2. Pengelolaan SNP
Fungsi Standar Nasional pendidikan adalah
a)mengukur kualitas pendidikan, b)
pemetaan masalah pendidikan, c)
penyusunan strategi dan rencana
pengembangan sesudah diperoleh data dari
evaluasi belajar secara nasional seperti ujian
nasional. Delapan Standar Nasional
Pendidikan (8 SNP) meliputi: 1) Standar Isi;
2) Standar Proses; 3) Standar Kompetensi
Lulusan; 4) Standar Kompetensi Pendidik
dan Tenaga Kependidikan; 5) Standar
Sarana dan Prasarana; 6) Standar
Pengelolaan; 7) Standar Pembiayaan; dan 8)
Standar Penilaian
4. Kepemimpinan Sekolah
a. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Pembelajaran
1) Konsep Kepemimpinan Pembelajaran
kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya
memimpin para guru agar mengajar lebih
baik, yang pada gilirannya dapat
memperbaiki prestasi belajar siswanya.
tujuan
kepemimpinan pembelajaran adalah untuk
memfasilitasi pembelajaran agar terjadi
peningkatan prestasi belajar, kepuasan
belajar, motivasi belajar, keingintahuan,
kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan
kesadaran untuk belajar sepanjang hayat.
Dengan demikian, Kepemimpinan
pembelajaran memfokuskan/menekankan
pada pembelajaran dengan komponen-
komponennya meliputi kurikulum, proses
belajar mengajar, penilaian, pengembangan
guru, layanan prima dalam pembelajaran,
dan pembangunan komunitas belajar di
sekolah.
2)Karakteristik Kepemimpinan
Pembelajaran
Seorang pemimpin harus mampu berkreasi,
memberi motivasi dan bekerja dalam
keseimbangan tim. Kepemimpinan
pembelajaran harus bergeser dari
kepemimpinan top-down ke kepemimpinan
dengan pendekatan tim. Kepemimpinan ini
mengutamakan keseimbangan perhatian
pada pembelajaran dan peran tim, serta
pengembangan tim.
b.Kepala Sekolah sebagai Agen
Perubahan
1) Konsep Kepemimpinan Perubahan
Pesatnya kemajuan kehidupan masyarakat
kita sekarang ini, di segala bidang dan sendi
kehidupan, berdampak luas terhadap
pendidikan. Sekolah sebagai satuan
Pendidikan terkecil yang menjadi ujung
tombak pendidikan nasional, termasuk
organisasi yang harus juga mengalami
perubahan. Perubahan organisasi di sekolah
misalnya perubahan dalam hal teknologi,
struktur organisasi, kebijakan, sumber daya
manusia, dan fisik membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan serta budaya
baru. Kepemimpinan perubahan adalah
sebuah upaya untuk menciptakan sebuah
perubahan dalam organisasi, sehingga
membawa perubahan yang menjadikan
semua komponen dalam organisasi itu
menyatu dan saling berempati untuk
membawa perubahan yang dibuatnya agar
lebih bermanfaat dan memiliki nilai positif
terhadap organisasi.
2) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan
Kepribadian dan Sosial
(Mempermanusiakan/Humanizer)
Dalam melaksanakan tugasnya seorang
kepala sekolah dalam mebuat program untuk
merubah kepribadian hari mulai dari diri
sendiri.
3) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan
Pembelajaran (Katalis Budaya/Cultural
Catalist)
Pengembangan kurikulum di sekolah itu
menjadi salah satu fokus bagi
kepemimpinan perubahan. Pengembangan
KTSP mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi
kurikulum. KTSP dikembangkan oleh
sekolah dengan melibatkan komite sekolah,
dan kemudian disahkan oleh kepala dinas
pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
4) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan
Pengembangan Sekolah (Pembangun
Komunitas/Community Builder)
Kepala sekolah harus bisa membaca situasi
lingkungan sekolahnya, dan berani membuat
terobosan-terobosan untuk mengubah
keadaan sekolahnya, misalnya kepala
sekolah ingin membangkitkan kesadaran
warga sekolah terhadap keindahan dan
kebersihan sekolah, kepala sekolah harus
berani melakukan kerja sama dengan unsur
terkait, atau dengan membuat taman
sekolah, bisa juga dengan mengadakan
pembiasaan Jum’at bersih.
5) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan
Manajemen Sumber Daya (Pembuat
Kerangka Kerja/Framework Maker)
Peningkatan mutu dan produktivitas tenaga
kependidikan merupakan bagian integral
dari pengembangan manajemen sumber
daya manusia di sebuah organisasi.
Keberadaan tenaga kependidikan di sekolah
merupakan aset yang berharga bagi
pengembangan sekolah. Keberhasilan
sekolah ditentukan dari kualitas orang-orang
yang berada di dalamnya. Mengubah
sekolah adalah mengubah manusia-manusia
yang ada di dalamnya. Tenaga kependidikan
akan bekerja secara optimal jika kepala
sekolah mendukung kemajuan karir mereka
dengan melihat apa sebenarnya kompetensi
mereka. Biasanya, pengembangan tenaga
kependidikan berbasis kompetensi akan
mempertinggi produktivitas kerja sehingga
kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan
berujung pada kepuasan stakeholder sekolah
dan sekolah sebagai satuan Pendidikan
diuntungkan. Pengembangan kapasitas
tenaga kependidikan bisa dilakukan melalui
kepemimpinan perubahan di sekolah dengan
budaya kerja yang baru.
6) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan
Kewirausahaan Sekolah (Perantara
Keunggulan/Power Broker)
Kewirausahaan harus dirintis dan Kepala sekolah sudah
dibelajarkan di sekolah. Ini merupakan aset mengadakan
untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi perubahan terhadap
bangsa yang mandiri dan berdaya saing. karakter baik guru
Kewirausahaan tidak hanya diajarkan, tetapi maupun peserta didik
juga dipraktikkan dan dibiasakan. Jiwa yaitu dengan
kewirausahaan juga harus ditumbuhkan. melakukan
7) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan pembiasaan contoh
Supervisi Pembelajaran (Penantang yang bersalaman antara
Bersahabat/Friendly Challenger) guru dan guru, siswa
Kualitas kepemimpinan terkait dengan dan guru, siswa dan
standar nasional pendidikan yang harus siswa sehabis kegiatan
dipenuhi oleh sekolah agar dapat upacara bendera,
menghasilkan mutu pendidikan yang lebih selain itu setiap hari
baik. Upaya untuk meningkatkan kualitas senin dilaksanakan
pembelajaran bisa dilakukan dengan pembacaan Yasin bagi
peningkatan kualitas profesional kepala peserta didik yang
sekolah dan guru, penciptaan iklim yang beragama Islam, dan
inovatif di sekolah, dan upaya lain yang bisa kebaktian bagi peserta
dilakukan adalah melalui supervisi didik yang beragama
akademik yang secara terus menerus Budha, dan pada Hari
dilakukan secara berkelanjutan. Sabtu diadakan senam
8) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan dan gotong royong
Teknologi dan Informasi (Technological membersihkan
Influencer) lingkungan sekolah
Di dalam pembelajaran, pemanfaatan media
pembelajaran sangat penting dilakukan guru
untuk dapat menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa dengan baik.
Kemajuan teknologi dewasa ini dapat
dijadikan sebagai sarana untuk
menyelesaikan masalah-masalah
pembelajaran.
9) Karakteristik Kepemimpinan Perubahan
Pada dasarnya kepemimpinan perubahan
adalah upaya untuk menerjemahkan visi-
strategi-budaya baru dari seorang kepala
sekolah kepada setiap aksi guru dan tenaga
kependidikan di sekolah yang dipimpinnya.
Apabila dilihat dari fakta yang ada di
sekolah, sebagian besar permasalahan
kepemimpinan kepala sekolah adalah
kesenjangan antara visi dan aksinya. Kepala
sekolah harus memiliki visi dan strategi
yang jelas gambarannya.
Karakteristik kepemimpinan perubahan,
pertama, harus mempunyai nilai yang
diperjuangkan dan memimpin untuk
memperjuangkan. Kedua, karakteristik
kepemimpinan perubahan adalah visioner.
Nilai yang diperjuangkan itu bisa
dituangkan dalam bentuk visi sekolah.
Ketiga, kepala sekolah sebagai pemimpin
perubahan harus mempunyai idealisme dan
karakter serta mengembangkan hal ini di
sekolahnya. Banyak idealisme dan karakter
yang bisa dikembangkan.
Ada beberapa karakter yang bisa
dikembangkan di sekolah. Karakter yang
perlu ditanamkan dan ditumbuhkan berupa
1) nilai-nilai, bentuk perilaku misalnya
religiusitas, nasionalisme, anti Korupsi-
Kolusi-Nepotisme, anti memperkaya diri
sendiri, musyawarah-mufakat, gotong
royong; 2) Kebiasaan dan habitat baru
misalnya cara-cara hidup dan kebiasaan
yang dibiasakan sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan komunitas sekolah; dan 3)
kode hidup bersama misalnya solidaritas,
kolaborasi, kepedulian, simpati, empati, dan
lain lainnya. Bila hal ini berhasil, akan
menjadikan sekolah sebagai tempat tumbuh
kembangnya idealisme.
d.Indikator-Indikator terkait
Kepemimpinan Sekolah pada Draft
Instrumen Akreditasi Satuan
Pendidikan (IASP) Tahun 2020
1)Mengimplementasikan visi, misi, dan
tujuan dengan melibatkan seluruh
komponen sekolah dan pemangku
kepentingan.
2)Mempraktikkan kepemimpinan yang
kreatif, inovatif, partisipatif, kolaboratif,
transformative, dan kreatif.
3)Sekolah melibatkan masyarakat dari
berbagai kalangan dalam pelaksanaan
program-program sekolah.
4) Tersedianya sarana dan prasarana yang
baik dan memadai.
5) Menerapkan pengelolaan sumber daya
manusia secara efektif dan efisien.
6) Sekolah memiliki sumber pembiayaan
sekolah yang mendukung kegiatan
sekolah.
7)Sekolah menerapkan pelaporan keuangan.
8) Melakukan pelayanan Bimbingan dan
Konseling.
9) Melakukan pembinaan kesiswaan.
2. Supervisi Tendik
a.Konsep Supervisi Tenaga
Kependidikan
Supervisi adalah kegiatan pengawasan yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka
membantu guru dan tenaga kependidikan
lainnya guna meningkatkan mutu dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran.
Supervisi manajerial (tenaga kependidikan)
menitikberatkan pada pemantauan,
pembinaan, dan pembimbingan pada aspek-
aspek pengelolaan dan administrasi sekolah
yang berfungsi sebagai pendukung
(supporting) terlaksananya pembelajaran.
Sementara supervisi akademik
menitikberatkan pada pemantauan,
pembinaan, dan pembimbingan pengawas
sekolah terhadap kegiatan akademik, berupa
pembelajaran baik di dalam maupun di luar
kelas.
Tenaga Kependidikan merupakan tenaga
yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan. Adapun jenis
tenaga kependidikan yang dimaksud dalam
bahan pembelajaran ini meliputi: Tenaga
Administrasi Sekolah/TAS (kepala TAS,
pelaksana urusan, tenaga layanan khusus),
Tenaga perpustakaan (Kepala Perpustakaan,
tenaga perpustakaan), dan Tenaga
laboratorium (Kepala laboratorium, teknisi
laboratorium, laboran). Supervisi Tenaga
Kependidikan adalah supervisi yang di
laksanakan oleh kepala sekolah kepada
tenaga kependidikan yang terkait dengan
pengelolaan dan administrasi Pendidikan
sehingga akan menunjang proses pendidikan
di sekolah.
b. Prinsip Supervisi Tendik
prinsip-prinsip yang berdampak positif
dalam melaksanakan supervisi antara lain:
1)Supervisor menjauhkan diri dari sifat
otoriter
2)Supervisor mampu menciptakan
hubungan kemanusiaan yang harmonis.
3)Supervisi tenaga kependidikan dilakukan
secara berkesinambungan
4) Program supervisi terintegrasi
5) Supervisi harus komprehensif
6) Supervisi harus konstruktif
7) Supervisi harus objektif
c.Ruang Lingkup Supervisi Tenaga
Kependidikan
d. Pengembangan Instrumen
e. Langkah-Langkah Kegiatan Supervisi
Tendik
1) Perencanaan Supervisi Tendik
2) Pelaksanaan Supervisi Tendik
3) Tindak Lanjut Hasil Supervisi Tendik
2. Penilaian Kinerja Guru dan Tendik,
SKP, dan PKB
Pendahuluan
Semua anak berhak untuk memperoleh
kesempatan yang sama dan seluas-luasnya
untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal, baik fisik, mental maupun sosial.
Dalam hal ini negara memiliki kewajiban
untuk memastikan bahwa hak tersebut
dilindungi sehingga kesejahteraan pada anak
dapat tercapai.
Untuk mencapai kesejahteraan anak sesuai
dengan yang diinginkan maka pendidikan di
keluarga dan lingkungan memegang
peranan yang penting. Pola didik di sekolah
dan pola asuh di keluarga berperan sangat
penting dalam mengembangkan potensi
akademik dan non-akademik seorang anak.
Keyakinan bahwa pendidikan yang baik
merupakan pendidikan yang berfokus pada
kurikulum (curriculum centered) harus
segera ditinggalkan dan mulai menerapkan
pendidikan inklusif yang berfokus pada
semua anak/peserta didik (children/students
centered) tanpa memandang suku, bahasa,
agama, jender, keadaan fisik, keadaan
kesehatan, status sosial, dan ekonomi.
Penutup
Pendidikan inklusif dan Perlindungan
Kesejahteraan Anak bukanlah suatu hal
yang terpisah. Sebaliknya pendidikan
inklusif merupakan salah satu cara terbaik
untuk menjamin perlindungan kesejahteraan
anak. Praktik-praktik pendidikan inklusif
sangat memperhatikan pemenuhan hak
anak/peserta didik sehingga mereka dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar pada
ranah kognitif, emosi, dan sosial yang
akhirnya potensi akademik dan non-
akademik anak/peserta didik tersebut dapat
tergali secara maksimal.
Dengan menerapkan Pendidikan inklusif
maka diharapkan sekolah dan masyarakat
dapat memastikan bahwa semua
anak/peserta didik dihargai haknya dengan
begitu bullying dan kekerasan terhadap
anak/pesert didik dapat dihilangkan. Tujuan
akhir dari Pendidikan Inklusif adalah
meningkatnya kualitas layanan pendidikan
yang lebih berfokus pada hak dan kebutuhan
anak/peserta didik.
Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan
inklusif adalah juga merupakan salah satu
strategi untuk mempromosikan masyarakat
inklusif, dimana semua anak dan orang
dewasa dapat berpartisipasi dan
berkontribusi dalam kehidupan
bermasyarakat tanpa melihat adanya
perbedaan jender, usia, kemampuan, etnis,
disabilitas, ataupun status kesehatannya
akibat HIV. (Stubbs S. Publication online
What is Inclusive Education? Concept
Sheet).
Pelaksanaan pendidikan inklusif merupakan
komitmen internasional dan nasional yang
sejalan dengan perubahan paradigma dalam
dunia pendidikan. Pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus diselenggarakan
bukan lagi berdasarkan rasa kasihan atau
amal (charity) tetapi lebih kepada hak
(rights) anak/peserta didik yang dilindungi
oleh undang-undang. Perlindungan
kesejahteraan anak dapat tercapai apabila
Pendidikan Inklusif telah diterapkan dengan
baik di semua institusi penyelenggara
pendidikan pada setiap tingkatan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
anak berkebutuhan khusus termasuk anak
penyandang disabilitas akan memperoleh
pelayanan khusus untuk mencapai tingkat
pertumbuhan dan perkembangan sejauh
batas kemampuan dan kesanggupan anak
yang bersangkutan. Hal ini tentunya sejalan
dengan pasal 7 Undang-Undang no. 4 tahun
1979.
3).Cara-Cara Mengembangkan
Kewirausahaan
Cara-cara mengembangkan kewirausahaan
dilakukan melalui pentahapan sebagai
berikut:
a).Melakukan evaluasi diri tentang
tingkat/level kepemimpinan
kewirausahaan.
b).Berdasarkan hasil evaluasi diri (profil diri
jiwa kewirausahaan), selanjutnya
ditempuh melalui berbagai upaya yang
disebut “belajar”.
c)Mempelajari kewirausahaan dapat
dilakukan melalui berbagai upaya.
b. Khusus
Masalah
Tidak terpenuhinya Standar Kompetensi
Lulusan
Data Netral
1. Nama sekolah
2. Akreditasi B
3. Letak Geografis Sekolah
Skenario 1
Sekolah X terletak di pusat kota Belimbing.
Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Susi yang
baru 2 (dua) tahun menjabat Kepala Sekolah
di sekolah tersebut. Sebelumnya dia adalah
Kepala Sekolah di Sekolah Y. Ibu Susi
memiliki jiwa visioner untuk memajukan
sekolah. Salah satu upayanya adalah dengan
melakukan supervisi guru dan tendik secara
terjadwal. Monitoring dan evaluasi
terprogram dan dilaksanakan secara rutin.
Hasil wawancara
Pada saat wawancara, kepala sekolah
menyampaikan informasi sebagai berikut :
1. Hubungan dengan dinas pendidikan baik,
sehingga setiap ada kesulitan segera
mendapat bantuan.
2. Beberapa peserta didik masih ada yang
sering datang terlambat,
3.Program sekolah selalu mendapat
dukungan positif dari komite sekolah,
4.Sebagian besar guru lebih banyak ceramah
dan jarang menerapkan metode kreatif
dan inovatif,
5. Akreditasi sekolah B, saat ini berusaha
agar dapat meningkat menjadi A,
6. Motivasi siswa dalam berprestasi rendah,
7. Kepedulian siswa terhadap kebersihan
sekolah rendah,
8. Program penguatan pendidikan karakter
tidak dilaksanakan secara maksimal,
9. Penggunaan SIM sekolah tidak maksimal
10. Tidak banyak lulusan yang melanjutkan
ke jenjang berikutnya
Data Netral
1. Akreditasi B
2. Letak Geografis Sekolah