Anda di halaman 1dari 6

Program Studi DIV Sistem Kelistrikan

Jurusan Teknik Elektro


Politeknik Negeri Malang

1
OPERASI GENERATOR 3 FASA

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mengerti dan memahami operasi MG - set (Motor Generator – Set).
2. Menentukan regulasi tegangan alternator 3 fasa di bawah kondisi berbagai macam
beban.

1.2 Dasar Teori


Power System Simulator menggunakan 3 MG – set untuk mensuplai daya ke
beban. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengerti dan memahami operasi dan
karakteristik alternator 3 fasa tersebut. Di sini, tidak di bahas tentang teori motor listrik
dan generator. Akan tetapi perhatian kita tertuju pada mempelajari operasi dan
karakteristik alternator 3 fasa dengan Power System Simulator.

Penggerak utama (prime mover) dari masing-masing MG – set adalah motor DC.
Alternator 3 fasa dari MG – set adalah generator sinkron penguatan medan terpisah.
Kontrol dari MG – set terdiri dari :
a). Sumber DC 125 Volt, untuk mencatu jangkar motor DC.
b). Rheostat, yang terhubung seri dengan belitan medan motor DC.
c). Sumber tegangan DC 0 – 18 Volt, untuk mencatu belitan medan generator.
d). Saklar pemutus medan generator untuk masing-masing MG – set.
Gambar 1.1 menunjukkan diagram rangkaian panel simulator untuk masing-masing
MG – set.

Kecepatan putar motor DC dapat di ubah-ubah melalui rheostat. Semakin cepat


putaran motor DC, frekuensi gelombang tegangan keluaran generator semakin besar
dan tegangan keluaran juga semakin besar. Begitu pula sebaliknya. Sumber tegangan
DC 0 – 18 Volt digunakan untuk mencatu belitan medan generator sinkron. Jika
tegangan penguatan semakin besar, maka tegangan keluaran generator bertambah
besar.

Laboratorium Sistem Tenaga 1


Program Studi DIV Sistem Kelistrikan
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang

Ada 3 hal yang menyebabkan drop tegangan pada generator sinkron penguatan
medan terpisah, yaitu :
a). Resistansi belitan jangkar
b). Reaktansi belitan jangkar
c). Reaksi jangkar
Poin a dan b adalah dua faktor yang selalu menyebabkan drop tegangan. Sedangkan
poin c, reaksi jangkar, dapat menyebabkan tegangan keluaran naik atau turun,
tergantung pada power faktor beban.Drop tegangan adalah fungsi dari arus beban.
Hal ini akan membawa dampak pada pengaturan tegangan, yaitu :
- Dengan power factor leading, tegangan akan naik dari kondisi tanpa beban ke
beban penuh
- Dengan power factor lagging, tegangan akan turun dari kondisi tanpa beban ke
beban penuh
Pengaturan tegangan (dalam %) ditentukan dengan rumus :
VNL  VFL
Pengaturan tegangan (%)   100%
VFL
VNL = tegangan tanpa beban
VFL = tegangan beban penuh

1.3 Peralatan Yang Digunakan


Hampden Power System Simulator

1.4 Prosedur Percobaan


1. Pisahkan output generator no. 3 dari simulator dengan membuka CB isolasi
saluran. Cek tegangan eksitasi medan generator 0 – 18 Volt untuk memastikan
bahwa :
a). Simulator dalam kondisi off (mati).
b). Saklar pemutus penguatan medan dalam kondisi terbuka (open).
c). Pencatu penguatan medan dalam kondisi setting minimum.
d). Semua CB yang tidak sedang digunakan dalam kondisi terbuka (off).
2. Cek CB pencatu tegangan 125 Volt DC untuk generator no. 3. Pastikan bahwa CB
dalam keadaan mati (off). Sesuaikan rheostat belitan medan motor DC ke kondisi
resistansi minimum. Saklar Start – Run seharusnya dalam posisi “Start”.
3. Set saklar pemilih dari frekuensi meter pada posisi generator no. 3. Set saklar
Voltmeter Gen # 3 ke posisi L1 – L2.

Laboratorium Sistem Tenaga 2


Program Studi DIV Sistem Kelistrikan
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang

4. Untuk menjalankan motor DC


a). Hidupkan CB utama Power System Simulator dan CB utama dari sumber
tegangan 125 Volt DC 20 Ampere.
b). Hidupkan CB 125 Volt DC untuk generator no. 3. Motor seharusnya mulai
berputar.
c). Setelah kira-kira 3 detik, posisikan saklar Start-Run pada posisi Run.
5. Memberi penguatan medan alternator 3 fasa
a). Hidupkan CB pencatu tegangan 0 – 18 Volt DC.
b). Tutup (on-kan) saklar pemutus medan.
c). Tutup saklar isolasi Gen # 3 (bukan saklar isolasi saluran).
d). Naikkan level tegangan penguatan hingga 25% dan lihat penunjukan frekuensi
meter dan volt meter.
6. Sesuaikan rheostat medan motor DC dan pencatu penguatan medan untuk
memperoleh tegangan 380 Volt (tegangan saluran simulator) dengan frekuensi 50
Hz. Dapat dilihat bahwa power factor dalam keadaan tanpa beban adalah lagging.
7. Arahkan keluaran generator # 3 ke seksi beban residensial dan industrial
sebagaimana yang ditunjukkan gambar 1.2. Pada tahap ini, hanya gunakan
rheostat medan untuk mempertahankan frekuensi 50 Hz.
8. Gunakan tes beban seimbang menggunakan beban Agricultural, beban Station
Services dan beban industri. Catat penunjukan alat ukur pada tabel 1.1.
9. Gunakan beban induktif, kapasitif atau kombinasi untuk mengetes power factor
beban. Catat penunjukan alat ukur pada tabel 1.2.
10. Untuk mematikan generator :
a. Lepaskan semua beban dan matikan saklar isolasi saluran
b. Turunkan tegangan pengeksitasi medan generator sampai 0 volt. Matikan
saklar pemutus medan.
c. Turunkan kecepatan putar motor DC. Matikan motor DC dengan mematikan
CB pencatu tegangan DC 125 V. ubahlah posisi saklar Start – Run pada
posisi “Start”.

Laboratorium Sistem Tenaga 3


Program Studi DIV Sistem Kelistrikan
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang

1.5 Data Hasil Percobaan

Arus Saluran ( A ) Tegangan Saluran ( V ) Generator 3


Beban
L1 L2 L3 L1 – L2 L2 – L3 L1 – L3 pf Daya

Tabel 1.1 Data Pengukuran Arus Saluran, Tegangan Saluran, power factor dan Daya

Beban Arus Saluran ( A ) Tegangan Saluran ( V ) Generator 3


RL XL XC L1 L2 L3 L1 – L2 L2 – L3 L1 – L3 pf Daya

Tabel 1.2 Data Pengukuran Arus Saluran, Tegangan Saluran, power factor dan Daya

1.6 Analisa Data dan Pembahasan


1. Hitunglah pengaturan tegangan (%) dari data tebel 1.1 dan 1.2, dan masukkan ke
dalam tabel 1.3 dan 1.4.
Tegangan ( V ) Pengaturan
Daya
Beban pf Berbeban Tanpa Beban Tegangan
(W)
L1 – L2 L1 – L2 L1 – L2

Tabel 1.3 Perhitungan Pengaturan Tegangan

Laboratorium Sistem Tenaga 4


Program Studi DIV Sistem Kelistrikan
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang

Tegangan ( V ) Pengaturan
Beban Daya
pf Berbeban Tanpa Beban Tegangan
(W)
RL XL XC L1 – L2 L1 – L2 L1 – L2

Tabel 1.4 Perhitungan Pengaturan Tegangan untuk Beban Xl, XC, RL

2. Dari tabel 1.1 dan 1.2, gambarkan grafik tegangan versus arus untuk berbagai macam
beban yang berbeda.

Grafik 1.1 Gambar Grafik Tegangan Versus Arus untuk Berbagai Macam Beban

Laboratorium Sistem Tenaga 5


Program Studi DIV Sistem Kelistrikan
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang

1.7 Pertanyaan
1. Bandingkan hasil percobaan dari prosedur langkah ke-8 dan ke-9. Apa yang
menyebabkan terjadinya perbedaan nilai pengaturan tegangan ?
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Dari analisa data, apakah hubungan antara power factor dan regulasi tegangan ?
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Pada percobaan ini, kenapa kecepata prime mover harus tetap dijaga konstan ?
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

1.8 Kesimpulan
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

Laboratorium Sistem Tenaga 6

Anda mungkin juga menyukai