Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

ESTIMASI ARUS KAS DAN ANALISIS RISIKO

Oleh:

MUTIA SARI
190262201047

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KEBANGSAAN INDONESIA
2020

1
2

DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................2

PEMBAHASAN ..................................................................................................3

ESTIMASI ARUS KAS DAN ANALISIS RISIKO.........................................3

1. Isu Konseptual Dalam Estimasi Arus Kas.................................................3


1.1 Arus Kas Bebas Versus Pendapatan Akuntansi.................................3
1.2 Waktu Penggunaan Arus Kas.............................................................4
1.3 Arus Kas Inkremental.........................................................................4
1.4 Proyek Pengganti................................................................................4
1.5 Biaya Peluang Terkait Dengan Aset Yang Dimiliki Perusahaan.......5
1.6 Eksternalitas........................................................................................5
2. Analisis Suatu Perluasan Proyek...............................................................6
3. Analisis Penggantian.................................................................................6
4. Analisis Risiko Dalam Penganggaran Modal............................................6
5. Mengukur risiko berdiri sendiri.................................................................7
5.1 Analisis Sensitifitas............................................................................8
5.2 Rantai Penggantian.............................................................................8
5.3 Anuitas Tahunan Yang Ekuivalen......................................................9
5.4 Analisis Skenario................................................................................10
5.5 Simulasi Monte Carlo.........................................................................10
6. Risiko Di Dalam Perusahaan dan Beta 10.................................................11
7. Umur proyek yang tidak sama...................................................................12

Kesimpulan..........................................................................................................13

Lampiran..............................................................................................................15
3

PEMBAHASAN

ESTIMASI ARUS KAS DAN ANALISIS RISIKO

1. Isu Konseptual Dalam Estimasi Arus Kas

Sebelum proses estimasi arus kas diilustrasikan, kita perlu mendiskusikan


beberapa isu konseptual penting.

1.1 Arus Kas Bebas Versus Pendapatan Akuntansi

NPV dari proyek sama dengan nilai sekarang dari arus kas bebas yang
didiskontokan. Arus kas didenifikasikan sebagai:

FCF=[ EBIT (1 – T )+ Penyusutan dan Amortisasi] – ¿

Proyek tertentu membayar perusahaan mengeluarkan uang diawal,


yaitupada t = 0 untukmelakukan investasipenting diaset tetap dan modal kerja
operasi neto. Untuk penyederhanaan, kecuali dinyatajan lain, kita akan
mengasumsikan bahwa investasi dalam aset tetap dan modal kerja operasi neto
akan timbul hanya pada t = 0.setelah investasi awal dibuat, proyek diharapkan
akan menghasilkan arus kas positif selama proyek itu berlangsung. Istilah dalam
kurung pertama dalam persaamaan arus kas bebas [EBIT (1 – T) + Penyusutan
dan Amortisasi] melambangkan arus kas operasi dari proyek. Arus kas akan
berbeda-beda sepanjang umur proyek.

Setelah proyek selesai perusahaan menjual semua aset tetap dan


persediaan milik proyek tersebut, dan menerima kas. Harga yang diterima
perusahaan untuk asettetap di akhir proyek direferensikan sebagai nilai sia
(salvage value). Perusahaan juga harus membayar pajak jika nilai sisa dari aset
melebihi nilai buku. Lebih spesifiknya sebagai berikut:

Pajak yang dibayar untuk nilai sisa aset=tarif pajak x ¿


4

Nilai buku sama dengan harga dari aset dikurangi dengan total
akumulasipenyusutan aset. Meskipun penyusutan bukan beban kas, namun tetap
memengaruhi jumlah pajak perusahaan.

1.2 Waktu Penggunaan Arus Kas

Analisis anggaran modal menangani arus kas tepat saat arus kas terjadi,
secara teori arus kas harian akan lebih baik dari pada arus kas tahunan. Namun
mengestimasi dan menganalisis arus kas harian akan sangat mahal, dan
kemungkinan tidak lebihbakurat daripada estimasi tahunan.. oleh karena itu,
secaraumum kita mengestimasikan bahwa semua arus kas dibuat diakhir tahun,
untuk proyek yang arus kasnya bisa dengan sangat mudah diperkirakan,
mengasumsikan bahwa arus kas bisa dibuat ditengah tahun, tetapi untuk semua
tujuan, arus kas diterima akhir tahun.

1.3 Arus Kas Inkremental

Arus Kas Inkremental merupakan arus kas yang akan terjadi jika dan
hanya jika perusahaan melaksanakan suatu proyek. Didalam anggaran modal
peristiwa itu dimaksud merupakaan penerimaan perusahaan atas sebuah proyek
dan Arus Kas Inkremental adalah yang timbul sebagai hasil dari keputusan.

1.4 Proyek Pengganti

Proyek dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proyek perluasan, dimana
perusahaan dapat dipulihkan dimasa depan terlepas apakah proyek yang
dipertimbangkan diterima atau tidak. Dalam penggaran modal,, kita memberi
perhatian khusus terhadap arus kas inkrumental masa depan (untuk mengetahui
apakah arus investasi baru akan menghasilkan arus kas inkrumentalyang cukup
untuk membenarkan investasi inkrumental. Karena biaya bertanam terjadi dimasa
lalu dan tidak bisa dipulihkan, terlepas dari proyek tersebut diterima atau ditolak,
hal itu tidak relevan dengan analisis anggaran modal.
5

1.5 Biaya Peluang Terkait Dengan Aset Yang Dimiliki Perusahaan

Biaya peluang (opportunity cost) merupakan pengembalian dari alternatif


penggunaan aset yangterbaik atau pengembalian tertinggi yang tidak akan
diperoleh jika aset tidak digunakan untukproyek baru.

1.6 Eksternalitas

Eksternalitas merupakan dampak pada perusahaan atau lingkungan yang


tidak tercermin didalam arus kas proyek. Terdapat tiga jenis eksternalitas yaitu
eksternalitas negatif di dalam dalam perusahaan, eksternalitas positif didalam
perusahaan dan eksternalitas lingkungan.

a. Eksternalitas di dalam dalam perusahaan yang negatif


Dalam kasus Home Depot dimana membuka toko baru yang terlalu
dekat dengan toko lama membuat pelanggan toko lama pergi. Dalam
kasus ini meskipun toko baru yang memiliki arus kas yang positif,
keberadaannya mengurangi beberapa arus kas perusahaan saat ini.
Jenis eksternalitas ini disebut kanibalisasi yang merupakan situasi
ketika suatu proyek baru mengurangi arus kas yang seharusnya
dimiliki oleh perusahaan jika tidak ada proyek tersebut. Jenis kasus ini
disebut kanibalisasi karena bisnis yang baru memakan bisnis
perusahaan yang lama atau yang telah ada sebelumnya.
b. Eksternalitas didalam perusahaan yang positif
Karnibalisasi terjadi apabila produk baru bersaing dengan produk lama
namun proyek dapat menjadi pelengkap proyek lama, dimana arus kas
dari operasi lama akan bertambah ketika prosuk baru diperkenalkan.
c. Eksternalitas Lingkungan
Tipe paling umum dari eksternalitas negatif adalah dampak proyek
terhadap lingkungan. Peraturan dalam regulasi pemerintah membatasi
apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan, tetapi perusahaan memiliki
fleksibilitas untuk menangani lingkungan.
6

2. Analisis Suatu Perluasan Proyek

Dalam menganilisis 2 proyek S dan L, nilai arus kas sudah diberikan dan
kita menggunakan nilai tersebut untuk mengilustrasikan bagaimana NPV, IRR,
MIRR dan pelunasan dihitung. Dalam dunia nyata arus kas proyek sangat jarang
diberikan langsung kepada kita, sebaliknya staf keuangan harus mengumpulkan
semua informasi yang relevan, informasi ini seringkali berasal dari dalam
perusahaan.

3. Analisis Penggantian

Di Bagian terakhir, kita beranggapan bahwa proyek S seluruhnya adalah


proyek baru. Oleh karena itu semua arus kas adalah inkremental, nilai ini hanya
timbul jika perusahaan menerima proyek tersebut, itu benar untuk perluasan
proyek, tetapi untuk proyek pengganti kita harus menemukan arus kas diferensial
antara proyek lama danbaru, dan diferensial ini merupakan arus kas inkremental
yang kita analisis.

4. Analisis Risiko Dalam Penganggaran Modal

Setiap proyek memiliki risiko yang berbeda-beda dan harus


dipertimbangkan dalam keputusan penganggaran modal., namun sangat sulit
untuk mengukur suatu resiko, terutama untuk proyek yang belom pernah
dilakukan, oleh karena itu biasanya manajer menangani resiko dengan cara yang
berbeda-beda.

Tiga jenis risiko yang berbeda dan terpisah terdiri atas:

1. Risiko berdiri-sendiri merupakan risiko yang dimiliki aset jika merupakan


aset tunggal perusahaan dan jika investor hanya memiliki satu saham.
Risiko yang berdiri sendiri diukur dengan variabilitas pengembalian yang
diharapkan atas proyek tersebut. Risiko berdiri-sendiri proyek dengan
asumsi:
a. Bahwa hanya itulah aset yang dimiliki perusahaan
b. Hanya saham perusahaan itulah yang ada dalam portofolio investor
7

2. Risiko korporasi merupakan risiko yang terkait diversifikasi perusahaan,


tetapi bukan diservikasi pemegang saham. Risiko ini diukur dengan
dampak proyek terhadap ketidakpastian pengembalian yang diharapkan
perusahaan dimasa depan.risiko kprporasi atau risiko didalam perusahaan
merupakan risiko bagi korporasi daripada investornya. Risiko didalam
perusahaan memperhitungkan fakta bahwa proyek merupakan satu-
satunya aset di portofolio aset perusahaan.
3. Risiko pasar atau beta mempertimbangkan diserfikasi perusahaandan
pemegang saham, risiko ini diukur dengan koefisien proyek beta. Risiko
pasar, atau Beta market, or beta, Risk, yaitu risiko proyek yang terlihat
oleh pemegang saham yang terdiversifikasi dan mengetahui bahwa:
a. Proyek ini merupakan satu-satunya aset yang dimiliki perusahaan dan
b. Paham perusahaan merupakan satu bagian dari portofolio miliknya.
Risiko pasar proyek diukur dari dampak proyek terhadap koefisien
beta.

secara teori, risiko pasar merupakan yang risiko paling relevan diantara
ketiga risiko diatas karena risiko itu tercermin dalam harga
saham.sayangnya, risiko pasar merupakan risiko yang paling sulit untuk
diestimasikan utamanya karena proyek baru tidak memiliki harga pasar
yang bisa dikaitkan dengan pengembalian pasar saham.

Proyek-proyek pada umumnya diklasifikasikan ke dalam beberapa


kategori. kemudian, dengan nilai wa cc perusahaan secara keseluruhan
sebagai titik awal, biaya modal yang disesuaikan dengan risiko cost of
capital ditentukan untuk setiap kategori. sebagai contoh suatu perusahaan
membangun tiga golongan risiko menentukan wa Cece perusahaan untuk
merata-ratakan risiko proyek, menambahkan premi risiko sebesar 5%
untuk proyek beresiko tinggi, dan mengurangkan 2% untuk proyek dengan
risiko rendah.
8

5. Mengukur risiko berdiri sendiri

Risiko berdiri sendiri suatu proyek mencerminkan ketidakpastian arus


kasnya. investasi yang dibutuhkan, unit penjualan, harga jual, dan biaya
operasional yang ditunjukkan di tabel 12.1 untuk proyek merupakan subjek atas
ketidakpastian. Tahun pertama penjualan diproyeksikan 2.685 unit seharusnya
2.685.000 tapi kita menyebutnya menjadi 2.685 untuk mempersingkat analisis
untuk dijual pada harga 2 dolar per unit. namun, unit yang terjual dapat dipastikan
lebih tinggi atau lebih rendah dari 2.685, dan harganya kemungkinan akan
berbeda dari yang diperkirakan, yaitu $2 per unit. Demikian pula, variabel lainnya
akan berbeda dari nilai yang sudah diindikasikan. ada tiga teknik yang dapat
digunakan untuk menilai risiko, yaitu 1 analisis sensitifitas, 2 analisis skenario
dan 3 simulasi Monte Carlo. Kita akan membahas ketiganya di bagian-bagian
berikut ini.

5.1 Analisis Sensitifitas

Analisis sensitifitas (sensitivity analysis) mengukur perubahan persentase


pada npv yang diakibatkan oleh perubahan persentase pada variabel input, apabila
hal-hal yang lain = nilai yang diharapkan titik analisis inilah yang paling banyak
digunakan untuk analisis risiko dan dipakai oleh sebagian besar perusahaan.
Analisis ini dimulai dengan situasi kasus dasar gimana npv proyek dihitung
menggunakan nilai kasus dasar untuk setiap variabel input titik berikut merupakan
daftar input utama untuk proyek S:

a. biaya peralatan
b. perubahan dalam modal kerja operasi neto
c. Unit penjualan
d. Biaya variabel per unit
e. Biaya tetap operasional
f. Tarif pajak
g. WACC
9

5.2 Rantai Penggantian

Pendekatan rantai penggantian umur yang sama (replacement chain


common life approach) suatu metode yang membandingkan proyek dengan usia
yang berbeda dan diasumsikan bahwa setiap proyek dapat diulang sebanyak
mungkin untuk mencapai umur yang sama. npv sepanjang umur ini kemudian
dibandingkan dan proyek dengan npv usia sama yang lebih tinggi yang dipilih.
Seperti yang ditunjukkan di bagian 2 pada gambar 12.30. Pendekatan ini
melibatkan perhitungan npv dari proyek f selama lebih dari 6 tahun, dimana
merupakan usia dari proyek c kemudian membandingkan npv yang diperpanjang
dengan npv proyek c selama lebih dari 6 tahun yang sama. kita melihat bahwa
dengan basis umur yang sama proyek f menjadi proyek yang lebih baik.

5.3 Anuitas Tahunan Yang Ekuivalen

Metode anuitas tahunan yang ekuivalen ekuivalen annual annuity - eaa


metode yang menghitung pembayaran tahunan yang akan diberikan oleh suatu
proyek apabila merupakan anuitas. Ketika membandingkan proyek dengan umur
yang tidak sama proyek dengan ea tertinggi yang dipilih. Teknisi listrik membuat
pembangkit listrik dan jalur distribusi merupakan pihak pertama yang menemukan
masalah umur proyek yang tidak setara. mereka dapat menggunakan
transformator yang memiliki biaya yang relatif rendah tetapi memiliki umur yang
pendek atau mereka dapat menggunakan transformator yang memiliki biaya yang
relatif tinggi tapi memiliki umur yang panjang.

Transformator dibutuhkan hingga masa yang tidak terbatas sehingga


masalahnya adalah pilihan manakah yang akan menghasilkan energi yang lebih
tinggi untuk jangka panjang? teknisi pertama-tama menghitung npv setiap proyek
di sepanjang umurnya kemudian menghitung arus kas tahunan konstan yang dapat
dihasilkan oleh npv selama umur awal proyek tersebut. karena proyek
diasumsikan akan berulang secara terus-menerus, pembayaran secara anuitas juga
akan berlangsung secara terus-menerus, dan proyek yang menghasilkan aliran
pembayaran yang lebih tinggi merupakan pilihan yang terbaik.
10

5.4 Analisis Skenario

Analisis skenario skenario analisis suatu teknik analisis risiko di mana


sekumpulan peristiwa keuangan yang buruk dan baik dibandingkan dengan situasi
yang paling mungkin terjadi, atau situasi dasar. Di dalam analisis sensitifitas, kita
mengubah variabel satu per satu titik akan tetapi akan sangat membantu jika kita
mengetahui apa yang akan terjadi pada npv proyek jika seluruh input ternyata
lebih baik atau lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya. Analisis skenario
skenario analisis memungkinkan kita untuk mengubah lebih dari satu variabel
pada suatu waktu, dan menggabungkan kemungkinan perubahan variabel kunci.

Di dalam analisis skenario, kita mulai dengan skenario kasus dasar basket
skenario yang menggunakan nilai data yang paling umum. Kemudian kita
berkomunikasi dengan divisi pemasaran teknisi, dan operasional lainnya untuk
menentukan skenario kasus terburuk worst case scenario unit terjual rendah, harga
jual rendah, biaya variabel tinggi, dan sebagainya dan skenario kasus terbaik
basket skenario. seringkali, skenario terbaik dan terburuk ditentukan saat
perusahaan memiliki 25% kemungkinan kondisi yang baik atau buruk, dengan
50% kemungkinan kondisi kasus dasar.

5.5 Simulasi Monte Carlo

Simulasi Monte Carlo Monte Carlo simulation suatu teknik analisis risiko
dimana kemungkinan kejadian masa depan disimulasikan menggunakan komputer
yang menghasilkan tingkat pengembalian dan risiko indeks yang terestimasi.
Simulasi Monte Carlo Monte Carlo simulation, jenis analisis ini dinamakan
demikian karena dikembangkan dari matematika perjudian dan merupakan versi
rumit dari analisis skenario.Simulasi Monte Carlo secara teknis lebih rumit
daripada analisis skenario tetapi simulasi ini dari perangkat lunak sehingga lebih
mudah.simulasi ini berguna, tetapi karena tingkat kerumitannya, maka diskusi
yang lebih detail akan diberikan di mata kuliah keuangan lanjutan.
11

6. Risiko Di Dalam Perusahaan dan Beta 10

Analisis sensitifitas, analisis skenario dan simulasi Monte Carlo


dideskripsikan di bagian sebelumnya yang membahas risiko berdiri sendiri titik
analisis analisis tersebut memberikan informasi yang berguna mengenai risiko
suatu proyek tetapi jika proyek itu memiliki korelasi negatif dengan proyek lain
perusahaan maka dapat stabilisasi total pendapatan perusahaan sehingga relatif
aman. sama halnya jika sebuah proyek terkait secara negatif dengan pengembalian
sebagian besar saham maka akan mengurangi beta perusahaan sehingga akan
dievaluasi dengan wacc yang relatif rendah.sejarah teori kita harus lebih
memperhatikan risiko di dalam perusahaan dan risiko peta dibandingkan dengan
risiko berdiri sendiri.

Meskipun manajer memahami pentingnya risiko dalam perusahaan dan


risiko beta mereka pada akhirnya menangani risiko risiko ini secara subjektif atau
sepihak daripada secara kuantitatif. Masalahnya adalah untuk mengukur dampak
diversifikasi pada risiko, kita membutuhkan koefisien korelasi antara
pengembalian proyek dan pengembalian aset lain dalam perusahaan yang
membutuhkan data historis yang tentu saja belum ada pada proyek baru. Manajer
yang berpengalaman memiliki insting pada bagaimana pengembalian proyek akan
terkait dengan pengembalian aset lain dan perusahaan titik secara umum korelasi
positif tentunya sangat diharapkan dan jika korelasinya tinggi maka risiko tunggal
akan bisa menjadi ketentuan yang baik dan risiko di dalam perusahaan.

Sama halnya manajer dapat membuat estimasi sepihak mengenai apakah


pengembalian proyek akan tinggi saat perekonomian dan pasar saham menguat
artinya berapa sebaiknya beta proyek. Akan tetapi, untuk hampir semua bagian
semua estimasi tersebut adalah subjektif, tidak berdasarkan data yang sebenarnya.
12

Kesimpulan kami mengenai analisis risiko adalah sebagai berikut.

a. Sangat sulit, jika tidak mungkin, untuk mengukur risiko dalam perusahaan
dan risiko beta suatu proyek secara kuantitatif.
b. Sebagian besar pengembalian proyek memiliki korelasi positif dengan
pengembalian aset lain perusahaan dan dengan pengembalian di pasar
saham.
c. Street manajer yang berpengalaman membuat banyak penilaian sepihak,
termasuk yang terkait dengan risiko dan mereka mengaplikasikan hal itu
terhadap proses penganggaran modal.
d. Jika sebuah perusahaan tidak menggunakanjenis-jenis analisis yang
dicakup dalam buku ini maka perusahaan akan kesulitan.

7. Umur proyek yang tidak sama

Jika suatu perusahaan harus memilih diantara dua proyek di mana proyek
proyek tersebut 1 memiliki umur yang berbeda 2 bersifat mutually eksklusif, dan
tiga dapat diulang, mungkin metode npv reguler tidak dapat mengindikasikan
proyek yang lebih baik. Kesimpulan tentang umur proyek yang tidak sama, rantai
penggantian dan metode selalu menghasilkan keputusan yang sama sehingga tidak
terlalu penting mana yang akan digunakan metode lebih mudah untuk
diimplementasikan, terutama ketika proyek yang umurnya lebih panjang tidak
memiliki tepat 2 kali umur proyek yang lebih pendek sehingga, lebih dari 2 siklus
yang dibutuhkan untuk mencapai umur yang sama.

Namun, metode rantai penggantian lebih mudah untuk dijelaskan kepada


manajer senior Titiek selain itu, lebih mudah untuk membuat modifikasi terhadap
data rantai penggantian untuk menangani perubahan yang ada pada improvisasi
produk dan harga AC. Oleh karena itu kita biasanya menggunakan metode rantai
penggantian saat kita bekerja dengan pekerja non teknis tetapi jika teknisi terlibat
maka kita menunjukkan kedua hasilnya.
13

KESIMPULAN

Pembahasan ini berfokus pada estimasi arus kas bebas yang digunakan
dalam analisis penganggaran modal menilai risiko dari arus tersebut, menemukan
npv saat risiko terjadi dan menghitung npv dari proyek mutually eksklusif dengan
umur yang tidak sama. Berikut adalah kesimpulannya:

1. Beberapa arus kas adalah relevan sehingga harus dimasukkan dalam


analisis penganggaran modal di mana yang lain tidak.
2. Biaya tertanam bukankah biaya inkremental biaya itu tidak
terpengaruh oleh penerimaan atau penolakan proyek. kanibalisasi dan
eksternalitas lain sebaliknya, adalah inkremental biaya itu terjadi jika
proyek diterima.
3. Arus kas yang digunakan untuk menganalisis suatu proyek berbeda
dengan pendapatan neto suatu proyek satu faktor penting adalah
penyusutan dikeluarkan ketika akuntan menghitung pendapatan
neto,tetapi karena merupakan beban non kas, penyusutan harus
ditambahkan kembali untuk menghitung arus kas.
4. Banyak proyek memerlukan tambahan modal kerja operasi neto.
Kenaikan dalam modal kerja operasi neto adalah pengeluaran
tambahan ketika proyek dimulai tapi merupakan arus kas masuk pada
akhir usia proyek ketika modal dilunasi yaitu, investasi dalam modal
kerja operasi berkurang ketika proyek selesai.
5. Kita mempertimbangkan dua jenis proyeksi yaitu ekspansi dan
penggantian titik untuk proyek ekspansi, kita menghitung selisih arus
kas bebas ketika perusahaan terus menggunakan aset lama daripada
aset yang baru. Jika npv selisih arus kas positif maka penggantian
harus dilakukan.
6. Arus kas yang diperkirakan dan npv serta output lain hanyalah
perkiraan hasilnya mungkin saja salah dan ini berarti risiko.
7. Terdapat tiga jenis risiko, yaitu berdiri sendiri di dalam perusahaan
dan risiko pasar beta. Secara teori risiko pasar paling-paling
14

relevan,tetapi tidak dapat diukur untuk sebagian besar proyek, risiko


berdiri sendiri adalah risiko yang kita fokuskan. Namun, perusahaan
secara subjektif memperhatikan risiko di dalam perusahaan dan risiko
pasar yang memang tidak dapat diabaikan. perhatikan bahwa karena
ketiga jenis risiko ini umumnya terkorelasi positif, risiko berdiri
sendiri adalah tolak ukur yang baik untuk risiko yang lain.
8. Risiko berdiri sendiri dapat dianalisis menggunakan analisis
sensitifitas analisis skenario, dan atau simulasi Monte Carlo.
9. Setelah keputusan tentang risiko relatif suatu proyek diambil, kita
menentukan wacc yang disesuaikan dengan risiko untuk
mengevaluasinya.
10. Apabila proyek yang mutually eksklusif memiliki umur yang tidak
sama dan berulang analisis npv tradisional dapat memberikan hasil
yang tidak tepat. dalam kasus ini,kita harus menggunakan analisis
rantai penggantian atau anuitas tahunan yang ekuivalen.
15

LAMPIRAN

Penyusutan pajak

Para akuntan pada umumnya menghitung penyusutan masing-masing aset


dengan dua cara mereka pada umumnya menggunakan garis lurus untuk
menghitung penyusutan yang digunakan untuk melaporkan laba kepada investor
tetapi mereka menggunakan tarif penyusutan yang diberikan oleh internal revenue
service Ira dan disebut tarif macrs modified SLR cost recovery sistem ketika
menghitung penyusutan untuk tujuan pajak titik di dalam penganggaran modal
kita berkepentingan dengan penyusutan pajak sehingga tarik yang relevan adalah
tarif macrs.

Menurut macrs setiap jenis aset tetap akan dikelompokkan dalam kelas
dan selanjutnya disusutkan selama umur kelas class life aset tersebut. Umur kelas
class life umur tertentu suatu aset berdasarkan sistem macrs.Untuk menentukan
tarif penyusutan tahunan annual depreciation Rates untuk aset dalam setiap umur
kelas titik properti real estate bangunan disusutkan menggunakan basis metode
garis lurus selama 27,5 atau 39 tahun tetapi semua aset lain disusutkan dalam
jangka waktu yang lebih pendek dan basis dipercepat dengan beban penyusutan
yang tinggi pada tahun-tahun awal dan penyusutan yang lebih rendah di tahun-
tahun belakangan. Tabel irs didasarkan pada konvensi setengah tahun half year
convention, dimana dalam konvensi diasumsikan aset dipergunakan ditengah
tahun pertama dan tidak digunakan selama setengah tahun setelah umur kelasnya.

Tarif penyusutan tahunan (annual depreciation Rates) beban tahunan yang


dibebankan oleh akuntan terhadap laba karena keausan aset titik untuk tujuan
perpajakan, irs menyatakan agar digunakan tarif macrs ya cepat yang bergantung
pada umur kelas suatu aset. Konvensi setengah tahun (half year konvension)
Mengasumsikan aset digunakan selama setengah tahun pertama dan setengah
tahun terakhir

Anda mungkin juga menyukai