Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS SISTEM NODAL/

ANALISIS SISTEM PRODUKSI /


TOTAL SYSTEM ANALYSIS
Tujuan analisis sistem produksi
Adalah :
untuk mengoptimalkan produktivitas sumur
dengan melakukan analisis dan optimasi pada
sistem produksi secara keseluruhan
Sistem Produksi
Komponen Aliran Fluida

 Komponen-komponen sebagai berikut :


 Aliran dari reservoir sampai
dibelakang perforasi.
 Aliran melewati perforasi
 Aliran melewati lubang bor (didekat
dasar/pada wellbore)
 Aliran melewati pipa vertikal
(tubing)
 Aliran melalui flow-line
 Aliran melalui flow-line saat akan
masuk ke separator
Metode Analisis
 dilakukan dengan memodelkan tiap-tiap
komponen dalam sistem aliran dengan persamaan-
persamaan dan korelasi untuk menentukan
kehilangan tekanan (∆P) melalui komponen-
komponen tersebut sebagai fungsi dari aliran.
 Total kehilangan tekanan melalui sistem tersebut
dijumlahkan sebagai kehilangan tekanan melalui
semua komponen.

 Dengan memperkecil kehilangan tekanan selama


melalui komponen-komponen tersebut secara
keseluruhan, maka akan memperkecil kehilangan
total dari sistem produksi tersebut dan akhirnya
akan menambah laju alir produksi dari sebuah
sumur.
Nodal Analysis Methode
 Analisis dari keseluruhan sistem yang dilakukan
dengan memfokuskan pada satu titik di dalam
sistem tersebut, dimana titik fokus tersebut
nantinya disebut sebagai “Node”.
Sehingga analisis ini disebut sebagai nodal analysis.
Contoh aplikasi nodal analysis

Titik Nodal di Dasar Sumur


Pr
Tubing Tubing Curve
Performance
Pwf

IPR
Q Inflow
Performance
P Q Qmax
Flowline
Performance Titik Nodal di Kepala
Dasar Sumur
Sumur
Kepala
Sumur FP
Tubing Pwh
Performance TP

Q
Titik Nodal di Valve Gas Lift
GLR-t
Tubing Curve
Gas-Lift Dari Wellhead
Titik Pv
Nodal Valve Tubing Curve
Dari Dasar Sumur

GLR-f

Q Qmax

TitikTitik
NodalNodal
di Tappered
di Dasar Sumur
Tubing
d = 3.5”
3.5”
Titik P@t
Nodal
2 7/8”

d = 2 7/8”

Q
Prinsip
 Pada prinsipnya node diletakkan dimana akan dilakukan
perhitungan , diutamakan pada letak komponen yang akan
diamati, sebagai contoh :
 Jika kita ingin mengamati pengaruh dari komponen yang ada
didekat permukaan (seperti flowline atau surface choke) maka
titik nodal bisa ditempatkan di kepala sumur atau di separator.
 Apabila kita ingin mengamati komponen yang ada didalam
sumur (seperti komponen perforasi) maka nodal dapat diambil
didasar sumur (wellbore).
 Sistem produksi didalam analisis sistem nodal ini dibagi
menjadi 2 segmen, yaitu :
 Upstream atau inflow yang merupakan komponen dari titik
nodal sampai dengan batas reservoir (reservoir boundary)

 Downstream atau outflow, merupakan segment yang terdiri dari


komponen-komponen mulai dari titik nodal sampai dengan
separator.
 Setelah sistem produksi dipisahkan menjadi 2 segmen tersebut,
maka keduanya nanti akan bertemu pada satu titik yaitu pada titik
nodal tersebut, dan keduanya harus mempunyai harga yang sama,
antara lain :
 Hanya ada satu tekanan yang ada pada titik nodal
(P inflow = P outflow)
 Hanya ada satu harga laju produksi pada setiap titik nodal
(Q inflow = Q outflow)
 Karena sistem produksi terdiri dari komponen-komponen
yang saling berinteraksi, maka masing-masing komponen
tersebut akan memberikan kontribusi kehilangan tekanan
yang merupakan fungsi dari laju alirnya.
 Sehingga diperlukan suatu proses iterasi untuk mendapatkan
laju produksi dari kedua segmen tersebut.
 Untuk menyederhanakan prosedur, analisa sistem
menggunakan pendekatan secara grafis dimana pressure pada
titik nodal merupakan fungsi dari laju produksi dari kedua
segmen (inflow dan outflow).
Nodal Plot
 Pada Gambar tersebut terlihat bahwa kurva dari inflow akan
melengkung ke bawah . Ini menggambarkan bahwa dengan
bertambahnya laju produksi yang melalui komponen-
komponen pada segmen inflow, maka pressure loss akan
bertambah sehingga tekanan akan semakin mengecil pada
titik nodal.
 Sedangkan kurva outflow akan membengkok ke atas, hal ini
menggambarkan bahwa pada harga tekanan separator yang
tetap maka tekanan yang diperlukan pada titik nodal akan
bertambah besar sebagai fungsi dari laju alirnya.
Prosedur Analisis Nodal
 Secara umum untuk menyelesaikan suatu kasus dapat
dilakukan dalam beberapa tahap, sebagai berikut :
 Tentukan dahulu kasus apa yang akan diselesaikan, seperti
menentukan ukuran tubing yang akan digunakan untuk sebuah
sumur.
 Tentukanlah komponen-komponen yang diperlukan (reservoir,
wellbore, komplesi dan flowline)
 Cari semua data yang diperlukan , buat suatu asumsi yang masuk
akal untuk data yang tidak diketahui.
 Lakukan perhitungan dan periksa grafik keluarannya.
 Lakukan interpretasi dari data keluaran.
 Ada beberapa komponen yang parameternya tidak berubah
dengan umur dari sumur (sebagai contoh : ketebalan
reservoir, permeabilitas dan kedalaman total), sedangkan
parameter yang lain akan bervariasi.
 Oleh karena itu diperlukan suatu pengetahuan untuk
merubah parameter-parameter yang dapat berubah tersebut
untuk melakukan optimasi sumur secara komplit
 Satu hal yang perlu digarisbawahi dari penggunaan analisis sistem ini
adalah kemampuannya untuk dapat memperkirakan pengaruh dari
perubahan parameter-parameter yang kita masukkan. Perubahan-
perubahan yang kita lakukan akan secara langsung bisa kita lihat dari
output plot. Bila kita melakukan beberapa kali perubahan, maka akan
terlihat “multiple curve dari inflow maupun outflow.

 Harga Q dan Pwf paa setiap perpotongan tersebut akan


menggambarkan status produksi pada setiap kondisi
System Analysis Plot with Multiple Conditions
Aplikasi Analisis Sistem Nodal
 Analisis sistem nodal ini dapat digunakan baik untuk sumur
baru atau sumur lama. Pada sumur baru teknik ini dapat
untuk mensimulasikan dan merencanakan komplesi sumur
yang optimum dan design sumur.
 Pada sumur lama teknik ini digunakan untuk memodelkan
kondisi pada saat itu kemudian dilakukan evaluasi
Sumur Baru
 Untuk menggunakan sistem analisis pada sumur baru, kita
harus mengevaluasi dari sumur didekatnya dan data regional.
Karena kita tidak punya data hasil pengukuran dari sumur
tersebut, maka dalam melakukan analisanya dilakukan
sensitivity untuk suatu harga range tertentu.
 Sebagai contoh kita akan memilih ukuran tubing untuk sumur
baru, maka kita akan menggunakan analisis sistem ini untuk
beberapa harga ukuran tubing dari mulai yang pesimistik
sampai dengan yang optimistik dari harga permeabilitasnya.
Sumur Lama (Existing Well)
 Penggunaan metode ini pada sumur lama (existing well)
adalah lebih komplek dari pada untuk sumur usulan, hasil
yang diperoleh juga akan lebih komplit dan akurat.
 Perbedaan utama dari kedua kasus tersebut adalah bahwa
pada sumur existing data-data yang dimasukkan adalah data
aktual sehingga hasil peramalan akan menjadi lebih akurat.
 Kondisi produksi dari suatu sumur dapat dimodelkan dengan
melakukan “matching” salah satu dari laju produksi atau
tekanan. Apabila tekanan dasar sumur tidak diketahui, maka
sistem dapat dimodelkan secara sederhana dengan
menghitung laju produksi dan tekanan kemudian
dibandingkan dengan data yang diketahui.
 Sistem analisis ini merupakan simulasi dari sistem produksi, dimana “base
case” merupakan hasil perhitungan dari data-data yang kita masukkan.
Kemudian dari data awal ini kita dapat melakukan perkiraan apa yang akan
terjadi dimasa datang.
 Beberapa variabel dapat disimulasikan dan dilakukan optimasi.Variabel-
variabel yang sering dilakukan sensitivitas pada analisis sistem produksi
untuk mengoptimasi sumur minyak atau gas antara lain adalah :
 Skin Reservoir
 Komplesi sumur
 Ukuran Tubing
 Tekanan Kepala sumur atau tekanan separator.
Sensitivitas
 Reservoir Skin
Reservoir skin adalah kerusakan formasi didekat lubang bor
yang disebabkan oleh pemboran dan atau pekerjaan komplesi
sumur.

Akibat adanya skin ini maka akan terjadi perubahan laju


alirnya. Untuk merubah skin ini diandaikan bahwa sumur
tersebut dilakukan stimulasi.
Disini kita dapat memodelkan dengan melakukan
sensitivitas harga skin tersebut, seperti terlihat
pada Gambar dibawah

Pengaruh dari skin formasi


 Ukuran Tubing
Pada suatu sumur minyak, kehilangan tekanan melalui tubing
adalah komponen yang paling besar didalam sistem produksi.
Jika ukuran tubing terlalu besar maka kehilangan tekanan
adalah disebabkan dari beban fluida didalam tubing, untuk itu
kita dapat mencoba dengan ukuran tubing yang lebih kecil
supaya ada kemungkinan sumur masih bisa flowing/sembur
alam.
Effect dari ukuran Tubing
 Tekanan Kepala Sumur atau Separator.
Tekanan kepala sumur (bila diasumsikan tidak ada flowline)
atau tekanan separator (jika ada flowline) adalah merupakan
outlet tekanan dari total system.
Kehilangan tekanan dari total system produksi merupakan
hasil dari keseluruhan kehilangan tekanan dari komponen-
komponen didalam total system, sehingga apabila kita
menurunkan tekanan pada outlet maka akan menaikkan
kapasitas sumurnya.
Effect dari Tekanan Kepala Sumur
Komponen Komplesi
 Ada beberapa jenis komplesi yaitu :
 Openhole,
 Perforated dan
 Gravel Pack Completion.
Open Hole Completion
 Openhole completion adalah seperti diperlihatkan pada Gambar dibawah,
dimana casing di set dan biasanya disemen langsung diatas zona produksi.
Jenis komplesi ini tergolong murah dan pada umumnya digunakan pada
beberapa tahun yang lalu, saat ini sudah jarang/tidak dipakai lagi.
 Kerugian dari jenis komplesi ini adalah tidak dapat mengisolasi formasi yang
akan dilakukan stimulasi atau water shut-off, dan lain-lain.
 Pada analisis sistem produksi (nodal analysis) untuk jenis komplesi ini
biasanya dianggap tidak ada kehilangan tekanan antara sandface dan lubang
bor. Apabila ada kerusakan formasi maka ia akan ditambahkan sebagai akibat
dari skin.
 Pada jenis komplesi ini maka tekanan didepan formasi pasir (Pws) dianggap
sama dengan tekanan didalam lubang bor (Pwf).
Open Hole Completion
Perforation Completion
 Jenis komplesi ini adalah yang paling sering digunakan pada
saat ini.

 Komplesi ini casing di set dan disemen sampai menembus


formasi produktif dan kemudian di perforasi untuk
memberikan jalan fluida mengalir dari formasi masuk ke
lubang sumur.
Perforation Completion
 Variabel-variabel yang menentukan efisiensi dari jenis
komplesi ini adalah ukuran dan jumlah dari lubang perforasi,
distribusi perforasi dan batuan reservoir yang secara
langsung berhadapan dengan lubang perforasi.
Gravel Pack Completion
 Untuk mengeliminasi problem pasir ini, telah dikembangkan
suatu teknik yang disebut sebagai gravel pack, seperti
diperlihatkan pada Gambar. Pada komplesi jenis ini sumur
diperforasi dan dilakukan “washing “ untuk membersihkan
butiran-butiran yang lepas, kemudian dipasang screen liner
atau screen gravel pack yang dipasang didepan perforasi.
Gravel dengan permeabilitas yang besar dipompakan dan
ditempatkan diantara screen dan perforasi untuk membatasi
formasi pasir dengan lubang bor.
Gravel Pack Completion
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai