Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia


yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku
Alaman, Dengan berbagai predikat, baik dari sejarah maupun potensi yang ada kotler (1996)
manyatakan bahwa pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan
atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu
pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Secara harfiah kata Pasar
berarti berkumpul untuk tukar menukar barang atau jual beli, yang dilaksanakan sekali dalam
5 hari Jawa. Kata Pasar diduga dari kata Sansekerta Pancawara . Yang utama dalam kegiatan
pasar adalah interaksi sosial dan ekonomi dalam satu peristiwa. Berkumpul dalam arti saling
ketemu muka dan berjual pada hari pasaran menjadi semacam panggilan sosial periodik
(Wiryomartono, 1995).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pasar adalah sekumpulan orang
yang melakukan kegiatan transaksi jual-beli. Pasar merupakan sebuah tempat untuk kegiatan
jual-beli yang diselenggarakan oleh sebuah organisasi atau perkumpulan dengan maksud
untuk mencari derma. Syarat untuk dapat dikatakan pasar adalah adanya penjual dan pembeli.
Adanya interaksi antara penjual dan pembeli (transaksi jual beli). Ciri-ciri itu seperti ada
barang atau jasa yang diperjualbelikan, terjadi transaksi jual beli, adanya proses permintaan
dan tawar menawar, terjadinya interaksi antara pembeli dan penjual, dan transaksi terjadi
ketika ada kesepakatan antaran penjual dan pembeli. Dalam bidang fotografi, fotografer bisa
merekam semua objek yang terdapat di alam dan di lingkungan sekitarnya. Banyak sekali
objek foto yang bisa direkam dan diabadikan dalam sebuah karya fotografi secara alamiah
atau yang diambil berdasarkan momen yang terjadi dalam suatu kejadian ataupun dengan
dikondisikan. Fotografi adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani, Fos yang berarti cahaya
dan Grafo yang berarti melukis atau menulis, yang diciptakan oleh John Herschel pada 1839
(Tolmachev). Fotografi, menurut Sena Gumira Ajidarma, dalam bukunya berjuluk "Kisah
Mata,Fotografi antara Dua subyek: Perblncangan tentang Ada" (2005:150) adalah sebuah
proses yang dihidupkan oleh waktu. Tindakan memotret,kemudlan disebut sebagai tindakan
mengabadikan. Sedangkan dalam situs Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian fotografi

1
adalah seni dan proses penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang
dipekakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pendek kata, penjabaran dari fotografi itu tak
lain berarti “menulis atau melukis dengan cahaya”.

Mobilitas orang dipasar cukup tinggi sehingga saya tertarik untuk memperlihatkan
gerak dan aktivitas serta mobilitas yang ada dengan teknik long exposure. Long Exposure
merupakan salah satu teknik fotografi yang dilakukan dengan prioritas bukaan lambat pada
rana, karena penggunaan kecepatan rana lambat tersebut dimaksudkan untuk merekam
pergerakan objek. Objek tersebut direkam pergerakannya dengan menggunakan teknik Long
Exposure, sehingga secara visual yang tercipta yaitu objek yang bergerak nampak
pergerakannya. Aktivitas Pasar Tradisional akan divisualisasikan sedemikian rupa dengan
menggunakan teknik Long exposure serta dengan memperhatikan beberapa aspek yang
berkaitan dengan estetika dan komposisi. Estetika merupakan keindahan dan komposisi.
Pembentukan karya seni merupakan upaya penataan elemen-elemen visual sehingga tercipta
susunan yang harmonis. Dra. Astini Kusmiati mendefinisikan bahwa estetika adalah kondisi
yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang tetapi rasa keindahan
tersebut baru akan dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen elemen
keindahan yang terkandung pada suatu objek.
Penulis mengambil objek foto di 4 Pasar Tradisional yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta seperti di Pasar Bringharjo, Pasar Kotagede, Pasar Pundong Dan Pasar Sleman.
Beberapa pasar tersebut memiliki keunikan tersendiri yang penulis rasa tepat untuk
pengambilan objek atau sasaran fotografi dengan teknik Long Exposure. Berikut keunikan
dari ke-4 pasar tersebut:
1. Pasar Bringharjo
Salah satu pasar terbesar dan tertua di Yogyakarta dan semakin terkenal di
kalangan wisatawan karena keunikannya, dimana ketika berkunjung ke pasar
ini kita tidak hanya menemukan penjual sayur saja, namun juga ada banyak
sekali penjual baju batik, aksesoris unik, oleh-oleh, makanan ringan, barang
antik dan bahkan bumbu dan rempah-rempah Jawa serta yang lainnya.
2. Pasar Legi Kotagede
Selain pasar Bringharjo, Pasar Kotagede juga termasuk salah satu pasar tertua di
Yogyakarta. Memiliki sejarah dan budaya yang panjang serta bangunannya yang khas
dan masuk dalam bangunan cagar budaya. Dan pasar ini juga masuk dalam pasaran
jawa yaitu Legi artinya dalam 5 hari sekali akan menemukan pasar ini jauh lebih
2
ramai dari hari-hari biasanya. Apa penandanya? Jika Hari Nasional berakhiran Legi,
seperti Selasa Legi, Minggu Legi. Dan lain sebagainya.
3. Pasar Pundong.
Pasar Pundong, Yang terletak di selatan Yogyakarta ini juga unik dan menarik. Selain
memiliki hari pasaran yaitu Wage sama halnya dengan pasar Legi Kotagede yang juga
memiliki hari pasaran serta jauh lebih ramai dari hari biasanya. Pasar ini menjadi
sentra pengerajin pande besi yang hanya musiman ketika pasaran saja. Dan yang
menjadikannya menarik yaitu adanya jajan tradisional yang ada dipasar ini kethak,
gethuk alot/lemet dan lain sebagainya.
4. Pasar Sleman
Pasar Sleman. Yang terletak di utara Yogyakarta ini memiliki keunikan yang terletak
pada pasar unggas seperti kelinci, ayam dan hewan unggas lainnya serta barang-
barang lawas yang bisa dijumpai saat pasaran saja yaitu Penanggalan Jawa Pahing.
Selain dari pada itu Pasar Sleman ini juga sama dengan pasar yang lain di Yogyakarta
yaitu pasar tradisional yang menjual bahan kebutuhan pokok sehari-hari seperti sayur-
mayur serta bahan yang lainnya.
Penulis punya latar belakang yang hobi fotografi, merasa ketika hobi tersebut dapat
"dikawinkan" dengan dunia desain akan mengahasilkan sesuatu yang menarik. Seiring
berjalannya waktu untuk mengenal fotografi lebih mendalam ketertarikan penulis jatuh pada
salah satu cabang dalam fotografi yaitu fotografi dengan teknik Long Exposure Fotografi
long exposure dirasa paling tepat untuk merepresentasikan realitas sosial yang ada di pasar
tradisional. Hal ini bertolak pada hobi penulis mengabadikan hal-hal menarik yang ditemui di
beberapa pasar yang pernah dikunjungi seperti aktivitas yang ada dipasar dan
keunikannya .Penulis merasa tertarik dengan potret yang ada dipasar dalam perspektif
fotografi long exposure dan akan merangkumnya menjadi sebuah buku fotografi yang
nantinya bersisi foto-foto serta diiringi dengan narasi dan menggunakan gaya minimalisme
agar terkesan simpel namun elegan serta tidak terkesan rumit saat buku ini dibaca dan dilihat
oleh sasaran yang dituju. Saat ini desain minimalis menjadi alternatif pilihan oleh para
desainer ditengah berbagai macam gaya desain yang ada. Desain minimalis dapat ditemui
diberbagai karya visual misalnya ilustrasi, tipografi bahkan logo yang simpel dan minimalis.

3
Contoh Fotografi Pasar:

Gambar 2.1 Street Fotografi Pasar

Sumber (http://www.infofotografi.com/blog/2017/11/bahas-foto-street-photography-di-pasar/)

Gambar 2.2 Aktivitas Pasar Andir diwaktu Subuh

Sumber (https://komunitasaleut.com/2015/08/21/suatu-subuh-di-pasar-andir/)

Gambar 2.3 Transaksi Jual beli dipasar tradisional

Sumber (https://nationalgeographic.grid.id/read/13305618/melestarikan-pasar-tradisional-
melestarikan-budaya-bangsa?page=all)

1.2 Rumusan Perancangan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan perancangan sebagai berikut :


1. Bagaimana gambaran umum tentang aktivitas kegiatan dipasar tradisional ?
2. Bagaimana membuat karya fotografi Long Exposure “Aktivitas Pasar” ?
3. Bagaimana merangkum semua Aktivitas Pasar ke dalam sebuah katalog
fotografi?

4
1.3 Batasan Perancangan

1. Fokus tertuju pada aktivitas kegiatan yang ada dipasar tradisional


2. Tertuju pada ruang lingkup seputar fotografi long exposure
3. Fokus perancangan katalog fotografi long exposure tertuju kebeberapa pasar
tradisonal yang ada di Yogyakarta

1.4 Tujuan Perancangan


1. Menciptakan karya fotografi dengan objek aktivitas pasar tradisional melalui
media fotografi,
2. Menciptakan visual dramatisasi dengan teknik Long Exposure pada media
fotografi, dan menampilkan karya fotografi yang memiliki nilai estetis.
3. Informatif tentang kehidupan atau aktivitas pasar tradisional sebagai objek di
dalamnya.

1.5 Manfaat perancangan

1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu menambah wawasan pengetahuan tentang pasar tradisional
sebagai sasaran objek fotografi dan katalog fotografi long exposure.
2. Bagi Lembaga (STSRD VISI)
Menambah referensi bagi akademis khususnya desain komunikasi visual mengenai
katalog fotografi long exposure, serta berbagai bahan masukan untuk penulis
selanjutnya.
3. Bagi sasaran objek
Menambah wawasan baru bagi sasaran objek yaitu pasar tradisional yang ada di
Yogyakarta
4. Bagi Masyarakat
Membantu masyarakat untuk selalu melestarikan pasar tradisional melalui media
komunikasi visual berupa katalog fotografi long exposure.

Anda mungkin juga menyukai