Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BESAR

PERENCANAAN SISTEM BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM


UNIT PRA SEDIMENTASI, KOAGULASI, FLOKULASI, DAN
SEDIMENTASI

Kelompok 19
KHANSA ANNISA/ 104216024
EVA NUR FAUZIAH/ 104216062
AHMAD AMIRUDDIN/ 104216070

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2019
1

TUGAS BESAR
PERENCANAAN SISTEM BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
UNIT PRA SEDIMENTASI, KOAGULASI DAN FLOKULASI
Khansa Annisa1, Eva Nur Fauziah1, Ahmad Amiruddin1*
1
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Perencanaan Infrasturktur, Universitas Pertamina
Kawasan Universitas Pertamina, Jl. Teuku Nyak Arief, Simprug, Kebayoran lama, Jakarta Selatan 12220
*Corresponding author: ahmadenginer9210@gmail.com

BAB I dan pengendalian pencemaran air yang


PENDAHULUAN ditetapkan pemerintah negara Indonesia. Dalam
Dalam kegiatan harian makhluk hidup peraturan ini membagi klasifikasi mutu air
tak dapat terlepas dari penggunaan air. menjadi kelas satu, dua, tiga dan empat. Adapun
Penggunaan ini dapat berupa sebagai air minum, bahan baku pengolahan air minum adalah mutu
menyiram tanaman, hingga yang paling banyak air kelas satu. Kelas satu adalah air yang
adalah bahan baku kegiatan industri. Sehingga peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
bila air tersebut dengan kuantitas yang kecil air minum, dan atau peruntukan lain yang
serta pada kualitas yang buruk maka akan memper-syaratkan mutu air yang sama dengan
menjadi masalah bagi penduduk maupun kegunaan tersebut.
lingkungan yang akan menggunakannya. Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM)
Begitu pentingnya peranan air untuk terdiri atas 9 komponen utama antara lain unit
kehidupan khususnya penggunaan air minum pengambil air baku, pengukur aliran air,
maka sangat perlu dilakukan pengolahan air pembubuh larutan kimia, mikser, koagulasi,
minum. Pengolahan air minum merupakan flokulasi, sedimentasi/ klarifikasi, filtrasi dan
proses pemisahan air dari pengotornya secara desinfeksi, serta dua komponen penunjang yaitu
fisik, kimia dan biologi [1]. penampung dan distribusi [3].
Tujuan pengohaan air minum adalah Saat ini Indonesia sedang memiliki
agar air yang diolah memenuhi baku mutu air target 100% akses pelayanan air minum atau
minum yang telah di persyaratkan dalam akses universal di akhir tahun 2019 yang
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 (PP diamanatkan RPJMN 2015-2019, dimana dalam
NO 82 TAHUN 2001) [2], serta menjaga air realisasinya sudah sebanyak 10 SPAM Regional
tersebut tetap aman untuk dikonsumsi (safe), dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum
memenuhi selerah (taste) dan ekonomis dalam dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan saat ini ada
hal kapital maupun operasional (economist). enam sedang dibangun dalam tahap konstruksi
PP NO 82 TAHUN 2001 adalah aturan [4]. Dalam mencapai target tersebut, diperlukan
yang membahas tentang pengelolaan kualitas air
2

lulusan yang dapat merencanakan dan berasal dari sungai, danau, waduk, dll. Jenis
mengoperasikan suatu SPAM. sumber air baku yang digunakan di Indonesia
Pada tulisan ini lebih ditekankan dalam sebagian besar menggunakan air sungai namun
perencanaan unit pra sedimentasi, koagulasi, keadaan sungai yang kondisinya tidak stabil
dan flokulasi. Adapun data dan kriteria desain menyebabkan air baku yang berasal dari sungai
yang digunakan berdasarkan studi literatur serta terkadang memiliki konsentrasi suspended solid
debit yang digunakan adalah 2250 L/s yang (SS) yang tinggi. Konsentasi SS yang tinggi
berasal dari dosen pengampu mata kuliah akan mengganggu kerja unit-unit pada
Perencanaan Sistem Bangunan Pengolahan Air bangunan pengolahan air minum oleh karena itu
Minum (PSBPAM). Serta sungai yang menjadi dibutuhkan sebuah unit pendahuluan yaitu
studi kasus pada laporan ini adalah sungai prasedimentasi agar tidak membebani unit
winongo dengan mengambil data suhu sungai selanjutnya.
tersebut yaitu sebesar 24℃ melalui literatur Bangunan prasedimentasi merupakan
berjudul “PENGARUH KEKASARAN bangunan pengolahan tahap pertama dalam
SALURAN DAN SUHU AIR SUNGAI PADA sistem instalasi pengolahan air bersih dimana
PARAMETER KUALITAS AIR COD, TSS DI yang berfungsi mengendapkan atau mencegah
SUNGAI WINONGO MENGGUNAKAN partikel-partikel diskrit seperti
SOFTWARE QUAL2Kw” ditulis oleh Nelly lumpur,lempung,pasir,maupun material kasar
Marlina, Hudori, dan Ridwan Hafidh dari lainnya agar tidak masuk kedalam instalasi
Jurusan Sains dan Teknologi Lingkungan, pengolahan air dan dapat mereduksi material
Universitas Islam Indonesia. kasar yang terkandung di dalam air baku sampai
Diharapkan dengan tugas ini dapat ke tingkat minimal. Terdapat empat zona dalam
meningkatkan keilmuan mahasiswa teknik tahap prasedimentasi yaitu :
lingkungan Universitas Pertamina dalam 1. Zona inlet
merencanakan SPAM yang efektif dan efisien berfungsi untuk mendistribusikan air
sehingga dapat ikut berkontribusi dalam yang masuk secara seragam pada seluruh
mencapai target 100% akses pelayanan air unit prasedimentasi dengan beragam
minum. variasi debit.
2. Zona pengendapan
BAB II zona dimana partikel tersuspensi yang
STUDI LITERATUR terdapat pada influen disisihkan dengan
II.1 Unit Pra Sedimentasi cara terendapkan pada zona lumpur yang
Air baku mempunyai peranan yang ada dibawahnya.
penting dalam suatu proses penyediaan dan 3. Zona lumpur
pengolahan air bersih. Sumber air baku bisa
3

tempat menampung zat padat yang telah bagus digunakan untuk sumber air yang
terendapkan dari air baku. memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi dan
4. Zona outlet dapat menyaring partikel diskrit atau lumpur
dirancang untuk mencegah aliran dalam jumlah yang besar. Sedangkan
pendek. kelemahan nya adalah konsentrasi dan
Hal hal yang harus dipertimbangkan dalam unit karakteristik partikel tersuspensi dapat
prasedimentasi sebagai berikut [5]: mempengaruhi kinerja dan efisiensi tangki
1. Lokasi sedimentasi [6], meskipun pra-sedimentasi
lokasi perletakan bak prasedimentasi. dapat mengurangi kekeruhan namun kekeruhan
Penempatan bak prasedimentasi pada yang rendah akan sulit ditangani di unit
lokasi intake akan memaksimalkan pengolahan air [7].
kegunaan bak karena grit tersisihkan Berikut persamaan yang dipakai pada proses
lebih awal dan menekan kemungkinan prasedimentasi [8]:
akumulasi grit pada pada saluran/pipa 1. Overflow rate
transmisi air baku. 𝑄
𝑣𝑜 = 𝑊.𝐻
2. Jumlah kompartmen 𝑄
So = 𝑊.𝐿
sebaiknya bak prasedimentasi dibangun
Keterangan:
dalam bentuk tunggal yang memiliki dua
So = surface loading (m/s2)
kompartmen apabila satu kompartmen
Vo = horizontal flow velocity (m/s2)
sedang dibersihkan maka kompartmen
Q = debit (m3/s)
lainnya masih dapat beroperasi sehingga
2. Bilangan reynolds
supplai air ke instalasi tidak terganggu.
sesuai dengan SNI 6774 Tahun 2008
3. Bentuk
tentang Tata Cara Perencanaan Unit
Bentuk kolam yang memanjang dengan
Paket Instalasi Pengolahan Air, nilai
aliran horizontal dapat mencegah
Bilangan Reynolds harus kurang dari
kemungkinan terjadinya aliran
2000.
pendek,tampang alirannya relatif
Bilangan Reynold dapat dihitung
konstan sehingga tidak akan
menggunakan persamaan:
mengganggu proses pengendapan
𝑉.𝑑
partikel suspensi. NRe = μ

Beberapa keuntungan yang didapatkan dari Keterangan:


prasedimentasi adalah mengurangi beban pada Re = Bilangan renolds
unit-unit selanjutnya untuk menyelesaikan d = Diameter pipa (m)
padatan tersuspensi, merupakan teknologi pra- μ = Viskositas absolut fluida
pengolahan air yang sederhana dan murah, dinamis (m2/s)
4

V = kecepatan fluida (m/s) Adapun parameter yang akan dipengaruhi oleh


3. Bilangan froud proses ini adalah Kekeruhan, Total Dissolved
Menurut SNI 6774 Tahun 2008 tentang Solid (TDS), Total Suspended Solid (TSS),
Tata Cara Perencanaan Unit Paket Warna, dan pH.
Instalasi Pengolahan Air, nilai bilangan Kekeruhan adalah ukuran yang
froude harus lebih dari 10-5 menggunakan cahaya sebagai dasar untuk
Bilangan froude dapat dihitung melalui mengukur keadaain air sungai, kekeruhan ini
persamaan: disebabkan oleh adanya benda tercampur atau
𝑉2 benda koloid didalam air. Hal ini membuat
Fr = 𝑔𝑅
perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari
Dimana:
segi kualitas air itu sendiri [10]. PERATURAN
Fr = angka froude
MENTERI KESEHATAN 492 TAHUN 2010
V = kecepatan aliran (m/s)
(PERMENKES 492 TAHUN 2010)
g = gravitas (m/s2 )
menyatakan bahwa batas maksimal kekeruhan
R = jari jari hidrolis
air yang layak minum adalah 5 skala NTU [11].
𝐴
R =𝑃
Warna pada air disebabkan oleh adanya
P = keliling basah bahan kimia atau mikroorganik (plankton) yang
A = area aliran terlarut di dalam air. Warna yang disebabkan
4. Waktu detensi bahan - bahan kimia disebut apparent color yang
𝐿.𝑊.𝐻
Td = berbahaya bagi tubuh manusia. Warna yang
𝑄

Keterangan: disebabkan oleh mikroorganisme disebut true

Td = waktu detensi (menit) color yang tidak berbahaya bagi kesehatan [12].

L = panjang Menurut PERMENKES 492 TAHUN 2010

W = lebar adalah 15 skala TCU.

H =kedalaman Pada PERMENKES 492 TAHUN 2010


mesyaratkan untuk TDS air minum minimal

II.2 Unit Koagulasi sebesar 500mg/l. serta untuk parameter kimia

Unit koagulasi merupakan komponen yaitu pH 6,5-8,5.

utama ke 5 dalam SPAM. Unit ini berfungsi Hal-hal yang perlu di pertimbangkan

sebagai pengaduk koagulan secara merata dan dalam unit koagulasi adalah dipertimbangkan

pembentuk inti flok [9]. Pada prosesnya adalah sebagai berikut:

dilakukan penambahan bahan kimia ke air yang 1. Jenis koagulan yang akan dipakai

diolah untuk mendestabilisasi partikel kemudian 2. Jumlah bahan kimia dan karakteristiknya

mengikat partikel-partikel dalam air tersebut 3. Local condition

sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan (flok). 4. Karakteristik sumber air baku


5

5. Tipe chemical diffuser a. Volume


6. Available headloss for the flash mixer 1
𝑉 = 𝜋. 𝐷2 . 𝑡
7. Variasi debit pada instalasi 4
= 𝑄. 𝑡
8. Pemilihan proses pemisahan antara larutan
Keterangan
dan endapan yang terbentuk (sedimentasi
𝑉 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚3 )
/flotasi /filtrasi)
𝐷 = 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (𝑚)
9. Cost effectiveness
Pada perhitungan unit koagulasi yang 𝑡 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑠)

direncanakan digunakan tipe pengadukan 𝑚3


𝑄 = 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 ( )
𝑠
mechanical mixing in basin. Pengadukan
b. Kecepatan Gradien
mekanis adalah metoda pengadukan
menggunakan peralatan mekanis yang terdiri 𝑃
𝐺𝑐 = √
𝜇. 𝑉
atas motor, poros pengaduk (shaft), dan alat
pengaduk (impeller). Peralatan tersebut Keterangan
digerakkan dengan motor bertenaga listrik. 𝐺𝑐 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 (𝑠 −1 )
Berdasarkan bentuknya, ada tiga macam 𝑃 = 𝐷𝑖𝑠𝑠𝑖𝑝𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 (𝑊)
impeller, yaitu paddle (pedal), turbine, dan 𝑠
𝜇 = 𝑉𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑘 𝐴𝑖𝑟 (𝑁. )
𝑚2
propeller (baling-baling) [13]. Keuntungan dari
𝑉 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑜𝑓 𝑚𝑖𝑥𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑘 (𝑚3 )
pengadukan ini adalah kecepatan
c. Kecepatan rotasi
pengadukannya dapat diatur, tetapi memiliki
3 𝑝
kekurangan yaitu biaya operasional dan 𝑛=√
(𝑁𝑝). (𝐷𝑖)5 (𝜌)
perbaikan yang cukup besar. Disisi lain,
parameter yang perlu dipertimbangkan dalam Keterangan
pemilihan pengadukan adalah keefektifan, 𝑛 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖 (𝑟𝑝𝑠)
reliability, biaya operasional dan biaya 𝐷𝑖 = 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑙𝑙𝑒𝑟 (𝑚)
pembangunan. 𝑁𝑝 = 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟
Pencampuran yang baik dalam unit 𝑃 = 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 (𝑊)
koagulasi akan diperoleh bila memperhatikan 𝑘𝑔
𝜌 = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛, ( )
𝑚3
bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan,
karena akan mempengaruhi keefektifan proses
II.3 Unit Flokulasi
pencampuran, serta daya yang diperlukan [14].
Flokulasi berfungsi untuk memperbesar
Adapun persamaan yang digunakan
inti flok yang telah terbentuk pada unit
dalam perhitungan perencanaan unit koagulasi
koagulasi. Berbeda dengan koagulasi, flokulasi
tipe pengadukan mekanis dengan impeller radial
menggunakan kecepatan yang rendah. Efluen
adalah:
6

dari koagulasi menjadi influen untuk flokulasi. yang umum digunakan diantaranya adalah
Influen flokulasi diaduk dengan kecepatan Horizontal Baffled Channel dan Vertically
pengadukan yang rendah sehingga flok-flok Baffled Channel [15]. Jenis flokulator yang
kecil yang terbentuk dari proses koagulasi akan digunakan untuk perencanaan ini adalah
bergabung menjadi flok yang lebih besar. Dalam mechanical mixer with vertical shaft flocculator
merancang unit flokulasi, faktor-faktor yang atau dalam Bahasa Indonesia disebut flokulator
harus dipertimbangkan adalah mekanis dengan pengaduk bilah sumbu vertikal.
Flokulator jenis ini lebih cocok untuk digunakan
1. Kualitas air baku
skala besar, kinerja flokulator mekanik sumbu
2. Tipe flokulasi
vertikal kinerjanya cukup baik, namun tidak
3. Kualitas air yang ingin didapat
sebaik flokulator horizontal dan flokulator
4. Headloss tersedia
baffle. Fleksibilitas flokulator baik. Namun
5. Variasi debit instalasi
flokulator mekanik memerlukan intensitas
6. Kondisi lokal
pemeliharaan yang lebih rutin serta biaya yang
7. Biaya
lebih besar dibandingkan dengan flokulator
Waktu detensi flokulasi mempengaruhi hidraulik [16].
pembentukan ukuran flok. Semakin lama waktu
Adapun persamaan-persamaan yang digunakan
detensi, semakin besar flok yang terbentuk.
dalam perhitungan flokulasi adalah:
Masing-masing unit lanjutan dari flokulasi
a. Diameter pengaduk
memiliki kriteria ukuran flok yang berbeda-
𝐷𝑖 = 𝑁𝑝 . 𝐷𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
beda. Jika menginginkan menggunakan unit
sedimentasi setelah unit flokulasi, maka flok Keterangan
harus dibentuk hingga besar dan padat. Namun 𝐷𝑖 = diameter pengaduk (m)
jika unit pengolahan setelahnya adalah unit Np = power number (0.4 – 0.5)
filtrasi, maka flok yang terbentuk tidak boleh 𝐷𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = diameter tangki (m)
terlalu besar dan terlalu padat. Hal ini juga dapat b. Water Power
disesuaikan dengan turbiditas dari air baku. 𝑃 = 𝐺 2 . 𝜇 . 𝑉𝑜𝑙

Terdapat berbagai macam jenis Keterangan


flokulator. Secara umum, flokulator dibagi P = water power (Watt)
menjadi dua tipe yaitu flokulator mekanik dan G = gradien kecepatan, laju penurunan
hidraulik. Flokulator mekanik yang umum kecepatan persatuan waktu (/s)
digunakan diantaranya adalah Vertical shaft 𝜇 = viskositas kinematik (Ns/m2)
with impeller, Horizontal Shafts with Paddle, Vol = volume satu kompartemen (m3)
Vertical Shafts with Paddle, serta Walking Beam
Flocculator. Sedangkan flokulator hidraulik
7

c. Kecepatan rotasi sedimentasi tipe 2 adalah partikel yang


3 𝑃 mengendap akibat adanya interaksi antar
𝑛 = √𝑁𝑝 . 𝐷 2 .
𝑖 𝜌
partikel.
Keterangan Faktor-faktor yang harus
n = kecepatan rotasi (rps) dipertimbangkan dalam merancang unit
𝜌 = massa jenis air (kg/m3) sedimentasi diantaranya,
1. Massa jenis partikel
P = water power (Watt)
2. Ukuran partikel
𝐷𝑖 = diameter pengaduk (m)
3. Suhu air
Np = power number (0.4 – 0.5)
4. Turbulensi aliran
5. Stabilitas
II.4 Unit Sedimentasi
6. Flokulasi
Sedimentasi adalah pengendapan untuk Terdapat berbagai jenis unit sedimentasi.
memisahkan padatan dan air berdasarkan Diantaranya adalah Rectangular Sedimentation
perbedaan berat jenis. Flok yang telah terbentuk Basin, Circular Sedimentation Basin, dan
pada proses koagulasi dan flokulasi akan Upflow Clarifiers. Untuk meningkatkan
diendapkan pada proses sedimentasi. Influen densitas partikel, memperluas zona
sedimentasi, yang merupakan efluen dari pengendapan, dan mengurangi jarak partikel
flokulasi, masuk ke tangki sedimentasi dan terendapkan, digunakan plate atau tube settler.
menyebar ke seluruh bagian tangki. Kemudian Pada perencanaan ini digunakan unit setimentasi
partikel-partikel suspensi akan mengendap dan jenis Rectangular Sedimentation Basin with
terkumpul di daerah lumpur, sementara airnya Plate Settler. Unit sedimentasi ini dilengkapi
yang di atas mengalir menuju outlet. Lumpur dengan launder dan jenis aliran pada inflow
yang terbentuk di bawah dikeluarkan untuk adalah aliran downflow, sedangkan pada settler
diproses. Proses pengeluaran lumpur dilakukan adalah aliran upflow.
dengan sangat hati-hati dan perlahan supaya Adapun persamaan-persamaan yang
lumpur tidak melayang kembali[18]. digunakan dalam perhitungan sedimentasi
Terdapat empat tipe sedimentasi. Tipe dengan plate settler adalah:
yang umumnya digunakan untuk Instalasi a. Panjang Settler
Pengolahan Air Minum adalah sedimentasi tipe 𝐴𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
𝐿𝑠𝑒𝑡𝑡𝑙𝑒𝑟 =
dua. Setimentasi Tipe 2 adalah sedimentasi yang 𝑤𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖

berfungsi untuk mengendapkan partikel hasil Keterangan


proses koagulasi-flokulasi yang relatif mudah 𝐿𝑠𝑒𝑡𝑡𝑙𝑒𝑟 = panjang settler (m)
mengendap karena telah menggabung dan 𝐴𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = luas efektif satu tangki (m2)
membesar. Partikel yang diendapkan pada 𝑤𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = lebar tangki total (m)
8

b. Panjang Tangki f. Bilangan reynold


𝐿𝑠𝑒𝑡𝑡𝑙𝑒𝑟 𝑣𝑓𝑐 . 𝑅
𝐿𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝑅𝑒 =
0.95 𝜇
Keterangan Keterangan
𝐿𝑠𝑒𝑡𝑡𝑙𝑒𝑟 = panjang settler (m) 𝑣𝑓𝑐 = kec. aliran dalam settler (m/s)
𝐿𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = panjang tangki (m) Re = bilangan reynold
c. Side Water Depth R = jari-jari hidraulis (m)
𝑆𝑊𝐷 = ℎ + 𝑧 + 𝑓𝑟 + 𝑠𝑙𝑢𝑑𝑔𝑒 𝜇 = viskositas kinematik (m2/s)
Keterangan g. Bilangan froud
SWD = side water depth (m) 𝑣𝑓𝑐 2
𝐹𝑟 =
h = tinggi tangki (m) 𝑔. 𝑅
z = elevasi launder dari settler (m) Keterangan
fr = freeboard (m) 𝑣𝑓𝑐 = kec. aliran
sludge = tinggi sludge (m) Fr = bilangan froud
d. Kecepatan pendekatan g = percepatan gravitasi (m/s2)
𝑄 R = jari-jari hidraulis (m)
𝑣𝑎𝑝𝑝𝑟𝑜𝑎𝑐ℎ =
𝑛. ℎ. 𝑤
h. Launder weir loading
Keterangan
Q
𝑣𝑎𝑝𝑝𝑟𝑜𝑎𝑐ℎ = kecepatan pendekatan (m/s) 𝑞=
𝑛 . 𝑛𝑙 . 𝐿𝑙𝑎𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 . 2
Q = debit (m3/s) Keterangan
n = jumlah tangki Q = debit (m3/s)
w = lebar tangki (m) n = jumlah tangki
h = tinggi tangki (m) nl = jumlah launder
e. Kecepatan aliran dalam settler 𝑳𝒍𝒂𝒖𝒏𝒅𝒆𝒓 = 𝐿𝑠𝑒𝑡𝑡𝑙𝑒𝑟
𝑄
𝑣𝑓𝑐 =
𝑛 . 𝐴𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 . 𝑠𝑖𝑛∅
Keterangan BAB III
𝑣𝑓𝑐 = kec. aliran dalam settler (m/s) PERANCANGAN UNIT
3
Q = debit (m /s) III.1 Perancangan Unit Pra Sedimentasi
n = jumlah tangki Kriteria desain untuk tangki prasedimentasi
2
𝐴𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = luas efektif satu tangki (m ) berbentuk rectangular dengan arah horizontal.
∅ = sudut settler adalah sebagai berikut [8]:

Ukuran partikel min. yang disisihkan: 0,1mm


Min. jumlah tangki : 2 buah
9

Kedalaman tangki : 3-5m H:L = 3: 24


Rata-rata kec. fluida : 3 s.d 4,5 m/menit =1: 8 [memenuhi kriteria]

waktu detensi : 6 s.d 15 menit Menghitung rata-rata kecepatan fluida

Surface loading : 10 s.d 25 m/jam 𝑄 𝑄


V = 𝐴 = (𝐻)(𝑊)
1,125
L:W = minimum 4:1, maksimum 8:1 2
𝑚3 /𝑠
= (3𝑚)(3,375𝑚) = 0,0555 m/s
H:L = minimum 1:8
=3,3333 menit [memenuhi kriteria]
Berikut adalah perhitungan untuk unit
Menghitung waktu detensi
prasedimentasi:
(𝐿)(𝑊)(𝐻)
Direncanakan: Td = 𝑄

 Q = 2250 L/s = 2,25 m3/s , (24𝑚)(3,375𝑚)(3𝑚)


= 1,125 3 = 432 s
𝑚 /𝑠
direncanakan akan dibangun 2 SPAM 2

sehingga debit tersebut dibagi dengan = 7,2 menit [memenuhi kriteria]

SPAM yang akan dibangun. Q = (2,25 Menghitung bilangan reynold dan froude
3 3
m /s) = 1,125 m /s
𝐴 𝐻.𝑊
𝑉.𝑅 𝑣 𝑣
 Jumlah tangki yang dipakai: 2 buah Re = 𝜇
= 𝜇
𝑃
= 2𝐻+𝑊
𝜇
 Surface loading = 25 m/jam =
3𝑚 𝑥 3,375𝑚
0,055555556𝑚/𝑠 (2𝑥3𝑚)+3,375
0,006944444 m/s 𝑚
= 0,0000000911 𝑁𝑠/𝑚²
 Kedalaman: 3 m
 μ=0,000911 Ns/m2 = 0,000000911 m2/s = 65861,69 [tidak memenuhi kriteria]
𝑣²
Fr = (𝑔)(𝑅)
perhitungan:
𝑚 2
(0,055555556 )
menghitung area tangki = 𝑠
𝑚 3𝑚 𝑥 3,375𝑚
(9,81 2 ) 𝑥 (2𝑥3𝑚)+3,375
1,125 3 𝑠 𝑚
𝑄 𝑚 /𝑠
2
A= = 0,006944444 𝑚/𝑠
𝑆𝑜
= 2,621831 x 10-4 [memenuhi kriteria]
2
= 81 m

Menghutung panjang tangki


Apabila dimensi nya memenuhi kriteria tetapi
𝐴 81 𝑚² bilangan reynold nya tidak memenuhi kriteria
L = = = 24 m
𝑊 3,375 𝑚
maka harus ditambahkan dinding.
Menentukan perbandingan dimensi

L:W = 24 : 3,375

= 7:1 [Memenuhi kriteria]


10

Menhitung kembali bilangan reynold dan D = Impeller Diameter


froude 4𝐴
T = Equivalent Tank Diameter = ( 𝜋 )0.5
𝑨 𝑯.𝑾
𝑽.𝑹 𝒗
𝑷
𝒗
𝟐𝑯+𝑾
A = The Plan Area
Re = = =
𝝁 𝝁 𝝁 H = Water Depth
3,375
3𝑚 𝑥 ( 𝑚)
0,055555556𝑚/𝑠 5
3,375
B = Water Depth Below the Impeller
(2𝑥3𝑚)+
5 𝑚)
= 0,0000000911 𝑁𝑠/𝑚²
Impeller Impeller
= 18.500 [memenuhi kriteria] Power Number (Np)
Type Diameter (m)
𝒗²
Fr = (𝒈)(𝑹) Radial 0.3 0.4 0.6 5.7
𝑚 2 Axial 0.8 1.4 2 0.31
(0,055555556 )
𝑠
= 3,375
𝑚 3𝑚 𝑥 ( )𝑚 Tabel 2. Penentuan Diameter Impeller
5
(9,81 2 ) 𝑥 3,375
𝑠 (2𝑥3𝑚)+( )𝑚
5
Berdasarkan SNI 6774:2008 [17], unit
= 1,0370 x 10-3 [memenuhi kriteria]
koagulasi memiliki kriteria:
Dengan ditambahkan 5 dinding, maka
bilangan reynold telah memenuhi kriteria.

III.2 Perancangan Unit Koagulasi


Pada unit koagulasi ini proses
pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan
air baku sehingga membentuk campuran yang
homogen digunakan metode pengadukan Tabel 3. Kriteria perencanaan unit koagulasi

mekanik tipe radial. Adapun kriteria desainnya (pengaduk cepat) SNI 6774:2008

adalah: Dengan acuan kriteria desain diatas selanjutnya


dilakukan perhitungan.
Geometic Ratio Range
D/T (Radial) 0.14-0.5
Direncanakan:
D/T (Axial) 0.17-0.4
 Debit = 2250 L/s = 2.250 m3/s (dari
H/D (Either) 2-4
pembagian kelompok). Direncanakan
H/T (Axial) 0.36-1.6
akan dibangun 2 SPAM sehingga debit
H/T (Radial) 0.28-2
tersebut dibagi dengan yang akan
B/D (Either) 0.7-1.6
dibangun. (2.250 m3/s)/2 = 1.125 m3/s
Tabel 1. Tank and Impeller Geometris for
 Tair = 24 Celcius (literatur suhu sungai
Mixing
winongo)
 Viskositas = 0.000911 Pa.s (viskositas
pada suhu 24 celcius)
11

 t = 5s (sesuai dengan kriterai desain 1- menghitung daya Pengadukan


5) 𝑃 = 𝐺 2 𝑥 𝑉𝑜𝑙 𝑥 𝜇
 G = 850 /s (sesuai dengan kriteria 8502
= 2 𝑥 5.625 𝑚3 𝑥 0.000911 Pa. s
desain >750) 𝑠
 Np = 5.7 (Power number impeller = 𝟑𝟕𝟎𝟐. 𝟑𝟔 𝑾𝒂𝒕𝒕

radial) Karena efisiensi motor power tidak mungkin

 𝜌 = 1000 𝑘𝑔/𝑚3 100% sehingga diasumsikan efisiensi motor

 Impeller ditempatkan1/3 dari kedalaman power sebesar 80%, sehingga diperlukan

tangki, agar impeller dapat bekerja lebih perhitungan ulang untuk mengetahui Motor

efisien. Power sebenarnya.


Motor Power Input
𝑃 3702.36 𝑊𝑎𝑡𝑡
Perhitungan: = = 𝟒𝟔𝟕𝟐. 𝟗 𝑾𝒂𝒕𝒕
80% 80%
Menghitung volume pengadukan
Melakukan evaluasi terhadap masing-masing
𝑚3
𝑉𝑜𝑙 = 𝑄. 𝑡 = (1.125 𝑥 5𝑠) = 5.625 m3 opsi diameter dari tabel geometri pengadukan
s

Diameter Impeller
mengasumsikan H/T=1.8 dari kriteria tabel 1.
Radial (m)
Maka H=1.8T.
Menggunakan Rentang
1 0.3 0.4 0.6
𝑉𝑜𝑙 = 𝜋(𝑇)2 𝑥(1.8𝑇) Impeller Radial (m)
4
𝜋.𝑇 3 D/T (Radial) 0.14-0.5 0.20 0.26 0.39
= 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
1.8

H/D (Either) 2-4 9.18 6.89 4.59


1.8𝑥𝑣𝑜𝑙
3 3 2𝑥5.625 𝑚 3
𝑇=√ = √ = 𝟏. 𝟓𝟖 𝒎
𝜋 𝜋 H/T (Radial) 0.28-2 1.80 1.80 1.80

𝐻 = 1.8𝑥𝑇 = 1.8 𝑥 1.21 𝑚 = 𝟐. 𝟖𝟓 𝒎 3.06 2.30 1.53


B/D (Either) 0.7-1.6
1
𝐵 = 𝐾𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑙𝑙𝑒𝑟 𝑥 𝐻 = 𝑥 2.42𝑚 Tabel 4. Tabel Geometri Pengadukan
3
= 𝟎. 𝟗𝟓 𝒎 Dapat disimpulan dari tabel 4 diatas
Karena hasil perhitungan merupakan dimensi bahwa yang paling memenuhi kriteria desain
perencanaan unit kuagulasi efektif sehingga adalah pada diameter impeller radial 0.6 m
perlu ditambahkan freeboard setinggi 0.6 meter karena memenuhi seluruh kriteria rentang yang
agar dapat menanggulangi luapan pada unit diberikan. Sehingga diameter impeller yang
ketika air yang masuk melebihi debit rencana. digunakan adalah 0.6 m.
Jadi tinggi dimensi unit koagulasi adalah H + Menghitung kecepatan rotasi impeller
Freeboard = 2.85 m + 0.6 m = 3.45 meter. 3 𝑝
𝑛=√
(𝑁𝑝). (𝐷𝑖)5 (𝜌)
12

tangki dan kompartemen tangki direncanakan


3 3702.36 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑛=√ memiliki alas berbentuk persegi untuk
(5.7). (0.6𝑚)5 (1000 𝑘𝑔/𝑚3 )
memudahkan perhitungan dimensi.
= 8.35 𝑟𝑝𝑠 = 501.1 𝑟𝑝𝑚 = 𝟓𝟎𝟏 𝒓𝒑𝒎
Sehingga kecepatan rotasi pengadukan
Perhitungan
adalah sebesar 501 rpm.
Menentukan dimensi tangki
Volume tangki = Q . t
III.3 Perancangan Unit Flokulasi
= 1.125 m3/s . 1200 s
Kriteria desain untuk flokulator mekanis
= 1350 m3
dengan pengaduk bilah sumbu vertikal menurut
Alas tangki = Volume tangki/kedalaman tangki
SNI-6774-2008 adalah sebagai berikut:
= 1350 m3 / 4 m
G = 10 – 70 /s
= 337.5 m2
t = 20 – 40 menit
tahap flokulasi = 2 – 4 tahap Panjang dan lebar tangki = √𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖

kecepatan rotasi = 8 – 25 rpm = √337.5 𝑚2


= 18.37 m
Berikut adalah perhitungan untuk unit flokulasi: = 18.5 m
Menentukan dimensi kompartemen
Direncanakan: Jumlah kompartemen = jumlah tahap . jumlah
Q = 1.125 m3/s tangki
t = 20 menit atau 1200 s [memenuhi kriteria] =3.3
G1 dan G2 = 70/s [memenuhi kriteria] = 9 kompartemen
G3 dan G4 = 60/s [memenuhi kriteria] Volume tiap kompartemen = volume tangki /
Jenis pengaduk = pitch blade turbine with jumlah
chamber (hydrofoil, 3 blades) kompartemen
Np = 0.25 = 1350 m3 / 9
Jumlah tahap = 3 tahap [memenuhi kriteria] = 150 m3
Kedalaman tangki = 4 meter
Suhu air = 24°𝐶
𝜇 = 0.000911 Ns/m2 Luas alas kompartemen = vol kompartemen / h
Jumlah tangki = 3 tangki = 150 m3 / 4 m
Letak pengaduk = 1/3 dari kedalaman air = 37.5 m2
𝜌air = 1000 kg/m3 Panjang sisi
kompartemen=√𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑎𝑟𝑡𝑒𝑚𝑒𝑛

= √37.5 𝑚2
13

= 6.1 Plate Settler menurut adalah sebagai berikut


= 6 m [memenuhi kriteria] [8]:
Menentukan diameter pengaduk SWD =3–5m
𝐷𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = √4 . 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑎𝑟𝑡𝑒𝑚𝑒𝑛/𝜋 Lsettler = 95% dari Ltangki
Approach velocity = 0.01 m/s
= √4 𝑥 37.5 𝑚2 /𝜋
Re < 50
= 6.8 m
Fr > 10-5
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 = Np . 𝐷𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
Llaunder = sama dengan Lsettler
= 0.45 x 6.8 m
Elevasi launder = 0.6 – 1 m di atas settler
=3m
Sludge zone = 0.6 – 1 m
Menentukan besar daya pengadukan
Launder weir loading (q) <300 m3/hari.m
P = 𝐺 2 . 𝜇 . Volume kompartemen
Ketinggian tangki (h) = 3 – 6 m
P1 = (70/𝑠)2. (0.000911 Ns/m2)2 . 150 m3
Ketinggian settler = 1.4 m
= 669.58 Watt
P2 = (60/𝑠)2. (0.000911 Ns/m2)2 . 150 m3
Berikut adalah perhitungan untuk unit
= 491.94 Watt
flokulasi:
Menentukan kecepatan rotasi maksimum
Direncanakan:
3 𝑃
n = √𝑁𝑝 . 𝐷 2 . Q = 1.125 m3/s
𝑖 𝜌
Surface loading (So) = 0.0021 m/s
3 669.58 watt
n1 = √0.25 . (3 𝑚)2 . Lebar tangki (w) =6m
1000 kg/m3

= 0.222 rps Tinggi tangki (h) = 3.2 m

= 13.35 rpm [memenuhi kriteria] Suhu air = 24°𝐶


𝜇 = 0.000000911 m2/s
3 491.94 watt
n2 = √0.25 . (3 𝑚)2 . Jumlah launder =3
1000 kg/m3

= 0.2 rps Lebar launder =1m

= 12 rpm [memenuhi kriteria] Jumlah tangki (n) = 4 tangki


Elevasi launder (z) = 0.6 m [memenuhi
Dari perhitungan, disimpulkan bahwa semua kriteria]
kriteria desain telah terpenuhi. Hal itu berarti Freeboard = 0.6 m [memenuhi
hasil perhitungan yang didapat dapat digunakan kriteria]
untuk mendesain unit flokulasi. Sludge zone = 0.6 m
Jarak antar plate = 0.05 m

III.4 Perancangan Unit Sedimentasi Sudut settler = 60°𝐶


Kriteria desain untuk bak sedimentasi
jenis Rectangular Sedimentation Basin with
14

Perhitungan = (2 x 6 m) + (2 x 0.05 m)
Menghitung area efektif untuk satu tangki = 12.1 m
𝐴𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Q / So R = A/P
= 1.125 m3/s / 0.0021 m/s = 0.3 m2 / 12.1 m
= 540 m2 = 0.025 m
𝐴𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 per tangki = 𝐴𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 total / n Re = Vfc . R / 𝜇

= 540 m2 / 4 = 0.0024 m/s . 0.025 m / 0.000000911 m2/s

= 135 m2 = 65 [sedikit melebihi kriteria]


𝑣𝑓𝑐 2
Menghitung panjang settler dan panjang tangki Fr = 𝑔. R
Lsettler = Aper tangki / w ( 0.0024 m/s)2
= 9.81 𝑚/s2 .
2
= 135 m / 6 m 0.025 m

= 22.5 m = 2.38 x 10-5 [memenuhi kriteria]

Ltangki = Lsettler / 95% Menentukan launder weis loading

= 22.5 m / 0.95 Llaunder = Lsettler

= 23.68 m = 22.5 m

= 24 m Q
𝑞=
𝑛 . 𝑛𝑙 . 𝐿𝑙𝑎𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 . 2
SWD = h + z + fr + sludge
1.125 𝑚3
= 3𝑥
= 3.2 m + 0.6 m + 0.6 m + 0.6 m 4 𝑥 22.5 𝑚 𝑥 2

= 5 m [ memenuhi kriteria] = 0.0021 m3/s.m


Menghitung kecepatan = 180 m3/hari.m [memenuhi kriteria]
𝑄
𝑣𝑎𝑝𝑝𝑟𝑜𝑎𝑐ℎ =
𝑛. ℎ. 𝑤 Dari perhitungan, disimpulkan bahwa semua
1.125 m3/s
= 4. kriteria desain kecuali nilai Re telah terpenuhi.
3.2 𝑚 . 6 𝑚

= 0.01 m/s [memenuhi kriteria] Meski tidak sesuai dengan kriteria desain,
𝑄 perbedaan antara nilai Re yang didapat dan
𝑣𝑓𝑐 =
𝑛 . 𝐴𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 . 𝑠𝑖𝑛∅ nilai Re kriteria desain tidak jauh berbeda.
1.125 m3/s Maka, hasil perhitungan yang didapat dapat
= 4. 135 m2 . 𝑠𝑖𝑛60
digunakan untuk mendesain unit sedimentasi.
= 0.0024 m/s

Mencari nilai Re dan Fr settler


𝐴 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 𝑥 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑡𝑙𝑒𝑟
= 6 𝑚 𝑥 0.05 m
= 0.3 m2
P = 2.lebar tangki + 2.jarak settler
15

III.5 Sketsa Unit

Arah influen

Gambar 1. Unit Prasedimentasi Tampak Atas dalam Satuan Milimeter.

Arah influen

Gambar 2. Unit Prasedimentasi potongan A-A dalam Satuan Milimeter.

Arah influen

Gambar 3. Potongan B-B dalam Satuan Milimeter.


16

Arah influen

Gambar 4. Unit Koagulasi Tampak Atas dalam Satuan Meter.

Arah influen

Gambar 5. Potongan A-A dalam Satuan Meter.


17

Arah influen

C C

Gambar 6. Unit Flokulasi Tampak Atas dalam Satuan Meter.

Arah influen

Gambar 7. Potongan C-C dalam Satuan Meter.


18

Arah influen

D D

Gambar 8. Unit Sedimentasi Tampak Atas dalam Satuan Meter.

Arah influen

Gambar 9. Potongan D-D dalam Satuan Meter.


19

BAB IV 2.75 m, freeboard setinggi 0.6 m dan


KESIMPULAN water depth below impeller adalah 0.92
1. Unit prasedimentasi dibutuhkan untuk m. Dengan dimensi demikian ditemukan
mengendapkan partikel-partikel yang hasil daya pengadukan yang diperlukan
berukuran relatif besar sehingga dapat 3702.36 Watt diasumsikan efisiensi
mengurangi beban pada proses 80% maka daya pengadukan sebenarnya
selanjutnya. Pada unit ini direncanakan adalah sebesar 4672.9 Watt, serta
menggunakan 2 tangki berbentuk kecepatan rotasi dari pengadukan adalah
rectangular. Adapun dimensi yang 501 rpm.
didapatkan adalah panjang tangki 4. Unit sedimentasi digunakan untuk
sebesar 24 m, lebar tangki sebesar 3,375 mengendapkan flok-flok yang telah
m dan kedalaman nya 3 m. Pada terbentuk pada unit flokulasi. Pada
perancangan desain unit prasedimentasi perencanaan ini digunakan unit
dibutuhkan penambahan dinding sedimentasi jenis Rectangular
sebanyak 5 sekat agar bilangan reynold Sedimentation Basin With Plate Settler
dan froude nya memenuhi kriteria dengan 3 tangki dan masing-masing
berdasarkan SNI 6774 tahun 2008. tangki memiliki 3 launder. Jarak antar
2. Unit flokulasi dibutuhkan untuk plate settler sebesar 50 mm dan plate
memperbesar flok yang telah terbentuk settler memiliki kemiringan 60˚. Dari
pada unit koagulasi. Direncanakan unit perhitungan didapat side water depth
flokulasi tipe mechanical mixer with (SWD) sebesar 5 meter, panjang tangki
vertical shaft flocculator dengan 3 sebesar 24 meter, dab lebar tangki
tangki dan 3 tahap (9 kompartemen). sebesar 6 meter.
Tangki memiliki alas sama sisi
sepanjang 18.5 meter. Setiap DAFTAR PUSTAKA
kompartemennya juga memiliki alas [1] Ardra. (2013). Pengolahan Air Minum,
sama sisi dengan panjang 6 meter. Water Treatment. Wordpress
Digunakan diameter pengaduk pada unit
[2] PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
flokulasi sebesar 3 meter.
INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001
3. Pada unit koagulasi metode yang
digunakan adalah pengadukan mekanis [3] Anggrainim Fitrijani. (2014). SPESIFIKASI

menggunakan impeller radial dengan UNIT PAKET INSTALASI PENGOLAHAN

diameter sepanjang 0.6 m. Adapun AIR. Bandung: Pusat Penelitian dan

dimensi equivalent tank diameter Pengembangan Permukiman BALITBANG

sebesar 1.53 m, water depth sedalam Kementrian Pekerjaan Umum


20

[4] Ditjen Cipta Karya. (2018). Target Akses TREATMENT). Banjarbaru: Konversi,
Universal 2019 Hadapi Tantangan Berat. Volume 6 No. 1
Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan
[13]Az-zahra, Sarah. (2013). Tugas Besar
Perumahan Rakyat
Fisika-Kimia II.
[5] AL RAWI S.M., BILAL A.A. (2013).
[14] Siagan, Timmy. (2012). Laporan Mixing.
Impact of Raw water characteristics on
Aski-Mosul [15] Rabah, Fahid. (2007). Water Treatment

[6] Yulianti P, C. (2012). Desain Unit Lecture: Water Resources Engineeering

Prasedimentasi Instalasi Pengolahan Air Civil Engineering ENGC 6305.

Minum. Teknik lingkungan, Fakultas [16] Kawamura, S. (1991). Integrated Design of


Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS- Water Treatment Facilities. John. Willey &
Surabaya. Sons, Inc.
[7]ANGRENI, E. (2009). Review on
[17]SNI 6774:2008. (2008). Tata cara
optimization of conventional drinking water
perencanaan unit paket instalasi
treatmen plant.Word applied sciences
pengolahan air. Badan Standarisasi
journal, 7(9):1144-1151
Nasional (BSN).
[8] Kawamura, S. (2000). Integrated Design and
Operation of Water Treatment Facilities. [18] Kamulyan, Budi. (1997). Teknik
Penyehatan (Bagian A1:Teknik
Canada: John Wiley dan Sons, Inc.
Pengolahan Air). Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
[9] Sugiharo. (1987). Dasar-Dasar Pengelolaan
Air Limbah. Depok: Universitas Indonesia
(UI-Press)

[10]Indaryanto, Hariwiko. (2017). Perancangan


Unit Instalasi Pengolahan Air Minum
Kampus Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya: JURNAL TEKNIK
ITS Vol. 6, No. 1

[11]PERATURAN MENTERI KESEHATAN


NOMOR 492 TAHUN 2010

[12]Wiyono, Noerhadi. (2017). SISTEM


PENGOLAHAN AIR MINUM
SEDERHANA (PORTABLE WATER
21

Anda mungkin juga menyukai