OLEH
LEMBAR PENGESAHAN
Kendari, 2020
Dosen Matakuliah,
FITRIAH, SST.,MT
NIP. 19771022 100604 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Besar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Konstruksi tentang penerapan Sistem ManajemenKeselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang telah di tentukan. Laporan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini dibuat
untuk keperluan pemenuhan tugas perkuliahan dan syarat lulus perkuliahan pada
mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
LEMBAR SOAL vi
LEMBAR ASISTENSI viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 LatarBelakang 1
1.2 Maksud dan TujuanKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 4
1.3 Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 6
ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52
4.1 Rencana Identifikasi Bahaya, penilaian resiko, skala prioritas,
pengendalian resiko 52
4.2 Tabel/Matriks 119
4.3 Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak
(RK3K) 120
4.4 Alat Pelindung Diri (APD) 163
4.5 Alat Pelindung Kerja (APK) dan Rambu-Rambu 177
4.6 Asuransi dan Perijinan 183
4.7 Personil Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 189
4.8 Fasilitas Sarana Kesehatan 193
4.9 Pengendalian Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 197
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Diberikan kepada
Nama mahasiswa : LA ODE YUDI ARYANTO
NIM : E1A1 18 009
Asisten Tugas :
Mata kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
vi
4) Buat analisis Bill of quantity dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
penerapan SMK3 terdiri dari:
a) Penyiapan RK3K
b) Sosialisasi dan promosi K3
c) Alat pelindung Kerja
d) Alat PelindungDiri
e) Asuransi dan perijinan
f) Personil K3
g) Fasilitas sarana kesehatan
h) Rambu-rambu
i) Lain-lain terkait pengendalian resiko K3
C. Ketentuan Lain:
1) Tiga kali berturut-turut tidak melakukan asistensi, maka tugas
dianggap batal (mengundurkan diri)
2) Ketentuan lain yang tidak tercantum didalam soal ini dapat di ambil
pada asisten yang bersangkutan.
3) Tugas dimasukkan paling lambat 1 (satu) minggu sebelum final test
4) Mahasiswa yang tidak memasukkan tugas besar dinyatakan tidak lulus
mata kuliah.
Kendari, 2020
Dosen Matakuliah,
FITRIAH, SST.,MT
NIP. 19771022 100604 2 001
vii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. H.E.A Mokodompit Kampus Bumi Tridarma Anduonohu, Kendari, Kode Pos: 93232
viii
NO TANGGAL URAIAN PARAF
Kendari, 2020
Dosen Mata Kuliah
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Data diatas semakin menegaskan bahwa Indonesia saat ini boleh dikatakan
sedang dalam darurat kecelakaan kerja. Fakta yang demikian ini tentu tidak hanya
membuat Pemerintah Indonesia perlu menentukan sikap dan kebijakan yang
cerdas megenai pencegahaan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
Perusahaan juga perlu melakukan upaya-upaya yang lebih serius mengenai
permasalahan K3, karena bagaimanapun K3 merupakan hak bagi pekerja yang
juga termaktub dalam amanat Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, dimana perusahaan wajib memberikan perlindungan yang
mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental maupun fisik
tenaga kerja. Dalam penerapan K3 Pemerintah sebetulnya telah “mengaba-aba”
perusahaan untuk dapat melakukaan penerapan K3 di perusahaan, yang kita kenal
dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai
dengan PP 50 tahun 2012.
1
2
seharusnya berada pada jarak yang aman, disamping itu ada ketidakdisiplinan
dalam pemakaian pelindung kepala (Sitti Sisao, 2016).
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai
berikut:
Keselamatan berasal dari kata safety dan biasanya selalu dikaitkan dengan
keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka
(near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan
keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan
berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Kesehatan berasal dari kata health yang dewasa ini tidak hanya berarti
terbebasnya seseorang dari penyakit, ettapi pengertian sehat mempunyai makna
sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial (Agung Wahyudi, 2019).
8
9
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
2) Menurut Sumakmur (2001, p. 104)Keselamatan kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3) Menurut Simanjuntak (1994)Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja.
4) Mathis dan Jackson (2002, p. 245)Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang
terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
5) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.
6)Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6) Jackson (1999, p. 222)Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan
pucuk pimpinan yang memuat visi dan tujuan organisasi, komitmen dan tekad
untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program
kerja. Oleh karena itu, kebijakan K3 sangat penting dan menjadi landasan utama
yangdiharapkan mampu menggerakkan semua partikel yang ada dalam
organisasisehingga program K3 yang diinginkan dapat berhasil dengan baik.
Namun demikian, suatu kebijakan hendaknya jangan hanya bagus dan indahdiatas
kertas tetapi tidak ada implementasi atau tindak lanjutnya sehingga akansia-sia
belaka. Tanpa adanya kebijakan yang dilandasi dengan komitemen yangkuat,
apapun yang direncanakan tidak akan berhasil dengan baik (Sitti Sisao, 2016).
undangan, pengawasan dan tenaga ahli dibidang K3. Dalam membuat kebijakan
nasional, pemerintah harus mengacu pada peraturan-perturan international seperti
WHO dan ILO. Pemerintah juga harus membentuk Dewan Penesehat K3 untuk
membantu membuat kebijakan atau program K3 (Takala.J, 2007).
1) Pendahuluan
a) Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja menggaris bawahi hubungan
kerja manajemen dan karyawan dalam rangka pelaksanaan program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang efektif.
b) Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan komponen dasar
kebijakan manajemen yang akan member arah bagi setiap pertimbangan
yang menyangkut aspek operasional dari mutu, volume, hubungan kerja dan
aspek lainnya dari kebijakan manajemen.
c) Setiap program Kesehatan dan Keselamatan Kerja dilaksanakan oleh.
Direkturnya sebagai pengemban fungsi Direktur Utama. Tugas
utamanyaadalah menggalakkan kesadaran Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dikalangan fungsionaris lini dengan mengadakan bahan-bahan
promosi, perencanaan program, motivasi, rapat-rapat, inspeksi, dan
sebagainya, untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Tugas Tambahan:
Mengorganisasi dan memimpin Panitia Pembina Keselamatan
danKesehatan Kerja (P2K3).
Menyusun (untuk disetujui Direktur Utama) program kerjatahunan
P2K3.
Mempersiapkan statistic kecelakaan dan menyusun anjungan
(rekomendasi) pencegahan kecelakaan.
Senantiasa membenahi diri dan para anggota P2K3 dengan teknik
mutakhir pencegahan kecelakaan, peralatan dan perlengkapan K3dan
program-program yang berkaitan dengan peningkatan K3.
Mengkoordinasi usaha bersama manajemen dan karyawan tentangK3.
21
4) Sanksi-Sanksi
Dalam pelaksanaan setiap kebijakan yang diterapkan perlu adanya sanksi-
sanksiyang diberlakukan, hal ini merupakan bukti ketegasan dari kebijakan itu
sendiri.Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Petunjuk dan arahan yang tidak dipatuhi harus diuabah menjadi
perintahDirektur Utama.
b) Setiap karyawan yang tidak membaca, memahami, dan mematuhi buku
pintar (pedoman) K3 harus dibebaskan dari tugas tanpa upah untuk
mempelajari buku pintar K3. Setelah menguasai inti buku tersebut, barulah
dia dibenarkan bekerja kembali.
22
1) Pasal 7:
a) Ayat 1: Penetapan kebijakan K3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 6ayat 1
huruf a dilaksanakan oleh pengusaha.
b) Ayat 2: Dalam menyusun kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat
1, pemgusaha paling sedikit harus:
Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:
Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko;
Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sector lain
yanglebih baik;
Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya
yang berkaitan dengan keselamatan; dan
Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-
menerus; dan
Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh
c) Ayat 3: Kebijakan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit
memuat:
Visi;
Tujuan perusahaan;
Komitmen dan program kerja yang mencakup kegiatan
perusahaansecara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau
operasional.
juga terjadi pada proyek konstruksi bendungan. Proyek tersebut sangat beresiko
dalam hal kecelakaan kerja. Untuk mengetahui risiko – risiko yang paling
dominan maka digunakan 2 metode yaitu metode Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) dan metode domino (Ramli, 2010).
2.4.3 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Konstruksi Fly over
Permen PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum,
menyebutkan bahwa risiko K3 konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian
terhadap keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang
dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.
Penilaian tingkat risiko K3 konstruksi dapat dilakukan dengan memadukan nilai
kekerapan/frekuensi terjadinya peristiwa bahaya K3 dengan keparahan/kerugian/
dampak kerusakan yang ditimbulkannya.
menjaga keselamatan dalam tempat kerja. Perilaku ini mengikuti pada prosedur
standar kerja dan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Pekerja mempunyai dua
pilihan dalam menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat yaitu dengan patuh
dengan kebijakan K3 atau mencegah masalah kecelakaan dan penyakit akibat
hubungan kerja (Griffin dan Neal, 2004). Penggunaan APD yang memadai dan
tepat saat bekerja menjadi upaya terakhir untuk mengurangi penurunan risiko di
area kerja, sekaligus mencegah kecelakaan dan penyakit karena pekerjaan (Rani
dan Gunawan, 2017).
1) Pekerjaan Persiapan
Sebelum dilaksanakannya pembangunan konstruksi jetty, maka diperlukan
pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan meliputi:
a) Pembuatan kantor proyek/ direksi keet
b) Pembuatan gudang material, peralatan dan los kerja besi
c) Pembuatan base camp staf proyek dan barak pekerja
d) Pos jaga Mulai Pekerjaan persiapan Pengerukan dasar laut dan pengerukan
kolam pelabuhan Pekerjaan seawall Pekerjaan dermaga Selesai Pekerjaan
jetty 201
e) Tempat parkir alat berat
guna mengatasi masalah tersebut. Pemasangan batu belah pada kedalaman hingga
–2,0 meter dilakukan dengan menggunakan excavator yang diletakkan di atas
kapal ponton yang ditarik dengan boat penarik. Pada pemasangan batu belah ini
digunakan pula alat pelampung dan sensor serta penyelam yang mengarahkan
posisi penimbunan di bawah air. Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai
dengan gambar rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok–patok bambu
yang telah terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan
menggunakan waterpass dan theodolite.
4) Pemasangan Tetrapod
Tetrapod terbuat dari beton (biasanya readymix) dan tulangan besi yang
memiliki ukuran dan tingkat kekuatan tertentu sesuai dengan desain yang dibuat.
Adapun tulangan besi berguna sebagai penguat struktur sekaligus sebagai
pembentuk tetrapod. Pembuatan tetrapod dilakukan langsung di lapangan dengan
cetakan yang sesuai dengan desain. Pemasangan tetrapod dilakukan dengan
menggunakan crane yang diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan
boat penarik. Pada pemasangan batu pecah ini 203 tumpukan batu tetrapod
digunakan pula alat pelampung dan sensor serta penyelam yang mengarahkan
posisi penimbunan di bawah air. Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai
dengan gambar rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok – patok bambu
yang telah terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan
menggunakan waterpass dan theodolite. Pembuatan Tetrapod Pembuatan tetrapod
dilakukan dengan menggunakan beton readymix dengan mutu K-300. Hal ini
dilakukan agar konstruksi jetty kuat terhadap terjangan ombak. Adapun urutan
pekerjaan pembuatan tetrapod adalah:
a) Pekerjaan tulangan
Pekerjaan tulangan meliputi:
Pemotongan tulangan
Pembengkokan tulangan
Perakitan
Penanaman angker
35
b) Bekisting
Bekisting meliputi Mulai Selesai Pekerjaan Galian Pekerjaan lapis pengisi
Pekerjaan lapis pelindung utama Pekerjaan pelindung kaki.
Pembersihan dari kotoran
Pemberian oli
c) Pengecoran
Pengecoran meliputi:
Penuangan beton readymix ke bekisting
Pemadatan dengan menggunakan
d) Perawatan beton
Perawatan beton meliputi:
Pembongkaran bekisting
Penyemprotan dengan air (Wardani, 2009).
5) Pekerjaan Bangunan
Seawall Flow chart pelaksanaan bangunan:
a) Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian dilakukan untuk memperoleh kedalaman tertentu dimana
pelindung kaki dan lapis batu pelindung konstruksi seawall akan ditempatkan.
Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan excavator.
b) Pekerjaan Lapis
Pengisi Setelah pekerjaan galian selesai, pekerjaan berikutnya adalah
pelaksanaan pekerjaan lapis pengisi. Lapis pengisi kedua menggunakan batu belah
dengan berat 40-42 kg. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan menggunakan
alat excavator.
Suatu konstruksi sebuah bendung dapat dibuat dari urugan tanah, pasangan
batu kali, dan bronjong atau beton. Sebuah bendung konstruksinya dibuat
melintang sungai dan fungsi utamanya adalah untuk membendung aliran sungai
dan menaikkan level atau tingkat muka air di bagian hulu. Syarat-syarat
konstruksi bendung harus memenuhi beberapa faktor, yaitu :
1) Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;
2) Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah
di bawahnya;
3) Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh
aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah;
4) Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum
yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;
5) Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir,
kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan
pada tubuh bendung (Ibrahim, 2015).
2) Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi
mercu bendung dapat ditetapkan;
Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat
diseleksi.
1) Keadaan Hidrologi
Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor–
faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi
bendung tergantung pada debit rencana. Faktor–faktor yang diperhitungkan, yaitu
masalah banjir rencana, perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi
curah hujan, unit hidrograf, dan banjir di site atau bendung.
2) Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu
a) Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi.
b) Trase saluran induk terletak di tempat yang baik.
5) Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor
penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi
ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu
sulit (Ibrahim, 2015).
19) Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork
dengan dua tipe, yaitu untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk
yang lurus digunakan bekisting kayu dan plywood
20) Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton
yang harus dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold
joint) yaitu antara beton biasa dan beton campuran berton campuran steel
fibre
21) Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang
ditahan dengan besi beton atau wire mesh
22) Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif
bersamaan antara steel fibre concrete dan beton biasa
23) Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya
sesuai dengan ketinggian climbing formwork
24) Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa,
dilakukan inovasi menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding
precast prestressed panel (hollow core wall) untuk dinding maupun plat
atap.
7) Sistem Pembebanan
Data pembebanan terdiri dari:
Beban berat sendiri (beban mati).
Beban kendaraan rencana (beban truk “T”).
Beban lajur “D” dan beban garis “KEL”.
Gaya rem.
Beban angin.
Pada bagian end block tersebut terdapat 2 (dua) macam tegangan yang
berupa:
Tegangan tarik yang disebut bursting zone terdapat pada pusat
penampang di sepanjang garis beban.
Tegangan tarik yang tinggi yang terdapat pada permukaan ujung end
block yang disebut spalling zone (daerah yang terkelupas).
47
48
52
53
4.1.2 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas dan Pengendalian Resiko
1) Pada Pekerjaan Pelabuhan
Nama Perusahaan :
Kegiatan :
Tanggal di Buat :
Halaman :
Tabel 4.4 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas dan Pengendalian Resiko Pada Pekerjaan Pelabuhan
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD)yang sesuai
dengan Standar
Nasional Indonesia
Tertimpa material Luka memar,
Pekerjaan 4 (SNI)
1. saat proses tergores, Patah 2 2 2
persiapan
bongkar muat tulang
(Sedang) Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah jatuhnya
material
60
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, Selalu untuk
3
Tersandung lecet pada 3 1 3 membersihkan
(Rendah)
anggota tubuh segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Menyediakan dan
menggunakan alat
bantu untuk
Posisi badan
memindahkan
bungkuk saat 2
Low back pain 2 1 3 benda yang berat
mengangkat (Rendah)
beban berat Melakukan
pekerjaan dengan
kapasitas tenaga
yang dimiliki
61
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat
matahari di siang
Paparan sinar exhaustion(Lel 3
3 1 3 hari, waktunya
matahari ah akibat (Rendah)
dapat digunakan
Kepanasan)
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-
si vitamin agar
tidak mudah lelah
Menggunakan Alat
Gangguan
6 Pelindung Diri
Kebisingan pendengaran, 3 2 2
(Sedang) (APD) yang sesuai,
tuli
Pekerjaan yaitu Ear Plug
2. tiang Menggunakan
pancang APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet, 6
3 2 2 (Body Harness,
tajam tetanus (Sedang)
Sarung tangan,
Sepatu boot)
62
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 6 safety
3 2 2
debu, serpihan buta (Sedang) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai,
yaitu sepatu boot
Menginjak paku
6 Selalu
atau serpihan Tetanus, luka 3 2 2 membersihkan
(Sedang)
serpihan material serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai,
6
Jatuh ke laut Tenggelam 2 3 2 yaitu pelampung
(Sedang)
Memasang rambu
waspada adanya
63
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
potensial untuk
jatuh ke laut saat
bekerja
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
Memar, luka
4 (APD) yang sesuai
Tertimpa material ringan, patah 2 2 2
(Sedang) dengan Standar
tulang
Nasional Indonesia
(SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah jatuhnya
material
Meningkatkan
Luka memar, 3
Tersandung 3 1 3 kehati-hatian
lecet (Rendah)
dalam bekerja
64
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Memasang rambu
waspada
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Paparan sinar Heat 6
3 2 2 hari, waktunya
matahari exhaustion (Sedang)
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-
si vitamin agar
tidak mudah lelah
65
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan Alat
Gangguan
6 Pelindung Diri
Kebisingan pendengaran, 3 2 2
(Sedang) (APD) yang sesuai,
tuli
yaitu Ear Plug
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet, 6
3 2 2 (Body Harness,
tajam tetanus (Sedang)
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
APD yang sesuai
Pekerjaan
Mata yaitu kacamata
3. sturktur
terkontaminasi Iritasi mata, 6 safety
beton 3 2 2
debu, serpihan buta (Sedang) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
Menginjak paku (APD) yang sesuai,
4
atau serpihan Tetanus, luka 2 2 2 yaitu sepatu boot
(Sedang)
serpihan material Selalu
membersihkan
serpihan serpihan
66
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai,
yaitu pelampung
Jatuh ke laut Tenggelam 2 3
6
2 Memasang rambu
(Sedang) waspada adanya
potensial untuk
jatuh ke laut saat
bekerja
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
Memar, luka
4 jatuh
Tertimpa material ringan, patah 2 2 2
tulang
(Sedang) Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
dengan Standar
Nasional Indonesia
(SNI)
67
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah jatuhnya
material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, 6 Selalu untuk
Tersandung 3 2 2 membersihkan
lecet (Sedang)
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
Paparan sinar Heat 3
3 1 3 penjadwalan kerja
matahari exhaustion (Rendah)
dan manajemen
68
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
hari, waktunya
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-
si vitamin agar
tidak mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
adanya sengatan
listrik dari alat
elektrinok yang
digunakan dalam
Tersengat listrik Luka bakar, 4 konstruksi
2 2 2
alat memar (Sedang) Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
Menghindari
barang yang
potensial tersengat
listrik
69
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
3 adanya pergerakan
pergerakan alat Luka berat 1 3 3
(Rendah) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
Menggunakan Alat
Gangguan 6 Pelindung Diri
Kebisingan 3 2 2
pendengaran (Sedang) (APD) yang sesuai,
yaitu Ear Plug
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet, 4
2 2 2 (Body Harness,
tajam tetanus (Sedang)
Pekerjaan Sarung tangan,
4. fasilitas Sepatu boot)
pelabuhan Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 6 safety
3 2 2
debu, serpihan buta (Sedang) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
70
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai,
yaitu sepatu boot
Menginjak paku
6 Selalu
atau serpihan Tetanus, luka 3 2 2 membersihkan
(Sedang)
serpihan material serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai,
yaitu pelampung
Jatuh ke laut Tenggelam 2 3
6
2 Memasang rambu
(Sedang) waspada adanya
potensial untuk
jatuh ke laut saat
bekerja
Memberikan
Memar, luka rambu tentang
6
Tertimpa material ringan, patah 3 2 2 adanya baterial
(Sedang)
tulang berbahaya yang
potensial untuk
71
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
jatuh
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
dengan Standar
Nasional Indonesia
(SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah jatuhnya
material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
Luka memar, 6
Tersandung 3 2 2 waspada
lecet (Sedang)
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
72
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Paparan sinar Heat 3
3 1 3 hari, waktunya
matahari exhaustion (Rendah)
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-
si vitamin agar
tidak mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
adanya sengatan
Tersengat listrik Luka bakar, 6
2 3 2 listrik dari alat
alat memar (Sedang)
elektrinok yang
digunakan dalam
konstruksi
73
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
Menghindari
barang yang
potensial tersengat
listrik
Memberikan
rambu tentang
adanya bahaya di
daerah yang rawan
ketinggian
Jatuh dari 3 Menggunakan alat
Luka Berat 1 3 3 pelindung kerja
ketinggian (Rendah)
yaitu tali dalam
pekerjaan
konstruksi dari
ketinggian sebagai
waspada jatuh dari
ketinggian
Menggunakan Alat
Pekerjaan Gangguan
6 Pelindung Diri
5. mekanikal Kebisingan pendengaran, 3 2 2
(Sedang) (APD) yang sesuai,
elektikal tuli
yaitu Ear Plug
74
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 6 safety
3 2 2
debu, serpihan buta (Sedang) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Paparan sinar Heat 3
3 1 3 hari, waktunya
matahari exhaustion (Rendah)
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-
si vitamin agar
tidak mudah lelah
Memasang rambu
Tersengat listrik Luka bakar, 6
2 3 2 tanda bahaya akan
alat memar (Sedang)
adanya sengatan
75
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
listrik dari alat
elektrinok yang
digunakan dalam
konstruksi
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
Menghindari
barang yang
potensial tersengat
listrik
Menggunakan
APD yang sesuai,
yaitu pelampung
Jatuh ke laut Tenggelam 1 3
3
3 Memasang rambu
(Rendah) waspada adanya
potensial untuk
jatuh ke laut saat
bekerja
Memberikan
Memar, luka rambu tentang
6
Tertimpa material ringan, patah 2 3 2 adanya baterial
(Sedang)
tulang berbahaya yang
potensial untuk
76
Penilaian Risiko
Uraian Identifikasi Skala
No Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
jatuh
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
dengan Standar
Nasional Indonesia
(SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah jatuhnya
material
77
Tabel 4.5 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas dan Pengendalian Resiko Pada Pekerjaan Bendungan
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet, 3
3 1 3 (Body Harness,
tajam tetanus (Rendah)
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Clearing
1. & Menggunakan
APD yang sesuai
Grubing Mata
(kacamata safety)
terkontaminasi Iritasi mata, 6
debu, serpihan buta
3 2
(Sedang)
2 Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
78
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
APD yang sesuai
Memberikan
Luka berat, 9 rambu bahaya di
Tertimpa pohon 3 3 1
patah tulang (Tinggi) sepanjang daerah
yang potensial
untuk terdampak
kejatuhan pohon
Menggunakan
APD yang sesuai
saat melakukan
pekerjaan
Terkena alat Cidera parah, 9
3 3 1 pemotongan, juka
pemotong luka berat (Tinggi)
diperlukannya
keahlian dalam
melaksanakan
pekerjaan tersebut
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
6
Kebisingan pendengaran, 3 2 2 Diri (APD) yang
(Sedang)
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
79
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak benda
Tetanus, luka 3 2
6
2 Selalu
tajam (Sedang) membersihkan
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
Pekerjaan di sekitar lokasi
2. Dewateri konstruksi
ng Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 6 safety
3 2 2
debu, serpihan buta (Sedang) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Meningkatkan
Luka memar, 3
Tersandung 3 1 3 kehati-hatian
lecet (Rendah)
dalam melakukan
80
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Memberikan
rambu tentang
adanya bahaya di
daerah yang rawan
ketinggian
Jatuh dari 3
ketinggian
Luka Berat 1 3
(Rendah)
3 Menggunakan alat
pelindung kerja
yaitu tali dalam
pekerjaan
konstruksi dari
ketinggian sebagai
81
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
waspada jatuh dari
ketinggian
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
6
Kebisingan pendengaran, 3 2 2 Diri (APD) yang
(Sedang)
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
6
Kebisingan pendengaran, 3 2 2 Diri (APD) yang
(Sedang)
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Drilling
dan Menggunakan
groutingu APD yang sesuai
3. Terkena benda Luka lecet, 3
ntuk 3 1 3 (Body Harness,
tajam tetanus (Rendah)
Main Sarung tangan,
Dam Sepatu boot)
Mata Menggunakan
terkontaminasi Iritasi mata, 6 APD yang sesuai
3 2 2
debu, serpihan buta (Sedang) yaitu kacamata
material safety
82
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Selalu untuk
menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku
atau serpihan Tetanus, luka 3 1
3
3 Selalu
(Rendah) membersihkan
material
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Memberikan
rambu tentang
Memar, luka adanya baterial
6
Tertimpa material ringan, patah 2 3 2 berbahaya yang
(Sedang)
tulang potensial untuk
jatuh
Menggunakan
83
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai dengan
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
Luka memar, 3 waspada
Tersandung 3 1 3
lecet (Rendah) Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
84
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Paparan sinar Heat 3 hari, waktunya
3 1 3
matahari exhaustion (Rendah) dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
3 adanya pergerakan
pergerakan alat Luka berat 1 3 3
(Rendah) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
85
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 6 safety
3 2 2
debu, serpihan buta (Sedang) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
6
Kebisingan pendengaran, 3 2 2 Diri (APD) yang
Pekerjaan (Sedang)
4. tuli sesuai, yaitu Ear
Galian
Plug
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
Memar, luka
6 potensial untuk
Tertimpa material ringan, patah 2 3 2
(Sedang) jatuh
tulang
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai dengan
86
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
3 Selalu untuk
Tersandung Memar, lecet 3 1 3 membersihkan
(Rendah)
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
87
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat matahari di siang
Paparan sinar exhaustion(lela 3 hari, waktunya
3 1 3
matahari h akibat (Rendah) dapat digunakan
kepanasan) untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
6 adanya pergerakan
pergerakan alat Luka berat 2 3 2
(Sedang) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
Memasang rambu
3
Tertimbun longsor Cidera parah 1 3 3 bahaya adanya
(Rendah)
longsor atau
88
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
kawasan
berbahaya untuk di
hindari
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet, 4
2 2 2 (Body Harness,
tajam tetanus (Sedang)
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku
atau serpihan
Tetanus, luka
3 2
6
2 Selalu
ringan (Sedang) membersihkan
material
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Pekerjaan Memberikan
Cidera parah, 3
5. Timbuna Tertimbun material 1 3 3 rambu tentang
patah tulang (Rendah)
n Pada adanya baterial
89
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Bendung berbahaya yang
an potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai dengan
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
Menggunakan
Alat Pelindung
Gangguan 6
Kebisingan 3 2 2 Diri (APD) yang
pendengaran (Sedang)
sesuai, yaitu Ear
Plug
Tertabrak Memasang rambu
Luka berat/ 6
pergerakan alat 2 3 2 tanda bahaya akan
cidera parah (Sedang)
berat adanya pergerakan
90
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
atau jalur yang
akan dilalui alat
berat
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Memar, luka
9 Diri (APD) yang
Tertimpa material ringan, patah 3 3 1
(Sedang) sesuai dengan
tulang
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
91
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, 3 Selalu untuk
Tersandung 3 1 3 membersihkan
lecet (Rendah)
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
Heat
dan manajemen
Paparan sinar exhaustion(lela 3
3 1 3 waktu yang baik
matahari h akibat (Rendah)
agar saat terik
kepanasan)
matahari di siang
hari, waktunya
92
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
Luka berat, 6 adanya pergerakan
pergerakan alat 2 3 2
cacat fisik (Sedang) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet, 3
3 1 3 (Body Harness,
tajam tetanus (Rendah)
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Menginjak paku Alat Pelindung
3
atau serpihan Tetanus, luka 3 1 3 Diri (APD) yang
(Rendah)
material sesuai, yaitu
sepatu boot
93
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Selalu
membersihkan
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
94
Tabel 4.6 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas dan Pengendalian Resiko Pada Pekerjaan Fly Over
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai dengan
Standar Nasional
Tertimpa material Luka memar,
Pekerjaan 6 Indonesia (SNI)
1. saat proses bongkar tergores, Patah 2 3 2
Persiapan
muat tulang
(Sedang) Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
95
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar,
3 Membersihkan
Tersandung lecet pada 3 1 3
(Rendah) segala macam
anggota tubuh
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Menyediakan dan
menggunakan alat
bantu untuk
Posisi badan
memindahkan
bungkuk saat 6
Low back pain 3 2 2 benda yang berat
mengangkat beban (Sedang)
berat Melakukan
pekerjaan dengan
kapasitas tenaga
yang dimiliki
96
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Heat
Paparan sinar 3 hari, waktunya
exhaustion(Kel 3 1 3
matahari (Rendah) dapat digunakan
elahan panas)
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
6 adanya pergerakan
pergerakan alat Luka berat 2 3 2
(Sedang) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
Pekerjaan Mata Menggunakan
Iritasi mata, 6
2. pendahul terkontaminasi 3 2 2 APD yang sesuai
buta (Sedang)
uan debu, serpihan yaitu kacamata
97
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
material safety
Selalu untuk
menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
6
Kebisingan pendengaran, 3 2 2 Diri (APD) yang
(Sedang)
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, 3
Tersandung
lecet
3 1
(Rendah)
3 Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
98
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat matahari di siang
Paparan sinar exhaustion(lela 3 hari, waktunya
3 1 3
matahari h akibat (Rendah) dapat digunakan
kepanasan) untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Menggunakan
Alat Pelindung
Menginjak paku Diri (APD) yang
3
atau serpihan Tetanus, luka 3 1 3 sesuai, yaitu
(Rendah)
serpihan material sepatu boot
Selalu
membersihkan
99
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 6 safety
3 2 2
debu, serpihan buta (Sedang) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Pekerjaan
Menggunakan
3. pembiasa
Gangguan Alat Pelindung
n
Kebisingan pendengaran, 3 2 6 2 Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Meningkatkan
kehati-hatian
Luka memar, 3
Tersandung 3 1 3 dalam melakukan
lecet (Rendah)
pekerjaan
Memasang rambu
100
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
waspada
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Paparan sinar Heat 3
3 1 3 hari, waktunya
matahari exhaustion (Rendah)
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
101
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
mudah lelah
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku
atau serpihan Tetanus, luka 3 1
3
3 Selalu
(Rendah) membersihkan
serpihan material
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
3 adanya pergerakan
pergerakan alat Luka berat 1 3 3
(Rendah) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
Memberikan
Memar, luka
6 rambu tentang
Tertimpa material ringan, patah 2 3 2
(Sedang) adanya baterial
tulang
berbahaya yang
102
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai dengan
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 6 safety
Pekerjaan 3 2 2
4. debu, serpihan buta (Sedang) Selalu untuk
drainasi
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Paparan sinar Heat 3 1 3 3 Melakukan
103
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
matahari exhaustion(lela (Rendah) penjadwalan kerja
h akibat dan manajemen
kepanasan) waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
hari, waktunya
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
Menginjak paku
3 sepatu boot
atau serpihan Tetanus, luka 3 1 3
material
(Rendah) Selalu
membersihkan
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
104
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
di sekitar lokasi
konstruksi
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Memar, luka
6 Diri (APD) yang
Tertimpa material ringan, patah 2 3 2
(Sedang) sesuai dengan
tulang
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
Meningkatkan
Luka memar, 3
Tersandung 3 1 3 kehati-hatian
lecet (Rendah)
dalam melakukan
105
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
Memar, luka potensial untuk
Pekerjaan 6
5. Tertimpa material ringan, patah 2 3 2 jatuh
widening (Sedang)
tulang Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai dengan
Standar Nasional
106
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, 3 Selalu untuk
Tersandung 3 1 3 membersihkan
lecet (Rendah)
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Paparan sinar Heat 3 1 3 3 Melakukan
107
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
matahari exhaustion (Rendah) penjadwalan kerja
(Lelah dan manajemen
Kepanasan) waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
hari, waktunya
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
Luka berat, 6 adanya pergerakan
pergerakan alat 2 3 2
cidera parah (Sedang) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
108
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet, 3
3 1 3 (Body Harness,
tajam tetanus (Rendah)
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku
atau serpihan Tetanus, luka 3 1
3
3 Selalu
(Rendah) membersihkan
material
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata terkena debu, Iritasi mata, 6
3 2 2 yaitu kacamata
serpihan material buta (Sedang)
safety
Selalu untuk
109
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu agar
tidak terjadi debu
yang beterbangan
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
3
Kebisingan pendengaran, 3 1 3 Diri (APD) yang
(Rendah)
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Memberikan
rambu tentang
adanya bahaya di
daerah yang rawan
ketinggian
Jatuh dari 9 Menggunakan alat
Cidera parah 3 3 1 pelindung kerja
ketinggian (Tinggi)
yaitu tali dalam
pekerjaan
konstruksi dari
ketinggian sebagai
waspada jatuh dari
ketinggian
110
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Memar, luka
6 Diri (APD) yang
Tertimpa material ringan, patah 2 3 2
(Sedang) sesuai dengan
tulang
Pekerjaan Standar Nasional
6. sub- Indonesia (SNI)
stucture Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
Meningkatkan
kehati-hatian
Luka memar, 3
Tersandung 3 1 3 dalam melakukan
lecet (Rendah)
pekerjaan
Memasang rambu
111
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
waspada
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat
matahari di siang
Paparan sinar exhaustion 3
3 1 3 hari, waktunya
matahari (lelah akibat (Rendah)
dapat digunakan
kepanasan)
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum
si vitamin agar
tidak mudah lelah
112
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
Luka berat, 6 adanya pergerakan
pergerakan alat 2 3 2
cidera parah (Sedang) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet, 3
3 1 3 (Body Harness,
tajam tetanus (Rendah)
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku
atau serpihan Tetanus, luka 3 1
3
3 Selalu
(Rendah) membersihkan
material
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
113
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 3 safety
3 1 3
debu, serpihan buta (Rendah) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
3
Kebisingan pendengaran, 3 1 3 Diri (APD) yang
(Rendah)
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
Pekerjaan Luka Memar,
potensial untuk
7. Upper- Tertimpa material luka ringan, 2 3 6 2
jatuh
structure patah tulang
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai dengan
114
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai dalam
upaya untuk
mencegah
jatuhnya material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, 3 Selalu untuk
Tersandung 3 1 3 membersihkan
lecet (Rendah)
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
115
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat matahari di siang
Paparan sinar exhaustion(lela 3 hari, waktunya
3 1 3
matahari h akibat (Rendah) dapat digunakan
kepanasan) untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
3 adanya pergerakan
pergerakan alat Luka berat 1 3 3
(Rendah) atau jalur yang
berat
akan dilalui alat
berat
Menggunakan
Terkena benda Luka lecet, 3
3 1 3 APD yang sesuai
tajam tetanus (Rendah)
(Body Harness,
116
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku
atau serpihan Tetanus, luka 3 1
3
3 Selalu
(Rendah) membersihkan
serpihan material
serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan
di sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, 3 safety
3 1 3
debu, serpihan buta (Rendah) Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
117
Penilaian Risiko
Uraian Skala
No Identifikasi Bahaya Risiko Tingkat Pengendalian Resiko
Pekerjaan Kekerapan Keparahan Prioritas
Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
3
Kebisingan pendengaran, 3 1 3 Diri (APD) yang
(Rendah)
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Keterangan :
Penilaian Resiko Untuk Nilai Keparahan dan Kekerapan Penilaian Resiko Untuk Tingkat Resiko
Nilai 1 : Resiko Rendah Range 1-3 : Resiko Rendah (menimbulkan luka/lecet)
Nilai 2 : Resiko Sedang Range 4-6 : Resiko Sedang (menimbulkan cidera/cacat)
Nilai 3 : Resiko tinggi Range 7-9 : Resiko tinggi (menimbulkan kematian)
Skala Prioritas
Nilai 1 : Prioritas Tinggi
Nilai 2 : Prioritas Sedang
Nilai 3 : Prioritas Rendah
119
4.2 Tabel/Matriks
Tabel 4.7 Matriks analisis resiko pada pekerjaan konstruksi
Keparahan 1 2 3
Ringan Sedang Tinggi
Kekerapan
1 1 2 3
Jarang Ringan Ringan Ringan
2 2 4 6
Kadang Ringan Sedang Sedang
3 3 6 9
Sering Ringan Sedang Tinggi
Keterangan:
Untuk nilai keparahan
Nilai 1 : Resiko Rendah
Nilai 2 : Resiko Sedang
Nilai 3 : Resiko Tinggi
B. Kebijakan K3
Perusahaan memiliki komitmen dan kepedulian terhadap selamatan dan
Kesehatan Kerja yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
operasional dan usaha perusahaan yang pelaksanaannya merupakan tanggung
jawab semua jajaran perusahaan. Perusahaan bertekad untuk melaksanakan
kegiatan operasional dengan mengutamakan Keselamatan dan kesehatan kerja yang
aman serta nyaman bagi siapapun yang berada ditempat kerja, yang dilaksanakan
secara berkesinambungan dengan :
a) Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan
Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja.
b) Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke
tiga dan asset perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian yang
dapat merugikan aset perusahaan
124
Melakukan
pekerjaan dengan
kapasitas tenaga
yang dimiliki
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat exhaustion matahari di siang
Paparan sinar
(Lelah akibat hari, waktunya dapat
matahari
Kepanasan) digunakan untuk
beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Menggunakan Alat
Gangguan
Pelindung Diri
Kebisingan pendengaran,
(APD) yang sesuai,
tuli
yaitu Ear Plug
Menggunakan APD
Terkena benda Luka lecet, yang sesuai (Body
tajam tetanus Harness, Sarung
tangan, Sepatu boot)
Menggunakan APD
yang sesuai yaitu
Mata
kacamata safety
terkontaminasi
Iritasi mata, buta Selalu untuk
debu, serpihan
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Pekerjaan
2. tiang Menggunakan Alat
pancang Pelindung Diri
(APD) yang sesuai,
yaitu sepatu boot
Menginjak paku Selalu
atau serpihan Tetanus, luka membersihkan
serpihan material serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan APD
yang sesuai, yaitu
pelampung
Jatuh ke laut Tenggelam
Memasang rambu
waspada adanya
potensial untuk jatuh
126
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau benda
benda yang tak
terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Paparan sinar
Heat exhaustion hari, waktunya dapat
matahari
digunakan untuk
beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
adanya sengatan
listrik dari alat
elektrinok yang
digunakan dalam
Tersengat listrik Luka bakar,
konstruksi
alat memar
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
Menghindari barang
yang potensial
tersengat listrik
Memasang rambu
Tertabrak tanda bahaya akan
pergerakan alat Luka berat adanya pergerakan
berat atau jalur yang akan
dilalui alat berat
Menggunakan Alat
Gangguan Pelindung Diri
Kebisingan
pendengaran (APD) yang sesuai,
Pekerjaan
yaitu Ear Plug
4. fasilitas
pelabuhan Menggunakan APD
Terkena benda Luka lecet, yang sesuai (Body
tajam tetanus Harness, Sarung
tangan, Sepatu boot)
129
Menggunakan APD
yang sesuai yaitu
Mata
kacamata safety
terkontaminasi
Iritasi mata, buta Selalu untuk
debu, serpihan
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai,
yaitu sepatu boot
Menginjak paku Selalu
atau serpihan Tetanus, luka membersihkan
serpihan material serpihan serpihan
material atau paku
yang berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan APD
yang sesuai, yaitu
pelampung
Jatuh ke laut Tenggelam Memasang rambu
waspada adanya
potensial untuk jatuh
ke laut saat bekerja
Memberikan rambu
tentang adanya
baterial berbahaya
yang potensial untuk
jatuh
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
Memar, luka
(APD) yang sesuai
Tertimpa material ringan, patah
dengan Standar
tulang
Nasional Indonesia
(SNI)
Menyediakan media
berupa papan lantai
dalam upaya untuk
mencegah jatuhnya
material
Meningkatkan
kehati-hatian dalam
Luka memar, melakukan pekerjaan
Tersandung
lecet Memasang rambu
waspada
Selalu untuk
130
membersihkan
segala macam
serpihan atau benda
benda yang tak
terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Paparan sinar
Heat exhaustion hari, waktunya dapat
matahari
digunakan untuk
beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
adanya sengatan
listrik dari alat
elektrinok yang
digunakan dalam
Tersengat listrik Luka bakar,
konstruksi
alat memar
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
Menghindari barang
yang potensial
tersengat listrik
Memberikan rambu
tentang adanya
bahaya di daerah
yang rawan
ketinggian
Jatuh dari Menggunakan alat
Luka Berat
ketinggian pelindung kerja yaitu
tali dalam pekerjaan
konstruksi dari
ketinggian sebagai
waspada jatuh dari
ketinggian
Menggunakan Alat
Pekerjaan Gangguan
Pelindung Diri
5. mekanikal Kebisingan pendengaran,
(APD) yang sesuai,
elektikal tuli
yaitu Ear Plug
131
Menggunakan APD
yang sesuai yaitu
Mata
kacamata safety
terkontaminasi
Iritasi mata, buta Selalu untuk
debu, serpihan
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
Paparan sinar
Heat exhaustion hari, waktunya dapat
matahari
digunakan untuk
beristirahat
Beristirahat dan
selalu mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
adanya sengatan
listrik dari alat
elektrinok yang
digunakan dalam
Tersengat listrik Luka bakar,
konstruksi
alat memar
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
Menghindari barang
yang potensial
tersengat listrik
Menggunakan APD
yang sesuai, yaitu
pelampung
Jatuh ke laut Tenggelam Memasang rambu
waspada adanya
potensial untuk jatuh
ke laut saat bekerja
Memberikan rambu
tentang adanya
baterial berbahaya
Memar, luka yang potensial untuk
Tertimpa material ringan, patah jatuh
tulang Menggunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) yang sesuai
dengan Standar
132
Nasional Indonesia
(SNI)
Menyediakan media
berupa papan lantai
dalam upaya untuk
mencegah jatuhnya
material
E. Sasaran K3
Kecelakaan Kerja = 0 (Zero Accident), baik dikantor maupun di proyek
Compile perundangan = 75%
Mengembangkan Sistem Manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan
meraih Sertifikat OHSAS 18001:2007
133
F. Program K3
Menetapkan Rencana Program K3 untuk mencapai tujuan dan sasaran K3 yang
menjelaskan sistem pertanggung jawabannya
Peninjauan secara berkala dan dikembangkan secara berkesinambungan yang
berkaitan dengan kegiatan, produk, jasa dan kondisi operasional perusahaan
Penyiapan sumber daya yang ditunjuk untuk mendokumentasikan, dan
mengkomunikasikan struktur dan penanggung jawaban K3 serta wewenang untuk
bertindak.
Menetapkan prosedur untuk identifikasi penyediaan sumber daya lainnya
termasuk pendanaan dan teknologi yang sesuai kebutuhan operasi
Melakukan konsultasi dan melibatkan tenaga kerja dalam penerapan,
pengembangan dan pemeliharaan SMK3
Mendokumentasikan setiap kegiatan SMK3
Membuat prosedur pengendalian semua dokumen dan data SMK3 dalam bentuk
tertulis maupun data elektronik
Mengidentifikasi bahaya serta resiko dari setiap proses kerja untuk kemudian
dilakukan dan ditetapkan prioritas tindakan pengendalian yang akan diambil.
Menetapkan prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana yang
teridentifikasi (Tanggap Darurat)
Menetapkan prosedur untuk inspeksi, pengujian, pemantauan dan pengukuran
yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3 secara teratur.
Menetapkan prosedur untuk mengevaluasi penerapan SMK3 terhadap kebutuhan
peraturan perundang-undangan secara berkala
Semua hasil temuan dri pelaksanaan dan pemantauan, audit dan tinjauan ulang
SMK3 didokumentasikan dan digunakan untuk identifikasi tindakan perbaikan
dan pencegahan.
Untuk menunjukkan kesesuaian penerapan SMK3, perusahaan melakukan
pencatatan informasi K3 yang telah dilaksanakan.
Menetapkan prosedur audit internal SMK3 yang dilaksanakan secara sistematik,
independen dan berkala untuk mengetahui keefektifan penerapan SMK3
Melaksanakan tinjauan ulang SMK3 secara berkala untuk menjamin kesesuaian
dan keefektifan yang berkesinambungan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan
K3
134
G. Organisasi K3
A. Pendahuluan
Perusahaan Jasa Konstruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti
penggunaan alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim,
melakukan penggalian dan lain-lain. Dengan adanya hal tersebut maka
diperlukannya Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang penerapannya
meliputi Kantor, Projeck Site serta area pendukung lainnya yang merupakan
kebijakan pihak perusahaan. Tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja atau Occupational Health and Safety Management System
(SMK3/OHSMS) dimana system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan
penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk
memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada karyawan dalam
keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
dalam rangka pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir 4.4.6 maka diperlukan suatu
Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek
B. Kebijakan K3
Perusahaan memiliki komitmen dan kepedulian terhadap selamatan dan
Kesehatan Kerja yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
operasional dan usaha perusahaan yang pelaksanaannya merupakan tanggung
jawab semua jajaran perusahaan.Perusahaan bertekad untuk melaksanakan kegiatan
operasional dengan mengutamakan Keselamatan dan kesehatan kerja yang aman
serta nyaman bagi siapapun yang berada ditempat kerja, yang dilaksanakan secara
berkesinambungan dengan :
e) Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan
Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja.
f) Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke
tiga dan asset perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian yang
136
diperlukannya
keahlian dalam
melaksanakan
pekerjaan tersebut
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
Kebisingan pendengaran, Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak benda Selalu
Tetanus, luka membersihkan
tajam
serpihan serpihan
material atau paku
yang
berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, safety
Pekerjaan debu, serpihan buta Selalu untuk
2.
Dewatering material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, Selalu untuk
Tersandung membersihkan
lecet
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
138
Memberikan
rambu tentang
adanya bahaya di
daerah yang
rawan ketinggian
Menggunakan
Jatuh dari alat pelindung
Luka Berat
ketinggian kerja yaitu tali
dalam pekerjaan
konstruksi dari
ketinggian
sebagai waspada
jatuh dari
ketinggian
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
Kebisingan pendengaran, Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
Kebisingan pendengaran, Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet,
(Body Harness,
tajam tetanus
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Drilling
Menggunakan
dan
APD yang sesuai
3. grouting
Mata yaitu kacamata
untuk Main
terkontaminasi Iritasi mata, safety
Dam
debu, serpihan buta Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan
Alat Pelindung
Menginjak paku Diri (APD) yang
atau serpihan Tetanus, luka sesuai, yaitu
material sepatu boot
Selalu
membersihkan
139
serpihan serpihan
material atau paku
yang
berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Memar, luka
Diri (APD) yang
Tertimpa material ringan, patah
sesuai dengan
tulang
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai
dalam upaya
untuk mencegah
jatuhnya material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, Selalu untuk
Tersandung membersihkan
lecet
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
Paparan sinar Heat dan manajemen
matahari exhaustion waktu yang baik
agar saat terik
matahari di siang
140
hari, waktunya
dapat digunakan
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
adanya
pergerakan alat Luka berat
pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, safety
debu, serpihan buta Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
Kebisingan pendengaran, Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Memberikan
Pekerjaan rambu tentang
4. adanya baterial
Galian
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Memar, luka
Diri (APD) yang
Tertimpa material ringan, patah
sesuai dengan
tulang
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai
dalam upaya
untuk mencegah
jatuhnya material
141
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Selalu untuk
Tersandung Memar, lecet membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan kerja
dan manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat matahari di siang
Paparan sinar exhaustion hari, waktunya
matahari (lelah akibat dapat digunakan
kepanasan) untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar tidak
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
adanya
pergerakan alat Luka berat
pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Memasang rambu
bahaya adanya
longsor atau
Tertimbun longsor Cidera parah
kawasan
berbahaya untuk
di hindari
Menggunakan
Terkena benda Luka lecet, APD yang sesuai
tajam tetanus (Body Harness,
Sarung tangan,
142
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku
Tetanus, luka Selalu
atau serpihan membersihkan
ringan
material serpihan serpihan
material atau paku
yang
berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Tertimbun Cidera parah, Diri (APD) yang
material patah tulang sesuai dengan
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
Pekerjaan
papan lantai
Timbunan
5. dalam upaya
Pada
untuk mencegah
Bendungan
jatuhnya material
Menggunakan
Alat Pelindung
Gangguan
Kebisingan Diri (APD) yang
pendengaran
sesuai, yaitu Ear
Plug
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
Luka berat/ adanya
pergerakan alat
cidera parah pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Memar, luka Memberikan
Tertimpa material
ringan, patah rambu tentang
143
mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya akan
Tertabrak
Luka berat, adanya
pergerakan alat
cacat fisik pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet,
(Body Harness,
tajam tetanus
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku Selalu
atau serpihan Tetanus, luka membersihkan
material serpihan serpihan
material atau paku
yang
berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
E. Sasaran K3
Kecelakaan Kerja = 0 (Zero Accident), baik dikantor maupun di proyek
Compile perundangan = 75%
Mengembangkan Sistem Manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan
meraih Sertifikat OHSAS 18001:2007
F. Program K3
Menetapkan Rencana Program K3 untuk mencapai tujuan dan sasaran K3 yang
menjelaskan sistem pertanggung jawabannya
Peninjauan secara berkala dan dikembangkan secara berkesinambungan yang
berkaitan dengan kegiatan, produk, jasa dan kondisi operasional perusahaan
Penyiapan sumber daya yang ditunjuk untuk mendokumentasikan, dan
mengkomunikasikan struktur dan penanggung jawaban K3 serta wewenang untuk
bertindak.
Menetapkan prosedur untuk identifikasi penyediaan sumber daya lainnya
termasuk pendanaan dan teknologi yang sesuai kebutuhan operasi
Melakukan konsultasi dan melibatkan tenaga kerja dalam penerapan,
pengembangan dan pemeliharaan SMK3
Mendokumentasikan setiap kegiatan SMK3
Membuat prosedur pengendalian semua dokumen dan data SMK3 dalam bentuk
tertulis maupun data elektronik
Mengidentifikasi bahaya serta resiko dari setiap proses kerja untuk kemudian
dilakukan dan ditetapkan prioritas tindakan pengendalian yang akan diambil.
Menetapkan prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana yang
teridentifikasi (Tanggap Darurat)
Menetapkan prosedur untuk inspeksi, pengujian, pemantauan dan pengukuran
yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3 secara teratur.
146
G. Organisasi K3
A. Pendahuluan
Perusahaan Jasa Konstruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti
penggunaan alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim,
melakukan penggalian dan lain-lain. Dengan adanya hal tersebut maka
diperlukannya Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang penerapannya
meliputi Kantor, Projeck Site serta area pendukung lainnya yang merupakan
kebijakan pihak perusahaan. Tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja atau Occupational Health and Safety Management System
(SMK3/OHSMS) dimana system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan
penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk
memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada karyawan dalam
keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
dalam rangka pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir 4.4.6 maka diperlukan suatu
Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek
B. Kebijakan K3
Perusahaan memiliki komitmen dan kepedulian terhadap selamatan dan
Kesehatan Kerja yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
operasional dan usaha perusahaan yang pelaksanaannya merupakan tanggung
jawab semua jajaran perusahaan.Perusahaan bertekad untuk melaksanakan kegiatan
operasional dengan mengutamakan Keselamatan dan kesehatan kerja yang aman
serta nyaman bagi siapapun yang berada ditempat kerja, yang dilaksanakan secara
berkesinambungan dengan :
i) Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan
Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja.
j) Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke
tiga dan asset perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian yang
148
menimbulkan
bahaya
Menyediakan dan
menggunakan
alat bantu untuk
Posisi badan
memindahkan
bungkuk saat
Low back pain benda yang berat
mengangkat
beban berat Melakukan
pekerjaan dengan
kapasitas tenaga
yang dimiliki
Melakukan
penjadwalan
kerja dan
manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat
matahari di siang
Paparan sinar exhaustion
hari, waktunya
matahari (Kelelahan
dapat digunakan
panas)
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar
tidak mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya
Tertabrak
akan adanya
pergerakan alat Luka berat
pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, safety
debu, serpihan buta Selalu untuk
material menyiram atau
Pekerjaan
2. membasahi lokasi
pendahuluan
yang berdebu
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
Kebisingan pendengaran, Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
150
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, Selalu untuk
Tersandung membersihkan
lecet
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan
kerja dan
manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat
matahari di siang
Paparan sinar exhaustion
hari, waktunya
matahari (lelah akibat
dapat digunakan
kepanasan)
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar
tidak mudah lelah
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku Selalu
atau serpihan Tetanus, luka membersihkan
serpihan material serpihan serpihan
material atau
paku yang
berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Pekerjaan Mata Iritasi mata, Menggunakan
3.
pembiasan terkontaminasi buta APD yang sesuai
151
sepatu boot
Selalu
membersihkan
serpihan serpihan
material atau
paku yang
berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Memasang rambu
tanda bahaya
Tertabrak
akan adanya
pergerakan alat Luka berat
pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Memar, luka
Diri (APD) yang
Tertimpa material ringan, patah
sesuai dengan
tulang
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai
dalam upaya
untuk mencegah
jatuhnya material
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, safety
debu, serpihan buta Selalu untuk
Pekerjaan material menyiram atau
4.
drainasi membasahi lokasi
yang berdebu
Heat Melakukan
Paparan sinar exhaustion penjadwalan
matahari (lelah akibat kerja dan
kepanasan) manajemen
153
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Memar, luka
Diri (APD) yang
Tertimpa material ringan, patah
sesuai dengan
tulang
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai
dalam upaya
Pekerjaan
5. untuk mencegah
widening
jatuhnya material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Luka memar, Selalu untuk
Tersandung membersihkan
lecet
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
155
Melakukan
penjadwalan
kerja dan
manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat
matahari di siang
Paparan sinar exhaustion
hari, waktunya
matahari (Lelah
dapat digunakan
Kepanasan)
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar
tidak mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya
Tertabrak
Luka berat, akan adanya
pergerakan alat
cidera parah pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet,
(Body Harness,
tajam tetanus
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
sepatu boot
Menginjak paku Selalu
atau serpihan Tetanus, luka membersihkan
material serpihan serpihan
material atau
paku yang
berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
Mata terkena APD yang sesuai
Iritasi mata,
debu, serpihan yaitu kacamata
buta
material safety
Selalu untuk
156
menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
agar tidak terjadi
debu yang
beterbangan
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
Kebisingan pendengaran, Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Memberikan
rambu tentang
adanya bahaya di
daerah yang
rawan ketinggian
Menggunakan
Jatuh dari alat pelindung
Cidera parah
ketinggian kerja yaitu tali
dalam pekerjaan
konstruksi dari
ketinggian
sebagai waspada
jatuh dari
ketinggian
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Memar, luka
Diri (APD) yang
Tertimpa material ringan, patah
Pekerjaan sesuai dengan
6. tulang
sub-stucture Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Menyediakan
media berupa
papan lantai
dalam upaya
untuk mencegah
jatuhnya material
Luka memar, Meningkatkan
Tersandung
lecet kehati-hatian
157
dalam melakukan
pekerjaan
Memasang rambu
waspada
Selalu untuk
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan
kerja dan
manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat
matahari di siang
Paparan sinar exhaustion
hari, waktunya
matahari (lelah akibat
dapat digunakan
kepanasan)
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum si
vitamin agar
tidak mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya
Tertabrak
Luka berat, akan adanya
pergerakan alat
cidera parah pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet,
(Body Harness,
tajam tetanus
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Menginjak paku
Diri (APD) yang
atau serpihan Tetanus, luka
sesuai, yaitu
material
sepatu boot
Selalu
158
membersihkan
serpihan serpihan
material atau
paku yang
berhamburan di
sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, safety
debu, serpihan buta Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
Kebisingan pendengaran, Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
Memberikan
rambu tentang
adanya baterial
berbahaya yang
potensial untuk
jatuh
Menggunakan
Alat Pelindung
Luka Memar,
Diri (APD) yang
Tertimpa material luka ringan,
sesuai dengan
patah tulang
Standar Nasional
Pekerjaan Indonesia (SNI)
7. Upper- Menyediakan
structure media berupa
papan lantai
dalam upaya
untuk mencegah
jatuhnya material
Meningkatkan
kehati-hatian
dalam melakukan
Luka memar,
Tersandung pekerjaan
lecet
Memasang rambu
waspada
Selalu untuk
159
membersihkan
segala macam
serpihan atau
benda benda yang
tak terpakai dan
berpotensi
menimbulkan
bahaya
Melakukan
penjadwalan
kerja dan
manajemen
waktu yang baik
agar saat terik
Heat
matahari di siang
Paparan sinar exhaustion
hari, waktunya
matahari (lelah akibat
dapat digunakan
kepanasan)
untuk beristirahat
Beristirahat dan
selalu
mengonsum-si
vitamin agar
tidak mudah lelah
Memasang rambu
tanda bahaya
Tertabrak
akan adanya
pergerakan alat Luka berat
pergerakan atau
berat
jalur yang akan
dilalui alat berat
Menggunakan
APD yang sesuai
Terkena benda Luka lecet,
(Body Harness,
tajam tetanus
Sarung tangan,
Sepatu boot)
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri (APD) yang
sesuai, yaitu
Menginjak paku sepatu boot
atau serpihan Tetanus, luka Selalu
serpihan material membersihkan
serpihan serpihan
material atau
paku yang
berhamburan di
160
sekitar lokasi
konstruksi
Menggunakan
APD yang sesuai
Mata yaitu kacamata
terkontaminasi Iritasi mata, safety
debu, serpihan buta Selalu untuk
material menyiram atau
membasahi lokasi
yang berdebu
Menggunakan
Gangguan Alat Pelindung
Kebisingan pendengaran, Diri (APD) yang
tuli sesuai, yaitu Ear
Plug
E. Sasaran K3
161
G. Organisasi K3
3) Kotak P3K
Untuk kecelakaan kerja yang terjadi sejak 1 Juli 2015, harus diperhatikan
adanya masa kadaluarsa klaim untuk mendapatkan manfaat. Masa kadaluarsa
klaim selama selama 2 (dua) tahun dihitung dari tanggal kejadian kecelakaan.
184
Perusahaan harus tertib melaporkan baik secara lisan (manual) ataupun elektronik
atas kejadian kecelakaan kepada BPJS Ketenagakerjaan selambatnya 2 kali 24
jam setelah kejadian kecelakaan, dan perusahaan segera menindaklanjuti laporan
yang telah dibuat tersebut dengan mengirimkan formulir kecelakaan kerja tahap I
yang telah dilengkapi dengan dokumen pendukung.
Manfaat yang diberikan, antara lain;
No Manfaat Keterangan
(1) (2) (3)
1 Pelayanan kesehatan (perawatan dan Pelayanan kesehatan diberikan
pengobatan), antara lain: tanpa batasan plafon sepanjang
pemeriksaan dasar dan sesuai kebutuhan medis
penunjang; (medical need).
perawatan tingkat pertama dan Pelayanan kesehatan diberikan
lanjutan; melalui fasilitas kesehatan
rawat inap dengan kelas ruang yang telah bekerjasama dengan
perawatan yang setara dengan BPJS Ketenagakerjaan (trauma
kelas I rumah sakit pemerintah; center BPJS Ketenagakerjaan).
perawatan intensif (HCU, ICCU, Penggantian biaya
ICU); (reimbursement) atas
penunjang diagnostic; perawatan dan pengobatan,
pengobatan dengan obat generik hanya berlaku untuk daerah
(diutamakan) dan/atau obat remote area atau didaerah
bermerk (paten) yang tidak ada trauma center
pelayanan khusus; BPJS. Ketenagakerjaan.
alat kesehatan dan implant; Penggantian biaya diberikan
jasa dokter/medis; sesuai ketentuan yang berlaku.
operasi;
transfusi darah (pelayanan darah)
rehabilitasi medik.
2 Santunan Berbentuk uang antara Perhitungan biaya transportasi
lain: untuk kasus kecelakaan kerja
Penggantian biaya pengangkutan yang menggunakan lebih dari satu
peserta yang mengalami kecelakaan jenis transportasi berhak atas
kerja/penyakit akibat kerja, ke rumah biaya maksimal dari masing-
sakit dan/atau kerumahnya, termasuk masing angkutan yang digunakan
biaya pertolongan pertama pada dan diganti sesuai bukti/kuitansi
kecelakaan;. dengan penjumlahan batasan
Angkutan darat/sungai/danau maksimal dari semua jenis
diganti maksimal Rp1.000.000,- transportasi yang digunakan
(satu juta rupiah).
Angkutan laut diganti maksimal Dibayarkan kepada pemberi kerja
Rp1.500.000 (satu setengah juta (sebagai pengganti upah yang
185
Kelayakan suatu alat ditunjang dengan operator alat yang sesuai adalah
salah satu kriteria SMK3 Sistem Manajemen K3 hal ini sangat berkaitan dengan
meningkatnya pembangunan melalui jasa konstruksi dan teknologi itu sendiri
dinperusahaan kontraktor dan perusahaan perusahaan industri, penggunaan
187
pesawat / alat angkat dan angkut merupakan bagian integral dalam pelaksanaan
dan peningkatan proses pelaksanaan produksi di suatu perusahaan.
Pada umumnya dikatan bahwa Pesawat / Alat Angkat dan Angkut adalah
suatu peralatan yang sangat digunakan untuk proses perusahaan industri
khususnya dalam melakukan pemindahan barang. Pesawat / Alat Angkat dan
Angkut merupakan Suatu peralatan teknik yang memiliki tingkat resiko bahaya
tinggi, yang bisa memicu terjadinya kecelakaan kerja, bilamana tidak dipelihara,
diperhatikan dan ditangani secara baik dan benar.
4.6.3 Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3)
Pengesahan P2K3-Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perusahaan adalah mengingat:
1) Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2) Undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
3) Peraturan menteri tenaga kerja no 4 tahun 1987 tentang Panitian Pembina
keselamatan dan kesehatan kerja
4) Peraturan daerah no 6 tahun 2004 tentang ketenagakerjaan
5) Peraturan Gubernur no 271 tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja
dinas tenaga kerja dan transmigrasi.
1) Susunan P2K3
2) Bukti pengesahan P2K3 Depnakertrans
3) Pedoman K3 (Manual SMK3)
4) Prosedur
5) lnstruksi Kerja
6) Formulir.
7) Marka3 K3 (Publikasi K3)
Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk berwenang menunjuk Ahli
K3 pada tempat kerja dengan kriteria tertentu dan pada perusahaan yang
memberikan jasa di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
Kriteria tertentu tersebut adalah:
Suatu tempat kerja dimana pengurus mempekerjakan tenaga kerja lebih dari
100 orang;
Suatu tempat kerja dimana pengurus mempekerjakan tenaga kerja kurang
dari 100 orang akan tetapi menggunakan bahan, proses, alat dan atau
instalasi yang besar risiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja.
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab seorang flagman saat menjalankan
tugas dilapangan, yaitu:
Flagman harus selalu memakai baju reflectif yang mudah dilihat, juga
memakai PPE dengan baik, termasuk baju reflektif, peluit dan bendera
pengatur lalu lintas.
Flagman harus memastikan tidak ada kendaraan atau alat berat yang
bergerak mundur tanpa dibantu aba-aba dan diarahkan oleh petugas
192
Flagman harus selalu berada di area yang aman dan mudah terlihat oleh
operator alat atau kendaraan berat
Flagman harus memastikan bahwa setiap operator sepenuhnya mematuhi
dan mendengarkan peluit atau signal yang akan dipergunakan selama
berlangsungnya operasi / pekerjaan tersebut.
Flagman harus berani memerintahkan kepada para operator kendaraan atau
alat berat untuk selalu mematuhi peraturan proyek seperti memakai PPE bila
berada diluar kabin kendaraannya.
Flagman harus melaporkan kendaraan atau peralatan yang tidak layak
beroperasi atau mematuhi peraturan keselamatan kerja
Flagman harus memastikan bahwa semua pekerja berada dalam jarak yang
aman dari area kerja peralatan atau kendaraan berat.
Flagman harus memastikan tidak terjadi kemacetan lalu lintas baik yang
akan memasuki atau meninggalkan lokasi kerja
Flagman harus menghentikan pekerjaan atau mencari penggantinya dengan
competent person lainnya yang ditunjuk oleh supervisor, sebelum
meninggalkan tempat kerja atau akan beristirahat
perusahaan terdiri dari tempat tidur, kotak obat P3K lengkap, lemari obat, tandu,
tensimeter, alat bantu pernafasan, timbangan badan, kursi tunggu dan kursi roda.
Alat-alat tersebut merupakan alat kesehatan standar yang harus disediakan dalam
ruang kesehatan perusahaan sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.
Fogging yang efektif dilakukan pada saat pagi hari sekitar pukul 07.00
sampai dengan pukul 10.00 dan pada sore hari pada pukul 15.00 sampai 17.00,
bila dilakukan pada siang hari nyamuk sudah tidak beraktiftas dan asap fogging
mudah menguap karena udara yang terlalu panas. Fogging sebaiknya jangan
dilakukan saat hujan karena sia-sia saja melakukan pengasapan.
4.9.2 Sirine
Sirene adalah alat untuk membuat suara ribut. Sirene berfungsi untuk
memperingatkan masyarakat akan bahaya suatu bencana alam dan digunakan
untuk kendaraan layanan darurat seperti ambulans, polisi, dan pemadam
kebakaran. Bentuk sirene yang paling modern adalah sirene serangan udara, sirene
tornado, sirene tsunami dan sirene untuk kendaraan layanan darurat. Untuk sirene
pemadam kebakaran biasanya juga digunakan sebagai sirene tornado dan
penjagaan terhadap masyarakat. suara dari sirene dahulu kala diproduksi di bawah
air karena dihubungkan dengan Siren dari mitologi Yunani. Kini sirene digunakan
untuk penjagaan terhadap masyarakat dan peringatan serangan udara. Sirene
secara umum ada dua jenis yaitu Pneumatik dan Elektronik.
4.9.3 Bendera K3
Bendera K3 yang kerap kita lihat khususnya di depan kantor atau
perusahaan kita, ternyata memiliki standar, arti dan makna yang harus dipatuhi.
Walaupun secara tertulis tidak disebutkan sanksi jika tidak memenuhinya, namun
secara aturan juga harus kita patuhi. Apakah bendera K3 di tempat kerja Anda
sudah memenuhi aturan tersebut?
199
SK. Menaker No. 1135 tahun 1987 merupakan surat keputusan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja mengenai Bendera Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Dalam surat keputusan tersebut menetapkan 6 hal antara lain:
a) Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar putih dan
berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.
b) Lambang sebagaimana Dimaksud amar Pertama berbentuk palang warna
hijau dilingkari dengan roda bergigi sebelas berwarna hijau.
c) Bentuk dan ukuran Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Lampiran I dan II Surat
Keputusan ini.
d) Arti dan makna lambang pada Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah seperti tercantum dalam Lampiran III Surat Keputusan ini.
e) Tata cara pemasangan Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
seperti tercantum dalam Lampiran IV Surat Keputusan ini.
f) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu 03 Agustus 1997
Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar putih dan
berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.
waktu rata-rata untuk mencapai lokasi yang aman (Titik Kumpul). Sebagian besar
ahli keselamatan menyarankan setiap proyek gedung memiliki setidaknya 2 Jalur
Evakuasi, lebih baik jika memiliki jalur evakuasi yang lebih banyak.
Untuk standar lebar jalur evakuasi, sebenarnya tidak ada ketentuan secara
umum. Yang harus diperhatikan apakah jalur ini bisa dilalui dengan baik dan
cepat, dan untuk jalur evakuasi (di luar bangunan) hendaknya bisa memuat dua
kendaraan sehingga apabila saling berpapasan tidak menghalangi proses evakuasi.
Dalam penentuan jalur evakuasi juga harus disepakati dimana titik kumpul yang
aksesnya mudah dan luas.
Inspeksi adalah sistem yang baik untuk menemukan suatu masalah dan
menaksir jumlah risiko sebelum terjadi accident dan kerugian lain yang dapat
muncul. (Bird, Frank E. and George L. Germain, 1990)
Inspeksi K3 adalah suatu proses untuk menemukan potensi bahaya yang ada
ditempat kerja untuk mencegah terjadinya kerugian maupun kecelakaan di tempat
kerja dalam penerapan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
4. Action atau Tindak lanjut atau Pemantauan dengan membuat skala prioritas
upaya-upaya perbaikan yang harus dikerjakan dan memantau program
perbaikan dan anggaran biaya hingga implementasi perbaikan selesai.
Penyelidikan harus bersifat objektif, factual, dan bebas dari segala sesuatu
yang menunjukkan kesalahan. Insiden biasanya terjadi karena kekurangan cahaya
dalam interaksi antara rancangan dari plant dan equipment, tugas yang dilakukan,
sikap dari individu dan lingkungan kerjanya.
204
Kegiatan/
No Peralatan Tenaga Kerja Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko
Pekerjaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1) Excavator 1) Operator 1) Terkena benda tajam 1) Penggunaan APD yang sesuai
2) Dumptruk 2) Mandor 2) Terkontaminasi debu, dengan standar (masker,
3) Concrete mixer 3) Tukang/ serpihan material kacamata, pelindung telinga,
4) Backhoe pekerja 3) Jatuh dari ketinggian kaos tangan, sepatu boat, safety
5) Roller 4) Ahli K3 4) Kebisingan harenes, safety helmet, rompi,
6) Bentonite Mixing 5) Security/ 5) Tersandung ear plug)
3 Fly Over
Plant tenaga 6) Menginjak paku atau 2) Menggunakan APK yang sesuai
7) Mixing tank keamanan serpihan material dengan standar (APAR, obat
8) Boring machine 6) Surveyor 7) Tertimpa material P3K, safety cone, safety line)
crane mounted 7) Pengawas 8) Paparan sinar matahari 3) Melakukan pelatihan K3
9) Crane lapangan 9) Tertabrak alat berat 4) Pemasangan rambu
10) Steel Holder 10) Tersengat Listrik alat 5) Menyusun safety plan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu:
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, khususnya pada pasal 20 yang
mengatur sangat jelas dan rinci mengenai Biaya Penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, tujuannya agar dapat dipahami
oleh masing-masing Unit Kerja, mulai dari Unit Kerja Eselon I sampai
dengan Eselon III, Atasan Langsung Satuan Kerja, Sastuan Kerja<Pokja
ULP, Pejabat Pembuat Komitmen serta Penyedia Jasa di Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Demikian juga
kegiatan swakelola serta kegiatan konstruksi yang dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa telah diatur dalam peraturan menteri ini.
2) Setiap pelaksanaan kegiatan pekerjan konstruksi Penyedia Jasa wajib telah
mempersiapkan alokasi dana/biaya penerapan SMK3 berdasarkan RK3K
yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
3) Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, telah dijelaskan dalam lampiran I &
II, bahwa program kerja K3 yang merupakan upaya merealisasikan sasaran
K3 atas pengendalian risko K3 dari setiap bahaya yang teridentifikasi pada
setiap tahapan pekerjaan konstruksi harus diperhitungkan biaya pelaksanaan
program kerja K3 nya.
4) Pejabat Pembuat Komitmen harus melakukan pemastian bahwa penyedia
jasa konstruksi yang akan melaksanakan pekerjaannya, telah menyediakan
Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum,
pada saat klarifikasi dalam pre construction meeting sebelum pekerjan
dimulai untuk disetujui bersama.
206
207
5.2 Saran
Melihat fakta mengenai penerapan Sistem manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja dimasa sekarang ini, saya memberika saran terkait dengan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang harus lebih di disiplinkan dari
segi penaatan aturan, prosedur, dan kepauhan terhadap ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk mewujudkan zero accident atau bebas dari kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA
The Centre for Occupational Safety. n.d. Occupational health and safety work is
all about cooperation. Accessed May 02, 2020. https://ttk.fi /en/well-
being at work and occupational health and safety/occupa tional
health_and_safety_work_in_the_workplace.
208
LAMPIRAN