PENDAHULUAN
Dengan adanya media massa yaitu televisi banyak sekali manfaat yang bisa kita
ambil, namun kemudahan untuk mengakses TV ini tidak semua berpengaruh positif.
Banyak sekali informasi kurang bermanfaat yang secara terus-menerus dibagikan
1
kepada penonton. Media memang akan selalu bersinggungan dengan hal-hal yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pemirsannya. Di antara dimensi tersebut,
kekerasan adalah salah satu hal yang menjadi perbincangan serta sorotan paling
sering kita lihat. Kekerasan dalam media merupakan hal yang paling banyak
mewarnai acara-acara lokal maupun acara impor saat ini.
Kemajuan sebuah teknelogi pastinya tidak terlepas dari masalah yang terdapat di
dalamnya, sebuah tayangan televisi yang kurang mendidik untuk dikonsumsi oleh
penonton pada zaman sekarang menjadi permasalahan yang cukup serius dalam hal
ini. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa setiap stasiun televisi swasta sekarang ini
menyediakan tayangan untuk semua umur yang banyak mengandung unsur
kekerasan. Maraknya tayangan untuk acara televisi yang kurang mendidik bisa sangat
mempengaruhi perkembangan pikiran masyarakat khususnya anak-anak.
Kekerasan telah menjadi fenomena umum, mulai dari kasus kriminal yang
ditampilkan dalam program berita hingga masuk dalam ranah humor sebagai
tontonan hiburan bagi masyarakat khususnya anak-anak. Dari sekian banyak program
acara hiburan dalam tayangan televisi salah satunya yang sering kita lihat serta kita
nikmati adalah acara sinetron. Sinetron atau Sinema Elektronik adalah film cerita
yang dibuat untuk media televisi. Saat ini, sinetron merupakan salah satu alternatif
hiburan yang paling banyak diminati masyarakat, karena selain tidak memerlukan
biaya, juga sangat mudah untuk menikmatinya. Dalam hal ini sudah telah menjadi
pengetahuan umum bahwa sinetron menjadi suatu andalan para pemilik stasiun
televisi untuk menjaring pemirsa dan para pengiklan. Perkembangan sinetron di
Indonesia berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan jumlah stasiun
televisi.
Kekerasan yang terjadi pada televisi dapat ditinjau dari kekerasan fisik, verbal
dan non-verbal. Kekerasan fisik di layar kaca merupakan sebuah tindak perilaku yang
dapat melukai seseorang yang dipertunjukan melalui sebuah adegan dalam media
2
televisi. Sinetron Asisten Rumah Tangga (ART) adalah sebuah sinetron yang
ditayangkan di RCTI. Sinetron ini diproduksi oleh SinemaArt. Pemainnya antara lain
Dirly, Celine Evangelista, Syahnaz, Mischa Chandrawinata, Natalie Sarah, Marcella
Simon dan masih banyak lagi. Sinetron ini perdana di putar pada tanggal 1-7 Juni
2016, dan ditayangkan setiap hari pada pukul 22.00 23.00 WIB.
Berdasarkan latar belakang maslah yang sudah dipaprkan, maka dapat ditarik
rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Berapa jumlah Kekerasan
yang ada dalam Sinetron Asisten Rumah Tangga
3
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui berapa jumlah kekerasan fisik dalam tayangan sinetron
Asisten Rumah Tangga?
2. Mengetahui berapa jumlah kekerasan psikologis dalam tayangan
sinetron Asisten Rumah Tangga?
3. Mengetahui berapa jumlah kekerasan seksual dalam tayangan sinetron
Asisten Rumah Tangga?
4. Mengetahui berapa jumlah kekerasan financial tayangan sinetron
Asisten Rumah Tangga?
5. Mengetahui berapa jumlah kekerasn spiritual dalam tayangan sinetron
Asisten Rumah Tangga?
6. Mengetahui berapa jumlah kekerasan fungsional dalam tayangan
sinetron Asisten Rumah Tangga?
7. Mengetahui berapa jumlah kekerasan relasional dalam tayangan
sinetron Asisten Rumah Tangga?
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis:
2. Manfaat Praktis:
4
BAB II
URAIAN TEORITIS
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji tentang film yang termasuk dalam
kajian objektif. Analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan secara
objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak.1
Salah satu ciri penting dari analisis isi adalah objektif. Penelitian dilakukan
untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya, tanpa adanya campur
tangan dari peneliti. Peneliti menghilangkan bias, keberpihakan, atau kecenderungan
tertentu dari peneliti. Ada dua aspek penting dari objektifitas, yakni validitas dan
reliabilitas.2
1
) (Eriyanto,2011: 15).
2
(Eriyanto, 2011: 16)
3
Kriyantono (2007: 45)
5
Teori Pembelajaran Sosial Bandura menyebutkan bahwa sebuah teori dari
bidang psikologi yang berguna dalam mempelajari dampak media massa adalah teori
pembelajaran sosial.4
4
(Severin & James, 2005: 330-331).
6
2. Terdapat hubungan yang erat antara proses belajar dengan lingkungannya.
Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan, perilaku
dan faktor-faktor pribadi.
3. Bahwa hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan verbal
yang diwujudkan dalam lingkungan sehari-hari.5
Perilaku orang lain yang ditiru disebut sebagai perilaku model atau perilaku
contoh. Apabila peniruan memperoleh penguatan, maka perilaku yang ditiru akan
menjadi perilaku dirinya. Proses pembelajaran sosial menurut proses kognitif
individu dan kecakapan dalam membuat keputusan sangat ditentukan oleh keadaan
lingkungan pada saat itu, perilaku yang menjadi nilai dalam diri dan faktor-faktor
pengalaman lain yang saling berkaitan. Teori ini juga meyakini bahwa lingkungan-
lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan; lingkungan itu sering
kali dipilih dan diubah orang tersebut melalui perilakunya. Bandura (1994)
menyatakan bahwa banyak dari dampak media massa mungkin terjadi melalui proses
pembelajaran sosial.
5
(Syah, 2003: 216).
6
(Severin & James, 2005: 330-331).
7
2005: 3). Definisi lain komunikasi massa yang dikemukakan Michael W Gamble dan
Teri Kwal Gamble (1986) yang akan semakin memperjelas apa itu komunikasi
massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika
mencakup:
3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima
oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik.
8
Media elektronik diantaranya, radio siaran dan televisi. Media cetak diantaranya,
surat kabar dan majalah. 7
7
(Ardianto, 2007: 14).
9
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Dalam komunikasi
massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan
disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
7. Stimulasi alat indra terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra
bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya
melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar,
sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran.
8. Umpan balik tertunda (delayed) Komponen umpan balik atau yang lebih
populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk
komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback
yang disampaikan oleh komunikan.8
2.4 Sinetron
8
(Ardianto, 2005: 3).
10
sama-sama ditayangkan dimedia audiovisual yang disebut dengan televisi. Seperti
telah dikemukakan diatas, sinetron adalah kependekan dari sinema dan elektronika.
Berdasarkan kata sinema saja, hal ini sudah mengarah kepada sebuah konsep film.
11
organ tubuh dimana terdapat jarak antara objek satu dengan objek yang
lain dalam tindakannya.
Melukai dengan tangan kosong atau dengan alat/senjata adalah
tindakan yang dilakukan dengan cara menancapkan benda runcing atau
benda tajam ke dalam tubuh makhluk hidup.
Menganiaya adalah bentuk kekerasan yang dilakukan kepada makhluk
hidup ketika mereka berada dalam posisi lemah namun tetap dilakukan
suatu tindak kekerasan dengan tujuan untuk kepuasan individu atau
kelompok.
Dan membunuh adalah tindakan yang dilakukan seseorang yang
mengakibatkan hilangnya nyawa mahkluk hidup (Wijaya, 2011: 28-
30).
12
di depan orang yang bersangkutan bentuknya dapat berupa
penertawaan dan senyuman sinis (lebih pada meragukan kemampuan
atau kekuatan seseorang.
Menguntit adalah mengikuti terus-menerus. Dan tindakan memata-
matai yang menimbulkan rasa takut adalah tindak perkataan yang
menakut-nakuti dan menekan seseorang yang menimbulkan rasa
khawatir dan rasa takut atas keselamatan diri sendiri maupun orang
lain (kerabat).9
9
(Wijaya, 2011: 28-30).
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis isi dapat dilakukan untuk
menganalisis semua bentuk komunikasi baik surat kabar, berita radio, iklan televisi,
film, maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain.
Unit sintaksis berupa kata atau simbol, penghitungannya adalah frekuensi kata
atau simbol kekerasan. Misalnya, berapa jumlah adegan kekerasan dalam film.
Peneliti dalam penelitian ini ingin melihat frekuensi kekerasan fisik dan kekerasan
non fisik yang ditampilkan dalam Sinetron Asisten Rumah Tangga
14
Teknik yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan teknik analisis isi. Analisis
isi (content analysis) adalah analisis yang dirancang untuk menghasilkan
penghitungan yang objektif, terukur, dan teruji atas isi pesan yang nyata (manifest
content of messages). Analisis ini menganalisis tatanan pertandaan yang bersifat
denotatif. Analisis ini berfungsi paling baik dalam skala besar dimana semakin
banyak yang dianalisis, maka semakin akurat analisisnya. Analisis ini berjalan
melalui identifikasi dan penghitungan unit-unit terpilih dalam sebuah sistem
komunikasi. Analisis isi harus non-selektif, analisisnya mencakup keseluruhan pesan,
atau sistem pesan, atau secara tepat pada sampel atau objek penelitian yang tersedia.
Sehingga analisis ini diklaim memiliki objektivitas ilmiah (Fiske, 1990: 188-189).
Kerangka analisis dalam penelitian ini dimulai dari pra penelitian sampai akhir
penelitian adalah sebagai berikut:
ANALISIS
ISI
TAMPILA
SINETRON N
ASISTEN KEKERA
SAN
AHASIL KESIM
PEMB
RUMAH PENELITI PULAN
PADA AHASA
TANGGA SINETRO AN N
N
ASISTEN
RUMAH
TANGGA
15
3.2.1 Unit Analisis Data
Unit analisis adalah upaya untuk menetapkan gambaran sosok pesan yang
akan diteliti. Terhadap unit analisa ini perlu ditentukan kategorinya dan sifat inilah
yang akan dihitung, sehingga kuantifikasi atas pesan sebenarnya dilakukan kategori
ini (Siregar, 1996:17). Unit analisis yang digunakan yang adalah unit simbolik yang
fokus pada unit sintaksis. Unit sintaksis adalah unit yang terdiri berupa kata atau
simbol, penghitungannya adalah frekuensi adegan kekerasan. Dalam penelitian ini
unit analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Unit analisis penelitian
dari Harsono Suwardi:
Tabel 3.2.1
16
menggunakan telapak tangan
kepada wajah seseorang.
Mencekik: Tindak kekerasan
yang dilakukan dengan cara
meremas leher seseorang atau
makhluk hidup dengan
menggunakan tangan.
Menendang: Tindakan yang
dilakukan seseorang melalui
ayunan kaki yang di ayunkan
dengan keras kearah tubuh
makhluk hidup. Melempar
barang ke tubuh: Tindakan
melempari benda-benda
kasar/tajam contohnya kayu,
batu, pisau, kaleng dan
sejenisnya kearah organ tubuh
dimana terdapat jarak antara
objek satu dengan objek yang
lain dalam tindakannya.
Melukai dengan tangan kosong
atau dengan alat/senjata:
Tindakan yang dilakukan dengan
cara menancapkan benda runcing
atau benda tajam ke dalam tubuh
makhluk hidup.
Menganiaya: Bentuk kekerasan
yang dilakukan kepada
17
makhluk hidup ketika mereka
berada dalam posisi lemah
namun tetap dilakukan suatu
tindak kekerasan dengan tujuan
untuk kepuasan individu atau
kelompok. Membunuh:
Tindakan yang dilakukan
seseorang yang mengakibatkan
hilangnya nyawa mahkluk
hidup
2 Visual Image Episode 1-7 Psikologis Mengancam: Menyatakan
maksud (niat, rencana) untuk
melakukan sesuatu yang
merugikan, menyulitkan,
menyusahkan atau
mencelakakan pihak lain.
Merendahkan: Memandang
rendah (hina) orang lain;
menghinakan. Mengatur:
Membuat (menyusun) sesuatu
menjadi teratur (rapi); menata
menjadi sesuai yang kita
inginkan. Melecehkan: Tindak
perkataan berupa meremehkan
kemampuan orang lain yang
dilakukan secara tidak
langsung yaitu tidak dilakukan
di depan orang yang
18
bersangkutan bentuknya dapat
berupa penertawaan dan
senyuman sinis (lebih pada
meragukan kemampuan atau
kekuatan seseorang.
Menguntit: Mengikuti terus
menerus dan memata-matai.
Sumber: Olahan Peneliti
3.3.1 Populasi
Merupakan kumpulan objek riset bisa berupa orang, organisasi kata-kata
dan kalimat, simbol-simbol verbal atau non-verbal. Populasi dalam
penelitian sinetron Asisten Rumah Tangga berjumlah 7 episode, yaitu yang
tayang antara tanggal 1-7 juni 2016 peneliti pandang lebih banyak
mengandung unsur kekerasan di dalamnya.
3.3.2 Sampel
Sugiyono (2008:118) menatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam mengambil
sampel, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dari seluruh
populasi penelitian.
19
4. Menggunakan lembar koding untuk memasukan data-data yang telah
dikumpulkan berdasarka karegori yang ditetapkan.
20
2M
C.R=
1+2
Keterangan :
M = jumlah item yang disetujui oleh dua orang pengkode (peneliti dan hakim)
21
BAB IV
Hasil coding dari sinetron Asisten Rumah Tangga yang telah didapatkan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
2.Carmel
Analisis yang didapat dari hasil penelitian kedua coder adalah bahwa terdapat
pernyataan yang disetujui kedua pengkoder dari kategori yang dikoding oleh kedua
koder tersebut. Berikut adalah hasil yang dilakukan oleh kedua koder tersebut :
2M
C.R=
1+2
2 X 178
C.R =
204+187
356
C.R =
391
C.R =0,91 X 100%
C.R = 91 %
Setelah melakukan uji realibilitas, maka dapat diketahui angka realibilitas
sebesar atau yang mengindikasikan bahwa penelitian ini bahwa syarat objektifitas.
Karena dalam formula Holsti, angka realibilitas minimum yang ditoleransi adalah
atau Artinya kalau penelitian menunjukan angka di atas berarti alat ukur yang
digunakan benar-benar reliable. Dari hasil dari uji realibilitas membuktikan bahwa
alat ukur yang digunakan dlam penelitian ternyata realiabel.
Hasil coding sinetron Asisten Rumah Tangga yang telah didapatkan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
22
Jenis kekerasan
Keseluruhan jenis kekerasan setelah dikoding dan dihitung frekuensinya didapat hasil
sebagai berikut
Tabel 4.1
Kategori Frekuensi
Fisik 53
Psikologis 53
Seksual 6
Finansial 8
Spiritual 8
Fungsional 18
Relasional 27
Total 178
Sumber: Olahan Peneliti
Dengan temuan data ditas tampak menunjukan dengan jelas bahwa kekerasan yang
paling sering ditayangkan adalah kekerasan fisik dan psikologis sebanyak 53 kali.
Secara berurutan jenis kekerasan relasional yang ditayangkan sebanyak 27 kali
kemudian disusul dengan kekerasan fungsional sebanyak 8 kali. Kekerasan Financial
dan Spiritual berada di posisi yang sama dibawahnya dengan jumlah 8 penayangan.
Lalu kekerasan seksual sebanyak 6 kali berada pada frekuensi penayangan paling
sedikit.
Kekerasan Fisik
Dari temuan data yang ada mengenai kekerasan fisik diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2
Kekerasan fisik
23
Memukul 9 Sedang
Menampar 7 Rendah
Menendang 10 Sedang
Mencekik 6 Rendah
Melukai Dengan 6 Rendah
alat
Melempar Barang 7 Rendah
Membunuh 0 -
Total 53
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah data kekerasan fisik dalam
sinetron ini hanya berjumlah 53 kali. Indikator kategori menendang ditayangkan
sebanyak 10 kali. Kekerasan fisik berikutnya yang ditayangkan adalah memukul 9
dan mendorong 8 kali. Sedangkan indikator kekerasan fisik lainya seperti menampar
dan melempar barang sebanyak 7 kali, menekik, melukai dengan alat dilakukan
sebanyak 6 kali dan adegan yang tidak memiliki kategori membunuh tidak ada.
Kekerasan Psikologis
Untuk kekerasan psikologis didapati hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3
Kekerasan Psikologis
Dari data diatas diketahui bahwa indikator kekerasan psikologis yang sering
ditayangkan adalah kekerasan merendahkan dan membentak yang dilakukan secara
sadar ataupun sengaja. Indikator kekerasan jenis ini ditayangkan sebanyak masing-
masing 12 kali, lalu disusul dibawahnya jenis kekerasan memerintah yang
24
ditayangkan sebanyak 9 kali. Selanjutnya adalah menyumapah dan memata-matai
masing-masing dilakukan sebanyak 7 kali. Indikator yang terakhir adalah mengancam
yang ditayangkan sebanyak 6 kali.
Kekerasan Seksual
Untuk kekerasan seksual didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4
Kekerasan Seksual
Kekerasan Finansial
Mengenai kekerasan financial didapat hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.5
Kekerasan Finansial
25
Mencuri Uang
Tidak Memenuhi 8 Sedang
Pemenuhan Kebutuhan
Mengawasi Pengeluaran 0 -
Uang Sampai Sekecil-
Kecilnya
Total 13
Sumber: Olahan Peneliti
Kekerasan Spiritual
Untuk jenis kekerasan spiritual peneliti mendapatkan datanyasebagai berikut :
Tabel 4.6
Kekerasan Spiritual
Untuk kekerasan spiritual dalam sinetron ini, peneliti juga tidak banyak
menemukan sama seperti jenis kekerasan seksual. Hanya indikator yang
merendahkan keyakinan dan kepercayaan serta memaksa untuk meyakini
kepercayaan yang tak diyakini korban yang disetujui pengkoding ditampilkan dalam
26
sinetron ini sebanyak 4 kali. Sedangkan untuk jenis indikator kekerasan spiritual
lainya tidak ditampilkan dalam sinetron ini.
Kekerasan Fungsional
Analisis data untuk kekerasan fungsional adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Kekerasan Fungsional
Kekerasan Relasional
Kekerasan Relasional
Tabel 4.8
27
Melalaikan tanggung jawab 3 Rendah
Mengutamakan kepentingan 10 Sedang
sendiri
Total 27
Sumber: Olahan Peneliti
Dari data di atas diketahui bahwa kekerasan relasional yang paling sering
ditayangkan adalah kekerasan jenis mengutamakan kepentingan sendiri. Selain itu
indikator menyudutkan dan mempermalukan ditayangkan sebanyak 8 dan 6 kali.
Selain itu kekerasan relasional seperti melalaikan tanggung jawab ditayangkan
sebanyak 3 kali. Dalam indikator menggunjing tidak ditemukan sama sekali.
Hasil coding sinetron Asisten Rumah Tangga yang telah didapatkan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
2M 2 X 53 106
C.R= = = = 0,93 = 1
1+2 54+59 113
Indikator untuk kekerasan Psikologis
Pernyataan yang disetujui oleh kedua pengkoding = 53
28
Pernyataan yang diberi oleh kedua pengkoding = 29
2M 2 X 13 26
C.R= = = = 0,89
1+2 13+16 29
Indikator untuk kekerasan Spiritual
Pernyataan yang disetujui oleh kedua pengkoding = 8
29
BAB V
KESIMPULAN
Peneliti mengadakan penelitian analisis isi terhadap bentuk kekerasan dalam sinetron
Asisten Rumah Tngga tahun 2016 sebagai sinetron drama salah satu sinetron dengan
jumlah episode terbanyak. Dengan mengambil sampel sebanyak tujuh episode
periode 1-7 Juni 2016 . Dari hasil penelitian diperoleh bahwa :
30