05 Yuk, Tanggap Dan Bijak Berbagi Informasi Bencana Alam Melalui Aplikasi Chat PDF
05 Yuk, Tanggap Dan Bijak Berbagi Informasi Bencana Alam Melalui Aplikasi Chat PDF
Novi Kurnia
Zainuddin Muda Z. Monggilo
Wisnu Martha Adiputra
PROGRAM STUDI
MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YUK, TANGGAP DAN BIJAK BERBAGI INFORMASI BENCANA
ALAM MELALUI APLIKASI CHAT
Penulis
Novi Kurnia
Zainuddin Muda Z. Monggilo
Wisnu Martha Adiputra
Tim Riset
Ari Setiawan
Ellya Pratiwi
Ibnu Darmawan
Rani Diah Anggraini
Resty Widyanty
Rona Rizkhy Bunga C.
Valente Gusmao
Wasvita Sari
Wheni Sixtyaningsih
Yy Wima R.
Sampul
Gilang Adikara
Intania Poerwaningtias
ISBN 978-602-71877-6-4
SIBERKREASI
iii
Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi berterima kasih
pada para mitra kami yang tanpa lelah mencurahkan waktu
dan tenaganya untuk mengedukasi masyarakat. Kedewasaan,
kecakapan, dan keamanan dalam menggunakan media digital
sangat perlu diperjuangkan. Di balik jutaan kesempatan bagi
masyarakat Indonesia pada era transformasi digital, terdapat
masalah serius yang sama banyaknya, mulai dari: penyebaran
konten negatif, seperti perundungan siber, ujaran kebencian,
radikalisme daring, ketergantungan pada gawai, eksploitasi
seksual dan pornografi; hingga keterbatasan kompetensi
dasar menuju revolusi industri 4.0. Kami percaya bahwa
pendidikan adalah pilar paling penting untuk mencegah dan
menanggulangi potensi ancaman yang ditimbulkan oleh
penyimpangan pemanfaatan teknologi.
iv
Sasaran literasi digital perlu diperluas, sehingga dalam
Seri Buku Literasi Digital kali ini kami dengan bangga
mempersembahkan terbitan dari pelbagai kontributor dari
bidang keahlian yang majemuk. Tema-tema literasi digital,
antara lain: tata kelola digital, pola asuh digital, ekonomi digital,
gaya hidup digital, dan kecakapan digital; dapat ditemui untuk
dipelajari serta disebarluaskan ke khalayak ramai. Kami harap,
para orang tua, siswa, anak-anak, hingga pemerintah daerah,
dapat mengambil manfaat penuh dari rangkaian terbitan ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang
telah mendukung dan berkontribusi dalam peluncuran Seri
Buku Literasi Digital yang kedua. Untuk para pembaca, kami
sampaikan selamat menjumpai ilmu baru dan jangan segan
menjadi duta literasi digital bagi sekitar.
v
PRAKATA
JARINGAN PEGIAT LITERASI DIGITAL
(JAPELIDI)
vi
dalam kegiatan sosialisasi digital adalah sosialisasi. Sedangkan
kelompok sasaran yang paling sering menjadi target beragam
gerakan literasi digital adalah kaum muda.
vii
Tujuan dari penerbitan serial buku panduan Japelidi ini adalah
untuk menyediakan pustaka yang memadai sekaligus aplikatif
sehingga bisa diterapkan secara langsung oleh kelompok
sasaran yang dituju. Dengan begitu, buku-buku tersebut bisa
dimanfaatkan untuk baik akademisi, pegiat maupun kelompok
sasaran kegiatan literasi digital.
Koordinator Japelidi
Novi Kurnia
viii
PRAKATA
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
UGM
ix
dua sisi. Dengan demikian, literasi digital sangat penting
untuk dipahami dan dikuasai oleh masyarakat Indonesia,
terutama untuk meningkatkan beragam kompetensi dalam
menggunakan media baru. Departemen Ilmu Komunikasi
UGM memiliki kewajiban moral untuk ikut serta dalam upaya
meminimalkan dampak negatif tersebut demi kemajuan
masyarakat ke arah yang lebih baik.
x
Pengabdian Masyarakat untuk mengenalkan literasi digital
pada berbagai komunitas, antara lain di bidang pendidikan.
Selain itu, secara aktif Departemen Ilmu Komunikasi UGM
bersama Japelidi berkolaborasi untuk merancang dan
menyusun buku panduan. Secara akumulatif, Japelidi menyu-
sun dua puluh tiga buku panduan literasi digital. Departemen
Ilmu Komunikasi UGM sendiri sejauh ini telah menyusun dua
buku panduan literasi digital, yaitu literasi digital untuk game
daring dan literasi digital untuk bencana alam. Salah satu dari
buku panduan tersebut adalah buku yang tengah Anda baca
ini. Paling tidak ini adalah sebuah langkah konkret Departemen
Ilmu Komunikasi UGM memberikan kontribusi nyata bagi
masyarakat Indonesia dalam menghadapi dinamika media
baru dan masyarakat informasi.
xi
DAFTAR ISI
xiii
Tahapan Tujuh
Mendistribusikan Informasi Bencana Alam 40
Tahapan Delapan
Memproduksi Informasi Bencana Alam 42
Tahapan Sembilan
Berpartisipasi dalam Mengelola Informasi Bencana Alam 45
Tahapan Sepuluh
Berkolaborasi Mengelola Informasi Bencana Alam 48
Jadilah Pengguna Aplikasi Chat yang Tanggap dan Bijak
Saat Bencana Alam Terjadi 50
Daftar Pustaka 54
Penghargaan 56
Tentang Penulis 57
Lampiran 58
xiv
S ebagai negara kepulauan yang terletak di sepanjang
khatulistiwa dan cincin api Pasifik, Indonesia adalah
salah satu negara yang rawan bencana alam.1 Bahkan,
secara mengejutkan, Indonesia juga dijuluki sebagai negara
supermarket bencana alam.2 Mengapa disebut demikian?
Karena jumlah bencana alam terlalu sering terjadi di berbagai
wilayah di Indonesia.
Tabel 1
Bencana Alam di Indonesia Tahun 2017
Jumlah
No. Jenis Bencana Alam Persentase
Kejadian
1. Banjir 979 34,12%
2. Puting beliung 887 30,92%
3. Tanah longsor 848 29,56%
4. Kebakaran hutan dan lahan 96 3,35%
5. Gempa bumi 23 0,80%
6. Kekeringan 19 0,66%
7. Gelombang pasang/abrasi 11 0,38%
8. Letusan gunung api 6 0,21%
Total 2869 100%
Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (dibi.bnpb.go.id)
2
Apa saja dampak bencana alam tahun 2017 tersebut? Dari
data yang dikumpulkan oleh BPNB, ribuan bencana alam
yang terjadi pada tahun 2017 tersebut mengakibatkan banyak
korban jiwa. Tercatat sejumlah 378 orang meninggal atau
dinyatakan hilang, 1.042 orang luka-luka, dan 3.674.389 orang
terdampak dan mengungsi akibat beragam bencana alam
yang terjadi.
3
Meskipun begitu, dengan semakin banyaknya orang
menyaksikan berbagai kerusakan akibat bencana alam, tidak
berarti secara otomatis membuat orang menyadari bahwa
kesiapan menghadapi bencana semakin penting di Indonesia.
4
Dalam rangka menunjang kesiapsiagaan tersebut, berbagai
informasi mengenai bencana alam dibuat oleh berbagai
institusi dan komunitas. Informasi tersebut sangat beragam
jika dilihat dari jenis bencana alam, ada yang menyajikannya
secara umum atau secara spesifik misal tentang bencana
banjir, gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung berapi,
tsunami, kekeringan, puting beliung, kebakaran hutan, dan
gelombang pasang.
5
Permasalahan ini biasanya muncul pada saat bencana terjadi,
informasi muncul dari berbagai arah dan membuat orang ingin
segera berbagi informasi tanpa melakukan beragam proses
sebelumnya.
6
P erkembangan pengguna internet di Indonesia termasuk
cepat. Pada tahun 2017 jumlah pengguna internet
diperkirakan sekitar 50% dari 262 juta penduduk Indonesia
atau sekitar 153, 3 juta jiwa. Terdapat kenaikan sekitar 20
juta jiwa dari tahun sebelumnya yang berjumlah sekitar 132,7
juta jiwa. Berdasarkan usia pengguna internet di Indonesia,
pengguna dalam kategori usia 19 – 34 tahun adalah sekitar
49,52%, usia 13 – 18 tahun adalah 16,68%, dan usia 35 – 54
tahun adalah sekitar 29,55% (APJII, 2017). Dengan demikian
penduduk berusia muda adalah pengguna terbesar dari media
baru. Data ini semakin menunjukkan arti penting literasi
digital bagi penduduk berusia muda. Walau begitu, penduduk
yang dikategorikan berusia dewasa juga tidak bisa dinafikkan
sebagai pengguna karena pengaruhnya pada anak-anak
mereka dan penduduk berusia muda di tempat tinggal masing-
masing.
8
ideologi terorisme. Belum lagi kecanduan belanja online yang
melampaui penghasilan, yang juga termasuk dampak negatif
karena maraknya bisnis jual-beli online yang luar biasa.
9
Selain itu, kegiatan literasi digital masih berlangsung pada
tahap pengenalan dengan metode penyuluhan pada target
sasaran yang bersifat umum. Literasi digital belum berfokus
pada lahirnya serangkaian kompetensi pada warga (Kurnia
& Astuti, 2017). Masih diperlukan banyak upaya agar literasi
digital semakin menyebar dan dikuasai dengan baik oleh
seluruh warga negara. Suatu upaya yang tentunya tidak
ringan dan memerlukan kerjasama berbagai pihak, antara
lain pihak pemerintah, kampus, para penggiat, termasuk para
pengembang aplikasi.
10
dikomentari dan disebarkan kembali dengan cepat. Produsen
dan pengguna konten juga masih terpisah dan posisi keduanya
tidak bisa dipertukarkan.
11
Literasi digital, seperti halnya literasi media, memiliki tiga
elemen (Potter, 2004; Potter, 2014). Elemen pertama adalah
kompetensi atau kecakapan yang mesti dimiliki oleh individu
ketika mengakses media baru. Kecakapan ini adalah unsur
utama dan terpenting. Elemen kedua adalah lokus personal,
yaitu individu yang berinteraksi dengan individu lain. Pada
titik ini, konsekuensi sosial dari literasi digital menjadi
sangat penting. Literasi digital berguna ketika individu
memerlukannya. Misalnya, literasi game daring akan lebih
berguna untuk para remaja yang mengakses game daring,
bukan untuk orang dewasa yang tidak atau jarang mengakses
game daring. Lokus personal tidak hanya berkaitan dengan diri
melainkan juga dengan individu berinteraksi dengan individu
lain dan komunitas. Dengan demikian lokus personal juga
memiliki konsekuensi sosial. Ketika berhadapan dengan media
baru, individu dapat memiliki tiga posisi yaitu: individu yang
termediasi, individu yang virtual, dan individu yang berjaringan
(berbagi dan kolaborasi dengan individu lain melalui media
baru) (Bolter & Grusin, 1999). Elemen ketiga adalah struktur
pengetahuan. Literasi digital pada akhirnya akan menjadikan
individu memiliki pengetahuan yang baik mengenai informasi
dan dunia sosial yang dijalaninya.
12
Sepuluh Tahapan Kompetensi Literasi Digital
Japelidi
10
KOMPETENSI
1.
2.
3.
Mengakses
Menyeleksi
Memahami
4. Menganalisis
LITERASI
5. Memverifikasi
DIGITAL 6. Mengevaluasi
JAPELIDI 7. Mendistribusikan
8. Memproduksi
9. Berpartisipasi
10. Berkolaborasi
13
Kompetensi pertama adalah mengakses.
Kompetensi mengakses mengacu pada serangkaian
keterampilan teknis yang diperlukan bagi seorang individu
ketika berinteraksi dengan media baru. Contohnya adalah
seorang individu membutuhkan informasi mengenai cara
mengoperasikan komputer sebelum mengolah konten yang
akan diunggah di media baru, bagaimana untuk mencari/
menemukan informasi, bagaimana menggunakan teknologi
informasi (misalnya internet), dan sebagainya.
14
individu harus mampu bereksperimen dengan lingkungan
mereka untuk memecahkan masalah, untuk menafsirkan
dan membangun model dinamis, untuk memindai lingkungan
mereka dan pergeseran fleksibel ke informasi penting, dan
untuk menangani arus informasi di berbagai jenis dan media.
15
dengan mengintegrasikan sudut pandang mereka sendiri
dan untuk merekonstruksi pesan media. Misalnya, individu
diharapkan untuk membandingkan berita dengan tema yang
sama dari sumber yang berbeda. Kompetensi ini mengacu
pada kemampuan untuk mengambil cuplikan konten dan
menggabungkannya dengan makna tertentu. Ketika individu
memadukan konten media, mereka akan menghargai “struktur
dan makna terpendam” dari konten atau bahasa.
16
Kompetensi ketujuh adalah mendistribusikan.
Kompetensi mendistribusikan berkaitan dengan kemampuan
individu untuk menyebarkan informasi yang ada di tangan
mereka. Dibandingkan dengan kecakapan prosumsi, kecakapan
ini biasanya melibatkan proses berbagi. Contoh yang relevan
termasuk kemampuan individu untuk menggunakan fungsi
build-in pada situs jaringan sosial untuk berbagi perasaan
mereka (misalnya seperti suka/tidak suka), untuk berbagi
pesan media, dan untuk menilai/orang untuk produk/jasa.
Kecakapan ini juga berfokus pada “kemampuan untuk mencari,
mensintesis, dan menyebarkan informasi” dalam jaringan.
17
Kompetensi kesembilan adalah berpartisipasi.
Kecakapan ini dekat dengan budaya partisipatif yang mengacu
pada kemampuan untuk terlibat secara interaktif dan kritis
dalam lingkungan media baru. Misalnya, individu diharapkan
untuk secara aktif ikut membangun dan memperbaiki salah
satu ide-ide orang lain dalam media platform tertentu (misalnya
blog, chat room, Skype, Facebook, dll). Dengan kata lain,
kecakapan ini menyatukan pengetahuan dan membandingkan
catatan dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
18
Misalnya, inisiasi pertama dari sebuah thread dengan kekritisan
akan penciptaan; sedangkan refleksi berikutnya (komentar/
reaksi dari thread tersebut) akan dilihat sebagai tindakan
partisipasi.
19
J ika ada pepatah lama yang mengatakan bahwa buku
adalah jendela dunia, maka di zaman sekarang—yang
sering disebut dengan istilah zaman now—dunia ada dalam
genggaman tangan. Sebab internet dengan mudahnya diakses
melalui telepon genggam yang ada di tangan kita. Internet
menyediakan informasi yang cenderung tidak terbatas dari
segi kuantitas maupun kualitasnya dalam waktu yang sangat
cepat. Singkat kata, siapa pun yang memiliki akses internet
dapat menguasai dunia informasi.
21
Bagaimana caranya?
22
penerima pesan tidak lagi akan membaca pesan keliru karena
sudah Anda hapus. Fitur standar lainnya seperti meneruskan
pesan (forward message), membalas pesan (reply message),
dan menyalin pesan (copy message) juga haruslah sudah
dipahami penggunaannya secara benar.
23
networking sites) seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan
situs berbagi video (video sharing sites) seperti YouTube6.
24
Informasi kebencanaan yang didapatkan dari berbagai sumber
termasuk situs resmi milik pemerintah masih perlu diseleksi
kembali. Dalam proses seleksi informasi tersebut, terdapat
beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
26
bermunculan di berbagai grup chat. Biasanya informasi
yang didapatkan berbeda satu sama lain baik isinya maupun
sumbernya. Anda sebaiknya terus waspada dan jeli untuk
memastikan informasi yang Anda terima bisa dipercaya dan
mendapatkan klarifikasi resmi dari institusi terkait. Ingat tahan
jempol Anda untuk segera menyampaikan informasi tersebut
ke berbagai grup chat yang Anda miliki sebelum informasinya
betul-betul akurat.
27
Contoh lain adalah saat terjadi erupsi Gunung Merapi pada
bulan Juni 2018 beredar informasi dan foto kawah merapi.
Setelah diklarifikasi oleh BPTTKG melalui Twitter resmi
mereka dinyatakan bahwa informasi tersebut palsu (hoaks)
sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah ini.
28
Informasi bencana alam yang sudah diakses dan diseleksi
selanjutnya perlu dimaknai dalam kerangka pemahaman
Anda sendiri. Pemahaman yang benar terhadap informasi saat
bencana alam terjadi membuat Anda tidak mudah goyah dan
terombang-ambing dalam mengambil sikap maupun tindakan
dalam mengelola informasi tersebut.
30
Pertama, terapkan sifat terbuka terhadap informasi
baru yang selama ini belum pernah Anda dapatkan.
Informasi lama yang Anda pahami dapat dikombinasikan
untuk memahami informasi baru.
31
A nalisis informasi bencana alam tidaklah sesulit yang Anda
bayangkan. Berikut adalah kiat-kiat dalam menganalisis
informasi bencana alam dalam aplikasi chat:
Hal ini penting karena bisa saja nama yang disebutkan tidak
pernah mengeluarkan pernyataan apa pun atau yang paling
fatal adalah nama tersebut hanyalah fiktif belaka.
33
Kemungkinan akun dan nomor palsu yang dipasang bisa saja
terjadi. Jika Anda menemukannya, segera ganti ke kontak
yang seharusnya dan sebarkan.
34
P roses verifikasi pesan bencana alam melalui aplikasi chat
sedianya dapat dilakukan secara bersamaan dengan
dengan langkah-langkah dalam aktivitas menganalisis.
Akan tetapi, proses verifikasi pesan lebih menekankan pada
bagaimana informasi yang telah dianalisis sebelumnya benar-
benar terkonfirmasi.
36
P ada tahap mengevaluasi, sebaiknya pengguna aplikasi chat
melihat lagi dengan saksama beragam informasi bencana
alam yang sudah diverifikasi pada tahap selanjutnya.
Bagaimana caranya?
38
Jika melalui chat personal, apakah yang bersangkutan cukup
dewasa untuk memahami informasi yang akan disampaikan?
Jika melalui chat grup, apakah semua anggota grup cukup
dewasa untuk memahami informasi yang akan disampaikan?
39
P ada tahap mendistribusikan informasi bencana alam,
pengguna aplikasi chat membagikan informasi bencana
alam setelah mengevaluasi dampak informasi, target sasaran
dan kapan informasi dibagikan.
41
D alam tahapan memproduksi, pengguna aplikasi chat
tidak hanya mendistribusikan informasi bencana alam
dari sumber lain tapi juga menyusun informasi baru mengenai
bencana alam dengan mengolah berbagai data dari berbagai
sumber-sumber yang dapat dipercaya.
43
Selain itu, pastikan Anda menyamarkan (tidak menunjukkan)
foto atau video korban bencana alam secara apa adanya.
44
Dalam tahap berpartisipasi, pengguna aplikasi chat aktif
berpartisipasi dalam berbagi informasi bencana alam yang
“baik/etis” baik melalui media sosial maupun dalam kegiatan
sosial sehari-hari.
Bagaimana caranya?
46
Keempat, memberikan catatan atau komentar
seperlunya jika ada orang-orang di sekitar Anda
memberikan informasi bencana alam yang kurang
akurat atau palsu atau tidak etis dari pengguna aplikasi
chat atau media sosial lainnya dengan menunjukkan
informasi yang akurat atau benar atau etis.
47
D alam tahap berkolaborasi, pengguna aplikasi chat
berinisiatif dan mendistribusikan informasi bencana alam
yang akurat, jelas dan etis bersama pemangku kepentingan
lain.
49
P ada saat bencana alam terjadi, kebanyakan orang
cenderung panik karena membayangkan dampak yang bisa
ditimbulkan oleh bencana alam baik terhadap manusia, rumah
tinggal, jalan raya, fasilitas umum (pendidikan, kesehatan, dan
peribadatan), maupun alam sekitar.
Jika Anda ingin menjadi pengguna aplikasi chat yang bijak saat
bencana alam terjadi maka bersikaplah tenang, jangan panik,
dan ikuti sepuluh tahapan di atas, agar Anda jadi pengguna
aplikasi yang bijak saat bencana alam terjadi.
51
kolaborasi, dengan demikian pengguna haruslah menggunakan
aplikasi chat untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dalam
mengelola informasi bencana alam dengan sesama pengguna
untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkannya.
52
Endnotes
i
Lihat selengkapnya dalam Susanto dkk 2016; CFE-DMHA 2015;
Indriasari dkk 2015; Seyle dkk 2013; dan Kusumasari 2012.
ii
Istilah supermarket bencana dikeluarkan oleh Wilmott (2014).
iii
Data tentang kejadian bencana alam selama sepuluh tahun
terakhir bisa dilihat di website resmi BNPB (dibi.bnpb.go.id).
iv
Penjelasan mengenai pentingnya literasi bencana bisa dilihat di
Priyowidodo & Luik 2014
v
Informasi kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dapat
dilihat pada Buku Saku Tanggap, Tangkas, dan Tangguh
Menghadapi Bencana yang diterbitkan oleh BNPB Nasional.
vi
Kanal informasi daring resmi milik instansi pemerintah terkait ini
dapat Anda temukan pada lampiran.
53
DAFTAR PUSTAKA
54
CFE-DMHA, C. f. (2015). Indonesia disaster management
reference handbook. Hawaii: Centre for Excellence in
Disaster Management & Humanitarian Assistance (CFE-
DMHA).
Chen, D., Wu, J. & Wang, Y. (2011). Unpacking new media
literacy. SYSTEMICS, Cybernetics and Informatics
Volume 9 – Number 2, 85 – 88.
Flew, T. (2014). New media (4th ed.). Oxford: Oxford University
Press.
Fuchs, C. (2014). Social media: A critical introduction. London:
Sage Publications.
Kurnia, N. & Santi, I. A. (2017). Peta gerakan literasi digital
di Indonesia: Studi tentang pelaku, ragam kegiatan,
kelompok sasaran dan mitra. INFORMASI Kajian Ilmu
Komunikasi, 47(2), 149-166.
Lin, T.-B., Li, J.-Y., Deng, F., & Lee, L. (2013). Understanding
new media literacy: An explorative theoretical framework.
Educational Technology & Society, 16(4), 160–170.
Potter, W. J. (2004). Theory of media literacy: A cognitive
approach. London: Sage Publications.
Potter, W. James (2014). Media literacy (7th ed.). London: Sage
Publications.
55
PENGHARGAAN
56
TENTANG PENULIS
57
LAMPIRAN
Instansi/
No. Lembaga/ Situs Situs Jejaring Sosial
Komunitas
1. Balai www. Facebook: @infoBpptkg
Penyelidikan dan merapi.
Twitter: @BPPTKG
Pengembangan geologi.
Teknologi esdm.go.id Instagram: @bpptkg
Kebencanaan
YouTube: BPPTKG Channel
Geologi
(BPPTKG)
58
Instansi/
No. Lembaga/ Situs Situs Jejaring Sosial
Komunitas
4. Badan www.bpbd. Facebook: Pusdalops BPBD
Penanggulangan slemankab. Kabupaten Sleman
Bencana Daerah go.id
Twitter: @pusdalopssleman
(BPBD) Sleman
Instagram: @
pusdalopssleman
YouTube: -
5. Badan www.bpbd. Facebook: -
Penanggulangan bantulkab.
Twitter: @PusdalopsBantul
Bencana Daerah go.id
(BPBD) Bantul Instagram: @pusdalops_
bantul
YouTube: Pusdalops Bantul
6. Badan www.bmkg. Facebook: @InfoBMKG
Meteorologi dan go.id
Twitter: @infoBMKG
Geofisika (BMKG)
Instagram: @infobmkg
YouTube: InfoBMKG
7. Badan www.bmkg. Facebook: -
Meteorologi dan go.id
Twitter: @bmkgjogja
Geofisika (BMKG)
Stasiun Geofisika Instagram: -
Daerah Istimewa
YouTube: -
Yogyakarta
8. Badan - Facebook: Stasiun
Meteorologi Klimatologi Yogyakarta
dan Geofisika
Twitter: @StaklimJogja
(BMKG) Stasiun
Klimatologi Instagram: @staklim_jogja
Daerah Istimewa
YouTube: Staklim
Yogyakarta
Yogyakarta
59
Instansi/
No. Lembaga/ Situs Situs Jejaring Sosial
Komunitas
9. Badan Nasional www. Facebook: -
Pencarian dan basarnas.
Twitter: @SAR_NASIONAL
Pertolongan go.id
(BASARNAS) Instagram: -
YouTube: Basarnas
10. Palang Merah www.pmi. Facebook: @palangmerah
Indonesia (PMI) or.id
Twitter: @palangmerah
Instagram: -
YouTube: Palang Merah
Indonesia
11. Palang Merah www. Facebook: Pmi Diy
Indonesia (PMI) pmidiy.or.id
Twitter: @pmi_diy
Daerah Istimewa
Yogyakarta Instagram: -
YouTube: -
12. Organisasi Amatir www.orari. Facebook: @orari.or.id
Radio Indonesia or.id
Twitter: @orari_or_id
(ORARI)
Instagram: -
YouTube: ORARI TV
13. Organisasi Amatir www.diy. Facebook: -
Radio Indonesia orari.or.id
Twitter: @ordadiy
(ORARI) Daerah
Istimewa Instagram: -
Yogyakarta
YouTube: -
60