Anda di halaman 1dari 4

Triavena Andy Widodo Putri

195020407111027
Ekonomi Internasional 1 – GC

The Flying Geese Phenomenon


The Flying Geese atau yang dapat dikenal dengan istilah ‘Teori Angsa Terbang’
dicetuskan oleh seorang ekonom Jepang mendasarkan pada kebiasaan angsa yang hidup di
negara 4 musim, seperti Jepang misalnya. Kebiasaan angsa yang dimaksud adalah ketika
musim gugur tiba, para angsa akan terbang ke arah selatan dengan formasi huruf “V” dengan
pemimpinnya di depan untuk menghindari musim dingin.
Teori ini merepresentasikan bagaimana kondisi nyata perkembangan ekonomi pada
negara – negara yang berada di daerah Asia Pasifik di mana terdapat pembagian kerja
internasional berdasarkan keunggulan komparatif dinamis. Inti dari model ini adalah
peningkatan struktural dan pertumbuhan interaktif melalui kegiatan perdagangan dan
investasi untuk mengejar ketertinggalan dari negara – negara barat, dengan cara mengalihkan
industri manufaktur primer dari negara maju di Asia ke negara berkembang.

Model ini menggambarkan fenomena industrialisasi dari negara ekonomi pendatang


dalam proses catching-up. Fenomena yang sedang terjadi merupakan international aspect,
yaitu proses relokasi industri dari negara maju ke negara berkembang selama proses catching-
up negara berkembang tersebut.
Paradigma di atas terdiri dari beberapa lapisan, di mana pemimpinnya yang ada pada
lapisan pertama adalah Negara Jepang, kemudian pada lapisan ke 2 diumpamakan sebagai
negara – negara yang ‘masih baru’ di bidang industri, yaitu Korea Selatan, Singapura,
Taiwan, dan Hongkong. Pada lapisan ketiga terdapat negara – negara utama ASEAN, yaitu
Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Lalu pada lapisan keempat, terdapat negara – negara
besar yang paling tidak berkembang, ada Cina, Vietnam, Filipina, dan lainnya. Teori ini
menyatakan bahwa produksi barang yang dikomoditisasi akan terus berputar dari negara yang
lebih maju ke negara yang kurang maju.

Negara – negara pada lapisan 2, 3, dan 4 memiliki fungsi sebagai penyedia tempat
bagi Jepang yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk kegiatan industrinya, karena upah
tenaga kerja di negara berkembang lebih murah daripada upah tenaga kerja di negara maju.
Kemudian terjadi pembelajaran emulatif oleh tenaga kerja yang difasilitasi oleh pemodal
asing dengan menggunakan teknologi, keterampilan material, dan akses pada ekspor.
sehingga bisa disimpulkan negara-negara pada lapisan tersebut sangat bergantung pada
teknologi Jepang.
Dalam formasinya, Jepang sebagai pemimpin menarik maju negara – negara yang ada
di belakangnya, sehingga negara – negara lapisan 2, 3, dan 4 tidak perlu bersusah payah
karena laju pertumbuhan negaranya mengikuti Jepang dengan demikian perkembangan
regional dapat menyebar. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh faktor impor, faktor produksi
dalam negeri, dan ekspor, sehingga peningkatan pertumbuhan yang dimaksud adalah
perubahan produksi dalam negeri dan ekspor dari barang yang sederhana menjadi barang
yang canggih dan impor dari barang konsumsi menjadi barang modal.
Menurut Kaname Akamatsu, model Flying Geese teridiri dari 2 model, yaitu:
1. Basic Pattern, yang menjelaskan bahwa industri tunggal tumbuh bersamaan dengan
impor, produksi dalam negeri, dan ekspor.
2. Variant Pattern, yang menunukkan bahwa industri terdiversifikasi dan meningkat dari
adanya penggunaan barang yang awalnya berupa konsumsi ternyata bisa
dikembangkan sebagai barang modal untuk diproduksi menjadi produk yang lebih
canggih. Impor, produksi dalam negeri dan ekspor masih menjadi faktor
berkembangnya produksi dari barang mentah yang sederhana hingga bara olahan yang
kompleks.
Sederhananya, pada saat negara terbelakang masuk ke perdagangan internasional,
komoditi yang diekspor adalah barang primer, sedangkan barang-barang industri didapat
melalui kegiatan impor dari negara maju. Dengan adanya pembukaan industri baru oleh
investor asing di negara terbelakang, dengan memproduksi output yang pasarnya ada di
dalam negeri itu sendiri.
Hal tersebut menguntungkan karena produk yang biasanya di impor dapat dihasilkan
sendiri sehingga konsumsi impor akan berkurang, masyarakat mulai memakai produk dalam
negeri dan mulai memproduksi barang modal karena adanya teknologi yang canggih.
Akhirnya barang modal yang diproduksi mulai diekspor sebagai ganti penurunan ekspor
barang konsumsi dan mencapai tahap heterogenitas tingkat tinggi di negara-negara lain yang
kurang maju. Barang konsumsi dialihkan ke negara kurang maju lainnya, siklus tersebut terus
berulang.
Terdapat pola dalam siklus tersebut, seperti urutan pola terbang angsa, negara-negara
terbelakang mengejar negara maju yang berada di depan secara bertahap mengikuti jalannya
perkembangan industri. Sedangkan, negara yang sudah maju memimpin serta mencapai
inovasi teknologi dan mencoba menghindari heterogen dari negara yang kurang maju,
Diversifikasi produk dibedakan menjadi 2 pola, yaitu
1. Siklus Intra Industri – muncul dari adanya keadaan darurat yang membutuhkan
inovasi produk baru di antara produk-produk yang ada.
Kapas – Wol – Tekstil sintetis
Barang mentah – Barang sederhana – Barang kompleks dan olahan
2. Siklus Antar Industri – menunjukkan perkembangan industri baru
Tekstil – Baja – Kapal – Otomotif - Komputer
Barang Konsumen – Barang Modal
Terjadinya siklus tersebut menunjukkan terjadinya rasionalisasi produksi, yang
didukung dengan adanya teknologi yang canggih, skala ekonomi, ‘belajar sambil
melakukan’, dan siklus intra-industri yang dipercepat, sehingga terjadi perubahan ke arah
mode produksi yang superior. Selain itu, diversifikasi produksi juga terjadi, terdapat fokus
sistem ekonomi padat karya dalam industri, kemudian ekonomi akan beralih ke industri yang
lebih hemat tenaga kerja dan beralih ke sistem padat modal dengan kombinasi faktor optimal.
Maka peningkatan-peningkatan pada efisiensi perekonomian secara keseluruhan dan
menaikkan tingkat pendapatan per kapita sehingga pembangunan ekonomi pun juga
meningkat.
Jepang, sebagai angsa yang berada pada lapisan pertama dan berada di depan selalu
diikuti oleh angsa-angsa lain kemanapun ia pergi, ia menjadi navigator atau petunjuk arah.
Tetapi pemimpin tersebut bisa goyah dan lelah sehingga kedudukannya bisa digantikan oleh
yang lainnya. Dalam kebiasaannya, ketika angsa pemimpin di depan lelah ia terbang mundur
ke belakang formasi, dan angsa lainnya maju ke depan dan menggantikan posisinya.
Sama halnya seperti yang terjadi pada saat ini, sejak terjadinya krisis keuangan Asia
pada tahun 1997, kepemimpinan Jepang mulai menurun. Krisis ekonomi tersebut
menghambat kemampuan Jepang untuk dapat memainkan perannya sebagai pemimpin
pergerakan ekonomi secara maksimal. Saat itu, para ahli telah menyarankan bahwa Jepang
harus bisa menyelesaikan masalah ekonominya dengan mengimplementasikan stimulus
ekonomi, mereformasi sistem perbankan dan finansial, serta melaksanakan reformasi
institusional. Namun Jepang menolak saran tersebut dengan menggunakan alasan demi
keamanan sosial.
Investasi di Amerika Serikat juga mulai tidak efisien, diikuti dengan mahalnya upah
tenaga kerja yang mulai naik harganya. Sehingga industri-industri dipindahkan ke negara-
negara di Asia yang memiliki SDM dan SDA yang melimpah. Pada tahun 2009, terjadi defisit
anggaran di Amerika Serikat yang mencapai 8,1 trilliun dollar As dengan utang kumulatif
mendekati 12 trilliun dollar AS yang membuatnya bergantung pada Cina.
Pada 10 tahun terakhir, Cina menjadi negara industri terbesar yang menyedot SDA
dan SDM yang tersedia, produk-produknya sudah tersebar di seluruh pasar di dunia. Selain
itu, kini Cina sudah memproduksi barang-barang elektronik tidak hanya pakaian dan mainan
anak-anak saja. Pertumbuhan tingkat investasi yang pesat diikuti oleh dengan naiknya
pertumbuhan ekspor, diperkirakan dalam 10 – 15 tahun mendatang, Cina akan menggeser
posisi Jepang sebagai negara ekonomi terkuat di dunia.
Situasi tersebut menggambarkan, bahwa dunia saat ini sedang mencari keseimbangan
baru seperti apa yang telah dituangkan dalam teori ekonomi. bahwa faktor ekonomi akan
terus bergerak mencari titik ekuilibrium. Sehingga negara-negara pada lapisan 2, 3, dan 4
akan mencari pemimpin baru dalam Paradigma Angsa Terbang. Jepang yang awalnya sebagai
pemimpin tidak dapat bertahan menghadapi krisis sebagai imbas mitra dagang utamanya,
Amerika serikat. Sehingga akhirnya Cina yang sudah lama mengincar posisi Jepang sebagai
pemimpin akan maju sebagai kekuatan baru ekonomi.
Cara yang harus dilakukan negara ke-3 dan ke-4, agar fenomena pindahnya investasi tidak
terjadi:
1. Membenahi sistem regulasi – Biasanya investor asing memindahkan pabriknya karena
ada birokrasi perizinan yang rumit, misalnya di Indonesia butuh bertahun-tahun untuk
mengurus perizinan perihal menanamkan modalnya, sedangkan di Vietnam hanya
butuh 2 bulan untuk mengurusnya.
2. Pembuatan kebijakan baru – negara lapisan ke-3 dan ke-4 sebaiknya membuat
kebijakan yang disukai investor seperti peniadaan biaya transaksi dan kemudahan
untuk mencari lahan.
3. Menjaga stabilitas ekonomi – Negara dengan situasi politik atau kondisi ekonomi
yang tidak stabil sangat berisiko, contohnya Indonesia pada setiap tanggal 1 Mei
selalu ada demonstrasi oleh kaum buruh yang menuntut banyak hal. Dengan adanya
demonstrasi tersebut, mogok kerja pun terjadi dan perusahaan tidak dapat melakukan
kegiatan produksi. Selain itu stabilitas ekonomi ditandai dengan tingkat suku bunga
dan inflasi yang rendah, hal ini menarik minat investor untuk menanamkan modalnya
karena risikonya yang kecil dan keuntungan yang nantinya diperoleh tinggi.
4. Perbaikan infrastruktur – perbaikan jalan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, bandar
udara, air baku, energi listrik, kondisi lingkungan pabrik dan lingkungan perumahan
karyawan, dan sebagainya. Perbaikan jalan dan infrastruktur lainnya akan menekan
biaya produksi sehingga menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di
dalam negeri.
5. Kemampuan SDM yang memadai – biasanya perusahaan akan memberikan pelatihan
kepada calon pekerja, supaya nanti harapannya calon pekerja dapat bekerja sesuai
dengan sistem dan aturan yang ada. Namun, alangkah lebih baiknya jika calon pekerja
sudah mendapat dasar pendidikan agar pelatihan yang diberikan perusahaan dapat
diterima dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai