Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS SISTEM DRAINASE PERKOTAAN GUNA

MENGENDALIKAN BANJIR KILAT PERKOTAAN


Ihsan Mustofa, [Nizar Achmad, S.T., M.Eng.] 1 [Titiek Widyasari]2
Teknik Sipil Universitas Janabadra Yogyakarta
Email: ihsanmustofa97@gmail.com

Abstrak
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provisi yang beraada di indoneisa yang memiliki
banyak sungai, diantaranya Sungai Gajahwong, Sungai Code, Sungai Winongo. Sungai Gajah Wong merupakan
salah satu sungai yang melintasi daerah perkotaan Yogyakarta. Dampak buruk yang sering terjadi di kawasan
perkotaan yang dilintasi sungai adalah banjir kilat. Banjir kilat sendiri biasanya terjadi akibat permasalahan sistem
drainase yang buruk. Penelitian kali ini penulis akan menganalisis sistem drainase pada Jalan Laksda Adisucipto
KM 6 yang dimana pada kawasan tersebut sering terjadi banjir pada musim penghujan.
Analisis sistem drainase dilakukan dengan membandingkan debit maksimum saluran eksisting dengan
debit banjir rancangan dengan kala ulang 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun. Analisis debit maksimum saluran eksisting
menggunakan persamaan manning dan analisis debit banjir rancangan menggunakan metode rasional.
Hasil dari penelitian ini saluran pada kawasan Jalan Laksda Adisucipto beberapa tidak mampu
menampung debit banjir rancangan dikarenakan minimnya daerah resapan air dan kecilnya dimensi drainase.
Untuk menangani permasalahan ini maka perlu dilakukan perubahan dimensi meliputi lebar maupun tinggi
saluran.

Kata kunci : Drainase perkotaan, Banjir kilat, Debit banjir rancangan


1. PENDAHULUAN Mulai

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu Identifikasi Masalah :


Terjadi genangan pada kawasan jalan
provisi yang beraada di indoneisa yang memiliki Laksda Adisucipto

banyak sungai, diantaranya Sungai Gajahwong, Sungai Pengumpulan data


Code, Sungai Winongo. Sungai Gajah Wong
Data curah hujan
merupakan salah satu sungai yang melintasi daerah
perkotaan Yogyakarta. Dampak buruk yang sering
terjadi di kawasan perkotaan yang dilintasi sungai Analisis hujan kawasan
Pola dan dimensi
Data Elevasi
adalah banjir kilat. Banjir kilat sendiri biasanya terjadi saluran eksisting

akibat permasalahan sistem drainase yang buruk. Analisis Frekuensi


Permasalahan drainase berlokasi di Jalan Laksda Analisis kecepatan
Adisucipto KM 6, dimana wilayah tersebut terdapat Uji kesesuaian distribusi
aliran
sistem drainase yang langsung megalirkan air ke
sungai terdekat yaitu Sungai Gajah Wong, namun pada Tidak
Analisis waktu
konsentrasi
Sesuai ?
musim hujan di wilayah ini terdapat genangan air yang
bisa merusak jalan, mengganggu arus lalu lintas, dan Ya

Analisis curah hujan


mengganggu lingkungan. Penelitian ini fokus untuk rancangan
Analsis Intensitas Hujan

membahas terkait kapasitas sistem drainase pada


kawasan Jalan Laksda Adisucipto KM 6. Pemilihan Analisis debit banjir Analisis debit maksimal
rancangan saluran eksisting
lokasi ini dilatar belakangi pada keadaan saluran ( (

drainase yang mengalami genangan pada musim hujan.


Maka dari itu untuk menentukan apakah kapasitas
(
saluran yang bersangkutan mampu atau tidak dalam Selesai
Ya
>
( ?
mendukung debit limpasan air hujan, maka perlu
dilakukan analisis terhadap kapasitas saluran drainase. Tidak

2. METODOLOGI PENELITIAN Penanggulangan genangan :


Redesain dimensi sakuran drainase

Penelitian ini adalah untuk mengetahui


kapasitas saluran drainase terhadap debit banjir
rancangan kala ulang 2 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun. Gambar 2.1 Bagan Alir Penelitian
berikut adalah bagan alir penelitian.
3. LANDASAN TEORI
3.1.1 Drainase perkotaan
Sistem drainase didefinisikan sebagai harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar
serangkaian bangunan air yang berfungsi unntuk hujan yang ada di dalam dan di sekitar kawasan
mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu tersebut (Suripin, 2004). Analisis rerata hujan kawasan
kawasan, sehingga dapat di fungsikan secara optimal menggunkan metode polygon thiessen.
(Suripin et al., 2022). Drainase perkotaan adalah ilmu 𝑅̅
yang khusus mengkaji drainase di kawasan perkotaan 𝐴. 1 + 𝐵. 2 + 𝐶. 3 + 𝐷. 4
yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik =
dan lingkungan sosial budaya yang ada di kawasan ∑𝐴 𝑒
kota tersebut (Wesli, 2008). Untuk menganalisis Dimana :
drainase menggunakan persamaan manning. Area = Luas Daerah
= 𝐴𝑥𝑉 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷 = Tinggi curah Hujan pada pos penakar
𝑚 𝑘
1,2,3,4 = Luas daerah yang dibatasi oleh polygon pos
1
𝑉= 𝑅 2⁄3 𝑆 1⁄2 penakar yang bersangkutan

Q = Debit saluran draianse eksisting (𝑚3 / ), 3.4 Hujan Rancangan


V = Kecepatan aliran (m/s), Menurut (Suripin, 2004) definisi hujan
A = Luas penampang basah (𝑚2 ), rancangan adalah curah hujan tahunan dan dengan
R = Radius hidrolis (perbandinga luas dan peluang tertentu mungkin terjadi pada suatu daerah.
keliling basah saluran) (m)
3.4.1 Analisis Parameter Statistik
n = Koefisien kekerasan Manning, yang
nilainya tergantung dari material saluran. (1) Nilai rata rata Hujan
Angka kekasaran Manning dapat dilihat
Tabel 3.1. 1
𝑥̅ = ∑ 𝑋𝑖
S = Kemiringan dasar saluran. =1

Tabel 3. 1 Koefisien kekerasan Manning (2) Standar Deviasi

1
=√ (∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ 2 )
−1
=1

(3) Koefisien kemencengan (Cs)


n
n 3
Cs = ∑(xi − 𝑥̅
(n − 1 (n − 2 s 3
i=1

(4) Koefisien Kurtosis (Ck)


2
4
𝐶𝑘 = 4
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅
( −1 ( −2 ( −3
=1
3.2 Banjir Kilat
Banjir adalah aliran air sungai yang tingginya melebihi (5) Koefisien Varian
muka air normal sehingga melimpas dari batas sungai
menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di 𝐶𝑣 =
sisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang semakin 𝑥̅
meninggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang Dimana :
biasanya tidak dilewati aliran air (BAKORNAS, 𝑥̅ = Rata-rata data,
2006). Sedangkan Banjir kilat biasanya didefinisikan xi = Data hujan atau debit ke-i,
sebagai banjir yang terjadi hanya dalam waktu kurang n = Jumlah data
dari 5 jam sesudah hujan lebat mulai turun (Legal,
2008). 3.5 Distribusi Probabilitas
Sebelum didistribusikan angka parameter
3.3 Hujan Rerata Kawasan statistic harus memenuhi beberapa persyaratan yang di
Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan tentukan. Dalam analisis frekuensi terdapat beberapa
merupakan hujan yang terjadi hanya pada satu tempat distribusi probabilitas yaitu gumbel, normal, log
atau titik saja (point rainfall). Mengingat hujan sangat normal dan log person tipe III. Dalam penentuan jenis
bervariasi terhadap tempat, maka untuk kawasan yang distribusi perlu dilakukan pencocokan terlebih dahulu
luas satu alat penakar hujan belum tentu dapat dengan beberapa parameter. Tabel persyaratan
menggambarkan hujan pada wilayah tersebut. Dalam distribusi dapat dilihat pada tabel 3.2 :
hal ini diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari
Tabel 3. 2 Tabel Persyaratan statistik
2
𝑡𝑜 = . 3,28. 0 .
3 √

𝑡𝑑 = .𝑉
60
Dimana:
tc = Waktu Konsentrasi (menit)
Salah satu jenis perhitungan distribusi yang paling td = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir
sering digunakan adalah Log person III, dengan dari awal masuk saluran drainse sampai ke
persamaan : titik keluaran (menit)
log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋 t0 = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir
Dimana : dari titik lahan terjauh sampai ke saluran
Log 𝑋𝑇 = nilai logaritmis hujan rencana dengan terdekat (menit)
periode ulang T. s = Kemiringan saluran
̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋 = nilai rata-rata hujan dalam skala logaritma. lo = Panjang lintasan aliran di dalam saluran
S log X = standar deviasi dalam skala logaritma. drainse (m)
𝐾𝑇 = factor frekuensi ls = Panjang lintasan aliran diatas permukaan
lahan (m)
3.6 Analisis Kesesuaian Distribusi V = Kecepatan aliran dalam saluran (m/s)
(1) Uji Kesesuaian Chi-Square 3.8 Intensitas
2 Intensitas curah hujan adalah ketinggian
(𝑂 − 𝐸 curah hujan yang terjadi pada suatu waktu tertentu.
𝑥2 = ∑
𝐸 Sifat umum intensitas hujan adalah makin singkat
=1
hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin
Keterangan : tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi
𝑥2 = Nilai Chi-Kuadrat terhitung intensitasnya. Analisis dengan metode mononobe
𝐸 = Jumlah nilai teoriti pada sub kelompok i sebagai berikut :
𝑂 = Jumlah nilai pengamatan pada sub
2
kelompok ke i 𝑅24 24 3
n = Jumlah sub kelompok dalam satu grub. 𝐼= 𝑥[ ]
24 𝑡
Nilai chi-kuadrat harus lebih kecil dari chi-kuadrat
krtitik Dimana :
I = Intensitas Curah Hujan selama time of
(2) Uji Kesesuaian Smirnov-kolmogorov concentration (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam); 𝑡𝑐 = Waktu
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov juga
Konsentrasi
disebut uji kecocokan non parametric karena
R24 = Curah Hujan Maksimum dalam 24 jam
pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi
(Nilai R24 didapat dari hujan
tertentu, tetapi dengan memperhatikan kurva dan
rancangan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun)
penggambaran data pada kertas (Triatmojo, 2014).
(mm)
Jarak penyimpangan terbesar merupakan nilai Δmaks
dengan kemungkinan didapat nilai lebih kecil dari nilai 3.9 Koefisien limpasan
Δkritik, maka jenis distribusi yang dipilih dapat Koefisien limpasam merupakan proses pengaliran air
digunakan. hujan yang melimpas (run off) di atas permukaan
𝑚
𝑃 =1−( tanah, jalan, kebun, dan lain-lain kemudian dialirkan
+1 masuk ke dalam saluran drainase. Koefisien limpasam
𝑚
́𝑃 = 1 − ( ditentukan berdasarkan tipe tata guna lahan pada
−1
Keterangan : daerah tangkapan air (catchment area). Analisi
P = Probabilitas, koefisien limpasan sebagai berikut :
m = Nomor urut, dan ∑(𝑐𝑖 (𝐴𝑖
n = Jumlah data. 𝐶𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜 𝑡 =
𝐴𝑡𝑜𝑡
3.7 Waktu Konsentrasi
Dalam hal ini nilai dari durasi hujan (t) sama
dengan waktu konsentrasi (tc). Waktu konsentrasi
adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan untuk
mengalir. Dalam hal ini waktu konsentrasi disamakan
dengan waktu terjadinya hujan.
𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑
Tabel 3. 3 Nilai Koefisien Limpasan Sisi barat : Sungi Gajah Wong
Sisi timur : Jalan Raya Kledokan

4.2 Data Saluran


Terdapat 28 saluran pada kawasan penelitian yang
saling berhubungan. Berikut data saluran pada tabel
5.1.

3.10 Debit Banjir Rancangan


Debit banjir rancangan adalah debit dengan
periode ulang tertentu yang diantisipasi akan terjadi di
kala ulang tertentu. Debit banjir rancangan juga biasa
digunakan untuk merancang kemampuan dan
ketahanan suatu bangunan air yang akan dibangun.
Analisis debit banjir rancangan menggunkan metode
rasional sebagai berikut :
= 0,278 𝑥 𝐶 𝑥 𝐼 𝑥 𝐴 Gambar 4. 1 Pola sistem Drainase
Dimana :
Tabel 4. 1 Dimensi Saluran
Q = Debit banjir (𝑚3 / )
C = Koefisien aliran permukaan b H saluran b H
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi saluran
(m) (m) (m) (m)
(mm/jam) 1 1 1 15 0.5 0.6
A = Luas daerah tangkapan air (𝑘𝑚2 )
2 1 1 16 0.9 0.9
4. HASIL DAN ANALISIS 3 1 1 17 0.35 0.4
4 1 1 18 0.4 0.65
4.1 Lokasi Penelitian
5 0.9 0.8 19 0.5 0.5
Penelitian dilaukan pada Jalan Laksda Adisucipto KM
6 0.6 0.7 20 0.7 0.7
6. Dengan panjang saluran uama sepanjang 1.8 km.
7 0.6 0.7 21 0.6 0.5
8 0.75 1 22 0.7 1.5
9 0.75 0.6 23 0.7 1
10 0.5 0.8 24 0.7 1
11 0.5 0.4 25 0.6 0.6
12 1.5 0.8 26 0.6 0.6
13 1 1.4 27 1.3 1.7
14 0.6 0.8 28 1 1.5

4.3 Data Curah Hujan


Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Data Curah Hujan didapatkan di Balai Besar Wilayah
Sungai (BBWS) Serayu-Opak. Diambil data curah
Batas-batas wilayah pengamatan evaluasi siatem hujan di 2 stasiun yaitu Stasiun Curah Hujan
drainase jalan Laksa Adisucipto Yogyakarta hanya Gemawang dan Stasiun Curah Hujan Santan dengan
meliputi: kurun waktu 2010-2020.
Sisi utara : Jalan Kledokan V
Sisi selatan : Jalan Laksda Adisucipto
4.4 Analisis Hidrolika
Analisis debit saluran eksisting dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. 2 Analisis Debit Maksimum Saluran Eksisting
panjang kemiringan koefisien luas penampang kecepatan debit maks
No b H keliling
(L) (s) manning (A) R (V) eksisting
Saluran
(m) (m) (m) (%) (n) (m2) (m) (m/s) (m3/s)
1 1 1 300 0.0017 0.013 1.000 3 0.333 1.528 1.5277
2 1 1 142 0.0033 0.013 1.000 3 0.333 2.121 2.1208
3 1 1 300 0.0038 0.013 1.000 3 0.333 2.274 2.2736
4 1 1 56 0.0043 0.013 1.000 3 0.333 2.436 2.4360
5 0.9 0.8 119 0.0048 0.013 0.720 2.5 0.288 2.334 1.6804
6 0.6 0.7 346 0.0022 0.013 0.420 2 0.210 1.278 0.5367
7 0.6 0.7 483 0.0095 0.013 0.420 2 0.210 2.648 1.1124
8 0.75 1 373 0.0074 0.013 0.750 2.75 0.273 2.781 2.0856
9 0.75 0.6 130 0.0162 0.013 0.450 1.95 0.231 3.686 1.6588
10 0.5 0.8 202 0.0066 0.013 0.400 2.1 0.190 2.076 0.8303
11 0.5 0.4 207 0.0124 0.013 0.200 1.3 0.154 2.464 0.4928
12 1.5 0.8 238 0.0079 0.013 1.200 3.1 0.387 3.627 4.3529
13 1 1.4 428 0.0074 0.013 1.400 3.8 0.368 3.400 4.7593
14 0.6 0.8 402 0.0081 0.013 0.480 2.2 0.218 2.517 1.2080
15 0.5 0.6 92 0.0106 0.013 0.300 1.7 0.176 2.490 0.7470
16 0.9 0.9 607 0.0079 0.013 0.810 2.7 0.300 3.055 2.4747
17 0.35 0.4 166 0.0120 0.013 0.140 1.15 0.122 2.067 0.2894
18 0.4 0.65 160 0.0124 0.013 0.260 1.7 0.153 2.452 0.6374
19 0.5 0.5 423 0.0092 0.013 0.250 1.5 0.167 2.230 0.5575
20 0.7 0.7 615 0.0080 0.013 0.490 2.1 0.233 2.602 1.2748
21 0.6 0.5 264 0.0043 0.013 0.300 1.6 0.188 1.660 0.4979
22 0.7 1.5 310 0.0096 0.013 1.050 3.7 0.284 3.261 3.4238
23 0.7 1 364 0.0061 0.013 0.700 2.7 0.259 2.452 1.7167
24 0.7 1 177 0.0285 0.013 0.700 2.7 0.259 5.277 3.6940
25 0.6 0.6 481 0.0073 0.013 0.360 1.8 0.200 2.248 0.8094
26 0.6 0.6 483 0.0065 0.013 0.360 1.8 0.200 2.122 0.7641
27 1.3 1.7 240 0.0059 0.013 2.210 4.7 0.470 3.569 7.8876
28 1 1.5 290 0.0192 0.013 1.500 4 0.375 5.547 8.3201

4.5 Analisis rerata hujan kawasan


Selanjutnya Analisis Rerata Hujan Kawasan dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4. 3 Analisis Hujan Rerata Kawasan
Stasiun CH Max CH Max
Tahun Tanggal
Gemawang Santan Rerata Terpakai
05-Dec 90 15.4 59.073
2010 59.073
03-Jan 17 78.6 42.538

04-Nov 51.4 8.5 33.615


2011 33.615
03-Apr 0 75.6 31.342

01-Jan 131.2 0 76.808


2012 76.808
23-Nov 27 48 35.706

18-Dec 106.7 0 62.465


2013 62.465
05-Apr 8 90.6 42.244
28-Jan 84.3 28 60.959
2014 67.048
30-Nov 60 77 67.048

08-Dec 124.8 57.8 97.023


2015 97.023
24-Apr 15.4 84.2 43.923

10-Nov 149.8 61.4 113.152


2016 113.152
05-Feb 93.1 91 92.229

28-Nov 200.9 253 222.499


2017 222.499
28-Nov 200.9 253 222.499

03-Dec 108 0.3 63.350


2018 63.350
07-Mar 49.1 69.9 57.723

17-Mar 98.6 0 57.723


2019 57.723
07-May 14.1 46.5 27.532

13-Dec 115.4 32 80.824


2020 80.824
31-Mar 35.3 108.4 65.605

4.6 Analisis Frekuensi


Kemudian data hujan kawasan maksimum diurutkan dari nilai terkecil hingga terbesar, selanjutnya dari hujan
rerata kawasan dihitung parameter statistiknya. Perhitungan parameter stastistik dapat diliat pada tabel berikut :
Tabel 4. 4 Analisis Parameter Statistik

NO Xi Xi-X (Xi-X) (Xi-X) (Xi-X)


1 33.615 -51.256 2627.194 -134659.860 6902147.112
2 57.723 -27.148 737.014 -20008.444 543189.144
3 59.073 -25.798 665.547 -17169.901 442952.384
4 62.465 -22.406 502.031 -11248.540 252035.406
5 63.350 -21.521 463.138 -9967.011 214496.347
6 67.048 -17.823 317.663 -5661.743 100909.836
7 76.808 -8.063 65.014 -524.220 4226.863
8 80.824 -4.046 16.374 -66.256 268.101
9 97.023 12.153 147.685 1794.756 21810.918
10 113.152 28.281 799.796 22618.778 639674.220
11 222.499 137.628 18941.599 2606903.596 358784187.827

Dari Tabel 4.4 didapat : 1


n = 11 data 𝑥̅ = ∑ 𝑋
=1
∑ Xi = 933.580 mm/hari 1
̅̅̅
𝑋𝑖 = 84.8709 mm/hari = 𝑥 933.580
11
̅̅̅-Xi)
∑( 𝑋𝑖 = 0 mm/hari = 84.8709 mm/hari
̅̅̅ − Xi 2
∑( 𝑋𝑖 = 25283.055 mm/hari
̅̅̅ − Xi 3
∑( 𝑋𝑖 = 2432011.156 mm/hari (2) Standar deviasi
̅̅̅ − Xi 4
∑( 𝑋𝑖 = 367905898.157 mm/hari
Maka analisis parameter sebagai berikut : 1 2
=√ ∑ (𝑥 − 𝑥̅
−1 =1
(1) Hujan rata rata
n
s=√
1
x 25283.055 n2 4
11−1 Ck = ∑(xi − x̅
(n − 1 (n − 2 (n − 3 s 4
S = 50.2823 i=1
Ck
(3) Koefisien kemencengan (Cs) 112
= 𝑥367907
n (11 − 1 (11 − 2 (11 − 3 50.28234
n 3
Cs = ∑(xi − x̅
(n − 1 (n − 2 s 3 Ck = 9.6723
i=1

(5) Koefisien Varian


11
Cs = 𝑥2432011.156 s
(11 − 1 (11 − 2 50.28233 Cv =

50.2823
Cs = 2.3381 Cv =
84.8709
(4) Koefisien Kurtosis (Ck) Cv = 0.5925

4.6.2 Uji Kesesuaian Distribusi


Berdasarkan parameter statistic maka distribusi probabilitas menggunakan Log Peson III. Sebelum menganalisis
curah hujan rancangan menggunakan distribusi log person III dilakukan uji kesesuaian distribusi menggunakan
Chi-Square dan Smirnov-Kolmogorov.
(1) Uji Kesesuaian Chi-Square (𝑂𝑖 −𝐸𝑖 2
𝑥2 = ∑ =1 maka 𝑥 2 = 14.091. sedangkan
𝐸𝑖
Sebelum menganalisis uji kecocokan distribusi dengan 𝑥 2 𝑐 diperoleh dari Tabel chi-square kritik sebesar
metode chi-square, terlebih dahulu menentukan 19.675.
jumlah kelas dengan persamaan 3.19.
= 1 + 3,3 log Tabel 4. 6 Nilai 𝒙𝟐 𝒄𝒓𝒊𝒕𝒊𝒌
= 1 + 3,3 log 11
= 4.4595 ≈ 4 kelas
𝐶𝐻 𝑡𝑒 𝑡 𝑔𝑔 −𝐶𝐻 𝑡𝑒 𝑒 𝑑 ℎ
Maka interval kelas =
𝐾
222.4993666 − 33.614725
= =
4
47.221
11
Nilai 𝐸 = = = 2.5
𝐾 4
Analisis uji kecocokan dengan metode chi-square
dapat dilihat di Tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Uji Kecocokan Chi-Square

Diketahui nilai dari 𝑥 2 < 𝑥 2 𝑐 , sehingga dapat


disimpulkan bahwa sampel distribusi dapat meawakili
distribusi statistik.
(2) Uji Smirnov-kolmogorov
Analisis uji smirnov-kolmogorov dapat dilihat pada tabel 5.10.
Tabel 4. 7 Uji Kecocokan Smirnov-kolmogorov
Xi M M/(n+1) P M/(n-1) P' D
33.61 1 0.08 0.92 0.10 0.90 0.02
57.72 2 0.17 0.83 0.20 0.80 0.03
59.07 3 0.25 0.75 0.30 0.70 0.05
62.46 4 0.33 0.67 0.40 0.60 0.07
63.35 5 0.42 0.58 0.50 0.50 0.08
67.05 6 0.50 0.50 0.60 0.40 0.10
76.81 7 0.58 0.42 0.70 0.30 0.12
80.82 8 0.67 0.33 0.80 0.20 0.13
97.02 9 0.75 0.25 0.90 0.10 0.15
113.15 10 0.83 0.17 1.00 0.00 0.17
222.50 11 0.92 0.08 1.10 -0.10 0.18

Didapatkan nilai D maks sebesar 0.18 dan nilai kritik sebesar 0,391 didapat pada Tabel nilai D kritik.

Tabel 4. 8 Nilak D kritik

Maka D mak < D kritik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel distribusi dapat meawakili distribusi
statistik.
4.7 Ananlisis Curah Hujan rancangan
Analisis hujan rancangan dilakukan pada kala ulang 2, 5, dan 10 tahun. Berdasarkan pemilihan distribusi
ditentukan menggunakan distribusi Log Pearson III. Perhitungan statistik untuk distribusi Log Pearson III dapat
dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4. 9 Tabel Log Person type III
No Tahun Xi Log Xi (Xi-X)2 (Xi-X)3
1 2010 33.6147 1.5265 0.1239 -0.0436
2 2011 57.7229 1.7613 0.0137 -0.0016
3 2012 59.0727 1.7714 0.0115 -0.0012
4 2013 62.4648 1.7956 0.0069 -0.0006
5 2014 63.3503 1.8017 0.0059 -0.0005
6 2020 67.0478 1.8264 0.0027 -0.0001
7 2019 76.8077 1.8854 0.0000 0.0000
8 2015 80.8244 1.9075 0.0008 0.0000
9 2018 97.0235 1.9869 0.0117 0.0013
10 2016 113.1516 2.0537 0.0307 0.0054
11 2017 222.4994 2.3473 0.2198 0.1030
Analisis distribusi hujan dengan metode log pearson III log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋𝑖+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋
dengan persamaan 3.16. log 𝑋𝑇 = 1.878 + (-0.167) x 0.2068
log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋𝑖+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋 log 𝑋𝑇 = 1.844
Dimana : Maka 𝑋𝑇 kala ulang 2 tahun adalah 10^1.844 =
n = 11 69.833
̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖 = 1.878
𝑆 log 𝑋 = 0.2068 (2) Hujan Rancangan Kala Ulang 5 Tahun
𝐶 = 0.8579
Nilai 𝐾𝑇 didapatkan dari Tabel Faktor Frekuensi Kt log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋𝑖+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋
Ditribusi Log Person III dan telah di interpolas menjadi log 𝑋𝑇 = 1.878 + 0.756 x 0.2068
Tabel berikut : log 𝑋𝑇 = 2.0349
Maka 𝑋𝑇 kala ulang 2 tahun adalah 10^2.0349 =
Tabel 4. 10 Nilai 𝑲𝑻 Log Pearson III 108.3696
2 tahun 5 tahun 10 tahun (3) Hujan Rancangan Kala Ulang 10 Tahun
0.900 -0.148 0.769 1.339 log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋𝑖+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋
0.800 -0.132 0.780 1.336 log 𝑋𝑇 = 1.878 + 1.343 x 0.2068
log 𝑋𝑇 = 2.156
0.858 -0.167 0.756 1.343 Maka 𝑋𝑇 kala ulang 2 tahun adalah 10^2.156 =
143.2729
(1) Hujan Rancangan Kala Ulang 2 Tahun

4.8 Koefisien limpasan


Nilai Koefisien Limpasan pada Tabel berikut :
Tabel 4. 11 Nilai Koefisien Limpasan
Sawah
Bangunan/atap Jalan Halaman Gabungan
Irigasi
DTA
A A A A
A (km2) C C C C C
(km2) (km2) (km2) (km2)
1 0.160 0.75 0.0021 0.7 0.162 0.749
2 0.124 0.75 0.0151 0.7 0.139 0.745
3 0.069 0.75 0.0118 0.7 0.141 0.22 0.222 0.410
4 0.0044 0.7 0.024 0.5 0.028 0.532
5 0.025 0.75 0.0019 0.7 0.026 0.5 0.053 0.624
6 0.214 0.75 0.0051 0.7 0.016 0.22 0.235 0.712
7 0.282 0.75 0.0105 0.7 0.037 0.22 0.330 0.689
8 0.142 0.75 0.0248 0.7 0.022 0.22 0.189 0.680
9 0.079 0.75 0.0223 0.7 0.101 0.739
10 0.191 0.75 0.0200 0.7 0.211 0.745
11 0.130 0.75 0.003 0.22 0.133 0.738
12 0.091 0.75 0.0105 0.7 0.038 0.22 0.140 0.601
13 0.052 0.75 0.0050 0.7 0.165 0.5 0.036 0.22 0.259 0.515
14 0.310 0.75 0.0107 0.7 0.116 0.22 0.437 0.608
15 0.115 0.75 0.0178 0.7 0.028 0.22 0.161 0.653
16 0.166 0.75 0.0294 0.7 0.172 0.5 0.368 0.629
17 0.181 0.75 0.0266 0.7 0.015 0.22 0.223 0.709
18 0.211 0.75 0.0200 0.7 0.035 0.22 0.266 0.676
19 0.359 0.75 0.0264 0.7 0.031 0.5 0.060 0.22 0.477 0.664
20 0.524 0.75 0.0413 0.7 0.085 0.5 0.650 0.714
21 0.094 0.75 0.0197 0.7 0.113 0.741
22 0.275 0.75 0.275 0.750
23 0.250 0.75 0.0343 0.7 0.079 0.5 0.364 0.691
24 0.072 0.75 0.072 0.750
25 0.318 0.75 0.0109 0.7 0.329 0.748
26 0.269 0.75 0.0823 0.7 0.351 0.738
27 0.153 0.75 0.153 0.750
28 0.193 0.75 0.0162 0.7 0.417 0.5 0.626 0.582

4.9 Waktu Konsentrasi 𝑡𝑐 = 290.38308 menit ≈ 4.839 jam


𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑 4.10 Intensitas Hujan (I)
Analisis intensitas hujan menggunakan metode
(1) Waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir
mononobe dengan persamaan berikut :
dalam saluran utama (𝑡𝑑 )
2
Panjang saluran utama : 1268 m 𝑅24 24 3
𝐼= 𝑥[ ]
Koefisien manning : 0.013 24 𝑡
Beda elevasi : 3.459
3.459 (1) Intensitas kala ulang 2 tahun
Kemiringan saluran utama : = 0.002727918 %
1268 2
Kecepatan : 1.930197687 m/s 69.833 24 3
Maka waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir I = 𝑥[ ]
24 4.839
dalam saluran utama adalah = 8.461468293 mm/jam
𝑡𝑑 = 𝑠 . 𝑉
60
1268 (2) Intensitas kala ulang 5 tahun
𝑡𝑑 = . 1.930197687
60 2
𝑡𝑑 = 40.79 menit 108.369 24 3
I = 𝑥[ ]
24 4.839
(2) Waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir
dari titik terjauh ke saluran utama (𝑡𝑜 = 13.13077761 mm/jam

Titik terjauh dari saluran utama : 797 m (3) Intensitas kala ulang 10 tahun
Beda elevasi lahan : 6.567 m 2
6.567 143.272 24 3
Kemiringan lahan : I = 𝑥[ ]
24 4.839
797
=0.008239649 % = 17.35989125 mm/jam
Maka waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir dari
titik terjauh menuju saluran utama adalah 4.11 Debit Banjir Rancangan Menggunakan
2 Metode Rasional
𝑡𝑜 = . 3,28. 0 .
3 √ Setelah didapatkan data koefisien limpasan, Intensitas,
2 0.013 dan luas area selanjutnya analisis banjir rancangan
𝑡𝑜 = . 3,28. 797. menggunkan persamaan berikut :
3 √0.008239649
𝑡𝑜 = 249.59 menit = 0,278𝑥𝐶𝑥𝐼𝑥𝐴
Makan Waktu konsentrasi adalah (1) Analisis banjir rancangan untuk kala ulang 2
𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑 tahun
𝑡𝑐 = 249.59 + 40.79
Tabel 4. 12 Analisis Banjir Rancangan Kala Ulang
2 Tahun
Saluran
Luas DTA
C
I Q
Akumulasi dari
Debit (3) Analisis debit banjir rancangan kala ulang 10
(km2) (mm/jam) (m3/s) Akumulasi
1 0.162 0.749 8.502 0.288 saluran 1, 2, 25,26 1.726 tahun
2 0.139 0.745 8.502 0.244 saluran 2, 3, 27 0.730
3 0.222 0.410 8.502 0.215 saluran 3,4,19 0.998 Tabel 4. 14 Analisis Debit Banjir Rancangan Kala
4 0.028 0.532 8.502 0.035 saluran 4, 5, 16 0.661
5 0.053 0.624 8.502 0.079 saluran 6, 5, 13, 14 1.417
Ulang 10 Tahun
6 0.235 0.712 8.502 0.395 saluran 6, 7 0.933 Luas DTA I Q Debit
7 0.330 0.689 8.502 0.537 saluran 7, 9 0.714 Saluran C Akumulasi dari
(km2) (mm/jam) (m3/s) Akumulasi
8 0.189 0.680 8.502 0.304 saluran 8, 9 0.481
1 0.162 0.749 17.444 0.590 saluran 1, 2, 25,26 3.542
9 0.101 0.739 8.502 0.177 saluran 9 0.177
2 0.139 0.745 17.444 0.501 saluran 2, 3, 27 1.497
10 0.211 0.745 8.502 0.371 saluran 10 0.371
3 0.222 0.410 17.444 0.442 saluran 3,4,19 2.048
11 0.133 0.738 8.502 0.233 saluran 10,11 0.604
4 0.028 0.532 17.444 0.072 saluran 4, 5, 16 1.356
12 0.140 0.601 8.502 0.198 saluran 12 0.198
5 0.053 0.624 17.444 0.162 saluran 6, 5, 13, 14 2.907
13 0.259 0.515 8.502 0.315 saluran 11, 12, 13 0.746
6 0.235 0.712 17.444 0.811 saluran 6, 7 1.914
14 0.437 0.608 8.502 0.628 saluran 8, 14 0.931
7 0.330 0.689 17.444 1.102 saluran 7, 9 1.465
15 0.161 0.653 8.502 0.249 saluran 15 0.249
16 0.368 0.629 8.502 0.547 saluran 15, 16 0.796 8 0.189 0.680 17.444 0.623 saluran 8, 9 0.986
17 0.223 0.709 8.502 0.373 saluran 17 0.373 9 0.101 0.739 17.444 0.363 saluran 9 0.363
18 0.266 0.676 8.502 0.425 saluran 18 0.425 10 0.211 0.745 17.444 0.761 saluran 10 0.761
19 0.477 0.664 8.502 0.748 saluran 17, 18, 19 1.546 11 0.133 0.738 17.444 0.477 saluran 10,11 1.239
20 0.650 0.714 8.502 1.098 saluran 20, 21 1.297 12 0.140 0.601 17.444 0.407 saluran 12 0.407
21 0.113 0.741 8.502 0.199 saluran 21 0.199 13 0.259 0.515 17.444 0.646 saluran 11, 12, 13 1.531
22 0.275 0.750 8.502 0.487 saluran 22 0.487 14 0.437 0.608 17.444 1.288 saluran 8, 14 1.911
23 0.364 0.691 8.502 0.594 saluran 22, 23 1.081 15 0.161 0.653 17.444 0.510 saluran 15 0.510
24 0.072 0.750 8.502 0.128 saluran 24 0.128 16 0.368 0.629 17.444 1.123 saluran 15, 16 1.633
25 0.329 0.748 8.502 0.582 saluran 25 0.582 17 0.223 0.709 17.444 0.766 saluran 17 0.766
26 0.351 0.738 8.502 0.613 saluran 22, 26 1.100 18 0.266 0.676 17.444 0.872 saluran 18 0.872
27 0.153 0.750 8.502 0.271 saluran 27, 23, 20 1.962 19 0.477 0.664 17.444 1.534 saluran 17, 18, 19 3.172
28 0.626 0.582 8.502 0.861 saluran 28, 25 1.443 20 0.650 0.714 17.444 2.252 saluran 20, 21 2.660
21 0.113 0.741 17.444 0.408 saluran 21 0.408
(2) Analisis debit banjir rancangan kala ulang 5 22 0.275 0.750 17.444 0.999 saluran 22 0.999
23 0.364 0.691 17.444 1.219 saluran 22, 23 2.218
tahun 24 0.072 0.750 17.444 0.262 saluran 24 0.262
25 0.329 0.748 17.444 1.193 saluran 25 1.193
Tabel 4. 13 Analisis Debit Banjir Rancangan Kala 26 0.351 0.738 17.444 1.258 saluran 22, 26 2.257
Ulang 5 Tahun 27 0.153 0.750 17.444 0.555 saluran 27, 23, 20 4.026
28 0.626 0.582 17.444 1.767 saluran 28, 25 2.961
Luas DTA I Q Debit
Saluran C Akumulasi dari
(km2) (mm/jam) (m3/s) Akumulasi 4.12 Evaluasi Saluran
1 0.162 0.749 13.194 0.446 saluran 1, 2, 25,26 2.679
2 0.139 0.745 13.194 0.379 saluran 2, 3, 27 1.133 Untuk mengetahui kapasitas saluran draianse
3 0.222 0.410 13.194 0.334 saluran 3,4,19 1.549 mencukupi atau tidak dalam mengalirkan debit aliran
4 0.028 0.532 13.194 0.055 saluran 4, 5, 16 1.026
5 0.053 0.624 13.194 0.122 saluran 6, 5, 13, 14 2.199
sesuai dengan kala ulangnya yaitu 2, 5, dan 10 tahun
6 0.235 0.712 13.194 0.614 saluran 6, 7 1.447 maka akan dibandingkan antara debit kapasitas saluran
7 0.330 0.689 13.194 0.834 saluran 7, 9 1.108 draianse eksisting dengan debit rancangan dengan kala
8 0.189 0.680 13.194 0.471 saluran 8, 9 0.746
9 0.101 0.739 13.194 0.274 saluran 9 0.274 ulang 2, 5, dan 10 tahun. Jika debit kapasitas saluran
10 0.211 0.745 13.194 0.576 saluran 10 0.576 drainse lebih besar sama dengan dari debit banjir
11
12
0.133
0.140
0.738
0.601
13.194
13.194
0.361
0.308
saluran 10,11
saluran 12
0.937
0.308
rancangan (Qsaluran ≥ Qbanjir) maka saluran
13 0.259 0.515 13.194 0.489 saluran 11, 12, 13 1.158 terkategori aman dan sebaliknya jika debit kapasitas
14 0.437 0.608 13.194 0.974 saluran 8, 14 1.445 saluran lebih kecil dari debit banjir rancangan maka
15 0.161 0.653 13.194 0.386 saluran 15 0.386
16 0.368 0.629 13.194 0.849 saluran 15, 16 1.235
saluran tidak mampu menampung debit air (terjadi
17 0.223 0.709 13.194 0.579 saluran 17 0.579 genangan.) Perbandingan debit kapasitas saluran
18 0.266 0.676 13.194 0.659 saluran 18 0.659 draianse dan debit banjir rancangan dengan kala ulang
19 0.477 0.664 13.194 1.161 saluran 17, 18, 19 2.399
20 0.650 0.714 13.194 1.704 saluran 20, 21 2.012 2, 5, 10 tahun dapat di lihat pada Tabel berikut :
21 0.113 0.741 13.194 0.308 saluran 21 0.308
22 0.275 0.750 13.194 0.755 saluran 22 0.755
23 0.364 0.691 13.194 0.922 saluran 22, 23 1.677
24 0.072 0.750 13.194 0.198 saluran 24 0.198
25 0.329 0.748 13.194 0.903 saluran 25 0.903
26 0.351 0.738 13.194 0.952 saluran 22, 26 1.707
27 0.153 0.750 13.194 0.420 saluran 27, 23, 20 3.045
28 0.626 0.582 13.194 1.337 saluran 28, 25 2.239
Tabel 4. 15 Perbandingan Debit Kapasitas Saluran Drainse Eksisting dengan
Debit Banjir Rancangan Kala Ulang 2, 5 dan 10 Tahun

Debit Banjir Rancangan Kala Ulang (m3/s) kapasitas Keterangan


NO Saluran
2 tahun 5 tahun 10 tahun Eksisting (m3/s) 2 tahun 5 tahun 10 tahun
1 1.7264 2.6790 3.5419 1.1587 genangan genangan genangan
2 0.7299 1.1327 1.4975 1.6084 aman aman aman
3 0.9983 1.5492 2.0482 1.7244 aman aman genangan
4 0.6611 1.0259 1.3564 1.8476 aman aman aman
5 1.4170 2.1990 2.9072 1.1686 genangan genangan genangan
6 0.9327 1.4474 1.9136 0.3555 genangan genangan genangan
7 0.7140 1.1080 1.4649 0.7367 aman genangan genangan
8 0.4806 0.7458 0.9860 1.5967 aman aman aman
9 0.1768 0.2743 0.3627 0.9835 aman aman aman
10 0.3712 0.5760 0.7615 0.5918 aman aman genangan
11 0.6038 0.9369 1.2387 0.1983 genangan genangan genangan
12 0.1985 0.3080 0.4072 2.9549 aman aman aman
13 0.7462 1.1580 1.5309 3.9643 aman aman aman
14 0.9314 1.4453 1.9108 0.8549 genangan genangan genangan
15 0.2486 0.3858 0.5100 0.4545 aman aman genangan
16 0.7957 1.2349 1.6326 1.8115 aman aman aman
17 0.3734 0.5795 0.7661 0.1212 genangan genangan genangan
18 0.4248 0.6593 0.8716 0.4130 genangan genangan genangan
19 1.5461 2.3993 3.1720 0.2926 genangan genangan genangan
20 1.2965 2.0120 2.6600 0.8377 genangan genangan genangan
21 0.1988 0.3085 0.4078 0.2574 aman genangan genangan
22 0.4868 0.7554 0.9987 2.9111 aman aman aman
23 1.0809 1.6774 2.2177 1.3170 aman genangan genangan
24 0.1276 0.1980 0.2618 2.8340 aman aman aman
25 0.5816 0.9025 1.1932 0.4869 genangan genangan genangan
26 1.1000 1.7070 2.2568 0.4596 genangan genangan genangan
27 1.9625 3.0454 4.0262 6.7936 aman aman aman
28 1.4431 2.2394 2.9606 7.0316 aman aman aman

5. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis didapatkan debit banjir rancangan maksimum kala ulang 2 tahun sebesar 1.9625 m3 /s,
debit banjir rancangan maksimum kala ulang 5 tahun sebesar 3.0454 m3 /s, debit banjir rancangan maksimum
kala ulang 10 tahun sebesar 4.0262 m3 /s terletak pada saluran 27. Dari hasil analisis dapat ditemukan saluran yang
tidak mampu menampung debit banjir rancangan untuk kalah ulang 2 tahun sebanyak 11 saluran, yaitu saluran 1,
5, 6, 11, 14, 17, 18, 19, 20, 25, dan 26. Untuk debit banjir rancangan kala ulang 5 tahun terdapat 14 saluran, yaitu
saluran 1, 5, 6, 7, 11, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, dan 26. Sedangkan untuk debit banjir rancangan kala ulang
10 tahun terdapat 17 saluran, yaitu saluran 1, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, dan 26.
Gambar 5. 1 Saluran Yang Mengalami Genangan

Saluran yang tidak dapat menampung debit banjir rancangan perlu didesain ulang dengan memperlebar dimensi
saluran supaya dapat menangani banjir kilat perkotaan. Hasil analisis perencaan ulang saluran dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 5. 1 Hasil Perencanaan Ulang Saluran
b h rencana b h Debit Banjir Rancangan Kala Ulang (m3/s)kapasitas Keterangan
NO Saluran Eksisting
(eksisting) (eksisting) pelebara (rencana (rencana 2 tahun 5 tahun 10 tahun 2 tahun 5 tahun 10 tahun
(m3/s)
] 1 1 0.5 1.5 1.5 1.6762 2.6012 3.4390 3.7757 aman aman aman
2 1 1 1 1 0.7087 1.0998 1.4540 1.6084 aman aman aman
3 1 1 0.1 1.1 1.1 0.9693 1.5042 1.9887 2.2870 aman aman aman
4 1 1 1 1 0.6419 0.9961 1.3170 1.8476 aman aman aman
5 0.9 0.8 0.3 1.2 1.1 1.3759 2.1351 2.8228 2.9250 aman aman aman
6 0.6 0.7 0.5 1.1 1.2 0.9056 1.4054 1.8580 1.9942 aman aman aman
7 0.6 0.7 0.2 0.8 0.9 0.6933 1.0758 1.4223 1.6861 aman aman aman
8 0.75 1 0.75 1 0.4666 0.7241 0.9573 1.5967 aman aman aman
9 0.75 0.6 0.75 0.6 0.1717 0.2664 0.3522 0.9835 aman aman aman
10 0.5 0.8 0.1 0.6 0.9 0.3604 0.5592 0.7394 0.9304 aman aman aman
11 0.5 0.4 0.3 0.8 0.7 0.5862 0.9097 1.2027 1.2593 aman aman aman
12 1.5 0.8 1.5 0.8 0.1927 0.2991 0.3954 2.9549 aman aman aman
13 1 1.4 1 1.4 0.7245 1.1243 1.4864 3.9643 aman aman aman
14 0.6 0.8 0.3 0.9 1.1 0.9043 1.4033 1.8553 2.5207 aman aman aman
15 0.5 0.6 0.1 0.6 0.7 0.2414 0.3746 0.4952 0.7779 aman aman aman
16 0.9 0.9 0.9 0.9 0.7726 1.1990 1.5852 1.8115 aman aman aman
17 0.35 0.4 0.3 0.65 0.7 0.3626 0.5626 0.7438 0.9259 aman aman aman
18 0.4 0.65 0.2 0.6 0.85 0.4125 0.6401 0.8463 1.1633 aman aman aman
19 0.5 0.5 0.6 1.1 1.1 1.5012 2.3296 3.0798 3.5607 aman aman aman
20 0.7 0.7 0.4 1.1 1.1 1.2589 1.9535 2.5827 3.3193 aman aman aman
21 0.6 0.5 0.1 0.7 0.6 0.1930 0.2995 0.3960 0.4633 aman aman aman
22 0.7 1.5 0.7 1.5 0.4726 0.7335 0.9697 2.9111 aman aman aman
23 0.7 1 0.4 1.1 1.4 1.0495 1.6287 2.1533 4.1560 aman aman aman
24 0.7 1 0.7 1 0.1239 0.1923 0.2542 2.8340 aman aman aman
25 0.6 0.6 0.2 0.8 0.8 0.5647 0.8763 1.1585 1.2186 aman aman aman
26 0.6 0.6 0.4 1 1 1.0680 1.6574 2.1912 2.2629 aman aman aman
27 1.3 1.7 1.3 1.7 1.9054 2.9569 3.9093 6.7936 aman aman aman
28 1 1.5 1 1.5 1.4011 2.1743 2.8746 7.0316 aman aman aman
DAFTAR PUSTAKA
BAKORNAS. (2006). PENGENALAN Sistem drainase jalan raya yang berkelanjutan
KARAKTERISTIK BENCANA DAN UPAYA (Irianto (ed.)). CV. Tohar Media.
MITIGASINYA DI INDONESIA. Direktorat https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id
Mitigasi. =vLJ0EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=jala
Legal, S. (2008). pendekatan pencegahan dan n+emisi&ots=M0wtMmb_zX&sig=ce6wR2tlC
penanggulangan banjir Ligal sebastian. 8(2), oqF8FmehXiEN6-aV8Y
162–169. Triatmojo, B. (2014). Hidrologi Terapan. Beta Offset
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/1 Yogyakarta.
46 Wesli. (2008). Drainase Perkotaan (1st ed.). GRAHA
Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan Yang ILMU.
Berkelanjutan. Andi Offset.
Suripin, Yunianta, A., & Hario Setiadji, B. (2022).

Anda mungkin juga menyukai