SELASA KLIWON, 19 MEI 2020 ÓKEDAULATAN RAKYATÓ

( 26 PASA 1953) HALAMAN 13

Memaksimalkan Masa Remaja Memahami Coronavirus Secara Komprehensif

Judul : The Boy I Knew from Youtube
Penulis : Suarcani
Cetakan : Pertama, 2020
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 256 halaman
ISBN : 978-602-06-3819-5
ÒTakut itu produk
dari alam bawah
sadar. Berawal dari
stress, berakhir de-
ngan adrenalin.
Semua hanya ada
dalam kepala dan pa-
da kenyataannya,
seringkali tidak seser-
am itu.” (hal 83)
KETAKUTAN se-
ring menjadi hambat-
an untuk maju. Belum
memulai, sudah membayangkan berbagai ke-
mungkinan terburuk yang akan terjadi, sehingga
memutuskan mundur. Potensi diri tidak akan tergali
bila terus menuruti rasa takut. Tentu akan menjadi
sebuah kerugian bila hal itu terjadi pada remaja,
karena akan membuang masa emas tersebut.
Rai adalah potret remaja yang takut untuk
mengembangkan bakat menyanyinya. Padahal
saat masih kecil, ia sering unjuk gigi bernyanyi di
panggung. Ketakutan untuk tampil mulai di-
rasakannya ketika SMP. Masa pubertas hadir
bersama perubahan pada beberapa bagian tubuh
yang membuat tak nyaman, salah satunya adalah
ukuran dada lebih besar dibanding teman seu-
sianya.
Pikiran gadis itu penuh dengan prasangka dan
komentar jahat orang mengenai ukuran dadanya.
Ia memutuskan untuk berhenti tampil, lalu bersem-
bunyi, dan bernyanyi lewat akun Peri Bisu di kanal
Youtube. Di sanalah mengenal Pri, remaja yang
mengembangkan bakat bermusiknya sebagai
pemetik gitar akustik. Bermula dari komentar di
kanal masing-masing, percakapan keduanya
berpindah ke surat elektronik yang lebih pribadi.
Dunia begitu lucu, ketika mempertemukan kedua-
nya sebagai kakak dan adik kelas. Rahasia itu
bagai bom waktu yang akhirnya meledak dengan
sendirinya. Hal itu mengubah hidup Rai.
Kisah Rai ini mengajak kita untuk lebih peka dan
perhatian pada remaja. Bahwa mereka membu-
tuhkan pendampingan orang dewasa dalam
menghadapi masa transisi. Sebaiknya harus di-
tanamkan pada remaja bahwa perubahan pada
bentuk tubuh adalah sesuatu yang lumrah dan
pasti dialami setiap manusia. (hal 142).
Novel setebal 256 halaman ini dapat menjadi refe-
rensi yang sebaiknya disediakan di setiap perpusta-
kaan sekolah. Bahwa selain pengertian dari orang
yang lebih dewasa, pembelajaran mengenai masa
pubertas, juga dapat dilakukan melalui cerita. ❑-o
Wening Niki Yuntari, Alumnus Universitas
Negeri Yogyakarta, mukim di Berbah Sleman
Judul Buku : Coronavirus penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Penulis : Prof drh HR Warsito MSc PhD, pada tahun 2002/2003 dan Middle East Respiratory
dan Prof drh Hj Hastari Wuryastuti Syndrome (MERS) pada tahun 2012 serta Covid-19
MSc PhD yang disebabkan oleh SARS-Cov-2 pada tahun 2019
Penerbit : Lily Publisher membuktikan arti penting kewaspadaan penuh dan dini
Cetakan : I, 2020 terhadap kemungkinan keganasan wabah zoonotik
Tebal : 114 halaman virus hewan seperti coronavirus yang berbahaya.
ISBN : 978-623-7267-30-0 Pendekatan metode diagnosis imunositopatologis in
vitro dan in vivo yang cepat, tepat dan akurat serta
BANYAK informasi ter- ramah lingkungan untuk pendekatan diagnosis penya-
kait coronavirus yang su- kit viral yang disebabkan oleh coronavirus dan virus
dah beredar dan dibaca RNA pada hewan dan penyakit virus pada ikan juga di-
masyarakat. Bahkan jelaskan dalam buku ini. Diharapkan, kehadiran buku ini
sekarang, istilah itu sudah dapat dimanfaatkan sebagai model dalam pengem-
menjadi bagian dari aktivi- bangan dan pengaplikasian peneguhan diagnosis coro-
tas sehari-hari masyarakat, navirus pada manusia.
dalam upaya memerangi Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar
maupun menghindarinya. berwarna macam-macam virus dan perilakunya, serta
Buku ini dihadirkan se- dilengkapi juga model pencegahan dan pengobatan
cara komprehensif, dengan covid-19 dengan Novel Herbal Medicine. Mengupas
memberikan pemahaman cara pendekatan yang mungkin dapat dilakukan dalam
secara lengkap, sistematis, pencegahan dan pengobatan terhadap infeksi coron-
kronologis, dengan mengu- avirus dengan memanfaatkan produk plasma nutfah
pas secara tuntas mulai dari sejarah, sumber, liku-liku atau herbal tradisional yang diolah didasarkan pada
penyebarannya. Juga dibahas aspek patogenesis, pen- bioteknologi modern sebagai novel herbal medicine.
dekatan diagnosis dan gejala klinis coronavirus pada Dengan bahasa yang sederhana dan komunikatif,
hewan dan manusia. pembaca, kendati awam pun, akan mudah mencerna
Mencoba memberikan ulasan fakta kemungkinan buku ini, tanpa harus mengernyitkan dahi. Sehingga,
wabah ganas yang dapat diakibatkan oleh coronavirus, selain dari kalangan medis, maupun akademik, buku ini
yang dapat menular dari hewan ke hewan, dan dari layak dibaca oleh siapa saja. ❑-o
hewan ke manusia. Wabah coronavirus ganas seperti Ronny Sugiantoro, Wartawan KR

DPD PSI Sleman Serahkan APD ke Puskesmas MUSEUM PANGERAN DIPONEGORO

NGEMPLAK (KR) - Sebagai
salah satu bentuk kepedulian dan
partisipasi dalam mengatasi pan-
demi Covid-19, DPD Partai So-
lidaritas Indonesia (PSI) Sleman
menyerahkan bantuan Alat Pe-
lindung Diri (APD) ke Puskesmas
Moyudan dan Puskesmas Ngemplak
II, Senin (18/5). Bantuan APD terse-
but dikhususkan untuk tenaga kese-
hatan.
”Harapannya dapat membantu
memperlancar pelayanan Pus-
kesmas di tengah pandemi ini,” ujar
Ketua DPD PSI Sleman Soferly
Darmaputra didampingi Sekretaris
DPD PSI Sleman Obed Dedy
Setiawan, Ketua DPC PSI Ngem-
plak Joni, Ketua DPC PSI Moyudan
A Bawa dan Anggota DPD PSI
Sleman Putri.
Bantuan yang diserahkan untuk
masing-masing puskesmas berupa
10 pcs baju hazmat, 14 pcs face
shield dan 50 pcs masker kesehatan
3 ply.
Dengan bantuan ini nantinya
tenaga medis di puskesmas dapat
menjalankan tugasnya dengan lebih
semangat karena risiko tertular
Covid-19 makin minim.
”Kami berharap bantuan dapat
diberikan berkesinambungan dan
bergulir ke puskesmas lain di
wilayah Sleman,” sebut Soferly.
(Feb)-d
Adakan Lomba Ingat Pahlawan
YOGYA (KR) - Museum Pangeran Diponegoro Sasana
Wiratama bekerja sama dengan Ngewangi Agency
kelompok mahasiswa dari Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (UAJY) mengadakan Lomba Nasional de-
ngan tema ‘Sejarah Perjuangan Pangeran Diponegoro’
sebagai rangkaian Kampanye ”Ingat Pahlawan, Jadi
Pahlawan” yang berlangsung sejak 3 Mei dan berakhir
27 Mei 2020.
Luh Tresna Ningsih, selaku Ketua Pelaksana menga-
takan, lomba diadakan terdiri dari Lomba Cipta Puisi
dan Lomba Infografik. Tema yang diangkat merupakan
upaya guna menegaskan pentingnya sejarah untuk se-
lalu dipelajari dan diingat, baik dari sisi praktis maupun
teoritis.
”Pelaksanaan Lomba ini, pula ditujukan untuk peng-
galangan donasi melalui biaya pendaftaran lomba se-
cara sukarela sebagai bentuk kepedulian museum kepa-
da masyarakat yang tengah menghadapi Covid-19,”
ujarnya, Senin (18/5).
Dijelaskan Luh Tresna, lomba berskala nasional dan
terbuka untuk umum. Kegiatan ini dilatar belakangi
dari keprihatinan akan kurangnya minat masyarakat
khususnya generasi muda dalam mempelajari sejarah
pahlawan Indonesia terdahulu. ”Lomba ini juga di-
harapkan menjadi kegiatan positif selama masa di
rumah saja karena pandemi Covid-19.” ucapnya.
Selain itu, mengajak masyarakat turut berperan men-
jadi pahlawan rumahan karena mau ikut berdonasi un-
tuk masyarakat yang sedang berjuang melawan Covid-
19 lewat biaya pendaftaran lewat 082184019921.(Jay)-d

* Penerbangan tertentu off. * Keberangkatan KA tertentu off.

DALAM perkelahian yang demikian,
maka anak muda yang bertubuh raksasa
itu benar-benar telah memeras segenap ke-
mampuan dan tenaganya. Napasnya pun
semakin lama menjadi semakin deras
mengalir seperti keringatnya yang se-
makin terperas membasahi pakaiannya.
Tenaganya pun menjadi semakin kendor,
sehingga senjatanya tidak lagi terlampau
sering meledak-ledak.
Wrahasta adalah seorang yang memi-
liki kekuatan dan ketahanan tubuh yang
luar biasa. Namun agaknya Gupita telah
berhasil memancingnya untuk mencu-
rahkan segenap kemampuannya sehingga
tenaganya pun segera menjadi susut.
Anak muda yang bertubuh raksasa,
2.520 yang terlibat langsung dalam perkelahian
itu sendiri tidak begitu menyadari
keadaannya. Tetapi orang-orang tua yang
mempunyai pandangan yang agak baik
atas perkelahian itu, misalnya Kerti dan
Samekta, dapat melihat, bahwa sebe-
narnya Wrahasta telah mencoba berkelahi
di luar kemampuannya.
“Aku percaya kepada keterangan
Pandan Wangi,”desis Kerti tiba-tiba.
“Tentang siapa?”bertanya Samekta.
“Bahwa anak itu benar-benar mampu
bertahan bersama-sama dengan Angger
Pandan Wangi sendiri terhadap Ki Peda
Sura.”
Samekta mengangguk-anggukkan
kepalanya. Katanya, “Ya, aku pun per-
caya.”
Kerti mengangguk-angguk pula. Lalu
katanya, “Kalau begitu dalih Wrahasta
bahwa ia telah bersekutu dengan Ki Peda
Sura itu sama sekali tidak dapat diperta-
hankan.”
“Ya. Memang tidak. Sejak semula aku
sudah meragukan dalih itu. Dan kita su-
dah mengetahui dalih yang sebenarnya,
yang telah membuat Wrahasta menjadi
mata gelap.”
“Dan kau pemimpin tertinggi di sini, ti-
dak berbuat apa-apa. Biarpun kau sudah
mengetahuinya.” (Bersambung)-g