DISUSUN OLEH :
NAMA :
KELAS :
MAPEL :
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Wilayah administratif Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari atas 6 kecamatan; Kecamatan
Teunom, Panga, Krueng Sabee, Setia Bakti, Sampoiniet, dan Jaya. Kabupaten Aceh Jaya
berada dalam iklim tropis yang hangat dan lembab. (Aceh Jaya Dalam Angka 2014) Aceh
Jaya adalah kabupaten pemekaran dari Aceh Barat, sebuah wilayah berbukit dan banyak
pulau liar yang betebaran di lautnya. Aceh jaya dapat ditempuh dengan jarak dua jam dari
kota Banda Aceh dengan menggunakan kendaraan bermotor. Tempat ini memiliki banyak
objek wisata yang mengundang penasaran dan menyegarkan mata pengunjungnya.
Aceh jaya adalah kawasan terparah yang diterjang tsunami 2004 silam. Saat ini
kabupaten dengan ibukota Calang ini sudah mulai bangkit dan bersolek sebagai salah satu
tujuan wisata setelah gerakan Visit Aceh digalakkan. Sebelum berkunjung ke sana, tak ada
salahnya mengenal lebih dekat Aceh Jaya. Ini dia beberapa fakta tentang wisata Aceh
jaya harus Anda tahu:
2
Gambar: Lamno, Kampung Mata Biru
Jika Anda mendengar nama Lamno dan bertanya pada masyarakat Aceh, maka
jawabannya akan sering terdengar “kampung mata biru?” Jangan heran, memang Lamno ini,
-khususnya di pedalaman-, terkenal dengan masyarakatnya yang bermata biru. Konon
katanya, mereka adalah orang-orang yang datang dari Portugis. Ada juga yang menyebutkan
mereka berasal dari Andalusia. Karena terjadi perang maka mereka merantau dengan kapal
dan sampai di Lamno. Hanya saja, saat ini orang bermata biru sudah sedikit jumlahnya
karena banyak yang meninggal ketika tsunami.
3
Gambar Gua Sayeng Terbang
Terletak di Desa Masen, Kecamatan Darul Hikmah sekitar 15 kilo meter dari jalan Nasional,
Gua Sayeng Terbang merupakan gua yang dikelilingi hutan lebat. Meski belum menjadi
objek wisata daerah karena jalannya yang terjal, gua ini banyak didatangi oleh anak muda
yang penasaran. Namun Anda harus berhati-hati karena menurut masyarakat lokal, gua
tersebut dihuni oleh harimau. Menurut masyarakat, jika kita datang terlalu sore, kita akan
bertemu harimau di sana.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
yang didasarkan atas data berbasis geografis. Aronoff (1989) menyatakan bahwa SIG adalah
sekumpulan komponen yang dilakukan secara manual atau berbasis computer yang
merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk keperluan store dan pemanipulasian
data bereferensi geografis. Menurut pendapat tersebut dapat dipahami bahwa, isi aktifitas
pada bidang SIG merupakan integrasi dari beragam bidang keilmuan yang didasarkan pada
peruntukan aktifitas SIG tersebut dilakukan. Implementasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut
tidak selalu mengacu pada penyertaan komputer sebagai salah satu elemen pada sistem
informasi.
6
(Gunawan, T., dkk., 2004). Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran
atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik
melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah
objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit
pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa
yang memantau planet dari orbit.
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah
suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial
atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data
dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial)
bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG:
1. Pengelolaan Fasilitas
Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota.
Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan
fasilitas perawatan ,pelayanan jaringan telekomunikasi.
2. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Untuk tujuan ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat yang
digabungankan dengan foto udara, dengan teknik overlay. Contoh aplikasinya adalah
studi kelayakan untuk tanaman peranian, pengelolaan hutan dan analisis dampak
lingkungan
3. Bidang Transportasi
Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan analisis keruangan,
terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengiriman teknisi, analisa
pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya
4. Jaringan telekomunikasi GIS digunakan untuk memetakan Sentral.
5. MDF (Main Distribution Poin), kabel primer, Rumah Kabel, kabel Sekunder, Daerah
Catu Langsung dan seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan GIS kerusakan yang
terjadi dapat segera diketahui.
6. Sistem Informasi Lahan
Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadastral skala besar atau peta persil
tanah dan analisi keruangan untuk informasi kadatral pajak.
7
BAB III
SOLUSI IDEAL
Dengan adanya Peta, SIG dan Penginderaan jauh kita dapat melihat potensi yang
dimiliki daerah Aceh Jaya tanpa harus datang ke lokasinya. Dijaman yang semakin modern
ini siapapun pasti memiliki android ditangan masing-masing, sekarang dapat dipermudah
dengan Google Map sebagai salah satu bentuk peta yang dapat langsung memberikan lokasi
dari daerah yang akan dituju.
Dengan adanya SIG kita dapat membuat klasifikasi kawasan Nagan Raya untuk
menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan) dan aspek spasial dan
regional merupakan ciri khas dari suatu wilayah. Sehingga dapat dibedakan berdasarkan
pemukiman, daerah perkebunan, daerah pariwisata, kawasan hutan, dan lain-lainnya
menggunakan SIG. Pemanfaatan menggunakan SIG sudah digunakan oleh seluruh daerah di
Aceh dan aplikasinya dapat dipelajari dengan mudah.
Menurut Kabid Basis Data Rupa Bumi dan Tata Ruang Bakorsutanal (Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Spasial Nasional) Doddy Sukmayadi, masih banyak pemda-
pemda yang mengaku sudah memiliki aplikasi GIS, namun kenyataannya implementasinya
belum optimal. Padahal, jika dioptimalkan, setidaknya ada enam manfaat penting yang akan
didapatkan oleh pemda jika aplikasi GIS tersebut diterapkan.
Manfaat pertama, adalah Inventarisasi Sumber Daya Alam. Melalui penerapan GIS,
dapat diidentifikasi tentang potensi-potensi alam yang tersebar di suatu wilayah. Identifikasi
ini akan memudahkan dalam pengelolaan sumber alam untuk kepentingan orang banyak.
Manfaat kedua, Disaster Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk
melakukan pengelolaan rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana tsunami
menerjang Aceh dan Nias, Badan Rehabilitasi – Rekonstruksi Aceh – Nias (BRR Aceh-Nias)
menggunakan GIS untuk memetakan kondisi terkini dan menentukan prioritas pembangunan
di lokasi yang paling parah kerusakannya.
Manfaat berikutnya adalah untuk Penataan Ruang &Pembangunan sarana-prasarana.
Manfaat teknologi GIS yang ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari untuk analisis
dampak lingkungan, daerah serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi.
Penataan ruang menggunakan GIS akan menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan,
infrastruktur dan transportasi, hingga pembangunan perumahan dan perkantoran.
8
BAB V
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10