Kelompok 19
KHANSA ANNISA/ 104216024
EVA NUR FAUZIAH/ 104216062
AHMAD AMIRUDDIN/ 104216070
TUGAS BESAR
PERENCANAAN SISTEM BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
UNIT PRA SEDIMENTASI, KOAGULASI DAN FLOKULASI
Khansa Annisa1, Eva Nur Fauziah1, Ahmad Amiruddin1*
1
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Perencanaan Infrasturktur, Universitas Pertamina
Kawasan Universitas Pertamina, Jl. Teuku Nyak Arief, Simprug, Kebayoran lama, Jakarta Selatan 12220
*Corresponding author: ahmadenginer9210@gmail.com
lulusan yang dapat merencanakan dan berasal dari sungai, danau, waduk, dll. Jenis
mengoperasikan suatu SPAM. sumber air baku yang digunakan di Indonesia
Pada tulisan ini lebih ditekankan dalam sebagian besar menggunakan air sungai namun
perencanaan unit pra sedimentasi, koagulasi, keadaan sungai yang kondisinya tidak stabil
dan flokulasi. Adapun data dan kriteria desain menyebabkan air baku yang berasal dari sungai
yang digunakan berdasarkan studi literatur serta terkadang memiliki konsentrasi suspended solid
debit yang digunakan adalah 2250 L/s yang (SS) yang tinggi. Konsentasi SS yang tinggi
berasal dari dosen pengampu mata kuliah akan mengganggu kerja unit-unit pada
Perencanaan Sistem Bangunan Pengolahan Air bangunan pengolahan air minum oleh karena itu
Minum (PSBPAM). Serta sungai yang menjadi dibutuhkan sebuah unit pendahuluan yaitu
studi kasus pada laporan ini adalah sungai prasedimentasi agar tidak membebani unit
winongo dengan mengambil data suhu sungai selanjutnya.
tersebut yaitu sebesar 24℃ melalui literatur Bangunan prasedimentasi merupakan
berjudul “PENGARUH KEKASARAN bangunan pengolahan tahap pertama dalam
SALURAN DAN SUHU AIR SUNGAI PADA sistem instalasi pengolahan air bersih dimana
PARAMETER KUALITAS AIR COD, TSS DI yang berfungsi mengendapkan atau mencegah
SUNGAI WINONGO MENGGUNAKAN partikel-partikel diskrit seperti
SOFTWARE QUAL2Kw” ditulis oleh Nelly lumpur,lempung,pasir,maupun material kasar
Marlina, Hudori, dan Ridwan Hafidh dari lainnya agar tidak masuk kedalam instalasi
Jurusan Sains dan Teknologi Lingkungan, pengolahan air dan dapat mereduksi material
Universitas Islam Indonesia. kasar yang terkandung di dalam air baku sampai
Diharapkan dengan tugas ini dapat ke tingkat minimal. Terdapat empat zona dalam
meningkatkan keilmuan mahasiswa teknik tahap prasedimentasi yaitu :
lingkungan Universitas Pertamina dalam 1. Zona inlet
merencanakan SPAM yang efektif dan efisien berfungsi untuk mendistribusikan air
sehingga dapat ikut berkontribusi dalam yang masuk secara seragam pada seluruh
mencapai target 100% akses pelayanan air unit prasedimentasi dengan beragam
minum. variasi debit.
2. Zona pengendapan
BAB II zona dimana partikel tersuspensi yang
STUDI LITERATUR terdapat pada influen disisihkan dengan
II.1 Unit Pra Sedimentasi cara terendapkan pada zona lumpur yang
Air baku mempunyai peranan yang ada dibawahnya.
penting dalam suatu proses penyediaan dan 3. Zona lumpur
pengolahan air bersih. Sumber air baku bisa
3
tempat menampung zat padat yang telah bagus digunakan untuk sumber air yang
terendapkan dari air baku. memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi dan
4. Zona outlet dapat menyaring partikel diskrit atau lumpur
dirancang untuk mencegah aliran dalam jumlah yang besar. Sedangkan
pendek. kelemahan nya adalah konsentrasi dan
Hal hal yang harus dipertimbangkan dalam unit karakteristik partikel tersuspensi dapat
prasedimentasi sebagai berikut [5]: mempengaruhi kinerja dan efisiensi tangki
1. Lokasi sedimentasi [6], meskipun pra-sedimentasi
lokasi perletakan bak prasedimentasi. dapat mengurangi kekeruhan namun kekeruhan
Penempatan bak prasedimentasi pada yang rendah akan sulit ditangani di unit
lokasi intake akan memaksimalkan pengolahan air [7].
kegunaan bak karena grit tersisihkan Berikut persamaan yang dipakai pada proses
lebih awal dan menekan kemungkinan prasedimentasi [8]:
akumulasi grit pada pada saluran/pipa 1. Overflow rate
transmisi air baku. 𝑄
𝑣𝑜 = 𝑊.𝐻
2. Jumlah kompartmen 𝑄
So = 𝑊.𝐿
sebaiknya bak prasedimentasi dibangun
Keterangan:
dalam bentuk tunggal yang memiliki dua
So = surface loading (m/s2)
kompartmen apabila satu kompartmen
Vo = horizontal flow velocity (m/s2)
sedang dibersihkan maka kompartmen
Q = debit (m3/s)
lainnya masih dapat beroperasi sehingga
2. Bilangan reynolds
supplai air ke instalasi tidak terganggu.
sesuai dengan SNI 6774 Tahun 2008
3. Bentuk
tentang Tata Cara Perencanaan Unit
Bentuk kolam yang memanjang dengan
Paket Instalasi Pengolahan Air, nilai
aliran horizontal dapat mencegah
Bilangan Reynolds harus kurang dari
kemungkinan terjadinya aliran
2000.
pendek,tampang alirannya relatif
Bilangan Reynold dapat dihitung
konstan sehingga tidak akan
menggunakan persamaan:
mengganggu proses pengendapan
𝑉.𝑑
partikel suspensi. NRe = μ
Td = waktu detensi (menit) color yang tidak berbahaya bagi kesehatan [12].
utama ke 5 dalam SPAM. Unit ini berfungsi Hal-hal yang perlu di pertimbangkan
sebagai pengaduk koagulan secara merata dan dalam unit koagulasi adalah dipertimbangkan
dilakukan penambahan bahan kimia ke air yang 1. Jenis koagulan yang akan dipakai
diolah untuk mendestabilisasi partikel kemudian 2. Jumlah bahan kimia dan karakteristiknya
dari koagulasi menjadi influen untuk flokulasi. yang umum digunakan diantaranya adalah
Influen flokulasi diaduk dengan kecepatan Horizontal Baffled Channel dan Vertically
pengadukan yang rendah sehingga flok-flok Baffled Channel [15]. Jenis flokulator yang
kecil yang terbentuk dari proses koagulasi akan digunakan untuk perencanaan ini adalah
bergabung menjadi flok yang lebih besar. Dalam mechanical mixer with vertical shaft flocculator
merancang unit flokulasi, faktor-faktor yang atau dalam Bahasa Indonesia disebut flokulator
harus dipertimbangkan adalah mekanis dengan pengaduk bilah sumbu vertikal.
Flokulator jenis ini lebih cocok untuk digunakan
1. Kualitas air baku
skala besar, kinerja flokulator mekanik sumbu
2. Tipe flokulasi
vertikal kinerjanya cukup baik, namun tidak
3. Kualitas air yang ingin didapat
sebaik flokulator horizontal dan flokulator
4. Headloss tersedia
baffle. Fleksibilitas flokulator baik. Namun
5. Variasi debit instalasi
flokulator mekanik memerlukan intensitas
6. Kondisi lokal
pemeliharaan yang lebih rutin serta biaya yang
7. Biaya
lebih besar dibandingkan dengan flokulator
Waktu detensi flokulasi mempengaruhi hidraulik [16].
pembentukan ukuran flok. Semakin lama waktu
Adapun persamaan-persamaan yang digunakan
detensi, semakin besar flok yang terbentuk.
dalam perhitungan flokulasi adalah:
Masing-masing unit lanjutan dari flokulasi
a. Diameter pengaduk
memiliki kriteria ukuran flok yang berbeda-
𝐷𝑖 = 𝑁𝑝 . 𝐷𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
beda. Jika menginginkan menggunakan unit
sedimentasi setelah unit flokulasi, maka flok Keterangan
harus dibentuk hingga besar dan padat. Namun 𝐷𝑖 = diameter pengaduk (m)
jika unit pengolahan setelahnya adalah unit Np = power number (0.4 – 0.5)
filtrasi, maka flok yang terbentuk tidak boleh 𝐷𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = diameter tangki (m)
terlalu besar dan terlalu padat. Hal ini juga dapat b. Water Power
disesuaikan dengan turbiditas dari air baku. 𝑃 = 𝐺 2 . 𝜇 . 𝑉𝑜𝑙
SPAM yang akan dibangun. Q = (2,25 Menghitung bilangan reynold dan froude
3 3
m /s) = 1,125 m /s
𝐴 𝐻.𝑊
𝑉.𝑅 𝑣 𝑣
Jumlah tangki yang dipakai: 2 buah Re = 𝜇
= 𝜇
𝑃
= 2𝐻+𝑊
𝜇
Surface loading = 25 m/jam =
3𝑚 𝑥 3,375𝑚
0,055555556𝑚/𝑠 (2𝑥3𝑚)+3,375
0,006944444 m/s 𝑚
= 0,0000000911 𝑁𝑠/𝑚²
Kedalaman: 3 m
μ=0,000911 Ns/m2 = 0,000000911 m2/s = 65861,69 [tidak memenuhi kriteria]
𝑣²
Fr = (𝑔)(𝑅)
perhitungan:
𝑚 2
(0,055555556 )
menghitung area tangki = 𝑠
𝑚 3𝑚 𝑥 3,375𝑚
(9,81 2 ) 𝑥 (2𝑥3𝑚)+3,375
1,125 3 𝑠 𝑚
𝑄 𝑚 /𝑠
2
A= = 0,006944444 𝑚/𝑠
𝑆𝑜
= 2,621831 x 10-4 [memenuhi kriteria]
2
= 81 m
L:W = 24 : 3,375
mekanik tipe radial. Adapun kriteria desainnya (pengaduk cepat) SNI 6774:2008
tangki, agar impeller dapat bekerja lebih perhitungan ulang untuk mengetahui Motor
Diameter Impeller
mengasumsikan H/T=1.8 dari kriteria tabel 1.
Radial (m)
Maka H=1.8T.
Menggunakan Rentang
1 0.3 0.4 0.6
𝑉𝑜𝑙 = 𝜋(𝑇)2 𝑥(1.8𝑇) Impeller Radial (m)
4
𝜋.𝑇 3 D/T (Radial) 0.14-0.5 0.20 0.26 0.39
= 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
1.8
= √37.5 𝑚2
13
Perhitungan = (2 x 6 m) + (2 x 0.05 m)
Menghitung area efektif untuk satu tangki = 12.1 m
𝐴𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Q / So R = A/P
= 1.125 m3/s / 0.0021 m/s = 0.3 m2 / 12.1 m
= 540 m2 = 0.025 m
𝐴𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 per tangki = 𝐴𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 total / n Re = Vfc . R / 𝜇
= 23.68 m = 22.5 m
= 24 m Q
𝑞=
𝑛 . 𝑛𝑙 . 𝐿𝑙𝑎𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 . 2
SWD = h + z + fr + sludge
1.125 𝑚3
= 3𝑥
= 3.2 m + 0.6 m + 0.6 m + 0.6 m 4 𝑥 22.5 𝑚 𝑥 2
= 0.01 m/s [memenuhi kriteria] Meski tidak sesuai dengan kriteria desain,
𝑄 perbedaan antara nilai Re yang didapat dan
𝑣𝑓𝑐 =
𝑛 . 𝐴𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 . 𝑠𝑖𝑛∅ nilai Re kriteria desain tidak jauh berbeda.
1.125 m3/s Maka, hasil perhitungan yang didapat dapat
= 4. 135 m2 . 𝑠𝑖𝑛60
digunakan untuk mendesain unit sedimentasi.
= 0.0024 m/s
Arah influen
Arah influen
Arah influen
Arah influen
Arah influen
Arah influen
C C
Arah influen
Arah influen
D D
Arah influen
[4] Ditjen Cipta Karya. (2018). Target Akses TREATMENT). Banjarbaru: Konversi,
Universal 2019 Hadapi Tantangan Berat. Volume 6 No. 1
Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan
[13]Az-zahra, Sarah. (2013). Tugas Besar
Perumahan Rakyat
Fisika-Kimia II.
[5] AL RAWI S.M., BILAL A.A. (2013).
[14] Siagan, Timmy. (2012). Laporan Mixing.
Impact of Raw water characteristics on
Aski-Mosul [15] Rabah, Fahid. (2007). Water Treatment