Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK II - ETIKA PROFESI & TATA KELOLA PERUSAHAAN

Nama : Ardhani Setyoaji Dosen : Yeney Widya P., SE., Ak., MSA., Ph.D
NIM : 196020302111001 Kelas : WB 2019 - Reguler II
Nama : Hidayat Adi Nugroho Tugas : Resume Artikel
NIM : 196020302111019

KUALITAS TATA KELOLA PERUSAHAAN, BIAYA AUDIT DAN BIAYA JASA NON AUDIT

Perubahan tata kelola perusahaan memfokuskan keefektifan dewan komisaris dan


komite audit untuk peningkatan pelaporan keuangan dan kualitas audit. Dewan komisaris dan
komite audit yang efektif diharapkan meningkatkan transparansi dan keandalan pelaporan
keuangan dan juga mengurangi risiko auditor keliru mmberikan opininya. Dewan komisaris
dan komite audit juga diharapkan dapat melindungi independensi auditor dengan memikul
tanggung jawab penunjukkan dan remunerasi auditor serta menyediakan platform
independen bagi auditor dalam memberikan opini atas kebijakan perusahaan. Jadi,
perubahan tata kelola tidak hanya berdampak pada kualitas audit, tetapi juga remunerasi
auditor seperti biaya audit (audit fees – AF) dan biaya jasa non audit (non audit service fees –
NASF).
Potensi risiko litigasi dan penurunan reputasi menyebabkan perusahaan dengan
kualitas komite audit yang tinggi lebih efektif dalam bertanggungjawab dan memonitor
proses eksternal audit dibandingkan perusahaan dengan kualitas komite audit yang rendah.
Oleh karenanya, AF diharapkan dapat tetap menjaga kualitas audit ketika ada tuntutan
cakupan audit yang lebih luas. Di lain pihak, perusahaan dengan kualitas komite audit yang
tinggi cenderung meningkatkan independensi auditor dan membantu memperkuat proses
pengawasan internal, sehingga NASF diharapkan semakin rendah.
Penelitian ini menguji hubungan kualitas tata kelola dengan remunerasi auditor di
Inggris berdasarkan pengukuran empat dimensi efetivitas komite audit (audit committee
effectiveness – ACE), yaitu independensi anggota komite audit, financial expertise anggota
komite audit, diligence (frekuensi rapat) komite audit, dan jumlah komite audit. Penelitian ini
menguji pengaruh ACE pada AF dan NASF.
Penelitian ini dibuat karena perkembangan peraturan tata kelola perusahaan yang
menjadi panduan dan rekomendasi terkait struktur dewan direksi dan komite audit untuk
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan audit eksternal. Aturan baru terkait tata
kelola perusahaan telah diadopsi oleh NYSE dan NASDAQ mengharuskan indepensi seluruh
audit, kompensasi dan nomisasi komite. SOx 2002 juga mengharuskan independensi komite
audit.
Walaupun efek globalisasi dapat memunculkan rekomendasi starndar umum tata
kelola perusahaan, tapi hal tersebut tidak dapat terimplementasi sepenuhnya. Tidak
mengherankan bila banyak penelitian terkait tata kelola perusahaan dan remunerasi auditor
di Amerika Serikat dengan lingkungan regulasi yang tinggi. Sedangkan pada lingkungan
dengan regulasi yang lebih rendah seperti di Inggris dan Australia, tidak ada bukti hubungan
antara tata kelola perusahaan dan remunerasi auditor. Penelitian Clatworthy dan Peel (2007)
menguji dampak kegagalan perusahan dan variabel baru lainnya yang tercermin pada laporan
keuangan terhadap fee audit eksternal di Inggris. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa
biaya audit lebih tinggi secara signifikan pada perusahaan publik limited dairpada perusahaan
private limited.
Efektivitas komite audit dan dampaknya terhadap biaya audit dan biaya jasa non audit
tidak sepenuhnya dapat dipahami. Yang pertama, saran rasionalisasi yang berbeda-beda
terkait keberadaan komite audit yang berdampak pada kenaikan atau penurunan biaya audit
dan biaya jasa non audit. Jika komite audit berorientasi pada peningkatan kualitas audit, maka
akan berdampak pada peningkatan biaya audit. Sedangkan jika keberadaan komite audit
bertujuan untuk pengetatan pengawasan internal, maka akan berdampak pada penurunan
biaya audit.
Berdasarkan rekomendasi dari Smith Report (2003), penelitian ini berpendapat agar
komite audit dapat efektif, maka harus memenuhi paling tidak empat karakteristik berikut ini
1. Anggota komite harus terdiri dari anggota komisaris independen
2. Anggota komite minimal harus terdiri dari satu komisaris yang mempunyai
financial expertise
3. Komite audit melakukan rapat minimal tiga kali dalam setahun
4. Komite audit minimal terdiri dari tiga orang untuk menjalankan fungsinya
dengan efektif
Penelitian ini menggunakan keempat karakteristik tersebut di atas sebagai variabel
independen untuk mewakili keefektifan komite audit ACE, kemudian menguji hubungan
variabel tersebut terhadap AF dan NASF.
Penelitian Hey dkk (2006) mengamati bahwa penelitian yang menguji hubungan
antara tata kelola perusahaan dengan biaya audit masih terbatas dan bukti awal
menunjukkan hasil yang bertentangan terkait arah hubungannya. Penelitian sebelumnya
menyajikan dua perspektif hubungan. Perspektif pertama utamanya berdasrkan teori agensi
yang menunjukkan bahwa dewan fokus pengawasan yang semakin kuat akan menuntut
kualitas audit yang semakin tinggi berakibat pada upaya audit yang dibutuhkan semakin tinggi
sehingga biaya audit juga semakin tinggi. Perspektif yang lain memperlakukan biaya audit
sebagai produk samping fungsi audit. Hal ini menyiratkan bahwa jika mekanisme tata kelola
kuat, auditor eksternal cenderung menanggapi adanya pengurangan risiko dengan
penurunan upaya audit sehingga biaya audit akan semakin rendah. Menurut penelitian
Knechel dan Willekens (2006), tuntutan terhadap audit merupakan fungsi dari serangkaian
risiko yang dihadapi oleh stakeholder individu dalam suatu organisasi dan seperangkat
mekanisme kontrol yang tersedia untuk memitigasi risiko-risiko tersebut:
Karena keputusan individu tentang proses dan prosedur kontrol dapat mengalihkan
manfaat dan biaya antar kelompok stakeholder, net investment audit dapat meningkat
ketika banyak stakeholder, seperti komite audit, terlibat dalam keputusan tata kelola
perusahaan.
Hasil penelitian tersebut menyatakan biaya audit semakin tinggi ketika perusahaan
mempunyai komite audit, mengungkapkan semakin tinggi level manajemen risiko keuangan,
dan jumlah dewan komisaris independen lebih banyak. Ada beberapa hasil penelitian yang
menemukan bukti bahwa komite audit dapat mempengaruhi secara langsung cakupan audit
eksternal.
Variabel kontrol penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu efektivitas
dewan komisaris dan faktor-faktor terkait perusahaan. Dua hal tersebut berpotensi memiliki
pengaruh pada level AF dan NASF. Dengan memasukkan variabel efektifitas dewan komisaris
ke dalam model penelitian ini, pemeriksaan lebih lanjut apakah ACE memiliki pengaruh
terhadap remunerasi auditor dapat dilakukan. Menurut penelitian Carcello et al. (2002)
tentang karakteristik dewan komisaris dan AF berdasarkan sampel perusahaan Fortune 1000
dengan tahun fiskal yang berakhir antara April 1992 dan Maret 1993, menemukan bahwa
variabel komite audit tidak memberikan kekuatan penjelas tambahan ketika karakteristik
dewan komisaris dimasukkan dalam model. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada variabel
komite audit yang secara signifikan terkait dengan biaya audit. Karena komite audit memiliki
tanggung jawab pengawasan khusus untuk pelaporan keuangan dan audit eksternal, setelah
mengendalikan variabel dewan direksi, variabel uji penelitian ini ACE akan memiliki hubungan
positif yang signifikan dengan AF dan hubungan signifikan negatif dengan NASF.
HUBUNGAN ANTARA BIAYA AUDIT EKSTERNAL, KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN
AUDIT INTERNAL

Penelitian ini menguji apakah dalam setting Australia, keberadaan komite audit,
karakteristik komite audit dan penggunaan audit internal berkorelasi dengan tingginya biaya
audit. Ini adalah pertanyaan penelitian yang menarik karena biaya audit yang semakin tinggi
menyiratkan kualitas audit semakin tinggi. Kualitas audit yang semakin tinggi seharusnya
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan mengurangi risiko auditor memberikan opini
audit yang salah. Penelitian ini termotivasi oleh penekanan peraturan pada peran komite
audit dalam mengawasi dan memperkuat proses audit dan hasil yang bertentangan dari
penelitian-penelitian sebelumnya di Amerika Serikat.
Penelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi biaya audit berkorelasi dengan
keberadaan komite audit, menunjukkan bahwa komite audit menuntut kualitas audit yang
lebih tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa biaya audit yang semakin tinggi
dikaitkan dengan rapat komite audit yang lebih sering. Independensi dan keahlian akuntansi
dan keuangan komite audit tidak secara signifikan berkorelasi dengan biaya audit. Namun,
independensi, keahlian dan frekuensi rapat, dengan analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa
keahlian berkorelasi dengan biaya audit yang lebih tinggi ketika frekuensi rapat dan
independensi rendah. Hasil ini konsisten dengan tuntutan anggota komite audit, yang
mempunyai keahlian akuntansi dan keuangan, terkait assurance level yang lebih tinggi dalam
keadaan seperti itu. Ini menunjukkan bahwa independensi, keahlian dan frekuensi pertemuan
memainkan peran yang saling melengkapi dalam meningkatkan efektivitas komite audit
sehubungan dengan kualitas audit. Namun, hubungannya cukup kompleks dan memerlukan
penelitian lebih lanjut.
Penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan audit internal dikaitkan dengan
biaya audit eksternal yang lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
semakin terlibat dalam pengawasan internal melalui penggunaan audit internal semakin
menuntut kualitas audit eksternal yang lebih tinggi. Ini menyiratkan bahwa direktur
perusahaan-perusahaan ini mengakui pentingnya kedua jenis audit sebagai mekanisme untuk
memperkuat tata kelola perusahaan.
Hubungan antara komite audit dan audit eksternal cukup kompleks, berdasarkan
sudut pandang permintaan jasa audit oleh perusahaan dan penawaran jasa audit oleh auditor
eksternal. Dari sudut pandang permintaan, keberadaan komite audit dapat menyebabkan
peningkatan biaya audit karena komite harus memastikan bahwa jam audit berada pada level
yang tidak mengurangi kualitas audit.
Dari sisi penawaran, keterlibatan komite audit dalam memperkuat pengawasan
internal dapat menyebabkan auditor eksternal mengurangi tingkat risiko pengendalian yang
dinilai, sehingga menghasilkan pengujian yang kurang substantif dan, karenanya, biaya audit
yang lebih rendah. Namun, hal ini dapat disangkal dengan peningkatan jam audit sebagai
akibat dari kebutuhan mitra audit untuk berhubungan dengan komite audit, menghadiri rapat
komite dan menyiapkan laporan. Goodwin dan Munro (2004) menemukan bahwa auditor
percaya bahwa kehadiran komite audit memiliki dampak kecil pada pengujian audit tetapi
biaya audit lebih besar karena peningkatan waktu partner dan manajer. Selain itu, Abbott et
al. (2003) menyarankan bahwa komite yang efektif harus mengurangi ancaman
pemberhentian auditor, sehingga memperkuat posisi tawar auditor selama negosiasi biaya.
Penelitian sebelumnya tentang hubungan antara biaya audit, komite audit dan
penggunaan audit internal tidak meyakinkan dan memberikan hasil yang bertentangan.
Penelitian ini, yang dilakukan dalam setting Australia, menemukan bahwa keberadaan komite
audit dikaitkan dengan semakin tingginya biaya audit. Penemuan ini konsisten dengan
permintaan komite audit untuk kualitas audit yang lebih tinggi (Francis, 2004). Studi ini juga
menemukan bahwa rapat komite audit yang lebih sering dikaitkan dengan biaya audit yang
lebih tinggi, menunjukkan bahwa diligence komite audit berkorelasi dengan tuntuan kualitas
audit yang semakin tinggi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan dampak interaksi tiga arah antara karakteristik
komite audit. Eksplorasi lebih lanjut dari dampak ini menunjukkan bahwa peningkatan
keahlian komite dikaitkan dengan biaya audit yang lebih tinggi hanya ketika frekuensi
pertemuan dan independensi rendah. Hasil ini konsisten dengan anggota komite audit
dengan keahlian akuntansi dan keuangan yang menuntut audit kualitas yang lebih tinggi
dalam keadaan ini. Hal ini menunjukkan hubungan yang saling melengkapi antara
independensi, keahlian dan frekuensi pertemuan dan menunjukkan bahwa peran yang
dimainkan karakteristik ini dalam meningkatkan efektivitas komite audit sehubungan dengan
audit eksternal cukup kompleks. Perusahaan dengan biaya audit yang lebih tinggi juga lebih
cenderung menggunakan tingkat audit internal yang lebih besar. Temuan kami menyiratkan
bahwa komite audit, audit internal dan audit eksternal adalah mekanisme yang saling
melengkapi dalam kerangka tata kelola. Meskipun beberapa kegiatan audit internal dapat
menggantikan pekerjaan audit eksternal (Felix et al., 2001), temuan kami menunjukkan
bahwa perusahaan dengan fungsi audit internal yang besar juga terlibat dalam tingkat
pemantauan keseluruhan yang lebih tinggi. Studi ini sangat penting mengingat runtuhnya
perusahaan besar yang telah menunjukkan bahwa auditor belum menemukan salah saji
material dalam laporan keuangan perusahaan-perusahaan ini. Ini memiliki implikasi bagi
mereka yang terlibat dalam tata kelola perusahaan karena menunjukkan bahwa perusahaan
dengan komite audit aktif dan fungsi audit internal yang lebih besar menghabiskan lebih
banyak biaya untuk audit eksternal, menunjukkan tuntutan untuk kualitas audit yang lebih
tinggi. Selain itu, temuan ini menunjukkan bahwa mungkin tidak tepat untuk
menggeneralisasi hasil studi di luar negeri ke lingkungan Australia.
Penelitian ini memiliki beberapa catatan keterbatasan dan ini memberikan peluang
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Jumlah karyawan dalam audit internal mungkin bukan
ukuran yang baik dari penggunaan audit internal karena tidak memperhitungkan penggunaan
outsourcing atau penugasan karyawan ke dalam audit internal secara sementara. Ukuran
anggaran audit internal dapat digunakan dalam penelitian masa depan. Ada juga batasan
dengan ukuran efektivitas komite audit kami. Langkah-langkah kemandirian, keahlian dan
ketekunan yang lebih halus dari anggota komite audit dapat dikembangkan dan digunakan
dalam studi masa depan. Selain itu, model penelitian ini tidak menunjukkan hubungan sebab
akibat antara variabel yang diuji. Meskipun penelitian sebelumnya telah menunjukkan
hubungan antara biaya audit dan kualitas audit, penelitian tambahan diperlukan untuk
membedakan antara sisi penawaran dan efek samping permintaan pada biaya audit dan
untuk mengungkap keterkaitan yang kompleks antara berbagai mekanisme pemantauan.

Anda mungkin juga menyukai