Anda di halaman 1dari 3

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA

A. Definisi

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) yang


terdiri dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai
dengan keluhan lain, perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn),
kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah,
dan beberapa keluhan lainnya.

B. Etiologi

Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit


acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung
terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang
membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di
dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat
menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat
ditemukan. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:

1. Menelan udara (aerofagi)


2. Regurgitasi(alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
10. Infeksi Helicobacter pylory
C. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung
dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding
lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang
akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di
medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
D. Tanda dan Gejala

a. Nyeri perut
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Perut kembung
g. Rasa panas di dada dan perut
h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD degan kontras ganda, serologi


Helicobacter pylori, dan urea breath test (belum tersedia di Indonesia.
Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostic
sekaligus teraupetik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi
adalah :

 CLO (rapid urea test)


 Patologi antaomi (PA)
 Kultur moikroorganisme (MO) jaringan
 PCR (Plymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian
(Mansjoer, A edisi III, 2000: 488)

Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama,


seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya
merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka
perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu
dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu
diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.

F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan non farmakologis

 Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung


 Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-
obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stress
 Atur pola makan

Penatalaksanaan farmakologis yaitu:

Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan


terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti
karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa
sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo. Obat-obatan yang
diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan
antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik
(mencegah terjadinya muntah)

Anda mungkin juga menyukai