Abstrak
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provisi yang beraada di indoneisa yang memiliki
banyak sungai, diantaranya Sungai Gajahwong, Sungai Code, Sungai Winongo. Sungai Gajah Wong merupakan
salah satu sungai yang melintasi daerah perkotaan Yogyakarta. Dampak buruk yang sering terjadi di kawasan
perkotaan yang dilintasi sungai adalah banjir kilat. Banjir kilat sendiri biasanya terjadi akibat permasalahan sistem
drainase yang buruk. Penelitian kali ini penulis akan menganalisis sistem drainase pada Jalan Laksda Adisucipto
KM 6 yang dimana pada kawasan tersebut sering terjadi banjir pada musim penghujan.
Analisis sistem drainase dilakukan dengan membandingkan debit maksimum saluran eksisting dengan
debit banjir rancangan dengan kala ulang 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun. Analisis debit maksimum saluran eksisting
menggunakan persamaan manning dan analisis debit banjir rancangan menggunakan metode rasional.
Hasil dari penelitian ini saluran pada kawasan Jalan Laksda Adisucipto beberapa tidak mampu
menampung debit banjir rancangan dikarenakan minimnya daerah resapan air dan kecilnya dimensi drainase.
Untuk menangani permasalahan ini maka perlu dilakukan perubahan dimensi meliputi lebar maupun tinggi
saluran.
1
=√ (∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ 2 )
−1
=1
𝑡𝑑 = .𝑉
60
Dimana:
tc = Waktu Konsentrasi (menit)
Salah satu jenis perhitungan distribusi yang paling td = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir
sering digunakan adalah Log person III, dengan dari awal masuk saluran drainse sampai ke
persamaan : titik keluaran (menit)
log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋 t0 = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir
Dimana : dari titik lahan terjauh sampai ke saluran
Log 𝑋𝑇 = nilai logaritmis hujan rencana dengan terdekat (menit)
periode ulang T. s = Kemiringan saluran
̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋 = nilai rata-rata hujan dalam skala logaritma. lo = Panjang lintasan aliran di dalam saluran
S log X = standar deviasi dalam skala logaritma. drainse (m)
𝐾𝑇 = factor frekuensi ls = Panjang lintasan aliran diatas permukaan
lahan (m)
3.6 Analisis Kesesuaian Distribusi V = Kecepatan aliran dalam saluran (m/s)
(1) Uji Kesesuaian Chi-Square 3.8 Intensitas
2 Intensitas curah hujan adalah ketinggian
(𝑂 − 𝐸 curah hujan yang terjadi pada suatu waktu tertentu.
𝑥2 = ∑
𝐸 Sifat umum intensitas hujan adalah makin singkat
=1
hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin
Keterangan : tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi
𝑥2 = Nilai Chi-Kuadrat terhitung intensitasnya. Analisis dengan metode mononobe
𝐸 = Jumlah nilai teoriti pada sub kelompok i sebagai berikut :
𝑂 = Jumlah nilai pengamatan pada sub
2
kelompok ke i 𝑅24 24 3
n = Jumlah sub kelompok dalam satu grub. 𝐼= 𝑥[ ]
24 𝑡
Nilai chi-kuadrat harus lebih kecil dari chi-kuadrat
krtitik Dimana :
I = Intensitas Curah Hujan selama time of
(2) Uji Kesesuaian Smirnov-kolmogorov concentration (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam); 𝑡𝑐 = Waktu
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov juga
Konsentrasi
disebut uji kecocokan non parametric karena
R24 = Curah Hujan Maksimum dalam 24 jam
pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi
(Nilai R24 didapat dari hujan
tertentu, tetapi dengan memperhatikan kurva dan
rancangan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun)
penggambaran data pada kertas (Triatmojo, 2014).
(mm)
Jarak penyimpangan terbesar merupakan nilai Δmaks
dengan kemungkinan didapat nilai lebih kecil dari nilai 3.9 Koefisien limpasan
Δkritik, maka jenis distribusi yang dipilih dapat Koefisien limpasam merupakan proses pengaliran air
digunakan. hujan yang melimpas (run off) di atas permukaan
𝑚
𝑃 =1−( tanah, jalan, kebun, dan lain-lain kemudian dialirkan
+1 masuk ke dalam saluran drainase. Koefisien limpasam
𝑚
́𝑃 = 1 − ( ditentukan berdasarkan tipe tata guna lahan pada
−1
Keterangan : daerah tangkapan air (catchment area). Analisi
P = Probabilitas, koefisien limpasan sebagai berikut :
m = Nomor urut, dan ∑(𝑐𝑖 (𝐴𝑖
n = Jumlah data. 𝐶𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜 𝑡 =
𝐴𝑡𝑜𝑡
3.7 Waktu Konsentrasi
Dalam hal ini nilai dari durasi hujan (t) sama
dengan waktu konsentrasi (tc). Waktu konsentrasi
adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan untuk
mengalir. Dalam hal ini waktu konsentrasi disamakan
dengan waktu terjadinya hujan.
𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑
Tabel 3. 3 Nilai Koefisien Limpasan Sisi barat : Sungi Gajah Wong
Sisi timur : Jalan Raya Kledokan
Didapatkan nilai D maks sebesar 0.18 dan nilai kritik sebesar 0,391 didapat pada Tabel nilai D kritik.
Maka D mak < D kritik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel distribusi dapat meawakili distribusi
statistik.
4.7 Ananlisis Curah Hujan rancangan
Analisis hujan rancangan dilakukan pada kala ulang 2, 5, dan 10 tahun. Berdasarkan pemilihan distribusi
ditentukan menggunakan distribusi Log Pearson III. Perhitungan statistik untuk distribusi Log Pearson III dapat
dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4. 9 Tabel Log Person type III
No Tahun Xi Log Xi (Xi-X)2 (Xi-X)3
1 2010 33.6147 1.5265 0.1239 -0.0436
2 2011 57.7229 1.7613 0.0137 -0.0016
3 2012 59.0727 1.7714 0.0115 -0.0012
4 2013 62.4648 1.7956 0.0069 -0.0006
5 2014 63.3503 1.8017 0.0059 -0.0005
6 2020 67.0478 1.8264 0.0027 -0.0001
7 2019 76.8077 1.8854 0.0000 0.0000
8 2015 80.8244 1.9075 0.0008 0.0000
9 2018 97.0235 1.9869 0.0117 0.0013
10 2016 113.1516 2.0537 0.0307 0.0054
11 2017 222.4994 2.3473 0.2198 0.1030
Analisis distribusi hujan dengan metode log pearson III log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋𝑖+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋
dengan persamaan 3.16. log 𝑋𝑇 = 1.878 + (-0.167) x 0.2068
log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋𝑖+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋 log 𝑋𝑇 = 1.844
Dimana : Maka 𝑋𝑇 kala ulang 2 tahun adalah 10^1.844 =
n = 11 69.833
̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖 = 1.878
𝑆 log 𝑋 = 0.2068 (2) Hujan Rancangan Kala Ulang 5 Tahun
𝐶 = 0.8579
Nilai 𝐾𝑇 didapatkan dari Tabel Faktor Frekuensi Kt log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋𝑖+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋
Ditribusi Log Person III dan telah di interpolas menjadi log 𝑋𝑇 = 1.878 + 0.756 x 0.2068
Tabel berikut : log 𝑋𝑇 = 2.0349
Maka 𝑋𝑇 kala ulang 2 tahun adalah 10^2.0349 =
Tabel 4. 10 Nilai 𝑲𝑻 Log Pearson III 108.3696
2 tahun 5 tahun 10 tahun (3) Hujan Rancangan Kala Ulang 10 Tahun
0.900 -0.148 0.769 1.339 log 𝑋𝑇 = ̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋𝑖+𝐾𝑇 𝑆 log 𝑋
0.800 -0.132 0.780 1.336 log 𝑋𝑇 = 1.878 + 1.343 x 0.2068
log 𝑋𝑇 = 2.156
0.858 -0.167 0.756 1.343 Maka 𝑋𝑇 kala ulang 2 tahun adalah 10^2.156 =
143.2729
(1) Hujan Rancangan Kala Ulang 2 Tahun
Titik terjauh dari saluran utama : 797 m (3) Intensitas kala ulang 10 tahun
Beda elevasi lahan : 6.567 m 2
6.567 143.272 24 3
Kemiringan lahan : I = 𝑥[ ]
24 4.839
797
=0.008239649 % = 17.35989125 mm/jam
Maka waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir dari
titik terjauh menuju saluran utama adalah 4.11 Debit Banjir Rancangan Menggunakan
2 Metode Rasional
𝑡𝑜 = . 3,28. 0 .
3 √ Setelah didapatkan data koefisien limpasan, Intensitas,
2 0.013 dan luas area selanjutnya analisis banjir rancangan
𝑡𝑜 = . 3,28. 797. menggunkan persamaan berikut :
3 √0.008239649
𝑡𝑜 = 249.59 menit = 0,278𝑥𝐶𝑥𝐼𝑥𝐴
Makan Waktu konsentrasi adalah (1) Analisis banjir rancangan untuk kala ulang 2
𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑 tahun
𝑡𝑐 = 249.59 + 40.79
Tabel 4. 12 Analisis Banjir Rancangan Kala Ulang
2 Tahun
Saluran
Luas DTA
C
I Q
Akumulasi dari
Debit (3) Analisis debit banjir rancangan kala ulang 10
(km2) (mm/jam) (m3/s) Akumulasi
1 0.162 0.749 8.502 0.288 saluran 1, 2, 25,26 1.726 tahun
2 0.139 0.745 8.502 0.244 saluran 2, 3, 27 0.730
3 0.222 0.410 8.502 0.215 saluran 3,4,19 0.998 Tabel 4. 14 Analisis Debit Banjir Rancangan Kala
4 0.028 0.532 8.502 0.035 saluran 4, 5, 16 0.661
5 0.053 0.624 8.502 0.079 saluran 6, 5, 13, 14 1.417
Ulang 10 Tahun
6 0.235 0.712 8.502 0.395 saluran 6, 7 0.933 Luas DTA I Q Debit
7 0.330 0.689 8.502 0.537 saluran 7, 9 0.714 Saluran C Akumulasi dari
(km2) (mm/jam) (m3/s) Akumulasi
8 0.189 0.680 8.502 0.304 saluran 8, 9 0.481
1 0.162 0.749 17.444 0.590 saluran 1, 2, 25,26 3.542
9 0.101 0.739 8.502 0.177 saluran 9 0.177
2 0.139 0.745 17.444 0.501 saluran 2, 3, 27 1.497
10 0.211 0.745 8.502 0.371 saluran 10 0.371
3 0.222 0.410 17.444 0.442 saluran 3,4,19 2.048
11 0.133 0.738 8.502 0.233 saluran 10,11 0.604
4 0.028 0.532 17.444 0.072 saluran 4, 5, 16 1.356
12 0.140 0.601 8.502 0.198 saluran 12 0.198
5 0.053 0.624 17.444 0.162 saluran 6, 5, 13, 14 2.907
13 0.259 0.515 8.502 0.315 saluran 11, 12, 13 0.746
6 0.235 0.712 17.444 0.811 saluran 6, 7 1.914
14 0.437 0.608 8.502 0.628 saluran 8, 14 0.931
7 0.330 0.689 17.444 1.102 saluran 7, 9 1.465
15 0.161 0.653 8.502 0.249 saluran 15 0.249
16 0.368 0.629 8.502 0.547 saluran 15, 16 0.796 8 0.189 0.680 17.444 0.623 saluran 8, 9 0.986
17 0.223 0.709 8.502 0.373 saluran 17 0.373 9 0.101 0.739 17.444 0.363 saluran 9 0.363
18 0.266 0.676 8.502 0.425 saluran 18 0.425 10 0.211 0.745 17.444 0.761 saluran 10 0.761
19 0.477 0.664 8.502 0.748 saluran 17, 18, 19 1.546 11 0.133 0.738 17.444 0.477 saluran 10,11 1.239
20 0.650 0.714 8.502 1.098 saluran 20, 21 1.297 12 0.140 0.601 17.444 0.407 saluran 12 0.407
21 0.113 0.741 8.502 0.199 saluran 21 0.199 13 0.259 0.515 17.444 0.646 saluran 11, 12, 13 1.531
22 0.275 0.750 8.502 0.487 saluran 22 0.487 14 0.437 0.608 17.444 1.288 saluran 8, 14 1.911
23 0.364 0.691 8.502 0.594 saluran 22, 23 1.081 15 0.161 0.653 17.444 0.510 saluran 15 0.510
24 0.072 0.750 8.502 0.128 saluran 24 0.128 16 0.368 0.629 17.444 1.123 saluran 15, 16 1.633
25 0.329 0.748 8.502 0.582 saluran 25 0.582 17 0.223 0.709 17.444 0.766 saluran 17 0.766
26 0.351 0.738 8.502 0.613 saluran 22, 26 1.100 18 0.266 0.676 17.444 0.872 saluran 18 0.872
27 0.153 0.750 8.502 0.271 saluran 27, 23, 20 1.962 19 0.477 0.664 17.444 1.534 saluran 17, 18, 19 3.172
28 0.626 0.582 8.502 0.861 saluran 28, 25 1.443 20 0.650 0.714 17.444 2.252 saluran 20, 21 2.660
21 0.113 0.741 17.444 0.408 saluran 21 0.408
(2) Analisis debit banjir rancangan kala ulang 5 22 0.275 0.750 17.444 0.999 saluran 22 0.999
23 0.364 0.691 17.444 1.219 saluran 22, 23 2.218
tahun 24 0.072 0.750 17.444 0.262 saluran 24 0.262
25 0.329 0.748 17.444 1.193 saluran 25 1.193
Tabel 4. 13 Analisis Debit Banjir Rancangan Kala 26 0.351 0.738 17.444 1.258 saluran 22, 26 2.257
Ulang 5 Tahun 27 0.153 0.750 17.444 0.555 saluran 27, 23, 20 4.026
28 0.626 0.582 17.444 1.767 saluran 28, 25 2.961
Luas DTA I Q Debit
Saluran C Akumulasi dari
(km2) (mm/jam) (m3/s) Akumulasi 4.12 Evaluasi Saluran
1 0.162 0.749 13.194 0.446 saluran 1, 2, 25,26 2.679
2 0.139 0.745 13.194 0.379 saluran 2, 3, 27 1.133 Untuk mengetahui kapasitas saluran draianse
3 0.222 0.410 13.194 0.334 saluran 3,4,19 1.549 mencukupi atau tidak dalam mengalirkan debit aliran
4 0.028 0.532 13.194 0.055 saluran 4, 5, 16 1.026
5 0.053 0.624 13.194 0.122 saluran 6, 5, 13, 14 2.199
sesuai dengan kala ulangnya yaitu 2, 5, dan 10 tahun
6 0.235 0.712 13.194 0.614 saluran 6, 7 1.447 maka akan dibandingkan antara debit kapasitas saluran
7 0.330 0.689 13.194 0.834 saluran 7, 9 1.108 draianse eksisting dengan debit rancangan dengan kala
8 0.189 0.680 13.194 0.471 saluran 8, 9 0.746
9 0.101 0.739 13.194 0.274 saluran 9 0.274 ulang 2, 5, dan 10 tahun. Jika debit kapasitas saluran
10 0.211 0.745 13.194 0.576 saluran 10 0.576 drainse lebih besar sama dengan dari debit banjir
11
12
0.133
0.140
0.738
0.601
13.194
13.194
0.361
0.308
saluran 10,11
saluran 12
0.937
0.308
rancangan (Qsaluran ≥ Qbanjir) maka saluran
13 0.259 0.515 13.194 0.489 saluran 11, 12, 13 1.158 terkategori aman dan sebaliknya jika debit kapasitas
14 0.437 0.608 13.194 0.974 saluran 8, 14 1.445 saluran lebih kecil dari debit banjir rancangan maka
15 0.161 0.653 13.194 0.386 saluran 15 0.386
16 0.368 0.629 13.194 0.849 saluran 15, 16 1.235
saluran tidak mampu menampung debit air (terjadi
17 0.223 0.709 13.194 0.579 saluran 17 0.579 genangan.) Perbandingan debit kapasitas saluran
18 0.266 0.676 13.194 0.659 saluran 18 0.659 draianse dan debit banjir rancangan dengan kala ulang
19 0.477 0.664 13.194 1.161 saluran 17, 18, 19 2.399
20 0.650 0.714 13.194 1.704 saluran 20, 21 2.012 2, 5, 10 tahun dapat di lihat pada Tabel berikut :
21 0.113 0.741 13.194 0.308 saluran 21 0.308
22 0.275 0.750 13.194 0.755 saluran 22 0.755
23 0.364 0.691 13.194 0.922 saluran 22, 23 1.677
24 0.072 0.750 13.194 0.198 saluran 24 0.198
25 0.329 0.748 13.194 0.903 saluran 25 0.903
26 0.351 0.738 13.194 0.952 saluran 22, 26 1.707
27 0.153 0.750 13.194 0.420 saluran 27, 23, 20 3.045
28 0.626 0.582 13.194 1.337 saluran 28, 25 2.239
Tabel 4. 15 Perbandingan Debit Kapasitas Saluran Drainse Eksisting dengan
Debit Banjir Rancangan Kala Ulang 2, 5 dan 10 Tahun
5. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis didapatkan debit banjir rancangan maksimum kala ulang 2 tahun sebesar 1.9625 m3 /s,
debit banjir rancangan maksimum kala ulang 5 tahun sebesar 3.0454 m3 /s, debit banjir rancangan maksimum
kala ulang 10 tahun sebesar 4.0262 m3 /s terletak pada saluran 27. Dari hasil analisis dapat ditemukan saluran yang
tidak mampu menampung debit banjir rancangan untuk kalah ulang 2 tahun sebanyak 11 saluran, yaitu saluran 1,
5, 6, 11, 14, 17, 18, 19, 20, 25, dan 26. Untuk debit banjir rancangan kala ulang 5 tahun terdapat 14 saluran, yaitu
saluran 1, 5, 6, 7, 11, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, dan 26. Sedangkan untuk debit banjir rancangan kala ulang
10 tahun terdapat 17 saluran, yaitu saluran 1, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, dan 26.
Gambar 5. 1 Saluran Yang Mengalami Genangan
Saluran yang tidak dapat menampung debit banjir rancangan perlu didesain ulang dengan memperlebar dimensi
saluran supaya dapat menangani banjir kilat perkotaan. Hasil analisis perencaan ulang saluran dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 5. 1 Hasil Perencanaan Ulang Saluran
b h rencana b h Debit Banjir Rancangan Kala Ulang (m3/s)kapasitas Keterangan
NO Saluran Eksisting
(eksisting) (eksisting) pelebara (rencana (rencana 2 tahun 5 tahun 10 tahun 2 tahun 5 tahun 10 tahun
(m3/s)
] 1 1 0.5 1.5 1.5 1.6762 2.6012 3.4390 3.7757 aman aman aman
2 1 1 1 1 0.7087 1.0998 1.4540 1.6084 aman aman aman
3 1 1 0.1 1.1 1.1 0.9693 1.5042 1.9887 2.2870 aman aman aman
4 1 1 1 1 0.6419 0.9961 1.3170 1.8476 aman aman aman
5 0.9 0.8 0.3 1.2 1.1 1.3759 2.1351 2.8228 2.9250 aman aman aman
6 0.6 0.7 0.5 1.1 1.2 0.9056 1.4054 1.8580 1.9942 aman aman aman
7 0.6 0.7 0.2 0.8 0.9 0.6933 1.0758 1.4223 1.6861 aman aman aman
8 0.75 1 0.75 1 0.4666 0.7241 0.9573 1.5967 aman aman aman
9 0.75 0.6 0.75 0.6 0.1717 0.2664 0.3522 0.9835 aman aman aman
10 0.5 0.8 0.1 0.6 0.9 0.3604 0.5592 0.7394 0.9304 aman aman aman
11 0.5 0.4 0.3 0.8 0.7 0.5862 0.9097 1.2027 1.2593 aman aman aman
12 1.5 0.8 1.5 0.8 0.1927 0.2991 0.3954 2.9549 aman aman aman
13 1 1.4 1 1.4 0.7245 1.1243 1.4864 3.9643 aman aman aman
14 0.6 0.8 0.3 0.9 1.1 0.9043 1.4033 1.8553 2.5207 aman aman aman
15 0.5 0.6 0.1 0.6 0.7 0.2414 0.3746 0.4952 0.7779 aman aman aman
16 0.9 0.9 0.9 0.9 0.7726 1.1990 1.5852 1.8115 aman aman aman
17 0.35 0.4 0.3 0.65 0.7 0.3626 0.5626 0.7438 0.9259 aman aman aman
18 0.4 0.65 0.2 0.6 0.85 0.4125 0.6401 0.8463 1.1633 aman aman aman
19 0.5 0.5 0.6 1.1 1.1 1.5012 2.3296 3.0798 3.5607 aman aman aman
20 0.7 0.7 0.4 1.1 1.1 1.2589 1.9535 2.5827 3.3193 aman aman aman
21 0.6 0.5 0.1 0.7 0.6 0.1930 0.2995 0.3960 0.4633 aman aman aman
22 0.7 1.5 0.7 1.5 0.4726 0.7335 0.9697 2.9111 aman aman aman
23 0.7 1 0.4 1.1 1.4 1.0495 1.6287 2.1533 4.1560 aman aman aman
24 0.7 1 0.7 1 0.1239 0.1923 0.2542 2.8340 aman aman aman
25 0.6 0.6 0.2 0.8 0.8 0.5647 0.8763 1.1585 1.2186 aman aman aman
26 0.6 0.6 0.4 1 1 1.0680 1.6574 2.1912 2.2629 aman aman aman
27 1.3 1.7 1.3 1.7 1.9054 2.9569 3.9093 6.7936 aman aman aman
28 1 1.5 1 1.5 1.4011 2.1743 2.8746 7.0316 aman aman aman
DAFTAR PUSTAKA
BAKORNAS. (2006). PENGENALAN Sistem drainase jalan raya yang berkelanjutan
KARAKTERISTIK BENCANA DAN UPAYA (Irianto (ed.)). CV. Tohar Media.
MITIGASINYA DI INDONESIA. Direktorat https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id
Mitigasi. =vLJ0EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=jala
Legal, S. (2008). pendekatan pencegahan dan n+emisi&ots=M0wtMmb_zX&sig=ce6wR2tlC
penanggulangan banjir Ligal sebastian. 8(2), oqF8FmehXiEN6-aV8Y
162–169. Triatmojo, B. (2014). Hidrologi Terapan. Beta Offset
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/1 Yogyakarta.
46 Wesli. (2008). Drainase Perkotaan (1st ed.). GRAHA
Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan Yang ILMU.
Berkelanjutan. Andi Offset.
Suripin, Yunianta, A., & Hario Setiadji, B. (2022).