Anda di halaman 1dari 12

ELECTRICAL LOAD DATA CALCULATION FEED OF ARUN LPG STORAGE

AND TRANSHIPMENT TERMINAL PROJECT – PT. PERTAMINA (PERSERO)

Yoshua Habibnur1, Ir. Tejo Sukmadi, MT 2


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro1,2
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : yhabibnur@gmail.com1, tejo@elektro.ft.undip.ac.id2

Abstrak
Proses perancangan engineering di suatu facility melibatkan peralatan kerja atau produksi. Untuk produksi dan
penyaluran produk gas LNG (liquid natural gas) dan LPG (liquid pertoleum gas) PT. Arun NGL Blang Lancang, Lhoksemawe,
Aceh menggunakan sistem pemrosesan yang terdiri dari berbagai peralatan elekrik yang membutuhkan daya listrik. Maka dari
itu, dalam perancangan supply daya pada plant harus mempertimbangkan besar daya yang digunakan.
Untuk menghitung total daya, maka hal pertama yang dilakukan adalah menggumpulkan daftar beban (load list) yang
digunakan oleh plant. Daftar beban (load list) ini berisi data spesifikasi dari beban yang dibutuhkan untuk perhitungan. Setelah
itu dilakukanlah serangkaian tahap – tahap perhitungan yang dalam istilah engineering biasa disebut electrical load data
calculation.
Dengan menghitung total daya yang dibutuhkan, dapat ditentukan supply yang dibutuhkan. Selain itu dapat dilakukan
equipment sizing beberapa peralatan penting seperti transformator, busbar, dan circuit breaker juga berfungsi sebagai data
primer sistem pelepasan beban (load shedding system).

Kata kunci: LPG, LNG, Engineering, Load Calculation, Equipment Sizing

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek
Proses perencanaan dan perancangan dalam dunia
(KP) di PT. REKAYASA ENGINEERING adalah sebagai
kelistrikan merupakan salah satu proses yang sangat penting
berikut :
untuk menggambarkan dan menganalisis suatu rancangan
1. Mengetahui proses kerja dalam pengerjaan dokumen
dalam dunia kelistrikan sebelum diaplikasikan ke dalam
engineering desian basic dan desain detail yang
proses yang sebenarnya di lapangan sehingga hal – hal yang
dikerjakan ole PT. Rekayasa Engineering
akan terjadi bisa di prediksikan dan dicarikan solusinya
2. Memahami tahap – tahap pengerjaan electrical load
terlebih dahulu untuk mengurangi tingkat kesalahan yang
calculation pada suatu project.
akan terjadi. PT. RE (Rekayasa Engineering) merupakan 3. Sebagai media untuk memperoleh ilmu, pengalaman
salah satu perusahaan Engineering Consultant yang bergerak berpikir kritis dan praktis, melatih ketrampilan serta
dalam bidang perencanaan dan perancangan pada suatu bertindak dalam lingkungan masyarakat industri yang
project yang akan dirancang. sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari mahasiswa.
Project yang dikerjakan oleh PT. Rekayasa Engineering 4. Mengaplikasikan Ilmu yang didapatkan di bangku
pun bermacam – macam jenisnya salah satunya adalah perkuliahan pada case project yang dilaksanakan salama
project plant dari PT. Pertamina dengan PT. Arun LNG Blang masa kerja praktek (KP)
Lancang, Lhoksemawe, Aceh sebagai pelaksana operasi
plant. Project dari PT. Pertamina tersebut yang dikerjakan 1.3. Batasan Masalah
oleh PT. Rekayasa Engineering adalah tentang Engineering Penyusunan dan penulisan laporan Kerja Praktek (KP),
Study untuk Feed Of Arun LPG Storage and Transhipment penulis hanya membahas masalah mengenai electrical load
Terminal Project di Blang Lancang, Lhoksemawe, Aceh. calculation pada Feed Of Arun LPG Storage and
Transhipment Terminal Project di PT. Rekayasa Engineering.

1
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
1
II. TINJAUAN PUSTAKA Merupakan daya minimal yang dibutuhkan untuk sistem
2.1. Pengertian Istilah Beban beroperasi pada beban puncak.
2.1.1. Jenis Beban
Berdasarkan jenisnya, beban listrik dibebdakan 2.2. Peralatan Elektrikal
menjadi 2 jenis, yaitu. 2.2.1. Motor Control Center (MCC)
a. Beban Dinamis Motor Control Center (MCC) adalah kombinasi
Merupakan beban yang sifat dayanya berubah- starter dalam satu perakitan. Motor Control Center (MCC)
ubah/tidak stabil setiap waktunya. Beban ini biasanya berfungsiuntuk mengontrol beberapa atau bahkan semua
berupa motor atau perangkat yang tersusun motor di motor listrik dari pusat lokasi dalam suatu plant.
dalamnya.
b. Beban Statis
Merupakan beban yang sifat dayanya tidak
berubah/stabil setiap waktunya. Beban ini biasanya
berupa lampu atau perangkat lain bukan motor.

2.1.2. Karakteristik Beban


Berdasarkan karakteristiknya, beban listrik
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu.
a. Beban Continuous (C)
Merupakan beban yang beroperasi secara kontinu terus
menerus hingga 1 hari penuh (24 jam), seperti panel Gambar 2.1 Motor Control Units
sistem kontrol, sistem UPS, pompa proses dan lain –
lain. 2.2.2. Switchgear
b. Beban Intemittent (I) Switchgear adalah panel distribusi yang
Merupakan beban yang hanya beroperasi beberapa kali mendistribusikan beban ke panel-panel yang lebih kecil
dalam sehari, seperti pintu otomatis, pompa back-up, kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel
dan lain – lain. Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB
c. Beban Spare/Standby (S) (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan
Merupakan beban yang berada pada keadaan standby untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main
atau jarang dioperasikan pada kondisi normal, seperti Distribution Board). Selain itu, Switchgear berfungsi sebagai
sistem emergency, pompa standby, penerangan darurat pemutus dan penghubung rangkaian beban listrik pada saat
dan lain – lain. kondisi normal maupun abnormal akibat gangguan ataupun
overload.
2.1.3. Perhitungan Beban
Pada perhitungan terdapat 4 kategori beban yang
dihitung, yaitu
a. Absorbed Load
Merupakan besar daya yang diperkirakan diserap oleh
beban. Sebagian besar dari beban tidak beroperasi pada
kapasitas rating, tetapi pada titik dibawah rating-nya.
Nilai beban ini dipengaruhi oleh nilai faktor beban.
b. Consumed Load
Merupakan kuantitas daya elektrik yang diperkirakan
akan dikonsumsi oleh beban. Dari setiap beban dihitung Gambar 2.2 Switchgear
daya aktif dan reaktifnya. Nilai beban ini dipengaruhi
oleh nilai efisiensi beban. 2.2.3. Circuit Breaker (CB)
Peralatan ini merupakan peralatan dapat
memberikan fungsi penyaluran tenaga dan pemutusan tenaga
c. Peak Load

2
serta proteksi arus lebih otomatis. Tidak seperti sekring (fuse) kondisi tertentu busbar harus memiliki isolasi kecuali pada
yang harus diganti setiap terjadi open circuit mengamankan bagian koneksi dengan cabang konduktror yang lainnya.
peralatan setelahnya dari arus lebih. Untuk CB dapat
dikembalikan pada keadaan semula setelah kondisi arus lebih
terjadi dengan cara mengembalikan posisi handle dari “OFF”
kembali ke posisi “ON”. Jika CB kembali open berkali – kali
setelah dilakukan proses reset, maka CB harus diperiksa oleh
teknisi atau diganti dengan yang baru.

Gambar 2.5 Busbar

2.2.6. Motor Listrik


Motor listrik merupakan sebuah perangkat
Gambar 2.3 Circuit Breaker (CB) Schneider Electric elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya,
2.2.4. Transformator memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
Pada umumnya transformator dibedakan menjadi kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor
dua macam yaitu transformator ukur dan transformator listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau
daya. Transformator ukur masih dapat dibedakan lagi kipas angin) dan di industri. Motor listrik dalam dunia
menjadi dua, yaitu transformator arus (current transformer), industri seringkali disebut dengan istilah “kuda kerja” nya
dan transformator tegangan (potential transformer), industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
Transformer ukur berfungsi untuk menurunkan arus atau menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
tegangan, yang mana besaran arus atau tegangan tersebut
digunakan sebagai besaran masukan.

Gambar 2.6 Motor Listrik


Gambar 2.4 Transformator Daya
Langkah Perhitungan Beban Elektrik
2.2.5. Busbar
Dalam perhitungan beban elektrik, tidak ada standar
Busbar atau rel adalah sebuah konduktor yang
baku yang mengatur tata cara perhitungan ini. Maka cara
berperan sebagai koneksi antar 2 atau lebih cabang
perhitungan ditentukan berdasarkan aturan umum yang
konduktor. Busbar secara schematical dipresentasikan garis
diterima dan paling sering digunakan oleh praktisi industri
lurus dengan beberapa koneksi yang terhubung dengannya.
atau engineer. Berikut merupakan tahap – tahap dalam
Standar sebuah busbar biasanya terbuat dari bahan
melakukan perhitungan beban elektrik.
alumunium dan tembaga. Pada dasarnya fungsi dari busbar
1. Kumpulkan daftar dari seluruh beban elektrik yang
sama seperti kabel, perbedaan kabel dan busbar terletak pada
ada dalam sistem (Load list).
bagian isolatornya. Jika kabel memiliki isolator diseluruh
penampangnya, busbar tidak miliki isolasi. Namun untuk

3
2. Dari setiap beban, tentukan parameter seperti rating • LSTT-64-E2-SL-004 480V One Line Diagram
nominal atau absorbed rating, faktor beban (Load Trucking Area
factor), faktor daya (power factor), dan efisiensi beban. • LSTT-64-P1-EF-001~022 Piping & Instrument
3. Hitung nilai consumed load untuk setiap beban dan Diagram ARUN LPG STORAGE
peak load untuk setiap kelompok MCC
4. Hitung nilai operating load 3.2. Perhitungan Beban
Berikut merupakan flowchart untuk tahap kerja electrical 3.2.1. Menentukan Parameter Beban (absorbed rating,
load calculation. faktor beban [Load factor], faktor daya [power
factor], dan efisiensi beban)
a. Absorbed Load
Absorbed load dapat hitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut

Pabsorbed=P Rating (kW ) × Load Factor


. (3.1)

b. Load Factor

Faktor ini dapat diartikan sebagai daya yang


dipakai per daya rating yang dimiliki oleh
peralatan elektrik. Secara rumus faktor beban
dapat dituliskan sebagai berikut.

Used Load(kW )
LF=
Load Rating( kW )

Gambar 2.7 Flowchart Electrical Load Calculation ...................................................(3.2)

Berdasarkan standar NEMA, nilai faktor beban


III.PEMBAHASAN
3.1. Electrical Load Calculation dapat ditentukan dari nilai rating beban dalam
Electrical load calculation atau perhitungan beban kW.
elektrik adalah perhitungan kebutuhan energi listrik beban.
Tabel 3.1 Nilai Faktor Beban per Rating
Perhitungan ini digunakan untuk menentukan kapasitas Rating
transformator daya, busbar dan circuit breaker. Load
(kW)
Factor
3.1.1. Mengumpulkan Load List Load ≤ 0,1 0,7
Load list ini sejatinya berfungsi untuk mengetahui
beban apa saja yang ada dalam proyek. Tanpa adanya load 0,1< Load ≤ 1 0,75
list, perhitungan beban tidak dapat dilakukan. Penentuan
rating dari peralatan disusun berdasarkan : 1< Load ≤ 5,5 0,83
 Simulasi P&ID oleh Process Departement
 Input dari instrument, mechanical dan existing load. 5,5< Load ≤ 22 0,90

22< Load ≤ 55 0,91


3.1.2. Referensi
Daftar beban dibuat berdasarkan dukungan dari 55< Load ≤ 220 0,92
dokumen berikut :
• LSTT-64-E2-SL-002 4160V One Line Diagram Load> 220 0,94
• LSTT-64-E2-SL-003 480V One Line Diagram Plant
U-64
c. Power Factor

4
Dapat diartikan sebagai perbandingan daya aktif Load ≤ 1 0,80
(kW) dan daya semu (kVA). Secara perhitungan
faktor daya dapat dituliskan dengan rumus 1.1< Load ≤ 5,5 0,85
sebagai berikut.
5,5< Load ≤ 22 0,91

V Rating Rating 22< Load ≤ 55 0,92


(kW) (KVA)
55< Load ≤ 220 0,93
LP-8313 STREET & FENCE 4160 - 50,00
LIGHTING FEEDER Load> 220 0,95

GM-6405A LPG RETURN PUMP 4160 150,00 -

P (W ) Contoh Perhitungan : LOAD PM-8313-A


cos φ= Tabel 3.4 Contoh Data Beban
S (VA ) ........(3.3)

1. Nilai Efisiensi LP-8313 = 0,92


Berdasarkan standar NEMA, nilai faktor daya Nilai Efisiensi GM-6405A = 0,93
dapat ditentukan dari nilai rating beban dalam 2. Nilai Faktor Daya LP-8313 = 0,9
Nilai Faktor Daya GM-6405A = 0,92
kW atau KVA
3. Nilai Faktor Beban LP-8313
Tabel 3.2 Nilai Faktor Daya per Rating Prating ( kW )=Prating ( KVA ) ×cos φ ...(435)
Rating
(P [kW] or S Power Factor Prating ( kW )=50 ×0,9
[KVA])
Load ≤ 5 0,8 Prating ( kW )=45 kW

5< Load ≤ 30 0,86 Faktor Beban=0,91(lihat tabel 4.4)

30<Load ≤ 100 0,90


Nilai Faktor Beban GM-6405A = 0,92
Load>100 0,92
(lihat tabel 4.4 )

d. Load Efficiency
Efisiensi adalah rasio perbandingan antara daya 4. Nilai absorbed load LP-8313
output dan daya input. Pabsorbed=P Rating (kW ) × Load Factor
(3.6)
Absorbed Load Pabsorbed=45 ×0,91
η=
Consumed Load . .(3.4)
Pabsorbed=40,95 kW
Berdasarkan standar NEMA, nilai efisiensi
beban dapat ditentukan dari nilai rating beban
dalam kW atau KVA. Nilai absorbed load GM-6405A
Pabsorbed=P Rating (kW ) × Load Factor
(3.7)
Tabel 3.3 Nilai Efisiensi per Rating
Rating Pabsorbed=150× 0,92
(P [kW] or S Efficiency
[KVA]) Pabsorbed=138 kW

5
Untuk perhitungan absorbed load pada
peralatan dengan load factor yang telah
diketahui dapat dilakukan dengan cara yang
sama(tanpa langkah ke-2). Dari contoh
perhitungan diatas, dapat dihitung parameter
beban untuk beban lainnya. Hasil perhitungan
dapat dilihat pada laman lampiran 1.

3.2.2. Menghitung Nilai Consumed Load Setiap Beban


dan Peak Load Untuk Setiap Kelompok MCC

Gambar 3.2 Diagram Urutan Pengelompokan MCC

Pada gambar 3.2 tertera urutan perhitungan beban.


MCC dihitung secara berurutan untuk yang selanjutnya
digunakan untuk menentukan switchgear utama. Dengan
mengetahui kapasitas beban pada switchgear, maka max peak
Gambar 3.1 4160V Over All One-Line Diagram load/load demand dapat ditentukan. Selain itu, terlihat
Feed Of Arun LPG Storage and Transhipment transformer dengan bagan berwarna orange yang
Terminal Project – PT. Pertamina (Persero) menunjukan transformer dengan load factor yang telah
diketahui nilainya. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan
consumed load dan peak load sesuai dengan urutan pada
Pada gambar 3.7 terlihat pembagian daya pada plant. gambar 3.8 dengan rumus seperti dibawah ini.
Dari transmisi 150 kV menuju trafo PT-8353-AR 150/33 kV,
lalu diteruskan menuju PT-8313-A dan PT-8313-B 33/4,16
kV sehingga plant terbagi dalam 2 bagian beban besar. PT-
8313-A 33/4,16 kV mempunyai beban trafo PT-8313-E dan
PT-8313 C 4160/480 V, juga mempunyai beberapa beban
motor. Sedangkan PT-8313-B terdiri dari beban trafo PT-
8313-F dan PT-8313 D 480 V serta beberapa beban motor.
Pada 4 Trafo 4160/480 V ini, 3 diantaranya terdapat Consumed load
pembeban berupa sebuah trafo khusus penerangan plant. Pabsorbed
Untuk mengkontrol semua beban pada trafo, maka masing Pl= ....................(3.8)
η
beban untuk setiap trafo dihubungkan dengan sebuah MCC
(motor control center) untuk mengatur distribusi daya ke
beban. MCC ini dipasang diantara beban dan transformer.
Berikut merupakan skema perhitungan beban.
Ql=Pl
√ 1
cos 2 ϕ
−1 .........(3.9)

Peak Load

6
Peak Load Demand (kW ∨kVAR)= X A +Y B+ Z C Pl=16,64 kW ...........................................
........................................................................... (3.10) (4.6)

Peak Load Demand (kVA )=√ PPLD 2+Q PLD2

............................................................................................... (3.11)
Ql=Pl
√ 1
cos 30,6 o
2
−1 .......(3.13)

Contoh Perhitungan Beban Tag No. Description C I S V Absorbed Motor Load Eff. Pf
Load Load Factor
pada MCC PM-8313-C (kW) (kW) (kW)
Tabel 3.5 Data Beban Air 64-AC-002R AIR CON 1 0 0 480 15,48 17,20 0,90 0,93 0,86
Conditioner FOR DOCK
OFFICE

Ql=16,64
√ 1
0,74
−1 ................................

(4.7)
Contoh perhitungan consumed load : Ql=9,88 kVAR 4.7

64-AC-002R
Pabsorbed Masing – masing daya beban dikelompokkan sesuai
P l= ..........................(3.12) dengan karakteristiknya yang telah dijelaskan pada subbab
η 2.1.2 Dengan contoh perhitungan diatas dapat dihitung nilai
15,48 consumed load untuk beban lainnya dan jumlah beban sesuai
P l= karakteristiknya pada tabel berikut.
.........................................................................................
0,93
(4.6)

7
Tabel 3.6 Load Schedule MCC PM-8313-C

1249,3 kVA. Sisa daya ini dapat dimanfaatkan untuk supply


peralatan tambahan untuk pengembangan sistem plant di
masa yang akan datang.
Setelah itu dihitunglah kelompok beban lainnya
dengan cara yang sama.

3.2. Electrical Equipment Sizing


Dengan electrical load calculation ini, terdapat 3
peralatan elektrikal yang dapat dilakukan sizing equipment.
1. Circuit Breaker
2. Transformer
3. Busbar

Berikut merupakan tahap – tahap menentukan kapasitas


peralatan.

3.2.1. Menentukan Kapasitas Circuit Breaker


Jumlah daya beban per kartakteristik : a. Menentukan rating dalam kW atau kVA dan
tegangan
Total Continuous Load = 104,87 kW 56,47 kVAR b. Menentukan arus beban dalam Ampere
Total Intermittent Load = 192,00 kW 87,14 kVAR c. Menentukan Arus desain CB
Total Standby Load = 233,34 kW 120,74 kVAR d. Menentukan CB mengacu pada perhitungan Id,
disesuaikan dengan ukuran yang dikeluarkan
oleh mayoritas vendor elektrikal
Daya Puncak (peak load) dapat dihitung dengan rumus
Contoh perhitungan CB pada MCC PM-8313-F
Peak Load Demand =X A +Y B+ Z C ..........(3.14) Daya Rating = 786,9 kVA (menggunakan peak load demand)
Tegangan = 480 V
P=1 .104,87 +0,5 .192+0,1 . 233,34
Karena menggunakan daya 3 fasa maka arus beban penuh
Peak Load P=¿ 224,21 kW dihitung dengan rumus sebagai berikut.
S ( VA )
Q=1 .55,21+ 0,5. 0+ 0,1. 139,17 I FL ( Amp )=
√ 3 V ...............(3.16)
Peak emanQ=¿ 112,1 kVAR
Keterangan :

Peak Load Demand (kVA )=√ PPLD +Q PLD 2 2 IFL = Arus beban dalam keadaan Full Load
P = Rating beban dalam W
.......................................................................................(3.15) S = Rating beban dalam VA
dswd=√ 224,2 +112,1 2 2
Cos f = Faktor daya
Peak Load Demand ¿ 786900
I FL ( Amp )=
Peak Load=250,7 kVA √ 3 . 480 ...........(3.14)

Kapasitas transformer untuk MCC PM-8313-C I FL ( Amp )=218,07 A


sebesar 1500 kVA sehingga terdapat daya sisa (spare) sebesar

8
Setelah arus beban penuh diketahui, dapat dihitung arus Tr=MF × S PLD ............(3.18)
desain CB dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
Tr = Kapasitas Transformer dalam kVA
MF = Multiplying Factor NEC 1,25
I D ( Amp )=MF × I FL .................(3.17) SPLD = Peak Load Demand dalam kVA

Keterangan : Tr=1,25 ×786,9


ID = Arus beban untuk desain peralatan
MF = Multiplying Factor Tr=983,625 kVA
IFL = Arus beban dalam keadaan Full Load

Beracuan pada katalog Centrado dan Geafol,


I D ( Amp )=1,25 × 218,07 A
kapasitas transformer yang dipakai yang mendekati nilai
I D ( Amp )=272,59 A cdcdc 983,625 kVA adalah 1000 kVA

Dengan contoh perhitungan diatas, dapat diperoleh nilai


Perhitungan desain CB sebesar 272,59 A. Karena arus
kapasitas transformer lainnya sebagai berikut.
yang dipakai relatif besar dan peralatan ini berfungsi untuk
mengamankan beberapa beban lainnya, maka digunakan CB
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Kapasitas Transformer
jenis MCCB. Beracuan pada katalog vendor protekuk,
MCCB yang dipakai adalah 315 A.

Dengan contoh perhitungan diatas, dapat diperoleh nilai arus


desain CB lainnya untuk masing – masing MCC sebagai
berikut.

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Kapasitas MCCB

3.2.3. Menentukan Kapasitas Busbar


a. Menentukan rating transformer dalam VA dan
tegangan
b. Menentukan arus beban penuh pada bus bar
c. Menentukan kapasitas desain busbar
d. Menentukan Kapasitas mengacu pada
perhitungan Tr disesuaikan dengan ukuran yang
dikeluarkan oleh mayoritas vendor elektrikal
3.2.2. Menentukan Kapasitas Transformer
a. Menentukan rating dalam kVA dan tegangan Contoh Perhitungan :
b. Menentukan kapasitas desain transformer (Tr) Busbar pada PM-8313-F
c. Menentukan Kapasitas mengacu pada
MF= 1,25 (standar NEC)
perhitungan Tr disesuaikan dengan ukuran yang
Tr = 983,625 kVA = 983625 VA
dikeluarkan oleh mayoritas vendor elektrikal
V = 480 V
Contoh Perhitungan : Tr x 1000
I bus=
PT-8313-F √3 V ......(3.19)
MF= 1,25 (standar NEC)
Keterangan :
SPLD = 786,9 kVA
Ibus = Arus Busbar (A)

9
Tr = Kapasitas Transformer (kVA) pembangkit mengalami gangguan. Pada prinsipnya,
V = Tegangan Rating (V)
pelepasan beban ini bertujuan untuk menjaga agar sistem
983625 tidak mengalami blackout. Untuk itu, frekuensi dan tegangan
I bus=
√ 3 . 480 ..................................................................
sistem harus dijaga sehingga nilainya tidak jatuh secara
drastis(seimbang pada level tertentu). Keadaan yang kritis
(4.52) dalam sistem karena jatuhnya unit pembangkit dapat
I bus=1183,11 A ..............................................................
digambarkan dalam gambar 4.4 pada t=tA ada unit
pembangkit yang jatuh sehingga frekuensi menurun.
(4.52)
Setelah arus beban penuh diketahui, dapat dihitung
kapasitas arus busbar dengan rumus sebagai berikut.
Br =MF × I bus ....(3.20)
Keterangan :
Br = Rating Busbar (A)
MF = Multiplying Factor NEC 1,25
Ibus = Arus Busbar (A)
Br =1,25× 1183,11
..................................................
(4.51)
Br =1478,89 A
Gambar 3.3 Perubahan Frekuensi sebagai Fungsi Waktu
.................................................. dengan Adanya Pelepasan Beban
(4.51)
Beracuan pada katalog EAE Elektrik, kapasitas
Turunnya frekuensi dapat menurut garis 1, garis 2, atau
transformer yang dipakai yang mendekati nilai 983,625 kVA
3. Semakin besar unit pembangkit yang jatuh (daya yang
adalah 1600 A
tersedia hilang) makin cepat frekuensi menurun. Penurunan
Dengan contoh perhitungan diatas, dapat diperoleh nilai terjadi dari titik A-C sedangkan C-E grafik cenderung naik
kapasitas Busbar lainnya sebagai berikut. dan E-F stabil. Pada titik C-E ini lah proses pelepasan beban
dilakukan, sehingga semakin frekuensi semakin menuju
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Kapasitas Busbar kestabilan yang pada akhirnya menjadi normal pada titik G.

IV. PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari kerja praktek yang telah dilakukan di PT. Rekayasa
Engineering dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proyek Arun LPG Storage and Transhipment


Terminal ini merupakan proyek existing yang akan
dikembangkan jalur baru pemrosesan dan
transportasi gas menuju kapal.
3.3. Electrical Equipment Sizing 2. Hasil perhitungan peak load demand (SPLD) untuk
Selain electrical equipment sizing, electrical load setiap kelompok MCC dan switchgear untuk PM-
calculation juga dibutuhkan untuk melakukan beberapa study 8313-A, PM-8313-B, PM-8313-C, PM-8313-D,
case. Salah satu study case yang dimaksud adalah load PM-8313-F, dan PM-8313-AR berturut – turut
shedding study, yaitu merupakan studi dalam menentukan adalah sebesar 4150,2 kVA, 2404,9 kVA, 250,7
beban – beban yang akan dilepas ketika sistem generator

10
kVA, 145 kVA, 873,1 kVA, 786,9 kVA, dan 14350 http://www.wikihow.com/Determine-Amperage-of-Circuit-
kVA. Breaker. Tanggal Akses: 15 Oktober 2015
3. Hasil penentuan kapasitas MCCB untuk setiap [3] Busbar Catalouge EAE Elektrik
kelompok MCC dan switchgear untuk PM-8313-A, [4] Juanda, Meyga Pranata. 2014. Electrical Load Calculation
North Duri Development Area 13 Project – Chevron Pasific
PM-8313-B, PM-8313-C, PM-8313-D, PM-8313-F,
Indonesia.
dan PM-8313-AR berturut – turut adalah sebesar [5] Katalog Transformator Centrado & Geafol
800 A, 500 A, 400 A, 315 A, 1600 A, 315 A dan 315 [6] LSTT-64-E2-SL-002 4160V One Line Diagram
A [7] LSTT-64-E2-SL-003 480V One Line Diagram Plant U-64
4. Hasil penentuan kapasitas transformer untuk setiap [8] LSTT-64-E2-SL-004 480V One Line Diagram Trucking Area
transformer pada kelompok MCC dan switchgear [9] LSTT-64-P1-EF-001~022 Piping & Instrument Diagram
PM-8313-A, PM-8313-B, PM-8313-C, PM-8313-D, ARUN LPG STORAGE
[10] MCCB Catalouge Protekuk
PM-8313-F, dan PM-8313-AR berturut – turut
[11] Purwanto, Wiwit. 2014. Load List Calculation [Online].
adalah 6300 kVA, 4000 kVA, 315 kVA, 200 kVA,
Diakses di: http://www.slideshare.net/wiwitpur/load-list-
1250 kVA, 1000 kVA dan 20000 kVA. calculation. Tanggal Akses : 15 Oktober 2015
5. Hasil penentuan kapasitas busbar untuk setiap [12] Siemens Technical Education Program Handbook :
kelompok MCC dan switchgear PM-8313-A, PM- Switchboard
8313-B, PM-8313-C, PM-8313-D, PM-8313-F, dan [13] Siemens Technical Education Program Handbook : Motor
PM-8313-AR berturut – turut adalah 1000 A, 600 A, Control Center
600 A, 315 A, 2000 A, 1600 A, dan 400 A. [14] Siemens Technical Education Program Handbook : Circuit
6. Output dari electrical load calculation dapat Breaker
menentukan load shedding system. [15] Steps for Selecting The Proper Transformer. ACME Electric,
Power Distribution Division

4.2 Saran BIODATA PENULIS


Saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah Yoshua Habibnur (21060112140158) dilahirkan di
sebagai berikut : Semarang, 11 September 1994. Memulai
pendidikan dari TK Kuncup Harapan Bogor, SD
1. Dilakukan penentuan kapasitas beban pada load list Kartika 02 Medan, SMP Negeri 18 Bandung, SMA
secara nyata yaitu mencocokan dengan katalog yang Negeri 22 Bandung. Saat ini penulis sedang
melanjutkan pendidikan di Jurusan S1-Teknik
vendor gunakan sehingga perhitungan menjadi lebih Elektro Universitas Diponegoro.
aktual.
2. Perhitungan beban elektrik dilakukan secara rinci
setiap masing – masing beban yang ada. Semarang, 23 November 2015
3. Jika plant tidak dilakukan pengembangan lebih
lanjut setelah proyek ini, sebaiknya plant Menyetujui,
menggunakan kapasitas yang telah diperkirakan oleh Dosen Pembimbing
engineer.

DAFTAR PUSTAKA
Ir. Tejo Sukmadi, MT
NIP 196111171988031001
[1] Anonim. 2012 .Kapasitas Ukuran Busbar / Rel Tembaga
[Online]. Diakses di:
http://kumengerti.blogspot.co.id/2012/09/kapasitas-ukuran-
busbar-rel-tembaga.html. Tanggal Akses : 15 Oktober 2015
[2] Anonim. 2014. How to Determine Amperage of Circuit
Breaker: 5 Steps [Online]. Diakses di:

11
12

Anda mungkin juga menyukai