Anda di halaman 1dari 2

Bima Bayu Putra

07
XII MIPA 10

TEKS RESENSI
Perjuangan Musisi Muda Mencari Orang Tuanya di Jalanan Kota Perancis
Data buku :
1. Judul : Nobody’s Boy (Sebatang Kara)
2. Pengarang : Hector Malot
3. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
4. Tahun terbit : 2010
5. Jumlah halaman : 384 halaman
6. Harga : Rp 50.000,00

Ketika masih bayi, Remi diculik dan ditinggalkan di sebuah jalanan di Paris. Seorang
pemotong batu yang miskin mengangkatnya sebagai anak, tetapi lalu menjualnya kepada Signor
Vitalis, pemusik jalanan yang membawa Remi berkelana bersama rombongan pertunjukannya
yang terdiri atas anjing-anjing dan seekor kera. Dari Signor Vitalis-lah Remi belajar bermain
musik, dan orang tua ini menjadi pengganti sosok ayah baginya. Berbagai peristiwa dialaminya:
kehilangan orang yang disayangi, menemukan sahabat sejati, dan yang terutama: harapan untuk
mmenemukan kembali orangtua kandungnya.
Buku ini saya baca ketika saya berumur 13 tahun, yang sampai saat ini, 4 tahun kemudian
masih membekas di dalam benak saya. Pada saat saya membaca novel ini untuk pertama kali,
bagian pertamanya saja sudah membuat saya tertarik untuk mengikuti kelanjutan cerita ini, entah
karena cerita yang mudah dimengerti untuk anak berusia 13 tahun atau karena cerita novel ini
memang benar – benar terjadi di dunia luar sana. Pada saat momen sedih di dalam cerita ini saya
dapat merasakan kesedihan yang dirasa tokoh, tidak beda juga saat momen ceria terjadi. Meski di
tengah – tengah buku pacing menjadi sedikit lambat, epilog dari cerita ini membuat hal tersebut
terbayarkan.
Keunggulan buku yang paling berkesan bagi saya adalah kenyataan yang dihadapi para
tokoh di dalam cerita ini, pola pikir mereka, cara bicara, hingga peristiwa – peristiwa yang bisa
saja benar terjadi di dunia nyata. Mungkin karena novel ini ditulis berdasarkan kisah musisi
jalanan dari Viggiano, Italia pada abad 18. Momen – momen sedih maupun ceria sangat berkesan
karena perencanaan dari bagian sebelumnya sudah jelas dan pada saat momen tersebut pembaca
dapat merasa ceria sesuai dengan perasaan tokoh dalam cerita. Juga pada saat momen sedih,
contonya, pada saat hewan rombongan milik Signor Vitalis tewas, kita sebagai pembaca merasa
kehilangan karena sampai saat itu kita mengikuti perjalanan mereka dengan ceria, dan tidak
menyangka bahwa momen ini dapat terjadi. Untuk bagian akhir cerita ini, memang dapat ditebak
karena petunjuk – petunjuk yang diberikan pengarang pada bagian tengah cerita cukup banyak,
namun karena ini juga bagian akhir cerita terasa faktual dan bukan dibuat – buat. Interaksi dan
komposisi antar tokoh yang dinamis dan sesuai dengan dunia nyata menurut saya juga
menambah nilai plus novel ini, apalagi saat bagian – bagian akhir cerita dimana para tokoh yang
belum pernah bertemu dapat bercakap – cakap dengan langsung, dialog mereka saat berbicara
sudah saya tunggu – tunggu dari awal pengenalan karakter.
Meskipun begitu, novel ini tetap mempunyai kelemahan, menurut saya, perlambatan
pace pada bagian tengah cerita yang sebenarnya dapat dipercepat. Saya mengetahui bahwa
perlambatan ini dikarenakan pengenalan tokoh – tokoh baru dengan latar cerita baru, namun
menurut saya pengarang terlalu banyak mengeksplorasi bagian ini, padahal tidak terlalu
signifikan pada bagian – bagian selanjutnya, terutama bagian akhir.
Bahasa yang digunakan pada buku ini cukup sederhana, jadi mempermudah pembaca dari
segala umur unuk mengerti maksud pengarang dan mempermudah mengikuti cerita. Meski
begitu, tetap ditemukan beberapa kata kiasan untuk membuat suasana lebih kuat unuk dirasakan.
Tokoh – tokoh dalam cerita menggunakan kalimat langsung, hal ini menurut saya mempermudah
pembaca untuk mengetahui pemikiran tokoh – tokoh yang ada di cerita ini tanpa perantara.
Novel Nobody’s Boy (Sebatang Kara) karangan Hector Malot memang bukan novel
sempurna, namun dalam pemikiran saya novel ini cukup apabila dikatakan sebagai novel bagus.
Keunggulan buku yang paling berkesan bagi saya memang cerita yang dialami para tokoh dapat
dikaitkan dengan kehidupan dunia nyata. Meski terdapat beberapa kelemahan dalam buku,
seperti perlambatan fase pada tengah – tengah cerita, novel ini mampu menutup kelemahan
tersebut dengan keunggulan yang lain, terutama bagian akhir novel yang mengakhiri semua
komplikasi. Kesimpulannya, novel Nobody’s Boy (Sebatang Kara) karangan Hector Malot
adalah novel yang bagus, saya menyarankan kalian untuk membacanya.

Anda mungkin juga menyukai