Anda di halaman 1dari 11

Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely LITERASI Daimah

ISSN: 2085-0344 (Print)


ISSN: 2503-1864 (Online)
Journal homepage: www.ejournal.almaata.ac.id/literasi
Journal Email: literasi_stia@yahoo.com

Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely dalam Merekonstruksi


Materi Sejarah Kebudayaan Islam tentang Bani Umayyah di Kelas XI MAN
3 Sleman Yogyakarta
Daimah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
email : sholihahdaimah@gmail.com

Abstrak
Dalam pembelajaran SKI khususnya materi tentang Bani Umayyah disajikan materi
pembelajaran yang kontraversional, dimana Muawiyyah sebagai khalifah pertama Bani Umayahh
digambarkan sebagai sosok yang melakukan kudeta kekuasaan Islam. Akan tetapi di materi
lain, Muawiyyah digambarkan sebagai sosok yang bijaksana. Hal tersebut jika tidak disikapi
secara tepat oleh guru dan siswa akan berpotensi terjadi persepsi yang tidak diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru SKI dalam merekonstruksi materi tentang
Bani Umayyah dan dampaknya terhadap peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi serta pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi.
Cara guru merekonstruksi materi Bani Umayyah adalah dengan disajikan materi pembelajaran
dari dua sudut pandang yang berbeda. Selain itu penggunaan metode Debat Aktif juga turut
berpengeruh untuk membentuk pemahaman peserta didik yang positif. Dengan menggunakan
Model Pembelajaran Gerlach dan Ely peneliti menawarkan model pembelajaran interaktif dan
menarik yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.

Kata Kunci: Strategi Guru, SKI, Bani Umayyah, Model Gerlach dan Ely.

Abstract
In SKI learning, especially the material about the Umayyad presented contravational
learning material, in which the Muawiyyah as the first caliph of the Banu Umayahh were described
as the figure who carried out an Islamic power coup. But in other material, Muawiyyah is
described as a wise person. This if it is not addressed appropriately by the teacher and students
will potentially occur unexpected perceptions. This study aims to determine the strategy of SKI
teachers in reconstructing material about the Umayyads and their impact on students. Data
collection is done by interviewing, observing, and documenting and checking the validity of
the data by triangulation. The way the teacher reconstructs the Umayyad material is to present
learning material from two different points of view. Besides that, the use of the Active Debate
method also helped to form positive student understanding. By using the Gerlach and Ely Learning
Models researchers offer interactive and interesting learning models that can be implemented
in learning the history of Islamic culture.

Keywords: Teacher Strategy, SKI, Banu Umayyah, Gerlach and Ely Models.

LITERASI, Volume X, No. 2 2019 129


Daimah Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely

PENDAHULUAN perang antar sesama umat Islam.3 Kekeliruan-


Sejarah Kebudayaan Islam merupakan kekeliruan persepsi tersebut terhadap materi
pelajaran penting sebagai upaya untuk Bani Umayyah dapat berakibat fatal pada pola
membentuk watak dan kepribadian umat dalam pikir dan tindakan siswa, yang akan berujung
kurikulum PAI yang diberikan siswa-siswa kepada pemikiran dan gerakan radikalisme.
jenjang MI, MTs, dan MA. Pembelajaran SKI Sebagai usaha dalam memahamkan
menekankan pada kemampuan siswa untuk dan meluruskan sejarah perabadan Islam
mengambil ibrah dari peristiwa-[eristiwa yang sesungguhnya kepada siswa, guru SKI
bersejarah Islam; meneladani tokoh berprestasi memiliki peran yang signifikan. Keberhasilan
dan mengaitkan dengan fenomena sosial, budaya, pembelajaran secara keseluruhan sangat
politik, ekonomi, iptek, untuk mengembangkan tergantung pada keberhasilan guru tersebut
kebudayaan peradaban Islam masa kini dan merancang bahan ajar semenarik mungkin.
masa yang akan datang.1 Dengan mempelajari Seyogyanya sejarah kebudayaan Islam harus
sejarah, generasi muda akan mendapatkan disampaikan semenarik mungkin agar tidak
pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan hanya menghafal peristiwa dimasa lampau,
suatu tokoh atau generasi terdahulu. Dari melainkan mampu dikontekstualisasikan dimasa
proses itu dapat diambil banyak pelajaran, sekarang. Selain itu proses pembelajaran SKI
sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan harus berjalan dengan baik dan menyenangkan
sisi-sisi mana yang tidak perlu dikembangkan. salah satunya dengan pemilihan strategi
Keteladan dari tokoh-tokoh atau pelaku sejarah pembelajaran yang tepat. Seiring dengan
inilah yang ingin ditransformasikan kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan
generasi muda, disamping nilai informasi teknologi, guru dapat memanfaatkan untuk
sejarah penting lainnya. mengembangkan bahan ajar sesuai dengan
Kendatipun demikian, dalam penyajian kebutuhan.4
materi pembelajaran sejarah kebudayaan Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman
Islam khususnya pada pokok bahasan Bani merupakan salah satu madrasah yang telah
Umayyah hampir semua buku menuliskan menerapkan strategi pembelajaran kreatif
tentang propaganda dan kudeta kekuasaan dalam proses pembelajaran sejarah kebudayaan
Islam yang dilakukan oleh khalifah Muawiyyah Islam khususnya materi Bani Umayyah yang
bin Abu Sofyan. 2 Hal ini dapat berdampak menjadi problematika perspektif. Dalam
pada pembaca, karena dengan siswa akan menerangkan materi tersebut, guru menjelaskan
membangun persepsi-persepsi dalam dirinya. dengan memaparkan dua sudut padang yang
Dalam hal ini, apabila tidak disikapi dengan berbeda dari materi tersebut. Hal demikian
bijak oleh guru sangat memungkinkan terjadi dilakukan agar peserta didik dapat bersikap
persepsi kurang tepat bahkan keliru. Sebagai bijaksana dalam memahami materi tersebut
contoh persepsi siswa terhadap Islam, bahwa sebagaimana harapan dari Standar Kompetensi
dalam memperluas wilayah kekuasaan Islam yang diharapkan dalam kurikulum.
boleh dengan cara kudeta kekuasaan dan saling
1
Peraturan Menteri Agama RI N0. 912 tahun
2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata
3
Hasil wawancara dengan Awal Aqsha Nugroho,
Pelajaran PAI dan Bahasa Arab, hlm. 35 M.Pd guru Mata Pelajaran SKI MAN 3 Sleman
2
Berdasarkan dari Buku LKS Takbir kelas XI Yogyakarta pada Senin, 23 Maret 2017 pukul 13.00
Sejarah Kebudayaan Islam untuk Aliyah . Dalam diLKS wib
dijelaskan bahwa proses berdirinya Dinasti Umayyah
4
Khasan Bisri, “Strategi Guru Sejarah Kebudayaan
dilakukan oleh Muawiyah dengan cara menolak Islam Merekonstruksi Materi tentang Peperangan
membait Ali, berperang melawan Ali dan melakukan Bagian Peradaban Islam di MA Ali Maksum Krapyak
perdamian (tahkim) dengan pihak Ali r.a yang secara Yogyakarta”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol XIII
politik menguntungkan Mu’awiyah. No. 2 Desember 2016, hlm. 158

130 LITERASI, Volume X, No. 2 2019


Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely Daimah

“...dalam rangka pembelajaran yang mendapatkan untuk mendapatkan informasi


inklusif, itu tidak hanya mengajarkan secara langsung dari guru SKI terkait dengan
pembelajaran dari satu sisi saja. Kalau perekonstruksian materi tentang Bani Umayyah
saya biasakan memberikan anak 2 pilihan, dalam peradaban Islam, dan dampak penerapan
maksudnya saat kita melihat sesuatu itu strategi yang menarik tersebut terhadap siswa.
harus dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu
Dokumentasi yang penulis lakukan adalah
plus dan minusnya.”5
dokumentasi sumber belajar, materi, silabus,
RPP, kurikulum, dsb.
Berdasarkan permasalahan di atas,
Adapun subjek penelitian ini adalah
penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut
siswa-siswa kelas XI MAN 3 Sleman
bagaimana strategi guru Sejarah Kebudayaan
Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel sumber
Islam dalam merekonstruksi materi tentang
menggunakan purposive sampling, yaitu teknik
Bani Umayyah di MAN 3 Sleman Yogyakarta
pengambilan sampel dengan pertimbangan
dengan mengambil judul “Strategi Guru Sejarah
tertentu. Selanjutnya informasi yang diperoleh
Kebudayaan Islam Dalam Merekonstruksi
dianalisis melalui tahapan-tahapan: display
Materi Tentang Bani Umayyah Kelas Xi MAN
data, reduksi data, dan interpretasi data.
3 Sleman Yogyakarta”.
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
METODE PENELITIAN
Aliyah
Penelitian ini merupakan penelitian
Konteks Sejarah Kebudayaan Islam
lapangan (field research). Maka pengumpulan
Menurut Zuhairini, kata sejarah dalam
datanya merupakan telaah atau kajian terhadap
bahasa Arab disebut tarikh, yang menurut bahasa
observasi, wawancara, dan dokumentasi yang
berarti ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah
berupa data sekunder yang kemudian dianalisis
berarti keterangan yang telah terjadi dikalangannya
teori yang ada. 6 Observasi yang dilakukan
pada masa yang telah lampau atau pada masa yang
adalah observasi partisipasi pasif yaitu peneliti
masih ada.8 Dalam permenag dijelaskan bahwa
ikut hadir dalam kegiatan, akan tetapi tidak
“Sejarah Kebudayaan Islam adalah catatatn
terlibat dalam kegiatan tersebut.7 Observasi ini
perkembangan perjalan hidup manusia muslim
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
dari masa ke masa dalam beribadah, bermuamalah
serta membuktikan data hasil wawancara dengan
serta berakhlak dalam mengembangkan sistem
realita terkait bagaimana strategi guru SKI
kehidupan atau menyebarkan agama Islam yang
dalam merekonstruksi materi Bani Umayyah
dilandasi oleh akidah”.9
dalam peradaban Islam di MAN 3 Sleman
Sejarah merupakan catatan peristiwa
Yogyakarta. Wawancara dimaksudkan untuk
yang terjadi di masa lampau. Dengan belajar
sejarah, dalam hal ini Sejarah Kebudayaan
5
Muawiyah walaupun dalam LKS seakan-akan
diintimidasi tetapi saya memberikan bagaimana Islam berarti mengenal kembali segala peristiwa
anak-anak memandang dari sisi lain, misalkan yang terjadi dan dialami umat Islam baik
dari pertanyaan “Apa yang bisa kita teladani dari berupa perkembangan kemajuan maupun
Muawiyyah. Ada lho?” kemudian anak-anak mencari. kemunduruannya. Sejarah pada dasarnya tidak
Nah dari situ, kemudian anak-anak bisa berfikir
hanya sekedar memberikan romantisme, tapi
terbuka. Jadi tidak hanya memandang materi dari satu
sudut pandang saja.”Hasil wawancara dengan Awal lebih dari itu menunjukkan refleksi historis.
Aqsha Nugoho Guru SKI MAN 3 Sleman Yogyakarta
pada Senin, 23 Maret 2017 pukul 13.00 wib 8
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:
6
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 6 Agama, 1989), hlm. 1
7
Sugiyono, Metode Penelitian: Pendekatan 9
Lampiran Peraturan Mentri Agama RI no
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: 000912 th 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013
Alfabeta,2010), hlm. 312 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab, hlm. 18

LITERASI, Volume X, No. 2 2019 131


Daimah Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely

Dengan kata lain belajar sejarah keberhasilan lampau, masa kini, dan masa depan, 3) Melatih
dan kesuksesan dimasa silam dapat memberikan daya kritis peserta didik untuk memahami
semangat untuk membuka lembaran dan fakta sejarah secara benar dengan didasarkan
mengukir kejayaan peradaban baru. Begitu juga pada pendekatan ilmiah. 4) Menumbuhkan
AL-Qur’an telah memberikan semangat bahwa apresiasi dan penghargaan peserta didik
sejarah atau kisah-kisah terdahulu merupakan terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai
ibrah dan teladan bagi kita semua.10 bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah 5) Mengembangkan kemampuan peserta
Aliyah merupakan salah satu mata pelajaran yang didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-
peranan kebudayaan/ peradaban Islam di masa tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan
lampau, mulai dari dakwah Nabi Muhammad fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek
pada periode Makkah dan periode Madinah, dan seni dan lain-lain untuk mengembangkan
kepemimpinan umat setelah Rasulullah Kebudayaan dan peradaban Islam.12
SAW wafat, sampai perkembangan Islam Adapun ruang lingkup Sejarah
periode klasik (zaman keemasan) pada tahun Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah
650 M–1250 M, abad pertengahan/zaman berdasarkan Permenag RI meliputi13 :
kemunduran (1250 M–1800 M), dan masa a. Dakwah Nabi Muhammad pada periode
modern/zaman kebangkitan (1800-sekarang), Makkah dan periode Madinah.
serta perkembangan Islam di Indonesia dan b. Kepemimpinan umat setelah Rasulullah
di dunia. Secara substansial mata pelajaran SAW wafat.
Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi c. Perkembangan Islam periode klasik/zaman
dalam memberikan motivasi kepada peserta keemasan (pada tahun 650 M – 1250 M).
didik untuk mengenal, memahami, menghayati d. Perkembangan Islam pada abad pertengahan/
Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung zaman kemunduran (1250 M – 1800 M).
nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk e. Perkembangan Islam pada masa modern /
melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, zaman kebangkitan (1800-sekarang).
dan kepribadian peserta didik.11 f. Perkembangan Islam di Indonesia dan di
dunia.
Ruang Lingkup dan Tujuan SKI
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di Madrasah Aliyah bertujuan agar peserta Islam di Madrasah Aliyah PeminatanIlmu-ilmu
didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Keagamaan bertujuan untuk:14
Membangun kesadaran peserta didik tentang a) Membangun kesadaran peserta didik tentang
pentingnya mempelajari landasan ajaran, pentingnya mempelajari landasan ajaran,
nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah nilai-nilai dan norma-norma Islam yang
dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam
mengembangkan kebudayaan dan peradaban rangka mengembangkan kebudayaan dan
Islam. 2) Membangun kesadaran peserta peradaban Islam.
didik tentang pentingnya waktu dan tempat b) Membangun kesadaran peserta didik
yang merupakan sebuah proses dari masa tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau,
10
Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan masa kini, dan masa depan.
Sejarah, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2004),
hlm. 1
11
Lampiran Peraturan Mentri Agama RI no 12
Ibid., hal. 20
000912 th 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013 13
Ibid., hal. 35
Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab, hlm. 19 14
Ibid., hal. 54

132 LITERASI, Volume X, No. 2 2019


Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely Daimah

c) Melatih daya kritis peserta didik untuk pengetahuan dan ketrampilan dapat dijelaskan
memahami fakta sejarah secara benar sebagai berikut.
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan Tabel 1. Gradasi Sikap Pengetahuan dan
peserta didik terhadap peninggalan sejarah Ketrampilan
Islam sebagai bukti peradaban umat Islam Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
di masa lampau.
Menjalankan Memahami Menanya
e) Mengembangkan kemampuan peserta didik Menghargai Menerapkan Mencoba
dalam mengambil ibrah dari peristiwa- Menghayati Menganalisa Menalar
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
tokoh - tokoh berprestasi, dan mengaitkannya Mencipta
dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain Secara umum, pendekatan belajar
untuk mengembangkan kebudayaan dan dipilih berbasis teori tentang taksonomi tujuan
peradaban Islam. pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir
secara umum sudah dikenal luas. Berdasarkan
Karakteristik SKI teori taksonomi tersebut, capaian pembelajaran
Karakteristik pembelajaran pada dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni :
setiap satuan pendidikan terkhusus Sejarah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penerapan
Kebudayaan Islam terkait erat pada Standar teori taksonomi dalam tujuan pendidikan
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar diberbagai negara dilakukan secara adaptif
Kompetensi Lulusan memberikan kerangka sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
harus dicapai melalui sikap, pengetahuan, Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi
dan ketrampilan. Standar Isi memberikan taksonomi dalam bentuk rumusan sikap,
kerangka konseptual tentang kegiatan belajar pengetahuan, dan keterampilan.
dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat Proses pembelajaran sepenuhnya
kompetensi dan ruang lingkup materi.15 diarahkan pada pengembangan ketiga
Sesuai dengan SKL, sasaran pembelajaran ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya
mencakup pengembangan ranah sikap, pengembangan ranahyang satu tidak bisa
pengetahuan, dan ketrampilan yang dielaborasi dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengen
untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah demikian proses pembelajaran secara utuh
tersebut memiliki lintas perolehan (proses melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan
psikologi) yang berbeda. Untuk memperkuat keutuhan penguasaan ranah sikap, pengetahuan,
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadi dan keterampilan sehingga peserta didik
(tematik antar mata pelajaran), dan tematik dapat mencapai tujuan pendidikan menurut
(dalam satu mata pelajaran) perlu diterapkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yakni
pembelajaran berbasis penyikapan/penelitian berkembangnya peserta didik agar menjadi
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong manusia yang beriman dan bertakwa kepada
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
karya kontekstual, baik individu maupun sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
kelompok maka sangat disarankan menggunakan menjadi warga negara yang demokratis serta
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan bertanggung jawab.16
karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning). Adapun rincian gradasi sikap,

15
Ibid., hal. 60 Ibid., hal. 65
16

LITERASI, Volume X, No. 2 2019 133


Daimah Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely

Karakteristik Perkembangan Peserta Didik kurang matang. Ketidakmatangan remaja itu,


Pada jenjang Madrasah Aliyah sudah menurut David Elkin dimanifestikan kedalam
memasuki masa perkembangan remaja. Masa enam karakteristik:19
remaja merupakan masa transisi perkembangan a) idealism dan kekritisan (suka berpikir ideal
antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini dan mengkritik orang lain, orang dewasa
dikenal dengan adolescence yang berarti ‘to atau orang tua)
grow into adulthhood’ (periode transisi dari b) argumentativitas (menjadi argumentatif
masa kanak-kakank ke masa dewasa). Menurut ketika mereka menyusun fakta atau logika
Stannley Hall, masa remaja juga merupakan untuk mencari alasan)
masa storm and stress (masa penuh konflik) c) ragu-ragu (meskipun remaja dapat
maksudnya pada periode ini, remaja berada menyimpan berbagai alternatif dalam
dalam dua situasi, yakni antara kegoncangan, pikiran mereka pada waktu yang sama,
penderitaan, asmara dan pemberontakan tetapi karena kurangnya pengalaman,
dengan otoritas orang dewasa. 17 Menurut mereka kekurangan strategi efektif untuk
Jean Piaget, perkembangan kognitif remaja memilih)
berada pada tahap “Formal operation stage d) menunjukkan hipocrisy (remaja seringkali
yaitu tahap keempat atau terakhir dari tahapan tidak menyadari perbedaan antara
perkembangan kognitif. Tahapan berfikir formal mengekpresikan sesuatu yang ideal dengan
ini terdiri dari dua subperiode, yaitu:18 membuat pengorbanan yang dibutuhkan
1. Early formal operational thought yaitu untuk mewujudkannya)
kemampuan remaja untuk berpikir dengan e) kesadaran diri (meskipun remaja sudah dapt
cara-cara hipotetik yang menghasilkan berpikir tentang pemikiran mereka sendiri
pikiran-pikiran bebas tentang berbagai dan orang lain, akan tetapi mereka seringkali
kemungkinan yang tidak terbatas, dalam berasumsi bahwa yang dipikirkan orang lain
periode awal ini remaja mempresepsi dunia sama dengan yang mereka pikirkan)
sangat bersifat subjektif dan idealistik f) kekhususan dan ketangguhan (menunjukkan
2. Late formal operational thuogt, yaitu remaja bahwa mereka (remaja) adalah spesial,
mulai menguji pikirannya yang berlawanan pengalamnnya unik dan tidak tunduk pada
dengan pengalamannya, dan mengembalikan peraturan.
keseimbangan intelektualnya. Melalui
akomodasi (penyesuaian terhadap informasi/ Problematika Pembelajaran Ski
hal baru), remaja mulai dapat menyesuaikan Selama ini pelaksanaan pendidikan agama
terhadap bencana atau kondisi pancaroba yang berlangsung di sekolah masih mengalami
yang telah dialaminya. banyak kelemahan. Muchtar Buchori menilai
pendidikan agama masih gagal. Kegagalan ini
Kemampuan berpikir hipotetik, berarti disebabkan karena praktik pendidikannya hanya
remaja telah dapat mengintegrasikan apa yang memperhatikan aspek-aspek kognitif semata
telah mereka pelajari dengan tantangan di daripada pertumbuhan nilai-nilai (agama),
masa mendatang dan membuat rencana untuk dan mengabaikan pembinaan aspek afektif
masa mendatang. Meskipun remaja dipandang dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad
sudah dapat memecahkan maslah abstrak dan untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.
membayangkan masyarakat yang ideal, namun Atau dalam praktek pendidikan agama berubah
dalam beberapa hal pemikiran remaja masih menjadi pengajaran agama, sehingga tidak

17
Samsyul Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, 19
Diane E. Papalia, Human Development
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 80 (Psikologi Perkembangan), diterjemahkan oleh A.K.
18
Ibid., hlm. 97 Anwar, (Jakarta: Kencana, 2008), 561-562.

134 LITERASI, Volume X, No. 2 2019


Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely Daimah

mampu membentuk pribadi-pribadi bermoral, kurikulum mengharuskan peserta didik


padahal intisari sari pendidikan agama adalah untuk dapat memahami dan kemudian
pendidikan moral.20 mengapklikasikan dalam kehidupan sehari-
Kenyataan tersebut juga dibenarkan oleh hari. Ibrah atau pembelajaran yang didapat dari
Awal Aqsha Nugroho, guru matapelajaran pembelajaran khalifah-khalifah Bani Umayyah
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MAN dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
3 Sleman. Awal mengungkapkan bahwa Akan tetapi justru didalam bahan ajarnya,
pembelajaran SKI masih belum berjalan sesuai materi Bani Umayyah disajikan lebih dominan
dengan harapan dari kurikulum. Minimnya jam tentang sabotase kekuasaan dari Muawiyah bin
tatap muka dikelas membuatnya harus bisa me- Abi Sofyan terhadap Ali Bin Abi Thalib. Hal
management waktu secara efektif agar tujuan ini mengakbatkan timbulnya persepsi peserta
pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. didik yang kurang bisa menangkap ibrah yang
“Selain itu kendalanya untuk kelas XI, yaitu dapat diambil dari materi tersebut. Sehingga
karena jam pelajaran SKI yang sedikit yaitu membutuhkan pendampingan intensif dalam
hanya 1 jpl, yang seharusnya 2 jpl”.21 memahamkannya agar nantinya peserta didik
Selain itu matapelajaran SKI yang hanya tidak berhenti pada pemahaman yang radikal.
disajikan dalam bentuk narasi cerita sejarah Kemudian media pembelajaran juga
untuk dihafal peserta didik. Disamping itu, turut mempengaruhi keberhasilan suatu
ibrah dan pemahaman terhadap peristiwa- pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
peristiwa sejarah Islam menempati porsi alat bantu untuk mempermudah siswa dalam
minimalis dari keseluruhan materi pokoknya. memahami pelajaran atau materi yang telah
Hal tersebut menjadikan mata pelajaran SKI disampaikan oleh guru. Di era globalisasi seperti
menjadi tidak diminati peserta didik, bahkan sekarang ini media pembelajaran yang paling
dikatakan bahwa pembelajaran SKI merupakan diminati adalah media pembelajaran berbasis
pembelajaran yang membosankan.22 Banyak teknologi. Misalnya saja memakai Laptop,
dari sebagian peserta didik menyatakan bahwa tablet, LCD proyektor dan sejenisnya. Dalam
SKI merupakan masa lalu untuk ditinggalkan. hal ini, apabila salah satu dari beberapa media
Oleh karena itu mapel SKI dalam jenjang yang dibutuhkan tidak tersedia atau rusak akan
Madrasah Aliyah kurang diminati dibandingkan sangat mempengaruhi proses pembelajaran.
dengan mapel yang lain. Hal tersebut wajar Faktor lain yang menjadi problematika
karena didasarkan pada materi pembelajaran pembelajaran SKI yaitu Kreatifitas guru atau
SKI yang bersifat doktrin, yaitu materi SKI pemilihan strategi yang tepat. Kreativitas
hanya sebatas menyajikan aspek peristiwa, guru sangat menentukan keberhasilan suatu
waktu dan tokoh saja yang mewajibkan peserta pembelajaran. Menurut Awal Aqsha, materi
didik untuk menghafalnya. sekompleks apapun apabila tidak diimbangi
Selain bahan ajar materi SKI yang dengan penyampaian yang kreatif tidak akan
doktrinal, dalam penyajian terkadang hanya berjalan secara optimal. Begitu juga saat guru
disampaikan hanya sebatas pengetahuan tidak dapat menemukan materi yang menarik,
kognitif saja. Sedangkan tuntutan dalam akan tetapi dapat mengkonsep pembelajaran
secara kreatif, proses pembelajaranpun akan
20
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum berjalan optimal. Oleh karenanya, kreativitas
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, .....hal. 23 guru mempunyai peran yang signifikan dalam
21
Hasil wawancara dengan Awal Aqsha Nugoho menentukan keberhasilan suatu pembelajaran.23
Guru SKI MAN 3 Sleman Yogyakarta pada Senin, 23
Maret 2017 pukul 13.00 wib
22
Hasil wawancara dengan Awal Aqsha Nugoho 23
Hasil wawancara dengan Awal Aqsha Nugoho
Guru SKI MAN 3 Sleman Yogyakarta pada Senin, 23 Guru SKI MAN 3 Sleman Yogyakarta pada Senin, 23
Maret 2017 pukul 13.00 wib Maret 2017 pukul 13.00 wib

LITERASI, Volume X, No. 2 2019 135


Daimah Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely

Dalam hal ini, khususnya di Yogyakarta kelas XI Madrasah Aliyah akan diuraikan
masih banyak dijumpai guru yang masih sebagai berikut.
menerapkan metode ceramah sebagai satu-
satunya strategi pembelajaran. Guru hanya M e r u m u s k a n Tu j u a n P e m b e l a j a r a n
menyampaiakan materi-materi yang harus (Specification of Objectives)
diketahui peserta didik tanpa memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk BAB 1 Berdirinya Dinasti Bani Umayyah Di
mengambil feed-back dari proses pembelajaran Damaskus
tersebut. Selain itu juga masih banyak dijumpai
guru matapelajaran yang ‘gagap teknologi’ yang Tabel 2. KI dan KD Sejarah Kebudayaan Islam
berdampak pada menururnnya minat belajar kelas XI
peserta didik. Kompetensi Memahami, menerapkan, menganalisis
Inti pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin
Aplikasi Model Gerlach dan Ely dalam tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Penyusunan Desain Pembelajaran Ski teknologi, seni, budaya, dan humaniora
Gerlach dan Ely mendesain sebuah model dengan wawasan kemanusiaan,
pembelajaran yang cocok yang digunakan untuk kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena
pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi
dan kejadian, serta menerapkan
karena didalamnya terdapat penentuan strategi pengetahuan prosedural pada bidang
yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam kajian yang spesifik sesuai dengan
menerima materi yang akan disampaikan. 24 bakat dan minatnya untuk memecahkan
Penerapan model pembelajaran dapat diterapkan masalah.
dalam penyampaian materi Bani Umayyah agar Kompetensi 2.1 Membiasakan sikap bijaksana
proses pembelajaran menjadi bervariasi dan Dasar dalam kehidupan sehari-hari
sebagai implementasi dari
tercapai tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pemahaman mengenai proses
dalam pelaksanaan model pembelajaran Gerlach lahirnya bani Umayyah di
dan Ely dapat dipahami dengan gambar berikut. Damaskus
2.2 Meneladani perilaku mulia
dari khalifah bani Umayyah
Damaskus sebagai implementasi
dari pemahaman mengenai
dinasti bani Umayyah di
Damaskus
3.1 Menganalisis proses lahirnya
bani Umayyah di Damaskus
4.1 Menceritakan proses berdirinya
dinasti bani Umayyah di
Damaskus
Gambar 1. Model Pembelajaran Gerlach dan
Ely Menentukan Isi Materi (Specification of
Content)
Adapun penerapan Model Gerlach dan Proses Lahirnya Bani Umayyah di Damaskus
Ely dalam penyusunan desain pembelajaran Lahirnya Bani Umayyah I Damaskus tahun
sejarah kebudayaan Islam materi Bani Umayyah 40 hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di kota
kecil Illiyat di wilayah Yerusalem, diperkirakan
oleh para pakar sejarah sebagai sabotase terhadao
Rusman, Model-model Pembelajaran:
24
pemerintahan Ali bin Ani Thalib dari pemerintahan
Mengembangkan Profesional Guru, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010), hlm. 156 terakhir Khulafaurrasyidin.

136 LITERASI, Volume X, No. 2 2019


Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely Daimah

Fase-fase Pemerintahan Bani Umayyah I 2. Membentuk departemen dan duta


Damaskus Mengangkat beberapa profesional dalam
Selama 92 tahun Bani Umayyah I bidang Administrasi keuangan dari
berdiri dapat dibagi menjadi beberapa fase orang-orang Byzantium untuk dipekerjakan
pemerintahan, yaitu : dalam pemerintahan Islam
1. Fase berdirinya atau fase pembentukan dan
pembinaan, dimulai dari berdirinya Bani Penilaian Kemampuan Awal (Assessment of
Umayah tahun 40 H atau 662 M, sampai Entering Behaviors)
pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Dalam pelaksanaan penilaian awal, guru
Malik ketika Islam masuk Eropa atau melakukan pretest tentang materi yang sudah
Andalusia yang dibawa oleh Tariq bin Ziad dan belum diketahui tentang Bani Umayyah.
tahun 711 M. Hal ini dilakukan karena melihat ada beberapa
2. Fase Kemajuan, dimulai dari masa Sulaiman peserta didik yang basic pendidikannya dari MTs
bin Abdul Malik sampai masa Umar dan SMP sehingga dapat diketahui kemampuan
bin Abdul Aziz khalifah yang ke 8 dari pemahaman peserta didik terlebih dahulu.
pemerintah Bani Umayah I Damaskus. Pada
fase ini Islam telah berkembang hampir di Menentukan Strategi (Determination of
penjuru Dunia, di wilayah Asia Tenggara Strategy)
sampai Asia Timur Jauh. Melihat dari segi perkembangan peserta
3. Fase lemah sampai runtuh, dimulai didik dan problematika pembelajaran di
dari masa kekuasaan Yazid bin Abdul madrasah, materi Bani Umayyah dapat
Malik yang tidak bisa mengendalikan disampaikan menggunakan matode Active
pemerintahan seperti kedua kakaknya Debate (Debat Aktif). Suatu perdebatan
Walid dan Sulaiman, karena pada saat dapat menjadi sebuah metede berharga untuk
diangkat beliau masih usia anak-anak mengembangkan pemikiran dan refleksi para
sampai terjadi pengangkatan 2 khalifah peserta didik diharapkan mengambil posisi yang
dalam satu tahun berjalan yaitu bertentangan pendapatnya. Ini adalah sebuah
khalifah ke-12 Yazid bin Walid dan ke- strategi untuk suatu perdebatan yang secara
13 Ibrahim bin Walid. Kondisi ini aktif melibatkan setiap peserta didik dalam
berlanjut sampai hancurnya pada tahun kelas bukan hanya orang-orang yang berdebat.
132 H ketika khalifah terakhir (14) Hal ini dapat memberikan pengetahuan
Marwan bin Muhammad terbunuh dalam peserta didik dari dua sisi pandangan yang
pertempuran al Zab melewan keturunan Abasi berbeda. Strategi ini juga cocok untuk diterapkan
yang dipimpin oleh Abu Abbas Assafah. pada kelas XI madrasah aliyah dimana peserta
didik sudah mampu berfikir ideal, mengemukan
Khalifah-khalifah Bani Umayyah yang argumen dan bertanggungjawab. Selain itu
Terkenal materi Bani Umayyah.
a. Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan
b. Khalifah Marwan bin Hakam Pengelompokan Belajar (Organization of
c. Khalifah Walid bin Abdul Malik Groups)
d. Khalifah Umar bin Abdul Aziz Kelas dibagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok I merupakan kelompok yang Pro
Kebijakan-kebijakan Pemerintah Bani dengan kebijakan Muawiyah bin Abu Sofyan
Umayyah I di Damaskus melakukan sabotase kekhalifan Ali bin Abi
1. Memperluas wilayah Islam di 3 wilayah Thalib. Kelompok II merupakan kelompok
yang rata-rata subur; Afrika Utara, yang Kontra dengan tindakan Muawiyah bin
India dan Byzantium Abu Sofyan.

LITERASI, Volume X, No. 2 2019 137


Daimah Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely

Pembagian Waktu (Allocation of Time) Ketentuan penskoran :


Pembagian waktu dilakukan menyesuaikan 1. Jika siswa menggunakan bahasa yang baik
dengan kebutuhan. Idealnya, dalam pelaksanaan dan santun maka skornya (25)
Active Debate membutuhkan waktu 30 – 45 2. Jika penampilan siswa santun (berpakaian
menit atau 1 jam pelajaran. Sehingga setelah sesuai dengan aturan) maka skornya (25)
pelaksanaan Debat Active, guru memiliki waktu 3. Jika siswa menghargai guru dan teman-
lebih untuk melakukan evaluasi dan feedback temannya dalam menyampaikan
dari pembelajaran tersebut. pendapatnya, maka skornya (25)
4. Jika isi pengamatan siswa sesuai dengan
Menentukan Ruangan (Allocation of Space) materi yang sedang dipelajari maka skornya
Seluruh proses pembelajaran berlangsung (25)
di dalam satu ruangan yang sama, yaitu
ruang kelas XI. Akan lebih menarik apabila Menganalisis Umpan Balik (Analysis of
dalam ruangan tersebut dikonsep sebagaimana Feedback)
perlombaan Debat Aktif sehingga akan Dalam membrikan umpan balik, guru
memberikan kesan istimewa kepada kelompok diharapkan bersikap bijaksana dan tidak
yang tampil. memihak kepada salah satu kelompok. Guru
memberikan solusi/jalan tengah terhadap hasil
Memilih Media (Allocation of Resources) Debat Aktif sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan Demikian tawaran yang dapat diterapkan
meliputi Buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam
XI untuk Madrasah Aliyah dan menggunakan materi Bani Umayyah.
media elektronik seperti Laptop dan Handphone
untuk mengakses Internet. KESIMPULAN
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation of Aliyah merupakan salah satu mata pelajaran
Permance) yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan,
Evaluasi atau penilaian dapat dilakukan peranan kebudayaan/ peradaban Islam di masa
guru dengan memperhatikan proses lampau, mulai dari dakwah Nabi Muhammad
pembelajaran. Penilaian dapat berupa keaktifan pada periode Makkah dan periode Madinah,
dan partisipasi peserta didik yang terlibat kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW
dalam pembelajaran tersebut. Penilaian dapat wafat, sampai perkembangan Islam periode klasik
dilakukan sebagai berikut. (zaman keemasan) pada tahun 650 M–1250 M,
abad pertengahan/zaman kemunduran (1250
Tabel 3. Aspek Penilaian M–1800 M), dan masa modern/zaman kebangkitan
Nama
Aspek
Jml Keten- Tindak (1800-sekarang), serta perkembangan Islam di
No yang Nilai Indonesia dan di dunia.
Siswa Skor tuan Lanjut
Dinilai
1
Dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah
2 kebudayaan Islam khsusnya di MAN 3 Sleman
3 mengalami beberapa kendala, diantaranya
4 minimnya jam tatap muka dalam pembelajaran
yang hanya 1 jam pelajaran. Selain itu, dari segi
Aspek yang dinilai adalah : bahan ajar yang doktrinal menjadikan sejarah
1. Bahasa kebudayaan Islam kurang diminati peserta
2. Penampilan atau sikap didik. Selain itu, kretifitas guru dan media
3. Etika pembelajaran yang kurang tepat juga turut
4. Isi menghambat keberhasilan proses pembelajaran.

138 LITERASI, Volume X, No. 2 2019


Aplikasi Model Pembelajaran Gerlach & Ely Daimah

Adapun strategi guru dalam Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif,


merekonstruksi materi Bani Umayyah adalah Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007,
dengan menggunakan model pembelajaran hlm. 6
Gerlach dan Ely. Dengan menggunakan Muhaimin, Pengembangan Kurikulum
Model Pembelajaran Gerlach dan Ely peneliti Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
menawarkan model pembelajaran interaktif Madrasah, dan Perguruan Tinggi,
dan menarik yang dapat diimplementasikan (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2012
dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. Papalia, Diane E., Human Development
Selain itu penggunaan metode Debat Aktif :Psikologi Perkembangan, diterjemahkan
juga akan turut berpengeruh untuk membentuk oleh A.K. Anwar, Jakarta: Kencana, 2008
pemahaman peserta didik yang positif. Rusman, Model-model Pembelajaran:
Mengembangkan Profesional Guru,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010
Bisri, Khasan, “Strategi Guru Sejarah Rofik, dkk. Telaah Kurikulum Sejarah
Kebudayaan Islam Merekonstruksi Materi Kebudayaan Islam, (Yogyakarta : UIN
tentang Peperangan Bagian Peradaban Sunan Kalijaga, 2009)
Islam di MA Ali Maksum Krapyak Rahman, Muhammad, dkk, Strategi dan
Yogyakarta”, dalam Jurnal Pendidikan Desain Pengembangan Sistem
Islam, Vol XIII No. 2 Desember 2016 Pembelajaran,(Jakarta: Prestasi Pustaka,
Direktorat Pendidikan Madrasah, Buku Guru 2013
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI Sanjaya, Wina, 2010, Kurikulum Pembelajaran,
Madrasah Aliyah, Jakarta: Kementerian Teori dan Praktek Pengembangan
Agama RI, 2015. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Djamarah, Syaiful Bahri, 2010, Guru dan Anak (KTSP), Jakarta: Kencana Prenada Media
Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Group
PT. Rineka Cipta Sugiyono, Metode Penelitian: Pendekatan
Lampiran Peraturan Mentri Agama RI No Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
000912 th 2013 tentang Kurikulum Alfabeta,2010
Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan Wawancara dengan Awal Aqsha Nugroho, M.Pd
Bahasa Arab guru Mata Pelajaran SKI MAN 3 Sleman
LKS Takbir kelas XI Sejarah Kebudayaan Islam Yogyakarta pada Senin, 23 Maret 2017
untuk Aliyah pukul 13.00 wib
M. Hanafi, 2012, Pembelajaran Sejarah Yusuf Syamsul, Perkembangan Peserta Didik,
Kebudayaan Islam, Jakarta: Direktorat Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Jendral Pendidikan Islam Kementerian Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:
Agama RI Pembinaan Prasarana dan Sarana
Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Perguruan Tinggi Agama, 1989
Sejarah, Yogyakarta: Global Pustaka
Utama, 2004

LITERASI, Volume X, No. 2 2019 139

Anda mungkin juga menyukai