Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

JARINGAN TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN


DILIHAT DARI PETA, SIG DAN PENGINDERAAN JAUH

DISUSUN OLEH :

NAMA :
KELAS :
MAPEL :

SMA NEGERI 1 MEULABOH


ACEH BARAT
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ” Jaringan Transportasi Dan Tata Guna Lahan
Dilihat Dari Peta, SIG Dan Penginderaan Jauh ”
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan
Guru Pembimbing kami yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun kami
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Meulaboh, 26 Januari 2108

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 1
1.1.1 Wilayah Aceh Jaya................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah.......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Peta.............................................................................................................................. 5
2.2. Pengertian SIG ............................................................................................................................. 5
2.4 Hubungan antara Peta, Penginderaan jauh, dan SIG..................................................................... 6
BAB III SOLUSI IDEAL ....................................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP ................................................................................................................................. 9
4.1 Saran dan masukan ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Wilayah Aceh Jaya
Kabupaten Aceh Jaya dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Barat dan
terletak di wilayah pantai barat Provinsi Aceh. Mula dibangun oleh Sultan Saidil Mukawil
(1588-1604 M) lalu dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) dengan
mendatangkan orang-orang dari Aceh Besar dan Pidie. Kerajaan pertama “Negeri Daya”
muncul pada akhir abad ke-16 M dengan rajanya Sultan Alaidin Riatsyah bergelar Po
Teumereuhom Daya. Kerajaan ini berlokasi di wilayah Kecamatan Jaya sekarang ini.
Pada zaman penjajahan Belanda, wilayah Kabupaten Aceh Jaya sekarang ini
merupakan onderafdeeling dari Afdeeling Westkust van Atjeh (Aceh Barat), salah satu dari
empat afdeeling Wilayah Kresidenan Aceh. Afdeeling Westkust van Atjeh merupakan suatu
daerah administratif yang meliputi wilayah pantai barat Aceh dari Gunung Geurute sampai
daerah Singkil dan Kepulauan Simeulue. Afdeeling ini dibagi menjadi enam
onderafdeeling,yaitu:
Meulaboh dengan ibukotanya Meulaboh Tjalang, dengan ibukotanya Tjalang (sebelum tahun
1910 ibukotanya adalah Lhok Kruet). Landschapnya meliputi Keulueng, Kuala Daya,
Lambeusoi, Kuala Unga, Lhok Kruet, Patek, Lageun, Rigaih, Krueng Sabee, dan Teunom.
Tapak Tuan dengan ibukotanya Tapak Tuan Simeulue dengan ibukotanya Sinabang.
Zuid Atjeh dengan ibukotanya Bakongan Singkil dengan ibukotanya Singkil
Di zaman penjajahan Jepang struktur wilayah administratif tidak banyak mengalami
perubahan kecuali pergantian cara penamaan wilayah. Afdeeling diubah menjadi Bunsyu
yang dikepalai seorang Bunsyucho, Onderafdeeling menjadi Gun yang dikepalai seorang
Guncho, dan Landshap menjadi Son yang dikepalai seorang Soncho. Setelah Indonesia
merdeka, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Utara, Wilayah Barat
dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh
Selatan. Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 3 wilayah, yaitu Meulaboh, Calang, dan Simeulue.
Wilayah Calang menjadi daerah otonom setelah memekarkan diri dari kabupaten induk
menjadi Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 dan
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002.

1
Wilayah administratif Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari atas 6 kecamatan; Kecamatan
Teunom, Panga, Krueng Sabee, Setia Bakti, Sampoiniet, dan Jaya. Kabupaten Aceh Jaya
berada dalam iklim tropis yang hangat dan lembab. (Aceh Jaya Dalam Angka 2014) Aceh
Jaya adalah kabupaten pemekaran dari Aceh Barat, sebuah wilayah berbukit dan banyak
pulau liar yang betebaran di lautnya. Aceh jaya dapat ditempuh dengan jarak dua jam dari
kota Banda Aceh dengan menggunakan kendaraan bermotor. Tempat ini memiliki banyak
objek wisata yang mengundang penasaran dan menyegarkan mata pengunjungnya.
Aceh jaya adalah kawasan terparah yang diterjang tsunami 2004 silam. Saat ini
kabupaten dengan ibukota Calang ini sudah mulai bangkit dan bersolek sebagai salah satu
tujuan wisata setelah gerakan Visit Aceh digalakkan. Sebelum berkunjung ke sana, tak ada
salahnya mengenal lebih dekat Aceh Jaya. Ini dia beberapa fakta tentang wisata Aceh
jaya harus Anda tahu:

Gambar Wisata ALam


Di sini ada tempat duduk yang dibuat di atas batu karang besar sehingga bisa melihat laut
lepas, tempat tersebut bernama Puncak Lageun yang terletak di Kecamatan Setia Bakti, Aceh
Jaya. Menurut masyarakat setempat, pulau yang terlihat dari Puncak Lageun adalah sebuah
pulau yang tidak berpenghuni. Satu yang menarik di sini, cobalah duduk di Puncak Lageun
pada kisaran jam 10.00 WIB pagi, jika beruntung Anda akan menyaksikan kawanan lumba-
lumba yang berenang berkejar-kejaran.

2
Gambar: Lamno, Kampung Mata Biru
Jika Anda mendengar nama Lamno dan bertanya pada masyarakat Aceh, maka
jawabannya akan sering terdengar “kampung mata biru?” Jangan heran, memang Lamno ini,
-khususnya di pedalaman-, terkenal dengan masyarakatnya yang bermata biru. Konon
katanya, mereka adalah orang-orang yang datang dari Portugis. Ada juga yang menyebutkan
mereka berasal dari Andalusia. Karena terjadi perang maka mereka merantau dengan kapal
dan sampai di Lamno. Hanya saja, saat ini orang bermata biru sudah sedikit jumlahnya
karena banyak yang meninggal ketika tsunami.

Gambar Hasil Daerah Kota Ikan Asin”


Jika ingin menikmati ikan asin terenak di seluruh Aceh, maka Calang, Aceh Jaya adalah
tempatnya. Ikan-ikan asin ini digantung di pinggir jalan pada tali-tali dan kayu. Jika Anda
kebetulan lewat, aromanya akan tercium menggoda. harga ikan asin di sini berkisar Rp
10.000 – Rp 60.000. Jenisnya berbagai macam, mulai dari ikan teri, ikan karang hingga gurita
yang semuanya diasinkan dan dikeringkan dengan baik.

3
Gambar Gua Sayeng Terbang
Terletak di Desa Masen, Kecamatan Darul Hikmah sekitar 15 kilo meter dari jalan Nasional,
Gua Sayeng Terbang merupakan gua yang dikelilingi hutan lebat. Meski belum menjadi
objek wisata daerah karena jalannya yang terjal, gua ini banyak didatangi oleh anak muda
yang penasaran. Namun Anda harus berhati-hati karena menurut masyarakat lokal, gua
tersebut dihuni oleh harimau. Menurut masyarakat, jika kita datang terlalu sore, kita akan
bertemu harimau di sana.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Makalah yang dapat diambil adalah “Mengenal lebih dalam bagaimanakah
hubungan antara Peta, SIG dan Penginderaan Jauh ”

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui apa daerah di Nagan Raya
2. Untuk mengetahui apa itu peta
3. Untuk mengetahui apa itu Penginderaan Jauh
4. Untuk Mengetahui apa itu SIG dan manfaat SIG
5. Untuk mengetahui hubungan antara ketiganya

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peta


Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai
dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.
Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja.
Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi
pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah
representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan
peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar
objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Peta adalah: (a) alat ilmiah yang tepat digunakan untuk berbagai penelitian dan
beberapa aplikasi teknik, (b) suatu bentuk komunikasi grafis (Robinson dan Sale., 1965). Peta
adalah gambaran objek yang diseleksi dan diperkecil, harus digambarkan pada bidang datar
(kertas) dengan proyeksi tertentu. Objek tersebut dapat berupa kenampakan atau data tentang
permukaan bumi atau benda angkasa.

2.2. Pengertian SIG


Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang berdasar pada data
keruangan dan merepresentasikan obyek di bumi. Dalam SIG sendiri teknologi informasi
merupakan perangkat yang membantu dalam menyimpan datas, memproses data,
menganalisa data, mengelola data dan menyajikan informasi. SIG merupakan sistem yang
terkomputerisasi yang menolong dalam me-maintain data tentang lingkungan dalam bidang
geografis (De Bay, 2002). SIG selalu memiliki relasi dengan disiplin keilmuan Geografi, hal
tersebut memiliki hubungan dengan disiplin yang berkenaan dengan yang ada di permukaan
bumi, termasuk didalamnya adalah perencanaan dan arsitektur wilayah (Longley, 2001).
Data dalam SIG terdiri atas dua komponen yaitu data spasial yang berhubungan dengan
geometri bentuk keruangan dan data attribute yang memberikan informasi tentang bentuk
keruangannya (Chang, 2002). Menurut pendapat Peter A. Burrough (1998), SIG adalah
sekumpulan fungsi-fungsi terorganisasi yang menyediakan tenaga-tenaga prfesional yang
berpengalaman untuk keperluan penyimpanan, retrieval, manipulasi dan penayangan hasil

5
yang didasarkan atas data berbasis geografis. Aronoff (1989) menyatakan bahwa SIG adalah
sekumpulan komponen yang dilakukan secara manual atau berbasis computer yang
merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk keperluan store dan pemanipulasian
data bereferensi geografis. Menurut pendapat tersebut dapat dipahami bahwa, isi aktifitas
pada bidang SIG merupakan integrasi dari beragam bidang keilmuan yang didasarkan pada
peruntukan aktifitas SIG tersebut dilakukan. Implementasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut
tidak selalu mengacu pada penyertaan komputer sebagai salah satu elemen pada sistem
informasi.

2.3 Pengertian Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh adalah pengumpulan informasi tentang suatu objek atau daerah dari
kejauhan, biasanya menggunakan data yang diambil dari satelit, pesawat, atau kendaraan
bawah air. Pada sistem penginderaan jauh, metode yang digunakan kebanyakan meliputi
fotografi, radar, spektroskopi, dan magnet.
Pencarian lainnya yang berhubungan dengan artikel ini adalah: komponen
penginderaan jauh, pengertian penginderaan jauh, manfaat penginderaan jauh. Komponen
pengindraan jauh, pengertian pengindraan jauh, komponen komponen penginderaan jauh,
penginderaan jauh adalah. penginderaan jauh biasa disingkat dengan "inderaja" dan dalam
bahasa Inggris biasa disebut "remote sensing". Menurut American Society of
Photogrammetry, penginderaan jauh merupakan pengukuran/perolehan informasi berupa data
dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam dan tidak terjadi
kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji. Pengambilan data dari jarak jauh
biasanya dengan menggunakan sensor buatan.

Gambar ilustrasi sebuah sistem penginderaan jauh.


2.4 Hubungan antara Peta, Penginderaan jauh, dan SIG
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan
berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu

6
(Gunawan, T., dkk., 2004). Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran
atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik
melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah
objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit
pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa
yang memantau planet dari orbit.
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah
suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial
atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data
dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial)
bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG:
1. Pengelolaan Fasilitas
Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota.
Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan
fasilitas perawatan ,pelayanan jaringan telekomunikasi.
2. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Untuk tujuan ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat yang
digabungankan dengan foto udara, dengan teknik overlay. Contoh aplikasinya adalah
studi kelayakan untuk tanaman peranian, pengelolaan hutan dan analisis dampak
lingkungan
3. Bidang Transportasi
Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan analisis keruangan,
terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengiriman teknisi, analisa
pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya
4. Jaringan telekomunikasi GIS digunakan untuk memetakan Sentral.
5. MDF (Main Distribution Poin), kabel primer, Rumah Kabel, kabel Sekunder, Daerah
Catu Langsung dan seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan GIS kerusakan yang
terjadi dapat segera diketahui.
6. Sistem Informasi Lahan
Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadastral skala besar atau peta persil
tanah dan analisi keruangan untuk informasi kadatral pajak.

7
BAB III
SOLUSI IDEAL

Dengan adanya Peta, SIG dan Penginderaan jauh kita dapat melihat potensi yang
dimiliki daerah Aceh Jaya tanpa harus datang ke lokasinya. Dijaman yang semakin modern
ini siapapun pasti memiliki android ditangan masing-masing, sekarang dapat dipermudah
dengan Google Map sebagai salah satu bentuk peta yang dapat langsung memberikan lokasi
dari daerah yang akan dituju.
Dengan adanya SIG kita dapat membuat klasifikasi kawasan Nagan Raya untuk
menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan) dan aspek spasial dan
regional merupakan ciri khas dari suatu wilayah. Sehingga dapat dibedakan berdasarkan
pemukiman, daerah perkebunan, daerah pariwisata, kawasan hutan, dan lain-lainnya
menggunakan SIG. Pemanfaatan menggunakan SIG sudah digunakan oleh seluruh daerah di
Aceh dan aplikasinya dapat dipelajari dengan mudah.
Menurut Kabid Basis Data Rupa Bumi dan Tata Ruang Bakorsutanal (Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Spasial Nasional) Doddy Sukmayadi, masih banyak pemda-
pemda yang mengaku sudah memiliki aplikasi GIS, namun kenyataannya implementasinya
belum optimal. Padahal, jika dioptimalkan, setidaknya ada enam manfaat penting yang akan
didapatkan oleh pemda jika aplikasi GIS tersebut diterapkan.
Manfaat pertama, adalah Inventarisasi Sumber Daya Alam. Melalui penerapan GIS,
dapat diidentifikasi tentang potensi-potensi alam yang tersebar di suatu wilayah. Identifikasi
ini akan memudahkan dalam pengelolaan sumber alam untuk kepentingan orang banyak.
Manfaat kedua, Disaster Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk
melakukan pengelolaan rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana tsunami
menerjang Aceh dan Nias, Badan Rehabilitasi – Rekonstruksi Aceh – Nias (BRR Aceh-Nias)
menggunakan GIS untuk memetakan kondisi terkini dan menentukan prioritas pembangunan
di lokasi yang paling parah kerusakannya.
Manfaat berikutnya adalah untuk Penataan Ruang &Pembangunan sarana-prasarana.
Manfaat teknologi GIS yang ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari untuk analisis
dampak lingkungan, daerah serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi.
Penataan ruang menggunakan GIS akan menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan,
infrastruktur dan transportasi, hingga pembangunan perumahan dan perkantoran.

8
BAB V
PENUTUP

4.1 Saran dan masukan


Pelajari dengan serius Peta, SIG dan Penginderaan jauh karena banyak manfaat yang
dapat digunakan dalam memilih rute transportasi dan tata guna lahan dalam pembangunan
suatu daerah terutama Aceh jaya sehingga kita bisa menguasainya sebagi penunjang masa
depan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Puntodewo, Atie, Dkk.2003. Sitem Informasi Geografi Untuk Pengelolaan SDA.


Center for International Forestry Research
Andika. 2010. Gambaran Spasial Kasus Demam Tifoid Dengan Metode GIS
(Geographic Information System) di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar Tahun
2009. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin
Ansariadi dan Alimunddin, 2009. Spatial Analysis For Several Important Diseases
Health Service In South Sulawesi; Experiences Using GIS Methodes In Health.
Australia: Charsles Darwin University Press
Jogiyanto HM, Prof.,Dr., MBA, Akt. Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan
terstruktur teori dan praktik aplikasi bisnis. Andi Offset. Yogyakarta. 2005
Al Bahra bin Ladjamudin. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
2005
Kendall E, Kendall J. Analisis dan Perancangan Sistem. PT Indeks. Klaten. 2007
Fathansyah, Ir. Basis Data. Informatika. Bandung. 2007
http://hariandiko.blogspot.co.id/2015/05/potensi-kabupaten-nagan-raya.html
http://moslemwiki.com
https://syahriartato.wordpress.com/2009/12/28/tata-guna-lahan-sistem-transportasi-sebagai-
subsistem-dalam-perencanaan-pembangunan-yang-berkelanjutan/
http://geografiuntukmu.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-peta.html
https://agnazgeograph.wordpress.com/2012/09/20/definisi-penginderaan-jauh/
https://brainly.co.id/tugas/4363214

10

Anda mungkin juga menyukai