Anda di halaman 1dari 13

GUSTINI WORO ABSARI

E24170041
PENGERJAAN KAYU

JENIS-JENIS DESAIN PRODUK FURNITURE

1. Ukiran Jepara
Kehadiran furniture ukir kayu di Jepara telah dimulai sejak Masa Hindu, Islam, Kolonial,
sampai Masa Kemerdekaan dan Pembangunan, bahkan pengaruhnya masih dirasakan sampai saat
ini. Desain furniture yang berkembang di Jepara, ada kecenderungan bahwa, desain-desain mebel
yang diproduksi pada umumnya berdasarkan pesanan dari konsumen. Desain-desain furniture
yang diproduksi berorientasi pada keinginan-keinginan konsumen, dan selalu dipengaruhi oleh
konsumennya. Apapun karakteristik desain yang diberikan oleh konsumen akan diterima dan
dikerjakan untuk segera dijadikan produk, dijual dan cepat mendapatkan uang. Desain dipaksakan
untuk diproduksi, karena ingin cepat mendapatkan keuntungan. Di dalam konteks ini, dapat
dikatakan bahwa desain furniture ukir kayu Jepara diproduksi hanya untuk kepentingan komersial
semata, tanpa memikirkan nilai tambah dari keunggulan lokal (local genius) yang akan menjadi
keunggulan kompetitif.
Gaya furniture buatan Jepara memiliki karakteristik yang sama dengan gaya furniture
klasik Eropa, seperti Chippendale, Sheraton, Queen Anne, Empire, dan masih banyak lagi
(Gustami 2000, p. 2). pengembangan desain dirumuskan secara universal (Oliver 2008), agar
sesuai dengan karakteristik desain global. Dengan demikian sentuhan konsep pengembangan
desain menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan daya saing ekspor yang sesuai potensi Jepara
dan relevan dengan tuntutan pasar eskpor ke China dan Jepang secara uiversal.
Gambar 1 Stilasi ornamen ukiran bergaya oriental untuk sandaran kursi rotan dengan
konstruksi knockdown system dengan proses masinal (CNC Router).
(Desain: Eddy Supriyatna, 2019)
Gambar 2 Ornamen ukiran multirack dengan proses manual dan furniture
diproses secara masinal dengan knockdown system. (Desain: Eddy
Supriyatna, 2019)

Gambar 3 Furniture dan stilasi ornamen batik, diproses secara masinal (CNC
Router) dan menggunakan konstruksi knockdown system. (Desain:
Maitri Widya Mutiara, 2019)
Perpaduan proses manual dan masinal dalam proses produksi furniture menjadi nilai
tambah di dalam pengembangan desain di Jepara. Oleh karena itu, disarankan agar para desainer
dan pelaku industri furniture di Jepara dapat memberdayakan potensi ukir kayu dengan beragam
ornamennya di dalam mengembangkan desain furniture di Jepara, khususnya untuk furniture
yang menggunakan sistem konstruksi knockdown, sehingga lebih efisien di dalam pengiriman
produknya.

2. Gotik
Gotik selalu menjadi salah satu jenis desain furnitur favorit di segala jaman. Gaya furnitur
Gotik diperkenalkan di Prancis pada abad 12. Gaya furnitur Gotik ini merajai furnitur kala itu dan
bertahan hingga 4 abad, yakni abad ke 16. Gotik furnitur memiliki ciri yang sangat khas, yakni
banyaknya ornamen-ornamen pahatan yang hampir bisa kita temui di seluruh sudut-sudutnya. Hal
lain yang menjadi fitur penting dari furnitur ini adalah penggunaan tiang-tiang serta bentuk-bentuk
lajur.
Selain itu, teknik sulaman dan guntingan-guntingan juga diterapkan, terutama untuk
furnitur atau pelengkapnya yang berbahan kain. Untuk tu, bisa disimpulkan bahwa furnitur gotik
lebih mengedepankan pada gaya desainnya ketimbang fungsi dan kepraktisan furnitur itu sendiri.
Oleh karena itu, terkadang furnitur gotik ini kurang nyaman ketika digunakan.
Gambar 4 Desain Furniture Bergaya Gotik (Gotchic)

3. Renaisans
atau yang biasa disebut sebagai jaman pencerahan dimulai di Prancis pada sekitar abad ke
13. Periode ini berakhir sampai abad ke 17. Begitu kuatnya semangat Renaisans hingga
mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat kala itu, termasuk dalam pemilihan desain
furniturnya. Gaya desain furnitur Renaisans biasanya banyak dihiasi gambar atau lukisan karya
seniman populer. Lukisan dan gambar-gambarnya banyak terpengaruh dari Injil.
Selain itu, salah satu seniman yang sangat berpengaruh kala itu yakni Michelangelo. Ia
merupakan seniman asal Italia dengan karya-karyanya yang berupa lukisan dan banyak diterapkan
di gereja-gereja, hingga berimbas pada gaya desain furnitur yang berkembang kala itu. Namun,
seiring berjalannya waktu, furnitur Renaisans tidak lagi didominasi dengan lukisan-lukisan pelukis
tersohor, namun lebih ke arah bentuk atau pola geometris yang mencirikan perkembangan ilmu
pengetahuan kala itu.
Gambar 5 Desain Furniture Bergaya Renaisans (Renaisance)

4. Tudor
Furnitor Tudor merupakan gaya desain furnitur yang banyak diterapkan di jaman Tudor. Meskipun
era Tudor tak seterkenal era Gotik atau Renaisans, namun pengaruhnya cukup kuat dalam sendi-
sendi kehidupan bermasyarkat di Eropa. Terbukti, banyaknya furnitur yang memiliki gaya desain
yang khas akibat terinfluensi era Tudor ini. Furnitur Tudor memiliki beberapa ciri khas seperi
ukurannya yang cenderung besar dengan pahatan – pahatan di beberapa bagian. Memang, bila
ditinjau lebih lanjut, gaya desain Tudor ini banyak terpengaruh oleh gaya desain furnitur Gotik
dan Renaisans, atau bisa disebut bahwa furnitur Tudor ini merupakan kombinasi dari gaya furnitur
Gotik dengan Renaisans.
Hal ini terjadi karena furnitur Tudor muncul di masa dimana kedua gaya furnitur tersebut
memiliki pengaruh yang kuat, yakni di sekitar tahun 1485 hingga 1603. Bisa dibilang, furnitur
Tudor ini menjambatani selera masyrakat akan kedua gaya furnitur yang sudah ada sebelumnya
untuk disatukan dalam satu gaya furnitur tersendiri.

Gambar 6 Desain Furniture Bergaya Tudor

5. Jacobean
Furnitur Jaceboean bisa disebut sebagai pengganti dari furnitur Tudor. Hal ini karena tren
furnitur gaya ini berlangsung setelah era Tudor. Furnitur Jacobean biasanya dibuat dari kayu oak.
Furnitur Jacobean ini memiliki karakter yang boleh dibilang unik, yakni kaki-kaki pada kursi atau
meja ala Jacobean biasanya dibuat berbelit. Memang hal ini terdengar aneh, dan tak heran bila di
awal kemunculan furnitur ini banyak yang menyangsikan apakah model furnitur tersebut akan
bertahan.
Oleh karena itu, demi menjawab keinginan pasar kala itu, Jacobean furnitur dibaut sedikit
padat agar bentuknya tidak terlalu aneh. Sehingga, furnitur ini lebih bisa diterima masyarakat.
Furnitur ini tergolong memiliki usia kepopuleran yang cukup pendek, yakni kurang dari 50 tahun.
Rentang periode kepopuleran furnitur ini mulai dari tahun 1603 hingga 1649.
Gambar 7 Desain Furniture Bergaya Jacobean

6. Rococo
Gaya furnitur Rococo tergolong salah satu gaya furnitur vintage yang hingga kini masih
banyak peminatnya. Ciri khas dari furnitur satu ini yakni bentuknya yang cenderung ‘berlebih-
lebihan’ dibandingkan bentuk furnitur pada umunya yang justru menekankan pada desain yang
minimalis. Dengan kesan berlebihan yang ditonjolkan, hal ini membuat furnitur Rococo terlihat
mewah dan menawan, sangat sesuai untuk digunakan oleh raja atau kaum bangsawan kala itu
mengingat furnitur Rococo ini dibuat pada sekitar abad 18an. Furnitur ini pertama kali
diperkenalkan di Prancis. Namun kemudian, kepopuleran furnitur model ini berhasil menjangkau
seantero negara-negara Eropa, khususnya Jerman.

Gambar 8 Rococo Style Furniture


Di pertengahan abad ke 19, banyak dilakukan berbagai macam pembaharuan yang
menyangkut desain dan model furnitur ini. Saat itu, pada pertengahan abad 19 terjadi semacam
tren untuk mengkoleksi barang-barang termasuk furnitur yang booming di abad ke 18, dan furnitur
Rococo ini adalah salah satunya. Sehingga, di era yang sama, furnitur Rococo kembali
memperoleh kejayaanya ditengah pecinta furnitur vintage.

7. Victorian
Setelah banyak dibahas kemarin, furnitur Victorian yang merupakan salah satu furnitur
vintage terpopuler ini memang tak dapat dielakkan keunikannya. Terlebih, dari bentuk-bentuk
meja dan kursi Victorian yang cenderung tak lazim karena mengeksploitasi gaya desain yang baru
di eranya. Karena banyak mendapat pengaruh dari era pemerintahan ratu Victoria di Inggris, tak
ayal pengaruh gaya kerajaan sangat tampak pada furnitur satu ini, yakni terlihat dari pemilihan
bahan berupa kayu padat serta pahatan-pahatan di beberapa bagian.
Sepintas, furnitur Victorian memang mirip dengan furnitur Gotik, hanya saja furnitur ini
mengeksploitasi desain yang lebih fleksibel dan terbuka. Meskipun furnitur ini diproduksi secara
masal, namun toh tak mengurangi nilai estetika dari furnitur yang tergolong vintage ini.

Gambar 9 Victorian Style Furniture

8. Neo Classic
Sesuai dengan namanya, furnitur Neo classic merupakan gaya desain furnitur yang
berupaya membangkitkan kembali fitur-fitur furnitur klasik, namun dengan nuansa yang baru.
Gaya furnitur in banyak mendapat pengaruh dari banyaknya penemuan-penemuan arkeologi di
sekitar abad 18 di beberapa negara, terutama di Yunani dan Italia. Negara tersebut terkenal
memilki peradaban yang maju di masa lampau dengan gaya desain furnitur yang sangat khas dan
memiliki nilai estetika yang tinggi. Hal ini membuat para pembuat furnitur pada saat itu berusaha
untuk menampilkan keindahan dan keistimewaan gaya furnitur di masa lampau (era klasik).
Gaya desain furnitur Neo classic ini menjadi favorit masyrakat hingga tahun 1880.
Karakter dari furnitur satu ini yakni penerapan bentuk-bentuk persegi dengan garis-garis lurus
yang tegas. Banyak yang menyebut bahwa furnitur jenis ini merupakan pengganti dari furnitur
Rococo. Furnitur Rococo banyak mengeksploitasi bentuk-bentuk bulat dan melengkung,
sedangkan Neo classic lebih ke bentuk-bentuk persegi dengan garis yang tegas.

Gambar 10 Classic Style Furniture

9. Art Nouveau
Art Nouveau merupakan salah satu gaya furnitur yang cenderung menekankan pada
banyaknya hiasan-hiasan serta ornamen, sehingga karakternya cenderung lembut dan rapuh.
Furnitur ini juga kerap mengaplikasi garis-garis yang panjang namun berkelok-kelok. Pada
beberapa furnitur, tak jarang kita temui beberapa gambar atau lukisan yang diterapkan pada
permukaanya sebagai bagian dari ornamen yang mempercantik tampilan furnitur. Gambar-gambar
yang kerap disajikan berupa gambar wanita, bunga, dedaunan, dan hal lain yang cenderung
menonjolkan hal-hal bernuansa feminis.
Furnitur ini banyak digemari terutama di era tahun 1890 hingga 1910. Art Nouveau ini
meskipun kemunculannya bermula di Eropa, namun ketenarannya hingga mencapai Amerika
Serikat.

Gambar 11 Art Nouveau Style Furniture


10. Scandinavian
Scandinavian furnitur, sesuai namanya furnitur ini berasal dari negara-negara Skandinavia.
Ciri khas gaya desain furnitur satu ini yakni kesederhanaan bentuk namun dengan tingkat presisi
dan kerapihan yang tinggi, sehingga terlihat berkelas. Furnitur ini biasanya dibuat dari kayu lapis.
Sama halnya dengan furnitur Victoria, furnitur ini juga banyak diproduksi secara masal. Furnitur
ini banyak menyebar ke berbagai negara di tahun 1930 kemudian menjadi salah satu gaya desain
furnitur favorit kala itu.

Gambar 12 Scandinavian Style Furniture

11. Country
Furnitur Country sangat kental akan nuansa kuno dan lama, namun disitulah letak nilai
estetisnya. Meskipun terlihat kasar, lusuh, dengan nuansa pedesaan yang khas, toh furnitur ini
banyak dicari dan disukai oleh masyarakat Eropa terutama Amerika Serikat. Untuk lebih memberi
kesan tua, furnitur ini biasanya tidak diproduksi secara masal dan pembuatannya dilakukan
berdasarkan pesanan. Di Indonesia sendiri, salah satu contoh furnitur yang memilki tampilan tua
khas pedesaan yakni kursi yang beralaskan anyaman bambu.
Gambar 13 Country Style Furniture

12. Japanese
Furnitur tradisional Jepang memiliki karakter berupa bentuk yang minimalis, serta
minimnya penggunaan furnitur pada satu ruangan. Dibandingkan dengan penggunaan sofa atau
kursi besar, furnitur Jepang lebih cenderung berupa bantal atau alas duduk yang diletakkan di
lantai. Biasanya, alas duduk ini dilengkapi dengan meja kayu padat yang tak terlalu tinggi dengan
bentuk minimalis.

Gambar 14 Japanese Style Furniture


REFERENSI
Gustami SP. 2000. Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara: Kerajinan Estetik melalui Pendekatan
Multidisiplin. Yogyakarta (ID): Kasinius.
Oliver H. 2008. Universal Design. Basel (BSL): Switzerland Part of Springer Science &
Bussiness Media
Supriyatna E, Irawan AP, Mutiara MW. 2019. Pengembangan desain ukir kayu pada industri
furniture di Jepara. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni 3(2): 433-439.

Anda mungkin juga menyukai