Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bimbingan dan Konseling Pandohop

Volume 2, Nomor 2,Tahun 2022


Tersedia Online: https://e-journal.upr.ac.id/index.php/pdhp
e-ISSN 2775-5509

PERSEPSI TERHADAP BERITA KRIMINAL DI TELEVISI YANG BERLEBIHAN


DAPAT MENIMBULKAN KECEMASAN PADA SISWA SMP
1 2
Jamiatul Ilmi , Wahidah Fitriani
1). Pascasarjana, Bimbingan Konseling Pendidikan Islam UIN
Mahmud Yunus Batusangkar 2). Pascasarjana, Bimbingan Konseling
Pendidikan Islam UIN Mahmud Yunus Batusangkar
Email : hagami777@gmail.com/No. HP : 082170851805

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi remaja terhadap berita kriminal di
televisi dengan kecemasan mereka karena menonton berita kriminal di televisi. Ada sekitar 60 Siswa dari SMPN
3 Sijunjung yang mengikuti penelitian ini. Variabel bebasnya adalah persepsi siswa terhadap berita kriminal di
televisi, sedangkan variabel terikatnya adalah kecemasan siswa karena menonton berita kriminal di televisi. Nilai
r dari Skala Persepsi berkisar antara 36-.75, sedangkan r untuk Skala Kekhawatiran berkisar antara 336-.764.
Analisis hipotesis menggunakan korelasi product moment menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi siswa terhadap berita kriminal di televisi dan kecemasan siswa karena menonton berita
kriminal di televisi (r,.430, p P <.01). Kontribusi variabel persepsi dalam mempengaruhi variabel kecemasan
hanya sebesar 18,5%. Beberapa rekomendasi untuk penelitian masa depan dan penjelasan tentang variabel lain
yang mempengaruhi di luar variabel penelitian ini dibahas.

Kata Kunci: persepsi, kecemasan, berita kriminal.

TITLE IN ENGLISH

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between adolescents' perceptions of crime news on
television and their anxiety from watching crime news on television. There were around 60 students from SMPN
3 Sijunjung who took part in this research. The independent variable is students' perception of crime news on
television, while the dependent variable is students' anxiety from watching crime news on television. The r value
of the Perception Scale ranges from 36-.75, while the r value for the Concern Scale ranges from 336-.764.
Hypothesis analysis using product moment correlation showed that there was a significant relationship between
students' perceptions of crime news on television and students' anxiety from watching crime news on television
(r,.430, p P <.01). The contribution of the perception variable in influencing the anxiety variable is only 18.5%.
Some recommendations for future research and explanations about other influencing variables outside of this
research are discussed.

Keywords: perception, anxiety, crime news.

1
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan & Konseling Pandohop
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2775-5509
PENDAHULUAN melaksanakan niat jahatnya sering kali direkaulang.
Cara-cara semacam ini seperti halnya perkuliahan
Televisi menimbulkan pengaruh baik positif maupun
yaitu mengajarkan tentang tahap-tahap terjadinya
negatif terhadap kehidupan masyarakat Indonesia,
kejahatan. Maksud pihak pengelola televisi mungkin
karena televisi adalah hiburan yang selama ini
baik yaitu memperingatkan masyarakat dengan cara
dianggap paling murah. Selain itu, mayoritas waktu
menjelaskan tentang strategi berpikir atau bertindak
luang penduduk Indonesia digunakan untuk menonton
para penjahat. Pada sisi lain, penjahat yang belum ahli
televisi. Pengaruh televisi itu misalnya terlihat pada
pun ternyata berkesempatan untuk belajar' tentang
perilaku meniru perang-perangan pada anak-anak,
cara-cara melakukan kejahatan yang lebih canggih.
gaya berpacaran remaja yang cenderung bebas, para
Hasil belajar penjahat itu muncul dalam berita-berita
ibu mempunyai koleksi resep masakan yang sifatnya
di media massa. Oleh karena itu tidak mengherankan
mendunia (global), dan perilaku tawuran yang sering
apabila angka kejahatan di Indonesia semakin lama
muncul dalam siaran berita. Mengapa masyarakat
semakin meningkat baik jumlah maupun mutunya.
gemar meniru adegan-adegan yang ada dalam televisi?
Kenyataan itu tentu saja menimbulkan kecemasan
Hal ini karena masyarakat mengidap kebiasaan “layar
pada para pemirsa yang waspada tentang dampak
kaca oriented”. Kebiasaan tersebut berarti masyarakat
negatif televisi.
memandang segala sesuatu yang muncul di layar
televisi sebagai hal yang baik, sehingga patut disimak
Apa kecemasan itu? Kecemasan adalah suatu keadaan
(Lestari, 2006). Persoalannya, maryarakat kerap kali
emosi karena adanya gangguan syaraf dan mental
kurang mampu membedakan apakah acara di televisi
(Drever dalam Tyarini, 1996). Kecemasan timbul
itu bersifat mendidik atau justru menjerumuskan.
karena adanya pertentangan antara prinsip kesenangan
Bahkan mereka cenderung menyimak acara-acara
dan prinsip kenyataan (Freud dalam Gunara, 1983).
yang sifatnya 'menyeramkan.
Semakin senjang jarak kesenangan dan kenyataan itu,
Apa saja acara-acara yang dinilai 'menyeramkan itu?
maka semakin seseorang menjadi cemas. Kecemasan
Acara-acara televisi yang dinilai menyeramkan adalah
ini dipicu oleh adanya persepsi seseorang pada suatu
berita-berita kriminal, karena pasti ada pihak-pihak
peristiwa. Persepsi ialah proses seseorang melihat,
yang menjadi korban bahkan sampai mati, pelaku
mendengar, menginterpretasikan, dan kemudian
kejahatan, kelengahan korban, dan kerugian harta
merasakan suatu informasi (Thoha, 1993). Persepsi ini
benda. Acara-acara televisi itu antara lain Buser (buru
menjangkau seluruh panca indera manusia, sehingga
dan sergap, yang ditayangkan oleh stasiun televisi
persepsi merupakan proses kognitif. Apabila persepsi
SCTV), Patroli (Indosiar), Sidik (MNC TV), Sergap
yang muncul dalam benak individu bersifat negatif
(RCTI), TKP (Tempat Kejadian Perkara, Trans 7),
akibat tayangan-tayangan televisi, maka individu akan
Brutal (TV One), dan Saksi Mata (Global TV).
mengalami kecemasan. Hal ini karena individu
mampu membayangkan segala dampak tayangan yang
Bagaimana cara masyarakat belajar' tentang perilaku mengerikan itu terjadi dalam hidupnya. Tentu saja
kejahatan? Dalam acara- acara kriminal tersebut, situasi semacam ini tidak sehat.
pembawa acara secara rinci menjelaskan tentang
proses terjadinya kejahatan sampai dengan pelaku Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
masuk penjara. Bahkan cara-cara pelaku hubungan antara persepsi terhadap berita kriminal di

2
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan & Konseling Pandohop
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2775-5509
televisi dengan kecemasan pada remaja. Manfaat 2005). Mungkin saja, kecemasan yang dialami
penelitian ini adalah sebagai masukan bagi para individu itu berkembang menjadi semacam phobia
pemerhati pendidikan, guru, dan orang tua untuk lebih atau ketakutan yang amat sangat (Freud, dalam
menjaga anak didiknya agar tidak terkena dampak Gunarsa, 1983; Whiteahead, dalam Oki, 2005).
negatif tayangan televisi. Bahkan kecemasan itu akan tampak dalam berbagai
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan gejala fisik seperti tangan dan kaki basah oleh
yang ditandai dengan adanya rasa khawatir dan rasa keringat, perut terasa melilit, mual, dan gejala fisik
takut. Kecemasan ini dapat dialami oleh setiap lainnya.
Dadividu dalam tingkat yang berbeda-beda (Darajat,
Bagaimana cara mengukur kecemasan? Untuk
1989). Perasaan cemas itu bisa saja dialami, meskipun
mengukur kecemasan maka aspek-aspek
individu tidak mengalami peristiwa-peristiwa yang
pendukungnya harus diketahui. Kecemasan
menyebabkan hal-hal yang mengerikan inu (Chaplin,
mempunyai lima aspek yaitu melihat dan mengetahui
2001).
ada bahaya yang mengancam dirinya, cemas akan
Apa saja situasi-situasi yang dapat menyebabkan
tanggung jawab besar yang akan dipikulnya, cemas
kecemasan? Situasi yang menimbulkan kecemasan
karena individu sudah mengambil keputusan, cemas
yaitu adanya ancaman pada status atau tujuan
karena pengalaman traumatik pada masa lampau, dan
seseorang dan adanya perasaan bahwa ia akan
cemas karena menghadapi hukuman (Coleman dalam
mendapatkan suatu tanggung jawab besar (Coleman,
Zahara, 1996; Jersild, dalam Zahara, Seseorang
dalam Zahra, 1996). Ancaman terhadap status
menjadi cemas karena adanya penepsi buruk terhadap
seseorang menimbulkan kecemasan karena individu
suatu hal Persepsi ini merupakan proses kognitif yang
merasa tidak yakin akan kekuatan posisinya dalam
mana seseorang memperoleh informasi, kemudian ia
masyarakat. Individu merasa bahwa mungkin saja
menginterpretasikan informasi tersebut sebagai
status sosialnya akan hancur. Adanya perasaan bahwa
caranya untuk memahami suatu hal atau
individu akan mendapat beban berat di pundaknya
lingkungannya (Sarwono, 1999). Cara lain untuk
sementara itu ia tidak yakin tentangkekuatannya, juga
memahami suatu informasi yaitu dengan
menyebabkan kecemasan. Hal ini berarti ketika
menghubung-hubungkan atau mengorganisasi
individu merasa tidak yakin tentang situasi dirinya dan
berbagai informasi atau rangsang. Hubungan-
kekuatan dirinya ketika menghadapi suatu hal yang
hubungan informasi itu kemudian menjadi semacam
dianggapnya mengerikan atau hal yang berat, maka
pesan yang bermakna seperti halnya sebuah cerita
timbullah kecemasan.
(Rakhmat, 1996, Robbins, 1998; Collingwood, dalam
Shinta, 2004). Cara seseorang memperoleh informasi
Berdasarkan penjelasan tentang situasi-situasi yang
itu dengan melalui panca indera seperti penglihatan,
menyebabkan kecemasan itu, maka dapat dipahami
pendengaran, perabaan, pencicipan, dan penciuman.
bahwa pemaparan penyiar televisi tentang cara-cara
Cara seseorang memahami informasi yaitu melalui
terjadinya suatu kejahatan akan menyebabkan
kesadaran atau proses kognisi.
seseorang menjadi cemas. Individu membayangkan
Bagaimana cara mengukur persepsi seseorang? Cara
bahwa dirinya akan menjadi korban kejahatan seperti
mengukur persepsi tentang tontonan adegan di layar
halnya tontonan yang ada di televisi, meskipun ia
televisi yaitu dengan mengetahui aspek-aspeknya.
belum pemah mengalaminya (Lazarus, dalam Oki,

3
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan & Konseling Pandohop
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2775-5509
Aspek- aspek persepsi yaitu situasi psikologi persepsi remaja terhadap berita kriminal di televisi
seseorang, pengaruh keluarga, pengaruh budaya dan maka kecemasan pada remaja akan semakin tinggi
lingkungan, karakteristik individu, dan suasana pula. Apabila persepsi yang terbentuk semakin baik,
emosional individu (Rakhmat, 1996; Walgito, 1993). maka tingkat kecemasan remaja akan semakin rendah
Penjelasan tentang persepsi terhadap tayangan acara di pula terhadap tayangan televisi.
televisi menunjukkan bahwa persepsi dapat ditujukan
pada suatu benda tetapi juga bisa ditujukan pada suatu METODOLOGI
peristiwa. Persepsi yang ditujukan pada suatu
Variabel bebas penelitian ini ialah persepsi terhadap
peristiwa disebut persepsi sosial. Persepsi sosial ialah
berita kriminal di televisi. Definisi operasional
proses terjadinya pengamatan yang melibatkan orang
variabel persepsi ialah pandangan, penilaian,
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung
tanggapan, pemberian arti, atau penyimpulan individu
(Fisher, dalam Shinta, 2004).
terhadap tayangan televisi. Tayangan televisi dalam

Bagaimana cara persepsi sosial tersebut berpengaruh penelitian adalah informasi atau berita yang sifatnya

terhadap kecemasan seseorang? Persepsi sosial yang kriminal, yang mana akan muncul informasi seperti

berasal dari peristiwa-peristiwa yang ada dalam jenis kejahatan, pelaku, korban, kerugian atau

tayangan televisi berperan sebagai rangsang pengorban yang terjadi, dan cara-cara kejahatan

(stimulus). Hanya rangsang tertentu saja yang mampu berlangsung). Cara mengukur variabel persepsi ini

menarik perhatian. Syarat rangsang yang menarik adalah dengan melihat aspek-aspeknya (Azwar, 1999).

perhatian yaitu adanya pengulangan, intensitas, dan Aspek variabel persepsi yaitu faktor psikologis,

kesinambungan (Shinta, 2004). Adegan-adegan yang keluarga, latar belakang budaya dan lingkungan,

mengerikan dan sering ditayangkan berulang kali pada karakteristik individu, dan suasana emosional.

hampir semua stasiun televisi, tentu menarik perhatian


pemirsa. Hal itu tentu meningkatkan kecemasan Berdasarkan lima aspek tersebut, maka

seseorang. Intensitas siaran yang kuat, misalnya darah disusunlah Skala Persepsi terhadap Berita Kriminal di

korban berceceran, tentu membuat seseorang menjadi Televisi. Butir-butir pada skala itu mempunyai sifat

ngeri ketika melihatnya. Kesinambungan adegan favorable (memihak pada skala penelitian) dan sifat

sering diperlihatkan oleh penyiar, terutama ketika sang unfavorable (tidak memihak pada skala penelitian).

pelaku belum tertangkap atau belum terungkap Butir-butir pada skala hendaknya mempunyai sifat

semuanya sementara korbannya sudah banyak. Hal ini faverable dan unfavorable, untuk menghindari

biasanya terlihat ketika pemirsa bahkan bisa bertindak jawaban subjek yang stereotip. Pada butir-butir yang

seperti layaknya sutradara, yang mampu meneruskan favorable, skala tersebut mempunyai 4 alternatif

berita sampai akhir dengan cara menebak-nebak. jawaban yaitu sangat tidak setuju atau STS (nilai 1),

'Kemampuan' pemirsa dalam menebak-nebak itu tidak setuju atau TS (nilai 2), setuju atau S (nilai 3),

dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, dan sangat setuju atau SS (nilai 4). Pada butir-butir

keyakinan, persepsi, bahkan proses belajar (Walgito, yang unfavorable, skala tersebut mempunyai 4

1994). Hipotesis genelitian ini adalah ada hubungan alternatif jawaban yaitu sangat setuju atau SS (nilai 1),

yang positif antara persepsi terhadap berita kriminal di setuju atau S (nilai 2), tidak setuju atau TS (nilai 3),

televisi dengan kecemasan remaja. Semakin buruk dan sangat tidak setuju atau STS (nilai 4).

4
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan & Konseling Pandohop
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2775-5509
Skala Persepsi tersebut harus diuji coba Cronbach 0,848), dan aspek suasana emosional (Alpha
untuk mengetahui validitasnya. Tujuan pengujian Cronbach -0,758).
validitas skala adalah untuk memastikan bahwa skala
tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak Jadi Skala Persepsi yang digunakan dalam
diukur (Azwar, 1999). Cara mengukur validitas skala penelitian ini terdiri dari 38 butir. Butir-butir pada
yaitu dengan menggunakan kriteria pembanding, dan skala tersebut sudah valid, dan aspek-aspek skala
kriteria pembanding itu berupa nilai totalnya (Hadi, tersebut juga sudah reliabel. Rentang nilai yang
1990). Ukuran dari validitas tersebut adalah r, z 0,3, mungkin dari skala adalah antara 38 sampai dengan
yang mana r, berarti korelasi antara butir dan nilai 152. Nilai yang tinggi pada skala itu menunjukkan
totalnya. persepsi individu yang buruk terhadap tayangan berita
kriminal. Nilai yang rendah pada skala tersebut,
Penelitian ini menggunakan uji coba terpakai sebaliknya, merupakan petunjuk bahwa persepsi
pada 60 subjek mahasiswa. Sebelum uji coba, jumlah individu baik tehadap tayangan berita kriminal yang
butir pada Skala Persepsi adalah 50 butir (25 butir ditontonnya di televisi.
bersifat favorable dan 25 butir bersifat unfavorable).
Setelah uji coba, maka jumlah butir yang valid adalah Pembahasan selanjutnya adalah tentang
38 butir (18 butir bersifat favorable dan 20 butir variabel tergantung. Variabel tergantung penelitian ini
bersifat unfavorable). Butir-butir tersebut merata pada adalah kecemasan remaja setelah menonton berita
semua aspek, sehingga skala tersebut tetap dapat kriminal di televisi. Definisi operasional kecemasan
diwakili oleh lima aspek. Adapun pengujian validitas ialah perasaan tidak tenteram sebagai reaksi psikologis
menunjukkan bahwa nilai r butir-butir bergerak antara terhadap situasi-situasi sosial yang dinilainya
0,361 sampai dengan 0,753. mengancam dirinya baik secara psikhis mapun fisik.
Selain validitas butir, Skala Persepsi juga Situasi-situasi sosial itu mungkin saja dihadapi
harus diukur reliabilitasnya. Tujuan pengujian individu secara langsung maupun tidak langsung.
reliabilitas skala adalah untuk mengetahui konsistensi Situasi yang dihadapi secara tidak langsung misalnya
alat pengukur. Alat ukur yang mempunyai relibilitas menonton televisi atau melihat peristiwa yang
tinggi berarti jawaban dari seseorang pada suatu saat menimpa orang lain, dan diri sendiri tidak terlibat
akan relatif sama dengan jawaban sekarang (Azwar, sama sekali.
1999). Cara menghitung reliabilitas yaitu teknik
analisis covariance dengan menggunakan program Cara mengukur valabel kecemasan yaitu
SPSS schingga dihasilkan Alpha Cronbach. Nilai dengan melihat aspek-aspeknya (Arwar, 1999). Aspek
Alpha Cronbach yang dapat diterima yaitu z 0,6. Hal variabel kecemasan yaitu melihat dan mengetahui ada
itu berarti bila suatu skala mempunyai nilai Alpha bahaya yang mengancam dirinya, cemas akan
Cronbach z 0,6 maka skala tersebut dikategorikan tanggung jawab besar yang akan dipikulnya, cemas
reliabel. Hasil pengujian reliabilitas pada setiap aspek karena individu rudah mengambil keputusan, cemas
adalah reliabel yaitu aspek psikologis (Alpha karena pengalaman traumatik pada masa lampau, dan
Cronbach - 0,891), aspek keluarga (Alpha Cronbach cemas karena menghadapi hukuman.
0,832), aspek kebudayaan dan lingkunga (Alpha
Cronbach 0,786), aspek karakteristik individu (Alpha

5
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan & Konseling Pandohop
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2775-5509
Berdasarkan lima aspek itu, maka disusunlah Selain validitas butir, Skala Kecemasan juga
Skala Kecemasan Menonton Berita Kriminal di harus diukur reliabilitasnya. Tujuan pengujian
Televisi. Butir-butir pada skala itu mempunyai sifat reliabilitas skala adalah untuk mengetahui konsistensi
faverable (memihak pada skala penelitian) dan sifat alat pengukur. Alat ukur yang mempunyai relibilitas
unfavorable (tidak memihak pada akala penelitian). tinggi berarti jawaban dari seseorang pada suatu saat
Pada butir-butir yang favorable, skala tersebut akan relatif sama dengan jawaban sekarang (Azwar,
mempunyai 4 alternatif Jawaban yaitu sangat tidak 1999). Cara menghitung reliabilitas yaitu teknik
setuju atau STS (nilai 1), tidak setuju atau TS (nilai 2). analisis covariance dengan menggunakan program
setuju atau S (nilai 3), dan sangat setuju atau SS (nilai SPSS sehingga dihasilkan Alpha Cronbach. Nilai
4). Pada butir-butir yang unfavorable, skala tersebut Alpha Cronbach yang dapat diterima yaitu z 0,6. Hal
mempunyai 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju itu berarti bila suatu skala mempunyai nilai Alpha
atau SS (nilai 1), setuju atau S (nilai 2), tidak setuju Cronbach z 0,6 maka skala tersebut dikategorikan
atau TS (nilai 3), dan sangat tidak setuju atau STS reliabel. Hasil pengujian reliabilitas pada setiap aspek
(nilai 4). adalah reliabel yaitu aspek melihat dan mengetahui
ada bahaya yang mengancam dirinya (Alpha
Seperti halnya Skala Persepsi, Skala
Cronbach 0,840), aspek cemas akan tanggung jawab
Kecemasan tersebut harus diuji coba untuk
(Alpha Cronbach- 0,843), aspek cemas akan trauma
mengetahui validitasnya. Tujuan pengujian validitas
masa lalu (Alpha Cronbach- 0,782), aspek cemas
skala adalah untuk memastikan bahwa skala tersebut
menghadapi hukuman (Alpha Cronbach-0,731).
benar-benar mengukur apa yang hendak diukur
(Azwar, 1999). Cara mengukur validitas skala yaitu Jadi Skala Kecemasan yang digunakan dalam
dengan menggunakan kriteria pembanding, dan penelitian ini terdiri dari 37 butir. Butir-butir pada
kriteria pembanding itu berupa nilai totalnya (Hadi, skala tersebut sudah valid, dan skala tersebut juga
1990). Ukuran dari validitas tersebut adalah r, z 0,3, sudah reliabel. Rentang nilai yang mungkin dari skala
yang mana r, berarti korelasi antara butir dan nilai adalah antara 37 sampai dengan 148. Nilai yang tinggi
totalnya. pada skala itu menunjukkan tingkat kecemasan yang
tinggi terhadap berita-berita kriminal, dan nilai yang
Jumlah butir pada Skala Kecemasan sebelum rendah menunjukkan kecemasan yang rendah terhadap
uji coba adalah 50 butir (25 butir bersifat faverable berita-berita kriminal yang ditontonnya di televisi.
dan 25 butir bersifat unfavorable). Setelah uji coba
terpakai dengan melibatkan 60 subjek, maka jumlah Pembahasan selanjutnya adalah tentang
butir yang valid adalah 37 butir (23 butir bersifat populasi dan sampel. Populasi penelitian adalah
favorable dan 14 butir bersifat unfaverable). Butir- sebagaian siswa SMPN 3 Sijunjung yang terdiri dari
butir tersebut merata pada semua aspek, sehingga kelas 7, 8, 9. Jumlah anggota populasi adalah 60 orang
skala tersebut tetap dapat diwakili oleh lima aspek. Mereka adalah kelompok siswa yang berasal dari
Adapun pengujianvaliditas menunjukkan bahwa nilai Kabupaten Sijunjung. Sampel dalam penelitian ini
r, adalah 0,336 sampai 0,764. Nilai itu menunjukkan adalah sama dengan populasi. Karakteristik sampel
bahwa validitas Skala Kecemasan cukup tinggi. adalah individu yang sudah menonton berita kriminal

6
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan & Konseling Pandohop
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2775-5509
di televisi paling tidak tiga kali dalam satu bulan KESIMPULAN
terakhir.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara buruknya
Pembahasan berikutnya tentang pengujian
persepsi tentang berita-berita kriminal terhadap
hipotetis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
kecemasan yang ditimbulkan karena menonton berita
metode korelasi product moment dari Karl Pearson
kriminal di televisi. Seberapa besar sumbangan
(Hadi, 1986). Alasan digunakannya metode korelasi
persepsi terhadap munculnya kecemasan? Dari
product moment karena penelitian ini hanya
perhitungan kuadrat koefisien korelasi, ternyata
melibatkan dua variabel saja yaitu variabel bebas dan
sumbangan variabel persepsi terhadap variabel
variabel tergantung. Sebelum uji hipotesis yang
kecemasan adalah sekitar 18,5%. Hal ini berarti ada
menggunakan korelasi product moment, ada beberapa
sekitar 81,5% hal-hal di luar variabel persepsi yang
persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan itu
menyumbang munculnya kecemasan subjek karena
antara lain uji normalitas dan uji linearitas.
menonton berita kriminal di televisi.
Mengapa variabel persepsi begitu sedikitnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam menyumbang kemunculan kecemasan setelah
Data yang diperoleh dari 60 subjek penelitian menonton berita kriminal yang mengerikan?
dianalisis dengan metode korelasi product moment. Kecemasan seringkali bermuara pada imajinasi dan
Uji asumsi yang sangat penting dalam statistik juga hal-hal yang nyata. Hal itu berarti responden
parametrik adalah sebaran data yang diperoleh penelitian mungkin saja merasa cemas meskipun
memenuhi prinsip kurve normal. Hasil pengujiannya persepsinya tidak buruk terhadap berita-berita
menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov test kriminal. Hal ini karena mereka mungkin saja
yaitu asymptotic significance (2 ekor) 0,755 (p 0,05) dibesarkan dalam keluarga yang tidak dapat
untuk Skala Kecemasan, dan 0,921 (p > 0,05) untuk memberikan rasa nyaman dan aman, sehingga mereka
Skala Persepsi. Hasil pengujian itu menunjukkan menjadi mudah cemas (Rice, 2001). Apalagi
bahwa sebaran data pada kedua skala penelitian lingkungan sekolah juga tidak memberinya rasa aman.
memenuhi prinsip-prinsip kurve normal. Oleh karena itu, untuk penelitian pada masa depan
maka variabel dukungan keluarga terhadap hal-hal
Hasil pengujian hipotesis dengan yang mencemaskan dalam hidup, perlu dikendalikan.
menggunakan korelasi product moment adalah 0,430 Hal lain yang mempengaruhi rendahnya
dengan p0,00. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sumbangan variabel persepsi terhadap kemunculan
hipotesis signifikan. Dengan perkataan lain, ada kecemasan setelah menonton berita kriminal adalah
hubungan antara persepsi mahasiswa dengan tayangan lewat HP utnuk melihat siaran media TV.
kecemasan yang melandanya setelah individu Para siswa kurang mempunyai kesempatan untuk
menonton tayangan berita kriminal di televisi. menyimak berita-berita kriminal secara rinci karena
Semakin buruk persepsinya terhadap suatu berita sangat sedikit siswa yang mempunyai aplikasi televisi
kriminal, maka individu semakin merasa cemas di HP. Jadi siswa sering menonton berita-berita
setelah menonton tayangan berita kriminal di televisi. kriminal secara bersama-sama, sehingga mereka
mungkin saja tidak menjadi cemas setelah menonton

7
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan & Konseling Pandohop
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2775-5509
berita kriminal. Oleh karena itu untuk penelitian Lestari, T. E. (2006). Hubungan
berikutnya, keberadaan media televisi (dalam aplikasi antara frekuensi menonton
HP) perlu dikendalikan terlebih dahulu. tayangan kriminal dengan perilaku
agresif remaja. Skripsi. (tidak
Rekomendasi berikutnya yaitu para pengelola
diterbitkan). Fakultas Psikologi
stasiun televisi hendaknya mempunyai sifat mendidik Universitas Proklamasi 45
dalam merancang program-programnya. Berita-berita Yogyakarta.
kriminal yang disiarkan mungkin saja diberi informasi
yang lebih mendidik seperti cara-cara menghadapi Nasution, A. R. (2022). Pengaruh
kejahatan di jalanan. Terpaan Program Buser
Investigasi SCTV “Tempe Kardus
Berbalut Kertas” Terhadap
Kecemasan Masyarakat Kota
Pematangsiantar (Doctoral
REFERENSI
dissertation).
Azwar, S. (1999). Penyusunan
skala prikologi. Yogyakarta:
Oki, T. H. (2005). Hubungan antara
Pustaka Pelajar.
persepsi terhadap guru matematika
dengan kecemasan mengikuti mata
CAHYA, Dicky Dwi. Dampak pelajaran matematika pada siswa
Pemberitaan Kriminal Terhadap SMAN 1 Godean. Skripsi. (tidak
Tingkat Kecemasan Ibu-ibu Rumah diterbitkan), Fakultas Psikologi
Tangga Di Kelurahan Sungai Universitas Proklamasi 45
Pagar (Studi Pada Program Acara Yogyakarta.
Berita Kriminal Sergap RCTI).
2021. PhD Thesis. Universitas
Oktaviani, A. P., Nugroho, A.,
Islam Riau.
Gono, J. N., & Pradekso, T. (2015).
Pengaruh Terpaan Berita Kriminal
Chaplin, J. P. (2001). Kamu Dan Faktor Demografi Terhadap
lengkap psikologi. (Penerjemah Tingkat Kecemasan Masyarakat
Kartini Kartono). Jakarta: CV. Untuk Berinteraksi Dengan
Rajawali. Lingkungan. Interaksi Online, 3(4).

Darajat, Z. (1989). Kesehatan Rakhmat, J. (1996). Prikologi


mental. Jakarta: Gunung Agung. komunikasi. Edisi Revisi. Bandung,
PT Rosda Karya.
Gunara, S. D. (1983). Psikologi
praktis Anak, remaja, dan keluarga. RAHARJO, Ema
Jakarta: BPK Gunung Mulia Oktoviani. Hubungan Intensitas
Menonton Berita Kriminal di
Hadi, S. (1990). Metodologi Televisi dan Persepsi Kualitas Isi
research. Jilid II. Yogyakarta: Andi Pesan Berita Kriminal di Televisi
Offset. dengan Tingkat Kecemasan
Masyarakat Untuk Berinteraksi
Dengan Lingkungan. 2010. PhD
Thesis. Diponegoro University.

8
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan & Konseling Pandohop
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2775-5509
Walgito, B. (1994). Psikologi
Rice, F. P. (2001). Perkembangan serial. Yogyakarta: Andi Offset.
manusia: Pendekatan rentang
hidup. edisi ke-4 Upper Saddle Wibowo, N. R., & Wimbarti, S.
River, New Jersey: Prentice Hall. (2019). The perception of
attachment effect in parents and
Robbins, SP (1998). Perilaku peers on aggressive behavior in
organisasi: Konsep, kontroversi, male adolescents. Psikohumaniora:
aplikasi. New Jersey, Sungai Pelana Jurnal Penelitian Psikologi. Vol 4,
Atas. Prentice-Hall International, No 1: 53-64
Inc. https://doi.org/10.21580/pjpp.v4i1.
3118
SAPUTRI, Rakanita Oktaviani
Hadi, et al. Hubungan Intensitas Wijayanti, W. (2018). Hubungan
Menonton Program Berita persepsi pasien tentang
Investigasi Criminal Case Dan penyakitnya dengan tingkat
Tingkat Kecemasan Dengan kecemasan di poliklinik rawat jalan
Persepsi Masyarakat Mengenai Rumah Sakit Roemani
Women Self Defense. Interaksi Muhammadiyah
Online, 2015, 3.4. Semarang (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah
Sarwono, S.W. (1999), Prikologi Semarang).
serial. Jakarta: Balai Pustaka
Zahara. (1996). Hubungan antara
Shinta, A. (2004). Persepsi dan keceman dengan tekanan darah
perilaku organisasi. Jurnal Ilmiab pada penderita hipertensi. Stripri,
Proklamasi. 8 (1), Juni, hal. 74-88. (tidak diterbitkan). Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi
Simbolon, A. Y. (2022). Persepsi
45. Yogyakarta.
Mahasiswa Prodi Komunikasi Dan
Penyiaran Islam Iain
Padangsidimpuan terhadap berita
hoaks di media sosial (Doctoral
dissertation, IAIN
Padangsidimpuan).

Thoha, M. (1993). Prikologi


komunikasi. Bandung: P. T. Rosda
Karya. Tyasrini. (1996). Hubungan
kecemasan dengan produktivitas
kerja pada karyawan. Skripsi (tidak
diterbitkan). Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai