalaman kerja di bidang akuntansi
biasa periode t terhadap arus kas aktivitas atau keuangan yang datanya diambil dari
operasi perusahaan t+1 yang diskalakan laporan tahunan perusahaan. Komite audit
dengan total asset (Dechow 1994). dinyatakan memiliki keahlian di bidang
c. Konservatisme akuntansi dan keuangan ketika memenuhi
Pengukuran konservatisme laporan salah satu dari kriteria berikut:
keuangan perusahaan menggunakan a. memiliki latar belakang pendidikan di
persamaan yang menghitung rata-rata dari bidang akuntansi dan/atau keuangan.
non operating accrual dibagi total aset Latar bekalang pendidikan tersebut
selama tiga tahun terhadap perusahaan- dilihat dari jenjang pendidikan baik
perusahaan non keuangan, properti, dan level pada S1, S2, atau S3.
infrastruktur yang terdaftar (Givoly dan b. memiliki pengalaman kerja di bidang
Hayn 2000). Rumus dalam mencari non akuntansi dan/atau keuangan
operating accrual adalah sebagai berikut: Variabel keahlian anggota komite audit
di bidang akuntansi dan keuangan ini
Total accruals (before depreciation): dinyatakan dalam bentuk persentase dari
(Net Income + Depreciation) – Cash Flow jumlah anggota komite audit yang memiliki
from Operations keahlian dibagi dengan total keseluruhan
anggota komite audit.
Nonoperating accruals: 2. Variabel independen lainnya yaitu jumlah
Total accruals (before depreciation) – anggota komite audit didapat dari informasi
(∆accounts receivable + ∆inventories + yang ditampilkan dalam laporan tahunan
∆prepaid expenses - ∆accounts payable - perusahaan.
∆taxes payable 3. Variabel independen jumlah rapat komite
audit yang dilakukan dalam satu periode
Nilai non operating accrual yang digunakan juga berasal dari informasi kegiatan komite
adalah nilai rata-rata non operating accrual audit yang ditampilkan dalam laporan
perusahaan selama tiga tahun dengan tahunan perusahaan.
nilai tengah pada periode t, dikali dengan Penelitian ini menggunakan dua variabel
-1 untuk memastikan bahwa nilai positif moderasi yang terdiri dari tipe auditor eksternal
mengindikasikan konservatisme yang lebih ditinjau dari big four atau non big four dan
tinggi (Wardhani 2008). Penggunaan periode
159 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

spesialisasi industri yang dilakukan auditor Dhaliwal, Lee, dan Fargher (1991); Smith
eksternal. dan Watts (1992); dan Richardson (1998
1. Tipe auditor eksternal yang digunakan dalam Siregar 2005).
oleh perusahaan diklasifikasikan menjadi 2. Size, diukur dari logaritma natural atas total
dua tipe yaitu big four dan non big four. asset yang dimiliki perusahaan (Lin dan Liu
Informasi mengenai auditor ini didapat 2009). Data besarnya total aset didapat dari
dari laporan keuangan perusahaan yang laporan keuangan perusahaan.
telah diaudit. Untuk pengukurannya, 3. Loss, diukur dari ada atau tidaknya kerugian
setiap perusahaan dengan auditor big four yang dialami perusahaan dalam kurun
akan diberikan skor 1 sedangkan untuk waktu tertentu. Jika perusahaan mengalami
non big four diberikan skor 0. KAP yang kerugian maka diberikan skor 1 dan 0 jika
termasuk sebagai big four adalah Ernst & perusahaan tidak mengalami kerugian atau
Young, Pricewaterhouse Cooper, Deloitte, dengan kata lain mendapatkan profit.
dan KPMG. 4. DYEAR, skor 1 akan diberikan pada tahun
2. Variabel moderasi berikutnya yaitu 2009 dan 0 diberikan untuk tahun 2008.
spesialisasi industri dioperasionalisasikan
dengan melihat dominasi jumlah klien ANALISIS HASIL PENELITIAN
kantor akuntan publik per masing-masing
sektor industri yang mana sektor industri Hasil Pemilihan Sampel
tersebut merupakan pemasok terbesar
Sampel yang digunakan dalam penelitian
dalam pendapatan jasa audit (Herusetya
ini adalah perusahaan non keuangan, properti,
2009). Perusahaan yang berada di sektor
dan infrastruktur yang listed di Bursa Efek
tiga teratas dalam proporsi jumlah klien
Indonesia pada kurun waktu 2008 dan 2009
kantor akuntan publik akan mendapat
nilai 1 sedangkan ketika perusahaan yang memuat secara lengkap informasi yang
tidak berada di salah satu tiga sektor dibutuhkan dalam penelitian. Pemilihan
teratas dalam proporsi klien maka nilai industri ini dilakukan karena perusahaan
perusahaan adalah 0. Penetapan tiga ke ua nga n, pr ope r ti, da n inf r a str u k tu r
sektor industri teratas tersebut merupakan memiliki karakteristik yang berbeda dalam
pertimbangan atas jumlah dan komposisi laporan keuangannya terutama dalam sisi
perusahaan di masing-masing industri konservatisme yang dilihat dari non operating
di Indonesia. Informasi jumlah klien per accrual perusahaan. Sedangkan untuk
tiap sektor dalam kantor akuntan publik pemilihan tahun yang dibatasi pada tahun 2008
tersebut didapat dari laporan tahunan dan 2009, disebabkan adanya keterbatasan data
kantor akuntan publik tahun 2009 yang yang tersedia, yaitu untuk pengujian dengan
dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan dua tahun, penelitian data yang digunakan
Akuntan dan Jasa Penilai. harus dalam kurun waktu empat tahun karena
Variabel independen pengendali atau faktor adanya variabel konservatisme yang
kontrol yang digunakan dalam penelitian diukur dari non operating accrual selama
ini mengacu kepada model penelitian yang tiga tahun. Laporan tahunan yang merupakan
dikembangkan oleh Rainsbury et al. (2009), sumber variabel independen utama diperoleh
yaitu: dari situs resmi perusahaan dan Reuters Xtra
1. Leverage, diukur dari hasil bagi total sedangkan laporan keuangan untuk sumber
liabilitas perusahaan dengan total aset yang variabel dependen, moderasi, dan kontrol
dimiliki. Data total liabilitas dan total aset didapat dari Reuters Knowledge. Pada
yang digunakan untuk menghitung rasio prosedur pemilihan sampel, perusahaan yang
leverage ini didapat dari laporan keuangan memenuhi syarat kecukupan informasi dalam
perusahaan (Velury dan Jenkins 2006; kurun waktu 2008 dan 2009 adalah sejumlah
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 160

200 perusahaan. Tabel 1 menunjukkan ikhtisar rata-rata menghasilkan nilai yang positif dan
pemilihan sampel. tingkat standar deviasi yang sangat tinggi.
Hal ini mengungkapkan bahwa sebagian
Tabel 1 besar sampel perusahaan mempunyai angka
Ikhtisar Pemilihan Sampel net income yang positif, terlepas dari nilai
Tahun 2009 2008 EPS yang cenderung sangat terdeviasi yang
Jumlah perusahaan yang listed 378 401 kemungkinan besar dikarenakan perbedaan
BEI net income before extraordinary items
Perusahaan Sektor Keuangan, (145) (146) (NIBE) dan jumlah saham yang beredar di
Properti, dan Infrastruktur
Perusahaan dengan informasi (115) (169) pasar. Nilai variabel CFOt+1 secara rata-rata
yang tidak lengkap untuk data- menghasilkan nilai yang positif dengan tingkat
data yang dibutuhkan variasi yang rendah. Hal ini berarti sebagian
Sampel dengan outlier yang (2) (2) besar sampel perusahaan memiliki arus kas
sangat besar
yang positif selama periode observasi. Variabel
Total sampel yang digunakan 116 84 lain yaitu NIBE memiliki nilai rata-rata yang
Total sampel 200 juga positif yang mengindikasikan bahwa
sebagian besar perusahaan yang dijadikan
Statistik Deskriptif sampel memiliki laba positif dan tidak sedang
Tabel 2 menunjukkan statistik deskriptif mengalami kerugian finansial. Variabel CONS
variabel-variabel yang terdapat dalam model secara rata-rata menunjukkan nilai yang
penelitian. Statistik deskriptif pada tabel positif. Hal ini berarti rata-rata perusahaan
tersebut adalah berdasarkan data yang telah yang digunakan sebagai sampel penelitian
mengalami penanganan atas outlier. Sampel memiliki kecenderungan untuk menerapkan
yang memiliki data outlier sangat besar (diatas kebijakan akuntansi yang konservatif dalam
5 kali standar deviasi) dikeluarkan, kemudian perusahaannya.
data diwinsorize dengan acuan rata-rata ± Nilai rata-rata variabel ACEXP menun-
3 kali standar deviasi. Berdasarkan Tabel 2, jukkan angka yang tinggi dengan standar
nilai variabel EPS tahun t dan tahun t-1 secara deviasi yang rendah yang berarti bahwa

Tabel 2
Statistik Deskriptif

Nama Variabel Mean Std Dev Min Max


EPS 359.21 1008.97 -308.91 7900.00
EPSt-1 243.76 511.08 -252.73 2332.57
CFOt+1 .11 0.13 -0.45 0.52
NIBEt -0.00 0.10 -0.32 0.32
CONS 0.01 0.46 -0.22 0.14
ACEXP 0.79 0.23 0.00 1.00
ACSIZE 3.18 0.53 2.00 5.00
ACMEET 8.39 6.98 1 33
LEVERAGE 0.49 0.22 0.05 0.95
SIZE 14.44 1.67 9.72 18.30
Variabel Dummy Persentase Nilai 1 Persentase Nilai 0
BIG4 55.50% 45.50%
SPECIALIZATION 80.50% 19.50%
LOSS 12.00% 88.00%
DYEAR 58.00% 42.00%
Observations (N) 200
161 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

sebagian besar perusahaan sampel sudah auditor sebagai pengukur dari kualitas audit.
memiliki komite audit dengan kemampuan Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum
akuntansi dan keuangan yang cukup. Variabel hipotesis 1 diterima. Hasil ini menggambarkan
ACSIZE menunjukkan angka rata-rata sebesar bahwa dengan semakin tingginya keahlian
3,18 dengan standar deviasi yang sangat kecil yang dimiliki oleh komite audit akan ber-
yang berarti bahwa sebagian besar sampel dampak langsung kepada persistensi laba
yang digunakan dalam penelitian sudah yang dihasilkan perusahaan. Hasil ini sesuai
menaati peraturan tentang jumlah ideal komite dengan penelitian McDaniel et al. (2002) yang
audit yaitu tiga orang. Variabel ACMEET menyatakan bahwa keahlian akuntansi dan
menunjukkan bahwa secara rata-rata komite keuangan dari komite audit akan berdampak
audit menyelenggarakan rapat sebanyak 8 kali kepada pengawasan proses laporan keuangan
dalam setahun yang telah melebihi persyaratan oleh manajemen sehingga pada akhirnya
minimal penyelenggaraan rapat berdasarkan kualitas laporan keuangan akan lebih baik.
peraturan Bapepam-LK yaitu paling kurang Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa
satu kali dalam tiga bulan atau berarti 4 kali jumlah anggota komite berpengaruh positif
setahun. terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan
diterima pada tingkat signifikansi 5% pada
pengujian yang menggunakan ukuran KAP
Hasil Regresi
sebagai pengukur kualitas audit dan 10% pada
Hasil regresi Persamaan 2 dan 3 di-
pengujian yang menggunakan spesialisasi
sajikan dalam Tabel 3. Hasil pada Tabel 3
auditor sebagai pengukur kualitas audit. Hasil
tersebut merupakan hasil regresi setelah
ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan
dilakukannya metode winsorize dan cen-
jumlah komite audit yang besar yang dapat
tering untuk mengatasi masalah outlier
memiliki kualitas laporan keuangan yang baik.
dan multikolinearitas yang timbul dalam
Hasil ini konsisten dengan Rezaee (2004) yang
pengujian model tersebut. Pengujian yang
menyebutkan bahwa jumlah anggota komite
ada dalam Tabel 3 menunjukkan nilai F-test
audit menentukan kualitas laporan keuangan
0.0000 yang berarti bahwa model telah
yang dihasilkan perusahaan.
signifikan dalam menguji pengaruh kualitas
Berkaitan dengan aktifitas komite audit,
komite audit terhadap kualitas laporan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah
keuangan secara serentak dengan semua varia-
rapat komite audit berpengaruh positif terhadap
bel independennya. Nilai R-square berkisar
persistensi laba dengan tingkat signifikansi
82% untuk pengujian dengan ukuran KAP
1% pada pengujian yang menggunakan
sebagai proksi dari kualitas audit dan 80%
ukuran KAP sebagai pengukur kualitas audit
untuk pengujian spesialisasi sebagai proksi
dan 5% pada pengujian yang menggunakan
dari kualitas audit, yang menggambarkan
spesialisasi auditor sebagai pengukur kualitas
bahwa variabel-variabel kualitas komite
audit. Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan
audit, penggunaan big four/non big four, serta
komite audit yang tercermin dalam jumlah
variabel kontrol lainnya bisa menjelaskan
rapat dapat meningkatkan kualitas laporan
variasi dalam persistensi laba dengan baik.
keuangan. Hasil ini konsisten dengan Tiras
Berdasarkan hasil pengujian model
(2004) menyatakan bahwa komite audit yang
satu dapat dilihat adanya persistensi laba yang
mengadakan rapat atau pertemuan secara teratur
positif dari signifikansi pengaruh variabel
akan berpengaruh positif terhadap kualitas
EPSt-1 terhadap EPSt untuk semua pengujian.
laporan keuangan perusahaan. Beberapa
Berkaitan dengan kualitas komite audit,
agenda yang biasanya dibahas dalam rapat
hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa
komite audit yang berkaitan dengan kualitas
keahlian komite audit berpengaruh positif
laporan keuangan adalah pembahasan progres
terhadap persistensi laba perusahaan dengan
pelaksanaan audit, pembahasan tindak lanjut
tingkat signifikansi 1% baik untuk model
hasil audit, pembahasan pengendalian internal
dengan variabel big four maupun spesialisasi
atas pelaporan keuangan, dan sebagainya.
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 162

Pengujian atas pengaruh moderasi kualitas laporan keuangan. Hasil ini mungkin
dari kualitas audit terhadap hubungan antara dikarenakan kurangnya transfer knowledge
kualitas komite audit dan kualitas laporan antar auditor dan komite audit.
keuangan menunjukkan bahwa ukuran KAP Sedangkan pengaruh moderasi kualitas
hanya signifikan dalam memperkuat hubungan audit terhadap hubungan antara ukuran komite
positif antara ukuran komite audit dan jumlah audit dan persistensi laba dengan menggunakan
rapat komite audit terhadap persistensi spesialisasi sebagai pengukur kualitas audit
laba pada tingkat signifikansi 10% pada terbukti signifikan hanya untuk keahlian
pengujian yang menggunakan ukuran KAP komite audit. Hasil ini menunjukkan bahwa
sebagai pengukur kualitas audit. Hasil ini auditor terspesialisasi dapat meningkatkan
menunjukkan bahwa dengan penggunaan pengaruh keahlian komite audit terhadap
auditor big four akan memperkuat komite persistensi laba. Artinya ketika auditor yang
audit dalam membantu dewan komisaris terspesialisasi mengaudit laporan keuangan
untuk mengawasi proses laporan keuangan perusahaan dimana mereka biasanya memiliki
yang berjalan dalam perusahaan sehingga pengetahuan yang lebih baik atas proses bisnis
persistensi laba bisa tercapai dan berefleksi perusahaan, mereka dapat bekerjasama dengan
terus menerus. Sedangkan pengaruh moderasi baik dan melakukan transfer knowledge
ukuran KAP terhadap hubungan antara dengan komite audit sehingga dapat lebih
keahlian komite audit dengan persistensi meningkatkan kualitas laporan keuangan.
terbukti tidak signifikan. Hal ini menunjukkan Disisi lain, hasil pengujian ini menunjukkan
bahwa auditor big four maupun non big four bahwa auditor terspesialisasi maupun auditor
tidak dapat menambah pengetahuan atau tidak terspesialisasi tidak dapat menambah
keahlian komite audit dalam meningkatkan efektifitas komite audit dari segi jumlah

Tabel 3
Hasil Regresi Model 1: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persistensi Laba
Variabel Dependen: EPSjt
Variabel Independen Sign Panel A (AUDITQUAL: BIG4) Panel B (AUDITQUAL: SPEC)
Model Tanpa Model Tanpa Model Dengan
Model Dengan Moderasi
Moderasi Moderasi Moderasi
Koef P Value * Koef P Value * Koef P Value * Koef P Value *
C 9.83 0.846 21.24 0.676 -15.34 0.769 -3.46 0.948
EPSjt-1 + 3.01 0.000 *** 3.79 0.008 *** 4.12 0.000 *** 3.73 0.000 ***
EPSjt-1*ACEXPjt + 0.96 0.000 *** 1.21 0.200 1.02 0.000 *** 1.17 0.000 ***
EPSjt-1*ACSIZEjt + 0.23 0.103 * 0.57 0.034 ** 0.40 0.015 ** 0.44 0.008 **
EPSjt-1*ACMEETjt + 0.05 0.002 *** 0.09 0.007 *** 0.03 0.019 ** 0.04 0.014 **
EPSjt-1* AUDQUALjt 1.06 0.000 *** 0.39 0.400 0.07 0.248 0.04 0.464
EPSjt-1*ACEXPjt*AUDQUALjt + - - - 0.02 0.495 - - - 0.74 0.100 *
EPSjt-1*ACSIZEjt*AUDQUALjt + - - - 0.35 0.078 * - - - -0.15 0.311
EPSjt-1*ACMEETjt*AUDQUALjt + - - - 0.04 0.071 * - - - 0.08 0.146
EPSjt-1*LEVERAGE - 0.95 0.047 ** 0.91 0.054 * 0.58 0.159 0.35 0.273
EPSjt-1*LOSS - -1.17 0.101 * -1.34 0.075 * -1.85 0.025 ** -1.94 0.021 **
EPSjt-1*SIZE - -0.082 0.034 ** -0.03 0.299 -0.05 0.1305 -0.03 0.256
DYEAR +/- 49.86 0.415 40.96 0.505 52.42 0.205 40.34 0.525
F-test Sign 0.000 0.000 0.000 0.000
R-square 0.823 0.824 0.808 0.811
***Signifikan pada 1% **Signifikan pada 5% *Signifikan pada 10%
163 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

maupun jumlah rapat dalam meningkatkan para pemegang saham, analis, dan pengguna
kualitas laporan keuangan. lainnya. Variabel SIZE menunjukkan ketika
Sedangkan untuk variabel kontrol, ukuran perusahaan semakin besar maka
pengujian menunjukkan hasil yang relatif cenderung sulit untuk mempertahankan laba
konsisten. Variabel LEVERAGE berpengaruh per lembar sahamnya di masa mendatang
negatif secara signifikan terhadap persistensi karena banyaknya faktor eksternal yang ada
laba yang artinya tingkat hutang sebuah ketika perusahaan semakin besar seperti
perusahaan makin tinggi, laba perusahaan perundang-undangan, perpajakan, dan per-
akan semakin sulit berulang dan direfleksikan saingan usaha lainnya sehingga laba akan
pada masa yang mendatang. Variabel cukup sulit untuk direfleksikan terus menerus
LOSS berpengaruh positif secara signifikan ke periode mendatang. Variabel DYEAR
terhadap persistensi laba. Hasil ini berbeda tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan
dengan penelitian Rainsbury et al. (2009) terhadap persistensi laba perusahaan.
yang menyatakan bahwa kerugian yang Hasil regresi persamaan 4 dan 5 disajikan
dialami perusahaan tidak berpengaruh dalam Tabel 4. Hasil pada Tabel 4 tersebut
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan merupakan hasil regresi setelah dilakukannya
perusahaan yang dalam model ini diukur metode winsorize dan centering untuk
dengan persistensi laba. Hal ini menunjukkan mengatasi masalah outlier, heteroskedastisitas
bahwa ketika perusahaan mengalami kerugian, dan multikolinearitas yang timbul dalam
manajemen perusahaan akan berusaha sebaik pengujian model tersebut. Model yang
mungkin untuk menjaga kualitas laporan digunakan dalam penelitian ini menunjukkan
keuangan yang diukur dari persistensi laba per nilai F-test 0.0000 untuk semua pengujian
lembar saham perusahaan agar nantinya citra dan nilai R-square dari pengujian berkisar
kinerja perusahaan tidak terlalu buruk di mata sebesar 32% dan 36% yang menggambarkan
Tabel 4
Hasil Regresi Model 2: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prediktabilitas Laba
Variabel Dependen: CFOjt
Variabel Independen Sign Panel A (AUDITQUAL: BIG4) Panel B (AUDITQUAL: SPEC)
Model Tanpa Model Dengan Model Tanpa Model Dengan
Moderasi Moderasi Moderasi Moderasi
Koef P Value * Koef P Value * Koef P Value * Koef P Value *
C 0.09 0.000 *** 0.09 0.000 *** 0.09 0.000 *** 0.09 0.000 ***
NIBEjt-1 + 1.17 0.035 ** 0.08 0.488 1.42 0.013 ** 2.17 0.046 **
NIBEjt-1*ACEXPjt + 1.25 0.000 *** 0.22 0.340 1.46 0.000 *** -0.47 0.298
NIBEjt-1*ACSIZEjt + -0.26 0.076 * 0.04 0.483 -0.35 0.032 ** -0.57 0.077 *
NIBEjt-1*ACMEETjt + 0.04 0.020 ** 0.05 0.028 ** 0.04 0.018 ** 0.03 0.126
NIBEjt-1* AUDQUALjt 0.21 0.197 0.60 0.413 0.46 0.044 ** 2.61 0.036 **
NIBEjt-1*ACEXPjt*AUDQUALjt + 2.39 0.000 *** 2.24 0.010 **
NIBEjt-1*ACSIZEjt*AUDQUALjt + -0.42 0.317 0.19 0.315
NIBEjt-1*ACMEETjt*AUDQUALjt + 0.01 0.207 0.00 0.946
NIBEjt-1*LEVERAGE - -0.63 0.060 ** -0.59 0.071 * -0.58 0.078 * -0.36 0.191
NIBEjt-1*LOSS - -0.21 0.167 0.01 0.483 -0.18 0.169 -0.19 0.158
NIBEjt-1*SIZE - -0.02 0.230 0.05 0.157 -0.02 0.248 0.05 0.119
DYEAR +/- 0.02 0.241 0.01 0.194 0.09 0.178 0.01 0.373
F-test Sign 0.000 0.000 0.000 0.000
R-square 0.325 0.363 0.335 0.345
***Signifikan pada 1% **Signifikan pada 5% *Signifikan pada 10%
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 164

bahwa variabel-variabel kualitas komite audit, akan berdampak kepada pengawasan proses
kualitas audit, serta variabel kontrol lainnya laporan keuangan oleh manajemen sehingga
bisa menjelaskan variasi dalam prediktabilitas pada akhirnya kualitas laporan keuangan akan
laba dengan baik. lebih baik.
Berdasarkan hasil pengujian model 2, dapat Lebih lanjut, pengujian hipotesis 2
dilihat bahwa secara konsisten prediktabilitas dengan model ini justru menunjukkan bahwa
laba perusahaan positif signifikan. Hipotesis jumlah anggota komite audit berpengaruh
1 yang menyatakan bahwa keahlian anggota negatif kepada prediktabilitas laba, berdasarkan
komite audit di bidang akuntansi dan keuangan pengujian dimana ukuran KAP dan spesialisasi
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan industri KAP sebagai pengukur kualitas audit.
keuangan terbukti secara signifikan, baik Perbedaan dengan hipotesis ini didukung oleh
pada model dengan ukuran KAP maupuan penelitian terdahulu yang cukup serupa yang
spesialisasi sebagai pengukuran dari kualitas mengemukakan bahwa ketika semakin banyak
audit. Hasil ini menunjukkan bahwa keahlian anggota dalam sebuah board maupun komite
komite audit dalam bidang akuntansi dan audit, kualitas dari informasi dalam laporan
keuangan dapat meningkatkan unsur relevansi keuangan akan menurun (Vafeas 2000). Hal
dalam laporan keuangan yaitu meningkatkan ini mungkin disebabkan karena ketika jumlah
prediktabilitas laporan keuangan, konsisten anggota komite audit dalam suatu perusahaan
dengan hasil penelitian McDaniel et al. (2004). makin banyak, pengawasan dan pengendalian
Hasil ini konsisten dengan pengujian pada yang dilakukan oleh anggota komite audit
Model 1 yang menunjukkan bahwa keahlian harus semakin mempertimbangkan banyak
akuntansi dan keuangan dari komite audit pandangan yang berasal dari berbagai sudut

Tabel 5
Hasil Regresi Model 3: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konservatisme

Variabel Dependen: KONSjt


Variabel Independen Sign Panel A (AUDITQUAL: BIG4) Panel B (AUDITQUAL: SPEC)
Model Tanpa Model Dengan Model Tanpa Model Dengan
Moderasi Moderasi Moderasi Moderasi
Koef P Value * Koef P Value * Koef P Value * Koef P Value *
C 0.04 0.275 0.02 0.538 0.02 0.526 0.12 0.043
**
ACEXPjt + 0.01 0.166 0.03 0.049 ** 0.01 0.171 0.00 0.431
ACSIZEjt + -0.01 0.029 ** -0.02 0.069 * -0.01 0.037 ** -0.05 0.003
***
ACMEETjt + 0.00 0.082 * 0.00 0.003 *** 0.00 0.072 * 0.00 0.044
**
AUDQUAL 0.01 0.166 0.03 0.251 0.00 0.297 -0.15 0.005
***
ACEXP* AUDQUAL + - - - -0.03 0.129 - - - 0.01 0.376
ACSIZE* AUDQUAL + - - - 0.00 0.363 - - - 0.05 0.006
***
ACMEET* AUDQUAL + - - - -0.00 0.030 ** - - - -0.00 0.090
*
LEVERAGE + 0.03 0.026 ** 0.02 0.021 ** 0.03 0.027 ** 0.02 0.035
**
LOSS + -0.00 0.353 -0.00 0.307 -0.00 0.309 -0.00 0.292
SIZE + -0.00 0.294 -0.00 0.243 -0.00 0.391 0.00 0.496
DYEAR +/- 0.01 0.156 0.01 0.299 0.00 0.371 0.01 0.173
F-test Sign 0.000 0.000 0.000 0.000
R-square 0.046 0.046 0.045 0.105
***Signifikan pada 1% **Signifikan pada 5% *Signifikan pada 10%
165 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

pandang anggota dengan variasi background hasil yang regresi setelah dilakukannya metode
pendidikan yang berbeda sehingga tingkat winsorize dan centering untuk mengatasi
prediktabilitas laba juga akan menurun. masalah outlier, heteroskedastisitas dan
Sedangkan hasil pengujian Hipotesis 3 multikolinearitas yang timbul dalam pengujian
menyatakan bahwa jumlah rapat komite audit model tersebut.
berpengaruh positif pada tingkat 5% terhadap Model yang digunakan dalam penelitian
prediktabilitas laba sebagai pengukur kualitas ini menunjukkan nilai F-test 0.000 untuk
laba, untuk kedua pengujian. Hasil penelitian semua pengujian yang berarti bahwa model
ini konsisten dengan penelitian Tiras (2004) tersebut telah signifikan dalam menguji
yang menyatakan bahwa rapat komite audit pengaruh kualitas komite audit terhadap
berpengaruh secara positif terhadap kualitas konservatisme secara serentak dengan semua
laporan keuangan. Hasil penelitian ini juga variabel independennya. Nilai R-square
menunjukkan hasil yang konsisten dengan pengujian berkisar antara sebesar 4.5% dan
pengujian dengan menggunakan persistensi 10.5% yang menggambarkan bahwa variabel-
sebagai pengukur dari kualitas laba. variabel kualitas komite audit, kualitas audit
Pengujian terhadap fungsi moderasi serta variabel kontrol lainnya hanya sedikit
dari kualitas audit terhadap hubungan antara menjelaskan variasi dalam konservatisme
kualitas komite audit dan prediktabilitas laba dibandingkan dengan pengujian-pengujian
menunjukkan bahwa kualitas audit yang sebelumnya.
diukur dengan penggunaan auditor big four Hasil pengujian di atas menunjukkan
dan spesialisasi auditor terbukti memperkuat bahwa keahlian komite audit tidak dapat
hubungan positif antara keahlian komite audit terbukti secara signifikan meningkatkan
di bidang akuntansi dan keuangan dengan konservatisme laporan keuangan. Hal ini
tingkat prediktabilitas laba yang dihasilkan menunjukkan bahwa bertambahnya jumlah
perusahaan. Artinya ketika auditor yang komite audit yang ahli di bidang akuntansi
terspesialisasi mengaudit laporan keuangan tidak terbukti dapat meningkatkan tingkat
perusahaan dimana mereka biasanya memiliki konservatisme perusahaan. Berdasarkan hasil
pengetahuan yang lebih baik atas proses bisnis ini dapat dilihat bahwa keahlian komite audit
perusahaan, mereka dapat bekerjasama dengan terutama dalam bidang akuntansi dan/atau
baik dan melakukan transfer knowledge keuangan tidak digunakan untuk meningkatkan
dengan komite audit sehingga dapat lebih konservatisme dalam laporan keuangan.
meningkatkan kualitas laporan keuangan, Hasil pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
yaitu prediktabilitas laba. Hasil selanjutnya jumlah anggota komite audit berpengaruh
adalah bahwa kualitas audit tidak dapat negatif kepada konservatisme. Hasil ini
memengaruhi hubungan ukuran komite audit mendukung argumen bahwa ketika jumlah
dan ektivitas komite audit melalui rapat dalam anggota komite audit dalam suatu perusahaan
meningkatkan prediktabilitas laba. makin banyak, pengawasan dan pengendalian
Hasil pengujian terhadap variabel yang dilakukan oleh anggota komite audit
kontrol menunjukkan hanya LEVERAGE harus semakin mempertimbangkan banyak
yang relatif konsisten memiliki pengaruh yang pandangan yang berasal dari berbagai sudut
signifikan dalam memengaruhi prediktabilitas pandang anggota dengan variasi latar belakang
laba. Hasil menunjukkan bahwa bila tingkat pendidikan yang berbeda sehingga tingkat
hutang perusahaan makin tinggi, maka laba konservatisme juga akan menurun. Konsisten
perusahaan akan semakin kecil terefleksikan dengan Vafeas (2000), hasil ini menunjukkan
dalam arus kas masa mendatang. Sedangkan bahwa dengan adanya jumlah anggota komite
variabel LOSS dan SIZE terbukti tidak audit yang cukup banyak, maka banyak
signifikan. pertimbangan dalam memutuskan suatu hal
Hasil regresi Model 3 disajikan dalam termasuk konservatisme laporan keuangan.
Tabel 5. Hasil pada Tabel 5 tersebut merupakan Ketika semakin banyak pertimbangan dan tidak
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 166

semua anggota paham mengenai akuntansi rapat komite audit terhadap konservatisme. Hal
akan berakibat kepada laporan keuangan yang ini kemungkinan menunjukkan bahwa kualitas
menjadi kurang konservatif karena proses audit yang baik akan lebih dibutuhkan dalam
pengawasan terhadap manajemen menjadi meningkatkan konservatisme akuntansi dalam
lebih kendur akibat banyaknya toleransi yang kondisi komite audit tidak dapat menjalankan
mungkin diberikan dari anggota komite audit fungsinya membantu dewan komisaris dalam
itu sendiri. pengawasan dengan baik, yang tercermin dari
Selain itu, hasil regresi menunjukkan jumlah rapatnya.
bahwa jumlah rapat yang dilakukan oleh Pengujian di atas juga menunjukkan
komite audit berpengaruh secara positif bahwa hanya LEVERAGE yang menunjukkan
terhadap tingkat konservatisme akuntansi pengaruh positif terhadap konservatisme
laporan keuangan perusahaan, konsisten akuntansi laporan keuangan perusahaan. Hal
dengan pengujian sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan
ini konsisten dengan penelitian Tiras (2004) tingkat hutang yang semakin tinggi akan
yang menyatakan bahwa rapat komite audit menjadi semakin konservatif dalam pemilihan
berpengaruh secara positif terhadap kualitas kebijakan akuntansi.
laporan keuangan. Hasil ini menunjukkan
bahwa rapat komite audit dapat secara SIMPULAN
efektif meningkatkan konservatisme laporan
keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menemu-
Lebih lanjut, berkaitan dengan efek kan pengaruh antara kualitas komite audit
moderasi dari kualitas audit, hasil di atas yang terdiri dari keahlian di bidang akuntansi
menunjukkan bahwa penggunaan auditor dan keuangan, jumah anggota dan jumlah
eksternal big four atau auditor yang rapat terhadap kualitas laporan keuangan,
terspesialisasi oleh perusahaan tidak dapat serta pengaruh moderasi kualitas audit atas
memperkuat hubungan positif antara keahlian hubungan antara kualitas komite audit dan
anggota komite audit di bidang akuntansi dan kualitas laporan keuangan. Penelitian ini
konservatisme akuntansi laporan keuangan. dilatarbelakangi oleh keluarnya peraturan
Hal ini kemungkinan disebabkan dengan Bapepam-LK pada tahun 2012 yang mem-
adanya penggunaan auditor eksternal yang perketat persyaratan keanggotaan komite audit
berkualitas dan terspesialisasi tidak dapat terutama yang terkait dengan keahliannya dan
memberikan tambahan pengetahuan yang pembebanan tanggung jawab yang lebih besar
menunjang keahlian komite audit dalam kepada komite audit terkait dengan pelaporan
meningkatkan konservatisme. Hasil diatas juga keuangan.
menunjukkan bahwa moderasi kualitas audit Berdasarkan hasil pengujian, penelitian
dan ukuran komite audit hanya signifikan pada ini menyimpulkan bahwa keahlian komite
pengujian dengan menggunakan spesialisasi audit terbukti meningkatkan kualitas laporan
sebagai pengukur kualitas audit. Hasil ini keuangan berdasarkan dua dari tiga pengukuran
menunjukkan bahwa auditor terspesialisasi yang digunakan yaitu persistensi laba dan
dapat memperkuat pengaruh positif jumlah prediktabilitas laba. Hasil ini menunjukkan
komite audit terhadap konservatisme laporan bahwa semakin banyak anggota komite audit
keuangan perusahaan. Sementara itu, pengaruh yang memiliki keahlian di bidang akuntansi
moderasi kualitas audit terhadap hubungan dan keuangan akan berdampak kepada
antara jumlah rapat dan konservatisme laporan kualitas laporan keuangan yang lebih baik,
keuangan menunjukkan hasil yang negatif baik konsisten dengan McDaniel et al. (2004) yang
untuk pengujian dengan ukuran KAP maupun mengemukakan bahwa keahlian akuntansi dan
spesialisasi sebagai pengukur kualitas audit. keuangan yang dimiliki oleh komite audit akan
Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap laporan keuangan
justru memperlemah pengaruh positif jumlah perusahaan di mana ketika ada keahlian yang
167 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

dimiliki akan mengubah struktur dan fokus yang beragam. Ukuran KAP hanya signifikan
kerja komite audit sehingga akan memengaruhi dalam memperkuat hubungan positif antara
penilaian laporan keuangan perusahaan secara ukuran komite audit dan jumlah rapat komite
keseluruhan. Hasil ini mendukung Peraturan audit terhadap persistensi laba. Sedangkan
Bapepam dan LK No. KEP-643/BL/2012 spesialisasi audit hanya signifikan dalam
yang meningkatkan persyaratan keanggotaan memperkuat hubungan keahlian komite
komite audit. audit terhadap persistensi laba. Selain itu,
Kemudian, hasil yang didapat dari kualitas audit yang diukur dengan penggunaan
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin auditor big four dan spesialisasi auditor
banyak jumlah anggota komite audit sebuah terbukti memperkuat hubungan positif antara
perusahaan akan berdampak positif terhadap keahlian komite audit di bidang akuntansi dan
persistensi laba dan berdampak negatif terhadap keuangan dengan tingkat prediktabilitas laba
prediktabilitas laba dan konservatisme. Hasil yang dihasilkan perusahaan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pengaruh jumlah juga menunjukkan bahwa spesialisasi
anggota komite audit terhadap kualitas auditor memperkecil hubungan negatif
laporan keuangan tergantung pada dimensi ukuran komite audit terhadap konservatisme.
kualitas laporan keuangan yang digunakan. Di Sedangkan pengaruh moderasi kualitas audit
satu sisi, jumlah anggota komite audit dapat terhadap hubungan antara jumlah rapat dan
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan konservatisme laporan keuangan menunjukkan
keuangan, seperti halnya terbukti dalam model hasil yang negatif baik untuk pengujian dengan
presistensi laba, konsisten dengan Rezzae ukuran KAP maupun spesialisasi sebagai
(2004) yang mengungkapkan bahwa semakin pengukur kualitas audit. Hasil yang beragam ini
banyak jumlah anggota komite audit akan menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda
mempermudah proses pengawasan sehingga tergantung pada konstruk pengukuran kualitas
laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih laba dan kualitas audit yang digunakan.
baik. Dan di sisi lain, jumlah anggota komite Beberapa keterbatasan yang perlu
audit dapat berpengaruh negatif terhadap diperhatikan dalam penelitian ini dan saran bagi
kualitas laporan keuangan, seperti halnya penelitian selanjutnya adalah: (i) Penelitian
terbukti dalam model prediktabilitas laba ini menggunakan tiga ukuran kualitas laporan
dan konservatisme, konsisten dengan Vafeas keuangan yaitu persistensi, prediktabilitas, dan
(2000) yang mengemukakan bahwa semakin konservatisme akuntansi. Sebenarnya masih
sedikitnya anggota board serta komite audit banyak pengukuran kualitas laporan keuangan
yang ada dalam perusahaan, laba dan informasi lain yang bisa digunakan seperti yang ada dalam
laporan keuangan yang dihasilkan dipercaya penelitian Francis (2004) antara lain income
akan lebih informatif. smoothness, relevansi nilai, dan ketepatan
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan
semakin banyak jumlah rapat komite audit Fanani et al. (2007) yang menyebutkan bahwa
yang diadakan dalam kurun waktu satu tahun, kualitas laporan keuangan tidak hanya bisa
semakin baik kualitas laporan keuangan yang diukur dari satu dimensi saja. Oleh karena itu,
dihasilkan perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih
kesimpulan penelitian yang dilakukan Tiras komprehensif dalam menggunakan ukuran
(2004) yang menyatakan bahwa jumlah kualitas laporan keuangan, (ii) Penelitian ini
rapat yang diadakan komite audit berperan menggunakan sampel perusahaan pada tahun
penting dalam meningkatkan kualitas laporan 2008 dan 2009 dengan jumlah observasi
keuangan perusahaan. sebanyak 204 perusahaan. Saran bagi
Berkaitan dengan efek moderasi dari penelitian selanjutnya adalah memperbanyak
kualitas audit terhadap hubungan antara jumlah tahun observasi yang dilakukan
kualitas komite audit dan kualitas laporan sehingga data yang ditampilkan akan lebih
keuangan, penelitian ini menunjukkan hasil representatif dalam menampilkan kondisi
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 168

komite audit perusahaan di Indonesia dalam Boone, J. P., I. K. Khurana, and K. K. Raman.
tren yang lebih panjang, (iii) Penelitian ini 2010. Do the Big 4 and the Second-
tidak mempertimbangkan bahwa adanya Tier Frms Provide Audits of Similar
kemungkinan pengaruh endogen dalam Quality. Journal Accounting Publik
variabel kualitas audit dimana dimungkinkan Policy, 330-352.
kualitas audit dipengaruhi oleh variabel lain, Carcello, J. V., W. B. Stokely, and A. L. Nagy.
diantaranya misalkan kualitas komite audit. 2004. Auditor Industry Specialization
Aturan Bapepam mengharuskan komite and Fraudulent Financial Reporting.
audit merekomendasikan KAP ke dewan Managerial Auditing Journal, 19 (5),
komisaris, dengan demikian kualitas komite 651-669.
audit berpengaruh positif terhadap kualitas Carolina, A. I. 2011. Pengaruh Tingkat
KAP. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah Pengungkapan, Kepemilikan Terkon-
dengan melakukan uji endogenitas atau dengan sentrasi, dan Konvergensi Standar
meneliti secara dua arah atas kedua variabel Akuntansi terhadap Kualitas Laba:
tersebut. Analisis Lintas Negara Indonesia,
Singapura, Hongkong, dan Australia.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Ahmed, A. S. 2002. The Role of Accounting Copeland, T. and D. Galai. 1983. Information
Conservatism in Mitigating Bond- Effects on the Bid-Ask Spread. The
holder-Shareholder Conflicts over Journal of Finance, 38, 1457-1469.
Dividend Policy and in Reducing Debt Datar, S.M., G.A. Feltham, and J.S. Hughes.
Costs. The Accounting Review 77, 867- 1991. The Role of Audits and Audit
890. Quality in Valuing New Issues. Journal
AICPA. 1994. Comprehensive Report of of Accounting and Economics, 3-49.
the Special Committee on Financial Dechow, P. 1994. Accounting Earnings and
Reporting. New York: AICPA. Cash Flows as Measures of Firm
Alijoyo, A. dan S. Zaini. 2004. Komisaris Performance: The Role of Accounting
Independen: Penggerak Praktik GCG Accruals. Journal of Accounting and
di Perusahaan. Economics, 18, 3-42.
Arens, A. A, M.S. Beasley, and A. A. Jusuf. Dechow, P. M. and I. D. Dichev. 2002. The
2009. Auditing and Assurance Quality of Accruals and Earnings: The
Services and Integrated Approach - An
Role of Accrual Estimation Errors.
Indonesian Adaptation. Prentice Hall.
The Accounting Review Supplement:
Atkinson, A. A and G. A. Feltham. 1982.
Quality of Earnings Conference, 77,
Research to Support Standard Setting
35-59.
in Financial Accounting: A Canadian
Ewert, R. and A. Wagenhofer. 2005. Economic
Perspective. Agency Theory Research
and Financial Accounting Standards, Effects of Tightening Accounting
260. Standards to Restrict Earnings
Baker, C.R. and P. Wallage. 2000. The Future Management. The Accounting Review,
of Financial Reporting in Europe: Its 80(4), 1101-1124.
Role in Corporate Governance. The Fanani, Z., S. Ningsih, dan Hamidah. 2007.
International Journal of Accounting, Faktor-Faktor Penentu Kualitas
35(2), 173-187. Laporan Keuangan dan Kepercayaan
Basu, S. 1997. The Conservatism Principle Investor. Paper dipresentasikan pada
and The Assymetric Timeliness of acara Simposium Nasional Akuntansi
Earnings. Journal of Accounting and VIII, Solo.
Economics, 24 (1), 3-37. Farber, D. F. 2005. Restoring Trust after Fraud:
Does Corporate Governance Matter?
169 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170

The Accounting Review, 80(2), 539- Klein, A. 2002. Audit Committee, Board of
561. Director Characteristics, and Earnings
Francis, J. et al. 2004. Costs of Equity and Management. Journal of Accounting
Earnings Attributes. The Accounting and Economics, 33, 375-400.
Review, 79, 967-1010. Krishnan, J. 2005. Audit Committe Quality
Frankel, R.M., M.F Johnson, and K. K. Nelson. and Internal Control: An Empirical
2002. The Relation between Auditor’s Analysis. The Accounting Review,
Fees for Non Audit Services and 80(2), 649-675.
Earnings Management. The Accounting Krishnamoorthy, G., A. Wright, and J. Cohen.
Review Supplement, 77, 71-105. 2002. Audit Committee Effectiveness
Givoly, D. and C. Hayn. 2000. The Changing and Financial Reporting Quality:
Time-Series Properties of Earnings, Implications for Auditor Independence.
Cash Flow and Accruals: Has Financial Australian Accounting Review, 12(28),
Reporting Become More Conservative? 3–13.
Journal of Accounting and Economics, Lafond, R. and R. L. Watts. The Information
29, 287-320. Role of Conservatism. The Accounting
Godfrey, J. et al. 2010. Accounting Theory 7th Review, 83(2), 447-478.
Edition. Milton: John Wiley & Sons Larcker, D.F. and S.A. Richardson. Fees Paid
Australia. to Audit Firms, Accrual Choices, and
Habib, A. 2011. Audit Firm Industry Corporate Governance. Journal of
Specialization and Audit Outcomes: Accounting Research, 42(3), 625-658.
Insights from Academic Literature. Lin, J.W., J.F. Li, and J.S. Yang. 2006. The Effect
Research in Accounting Regulation, of Audit Committee Performance on
169-190. Earnings Quality. Managerial Auditing
Herusetya, A. 2009. Efektivitas Pelaksanaan Journal, 21(9), 921-933.
Corporate Governance dan Audit Lin, Z. J. and M. Liu. 2009. The Impact of
Eksternal-Auditor dengan Spesialisasi Corporate Governance on Auditor
Industri dalam Menghambat Mana- Choice: Evidence from China. Journal
jemen Laba. Jurnal Akuntansi dan of International Accounting, Auditing
Auditing Indonesia, 13(2), 167-188. and Taxation, 44-59.
IAI. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per Low, K.Y. 2004. The Effects of Audit
1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat. Specialization on Audit Risk Assesment
Iatridis, G. I. 2011. Accounting Disclosures, and Audit Planning Decisions. The
Accounting Quality, and Conditional Accounting Review, 79 (1), 201-219.
and Unconditional Conservatism. Owens-Jackson, L.A., D. Robinson, and W.S.
International Review of Financial Shelton. 2009. The Association between
Analysis, 20, 88-102. Audit Committee Characteristics, The
Jensen, M. C. and H. W. Meckling. 1976. Contracting Process and Fraudulent
Theory of the Firm: Managerial Financial Reporting. American Journal
Behavior, Agency Costs and Ownership of Business, 24 (1), 57-65.
Structure. Journal of Financial Qinghua, W., W. Pingxin, and Y. Jungmin.
Economics, 305-360. 2006. Audit Committee, Board
Kieso, D.E., J.J. Weygandt, and T.D. Warfield. Characteristics and Quality of Financial
2007. Intermediate Accounting 12th Reporting: An Empirical Research on
Edition FASB Update. Wisconsin: John Chineses Securities Market. Guangli
Wiley & Sons. Pinglun Business Review, 49-56.
—. 2007. Intermediate Accounting Vol.1 IFRS McDaniel, L., R.D. Martin, and L.A. Maines.
Edition. Wisconsin: John Wiley & 2002. Evaluating Financial Reporting
Sons. Quality: The Effects of Financial
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit….. 170

Expertise vs Financial Literacy. The Wardhani, R. 2008. Tingkat Konservatisme


Accounting Review, Supplement: Akuntansi di Indonesia dan
Quality of Earnings Conference, 77, Hubungannya dengan Karakteristik
139-167. Dewan sebagai Salah Satu Mekanisme
Rainsbury, E.A., M. Bradbury, and S.F. Cahan. Corporate Governance. Paper dipre-
2009. The Impact of Audit Comittee sentasikan pada acara Simposium
Quality on Financial Reporting Nasional Akuntansi XI.
Quality and Audit Fees. Journal
of Contemporary Accounting &
Economics, 5, 20-33.
Rezaee, Z. 2004. Corporate Governance Role
in Financial Reporting. Research in
Accounting Regulation, 107-149.
Saam, N.J. 2007. Asymmetry in Information
Versus Asymmetry in Power: Implicit
Assumption of Agency Theory. The
Journal of Socio-Economics, 36, 825-
840.
Sangadji, E.M. dan Sopiah. 2010. Metodologi
Penelitian: Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.
Scott, W.R. 2009. Financial Accounting
Theory. Toronto, Ontario: Pearson
Prentice Hall
Sekaran, U. and R. Bougie. 2010. Research
Methods for Business. West Sussex:
John Wiley & Sons.
Sloan, R.G. 2001. Financial Accounting and
Corporate Governance. Journal of
Accounting and Economics, 32, 335-
347.
Stamford, C. 1978. Statement of Financial
Accounting Concepts No.1. FASB.
Tiras, S.L. 2004. Audit Committee Best
practices and Earnings. Commercial
Lending Review, 7-12.
Vafeas, N. 2000. Board Structure and
Informativeness of Earnings. Journal
of Accounting and Public Policy, 139-
160.
Vera-Munoz, S.C. 2005. Corporate Governance
Reforms: Redefined Expectations of
Audit Committee Responsibilities and
Effectiveness. Journal of Business
Ethics, 62(2), 115-127.
Wallace, P. and J. Zinkin. 2005. Mastering
Business in Asia Corporate
Governance. John Wiley & Sons (WZ).

Anda mungkin juga menyukai