Anda di halaman 1dari 3

Nama : Raisha Ghadati Raudina

NIM : 207020008

Mata Kuliah : Perencanaan Kota

Program Studi : Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara

Dosen : Ir. Morida Siagian, MURP, PhD

Tinjauan Contoh Ruang Sosial Yang Terbentuk Oleh Masyarakat

Nama Tempat : Pasar Ular

Lokasi : Jl. Soetomo, Kelurahan Pandau Hilir, Kecamatan Medan Perjuangan

Pasar Ular merupakan salah satu pasar yang ada di Kota Medan. Pasar ular bukanlah pasar tempat
diperdagangkannya hewan berupa ular, melainkan sebutan pasarnya sendiri. Pada dasarnya diawali
dengan kata ular, yang dalam bahasa Medan sehari-hari adalah orang yang suka berbohong dan licik. Ular
itu sendiri merupakan hewan yang dikenal dengan kelicikannya dalam melawan mangsanya. Jadi, ular
sering disematkan pada orang yang licik. Jadi, pasar ular di sini berarti pasar barang bekas di mana
penjualnya adalah orang-orang yang licik, dalam arti mereka bisa memproses kata-kata dalam
menawarkan barangnya untuk menarik pembeli, meski kata-katanya belum tentu benar. Latar belakang
Pasar Ular dimulai pada akhir 1990-an, ketika krisis moneter melanda. Berawal dari tidak sedikit
masyarakat yang menjual barang bekas berupa besi tua yang tidak lagi digunakan di trotoar Jalan
Soetomo Medan. Kemudian, seiring berjalannya waktu, beberapa orang yang menjual besi tua, mengajak
orang untuk menjual barang bekas juga di trotoar, dan semakin banyak pedagang setiap hari dan barang
mereka semakin banyak dan beragam.

Pasar Ular merupakan sebuah Pasar yang berada di Jalan Soetomo Medan tepatnya berada di
Kelurahan Pandau Hilir, Kecamatan Medan Perjuangan (Gambar 1). Kelurahan ini lebih didominasi oleh
ruko-ruko. Pada dasarnya tempat yang digunakan para pedagang sebagai tempat berdagang tersebut
merupakan trotoar tempat bagi pejalan kaki untuk melintas yang kemudian diubah oleh mereka menjadi
lapak tempat jual beli barang bekas. Para pembeli atau konsumen yang berkunjungr untuk berbelanja
khususnya yang menggunakan kendaraan harus mengambil bahu jalan untuk memarkirkan kendaraan
mereka, sebab Pasar Ular berada di trotoar pinggir jalan yang sebenarnya menggangu pengguna jalan raya
di sekitar Jalan Soetomo Medan.
Gambar 1
Lokasi Pasar Ular

Pasar ini
memiliki waktu buka
dan tutup yang tidak jelas, karena para pedagang sendiri yang bebas menentukan kapan mulai berjualan
dan selesai berjualan. Pasar ular mulai ramai pada pukul 3 siang hingga 5 sore. Para pembelinya datang
dari berbagai kalangan umur baik itu remaja sampai orang dewasa. Pasar itu sendiri merupakan tempat
jual beli barang-barang bekas yang begitu beragam, mulai dari barang elektronik, perlengkapan rumah
tangga, barang-barang antik dan sebagainya. Para pedagang yang menjual dagangan mereka di Pasar Ular
tidak memiliki gedung pertokoan ataupun berupa kios-kios untuk tempat berjualan seperti pada pasar
umumnya. Mereka hanya bermodalkan alas dan lapak untuk berjualan di Pasar Ular (Gambar 2). Alas
yang mereka miliki berguna untuk meletakkan barang-barang dagangan mereka yang berupa barang

bekas yang begitu banyak macamnya.

Gambar 2 Kondisi Pasar Ular


Pasar Ular itu sendiri letaknya berada dekat dengan Pusat Pasar sehingga banyak pembeli yang
datang di sekitaran wilayah Pusat Pasar. Hal ini menjadi salah satu keuntungan bagi para pedagang yang
berada di Pasar Ular untuk membuka lapak mereka di wilayah tersebut karena dengan adanya Pusat Pasar
membuat para pembeli yang datang ke sekitaran wilayah itu dapat mengetahui keberadaan Pasar Ular.
Eksistensi Pasar Ular terlihat akan terus berlangsung setelah melihat pengaruh dari para pengunjung yang
antusias terhadap barang yang diperjual-belikan (Gambar 3). Keberadaan pedagang Pasar Ular pada
dasarnya tidak memiliki izin, namun mereka tetap berjualan guna mencari nafkah untuk melangsungkan
hidupnya. Perlu adanya kebijakan pemerintah yang sesuai terhadap hal ini karena menjadikan dilematis
dimana di satu sisi lokasi tersebut merupakan tempat pejalan kaki dan menghambat para pejalan kaki
serta mengganggu lalu lintas di Jalan Soetomo Medan akibat dari para pedagang yang berjualan. Namun
disisi lain apabila digusur akan menghilangkan pekerjaan bagi para pedagang yang telah bertahun-tahun
berjualan di tempat tersebut.

Gambar 3 Aktivitas Jual Beli di Pasar Ular

Dari pengamatan saya, dapat disimpulkan bahwa Pasar Ular pada awalnya tidak direncanakan,
tetapi karena kondisi ekonomi yang disebabkan oleh krisis moneter yang menyebabkan para pedagang
berjualan di lokasi tersebut untuk mencari nafkah. Selain itu faktor yang membuat Pasar Ular bertahan
sampai sekarang adalah harga barang yang diperdagangkan tidak terlalu mahal dan tempat penjualannya
dekat dengan Pusat Pasar.

Anda mungkin juga menyukai