Anda di halaman 1dari 9

Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007 Jurnal APLIKASI

ISSN.1907-753X

Pengaruh Operasi Bangunan Pengatur Kali Surabaya, Wonokromo,


Kalimas terhadap Banjir Kota Surabaya, dan Penyelesaiannya
Sismanto
Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS
email: sismantosis@ce.its.ac.id

ABSTRAK
Kali Surabaya merupakan anak sungai Kali Brantas yang berasal dari Kali Marmoyo. Pintu
Air Mlirip yang selanjutnya mengalir menuju menuju kota Surabaya melalui bendung
Gunungsari. Di Kota Surabaya, kali Surabaya bercabang menjadi 2 yaitu kali Wonokromo
dan Kalimas dengan bangunan pengatur Bendung Jagir, sedangkan di Kalimas terdapat
Dam Gubeng yang dulunya berfungsi untuk menaikkan muka air disaat musim kemarau.
Disisi lain Kota Surabaya yang selalu banjir disaat terjadi hujan menimbulkan suatu suatu
pendapat bahwa banjir banjir tersebut sebagian diakibatkan oleh Sistem Operasi
Bangunan pengendali yang ada di sungai sungai tersebut. Kajian ini dimaksudkan untuk
membuktikan pendapat tersebut dan bagaimana solusinya jika pendapat tersebut ternyata
benar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisa Model dan dengan
menggunakan bantuan program HEC-RAS. Dianalisa dengan berbagai kondisi kondisi debit
dan metode operasi bangunan bangunan pengendali yang ada di kali Surabaya, kali
Wonokromo, dan Kalimas.Hasil dari Penelitian ini menunjukkan bahwa metode operasi
Bangunan bangunan pengendali tidak banyak berpengaruh terhadap banjir kota Surabaya
selama debit yang melewati kali kali tersebut tidak lebih dari 60% dari dengan Debit
rencana 25 tahunan. Upaya yang harus dilakukan untuk menanggulangi banjir di Kota
Surabaya terutama untuk daerah pematusan Kalibokor dan medokan Semampir harus
dengan menormalisasi saluran sekunder. Kali Surabaya dan Wonokromo juga harus
dilakukan normalisasi untuk mengantisipati debit Q25 tahunan pada beberapa dibagian
hilir, sedangkan untuk Kalimas harus dilakukan pengerukan secara berkala untuk ruas
antara pintu Jagir hingga bendung karet Gubeng.

Kata kunci: Operasi, Bangunan Pengatur, Banjir

1. PENDAHULUAN Surabaya ini dapat ditekan sekecil kecilnya,


dan pada bagian mana perbaikan harus
Kali Surabaya merupakan anak sungai Kali
dilakukan.
Brantas yang berasal dari Kali Marmoyo,
Pintu Air Mlirip yang berada di daerah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji
Mojokerto menghubungkan Kali Surabaya pengaruh operasi bangunan bangunan
dengan aliran dari Kali Brantas. Di Surabaya, pengatur di sistem Kali Surabaya berkaitan
kali Surabaya bercabang menjadi 2 yaitu kali dengan berbagai kondisi / masalah yang ada
Wonokromo dan Kalimas dengan bangunan saat ini. Kajian ini bertujuan untuk
pengatur Bendung Jagir (gambar 1). memberikan masukan kepada pemegang
kebijakan dalam meningkatkan fungsi
Dengan meningkatnya aliran yang masuk ke
Sumber daya Air.
kali Surabaya maka pengaturan air di KAB. GRESIK Selat Madura

Bendung Jagir akan menjadi sulit


ong
Kali Lam Max. +3,22

Boezem Moro Krembangan


Kali Mas

dilaksanakan, jika air dialirkan sepenuhnya


A = 93,4 Ha
SHVP

S al
. G un Min. +0,00
un gs Dam Gubeng (PJT1)

menuju kali Wonokromo maka dipastikan


ari 2,2 s/d 2,7 31 m3/dt

Pintu Air W onokromo (PJT) +3,30


DAS GREGES ( A = 2.625,85 Ha ) +2,30

akan terjadi luapan luapan di sepanjang


DAS MAY.JEND SUNGKONO ( A = 197,88 Ha ) K. Surabaya Dam Jagir
(PSAWS-BP)+3,30
DAS DHARMA HUSADA ( A =50,25 Ha )
Dam Gunungsari (PJT1)
DAS MEDOKAN ( A = 764,29 Ha ) 540 km2 +4,60 (SHVP)

sungai terutama jika bersamaan dengan


Kali Wonok romo
(615 km2)
Kali Kedurus (75 km2) PDAM NGAGEL Max +2,15
Min +0,50
+3,30
Boezem Kap. : 6 m 3/dt
+3,80

terpadinya pasang, tetapi jika dialirkan Qr = 370 m3/dt


Qr = 370 m3/dt
L = 11 Km
I = 0,0003

lebih banyak menuju Kalimas maka dapat


L = 2,7 Km
PDAM I = 0,0004
KARANG PILANG

dipastikan akan terjadi luapan / genangan di Qr = 370 m3/dt


L = 39 Km
SIDOARJO

beberapa kawasan di kota Surabaya.


Kali Marmoyo Pintu Air Mlirip
I = 0,0004
Siphon

Kali Brantas
Ka li Po
Dam Lengkong ron g

Berkaitan dengan masalah masalah tersebut MOJOKERTO PORONG

diatas, perlu dikaji sistem operasi semua


bangunan pengatur agar banjir dikota Gambar 1. Sistem Kali Brantas dan Surabaya

Halaman 22 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007
ISSN.1907-753X

2. METODOLOGI PENELITIAN d. Evaluasi ulang input data


2.1. Tahapan Penelitian. e. Running program Sungai Utama
f. Perhitungan dan analisa pengaruh
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
terhadap aliran pada system Drainase
beberapa tahapan yaitu,
Kota Surabaya
a. Kajian terhadap system Kali Surabaya
g. Simulasi operasi pintu bangunan pengatur
dan Sistem drainase kota Surabaya
dan bangunan lainnya
berdasarkan laporan laporan yang ada.
h. Simulasi Rancangan Dimensi rencana
b. Mengumpulkan data data yang terkait
pengembangan.
dengan system drainase tersebut yaitu,
i. Analisa dan Kesimpulan
data hidrometri, data penampang, dan
peta
c. Melakukan kajian system aliran pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
setiap wilayah strudi
3.1. Dasar Pemodelan
d. Penentuan batasan batasan untuk kajian
/ analisa Permodelan hidraulik dipakai untuk
e. Analisa dengan model matrematis yang menghitung profil permukaan air sungai
dalam hal ini menggunakan software dibagi menjadi 2 sistem, yaitu Sistem
aplikasi HEC-RAS. Brantas Hilir, dan sistem Surabaya Timur.
Pada sistem Brantas Hilir, Sungai Kali
Dalam hal analisa dengan model matematis
Surabaya merupakan anak sungai Kali
dilakukan dengan beberapa tahapan yang
Brantas, memiliki luas daerah pengaliran
dimulai dengan penyusunan model, kalibrasi
630,7 Km2, terdiri dari daerah pengaliran
model, dan simulasi model . Tahapan analisa
sungai Kali Marmoyo, Kali Watudakon, Kali
pemodelan tersebut dapat dilihat pada
Kedurus,dan anak anak sungai lainnya.
gambar 2 berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan yang
Data Nyata dilakukan oleh Surabaya River improvement
Project (SRIP) tahun 1983 dan kemudian
diadakan revisi pada tahun 2003, debit
Penyusunan Kalibrasi banjir rencana untuk Kali Surabaya dan Kali
Model Model Wonokromo seperti pada tabel berikut.
Simu Tabel 1. Debit Banjir rencana Kali Surabaya
lasi dan Kali Wonokromo
debit Debit Banjir Rencana (m3/det)
Kala
Revisi 2003
Pengaruh dan Kapasitas
Ulang
(Tahun) SRIP’83 Bd.
Dam Jagir
Inflow Penampang Gunungsari
Outflow
Op Sungai 2 223 239 279
Drainase era 5 270 295 335
kota 10 300 332 372
si 25 328 379 419
50 367 414 454
Solusi
100 400 449 489
Gambar 2. Diagram alir Analisa model Sumber : PJT I, 2003

Distribusi Debit Banjir Rencana pada sistem


3.2. Prosedur Pengujian dengan Model sungai Kali Surabaya setelah dilakukan
review dari data diatas, disajikan dalam
Prosedur kajian dilakukan dengan langkah gambar skema .
langkah berikut :
a. Input data geometri Sungai Utama dan
Bangunan
b. Input data hidrologi dan batasan
c. Uji Program dan Kalibrasi

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 23
Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Dam Mernung

170
Dam Gubeng
200 Sal. Jeblokan

KALI MARMOYO Sal. Kalibokor


0 250

60
Dam Perning Dam Perning

Selat Madura
Sal Medokan
KALI SURABAYA

350
Krikilan

Jemb. merah
Dam Gubeng

37
370
Pegirian

PELABUHAN PERAK SBY


9
Dam Gn Sari
70
65
25 50

Dam Jagir
Kali Mas Dam Jagir Kali Wonokromo

41370
Gambar 5. Skematisasi Permodelan system Drainase
9 Surabaya Timur
KALI WONOKROMO

Ada beberapa bangunan pengendali banjir


yang didaerah penelitian yang dioperasikan
dengan cara menjaga muka air dibagian
hulu, tabel 2 menunjukkan elevasi muka air
SELAT MADURA

Gambar 3. Skema distribusi Debit aliran pada system


Brantas Hilir
hulu masing masing bangunan pada musim
hujan, kemarau, dan banjir.
Skematisasi permodelan dalam sistem Tabel 2. Elevasi muka air operarasi
Brantas Hilir disajikan dalam gambar bangunan
berikut: Sungai kemarau Hujan Banjir
S e la t M a d u ra
Dam Gubeng + 2.20 + 2.10 + 2.00
Pintu Air jagir + 3.20 + 3.10 + 2.80
Pintu Gnsari Br + 4.40 + 4,20 + 4.65
Dam
G ubeng
Kali M e dokan

S a l. D in o y o
Pintu Wnkromo + 3.10 + 3.45 + 3.45
Kali Sum o
PD A M

S a l. D a rm o

P in tu W o n o k ro m o

K a li K e d u ru s
D a m Ja g ir
K a li W o n o k ro m o
3.2. Set-up dan kalibrasi model
Sela t M a d ura

S a l. B e n d u l M e risi

B o e se m W iy u n g
Dam Bentuk geometri saluran atau sungai
didasarkan pada data hasil pengukuran
G u n u n g sa ri

situasi, memanjang dan melintang sungai.


K a li M a rm o y o
Koefisien kekasaran, koefisien kontraksi dan
K a li W a tu d a k o n koefisien ekspansi ditentukan dengan
P in tu
M lirip
Dam
Le n g k o n g
K a li P o ro n g
pendekatan lapangan dan diuji melalui
pengujian.
Gambar 4. Skema Permodelan Matematik Sistem
Brantas Hilir
Sebagai kondisi batas hulu dalam model ini
adalah hidrograp aliran yang terukur di
Pada sistem Low level Timur, Sub-sistem ini stasiun AWLR Perning (Gambar 6).
dahulunya merupakan saluran irigasi. Sedangkan kondisi batas hilir adalah time
Kapasitas saluran primer saat ini bervariasi series pasang surut air laut diselat madura
antara 0.16 m3/dt sampai dengan 58.90 (Gambar 7).
m3/dt. Skematisasi permodelan sistem Skema jaringan model pada sistem drainase
drainase Surabaya Timur adalah sebagai utama yang terdiri dari kali Porong, kali
berikut : Surabaya, kali Wonokromo dan Kali Mas
seperti pada Gambar 8.

Halaman 24 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007
ISSN.1907-753X

250
terukur di Dam Gunungsari. Perbandingan
kedua hidrograp debit aliran disajikan pada
200
gambar 10. Akurasi dari model dapat dilihat
dari besarnya perbedaan antara debit hasil
Debit (m3/dt)

150

100
permodelan dan debit hasil observasi yang
dalam hal ini dihitung Root Mean Square
50 Error sebesar 14.96 m3/dt.
0
300
Waktu (Jam)
250

Gambar 6. Hidrograp aliran di stasiun AWLR Perning


200

Debit (m3/dt)
150
0.5
Elevasi Permukaan air (SHVP)

0 100

-0.5 50

-1
0
3/5/03 0:00 3/10/03 3/15/03 3/20/03 3/25/03 3/30/03 4/4/03 0:00 4/9/03 0:00 4/14/03 4/19/03
-1.5 0:00 0:00 0:00 0:00 0:00 0:00 0:00 Ka
Waktu
-2 Debit Observasi Debit Model

-2.5 Gambar 10. perbandingan debit Pengukuran


Waktu (Jam)

Gambar 7. Grafik pasang surut air laut di Selat madura 3.3. Simulasi Model
3.3.1. Simulasi Permodelan Sistem
8.000
8.010
8.022
Brantas Hilir.
8.034

Pada Simulasi penampang eksisting,


8.046
ma s

Mas 8.062
i

8.082
8.102
Pemodelan hidrolik untuk melihat
aKl

8.116
8.130

pengaruhnya terhadap kondisi muka air yang


8.145
8.75 8.43
ok

9.016 8.68 rom


8.50
9.038Jagir K a l8.55
iWon o 8.39
9.050 Wonokromo

10.006
9.066
9.090 terjadi. Ada 6 kondisi debit yang
diperhitungkan antara lain :
10.040
10.072
10.108
10.126

10.252
10.18210.150
Su r a b ay
10.220
Sby hulu
a
1. Simulasi dengan debit Q25 tahun
2. Simulasi Debit Wonokromo hasil revisi
10.270
10.292
12.0
10.307
Pint u 7.58
Mlirip

Q25 = 419 m3/dt


Brant as 7.567.54
7.51
7.49

3. Simulasi debit 60% dari Q25


Ka l 7.46
i B 7.43
ra
n

t a 7.41

4. Simulasi Debit Q25 tahun dan Debit


s 7.39
Porong 7.13
7.37
7.34 7.29 7.267.247.22 7.207.187.16 7.11

Marmoyo ditahan 200 m3/dt


7.32 7.09
Partial GIS data

5. Simulasi Debit Q25 tahun (Debit


Gambar 8 Skema jaringan model drainase utama Marmoyo ditahan 200 m3/dt dan debit
Kedurus 40 m3/dt)
Kalibrasi model didasarkan data pencatatan 6. Simulasi Debit Q25 tahun (Debit
lapangan tanggal 6 maret 2003 jam 24:00 Marmoyo ditahan 200 m3/dt dan debit
sampai dengan tanggal 13 April jam 11:00. Kedurus 40 m3/dt dan pintu Mlirip
Interval komputasi 1 menit, koefisien ditutup total)
konstraksi 0.1, koefisien ekspansi 0.3 dan 7. Simulasi dengan melakukan modifikasi
koefisien kekasaran Manning untuk main penampang sungai (normalisasi)
Channel sebesar 0.03 serta untuk Left Over 8. Simulasi Dam Gubeng dikempiskan
Bank dan Right Over Bank sebesar 0.035.
Model di simulasi dalam kondisi Unsteady Pada simulasi 1 Pintu Jagir dan pintu operasi
Flow Analysis dan metode Average friction Gunungsari dibuka penuh sedangkan pintu
Slope untuk menghitung friction slope banjir Gunungsari dibuka setinggi 3.43
penampang melintang. Regim aliran meter, Dam Gubeng mengembang penuh.
menggunakan Mixed Flow (Gabungan Sub Hasil simulasi ini menunjukkan bahwa
kritis dan Super kritis). elevasi muka air hulu dimasing masing
Hasil permodelan dilakukan kalibrasi dengan bangunan ditunjukkan pada tabel 3, terlihat
membandingkan debit aliran hasil bahwa elevasi tersebut jauh lebih tinggi dari
permodelan dengan debit aliran yang elevasi yang telah ditetapkan pada tabel 2.

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 25
Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Tabel 3. Elevasi muka air dihulu Dam hasil


Brantas Hilir Plan: plan b oundary steady ex1 12/4/2005
6 Legend

WS PF 1

Simulasi 1.
Ground
LOB
4
ROB

Elv M.A dihulu Dam/pintu


Kondisi Gn.sari Jagir Gubeng
2

Elevasi Hulu +6.12 +5.38 +2.18 0

Elevasi Hilir +5.91 +4.10 +1.34

Elevation (m)
Bukaan Pintu (m) 4.0 & 3.43 4.0 2.0 -2

-4

Elevasi permukaan air di setiap penampang


Kali Wonokromo dan Kali Surabaya Hilir -6

berada di atas tanggul, Elevasi permukaan -8


0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000

air di setiap penampang Kali Wonokromo


Main Channel Distance (m)

Gambar 12. Elevasi muka air kali Wonokromo hasil


dan Kali Surabaya Hilir berada di atas simulasi 2
tanggul , Elevasi permukaan tanggul di hulu
dam Gunungsari sampai sejauh 22800 m Pada Simulasi 3 dimana debit yang masuk
(Gambar 11), dam Gunungsari berada di sebesar 60% Q25 yang merupakan debit
bawah elevasi permukaan air. Permukaan tahunan, kondisi muka air di hulu dam telah
air dihulu Dam Gunungsari dan Dam Jagir mengalami penurunan yang cukup besar
tidak dapat dipertahankan pada elevasi yang walaupun masih diatas elevasi yang telah
diharapkan. ditetapkan (tabel 5), dan kali Wonokromo
12
Brantas Hi lir Plan: Plan 08 12/ 3/ 2005
Legend masih tenggelam pada beberapa ruas.
WS PF 1

Tabel 5. Elevasi muka air dihulu Dam hasil


10 Ground

LOB
8

Simulasi 3.
ROB

4
Elv M.A dihulu Dam/pintu
Kondisi Gn.sari Jagir Gubeng
Elevation (m)

0
Elevasi Hulu +4.62 +3.39 +2.1
Elevasi Hilir +4.53 +2.87 +1.14
Bukaan Pintu (m) 2.7/2.05 3.65 0.97
-2

-4

-6

-8
Berdasarkan analisa diatas terlihat bahwa
tidak mungkin lagi kali Surabaya dan
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Main Channel Distance (m)
Brantas Hi lir Plan: Plan 08 11/ 23/2005

Wonokromo dipertahankan dengan kondisi


25 Legend

WS PF 1
Ground

20
yang ada saat ini walaupun dengan segala
LOB

Kali Surabaya
ROB

15
upaya pengoperasian pintu pengatur. Ada
dua langkah yang perlu dilakukan yaitu
Elevation (m)

10
memperbesar kapasitas kali atau
5 mengurangi dedebit yang masuk.
0 Simulasi 4,5,6 adalah upaya untuk
mengurangi debit masuk yaitu menahan air
kali Marmoyo dan Kedurus dengan membuat
-5
0 10000 20000 30000 40000 50000

Main Channel Distance (m)

Gambar 11. Elevasi muka air kali Wonokromo dan


Surabaya hasil simulasi 1
waduk pengendali banjir di masing masing
DAS.
Pada Simulasi 2, kondisi muka air di hulu Pada Simulasi 5, Optimasi untuk memper-
dam tidak jauh berbeda dengan simulasi 1 tahankan elevasi permukaan air di hulu dam
meskipun telah terjadi penurunan (Tabel 4). Gunungsari +4.60 dan di hulu Dam jagir +3.2
Kali Wonokromo masih dalam kondisi dapat dilakukan dengan mengatur tinggi
tenggelam (Gambar 12). bukaan pintu. Namun, akibat elevasi
diperhankan pada elevasi tersebut aliran
Tabel 4. Elevasi muka air dihulu Dam hasil balik ke arah hulu menyebabkan elevasi
Simulasi 2. permukaan air naik sampai kurang lebih 0.5
Elevasi M.A dihulu Dam/pintu meter diatas tanggul. Simulasi dilakukan
Kondisi Gn.sari Jagir Gubeng
Elevasi Hulu + 5.11 +4.11 +2.11
dengan mencoba merubah elevasi yang
Elevasi Hilir + 4.94 +3.11 +1.14 ditetapkan di hulu Dam jagir menjadi +2.8
Bukaan Pintu (m) 3.22/2.57 4.0 2.0 dan di hulu Dam Gunungsari +3.8 dan
program dicoba untuk melakukan optimasi

Halaman 26 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007
ISSN.1907-753X

bukaan pintu diharapkan bahwa dengan muka air di masing masing dam masih dapat
menurunkan elevasi di hulu Dam maka dipertahankan ( Gambar 14 ).
elevasi permukaan air dipenampang yang 7

Gn.sari hulu Jagir hulu Gubeng hulu


meluap di hulu dan hilir Dam Gunungsari
Gn.sari hilir Jagir hilir Gubeng hilir
Series7 Series8 Series9

akan turun. Hasil simulasi model hanya


6

dapat mempertahankan elevasi permukaan


Batas elevasi MA Maks Dam Gn.sari
5

air dihulu dam Gunungsari +4.54 dan dihulu


Dam Jagir +2.97 sehingga elevasi

Elevasi (SHVP)
4

permukaan air di hulu Dam Gunungsari Batas elevasi MA Maks Dam Jagir

masih tetap lebih tinggi dari pada elevasi 3

tanggul Batas elevasi MA Maks Dam Gubeng


2

Pada simulasi 6, Elevasi permukaan air di


hulu dan dihilir Dam Gunungsari lebih 1
1 2 3 Simulasi ke 4 5 6

rendah dari elevasi tanggul. Namun Simulasi


Bukaan pintu (m)

beberapa penampang sungai di hilir Dam


Gn.sari P1 Gn.sari P1 Jagir Gubeng
1 4 3.43 4 2
jagir (Kali Wonokromo) elevasi tanggulnya 2
3
3.22
2.7
2.57
2.05
4
3.65
2
0.97
masih berada di bawah elevasi permukaan 4 2.65 2 3.43 0.97

air.
5 2.67 1.75 2.23 1.72
6 2.68 0.79 1.57 1.72
Gambar 14. Elevasi muka air di hulu dan hilir bangunan
Pada simulasi dicoba pasang surut air laut serta bukaan pintunya.
turun pada elevasi -1.0 elevasi di hilir Dam
jagir turun menjadi +1.67 m, sehingga A. Normalisasi sungai
elevasi permukaan air di Kali Wonokromo
juga turun sehingga elavasi permukaan air Dari hasil simulasi untuk debit aliran periode
sudah berada dibawah elevasi tanggul di ulang 25 tahun diketahui bahwa penampang
semua penampang. Pada saat air surut pada Kali Surabaya, Kali Wonokromo dan Kali Mas
elevasi -2.0 m, elevasi permukaan air dihilir tidak mampu mengalirkan debit banjir
Dam Jagir menjadi 1.49 m. diatas tanpa menimbulkan luapan air diatas
tanggulnya. Oleh sebab itu dikaji upaya
Brantas Hilir Plan: steady f low plan 2 12/5/2005
normalisasi.
25
Legend

Permodelan normalisasi di Kali Surabaya


WS PF 1
Ground
LOB

dilakukan pada penampang sungai mulai dari


20 ROB

15
hulu Dam Jagir sampai dengan hilir Dam
10
Gunungsari yaitu mulai stasiun 9.00 s/d
stasiun 9.023 sepanjang 2453 m, mulai dari
Elevation (m)

hulu Dam Gunungsari ke arah hulu yaitu dari


5

0
Sta 9.23 s/d 9.090 sepanjang 17217 meter,
-5
dan mulai dari Stasiun 9.090 s/d stasiun
9.110 sepanjang 2000 meter.
-10
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000

Gambar 13. Profil permukaan air kali


Main Channel Dist ance (m)

Permodelan normalisasi di Kali Wonokromo


Surabaya dan Kali Wonokromo dilakukan mulai Stasiun 8.102 s/d stasiun
pada simulasi 6 dan elevasi 8.144 sepanjang 4000 m, stasiun 8.000 s/d
pasang air laut -2.00 SHVP 8.100 sepanjang 10200 m.
Hasil normasilisasi beberapa penampang di
Berdasarkan hasil simulasi simulasi diatas Kali Surabaya, Kali Wonokromo dan Kali Mas
menunjukkan bahwa dengan dapat dilihat pada gambar15. perbandingan
mempertahankan penampang yang ada elevasi permukaan air dan tinggi bukaan
maka pola operasi bangunan bangunan pintu antara penampang eksisting dan
pengatur akan efektif jika debit di kali penampang hasil modifikasi disajikan
Surabaya betul betul dibatasai seperti pada sebagai berikut pada tabel 6.
simulasi 6. Dengan cara ini maka elevasi

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 27
Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Namun setelah dilakukan modifikasi


penampang maka elevasi permukaan air di
Brantas Hil ir Pl an: 1) runmod1 2) ex1
P 60 hilir

7
Legend

hulu Dam Gunungsari dapat dipertahankan


WS PF 1 - ex1

WS PF 1 - runmod1
Ground - ex1
6

sesuai dengan keinginan yaitu + 4.60 meter


Bank St a - ex1
Ground - runmod1

Bank St a - runmod1

dengan tinggi bukaan pintu operasi 2.5


5

meter dan keempat pintu banjir setinggi


4
Elevation (m)

0.92 meter. Dam Jagir pada simulasi dengan


3

penampang eksisting debit sebesar 419


2

m3/dt menghasilkan permukaan air pada


0
-40 -20 0 20 40
St ation (m)
60 80 100 120
elevasi + 4.11 dengan tinggi bukaan pintu
140

4.0 meter (pintu dibuka penuh). Sedangkan


Brantas Hil ir Pl an: 1) runmod1
Cross P7. 6
2) ex1
simulasi dengan penampang modifikasi
elevasi permukaan air dapat diturunkan
2 Legend

WS PF 1 - ex1
WS PF 1 - runmod1

pada elevasi + 3.17 seperti elevasi yang


Ground - ex1
Bank St a - ex1

Ground - runmod1
0

diharapkan terjadi di dam Jagir yaitu antara


Bank St a - runmod1

+ 3.10 dan + 3.20.


Elevation (m)

-2

B. Dam karet Gubeng dikempiskan


-4

Kali Wonokromo
-6
0 20 40 60
St ation (m)
80 100
Mengempiskan dam Gubeng diuji dengan
120

penampang eksisting dan penampang


Brantas Hil ir Pl an: 1) runmod1 2) ex1
P 18 M as

3.5 Legend

3.0
modifikasi. Hasil simulasi menunjukkan
WS PF 1 - ex1
WS PF 1 - runmod1

Ground - ex1

bahwa dengan penampang eksisting Kali Mas


Bank St a - ex1
Ground - runmod1
2.5 Bank St a - runmod1

2.0
tidak dapat dialirkan debit melebihi 43
m3/dt. Dengan penampang yang telah
Elevation (m)

1.5

1.0
dimodifikasi dan mengempis dam.
Hasil yang diperoleh pada simulasi ini
0.5

Kali Mas
menunjukkan bahwa debit yang dapat
0.0

mengalir adalah 60 m3/dt di pintu air


-0. 5
0 10 20 30 40 50
St ation (m)

Gambar 14. Perbandingan penampang asli dan


penampang modifikasi
Wonokromo, 84 m3/dt di Dam Gubeng dan
di sekitar muara Kali Mas. Sehingga bila hal
Tabel 6 Perbandingan tinggi bukaan pintu ini dapat dilakukan maka akan mengurangi
antara penampang asli & modifikasi debit banjir di Kali Wonokromo kurang lebih
Pintu Bukaan Elevasi sebesar 40 m3/dt yang dapat dialirkan ke
Penam Kali Mas.
Air/ Pintu ma hulu Debit
pang
Dam (m) (m) (m3/dt)
Gunung Mod 2.5/0.92 4.60 342.2
sari Eksist 3.6/2.5 5.13 342.2 3.3.2. Simulasi Permodelan Sistem
Jagir
Mod 2.12 3.17 419.0 Surabaya Timur.
Eksist 4.00 4.11 419.0
Wono Mod 1.00 3.20 15.0 Ada 2 daerah pematusan di Surabaya timur
kromo Eksist 2.00 3.19 15.0 yang dipengaruhi oleh kondisi muka air Kali
Mod 1.64 2.11 43.0 Wonokromo atau Kalimas yaitu Kalibokor,
Gubeng
Eksist 2.00 2.11 43.0
dan Jeblokan, pengaruh ini dikarenakan
adanya pintu intake di kali Kalimas yang
Dari Tabel 6 ditunjukkan bahwa pada saat di masuk ke daerah pematusan tersebut.
Dam Gunungari mengalir debit 342.20 m3/dt Simulasi daerah pematusan Kalibokor dan
dengan bukaan pintu operasi setinggi 3.6 m Jeblokan lebih difokuskan pada pengaruh
dan keempat pintu banjir setinggi 2.5 meter operasi Bangunan pengatur di kali
elevasi permukaan air yang terjadi di hulu Wonokromo dan Kali Mas terhadap banjir di
Dam Gunungsari adalah +5.13 meter. Elevasi daerah pematusan tersebut.
ini lebih tinggi dari elevasi yang diharapkan
yaitu + 4.6 s/d + 4.7 meter. Kondisi ini akan Sistem Drainase Kalibokor merupakan
menyebabkan beberapa penampang di hulu daerah Surabaya timur terdapat saluran
Dam Gunungsari akan terjadi luapan air. sekunder Kalibokor yang dimulai dari intake
Kalibokor (berada di Kalimas) dan bermuara

Halaman 28 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007
ISSN.1907-753X

di laut. Ada 5 sub daerah pematusan yang Tabel 7. Perbandingan tinggi bukaan pintu
dialirkan melalui 5 saluran tersier yang antara penampang asli &
panjangnya antara 0.75 hingga 2,0 km modifikasi
(gambar 16). Simulai dilakukan dalam 8 Elev. Up Elev. up
Kondisi Operasi stream Pintu stream Dam
kondisi operasi pintu bangunan pengatur di Kalibokor Gubeng
Kalimas seperti terlihat pada gambar 15. Q = 20 m3/dtk, pintu gelontor Gubeng dibuka
Pintu Kalibokor Tutup, Dam Tutup 28.053 0.7183
Dari hasil simulasi yang hasilnya direkap Pintu Kalibokor Tutup, Dam Buka 28.053 0.702
kedalam tabel 7 menunjukkan bahwa Pintu Kalibokor Buka, Dam Tutup
Pintu Kalibokor Buka, Dam Buka
25.616
25.616
0.5868
0.5754
Operasi Dam Karet Gubeng tidak mempunyai
Q = 50 m3/dtk, pintu gelontor Gubeng dibuka
dampak yang signitifikan terhadap Daerah Pintu Kalibokor Tutup, Dam Tutup 32.793 1.531
Pematusan Kalibokor kecuali pintu gelontor Pintu Kalibokor Tutup, Dam Buka 32.773 14.811
ditutup dan Mercu Dam Gubeng Pintu Kalibokor Buka, Dam Tutup
Pintu Kalibokor Buka, Dam Buka
31.843
31.843
1.47
1.42
digembungkan. Hal ini terjadi karena
Q = 20 m3/dtk, pintu gelontor Gubeng ditutup
Penampang sungai Kalimas di hulu Dam Pintu Kalibokor Tutup, Dam Tutup 3.42 34.732
Gubeng sangat dangkal sehingga tidak Pintu Kalibokor Tutup, Dam Buka 28.053 0.7018
mampu lagi memberi efek tampungan. Pintu Kalibokor Buka, Dam Tutup
Pintu Kalibokor Buka, Dam Buka
33.945
25.546
34.448
0.5709

Dengan hasil analisa ini maka penyelesaian Q = 50 m3/dtk, pintu gelontor Gubeng ditutup
banjir Kalibokor tidak mungkin lagi Pintu Kalibokor Tutup, Dam Tutup 3.842 38.553
Pintu Kalibokor Tutup, Dam Buka 32.773 14.799
dilakukan dengan mengatur operasi pintu Pintu Kalibokor Buka, Dam Tutup 38.601 38.712
yang ada di Kalimas tetapi harus dilakukan Pintu Kalibokor Buka, Dam Buka 31.843 14.106

normalisasi saluran Kalibokor sepanjang


1,50 Km dari hilir yang semulai memiliki
Bukaan pintu Jagir ditetapkan 4 meter,
lebar dasar 5 hingga 12 meter maka harus
dengan debit yang telah diketahui
dilebarkan menjadi 13m.
sebelumnya, yaitu 88.99 m3/det, 36.19
A B C Q A B C Q
m3/det, 1.66 m3/det, dan terjadinya
1 x u x 20 9 x u x 50 pasang surut air laut di Selat Madura +0.52
2
3
x
y
w
u
x
x
20
20
10
11
x
y
w
u
x
x
50
50
dan -2.72. Pintu air Medokan diuji dengan
4 y w x 20 12 y w x 50 dibuka antara 0.5-3 meter, dan pompa
5
6
x
x
u
w
y
y
20
20
13
14
x
x
u
w
y
y
50
50
dioperasikan dengan kapasitas 6.3 m3/det.
7 y u y y u y
Dalam kondisi air laut pasang + 0.52 terlihat
20 15 50
8 y w y 20 16 y w y 50

Keterangan
bahwa pada pengujian 1 dan 2, elevasi hulu
A
B
Pintu Intake Kalibokor
Mercu Dam Gubeng
saluran Medokan saat pompa dioperasikan
C Pintu gelontor Dam Gubeng dan saat pompa tidak dioperasikan adalah
Q Debit Kalimas ( m3/dt )
x Pintu ditutup u Mercu Dam digembungkan +1.06 dan +2.24, untuk hilir saat pompa
y Pintu dibuka w Mercu Dam dikempiskan
dioperasikan dan tidak dioperasikan adalah
Gambar 15. Simulasi operasi bangunan +0.65 dan +0.61. sehingga terjadi beda
tinggi sebesar 1.18 meter. Pada pengujian
Daerah pematusan Medokan dengan saluran ini pintu Medokan dioperasikan dengan
Medokan Semampir panjangnya sekitar dibuka sebesar 0.5 meter. Sedangkan pada
4980.25 m, mempunyai luas total pengujian 3 dan 4, pintu dibuka sebesar 3
keseluruhan ± 764.290 Ha dan terbagi meter dengan pompa dioperasikan dan tidak
menjadi 19 sub catchment. Dalam kajian ini dioperasikan, elevasi pada hulu pintu air
dilakukan 8 model simulasi operasi pintu +0.66 dan +0.63. Untuk elevasi di hilir yaitu
yang dimaksudkan untuk mengetahui +0.65 dan +0.61.
sebeberapa besar pengaruh fluktuasi muka
air Kali Wonokromo terhadap sistem Dalam keadaan laut surut, luapan air
drainase Medokan Semampir. tertinggi juga sama seperti pada saat laut
pasang yaitu pada seluruh ruas saluran
Simulasi dilakukan pada 2 bagian, bagian Medokan dengan elevasi permukaan air
hilir Kali Wonokromo yaitu saat air laut saluran +2.24, dengan pintu dibuka 0.5
pasang dan surut, dan pada bagian hulu dan meter dan tanpa pengoperasian pompa.
hilir pintu air saluran Medokan Semampir Pada saat pompa dioperasikan dengan
saat operasi pintu dan operasi pompa bukaan pintu tetap, elevasi muka air turun
dioperasikan maupun tidak dioperasikan.

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 29
Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

menjadi +0.79. Elevasi hilir pintu saat optimalisasi operasi dam Gubeng untuk
pompa dioperasikan dan saat pompa tidak mengurangi banjir kota Surabaya yang
dioperasikan yaitu +0.08 dan +0.22. berkembang saat ini tidak dapat
dibenarkan. Upaya untuk mengatasi
banjir di kawasan kalibokor ini tidak ada
4. KESIMPULAN
cara lain kecuali dengan normalisasi
Merujuk permasalahan yang ingin diangkat
saluran terutama bagian hilir dengan
pada penelitian ini, secara umum dapat
lebar 13 m.
kesimpulan bahwa pada saat terjadi debit
6. Optimalisasi operasi pintu dan pompa
maksimum Q25 maka bangunan bangunan
Medokan Semampir tidak mengurangi
pengatur di kali Surabaya, kali Wonokromo,
banjir yang terjadi saat ini, hanya
dan Kalimas sudah tidak efektif lagi
mengurangi tinggi muka air sebesar 20
diandalkan sebagai upaya untuk mengurangi
cm. Hal ini terjadi karena kejadian banjir
banjir di Kota Surabaya. Hal ini terjadi
justru di bagian hulu yang jauh dari pintu
karena kapasitas ketiga sungai tersebut
dan pompa. Upaya yang perlu dilakukan
sudah tidak memadai lagi untuk debit Q25
adalah melakukan normalisasi saluran
sehingga upaya normalisasi harus segera
pada bagian hulu atau melakukan
dipikirkan.
sudetan dibagian ruas tengah menuju
Berdasarkan analisa / simulasi model langsung ke kali Wonokromo dengan cara
diperoleh beberapa hasil sebagai berikut : dipompa.
1. Pada saat terjadi banjir Q25, Kali
Surabaya, Wonokromo, dan Kalimas 5. DAFTAR ACUAN
sudah sangat sulit dikendalikan. Elevasi Japan International Coorporation Agency,
muka air di hulu pintu Jagir dan 1995, Final Report for The Study of
Gunungsari sudah tidak mungkin lagi Flood Control and Drainage Project,
dijaga sesuai dengan yang diharapkan Tokyo
walaupun semua pintu telah dibuka.
Perum Jasa Tirta, 2003, Laporan Kajian
2. Kapasitas maksimum saat ini yang masih
Kapasitas Sungai Kali Surabaya, Malang
mampu dilewatkan kali Surabaya,
Wonokromo, dan Kalimas adalah kurang NMCP, 2004, NMCP Report for Surabaya
dari 60% debit Q25. Drainage 2004, Surabaya
3. Mengingat sulitnya pembebasan tanah
MacDonald Cambridge,UK and Tricon Jaya,
untuk kebutuhan normalisasi maka upaya
PT, 2000, Final Report for The Surabaya
upaya yang bisa dilakukan adalah
Drainage Master Plan 2018, Surabaya
menekan debit Cara ini dapat dilakukan
dengan menahan debit kali Marmoyo Resco.PT, 2003, Laporan Akhir SID Kali
sebesar 200m3/dt, kali Kedurus sebesar Marmoyo, Surabaya
40 m3/dt, dan Pintu Mlirip di hulu kali
US Army Corp Engineering, 2003, HEC-RAS
Surabaya harus ditutup total.
Hydraulic Reference, Davis
4. Jika Normalisasi sungai merupakan upaya
yang harus ditempuh maka dimensi Symphorian, G.R., 2002, Dam operation for
sungai dapat ditetapkan sebagai berikut, environmental flow releases; the case
Sungai Panjang Kemiringan Lebar of Osborne dam, Save
Surabaya 2,45 Km 0,00107 70 m Topping, C., 2000, Assessment of
Surabaya 17,2 Km 0,00014 70 m Environmental Reserve for Water
Surabaya 2,0 Km 0,00014 60 m Resource Planning, Hydrology Section
Wonokromo 4,0 Km 0,00014 45 m
Wallingford HR., 2000, Handbook for the
Wonokromo 10,2 Km 0,00014 50 m assessment of catchment water demand
5. Mengembang kempiskan Bendung Gubeng and use (Draft for discussion). Ministry
tidak mampu mengurangi banjir di Kota of Rural Resources and Water
Surabaya khususnya daerah pematusan Development, Harare
Kalibokor. Sehingga pendapat tentang

Halaman 30 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Anda mungkin juga menyukai