Anda di halaman 1dari 12

Perkembangan Aspek Keamanan Ekonomi dalam Konsep Human Security

Hidayat Chusnul Chotimah1 Junior Perdana Sande2 Eri Dwi C3 Dwi Rizqia
Yusvarini4 Seunghoon Hong5

Abstrak
Paradigma keamanan saat ini telah berkembang dari sekedar keamanan
yang berfokus pada negara dan batas-batasnya dengan menggunakan kekuatan
militer sebagai strategi menjaga stabilitas negara kemudian meluas pada aktor
individu dan menyangkut aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kebebasan
politik. Konsep keamanan tradisional yang berfokus pada militer dianggap belum
bisa memberi jaminan keamanan kepada masyarakat di suatu negara. Dari sinilah
kemudian keamanan berubah haluan dari negara menjadi individu dan ancaman
tidak lagi hanya berupa militer tetapi juga non-militer. Ide tentang keamanan
manusia pun membuat keamanan dan pembangunan menjadi saling
bersinggungan. Keduanya kemudian menjadi satu pada tahun 1994 pada saat
UNDP meluncurkan Human Development Report yang secara eksplisit berfokus
pada topik keamanan manusia. Dalam laporan ini juga dijelaskan bahwa ancaman
terhadap keamanan manusia dapat dikelompokkan menjadi tujuh kategori dimana
salah satunya adalah keamanan ekonomi. Dalam konteks keamanan ekonomi, di
dalam paper ini akan membahas lebih jauh cakupan dari keamanan ekonomi yang
tidak hanya berfokus pada actor negara tetapi juga individu. Oleh sebab itu, ada
dua tingkat analisis dalam yang akan dibahas dalam konteks perkembangan
keamanan ekonomi dalam konsep human security. Pertama, pada level negara dan
antar-negara (inter-state), di mana ekonomi diperlakukan sebagai faktor penentu
keamanan negara, dan dampak keamanan negara pada kemakmuran ekonomi
diperhitungkan dalam pertimbangan ekonomi. Kedua, pengembangan teori
ekonomi dihadapkan dengan keamanan ekonomi non-negara seperti entitas sosial
yaitu individu.

1. Pendahuluan
Menjelang berakhirnya Perang Dingin, negara-negara Selatan telah
menderita kekacauan ekonomi akibat dari praktek kolonialisasi yang terjadi pada
masa Perang Dunia. Aturan kolonial telah menciptakan distorsi sosial dan ekonomi
di negara-negara Selatan. Dua proses pada era kolonialisasi juga memberikan

1
Dosen Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta
2
Alumni Magister Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
3
Alumni Magister Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
4
Alumni Magister Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
5
Saemaul Globalization Foundation
Hidayat Chusnul Chotimah, dkk - Perkembangan Aspek...| 66

kerugian struktural. Pertama, uang tunai atas hasil tanaman perkebunan dan
ekstraksi bahan baku diekspor ke negara-negara industri maju (Utara) yang
mengabaikan aspek pertanian. Kedua, bentuk industrialisasi diperkenalkan di
beberapa daerah untuk mendukung barang primer yang diimpor dari negara-negara
maju, sehingga mengabaikan industri lokal dan memperburuk ketergantungan atas
produksi dari negara-negara maju (Ahmed, 2004:117). Munculnya rezim
perdagangan global pasca Perang Dunia II juga dijadikan sebagai alat untuk
melayani kepentingan ekonomi negara-negara maju dengan mengekstraksi
kekayaan dari negara-negara Selatan. Negara-negara industri maju terus
memproduksi barang yang bernilai tinggi dengan disuplai bahan baku dan tenaga
kerja murah dari negara-negara Selatan, sehingga kemudian hal tersebut
memperlebar ketidaksetaraan antara Utara-Selatan. Tatanan ekonomi internasional
yang terbentuk pasca Perang Dunia II, melahirkan beberapa signifikan paralel
dengan pendahulunya di era kolonial. Di mana menurut Nef, Periode Pasca-
kolonial menandakan tata ekonomi dunia yang jauh lebih terpusat, konsentris, dan
dilembagakan yang mendasari komponen perdagangan, keuangan, dan
perlindungan hak-hak milik bisnis internasional (Ahmed, 2004:118).

Berdasarkan SAPRI Report disebutkan bahwa Rezim ekonomi global telah


menghasilkan defisit perdagangan dan utang; menurunkan pertumbuhan ekonomi,
efisiensi dan daya saing; misalokasi keuangan dan sumber produktif; yang
mendisartikulasikan ekonomi nasional; kehancuran nasional kapasitas produktif;
dan kerusakan lingkungan yang luas. Menurut Food and Agricultural Organisation
(FAO), kondisi kelaparan di Dunia Ketiga di luar Blok Timur dan China, meningkat
sekitar 15 juta selama tahun 1970 dan sekitar 37 juta selama beberapa tahun pertama
1980-an. Menurut United Nations Development Programme (UNDP), kesenjangan
antara negara kaya dan miskin dua kali lipat antara tahun 1960 dan 1989. Dengan
demikian pada tahun 1960, pendapatan dari 20 persen populasi dunia di negara-
negara terkaya adalah 30 kali lebih besar dari 20 persen di negara-negara termiskin
(Ahmed, 2004:120).

Kondisi-kondisi tersebut diperparah dengan adanya pinjaman IMF pada


masa Perang Dingin. Setiap tahunnya, sejak 1983 negara-negara Selatan telah
membayar pinjaman lebih untuk layanan hutang mereka (yaitu pembayaran hutang

66
67 | JURNAL TRANSFORMASI GLOBAL VOL 4 NO 1

dan beban bunga). Hal ini sangat mengurangi dana yang tersedia dan yang
dibutuhkan untuk investasi di bidang kesehatan, pendidikan, subsidi makanan dan
daerah kritis lainnya dari belanja publik. Misalnya, antara tahun 1983 dan 1993,
IMF menerima $2.9 milyar yang lebih besar dari pinjaman yang sebelumnya
diberikan. Sementara, pada tahun 1973, total hutang internasional dari negara-
negara Selatan sekitar $100 miliar. Data ini menunjukkan bahwa globalisasi dan
tatanan ekonomi internasional telah berdampak pada keamanan ekonomi dan
keamanan manusia, yang mengarah pada peningkatan dalam kemiskinan
(ketidakamanan ekonomi), kelaparan (rawan pangan) dan penyakit (ketidakamanan
kesehatan) sehingga memperdalam ketidakamanan manusia, dan menetapkan
konteks kausal mendasar untuk ketidakamanan di tingkat nasional. (Ahmed,
2004:121). Oleh sebab itu, makalah ini akan memfokuskan pada aspek keamanan
ekonomi dalam dimensi keamanan manusia (human security) dengan menganalisis
bagaimana arti penting dimensi ekonomi dalam keamanan manusia? bagaimana
hubungan keamanan ekonomi dengan aspek keamanan lainnya dalam human
security? dan bagaimana tantangan dan perkembangan konsep keamanan ekonomi?

2. Pembahasan
2.1. Dimensi Ekonomi dalam Human security
Pasca perang dingin isu keamanan yang berubah dari high politic issues ke
low politic issues menjadikan konstelasi tiap negara berbeda-beda dalam
menanggapi perubahan tersebut. Barry Buzan menegaskan bahwa konsep
keamanan mengalami pergeseran isu-isu keamanan tradisional menuju pada isu
keamanan non-tradisional terutama pada people oriented yang berkembang
menjadi multidimensional seperti ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkaitan
dan tidak terpisahkan satu sama lain (Buzan, 1991:433). Barry Buzan menyatakan
terdapat lima dimensi yang saling terkait, yakni : military, political, economic,
societal dan environmental. Permasalahan keamanan saat ini lebih kompleks tidak
hanya terbatas pada persaingan kekuatan negara besar dunia, namun telah melewati
kehidupan berbangsa di seluruh dunia melalui pesatnya globalisasi ditandai dengan
perkembangan teknologi dan informasi, integrasi dunia dalam ekonomi dan
meningkatnya intensitas hubungan antar negara dalam dunia ekonomi, politik serta
sosial yang memunculkan masalah-masalah keamanan baru yang lebih langsung
Hidayat Chusnul Chotimah, dkk - Perkembangan Aspek...| 68

mempengaruhi keamanan nasional, yakni isu ancaman keamanan baru non


tradisional (non traditional security issues) terutama menyangkut human security.

Pergeseran paradigma keamanan dari keamanan tradisional menjadikan


human security tidak bisa lepas dari pemikiran Mahbub ul-Haq yang meluncurkan
Human Development Report pada tahun 1990 di PBB. Di dalam laporan tersebut,
UNDP menyebutkan bahwa pembangunan harus berfokus pada masyarakat
daripada keamanan batas negaranya saja, dan pada peningkatan kesehatan,
pendidikan, dan kebebasan politik, selain kesejahteraan ekonomi (King dan
Murray, 2001:87). Perdebatan tentang pembangunan ini sejalan dengan perdebatan
mengenai keamanan itu sendiri. Konsep keamanan tradisional yang berfokus pada
militer dianggap belum bisa memberi jaminan keamanan kepada masyarakat di
suatu negara. Dari sinilah kemudian keamanan berubah haluan dari negara menjadi
individu dan ancaman tidak lagi hanya berupa militer tetapi juga non-militer. Ide
tentang keamanan manusia ini membuat keamanan dan pembangunan menjadi
saling bersinggungan. Keduanya kemudian menjadi satu pada tahun 1994 pada saat
UNDP meluncurkan Human Development Report yang secara eksplisit berfokus
pada topik keamanan manusia. Dalam laporan ini juga dijelaskan bahwa ancaman
terhadap keamanan manusia dapat dikelompokkan menjadi tujuh kategori yaitu
ekonomi, pangan, kesehatan, lingkungan, personal, komunitas, dan politik.
Keamanan ekonomi menurut UNDP didefinisikan sebagai kondisi yang
mensyaratkan pemasukan tetap yang layak bagi setiap orang. Hal ini tercapai dari
pekerjaan yang layak dan menghasilkan. Selain itu bisa juga dari jaringan
pengamanan sosial yang dibiayai publik (negara). Dalam konteks ini, hanya
seperempat penduduk dunia yang secara ekonomi aman. Sementara masalah
keamanan ekonomi lebih mengkhawatirkan di negara berkembang, walaupun
negara maju juga menjadi masalah (UNDP, 1994:25).

Ekonomi menjadi salah satu aspek yang penting dalam keamanan manusia.
Terlebih lagi, pasca berakhirnya perang dingin, fokus negara-negara di dunia ini
tidak lagi terhadap peningkatan kekuatan militer untuk menghadapi ancaman dari
negara lain melainkan lebih kepada peningkatan perekonomian negara dimana
persaingan dunia mulai beralih dari militer ke ekonomi. Keamanan ekonomi
menjadi penting, seperti yang disampaikan oleh Sheila R. Ronis dalam pengantar

68
69 | JURNAL TRANSFORMASI GLOBAL VOL 4 NO 1

buku Economic Security: Neglected Dimension of National Security? yang


menyebutkan bahwa keamanan ekonomi merupakan salah satu elemen utama
dalam keamanan nasional. Saat berbicara mengenai keamanan nasional, kita tidak
bisa melepaskan diri dari kemampuan ekonomi suatu negara. Tidak ada pertanyaan
lagi bahwa salah satu bagian dari infrastruktur suatu negara adalah perekonomian
yang kuat (Ronis, 2010).

Berubahnya fokus negara-negara di dunia dari peningkatan kekuatan militer


menjadi peningkatan kekuatan ekonomi memperlihatkan pentingnya dimensi
ekonomi dalam konsep keamanan manusia. Terlebih lagi saat ini, ekonomi menjadi
alat untuk mempengaruhi negara lain dan kebijakan mereka (Andruseac, 2015).
Saat ini, konflik di dunia internasional tidak lagi tentang ideologi dan
pengambilalihan kekuasaan suatu negara, melainkan pertarungan untuk
mendapatkan sumber daya, penguasaan terhadap daerah yang kaya akan kandungan
mineral, dan benda-benda berharga lainnya yang pada akhirnya akan dibawa ke
pasar.

Keamanan ekonomi dalam pandangan tradisional menyangkut manipulasi


pemerintah negara lain yang memainkan instrumen yang dapat mempengaruhi
pembuatan kebijakan. Ketidakamanan dalam keamanan ekonomi terletak pada
kerentanan terhadap negara lain yang disebabkan ketergantungan ekonomi yang
tinggi antar negara. Namun, konsep keamanan ekonomi yang semula berfokus pada
negara kemudian mengalami pergeseran makna dan definisi yang mengarah pada
situasi dimana seseorang memiliki sumber pendapatan keuangan yang stabil dan
memungkinkan terpeliharanya standar pemenuhan kehidupannya dalam waktu
dekat sehingga tidak terjadi kesenjangan di tengah masyarakat, khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs).

2.2. Hubungan Keamanan Ekonomi dengan Dimensi Keamanan Manusia


Lainnya
Dalam perspektif human security, terdapat dua bentuk dasar dari kekerasan
yakni ‘kekerasan langsung’, misalnya membunuh dengan cepat melalui perang, dan
‘kekerasan tidak langsung’, yaitu kekerasan struktural, perlahan, dan tidak terlihat
seperti kemiskinan, kelaparan, penyakit, penindasan, dan ecocide. Kedua bentuk
Hidayat Chusnul Chotimah, dkk - Perkembangan Aspek...| 70

kekerasan tersebut tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil dari proses isolasi dan
pemisahan, tetapi juga merupakan fungsi dari proses yang saling berkaitan baik
antar level domestik maupun internasional (Samuel S. Kim, 1984: 181). Dengan
menggunakan kriteria human security dari UNDP pada tahun 1994, jelas bahwa
komponen keamanan ekonomi, keamanan pangan, dan keamanan kesehatan, secara
langsung saling berkaitan. Baik, keamanan pangan dan keamanan kesehatan secara
langsung dapat dirusak oleh ketidakamanan dalam dimensi ekonomi (Ahmed,
2004: 115). Sebagai ilustrasi, kurangnya penghasilan seseorang (ketidakamanan
ekonomi) akhirnya menyebabkan kurangnya kemampuan untuk membeli makanan
(ketidakamanan pangan) serta memperoleh air bersih dan pelayanan kesehatan
(ketidakamanan kesehatan). Kekerasan tidak langsung dilakukan kepada individu
atau masyarakat ketika struktur ekonomi dan politik yang tidak adil mengurangi
harapan hidup mereka melalui kurangnya akses terhadap kebutuhan dasar (Tickner,
1995: 18). Oleh karena itu, keamanan ekonomi juga berkaitan dan tidak bisa
dipisahkan dengan komponen human security lainnya, seperti keamanan politik,
keamanan personal, keamanan komunitas, keamanan politik, dan keamanan
lingkungan.

Pada intinya, keamanan ekonomi memungkinkan untuk mencapai freedom


from want yang termasuk di dalamnya pencapaian atas sarana untuk memperoleh
makanan, tempat tinggal, akses ke perawatan kesehatan, dan sebagainya. Disisi
lain, sangat sulit memisahkan keamanan ekonomi dengan dimensi lainnya dari
human security disebabkan setiap aspeknya memiliki keterkaitan dengan aspek
lainnya. Keamanan ekonomi bukan hanya sekedar membahas permasalahan
kemiskinan walaupun kemiskinan merupakan prioritas utama tetapi jauh dari itu
beberapa ancaman dalam keamanan ekonomi juga mencakup pengangguran, akses
ke sumber daya yang menghasilkan pendapatan, maupun tunawisma (Siew Mun
Tang, 2015: 41-42).

Walaupun pembahasan mengenai dimensi keamanan ekonomi lebih dari


sekedar kemiskinan, namun isu kemiskinan tetap menjadi prioritas utama. Di era
globalisasi, isu kemiskinan menjadi salah satu isu yang paling sering mewarnai
konstelasi hubungan antar negara. Pendapat mengenai dampak globalisasi pada
setiap bidang kehidupan di seluruh dunia, sangat beragam dan ambigu. Globalisasi

70
71 | JURNAL TRANSFORMASI GLOBAL VOL 4 NO 1

secara bersamaan dilihat sebagai kendaraan dasar pembangunan dan sebagai


sumber berbagai kemalangan. Di satu sisi, para pendukung pasar liberal mengklaim
globalisasi dapat mendatangkan dampak positif. Di sisi lain, muncul berbagai
fenomena negatif, seperti hegemoni keuntungan finansial oleh orang kaya dan
peningkatan kemiskinan, serta konsekuensinya yakni ketidakamanan dan
ketidakberdayaan, mempengaruhi terutama negara-negara berkembang. Dalam hal
ini pendekatan berdasarkan pemikiran orientasi keamanan tampaknya paling
relevan, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan konsep human security dan
upaya peningkatan standar hidup merupakan isu kunci dari reorientasi globalisasi,
dibandingkan dengan pendekatan yang lebih ke arah kebutuhan dasar manusia
(Stiglitz, 2006).

Czeslaw Mesjasz (2008: 579) mengungkapkan bahwa hubungan antara


globalisasi dan keamanan ekonomi mengacu pada tiga bidang yang saling
mempengaruhi yakni: fungsi pasar global; keamanan ekonomi dari negara-negara;
dan pengaruh globalisasi pada standar hidup. Richard Falk berpendapat bahwa
peningkatan angka kemiskinan, kelaparan, dan malnutrisi, terjadi sebagai
konsekuensi dari kegiatan negara-negara dalam sistem internasional dalam struktur
hierarkis ekonomi kapitalis global, di mana keamanan ekonomi masyarakat miskin
transnasional semakin dirusak oleh keamanan ekonomi untuk modal transnasional.
Kendala struktural bagi pencapaian kemanan ekonomi bagi individu di negara-
negara miskin adalah pembangunan yang tidak merata dalam ekonomi kapitalis
global (Falk dalam Tickner, 1995: 189). Globalisasi ekonomi telah mengakibatkan
keuntungan terbatas yang dapat diperoleh oleh mayoritas individu dan kelompok di
negara-negara berkembang. Hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan melambat
bahkan negatif, kesenjangan ekstrim dalam distribusi pendapatan, penurunan
standar hidup, dan peningkatan kemiskinan global.

Globalisasi juga telah mengubah cara berpikir dan mengkonsepsikan


keamanan ekonomi. Keamanan ekonomi tidak lagi menjadi agenda nasional dan
masalah domestik sebab kesejahteraan suatu bangsa atau masyarakat terhubung
dengan stabilitas keuangan dan kemakmuran orang di negara lain. Sebagai contoh
adalah krisis keuangan global dipicu oleh bencana kredit sub-prime di Amerika
Serikat yang sangat mempengaruhi keamanan ekonomi Cina dan global pada tahun
Hidayat Chusnul Chotimah, dkk - Perkembangan Aspek...| 72

2009. Globalisasi telah mengikis kontrol negara terhadap ekonomi dan menyoroti
pentingnya kerjasama internasional. Dimensi keamanan ekonomi telah melampaui
apek penyediaan mata pencaharian individu dan juga meliputi kelangsungan dan
keberlanjutan ekonomi masyarakat global (Tang, 2015: 49). Meningkatnya
ketidakamanan individu dan sosial telah menghasilkan berbagai efek samping. Efek
langsung di tingkat individu dan keluarga adalah peningkatan tekanan mental dan
ketegangan. Hal ini diwujudkan dalam berbagai bentuk penyakit psikologis dan
fisik termasuk depresi, keterasingan, bunuh diri, tekanan darah tinggi, stroke, dan
serangan jantung (Ghai, 1997: 10).

Dari sini dapat kita lihat bagaimana dimensi ekonomi juga mempengaruhi
dimensi-dimensi lain dalam keamanan manusia. Negara dengan perekonomian
yang kuat tentu saja dapat memberikan fasilitas kesehatan yang baik bagi
masyarakatnya. Negara tersebut juga dapat menjamin ketersediaan pangan bagi
warganya. Namun perekonomian yang kuat kadang membawa konsekuensi yang
besar terhadap lingkungan. Eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam sebagai
sumber kekayaan negara memberi dampak yang negatif bagi kelestarian lingkungan
suatu negara. Hal ini tentu saja sangat mengancam keamanan lingkungan suatu
negara. Oleh sebab itu, dimensi ekonomi tidak dapat dilepaskan dari keenam
dimensi lainnya. Ada keterkaitan antara dimensi ekonomi dan keenam dimensi
lainnya, baik itu keterkaitan secara positif maupun negatif.

2.3. Perkembangan Konsep Keamanan Ekonomi

Wacana keamanan ekonomi tidak bisa difokuskan hanya pada ekonomi


makro dan masalah kelembagaan saja, tetapi juga harus mencakup interpretasi
sistemik dari kondisi di mana keamanan ekonomi dipertimbangkan. Beberapa
atribut keamanan seperti ancaman, risiko, kerentanan, dan sekuritisasi, harus
disesuaikan dengan mengunakan analisis teori ekonomi yang diambil baik dari
makroekonomi dan mikroekonomi (Mesjasz, 2008:569). Ada dua tingkat analisis
dalam keamanan ekonomi. Pertama, pada level global, negara, dan antar-negara
(inter-state), di mana ekonomi diperlakukan sebagai faktor penentu keamanan
negara, dan dampak keamanan negara pada kemakmuran ekonomi diperhitungkan

72
73 | JURNAL TRANSFORMASI GLOBAL VOL 4 NO 1

dalam pertimbangan ekonomi. Kedua, pengembangan teori ekonomi dihadapkan


dengan keamanan ekonomi non-negara seperti entitas sosial (lembaga, daerah,
perusahaan, individu) (Mesjasz, 2008:571). Dengan demikian, perkembangan
konsep keamanan ekonomi dapat dikaitkan dengan entitas aktor yang terlibat
maupun aspek lain dalam human security. Berikut ini merupakan unsur-unsur yang
dapat membentuk konsep keamanan ekonomi

2.3.1 Keamanan Ekonomi dari Negara


Antara kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh berbagai aktor/pelaku dan
keamanan negara dapat dihubungkan melalui tiga cara. Pertama, keamanan
ekonomi murni berkaitan dngan ancaman bagi perekonomian yang dapat
membahayakan kemakmuran dan fungsi suatu negara. Kedua, kemakmuran
ekonomi diperlakukan sebagai latar belakang meningkatkan kekuatan militer.
Ketiga, upaya-upaya militer (pengeluaran militer, keterlibatan dalam perang dan
konflik) dapat membahayakan keamanan nasional suatu negara. Sementara itu,
Lembaga negara biasanya menghubungkan keamanan ekonomi dengan
kemakmuran dan standar peningkatan hidup. Dalam dokumen resmi dari Canadian
Security Intelligence Service (2002) disebutkan bahwa keamanan ekonomi adalah
pemeliharaan kondisi yang diperlukan untuk mendorong perbaikan berkelanjutan
dalam produkstiviatas tenaga kerja dan modal sehingga meningkatkan standar
hidup untuk warga suatu negara. Keamanan ekonomi dari negara juga bisa
dipersempit menjadi perlindungan terhadap spionase ekonomi, seperti dalam
Undang-Undang Keamanan Ekonomi Amerika Serikat 1 Februari 1996 (Mesjasz,
2008:576).

2.3.2 Definisi sistemik Keamanan Ekonomi

Definisi sistemik keamanan ekonomi didominasi dengan konteks kegiatan


ekonomi, termasuk fungsi mekanisme pasar, ketersediaan sumber daya, dan tingkat
konsumsi. Jika melihata pertimbangan keamanan ekonomi dari perspektif
Copenhagen School berfokus terutama pada kelancaran fungsi dari pasar di tingkat
global dan lokal. Buzan (1991: 19-20) menyatakan bahwa masalah keamanan
ekonomi yaitu terkait dengan akses terhadap sumber daya, keuangan dan pasar yang
diperlukan untuk kesejahteraan dan kekuasaan negara. Sementara sektor ekonomi
Hidayat Chusnul Chotimah, dkk - Perkembangan Aspek...| 74

adalah tentang hubungan perdagangan, produksi, dan keuangan (Buzan, Wæver, de


Wilde, 1998:7 dalam Mesjasz, 2008). Nesadurai (2005) mengusulkan alternatif
konseptualisasi keamanan ekonomi yang didefinisikan dengan memastikan
probabilitas kerusakan yang rendah atas (a) aliran pendapatan dan konsumsi
minimal yang diperlukan manusia /kebutuhan keluarga; (b) integritas pasar; dan (c)
ekuitas distributif. Dalam hal ini, Nesadurai (2005) tidak menolak pendapat
neoliberalis untuk mengamankan kemanan ekonomi nasional. Namun, Nesadurai
lebih menekankan permasalan keamanan ekonomi yang dilihat dari apek historical,
political, dan social contexts dari suatu negara dan masyarakatnya (Mesjasz,
2008:576-577).

2.3.3 Keamanan Ekonomi Individu

Kelompok lain mendefinisikan keamanan ekonomi yang langsung mengacu


pada kondisi hidup kelompok sosial dan individu, serta perlindungan terhadap
kemiskinan sehingga interpretasi keamanan ekonomi dekat dengan konsep
tradisional jaminan sosial dan keamanan manusia. Definisi ini mencerminkan
penekanan yang diletakkan pada standar hidup individu. Keamanan ekonomi
mengacu pada standar yang terjamin dan stabil hidup yang menyediakan sumber
daya bagi individu dan keluarga yang diperlukan untuk berpartisipasi secara
ekonomi, politik, sosial, budaya, dan bermartabat di komunitas mereka (Economic
Security Project, 2005 dalam Mesjasz, 2008).

Sementara itu, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Departemen


Keamanan Sosial (2006) telah mengusulkan Indeks keamanan ekonomi yang berisi
delapan unsur, yaitu i) labour market security, ii) employment protection security,
iii) job security, iv) skills security, v) work security, vi) representation security, dan
vii) income security, sementara indek ke delapan yaitu old age pension security
index juga dimasukkan untuk memperhitungkan keamanan pendapatan orang tua.
Dengan demikian keamanan ekonomi diperlakukan sebagai pemenuhan dasar
kebutuhan manusia dan sebagai unsur yang sangat diperlukan bagi keamanan
manusia (Mesjasz, 2008:578).

74
75 | JURNAL TRANSFORMASI GLOBAL VOL 4 NO 1

2.3.4 Keamanan ekonomi dalam Stabilitas Keuangan Domestik dan


Internasional

Pemahaman keamanan ekonomi termasuk sekuritisasi menjadi kompleks di


bidang keuangan, mulai dari tingkat perusahaan melalui negara, dan berakhir di
tingkat internasional. Bidang keuangan terkait dengan risiko yang merupakan
faktor kunci dari dinamika keuangan dan ekonomi internasional, baik yang positif
maupun negatif. Risiko keuangan dan kemakmuran hanya dua sisi koin yang sama.
Pada keamanan ekonomi makro, resiko diidentifikasi dengan adanya krisis besar
yang mempengaruhi stabilitas keuangan. Krisis finansial dalam skala global dapat
meruntuhkan sistem finansial dunia seperti the Great Depression yang terjadi pada
1929 dan krisis finansial global pada tahun 1970-an dan tahun 2008. Sementara
krisis finansial dalam skala lokal atau domestik juga dapat menimbulkan contagion
effect bagi negara-negara sekitarnya (Mesjasz, 2008:578) misalnya krisis yang
terjadi di Thailand yang kemudian merembet ke negara-negara di Asia Tenggara.
Stabilitas keuangan yang terguncang kemudian akan menularkan ketidakamanan
ekonomi pada aspek lain seperti kelaparan akibat guncangan ekonomi (misalnya
pengangguran, kemiskinan), ketidakpercayaan masyarakat terhadap negara yang
menimbulkan kekacauan politik dan aspek lainnya.

3. Penutup
Dimensi ekonomi merupakan salah satu dimensi penting dalam human
security yang muncul sebagai akibat dari pergeseran konsep keamanan setelah
Perang Dunia. Di samping itu, keamanan ekonomi ini menjadi fokus utama dalam
human security karena dampak dari kolonialisasi kemudian mengakibatkan
ketidaksetaraan antara negara-negara Selatan dan Utara sehingga kemudian
mengakibatkan kekacauan ekonomi, politik dan sosial yang mengancam manusia.
Dengan demikian, aspek keamanan ekonomi pun menjadi tidak terlepas dari aspek
lain dalam dimensi human security. Konsep keamanan ekonomi juga mengalami
perkembangan dengan melihatnya dari beberapa unsur yaitu keamanan ekonomi
dari negara, keamanan ekonomi yang didefinisikan secara sistemik, keamanan
ekonomi individu dan keamanan ekonomi dalam stabilitas keuangan domestik dan
internasional.
Hidayat Chusnul Chotimah, dkk - Perkembangan Aspek...| 76

Referensi

Ahmed, Nafeez Mosaddeq, Oktober 2004, ‘The Globalization Of Insecurity: How


The International Economic Order Undermines Human And National
Security On A World Scale,’ Historia Actual Online, United Kingdom:
Institute for Policy Research & Development.
Andruseac, Gabriel, 2015, ‘Economic Security New Approaches in the Context of
Globalization’, Centre for European Studies Working Papers, Vol. VII, No.
2.
Buzan, Barry, 1991, ‘New Patterns of Global Security in the Twenty-First Century’.
International Affairs, Vol.67 No.3.
_________________, People, States and Fear: An Agenda for International
Security Studies in The Post Cold War Era. London: Harvester Wheatsheaf.
Ghai, Dharam, 1997, ‘Economic Globalization, Institutional Change and Human
Security,’ United Nations Research Institute for Social Development.
Kim, Samuel S., Juni 1984, ‘Global Violence and a Just World Order,’ Journal of
Peace Research, no. XXI-2.
King, Gary dan Murray, Christopher J. L., 2001, ‘Rethinking Human Security’.
Political Science Quarterly. Vol.116. No.4.
Mesjasz, Czeslaw, 2008, ‘Economic Security,’ dalam Hans Günter Brauch (eds.),
Globalization and Environmental Challenges, Berlin : Springer Berlin
Heidelberg, hlm. 569-580.
Ronis, Sheila R, 2010, ‘Economic Security Neglected Dimension of National
Security?’, Center for Strategic Conferencing Institute for National
Strategies Studies, National Defense University Press.
United Nation Development Programme, 1994, Human Development Report 1994,
New York : Oxford University Press.
Tang, Siew Mun, 2015, ‘Rethinking Economic Security in A Globalized World,’
Contemporary Politics, terbitan online dari Routledge Taylor & Francis.
Tickner, J. Ann, 1995, ‘Re-visioning Security’, dalam Smith Ken, Steve (eds.),
International Relations Theory Today, Oxford: Polity Press.

76

Anda mungkin juga menyukai