1192 3997 1 PB PDF
1192 3997 1 PB PDF
Abstrak
Dalam pembelajaran SKI khususnya materi tentang Bani Umayyah disajikan materi
pembelajaran yang kontraversional, dimana Muawiyyah sebagai khalifah pertama Bani Umayahh
digambarkan sebagai sosok yang melakukan kudeta kekuasaan Islam. Akan tetapi di materi
lain, Muawiyyah digambarkan sebagai sosok yang bijaksana. Hal tersebut jika tidak disikapi
secara tepat oleh guru dan siswa akan berpotensi terjadi persepsi yang tidak diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru SKI dalam merekonstruksi materi tentang
Bani Umayyah dan dampaknya terhadap peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi serta pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi.
Cara guru merekonstruksi materi Bani Umayyah adalah dengan disajikan materi pembelajaran
dari dua sudut pandang yang berbeda. Selain itu penggunaan metode Debat Aktif juga turut
berpengeruh untuk membentuk pemahaman peserta didik yang positif. Dengan menggunakan
Model Pembelajaran Gerlach dan Ely peneliti menawarkan model pembelajaran interaktif dan
menarik yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.
Kata Kunci: Strategi Guru, SKI, Bani Umayyah, Model Gerlach dan Ely.
Abstract
In SKI learning, especially the material about the Umayyad presented contravational
learning material, in which the Muawiyyah as the first caliph of the Banu Umayahh were described
as the figure who carried out an Islamic power coup. But in other material, Muawiyyah is
described as a wise person. This if it is not addressed appropriately by the teacher and students
will potentially occur unexpected perceptions. This study aims to determine the strategy of SKI
teachers in reconstructing material about the Umayyads and their impact on students. Data
collection is done by interviewing, observing, and documenting and checking the validity of
the data by triangulation. The way the teacher reconstructs the Umayyad material is to present
learning material from two different points of view. Besides that, the use of the Active Debate
method also helped to form positive student understanding. By using the Gerlach and Ely Learning
Models researchers offer interactive and interesting learning models that can be implemented
in learning the history of Islamic culture.
Keywords: Teacher Strategy, SKI, Banu Umayyah, Gerlach and Ely Models.
Dengan kata lain belajar sejarah keberhasilan lampau, masa kini, dan masa depan, 3) Melatih
dan kesuksesan dimasa silam dapat memberikan daya kritis peserta didik untuk memahami
semangat untuk membuka lembaran dan fakta sejarah secara benar dengan didasarkan
mengukir kejayaan peradaban baru. Begitu juga pada pendekatan ilmiah. 4) Menumbuhkan
AL-Qur’an telah memberikan semangat bahwa apresiasi dan penghargaan peserta didik
sejarah atau kisah-kisah terdahulu merupakan terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai
ibrah dan teladan bagi kita semua.10 bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah 5) Mengembangkan kemampuan peserta
Aliyah merupakan salah satu mata pelajaran yang didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-
peranan kebudayaan/ peradaban Islam di masa tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan
lampau, mulai dari dakwah Nabi Muhammad fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek
pada periode Makkah dan periode Madinah, dan seni dan lain-lain untuk mengembangkan
kepemimpinan umat setelah Rasulullah Kebudayaan dan peradaban Islam.12
SAW wafat, sampai perkembangan Islam Adapun ruang lingkup Sejarah
periode klasik (zaman keemasan) pada tahun Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah
650 M–1250 M, abad pertengahan/zaman berdasarkan Permenag RI meliputi13 :
kemunduran (1250 M–1800 M), dan masa a. Dakwah Nabi Muhammad pada periode
modern/zaman kebangkitan (1800-sekarang), Makkah dan periode Madinah.
serta perkembangan Islam di Indonesia dan b. Kepemimpinan umat setelah Rasulullah
di dunia. Secara substansial mata pelajaran SAW wafat.
Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi c. Perkembangan Islam periode klasik/zaman
dalam memberikan motivasi kepada peserta keemasan (pada tahun 650 M – 1250 M).
didik untuk mengenal, memahami, menghayati d. Perkembangan Islam pada abad pertengahan/
Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung zaman kemunduran (1250 M – 1800 M).
nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk e. Perkembangan Islam pada masa modern /
melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, zaman kebangkitan (1800-sekarang).
dan kepribadian peserta didik.11 f. Perkembangan Islam di Indonesia dan di
dunia.
Ruang Lingkup dan Tujuan SKI
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di Madrasah Aliyah bertujuan agar peserta Islam di Madrasah Aliyah PeminatanIlmu-ilmu
didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Keagamaan bertujuan untuk:14
Membangun kesadaran peserta didik tentang a) Membangun kesadaran peserta didik tentang
pentingnya mempelajari landasan ajaran, pentingnya mempelajari landasan ajaran,
nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah nilai-nilai dan norma-norma Islam yang
dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam
mengembangkan kebudayaan dan peradaban rangka mengembangkan kebudayaan dan
Islam. 2) Membangun kesadaran peserta peradaban Islam.
didik tentang pentingnya waktu dan tempat b) Membangun kesadaran peserta didik
yang merupakan sebuah proses dari masa tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau,
10
Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan masa kini, dan masa depan.
Sejarah, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2004),
hlm. 1
11
Lampiran Peraturan Mentri Agama RI no 12
Ibid., hal. 20
000912 th 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013 13
Ibid., hal. 35
Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab, hlm. 19 14
Ibid., hal. 54
c) Melatih daya kritis peserta didik untuk pengetahuan dan ketrampilan dapat dijelaskan
memahami fakta sejarah secara benar sebagai berikut.
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan Tabel 1. Gradasi Sikap Pengetahuan dan
peserta didik terhadap peninggalan sejarah Ketrampilan
Islam sebagai bukti peradaban umat Islam Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
di masa lampau.
Menjalankan Memahami Menanya
e) Mengembangkan kemampuan peserta didik Menghargai Menerapkan Mencoba
dalam mengambil ibrah dari peristiwa- Menghayati Menganalisa Menalar
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
tokoh - tokoh berprestasi, dan mengaitkannya Mencipta
dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain Secara umum, pendekatan belajar
untuk mengembangkan kebudayaan dan dipilih berbasis teori tentang taksonomi tujuan
peradaban Islam. pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir
secara umum sudah dikenal luas. Berdasarkan
Karakteristik SKI teori taksonomi tersebut, capaian pembelajaran
Karakteristik pembelajaran pada dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni :
setiap satuan pendidikan terkhusus Sejarah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penerapan
Kebudayaan Islam terkait erat pada Standar teori taksonomi dalam tujuan pendidikan
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar diberbagai negara dilakukan secara adaptif
Kompetensi Lulusan memberikan kerangka sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
harus dicapai melalui sikap, pengetahuan, Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi
dan ketrampilan. Standar Isi memberikan taksonomi dalam bentuk rumusan sikap,
kerangka konseptual tentang kegiatan belajar pengetahuan, dan keterampilan.
dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat Proses pembelajaran sepenuhnya
kompetensi dan ruang lingkup materi.15 diarahkan pada pengembangan ketiga
Sesuai dengan SKL, sasaran pembelajaran ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya
mencakup pengembangan ranah sikap, pengembangan ranahyang satu tidak bisa
pengetahuan, dan ketrampilan yang dielaborasi dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengen
untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah demikian proses pembelajaran secara utuh
tersebut memiliki lintas perolehan (proses melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan
psikologi) yang berbeda. Untuk memperkuat keutuhan penguasaan ranah sikap, pengetahuan,
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadi dan keterampilan sehingga peserta didik
(tematik antar mata pelajaran), dan tematik dapat mencapai tujuan pendidikan menurut
(dalam satu mata pelajaran) perlu diterapkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yakni
pembelajaran berbasis penyikapan/penelitian berkembangnya peserta didik agar menjadi
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong manusia yang beriman dan bertakwa kepada
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
karya kontekstual, baik individu maupun sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
kelompok maka sangat disarankan menggunakan menjadi warga negara yang demokratis serta
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan bertanggung jawab.16
karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning). Adapun rincian gradasi sikap,
15
Ibid., hal. 60 Ibid., hal. 65
16
17
Samsyul Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, 19
Diane E. Papalia, Human Development
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 80 (Psikologi Perkembangan), diterjemahkan oleh A.K.
18
Ibid., hlm. 97 Anwar, (Jakarta: Kencana, 2008), 561-562.
Dalam hal ini, khususnya di Yogyakarta kelas XI Madrasah Aliyah akan diuraikan
masih banyak dijumpai guru yang masih sebagai berikut.
menerapkan metode ceramah sebagai satu-
satunya strategi pembelajaran. Guru hanya M e r u m u s k a n Tu j u a n P e m b e l a j a r a n
menyampaiakan materi-materi yang harus (Specification of Objectives)
diketahui peserta didik tanpa memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk BAB 1 Berdirinya Dinasti Bani Umayyah Di
mengambil feed-back dari proses pembelajaran Damaskus
tersebut. Selain itu juga masih banyak dijumpai
guru matapelajaran yang ‘gagap teknologi’ yang Tabel 2. KI dan KD Sejarah Kebudayaan Islam
berdampak pada menururnnya minat belajar kelas XI
peserta didik. Kompetensi Memahami, menerapkan, menganalisis
Inti pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin
Aplikasi Model Gerlach dan Ely dalam tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Penyusunan Desain Pembelajaran Ski teknologi, seni, budaya, dan humaniora
Gerlach dan Ely mendesain sebuah model dengan wawasan kemanusiaan,
pembelajaran yang cocok yang digunakan untuk kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena
pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi
dan kejadian, serta menerapkan
karena didalamnya terdapat penentuan strategi pengetahuan prosedural pada bidang
yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam kajian yang spesifik sesuai dengan
menerima materi yang akan disampaikan. 24 bakat dan minatnya untuk memecahkan
Penerapan model pembelajaran dapat diterapkan masalah.
dalam penyampaian materi Bani Umayyah agar Kompetensi 2.1 Membiasakan sikap bijaksana
proses pembelajaran menjadi bervariasi dan Dasar dalam kehidupan sehari-hari
sebagai implementasi dari
tercapai tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pemahaman mengenai proses
dalam pelaksanaan model pembelajaran Gerlach lahirnya bani Umayyah di
dan Ely dapat dipahami dengan gambar berikut. Damaskus
2.2 Meneladani perilaku mulia
dari khalifah bani Umayyah
Damaskus sebagai implementasi
dari pemahaman mengenai
dinasti bani Umayyah di
Damaskus
3.1 Menganalisis proses lahirnya
bani Umayyah di Damaskus
4.1 Menceritakan proses berdirinya
dinasti bani Umayyah di
Damaskus
Gambar 1. Model Pembelajaran Gerlach dan
Ely Menentukan Isi Materi (Specification of
Content)
Adapun penerapan Model Gerlach dan Proses Lahirnya Bani Umayyah di Damaskus
Ely dalam penyusunan desain pembelajaran Lahirnya Bani Umayyah I Damaskus tahun
sejarah kebudayaan Islam materi Bani Umayyah 40 hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di kota
kecil Illiyat di wilayah Yerusalem, diperkirakan
oleh para pakar sejarah sebagai sabotase terhadao
Rusman, Model-model Pembelajaran:
24
pemerintahan Ali bin Ani Thalib dari pemerintahan
Mengembangkan Profesional Guru, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010), hlm. 156 terakhir Khulafaurrasyidin.