Anda di halaman 1dari 8

RESUME

“Cash Flow Estimation and Risk Analysis”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Keuangan

DISUSUN OLEH:
1. Imaniar Agustin (041611433051)
2. Dhiza Idfry Rachmapila (041611433052)
3. Gabriella Jodie Adhama (041611433054)
4. Nabylla Ez Zahra (041611433057)
5. Sharfina Adzhani Lestari (041611433062)
6. Devita Swandayani (041611433063)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
A. Hal-hal dalam Analisis Arus Kas
1. Arus kas versus laba akuntansi
Laba bersih mencerminkan laba yang menjadi milik pemegang saham, bukan yang tersedia
bagi seluruh investor, sehingga beban bunga akan dikurangkan. Sebagai tambahan,
investasi dalam modal kerja tidak akan berkurangkan, begitu pula dengan pemulihan yang
juga tidak akan diperhitungkan. Untuk tujuan penganggaran modal, yang relevan adalah
arus kas proyek tersebut, dan bukan laba akuntansinya.

2. Waktu arus kas


Laporan laba rugi akuntansi adalah untuk periode tahunan atau bulanan, sehingga
laporantersebut tidak mencerminkan waktu yang tepat kapan terjadinya pendapatan dan
beban tunai. Oleh karena alasan nilai waktu dari uang, secara teori analisis penganggaran
modal hendaknya berhubungan dengan arus kas tepat di saat terjadinya.
Secara teoretis, arus kas harian adalah yang terbaik tetapi arus kas seperti ini akan
membutuhkan waktu yang cukup mahal untuk diestimasi dan mungkin tidak lebih akurat
di tingkat harian. Jadi, yang lebih sering terjadi kita hanya berasumsi bahwa seluruh arus
kas terjadi pada akhir tahun.

3. Arus kas tambahan


Didefinisikan sebagai suatu arus kas yang akan terjadi jika dan hanya jika perusahaan
melaksanakan proyek tersebut.

4. Proyek pengganti
Adalah situasi dimana peralatan yang sudah tuda dan kurang efisien digantikan oleh
peralatan yang lebih baru dan efisien( meskipun nantinya ada tambahan dana).

5. Biaya tertanam
Adalah suatu pengeluaran yang terjadi di masa lalu dan tidak dapat dipulihkan meskipun
proyek yang dipertimbangkan diterima atau ditolak. Dalam penganggaran modal, arus kas
tambahan di masa depan (kita ingin mengetahui apakah investasi yang baru dapat
memberikan arus kas tambahan yang cukup besar untuk memberikan tambahan investasi.
6. Biaya kesempatan
Yaitu pengembalian dari alternative penggunaan asset yang terbaik, atau pengembalian
tertinggi yang tidak akan diperoleh jika dana diinvestasikan kepada suatu proyek tertentu.

7. Eksternalitas
Adalah dampak dari suatu perusahaan atau lingkungan yang tidak tercermin di dalam arus
kas proyek. Proyek yang baru akan memberikan arus kas positif, proyek tersebut juga akan
mengurangi sebagian arus kas perusahaan saat iin. Jenis eksternalitas seperti ini disebut
dampak kanibalisasi, karena usaha yang baru akan merebut usaha perusahaan yang sudah
ada. Arus kas yang hilang seharusnya dibebankan kepada proyek yang baru.

B. Mengestimasi Risiko Proyek

Terdapat 3 jenis risiko terpisah dan unik yang dapat diidentifikasi :

1. Resiko berdiri sendiri ( stand-alone risk) : resiko yang dimiliki suatu aset jika merupakan
satu-satunya aset perusahaan dan jika investor hanya memiliki satu saham.
2. Resiko perusahaan atau di dalam perusahaan ( corporate or whithin-firm,risk): resiko yang
tidak mempertimbangkan pengaruh diversifikasu pemegang saham
3. Resiko pasar atau beta (market,or beta risk): bagian dari resiko suatu proyek yang tidak
dapat dihilangkan oleh diversifikasi
 biaya modal yg disesuaikan dengan resiko: biaya modal yg tepat untuk suatu proyek
tertentu
 tipe paling relevan = resiko pasar kerena tujuan utama manajemen : meksimalisi
kekayaan pemegang saham dan resiko
 tipe paling mudah diukur=risiko berdiri sendiri

C. Mengukur Risiko Berdiri Sendiri


Risiko yang berdiri sendiri didefinisikan sebagai distribusi probabilitas yakni suatu peristiwa
didefinisikan sebagai peluang terjadinya suatu peristiwa. Sebelumnya telah dikemukakan bahwa
semakin rapat distribusi probabilitas tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)
dimasa depan, semakin kecil resiko investasi. Ada beberapa cara pengukuran terhadap risiko yang
berdiri sendiri, yakni;
1. Koefisien variasi
Koefisien variasi (CV) menunjukkan risiko per unit pengembalian dan menghasilkan dasar yang
lebih berarti untuk perbandingan, apabila pengembalian yang diharapkan atas dua alternatif tidak
sama. Jika sebuah pilihan harus diambil diantara dua investasi yang mempunyai standar deviasi
yang lebih rendah, maka ukuran rasio yang lebih tepat adalah koefisien variasi (CV).
Formulasinya:

Koefisien variasi = CV =
Di mana : σ = standar deviasi
ER = expected return
Suatu investasi yang mempunyai koefisien variasi (CV) tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return) lebih rendah, maka investasi tersebut lebih kecil risikonya, meskipun standar
deviasinya lebih tinggi. Sebagai contoh dapat dilihat data estimasi tingkat pembelian dari empat
alternative investasi, seperti dalam table berikut.

Kondisi Ekonomi Pb T-Bills Corporate Bonds Project 1 Project 2


Sangat buruk 0,05 8,00% 12,00% (3,00%) 2,00%
Buruk 0,20 8,00% 10,00% 6,00% 9,00%
Normal 0,50 8,00% 9,00% 11,00% 12,00%
Baik 0,20 8,00% 8,50% 14,00% 15,00%
Sangat baik 0,05 8,00% 8,00% 19,00% 26,00%
Expect. Return 1,00 8,00% 9,20% 10,30% 12,00%

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan, misalnya seseorang mempunyai dana $100,000 dan akan
diinvestasikan selama satu tahun. Ada empat alternative yang dapat dipilih, yaitu sebagai berikut:
1. Investasi pada obligasi pemerintah (Treasury Bills) yang menawarkan bunga
8%pertahun. Treasury Bills (T-Bills) dibeli dengan diskon dan dibayar kembali pada saat jatuh
tempo sebesar nilai nominalnya.
2. Investasi perusahaan yang menawarkan kupon 9% per tahun dan akan jatuh tempo dalam 10
tahun. Namum, perusahaan dapat menjualnya kembali pada tahun pertama, sehingga nilai jual
obligasi tersebut akan sangat ditentukan oleh tingkat bunga pada akhir tahun pertama. Seperti
diketahui bahwa tingkat bunga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara umum. Jika kondisi
ekonomi membaik , maka tingkat bunga akan meningkat, dan selanjutnya akan menurunkan nilai
obligasi.
3. Investasi pada proyek 1 yang memerlukan investasi awal $ 100,000. Proyek 1 memberikan
aliran kas nol selama tahun pertama dan menerima pada akhir tahun pertama sangat tergantung
kepada kondisi ekonomi .
4. Investasi pada proyek 2 yang memerlukan investasi awal $ 100,000. Proyek ini hamper sama
denga proyek 1 dan hanya berbeda pada distribusi penerimaan kas akhir tahun pertama.

Dari Tabel di atastersebut jika di hitung expected return, variance, standar variasi, dan koefisien
variasi (CV) –nya adalah:
Expect Return of Risk Measure T-Bills Corporate Bonds Project 1 Project 2
Expacted Return 8,00% 9,20% 10,30% 12,00%
Variance 0,00% 0,71% 19,31% 23,20%
Standar Deviasi 0,00% 0,84% 4,39% 4,82%
Cover 0,00% 0,09% 0,43% 0,40%

Investasi padaT-Bills mempunyai varian dan standar deviasi yang paling kecil dan proyek 2
mempunyai variance dan standar deviasi tertinggi

1. Risiko dalam konteks portofolio


Aktiva keuangan disimpan sebagai bagian dari portofolio. Bahkan, investasi individu (setidak-
tidaknya yang menyimpan sekuritas sebagai bagian dari total kekayaannya) umunya menyimpan
dalam bentuk portofolio, tidak hanya saham dari suatu perusahaan. Dari sudut pandang investor,
kenyataan bahwa saham tertentu akan naik atau turun merupakan hal yang tidak penting. Dan hal
yang penting adalah pengembalian atas portofolio dan risikoportofolio. Teori portofolio
menekankan pada usaha untuk mencari kombinasi investasi optimal yang memberikan tingkat
keuntungan atau rate of return secara maksimal pada tingkat risiko tertentu.
2. Pengembalian portofolio
Pengembalian yang diharapkan atas portofolio (respected return on a portofolio) adalah rata – rata
tertimbang dari pengembalian yang diharapkan atas aktiva individu dalam portofolia, dengan bobot
menjadi pecahan dari total portofolio yang diinvestasikan dalam aktiva.
Formulasinya:

ERp =W1.R1 + W2.R2 + ....+ Wn.Rn atau ERp = .


Dimana :
ERp = pengembalian yang diharapakan atas saham portofolio
Wi = bobot, dan Wi harus berjumlah 1,00
Ri = tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham individual

Sebagai contoh, pada bulan agustus analisis sekuritas mengetimasikan bahwa rate of return dapat
diharapkan atas saham – saham dari empat perusahaan besar sebagai berikut.

Perusahaan Expected ror (ER)

Microsoft 14%
General Electric 13%
Artic Oil 20%
Citicrop 18%

Jika ingin membentuk portofolio $ 100,000 lalu menginvestasikan sebasar masing – masing $
25,000 dalam setiap saham, maka expected ror-nya adalah:
ERp = 0,25 (14%) + 0,25 (13%) + 0.25 (20%) + 0,25 (18%)
= 16,25%

3. Mengukur risiko portofolio


Seperti halnya mengukur risiko investasi secara individual, mengukur investasi portofolio juga
menggunakan konsep standar deviasi, yaitu standar deviasi portofolio.
Formulasinya:

Portofolio standar deviasi = σp =


Di mana:
sp = standar deviasi portofolio
Rpi = pengembalian portofolio selama 1 tahun
ERP = pengembalian yang diharapkan portofolio

= probabilitas pengembalian

4. Koefisien korelasi dan koefisien variasi (Cov)


Ada dua konsep kunci dalam portolio analisis, yaitu Covarians dan Correlation
Coefficient. Koefisien determinasi (r kuadrat) digunakan untuk mengukur besarnya varian dari
suatu variabel independen dalam persentase. Akar kuadrat dari koefisien determinasi disebut
koefisien korelasi. Angka tersebut didefinisikan sebagai covariance antara variabel dependent dan
variabel independent, dibagi dengan hasil perkalian standar deviasi masing – masing

rAB = persamaan tersebut dapat diubah menjadi , COV (AB) = rAB . σA . σB


sedangkan definisi dari Covariance adalah:

Covariance = COV (AB)


Di mana:
COV (AB) = covariance saham A dan B
Rai = return saham A selama 1 tahun
Rbi = return saham B selama 1 tahun
Pi = probabilitas untuk setiap kejadian
ERA = expected return saham A
ERB = expected return saham B

5. Capital Asset Pricing Model


Diketahhui para investor menuntut secara resmi dalam menghadapi resiko, yaitu semakin tinggi
resiko sekuritas, semakin tinggi pengembaliannya yang diharapkan untuk menarik investor agar
membeli saham. Akan tetapi, jika investor lebih memperhatikan resiko portofolio dari pada resiko
sekuritas individu dalam portovolio, bagaimana resiko saham individu harus diukur? Salah satu
jawabanya yang diberikan oleh CAPM, yakni suatu alat penting yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antara resikodan tingkat pengembalian
Capital Asset Pricing Model merupakan model yang didasarkan atas proporsi bahwa tingkat
pengembalian atas saham yang diperlukan sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko,
ditambahi premi resiko yang hanya mencerminkan resiko yang yang ada setelah diversifikasi.
Kesimpulan CAPM adalah resiko yang relavan dari saham individu merupakan kontribusi terhadap
resiko portofolio yang didiversifikasi dengan baik. Resiko yang tetap ada setelah didiversifikasi
merupakan resiko pasar atau resiko melekat pada pasar. Hal itu dapat diukur oleh suatu tingkatan
ketika saham tertentu dalam pasar cenderung bergerak ke atas dan ke bawah

Analisis Skenario

Analisis skenario adalah teknik untuk menganalisis risiko dengan membandingkan sesuatu
yang memungkinkan atas :

a) SkenarioDasar
Skenario dasar adalah keadaan dimana untuk semua variable masukan diberikan nilai yang
paling memungkinkan.

b) SkenarioTerburuk

Skenario terburuk adalah keadaan dimana untuk semua variable masukan diberikan niai
buruk berdasarkan perkiraan yang wajar.

c) Situasi Baik

Situasi baik adalah keadaan dimana untuk semua variable masukan diberikan nilai terbaik
berdasarkan perkiraan yang wajar.

Analisis skenario merupakan teknik yang penting dalam manajemen risiko, membantu
perusahaan dan lembaga keuangan terutama untuk memastikan bahwa mereka tidak
mengambil risiko terlalu banyak. Kegunaannya tentu saja tergantung pada manajer risiko
yang datang dengan skenario tepat. Namun analisis ini juga memiliki keterbatasan karena
hanya memperhitungkan sedikit hasil akhir yang berlainan (NPV), meskipun masih banyak
kemungkinan lain yang tidak terbatas jumlahnya. Teknik analisis resiko ini
mempertimbangkan baik sensitivitas NPV terhadap perubahan variable- variabel kunci
maupun rentangan ( range ) dari nilai- nilai variabel yang sangat memungkinkan. Analisis
skenario memberikan informasi yang berguna tentang resiko berdiri sendiri proyek.

Simulasi Monte Carlo (Monte Carlo Simultan)

Suatu teknik analisis risiko dimana kemungkinan kejadian masa depan disimulasikan
menggunakan komputer, menghasilkan tingkat pengembalian dan risiko indeks yang
teresmitasi.

Anda mungkin juga menyukai