bermasyarakat dan bebas yang berarti tidak terkendali. Jadi pengertian pergaulan bebas adalah sebuah proses
pergaulan atau pertemanan yang tanpa batas atau sekat. Adapun yang di maksud di sini adalah pergaulan antara
lawan jenis, yaitu antara laki-laki dan perempuan, baik tua maupuun muda yang tidak ada hubungan mahram.
Sebuah pergaulan yang sehat tentunya harus mengindahkan etika dan akhlak serta rambu-rambu agama.
Apabila nilai-nilai ini sudah tidak diindahkan lagi, sudah termasuk dalam kategori pergaulan bebas. Sebagia contoh
adalah seorang anak laki-laki dan perempuan yang berduaan di tempat yang sunyi melakukan perbuatan yang
seharunya hanya pantas dilakukan oleh suami istri. Hal ini sudah termasuk kedalam pergaulan bebas yang sangat
terlarang didalam ajaran islam.
Menurut fikih pengertian zina adalah masuknya hasyafah (penetrasi penis atau ujung zakar) ikedalam
vagina tanpa melalui nikah yang sah, bukan karena kepemilikan budak atua subhat. Pengertian zina menurut ilmu
fikih ini mencakup semua orang , baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah.
Berbeda dengan pengertian menurut KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) pasal 284 yang
dimaksud zina adalah persetubuhan laki-laki atau perempuan yang telah kawin dengan laki-laki atau perempuan
yang bukan suami atau istrinya”. Dengan demikian, perbuatan persetubuhan yang dilakukan oleh orang yang belum
menikah tidak dianggap sebagai zina sehingga tidak akan mendapatkan sanksi.
Sebenarnya pengertian zina dapat diperluas lagi cakupannya karena setiap anggota tubuh bisa melakukan
zina, mata bisa bezina, begitupun dengan tangan dan mulut. Contoh perbuatan yang termasuk zina tangan adalah
onani atau masturbasi, pelaku zina tangan ini tidak sampai mendapat had (hukuman) rajam atau dera, tapi mendapat
dosa apabila tidak segera bertaubat.
A. Mari Membaca QS. Al-Isra’ (17) ayat 32, dan QS. An-Nur (24) ayat 2
Ayat – ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia tentang larangan pergaulan bebas dan menjauhi perbuatan zina.
Bacalah dengan tartil ayat-ayat di bawah ini !
B. Mengartikan QS. Al-Isra’ (17) ayat 32, dan QS.An-Nur (24) ayat 2
Terjemah :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’
ayat 32)
dan hendaklah
menyaksikan
Terjemah :
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan
hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman”. (QS.
An-Nur ayat 2)
Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan yang sah.
Rasululah SAW telah memberikan peringatan bahwa merebaknya perzinahan merupakan salah satu tanda
kehancuran peradaban manusia dan merupakan tanda-tanda datangnya kiamat :
Artinya : “Dari Qatadah telah mengabarkan kepada kami (bahwa) Anas mengatakan; aku mendengar Nabi SAW
bersabda: "diantara tanda kiamat adalah ilmu diangkat, kebodohan merajalela, khamer ditenggak, zina mewabah,
(jumlah) laki-laki menyusut dan (jumlah) wanita melimpah ruah, hingga jika ada lima puluh wanita itu berbanding
dengan seorang laki-laki." (HR Bukhari)
Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dilarang keras oleh Allah
SWT. Ditegaskan oleh Allah bahwa dalam QS Al-Isra’ ayat 32 bahwa zina dikategorikan sebagai perbuatan yang keji,
hina,tercela, dan buruk. Tegas sekali Allah telah memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut
sebagai perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena demikian bahayanya
perbuatan zina, maka sebagai langkah pencegahan maka Allah juga melarang perbuatan yang mendekati atau
mengarah kepada zina.
Rasulullah SAW menjelaskan mengenai bentuk-bentuk perbuatan yang mendekati zina, sebagaimana
diuraikan dalam hadis berikut ini :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya manusia
itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah
melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina
kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan semua itu akan
ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan." (HR. Muslim)
Imam Sayuthi dalam kitabnya Al-Jami’ Al-Kabir menulislan bahwa perbuatan zina dapat megakibatkan 6
dampak negatif bagi pelakunya. 3 dampak negatif menimpa pada saat di dunia dan 3 dampak lagi akan ditimpakan
kelak di akhirat.
Adapun 3 hal yang akan menimpa di dunia ialah :
(1) Menghilangkan wibawa
Pelaku zina akan kehilangan kehormatan, martabat atau harga dirinya dimasyarakat. Bahkan pezina juga disebut
sebagai sampah masyarakat.Kebersihan jiwanya dan kesucian dirinya, yang keduanya merupakan sumber
kebahagiaan dan ketenangan hidupnya juga akan sirna
(2) Mengakibatkan kefakiran,
Perbuatan zina juga akan mengakibatkan pelakunya menjadi miskin. Sebab, pelakunya akan selalu mengejar
kepuasan birahinya, yang sudah barang tentu akan memakan energi dan waktu bagi dirinya. Di samping itu, ia pun
harus mengeluarkan biaya untuk memenuhi nafsu birahinya, yang pada dasarnya tidaklah sedikit. Kedua faktor inilah
yang akan mengakibatkan para pelaku zina jatuh miskin.
(3) Mengurangi umur.
Perbuatan zina tersebut juga akan mengakibatkan umur pelaku zina berkurang lantaran akan terserang penyakit
yang dapat mengakibatkan kematian. Saat ini banyak sekali penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh perilaku seks
bebas, seperti HIV/AIDS, infeksi saluran kelamin, dan sebagainya.
Dan tiga lagi yang akan dijatuhkan di akherat (akhirat) :
(1) Mendapat murka dari Allah
Perbuatan zina merupakan salah satu dosa besar sehingga para pelakunya akan mendapat murka dari Allah SWT
kelak di akhirat.
(2) Hisab yang jelek (banyak dosa)
Pada saat hari perhitungan amal (yaumul hisab) maka para pelaku zina akan menyesal karena mereka akan
diperlihatkan betapa besarnya dosa akibat perbuatan zina yang dia lakukan semasa hidup di dunia. Penyesalan hanya
tinggal penyesalan, semuanya sudah terlanjur dilakukan.
(3) Siksaan di neraka
Para pelaku perbuatan zina akan mendapatkan siksa yang berat dan hina kelak di neraka. Dikisahkan pada saat
Rasulullah SAW melakukan Isra’ dan Mi’raj beliau diperlihatkan ada sekelompok orang yang menghadapi daging
segar tapi mereka lebih suka memakan daging yang amat busuk dari pada daging segar. Itulah siksaan dan kehinaan
bagi pelaku zina. Mereka selingkuh padahal mereka mempunyai istri atau suami yang sah. Kemudian Rasulullah juga
diperlihatkan ada satu kaum yang tubuh mereka sangat besar, namun bau tubuhnya sangat busuk, menjijikkan saat
dipandang, dan bau mereka seperti bau tempat pembuangan kotoran (comberan). Rasul (Rasulullah)kemudian
bertanya, ‘Siapakah mereka?’ Dua Malaikat yang mendampingi beliau menjawab, “Mereka adalah pezina laki-laki dan
perempuan’.”
Artinya : “Dari Ubadah bin Ash Shamit ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda: "Ambillah dariku, ambillah dariku. Allah
telah menjadikan bagi wanita-wanita itu hukuman had. Janda dan duda yang berzina, hukumannya adalah dera
seratus kali dan dirajam. Perawan dan perjaka yang berzina, maka hukumannya adalah dera seratus kali dan
diasingkan selama satu tahun." (HR Abu Daud)
Dalam pandangan Islam, zina merupakan perbuatan kriminal (jarimah) (jarimah) yang dikatagorikan
hukuman hudud, yakni sebuah jenis hukuman atas perbuatan maksiat yang menjadi hak Allah SWT. Tidak ada
seorang pun yang berhak memaafkan kemaksiatan zina tersebut, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan
dengannya. Berdasarkan QS. an-Nur (24): 2, pelaku perzinaan, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum dera
(dicambuk) sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku perzinaan itu sudah muhsan (pernah menikah), sebagaimana
ketentuan hadits Nabi saw maka diterapkan hukuman rajam.
Dalam konteks ini yang memiliki hak untuk menerapkan hukuman tersebut hanya khalifah (kepala negara)
atau orang-orang yang ditugasi olehnya. Ketentuan ini berlaku bagi negeri yang menerapkan syariat Islam sebagai
hukum positif dalam suatu negara. Sebelum memutuskan hukuman bagi pelaku zina maka ada empat hal yang dapat
dijadikan sebagai bukti, yakni: (1) saksi, (2) sumpah, (3) pengakuan, dan (4) dokumen atau bukti tulisan. Dalam
kasus perzinaan, pembuktian perzinaan ada dua, yakni saksi yang berjumlah empat orang dan pengakuan pelaku.
Sedangkan pengakuan pelaku, didasarkan beberapa hadits Nabi saw. Ma’iz bin al-Aslami, sahabat
Rasulullah SAW dan seorang wanita dari al-Ghamidiyyah dijatuhi hukuman rajam ketika keduanya mengaku telah
berzina. Di samping kedua bukti tersebut, berdasarkan QS. an Nuur : 6-10, ada hukum khusus bagi suami yang
menuduh isterinya berzina. Menurut ketetapan ayat tersebut seorang suami yang menuduh isterinya berzina
sementara ia tidak dapat mendatangkan empat orang saksi, ia dapat menggunakan sumpah sebagai buktinya. Jika ia
berani bersumpah sebanyak empat kali yang menyatakan bahwa dia termasuk orang-orang yang benar, dan pada
sumpah kelima ia menyatakan bahwa lanat (laknat) Allah SWT atas dirinya jika ia termasuk yang berdusta, maka
ucapan sumpah itu dapat mengharuskan isterinya dijatuhi hukuman rajam. Namun demikian, jika isterinya juga
berani bersumpah sebanyak empat kali yang isinya bahwa suaminya termasuk orang-orang yang berdusta, dan pada
sumpah kelima ia menyatakan bahwa bahwa lanat (laknat)Allah SWT atas dirinya jika suaminya termasuk orang-
orang yang benar, maka dapat menghindarkan dirinya dari hukuman rajam. Jika ini terjadi, keduanya dipisahkan dari
status suami isteri, dan tidak boleh menikah selamanya. Inilah yang dikenal dengan li’an.
Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh
menuduh seseorang melakukan zina tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi dan menunjukkan bukti yang
kuat.
Adapun dosa perbuatan zina itu mempunyai tingkatan tersendiri. Apabila dilakukan dengan perempuan lain
(Wanita bukan muhrim, artinya wanita yang boleh dikawin (nikahi) yang tidak bersuami maka dosanya
besar.Apabila dilakukan dengan perempuan yang sudah bersuami, dosanya lebih besar. Lebih besar lagi apabila zina
dilakukan dengan tetangga. Dan lebih besar dari semuanya itu (jika) zina itu dilakukan dengan yang masih muhrim
(Wanita muhrim, artinya wanita yang tidak boleh dikawini (nikahi)
Apabila perbuatan zina dilakukan oleh seorang yang sudah melangsungkan pernikahan, maka dosanya lebih
besar dibanding dengan orang yang belum melangsungkan pernikahan. Dosa itu lebih besar lagi jika zina dilakukan
oleh seorang yang telah lanjut usia, dibanding dengan yang dilakukan oleh kaum muda. Hal ini dipertimbangkan
lantaran orang lanjut usia dianggap berpikir lebih masak. Dan zina yang dilakukan oleh orang yang mengerti hukum-
hukum agama akan lebih berat ketimbang (daripada) orang yang tidak mengerti pengetahuan agama.
Sekarang menjadi sangat jelas bahwa Islam melarang keras hubungan seksual atau hubungan biologis di
luar perkawinan, apapun alasannya. Karena perbuatan ini sangat bertentangan dengan fitrah manusia dan
mengingkari tujuan pembentukan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Islam menghendaki agar
hubungan seksual tidak saja sekedar memenuhi kebutuhan biologis, tetapi Islam menghendaki adanya pertemuan
dua jiwa dan dua hati di dalam naungan rumah tangga yang tenang, bahagia, saling setia, dan penuh kasih sayang.
Dua insan yang menikah itu akan melangkah menuju masa depan yang cerah dan memiliki keturunan yang jelas asal
usulnya. Subhanallahsungguh indah, bukan ?
Tujuan pernikahan itu akan menjadi rusak porak-poranda jika dikotori dengan zina. Sehingga tidak
mengherankan jika perzinaan akan banyak menimbulkan problema sosial yang sangat membahayakan masyarakat,
seperti bercampuraduknya keturunan, menimbulkan rasa dendam, dengki, benci, sakit hati, dan menghancurkan
kehidupan rumah tangga. Sungguh Allah SWT dan Rasulullah melindungi kita semua dengan ajaran yang sangat
mulia.
Begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari pergaulan bebas, patut menjadi perhatian bagi
generasi muda bahwa mereka sedang mempertaruhkan masa depannya dengan terlibat dalam pergaulan bebas yang
melampaui batas. Bergaul memang perlu tapi seyogyanya dilakukan dalam batas wajar, tidak berlebihan. Remaja
adalah tumpuan masa depan bangsa, jika moral dan jasmaniah para remaja mengalami kerusakan maka begitu pula
masa depan bangsa dan negara akan mengalami kehancuran. Jadi, jika kalian masih memikirkan masa depan diri dan
juga keturunan sebaiknya selalu konsisten untuk mengatakan tidak pada pergaulan bebas karena dampak pergaulan
bebas bersifat sangat merusak bagi (baik) dari segi moral maupun jasmaniah.
Diantara dampak negatif zina adalah sebagai berikut :
1) Mendapat laknat dari Allah SWT dan rasul-Nya
2) Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat
3) Nasab menjadi tidak jelas
4) Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya
5) Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan
Beruntunglah para pemuda dan remaja yang bisa menjaga pergaulan sesuai dengan ajaran Islam. Islam
mengajarkan pergaulan yang sehat, bernilai positif, dan mengandung manfaat. Pergaulan yang sehat antara laki-laki
dan perempuan merupakan pergaulan yang terbebas dari nafsu yang bisa mengarah kepada hubungan seksual di luar
nikah.
Pergaulan remaja dan muda-mudi saat ini memang sudah sedemikian tipis batasan-batasannya. Tidak
mudah untuk membatasi pergaulan itu. Ditambah lagi dengan berbagai kemudahan akses, baik melalui telpon,
SMS, chatting, dan situs jejaring sosial. Dengan berbagai sarana itu pergaulan remaja pada umumnya saat ini menjadi
begitu dekat dan mudah. Persoalan yang lebih memprihatinkan adalah para remaja tidak paham dan kadang tidak
peduli mana batas-batas yang wajar, mana yang tidak wajar, dan mana yang sudah kebablasan.
Lantas apa batasan pergaulan itu ? Dalam hal ini Rasulullah SAWmemberikan batasan berupa larangan
berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan melalui hadis berikut :
Artinya : “Dari Ibnu Abbas; bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Janganlah seorang laki-laki
berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama
mahramnya”(HR Ahmad)
2. Menjaga aurat
Aurat merupakan bagian dari tubuh yang harus dijaga, dilindungi, dan ditutupi agar terjaga dari pandangan
lawan jenis. Perempuan memiliki aurat, sebaliknya laki-laki juga memiliki aurat. Aurat perempuan adalah seluruh
bagian tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Sedangkan aurat laki-laki adalah bagian tubuh antara pusar
sampai dengan lutut.
Agar aurat perempuan tertutup maka diwajibkan untuk menggunakan jilbab dan pakaian yang bisa
menutupi seluruh tubuhnya, termasuk menutupi bagian dada. Kain kerudung dan pakaian itu pun merupakan kain
yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh sempit atau ketat, dan bisa menyamarkan lekuk tubuh
perempuan. Demikian juga dengan laki-laki, agar terjaga dari pandangan maka bagian tubuh yang menjadi aurat itu
harus dijaga dari pandangan lawan jenis, caranya ditutup dengan pakaian yang sesuai.
Perempuan wajib menjaga aurat dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya. Demikian juga
sebaliknya, laki-laki wajib menjaga auratnya dari pandangan perempuan yang bukan mahramnya. Maksudnya
mahram adalah laki-laki dan perempuan yang haram untuk menikah. Yang tidak termasuk mahram seperti teman
sekolah, teman bermain, teman pena bahkan teman dekat juga bukan mahram, sehingga kita wajib manjaga atau
menutup aurat agar tidak terlihat olehnya.
Firman Allah dalam QS. An-Nur (24) : 31
Artinya : “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya” (QS. An Nur (24) : 31)
Sekarang menjadi jelas, bukan? Batasan atau standar aurat laki-laki dengan perempuan itu berbeda. Allah
SWT memang menciptakan laki-laki dan perempuan dengan karakteristik fisik dan psikologis yang berbeda.
Perempuan diciptakan identik dengan keindahan dan perhiasan di dunia. Di dalam diri wanita tersimpan keindahan,
kehormatan, dan kemuliaan yang harus dijaga. Bila keindahan, kehormatan, dan kemuliaan itu terjaga maka
peradaban dunia juga akan menjadi semakin indah. Namun jika keindahan, kehormatan, dan kemuliaan wanita itu
terkoyak, maka peradaban dunia juga ikut terkoyak. Perhatikan Firman Allah dalam QS. Ali Imran (3) : 14 berikut ini :
Artinya “Dijadikan terasa indah dalam pandang-an manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-
perem-puan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak ) dan
sawah ladang.” (QS. Ali-Imran (3) :14)
3. Menjaga pandangan
Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya termasuk celah bagi syetan melancarkan strategi
untuk menggodanya. Kalau cuma sekilas saja atau spontanitas atau tidak sengaja, pandangan mata itu tidak menjadi
masalah. Pandangan pertama yang tidak sengaja diperbolehkan, tetapi jika berkelanjutan maka haram hukumnya.
Perhatikan Hadits Rasulullah berikut ini :
Artinya : Dari 'Abdulah bin Buraidah dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
kepada 'Ali bin Abi Thalib: Hai 'Ali! Janganlah kau ikuti pandangan pertama dengan pandangan selanjutnya,
karena yang pertama dimaafkan, tapi yang selanjutnya tidak." (HR Ahmad)
Pandangan pertama bisa dimaknai pandangan yang hanya mengandung unsur semata-mata untuk melihat.
Sedangkan pandangan kedua merupakan pandangan yang tidak sekedar melihat, namun sudah mengandung unsur
‘nakal’ yang lain seperti menyukai, menikmati, atau sejenisnya.
Untuk menjaga agar pandangan pertama tidak disertai tujuan lain tersebut, cepatlah kendalikan diri kita.
Salah satunya dengan cara menundukkan pandangan. Sebelum iblis memasuki atau mempengaruhi pikiran dan hati
kita. Segera mohon pertolongan kepada Allah agar kita tidak mengulangi pandangan yang mengandung unsur ‘nakal’
itu.
4. Menjaga kehormatan
Organ paling pribadi manusia sering disebut atau diperhalus dengan kata “kehormatan”. Jika direnungkan
secara mendalam, sebutan ini sungguh sangat arif dan tepat. Benteng paling akhir dari harga diri dan kehormatan
manusia baik laki-laki maupun perempuan adalah pada organ tubuh yang paling pribadi tersebut. Terkadang organ
vital manusia juga disebut dengan “kemaluan”. Hal ini juga relevan karena palang pintu rasa malu terakhir adalah
pada bagian tubuh tersebut. Orang dewasa yang normal, baik laki-laki maupun perempuan tentu sangat malu jika
organ vitalnya itu terlihat oleh pihak lain yang tidak mempunyai hak untuk memandangnya.
Firman Allah dalam QS. An-Nur (24) : 31
Artinya : “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya” (QS. An Nur (24) : 31)
Bagi para pemuda dan remaja yang belum menikah disarankan untuk memperbanyak aktivitas
atau kegiatan yang positif. Hal ini bisa membuat mengalihkan perhatian dan pikiran yang berbau mesum. Ikutlah
kegiatan olah raga, ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, pekerjaan sambilan, pekerjaan tambahan dan lain-
lain. Dengan sibuk dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan perhatian kita selalu ke arah yang positif.
Cara lain yang bisa ditempuh untuk menahan nafsu bagi para emuda dan remaja yang belum menukah
adalah dengan berpuasa sunah. Islam itu indah dan sehat, dengan taat beribadah dan rajin puasa maka otomatis
pikiran dan hati menjadi bersih dan jernih. Tidak akan terlintas di pikiran kita untuk melakukan hal yang melanggar
kesusilaan. Berpikir kotor saja tidak apalagi melakukan hal-hal yang dilarang agama yang dosa besar apabila
dikerjakan. Perhatikan hadis Rasulullah berikut ini :
1. Mahasuci dan Maha Mulia Allah yang menghendaki manusia untuk menjadi makhluknya yang mulia dan bermartabat
termasuk dalam hal menyalurkan kebutuhan biologis.
2. Secara umum QS. Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan mengenai larangan mendekati zina karena zina
merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.
3. Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan yang sah.
4. QS An-Nur (24) ayat 2 berisi perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-
masing seratus kali.
a. Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap muhsan adalah
didera seratus kali dan rajam (dilempari dengan batu sederhana sampai mati)
b. Ghairu Muhsan,yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan
diasingkan selama satu tahun.
6. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh menuduh
seseorang melakukan zina, tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi dan menunjukkan bukti yang kuat.
Pergaulan bebas merupakan kenyataan pahit yang terjadi di sekitar kita. Hal tersebut
perlu kita ketahui dan kita kupas secara jujur, agar diketahui pokok permasalahannya, serta
tepat dalam mengambil upaya untuk mengatasinya. Oleh karena itu, pada kajian berikut akan
diuraikan dua faktor utama penyebab pergaulan bebas dan perbuatan zina, yaitu faktor dari
dalam diri pelaku dan faktor dari luar.
Memang tidak semua gaya hidup barat itu buruk, namun mayoritas remaja Indonesia meniru
beberapa hal yang buruk dari gaya hidup barat, seperti memakai baju yang sangat mengumbar
aurat, pergaulan bebas antara lawan jenis dan lain sebagainya. Supaya tidak salah kaprah,
remaja Indonesia harus lebih selektif lagi.
Komunikasi tidak berjalan baik
Komunikasi yang tidak berjalan dengan baik menjadi salah satu faktor pemicu pergaulan
bebas dan perbuatan zina, karena komunikasi merupakan kegiatan yang biasa dilakukan sehari
- hari.
Komunikasi yang harus dibina dengan baik adalah komunikasi dengan keluarga,
sehingga apabila anak mempunyai masalah yang tidak bisa dia pecahkan sendiri, tidak lari dan
mencari penyelesaian di luar.
2. Faktor dari Dalam.
Paham Sekularisme dan Liberalisme di Kalangan Masyarakat.
Sekularisme adalah paham yang mengatakan bahwa kehidupan / kegiatan dalam urusan dunia
dipisahkan dari kegiatan Agama. Sehingga nilai - nilai Agama hanya dipahami sebatas ritual dan
spiritual saja.
Liberalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap manusia bebas berkeyakinan dan
berperilaku apapun meskipun menyimpang dari Agama.
Lemahnya Kontrol Orang Tua.
Peran dan fungsi keluarga pada saat ini sudah mengalami pergeseran yang disebabkan
karena masing - masing anggota keluarga memiliki kesibukan dengan alasan dan tujuan sendiri
- sendiri. Banyak keluarga di kota yang lebih mementingkan kecukupan kebutuhan materi dan
kurang memerhatikan kebutuhan rohani keluarganya, khususnya anak.
Pada situasi semacam inilah persoalan akan muncul, yakni tidak terpenuhinya kebutuhan dan
perkembangan jiwa seorang anak secara seimbang. Ketika usia anak bertambah, persoalan pun
mulai berkembang, sementara komunikasi dan perhatian orang tua semakin berkurang. Apalagi
jika diperhatikan masalah utama remaja adalah "tertarik pada lawan jenis". Sehingga tidak
sedikit para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas yang tidak terkendali.
Kunci terciptanya keluarga yang baik adalah kuatnya peran orang tua, khususnya ibu dalam
menanamkan nilai akhlak mulia yang telah dicontohkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Jika ada anak yang tumbuh tidak benar, maka keluarga menjadi salah satu pendorong
terjadinya
kenakalan dan pergaulan bebas di kalangan remaja. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At - Tahrim ayat 6)
Menurunnya Fungsi Kontrol dari Masyarakat
Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh baik terhadap perkembangan dan
pertumbuhan remaja. Begitu pula sebaliknya. Pada saat ini, fungsi kontrol yang dilakukan oleh
masyarakat semakin melemah. Sikap tidak peduli (egois) tidak peduli terhadap pihak lain yang
disebabkan meningkatnya kesibukan masing - masing anggota masyarakat memungkinkan tidak
adanya waktu untuk mengkomunikasikan masalah yang terjadi.
Kerasnya pola hidup individu di perkotaan juga menyebabkan kurang atau tidak adanya
komunikasi intensif antara tetangga yang satu dengan tetangga yang lain. Jika keadaan
masyarakat sudah seperti ini, maka terjadinya penyimpangan kecil sampai pelanggaran norma
dalam pergaulan menjadi semakin terbuka.
Pengaruh Media Massa
Tidak dapat dipungkiri lagi, Internet, media cetak, dan media elektronik lainnya telah
mengubah pemikiran manusia di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang dapat
menerobos batas dan waktu dengan sangat singkat, sehingga sulit ditepis, ditangkal, atau
dibatasi. Melalui media - media tersebut apa pun bisa disampaikan, termasuk berbagai
persoalan yang menyangkut film yang tidak layak untuk ditonton serta berbagai menu acara
yang dapat memengaruhi konsep berpikir dan berbuat para penggunanya, salah satunya adalah
remaja.
Tak ada satu orang pun yang mampu membendung laju informasi dan berbagai tayangan
yang terdapat pada media massa, kecuali dengan memperkuat ketahanan iman masing -
masing.
Minimnya Sarana Pengembangan dan Aktivitas Remaja.
Kita tahu bahwa masa remaja adalah masa penuh gejolak serta dinamika yang tinggi. Sifat
tersebut merupakan ekspresi dan dorongan perkembangan remaja. Hanya saja pada saat ini
sangat sedikit yang memberi perhatian terhadap kebutuhan remaja tersebut, salah satunya
adalah sarana bermain dan beraktivitas bagi para remaja, terlebih di perkotaan. Dengan
minimnya sarana bagi para remaja, memberikan peluang aktiviats lain yang tidak terkontrol,
salah satunya adalah kenakalan remaja dan pergaulan bebas.
Untuk menghindari pergaulan bebas dan perbuatan yang mendekati zina, ada beberapa hal
yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Meningkatkan pemahaman iman, islam, dan melaksanakannya dengan benar
2. Selalu mengingat bahwa tujuan hidup adalah akhirat, bukan kesenangan dunia semata
3. Menjaga kehormatan
4. Memperbaiki konsep berpikir, setidaknya melalui pernyataan "setipa kita harus bisa
menjaga keimanan dengan benar"
5. Jujur terhadap diri sendiri agar menjadi yang terbaik, sekaligus menghindari buruknya
pergaulan bebas.
6. Membiasakan berpikir demi masa depan, hindari pergaulan bebas
7. Membiasakan mengkomunikasikan segala persoalan dengan keluarga dan orang tua.
- See more at: http://falah-kharisma.blogspot.com/2014/09/penyebab-pergaulan-bebas-dan-
perbuatan.html#sthash.uds4zwtt.dpuf
Zina
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagian dari seri
Hukum Islam
(Fikih)
Ekonomi[tampilkan]
Politik[tampilkan]
Nikah[tampilkan]
Seksual[sembunyikan]
Masturbasi
Higenitas
Zina
Aurat
Ma malakat aymanukum
Kriminal[tampilkan]
Etika[tampilkan]
Teologi[tampilkan]
Higenitas[tampilkan]
Militer[tampilkan]
Pendidikan Islam
V
T
E
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Bahaya zina
o 2.1 Islam
o 3.1 Indonesia
o 3.2 Amerika Serikat
o 3.3 Kanada
o 3.4 India
o 3.5 Pakistan
o 3.6 Uni Eropa
4 Kerugian zina
5 Referensi
6 Pranala luar
Sebuah lukisan karya Jules Arsene Garnier yang menggambar kemurkaan masyarakat kepada sepasang pelaku zina.
Seorang perempuan yang dihukum cambuk karena berzina.
Jika pelakunya sudah menikah melakukannya secara sukarela (tidak dipaksa atau tidak
diperkosa), mereka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam. Ini berdasarkan hukuman yang
diterapkan Ali bin Abi Thalib. Mereka cukup dirajam tanpa didera dan ini lebih baik,
sebagaimana hukum yang diterapkan oleh Muhammad, Abu Bakar ash-Shiddiq, danUmar
bin Khatthab.
Jika pelakunya belum menikah, maka mereka didera (dicambuk) 100 kali. Kemudian
diasingkan selama setahun.[2]