Anda di halaman 1dari 5

a.

Klasifikasi
Untuk kepentingan tata laksana, KAD diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya
asidosis dan dibagi menjadi:
• KAD ringan : pH < 7,3 atau HCO3 < 15 mEq/L

• KAD sedang : pH < 7,2 atau HCO3 < 10 mEq/L

• KAD berat : pH < 7,1 atau HCO3 < 5 mEq


b. Pemeriksaan diagnostic

Jika pasien datang dengan penurunan kesadaran, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat
kesehatan kepada orang yang membawa pasien. Sembari melakukan pemeriksaan menyeluruh
untuk menentukan kondisi umum pasien, ada tidaknya tanda dehidrasi, aroma seperti buah,
dokter akan melakukan pertolongan pertama.
Selanjutnya, untuk memastikan diagnosis dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang,
seperti:
1. Glukosa
Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian pasien mungkin
memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan sebagian lainnya mungkin memiliki
kadar sampai setinggi 1000 mg/dl atau lebih yang biasanya bergantung pada derajat dehidrasi.
Harus disadari bahwa ketoasidosis diabetik tidak selalu berhubungan dengan kadar glukosa
darah. Sebagian pasien dapat mengalami asidosis berat disertai kadar glukosa yang berkisar dari
100 – 200 mg/dl, sementara sebagian lainnya mungkin tidak memperlihatkan ketoasidosis
diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai 400-500 mg/dl.
2. Natrium
Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang intravaskuler. Untuk setiap 100
mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq /
L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium serum meningkat dengan jumlah yang sesuai.

3. Kalium
perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan perawatan. EKG
dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di tingkat potasium.
4. Bikarbonat
Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang rendah (6,8-
7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg) mencerminkan kompensasi respiratorik
(pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi metabolik. Akumulasi badan keton (yang mencetuskan
asidosis) dicerminkan oleh hasil pengukuran keton dalam darah dan urin. Gunakan tingkat ini
dalam hubungannya dengan kesenjangan anion untuk menilai derajat asidosis.
5. Sel darah lengkap (CBC).
Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L) atau ditandai pergeseran
kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.
6. Gas darah arteri (ABG).
pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH measurements.
Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada tingkat gas darah vena pada pasien dengan
KAD adalah lebih rendah dari pH 0,03 pada ABG. Karena perbedaan ini relatif dapat diandalkan
dan bukan dari signifikansi klinis, hampir tidak ada alasan untuk melakukan lebih menyakitkan
ABG. Akhir CO2 pasang surut telah dilaporkan sebagai cara untuk menilai asidosis juga.
7. Keton.
Diagnosis memadai ketonuria memerlukan fungsi ginjal. Selain itu, ketonuria dapat
berlangsung lebih lama dari asidosis jaringan yang mendasarinya.
8. β-hidroksibutirat.
Serum atau hidroksibutirat β kapiler dapat digunakan untuk mengikuti respons terhadap
pengobatan. Tingkat yang lebih besar dari 0,5 mmol / L dianggap normal, dan tingkat dari 3
mmol / L berkorelasi dengan kebutuhan untuk ketoasidosis diabetik (KAD).
9. Urinalisis (UA)
Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini digunakan untuk mendeteksi infeksi saluran
kencing yang mendasari.
10. Osmolalitas
Diukur sebagai 2 (Na +) (mEq / L) + glukosa (mg / dL) / 18 + BUN (mg / dL) / 2.8.
Pasien dengan diabetes ketoasidosis yang berada dalam keadaan koma biasanya memiliki
osmolalitis > 330 mOsm / kg H2O. Jika osmolalitas kurang dari > 330 mOsm / kg H 2O ini, maka
pasien jatuh pada kondisi koma.
11. Fosfor
Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk, alkoholisme kronis),
maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.
12. Tingkat BUN meningkat.
Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
13. Kadar kreatinin
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat terjadi pada
dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar kreatinin dan BUN serum yang terus
berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami insufisiensi renal.

Tabel Sifat-sifat penting dari tiga bentuk dekompensasi (peruraian)


metabolik pada diabetes.
Diabetic Hyperosmolar
Sifat-sifat ketoacidosis non ketoticcoma Asidosis laktat
(KAD) (HONK)
Glukosa Tinggi Sangat tinggi Bervariasi
plasma
Ketone Ada Tidak ada Bervariasi
Asidosis Sedang/hebat Tidak ada Hebat
Dehidrasi Dominan Dominan Bervariasi
Hiperventilasi Ada Tidak ada Ada
Sumber lainmenyebutkan bahwa pemeriksaan yang biasa dilakukan sebagai berikut :

 Tes darah, untuk mengetahui kadar gula darah, kadar keton darah, tingkat keasaman
darah (analisis gas darah), dan kadar elektrolit darah
 Tes urine, untuk melihat kadar keton urine dan kemungkinan infeksi saluran kemih
 Rontgen dada, untuk melihat kemungkinan infeksi, seperti pneumonia
 Tes elektrokardiogram (EKG), untuk melihat apakah kondisi pasien disebabkan oleh
serangan jantung

c. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan ketoasidosis diabetik adalah menstabilkan kondisi pasien, mengatasi kondisi
asidosis, dan memastikan agar kondisi tersebut tidak terulang kembali. Beberapa metode yang
dilakukan dokter untuk menstabilkan kondisi pasien adalah:

 Memberikan terapi cairan melalui pemasangan infus untuk mengatasi dehidrasi dan
mengencerkan glukosa dalam darah
 Memberikan insulin melalui infus intravena (melalui pembuluh darah vena) yang
dilanjutkan dengan pemberian insulin melalui suntikan subkutan (melalui bawah kulit),
untuk menurunkan kadar gula darah
 Memberikan elektrolit, seperti kalium, natrium, dan klorida untuk menyeimbangkan
kadar elektrolit tubuh

Untuk memastikan agar ketoasidosis diabetik tidak terjadi lagi, dokter dapat mengubah jenis atau
kadar insulin yang digunakan pasien dan menginstruksikan pasien agar melakukan hal berikut:

 Menggunakan obat sesuai dengan petunjuk dokter


 Mengonsumsi makanan sesuai dengan program diet yang dianjurkan
 Melakukan olahraga sesuai dengan program
 Melakukan tes darah secara rutin
 Selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa obat dan memastikan insulin yang digunakan
tidak mengandung gumpalan
 Menghubungi dokter jika gula darah lebih tinggi daripada rentang target yang diharapkan

Jika menggunakan pompa insulin, pastikan pompa insulin tidak bocor dan di dalam tabung tidak
ada gelembung udara.
Komplikasi

Ketoasidosis yang terlambat diobati dapat berakibat fatal. Selain itu, ada beberapa komplikasi
yang dapat terjadi akibat ketoasidosis diabetik, yaitu:

 Serangan jantung dan henti jantung


 Gagal ginjal
 Infeksi dan sepsis
 Stroke
 Pelebaran lambung akut (acute gastric dilation)
 Pengikisan lapisan lambung (gastritis erosif)
 Kesulitan untuk bernapas

Selain komplikasi di atas, dapat terjadi komplikasi akibat pengobatan ketoasidosis diabetik
dengan cairan, insulin, dan elektrolit, seperti sodium, kalium dan klorida. Beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi akibat pengobatan ketoasidosis diabetik adalah:

 Rendahnya kadar gula darah (hipoglikemia) akibat pengobatan dengan insulin


 Rendahnya kadar kalium (hipokalemia) akibat pengobatan dengan cairan dan insulin
 Pembengkakan pada otak (edema otak) akibat penurunan kadar gula darah terlalu cepat
Daftar pustaka
Evans, K. (2019). Diabetic Ketoacidosis: Update on Management. Clin Med (Lond).,
19(5), pp. 396–398.
Garret, et al. (2019). Recurrent Diabetic Ketoacidosis and A Brief History of Brittle
Diabetes Research: Contemporary and Past Evidence in Diabetic Ketoacidosis
Research Including Mortality, Mental Health and Prevention. Diabet Med.,
36(11), pp. 1329-1335.
Centers for Disease Control and Prevention (2019). Fungal Diseases. Sources of
Mucormycosis.
National Health Service (2020). Health A-Z. Diabetic ketoacidosis.
Wisse, B. National Institude of Health (2018). Medline Plus. Diabetic Ketoacidosis.
Cleveland Clinic (2018). Diseases & Conditions. Diabetes Mellitus: An Overview.
Mayo Clinic (2019). Diseases & Conditions. Diabetic Ketoacidosis.
Hamdy, O. Medscape (2019). Diabetic Ketoacidosis (DKA).
Balentine, J.R. Medicine Net (2019). Diabetic Ketoacidosis Causes, Symptoms,
Treatment, and Complications.
Web MD (2018). What You Should Know About Diabetic Ketoacidosis.
Muhammad Faizi, Netty EP. FK UNAIR RS Dr Soetomo Surabaya. Kuliah tatalaksana
ketoasidosis diabetic. http://www.pediatric.com. Diakses

Anda mungkin juga menyukai