membentuk upaya pengaliran air, baik air permukaan (limpasan/run off), maupun air tanah (underground water) dari suatu daerah atau kawasan.Sistem drainase merupakan bagian penting pada suatu kawasan perumahan.Suatu kawasan perumahan yang tertata dengan baik haruslah juga diikuti dengan penataan sistem drainase yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga tidak menimbulkan genangan air yang dapat menganggu aktivitas masyarakat dan bahkan dapat menimbulkan kerugian sosial ekonomi terutama yang menyangkut aspek- aspek kesehatan lingkungan permukiman. Dapus Fairizi, D. 2015. Analisis dan evaluasi saluran drainase pada kawasan perumnas talang kelapa di subdas lambidaro kota palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan 3(1) : 755-765. Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.Drainase secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga di artikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, darinase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah (Suripin, 2004). Dapus : Suripin.2004. Sistem Drainase Yang Berkelanjutan, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta. Indonesia sebagai Negara dengan mengkonsumsi beras cukup besar, telah mengembangkan irigasi permukaan seluas 7,145,169 Ha sejak peninggalan zaman Belanda sampai dengan tahun 2014 sesuai Peraturan Menteri PUPR No: 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi. B e b e r a p a i rigasi tersebut telah mengalami kerusakan b e r d a s a r k a n a u d i t t e k n i s t a h u n 2 0 1 4 t e r d a p a t seluas 3,294,516 Ha (46,11%), dimana 1,140,961 Ha (15,97%) rusak berat, 1,203,312 Ha (16,84%) rusak sedang dan 950,243 Ha ( 13,3 %) rusak ringan. Kerusakan ini diakibatkan oleh karena usia, gangguan alam dan kurang optimalnya pengelolaan irigasi terhadap infrastruktur irigasi. Keadaan demikian kalau dibiarkan terus akan dapat mengganggu fungsi dan luas layanan irigasi yang pada akhirnya akan mengganggu produksi pangan nasional. Sebagian besar studi berkesimpulan bahwa penyebab utama menurunnya kinerja jaringan irigasi adalah lemahnya kegiatan operasi dan pemeliharaan (OP) yang dilakukan oleh pengelola irigasi. Beberapa pemerhati irigasi menggaris bawahi gejala ini bahwa: “Kelemahan dalam perancangan dan perencanaan teknis irigasi adalah masalah yang besar, namun kelemahan dalam OP adalah masalah yang lebih besar”. Hal ini sesuai dengan pendapat salah seorang Presiden Internasional Commision on Irrigation and Drainage (ICID),bahwa: “Sistem irigasi di beberapa belahan dunia telah menunjukkan kinerja dibawah potensi yang dimilikinya”. REHABILITASI JARINGAN IRIGASI 2 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI Pada saat kondisi dan fungsi irigasi telah jauh menurun kegiatan OP tidak akan bisa mengatasi kerusakan jaringan untuk mengembalikan pada fungsi aslinya. Hal ini disebabkan kegiatan OP khususnya P, baik dari segi difinisi atau lingkup pekerjaannya sangat terbatas sekali dalam perbaikan saluran dan bangunan irigasi. Dalam keadaan seperti ini kegiatan rehabilitasi diperlukan untuk mengembalikan fungsi irigasi seperti semula. Besar atau kecilnya lingkup pekerjaan dan biaya rehabilitasi tergantung tingkat kerusakan jaringan irigasi. Makin besar tingkat kerusakan jaringan makin besar pula lingkup pekerjaan dan biaya rehabilitasi. Untuk menjaga fungsi irigasi secara periodik perlu dilakukan kegiatan rehabilitasi. Praktek di lapangan selama ini dibedakan rehabilitasi ringan, sedang dan berat. Klasifikasi rehabilitasi ini ditandai dengan tingkat kesulitan teknis, cakupan pekerjaan, tingkat kerusakan, dan besarnya biaya rehabilitasi. Rehabilitasi ringan dilakukan akibat akumulasi sisa kerusakan yang tidak bisa dilakukan perbaikan dalam pemeliharaan tahunan; dulu biasanya disebut special maintenance. Rehabilitasi sedang dilakukan akibat kerusakan yang menumpuk dan lalainya kegiatan OP selama periode waktu menengah. Rehabilitasi berat biasanya dilakukan akibat bencana alam dan/ atau lalainya kegiatan OP dalam jangka waktu yang lama, sehingga kinerja irigasi jatuh dibawah batas kinerja ekonomis. Dinas yang membidangi irigasi dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan dengan melibatkan peran serta P3A/ GP3A/IP3A diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan. Dapus Kementerian PUPR. 2017. Modul Rehabilitasi Jaringan Irigasi. Bandung (ID) : Kementerian PUPR.